Anda di halaman 1dari 68

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB 2
UJI LAPANGAN

2.1 LANDASAN TEORI


Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari butiran material-
material padat yang tidak tersedimentasi satu sama lainnya, serta terletak di atas
batuan dasar. Ikatan antar butiran relatif lemah disebabkan adanya ruang (rongga)
diantara partikel-partikel butiran tanah. Ruang (rongga) tersebut dapat berisi air,
udara ataupun keduanya. Tanah yang sudah benar-benar kering maka tidak akan
ada air sama sekali dalam porinya, kejadian semacam ini jarang ditemukan pada
tanah yang masih dalam keadaan asli lapangan (Imannuel, 2014).
Pengujian lapangan merupakan dasar perencanaan dalam merencanakan
suatu bangunan yang aman, stabil, dan ekonomis. Pengujian lapangan tidak hanya
meliputi tanah yang menjadi tumpuan sebuah bangunan (fondasi), melainkan juga
mengenal lingkungan yang bisa memberikan keterangan tambahan untuk
perencanaan. Uji lapangan terdiri dari penyelidikan tanah untuk perencanaan
gedung dan jalan. Penyelidikan tanah untuk perencanaan gedung terdiri dari uji
sondir, SPT (Standard Penetration Test), handbor, dan sand cone test, sedangkan
untuk perencanaan jalan terdiri dari uji DCP (Dynamic Cone Penetrometer Test),
CBR lapangan dan sand cone test. (Pengujian Teknis Pengujian Tanah Kementrian
PUPR).
Tujuan uji lapangan adalah untuk mengetahui keadaan tanah terhadap
suatu pembangunan suatu gedung dan jalan, serta untuk mendapatkan tanah
terganggu (disturbed sample) dan tanah tidak terganggu (undisturbed sample).
Tanah terganggu (disturbed sample) untuk untuk mengetahui keadaan struktur
tanah dilapangan yang sebenarnya. Tanah tidak terganggu (undisturbed sample)
untuk memperkirakan sifat-sifat tanah bagi analitis kekuatan, stabilitas dan studi
aliran air (Sahati, 2015).

7
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.2 UJI SONDIR


2.2.1 Maksud
Uji sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman tanah keras (q c = 150
kg/cm2) dan mengetahui perlawanan tanah terhadap tekanan ujung konus
(hambatan pelekat), serta perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus.

2.2.2 Landasan Teori


Uji sondir bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah pada setiap
lapisan, serta mengetahui kedalaman lapisan tanah keras. Sondir test dilakukan
pada lapisan tanah lempung untuk mendapatkan nilai perlawanan penetrasi konus
dan hambatan lekat. Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap
ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas. Hambatan lekat adalah
perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya per satuan panjang.
Nilai perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat dapat diketahui dari bacaan
pada manometer (M.Das 1985).
Uji sondir dilakukan untuk mengetahui elevasi lapisan tanah keras dan
homogenitas tanah dalam arah lateral. Tujuan sondir secara umum adalah untuk
mengetahui kekuatan tanah tiap kedalaman dan stratifikasi tanah secara
pendekatan. Hasil CPT (cone penetration test) disajikan dalam bentuk diagram
sondir yang mencatat nilai tahanan konus dan friksi selubung, kemudian digunakan
untuk menghitung daya dukung fondasi yang diletakkan pada tanah tersebut. (ISSN
No. 1978-3515).
Hasil sondir test dapat digunakan untuk merencakan daya dukung ujung
(end bearing), dan perlawanan keliling permukaan tiang (friction/fondasi adhesion
resistence) dari pondasi tiang maupun daya dukung pondasi dangkal. Sondir test
sangat praktis untuk mengetahui dengan cepat letak kedalaman lapisan tanah keras,
bahkan dengan mengevaluasi nilai rasio gesekan (friction ratio). Sondir test dapat
dilakukan pendeskripsian jenis tanah pada setiap lapisan berdasarkan nilai
klasifikasi tanahnya (Putra 2017).

8
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
TNR TNR
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Tabel 2.1 Hubungan Nilai Tahanan Konus terhadap Konsistensi Tanah

No Tahanan Konus q c (kg/cm2) Konsitensi Tanah


1 < 5,000 Sangat lunak
2 5,000 – 10,000 Lunak
3 10,000 – 20,000 Teguh
4 20,000 – 40,000 Kenyal
5 40,000 – 80,000 Sangat kenyal
6 80,000 – 150,000 Keras
7 > 150,000 Sangat keras
Sumber A.Puri & R Ardiansyah/j. Saintis 10(1) 2008.pp.11-20

2.2.3 Peralatan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaaan uji sondir adalah sebagai
berikut :
1. Mesin sondir; 6. Ambang penekan;
2. Setang sondir; 7. Peralatan panjang;
3. Mantle cone; 8. Kunci inggris; dan
4. Friction cone; 9. Cangkul.
5. Jangka spiral;

9
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Gambar 2.1 Bagian-Bagian Alat Sondir


Sumber: Modul Praktikum Mekanika Tanah, 2020
Keterangan:
1. Gigi penekan; 14. Kunci tiang;
2. Gigi cepat; 15. Kaki sondir;
3. Gigi lambat; 16. Jangka spiral;
4. Tiang pelurus; 17. Setang dalam;
5. Rantai; 18. Patent konus;
6. Setelan rantai; 19. Lubang pengisian oli;
7. Engkol pemutar; 20. Piston;
8. Ruang oli; 21. Oli seal;
9. Kunci tiang; 22. Ring penahan seal;
10. Tracker; 23. Mur penahan seal;
11. Manometer; 24. Kunci piston;
12. Kaki ruang oli; 25. Kop penarik;
13. Setang sondir; 26. Bikonus.

10
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Gambar 2.2 Setang Sondir


Sumber: Modul Praktikum Mekanika Tanah, 2020
Keterangan posisi konus:
Posisi A tidak perlu di bold
Setang sondir menekan bikonus sampai kedalaman tertentu, setang dalam (plunger)
belum ditekan (belum ada pengukuran).
Posisi B
Setang dalam ditekan masuk sedalam 4 cm, ujung bikonus menembus lapisan tanah.
Tahanan konus diukur oleh manometer dengan perantaraan setang dalam.
Posisi C
Setang dalam ditekan terus, ujung bikonus dan dinding gesek bergerak bersama-
sama menembus lapisan tanah. Jumlah tahanan konus dan hambatan pelekat diukur
oleh manometer dengan perantaraan setang dalam.
Posisi D
Setang sondir ditekan kembali, ujung bikonus dan dinding gesek bergabung lagi.
Bikonus siap melakukan penetrasi untuk pengukuran pada kedalaman selanjutnya.

11
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.2.4 Prosedur Percobaan


Prosedur yang dilakukan pada percobaan uji sondir adalah sebagai berikut:
1. Melakukan persiapan alat sebelum melakukan percobaan uji sondir dengan
cara:
a. Membuka baut penutup lubang pengisian oli dan membuka keran
manometer, lalu memasang kunci piston pada ujung piston.
b. Menekan berkali-kali kunci piston ke atas sampai oli keluar.
c. Mengisi oli dari lubang pengisian sampai penuh setelah oli yang lama
habis. Menggerakkan kunci piston naik turun secara perlahan untuk
menghilangkan gelembung udara. Menutup kembali lubang pengisian
setelah tidak ada gelembung udara.
d. Menutup salah satu keran manometer, menekan kunci piston pada alas
rangka. Kemudian memperhatikan kenaikan jarum manometer, hentikan
penekanan dan tahan (kunci) setang pemutar apabila jarum akan mencapai
25% ke maksimal manometer, bila terjadi penurunan pada jarum
manometer berarti ada kebocoran antara lain pada sambungan-sambungan
napel, baut penutup oli atau padaseal piston. Melakukan hal yang sama
untuk manometer yang lainnya.
e. Memasang friction cone/mantle cone pada drad setang sondir berikut
setang dalamnya. Menempatkan setang sondir tersebut pada lubang
pemusat pada rangka sondir tepat di bawah ruang oli. Memasang kop
penekan.
f. Mendorong traker, pada posisi lubang terpotong lalu memutar engkol
pemutar sampai menyentuh ujung atas setang sondir. Percobaan dan
pengukuran siap dilakukan.
g. Memberi tanda pada tiang sondir tiap 20 cm dengan spidol, gunanya untuk
mengetahui saat dilakukan pembacaan manometer.
h. Memutar kembali engkol pemutar sehingga patent friction cone/mantle
cone masuk ke dalam tanah. Setelah mencapai batas 20 cm (melihat tanda

12
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

i. spidol), memutar sedikit engkol pemutar dengan arah berlawanan, menarik


traker ke depan dalam posisi lubang bulat.
j. Membuka keran yang menuju manometer 60 kg/cm2.
2. Membersihkan lokasi pekerjaan lalu memasangkan dua atau empat jangka
spiral sesuai dengan kondisi tanah dengan jarak tertentu agar cocok dengan
kaki sondir.
3. Menjepit rangka sondir dengan ambang pada jangka tersebut, lalu mengatur
posisi sondir agar tegak lurus, dengan cara mengendurkan kunci tiang samping.
4. Memutar kembali engkol pemutar sehingga setang dalam tertekan ke dalam
tanah dengan kecepatan 2 cm/detik. Setang dalam akan menekan piston lalu
akan menekan oli di dalamnya, tekanan yang terjadi akan terbaca pada
manometer. Mantle cone hanya akan mengukur tahanan ujung konus (q c )
sedangkan friction cone akan mengukur tahanan ujung konus dan gesekan
dinding terhadap tanah.
5. Menekan setang, mencatat angka penunjuk yang pertama pada jarum
manometer teruskan penekanan sampai jarum namometer bergerak yang kedua
kalinya.
6. Melakukan penekanan dengan hati-hati dan mengamati selalu jarum
manometer. Bila diperkirakan tekanan akan melebihi kapasitas manometer,
menutup kran manometer tersebut dan keran manometer yang berkapasitas
besar dibuka. Setang sondir usahakan tidak menyentuh piston karena dapat
menyebabkan kelebihan tekanan secara drastis dan merusak manometer.
7. Memutar kembali engkol pemutar berlawanan arah lalu posisi traker
dipindahkan kembali menjadi posisi lubang terpotong. Melakukan penekanan
kembali sejarak 20 cm berikutnya dan ulang prosedur 3 sampai 5.
8. Menaikkan piston penekan supaya setang sondir dapat disambung.
Menggunakan kunci pipa untuk mengencangkannya.
9. Menghentikan pekerjaan setelah mencapai kedalaman tanah keras (tahanan
konus lebih besar dari 150 kg/cm2 penyelidikan dihentikan).

13
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

10. Mencabut setang sondir yang sudah ditanam dengan cara sebagai berikut :
a. Memutar engkol pemutar agar piston penekan terangkat.
b. Menarik traker pada posisi lubang terpotong.
c. Mendorong traker pada posisi lubang terpotong.
d. Memutar engkol pemutar sehingga setang sondir terangkat sampai setang
sondir berikutnya terlihat.
e. Menahan setang sondir bawah dengan kunci pipa agar rangkaian tidak
jatuh.
f. Melepaskan setang sondir bawah dengan kunci pipa yang lainnya.
g. Mengulangi prosedur sebelumnya untuk setang sondir berikutnya.
11. Melakukan perawatan yang dilakuan untuk menjaga/merawat alat sondir test
adalah sebagai berikut:
a. Setang sondir harus segera dibersihkan dari kotoran atau tanah yang
melekat setelah digunakan. Sesudah dibersihkan lumuri dengan oli
secukupnya agar tidak berkarat.
b. Patent konus atau bikonus yang telah di pakai harus segera di bersihkan.
Setelah dibersihkan coba digerak-gerakkan. Apakah terjadi kemacetan,
jika terjadi kemacetan, buka rangkaian alat ini dan rendam dalam minyak
tanah lalu disikat dengan hati-hati. Melumuri dengan oli yang masih baru
kemudian dirangkaikan lagi sehingga gerakkannya tidak ada yang
terhambat.
c. Menambahkan stempet pada gigi penggerak mesin sondir bagian atas bila
sudah kering.
d. Melumasi seluruh bagian yang berkerak atau bergesekkan secara
bersekala.
e. Membuka ruang oli dan periksa oli seal di dalamnya apabila terjadi
kebocaran oli. Mengganti dengan yang baru apabila oli seal tersebut
sobek.

14
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.2.5 Perhitungan
Perhitungan Sondir test pada kedalaman 1180,000 cm dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
1. Dimensi alat bikonus: diratakan sama dengannya
a. Diameter ujung bikonus (D c ) = 3,560 cm
b. Diameter selimur geser (D g ) = 3,560 cm
c. Tinggi selimut geser (h g ) = 13,300 cm
2. Hasil Pengukuran:
a. Tekan konus (q c ) = 120,000 kg/cm2
b. Jumlah perlawanan (JP) = 140,000 kg/cm2
1
3. Luas Potongan Melintang Bikonus (A c ) = × π × D c2
4
1
= × 3,140 × 3,560 2
4
= 9,949 kg/cm²
4. Gaya Geser Yang Bekerja (P) = A c (JH − q c )
= 9,949 × (140,000 − 120,000)
= 198,980 kg/cm²
4. Luas Selimut Geser (A g ) = π × Dg × hg
= 3,140 × 3,560 ×13,300

= 148,673 cm 2
5. Rumus Perlawanan Gesek = (JH − q c )
= (140,000 − 120,000)

= 20,000 kg/cm 2
5 × D c × (JH − qc)
6. Hambatan Peletakan (HP) =
hg

5,000 × 3,560 × (20,000 )


=
13,300
= 26,766 kg/cm²

15
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Faktor pembacaan (pembacaan penurunan 20 cm)


Untuk harga Dc = Dg =D
Hg = 13,300 cm
7. Jumlah Hambatan Pelekat (JHP) = ∑ HP

= 1086,737 kg/cm
Dc × (JP − qc)
8. Hambatan Setempat (HS) =
4 × hg

3,560 × (20,000)
=
4 × 13,300

= 1,338 kg/cm 2

2.2.6 Hasil Pemeriksaan


Hasil pemeriksaan sondir yang dilakukan di Lapangan Laboratorium
Teknik Sipil Kampus F7 Universitas Gunadarma, Jalan Kelapa Dua Wetan,
Ciracas, Jakarta Timur. Pemeriksaan sondir dilakukan berdasarkan prosedur yang
telah ditetapkan pada Modul Praktikum Mekanika Tanah 2020, dengan mengacu
pada SNI 2827:2008 Tentang Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan Alat Sondir.
Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Gambar 2.3.

16
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

coba di cek lagi ukuran logo harus 2,5x2,5 cm


LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur
tebal garis 3pt
Lampiran Surat : 1/76 Dikerjakan : Kelompok 3
Pekerjaan : Uji sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 10 April 2021

Tabel 2.2 Hasil Pemeriksaan Sondir

Jumlah Perlawanan Hambatan Hambatan


Kedalaman qc Gesek Pelekat JHP
Perlawanan Setempat
(cm) (kg/cm²) (kg/cm)
(kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm) (kg/cm²)
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
20,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
40,000 10,000 13,000 3,000 4,015 4,015 0,201
60,000 11,000 18,000 7,000 9,368 13,383 0,468
80,000 14,000 20,000 6,000 8,030 21,414 0,402
100,000 19,000 20,000 1,000 1,338 22,752 0,067
120,000 18,000 26,000 8,000 10,707 33,459 0,535
140,000 20,000 27,000 7,000 9,368 42,827 0,468
160,000 19,000 26,000 7,000 9,368 52,195 0,468
180,000 20,000 30,000 10,000 13,383 65,579 0,669
200,000 16,000 20,000 4,000 5,353 70,932 0,268
220,000 15,000 20,000 5,000 6,692 77,624 0,335
240,000 15,000 25,000 10,000 13,383 91,008 0,669
260,000 15,000 20,000 5,000 6,692 97,699 0,335
280,000 20,000 25,000 5,000 6,692 104,391 0,335
300,000 18,000 25,000 7,000 9,368 113,759 0,468
320,000 19,000 25,000 6,000 8,030 121,789 0,402
340,000 15,000 20,000 5,000 6,692 128,481 0,335
360,000 19,000 21,000 2,000 2,677 131,158 0,134
380,000 20,000 25,000 5,000 6,692 137,850 0,335
400,000 20,000 25,000 5,000 6,692 144,541 0,335
420,000 25,000 30,000 5,000 6,692 151,233 0,335
440,000 24,000 30,000 6,000 8,030 159,263 0,402
460,000 20,000 24,000 4,000 5,353 164,617 0,268
480,000 20,000 25,000 5,000 6,692 171,308 0,335

17
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

ini juga
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : 2/57 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Uji sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 10 April 2021

Tabel 2.3 Hasil Pemeriksaan Sondir (Lanjutan)

Jumlah Perlawanan Hambatan Hambatan


Kedalaman qc Gesek Pelekat JHP
Perlawanan Setempat
(cm) (kg/cm²) (kg/cm)
(kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm) (kg/cm²)

500,000 19,000 25,000 6,000 8,030 179,338 0,402


520,000 25,000 30,000 5,000 6,692 186,030 0,335
540,000 35,000 40,000 5,000 6,692 192,722 0,335
560,000 35,000 40,000 5,000 6,692 199,414 0,335
580,000 25,000 30,000 5,000 6,692 206,105 0,335
600,000 20,000 25,000 5,000 6,692 212,797 0,335
620,000 20,000 23,000 3,000 4,015 216,812 0,201
640,000 20,000 30,000 10,000 13,383 230,195 0,669
660,000 19,000 25,000 6,000 8,030 238,226 0,402
680,000 15,000 16,000 1,000 1,338 239,564 0,067
700,000 15,000 26,000 11,000 14,722 254,286 0,736
720,000 40,000 50,000 10,000 13,383 267,669 0,669
740,000 25,000 30,000 5,000 6,692 274,361 0,335
760,000 30,000 37,000 7,000 9,368 283,729 0,468
780,000 30,000 35,000 5,000 6,692 290,421 0,335
800,000 30,000 35,000 5,000 6,692 297,113 0,335
820,000 30,000 35,000 5,000 6,692 303,805 0,335
840,000 30,000 35,000 5,000 6,692 310,496 0,335
860,000 30,000 45,000 15,000 20,075 330,571 1,004
880,000 40,000 50,000 10,000 13,383 343,955 0,669
900,000 60,000 65,000 5,000 6,692 350,647 0,335
920,000 40,000 50,000 10,000 13,383 364,030 0,669
940,000 35,000 50,000 15,000 20,075 384,105 1,004
960,000 30,000 55,000 25,000 33,459 417,564 1,673

18
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : 3/76 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Uji sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 10 April 2021

Tabel 2.4 Hasil Pemeriksaan Sondir (Lanjutan)

Jumlah Perlawanan Hambatan Hambatan


Kedalaman qc Gesek Pelekat JHP
Perlawanan Setempat
(cm) (kg/cm²) (kg/cm)
(kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm) (kg/cm²)

980,000 50,000 70,000 20,000 26,767 444,331 1,338


1000,000 50,000 70,000 20,000 26,767 471,098 1,338
1020,000 55,000 65,000 10,000 13,383 484,481 0,669
1040,000 60,000 75,000 15,000 20,075 504,556 1,004
1060,000 65,000 70,000 5,000 6,692 511,248 0,335
1080,000 50,000 70,000 20,000 26,767 538,015 1,338
1100,000 80,000 100,000 20,000 26,767 564,782 1,338
1120,000 80,000 100,000 20,000 26,767 591,549 1,338
1140,000 80,000 90,000 10,000 13,383 604,932 0,669
1160,000 100,000 110,000 10,000 13,383 618,316 0,669
1180,000 110,000 130,000 20,000 26,767 645,083 1,338
1200,000 105,000 120,000 15,000 20,075 665,158 1,004
1220,000 90,000 140,000 50,000 66,917 732,075 3,346
1240,000 70,000 130,000 60,000 80,301 812,376 4,015
1260,000 60,000 70,000 10,000 13,383 825,759 0,669
1280,000 50,000 90,000 40,000 53,534 879,293 2,677
1300,000 60,000 90,000 30,000 40,150 919,444 2,008
1320,000 55,000 85,000 30,000 40,150 959,594 2,008
1340,000 65,000 95,000 30,000 40,150 999,744 2,008
1360,000 100,000 110,000 10,000 13,383 1013,128 0,669
1380,000 60,000 95,000 35,000 46,842 1059,970 2,342
1400,000 120,000 140,000 20,000 26,767 1086,737 1,338

19
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta
Timur

Lampiran Surat : 4/76 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Uji sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 10 April 2021

Tahanan Konus (kg/cm2)


0,000
200,000
(Kedalaman (cm)

400,000
600,000
800,000
1000,000
1200,000
1400,000
1600,000
0,000 200,000 400,000 600,000 800,000 1.000,000 1.200,000

Jumlah Hambatan Pelekat (kg/cm)


QC vs kedalaman JHP vs Kedalaman

Gambar 2.3 Grafik Pemeriksaan Uji Sondir

20
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.2.7 Kesimpulan dan Analisis


coba di ubah kalimatnya, terlalu banyak 'di'
Hasil dari uji sondir yang telah dilakukan di lapangan diperoleh kedalaman
maksimum sebesar 1400,000 cm, dengan jumlah nilai hambatan pelekat sebesar
1086,737 kg/cm, serta perlawanan gesek tanah sebesar 20,000 kg/cm2, dan tahanan
konus maksimum (q c ) sebesar 120,000 kg/cm2, sehingga dapat disimpulkan
berdasarkan pada Tabel 2.1 bahwa tanah yang diteliti termasuk ke dalam tanah
keras, yaitu dengan nilai tahanan konus (q c ) antara 80,000 − 150,000 kg/cm2.

21
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.3 Standard Penetrometer Test (SPT)


Pada percobaan Standard Penetrometer Test (SPT) terbagi menjadi
beberapa subbab yaitu maksud, landasan teori, peralatan, prosedur percobaan, dan
perhitungan.

2.3.1 Maksud
Standard Penetrometer Test (SPT) dilakukan untuk memperoleh
parameter perlawanan penetrasi lapisan tanah di lapangan dengan alat Standard
Penetrometer Test yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi lapisan tanah yang
diperlukan untuk perencanaan fondasi.

2.3.2 Landasan Teori


SPT adalah penyelidikan tanah dengan uji dinamis yang berasal dari
Amerika Serikat. SPT adalah suatu metode uji yang dilaksanakan bersamaan
dengan pengeboran untuk mengetahui nilai dinamika tanah maupun pengambilan
contoh terganggu dengan teknik penumbukan. Pengujian ini dilakukan untuk
memperkirakan nilai kerapatan relatif dari lapisan tanah yang diuji. Uji SPT terdiri
atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah disertai pengukuran
jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm vertikal (Nelson
Jay, 2012).
Teknik pengeboran yang baik merupakan salah satu prasyarat untuk
mendapatkan hasil uji SPT yang baik. Teknik pemboran yang umum digunakan
adalah teknik bor bilas (wash boring), teknik bor inti (core drilling) dan bor ulir
(auger boring). Peralatan yang digunakan pada masing-masing teknik pemboran
harus mampu menghasilkan lubang bor yang bersih untuk memastikan bahwa uji
SPT dilakukan pada tanah yang relatif tidak terganggu (Décourt, L. 1990).
Percobaan SPT mengacu pada standar yang menguraikan tentang prinsip-
prinsip cara uji penetrasi lapangan dengan SPT meliputi sistem peralatan uji
penetrasi di lapangan yang terdiri atas peralatan penetrasi konus dengan SPT dan

22
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

pelengkapan lainnya, persyaratan peralatan dan pengujian, cara uji, laporan uji, dan
contoh uji. Cara uji ini berlaku untuk jenis tanah pada umumnya (SNI 4153:2008).
2.3.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam standard penetrometer test adalah
sebagai berikut.
1. Mesin bor;
2. Pipa bor/ pipa SPT;
3. Mesin pomp;
4. Split barrel sampler;
5. Palu dengan berat 63,5 kg;
6. Tabung SPT/ tabung belah;
7. Alat penahan/ tripod;
8. Meteran;
9. Waterpass;
10. Kerekan;
11. Tali;
12. Kunci pipa;
13. Cangkul; dan
14. Balok dan papan.

23
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Gambar 2.4 Split Barrel Sampler

24
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Gambar 2.5 Penetrasi dengan SPT

Gambar 2.6 Skema Urutan Uji Penetrasi Standar (SPT)

25
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.3.4 Prosedur Percobaan


Prosedur yang dilakukan dalam Standard Penetrometer Test adalah
sebagai berikut.
1. Mempersiapkan alat.
a. Memasang blok penahan (knocking block) pada pipa bor.
b. Memberi tanda pada ketinggian 75 cm pada pipa bor yang berada di atas
penahan.
c. Membersihkan lubang bor pada kedalaman yang akan dilakukan pengujian
dari bekas-bekas pengeboran.
d. Memasang split barrel sampler pada pipa bor dan menyambungkan ujung
lainnya dengan pipa bor yang telah menyambung dengan blok penahan.
e. Memasukkan alat SPT yang terdiri dari tabung belah dan batang pipa ke
dalam lubang bor sesuai kedalaman yang ditentukan.
f. Memberi tanda pada pipa bor mulai dari muka tanah setiap 15 cm (15 cm,
30 cm, dan 45 cm).
2. Menarik tali yang mengikat palu penumbuk sampai pada tanda yang telah
dibuat sebelumnya (75 cm), kemudian melepaskan tali sehingga palu jatuh
bebas.
3. Mengulangi langkah di atas berkali-kali sampai mencapai penetrasi 15 cm.
4. Menghitung jumlah tumbukan (N 1 ) yang diperlukan untuk memasukkan pipa
sedalam 15 cm.
5. Mengulangi prosedur 1 sampai 3 untuk mendapatkan N 2 dan N 3 .
6. Menghentikan dan menambah pengujian sampai minimum 6 meter bila nilai N
lebih besar daripada 50 pukulan.
7. Mencatat dan menghitung penetrasinya.
8. Memperhatikan Hal-hal yang ada dalam pengujian penetrasi dengan SPT
adalah sebagai berikut.
a. Peralatan harus lengkap dan layak pakai.
b. Pengujian dilakukan di dalam lubang bor.

26
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

c. Melakukan pengujian dengan interval kedalaman antara 1,5 meter sampai


2 meter (untuk lapisan tanah tidak seragam) dan pada kedalaman 4 meter
untuk lapisan seragam.
d. Menggunakan ujung split barrel berbentuk konus terbuka pada tanah
berbutir halus. Ujung split barrel berbentuk konus tertutup digunakan pada
lapisan pasir dan kerikil.
e. Mengambil contoh tanah tidak asli (disturb) dari split barrel sampler.
f. Membersihkan dasar lubang bor terlebih dahulu sebelum pengujian
dilakukan.
g. Mencatat kedalaman jika terdapat air tanah.
h. Pipa untuk jalur palu penumbuk harus tegak lurus untuk menghindari
terjadinya gesekan antara palu dengan pipa.
i. Jumlah pukulan yang dihitung adalah N 2 + N 3 . Nilai N 1 tidak
diperhitungkan karena masih kotor bekas pengeboran.
j. Mencatat jumlah pukulan setiap penetrasi 5 cm untuk jenis tanah buatan.

2.3.5 Perhitungan
Perhitungan yang dilakukan dalam Standard Penetrometer Test adalah
sebagai berikut.
Nm = N2 + N3
Di mana:
Nm : Jumlah pukulan yang dihitung
N2 : Pukulan kedua
N3 : Pukulan ketiga

27
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.4 HAND BOR TEST


2.4.1 Maksud
Hand bor dilakukan untuk mengambil sampel tanah dari berbagai
kedalaman. Biasanya dilakukan di samping lubang sondir agar didapatkan korelasi
antara kekuatan tanah dengan jenis tanah yang dikandungnya. Kedalaman
maksimum yang dapat dilakukan oleh bor tangan adalah 10 meter dan hanya untuk
tanah lunak.

2.4.2 Landasan Teori


Pengujian ini merupakan cara kerja membuat lubang pada tanah dengan alat
bor tangan dengan tenaga manusia dan ukuran lubang tertentu. Tujuan pengeboran
ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis lapisan tanah dengan melakukan
penyelidikan mengenai sifat-sifat dari tanah tersebut, yaitu seperti: kadar air,
kuat tekan, daya rembesan, dan juga untuk menentukan suatu tanah apakah
dapat digunakan untuk membuat suatu kontruksi di lapangan dan hasil-hasil yang
tepat tentu akan dapat membantu optimasi untuk menentukan jumlah pemadatan.
Berdasarkan pengeboran ini dapat dilakukan pengambilan tanah sebagai bahan
untuk penelitian tanah selanjutnya di laboratorium (Lisa, 2012).
Tanah bergradasi baik dimana campuran antara butir-butir halus dan kasar
seimbang akan memberikan kepadatan yang lebih baik dibandingkan dengan tanah
berbutir seragam. Tanah berbutir halus lebih ditentukan oleh sifat plastisitas
tanahnya, sehingga pengelompokkan tanah berbutir halus dilakukan berdasarkan
ukuran butir dan sifat plastisitas tanahnya. Tanah berplastisitas tinggi mempunyai
daya dukung yang kurang baik dan peka terhadap perubahan yang terjadi
(Hardiyatmo, H.C., 2002).

Percobaan ini dilakukan dengan cara memutar bor secara manual searah
jarum jam, sehingga masuk ke dalam tanah sampai kedalaman tertentu. Setiap
kedalaman 20 cm, diambil sampel tanah dalam bor iwan (auger) dan diamati.
Sampel tanah yang diambil dapat digunakan pula untuk mengamati jenis tanah, sifat

28
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

tanah, dan keadaan tanah itu sendiri. Sampel tanah yang diambil yaitu tanah
disturbed dan tanah undisturbed. Tanah disturbed digunakan untuk mengamati
jenis tanah secara langsung, sedangkan tanah undisturbed digunakan untuk
pengujian di laboratorium. Tanah undisturbed adalah tanah yang didapat dari hasil
tabung sampel atau bisa disebut dengan tanah tidak terganggu, sedangkan tanah
disturbed didapat dari hasil tanah langsung di lapangan atau bisa disebut dengan
tanah terganggu (Ryzaldi, 2012).

2.4.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan bor tangan (hand bor) adalah
sebagai berikut.

1. Drilling rod (stang bor) 11. Hammer (palu)


2. Iwan type auger (bor iwan) 12. Steel wire brush (sikat baja)
3. Straight choping auger (bor 13. Paraffin (lilin)
pahat) 14. Vertical guide (stang
4. T-piece (pemutar) penghantar)
5. Tube adaptor (soket) 15. Sample extruder (pengeluar
6. Turning rod (stang pemutar) contoh)
7. Sampling tube (tabung contoh) 16. Choping ladle (centong)
8. Rod head (kepala penumbuk) 17. Butane field heater (kompor gas)
9. Allen key (kunci L) 18. Mixing bowl (cawan stainless)
10. Pipe wrench (kunci inggris) 19. Sample can (kaleng lapangan)

Beri ';' disetiap ujungnya


contoh
1. bor iwan;
2. timbangan; dan
3. palu.

29
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Gambar 2.7 Bagian-bagian Alat Hand Bor


Sumber: Modul Mekanika Tanah 2021

Keterangan Gambar 2.7:

1. Setang engkol pemutar


2. T-stuck pemutar
3. Setang bor
4. Iwan auger
5. Palu
6. Kepala penumbuk
7. Stick apparat
8. Tabung contoh

30
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.4.4 Prosedur Percobaan


Prosedur yang dilakukan dalam percobaan hand bor adalah sebagai
berikut.

1. Membersihkan daerah sekitar lubang yang akan dibor.


2. Memasang bor iwan (untuk tanah lunak) atau bor pahat (untuk tanah keras)
pada stang bor lalu memasang pemutarnya.
3. Menekan auger ke dalam tanah sambil memutarnya, setelah contoh tanah
mengisi auger sampai penuh kemudian mengangkatnya dengan hati-hati.
4. Mengeluarkan sampel tanah dari dalam bor iwan kemudian membuat deskripsi
jenis tanah dan bahan.
5. Mengulangi prosedur 3 dan 4 sampai kedalaman yang diinginkan. Sampel
tanah yang didapat adalah sampel tanah yang tidak asli (disturbed sample) dan
hanya digunakan untuk keperluan klasifikasi dan deskripsi tanah.
6. Menekan dan memutar bor iwan ke dalam tanah, setelah sampel tanah mengisi
sampai bahan yang dikandungnya, menyimpan dalam kaleng lapangan atau
plastik dan beri label yang berisi keterangan nomor titik bor, kedalaman,
tanggal dan sebagainya.
7. Menggunakan tabung sampel untuk mendapatkan contoh tanah asli
(undisturbed sample). Mengganti auger yang tadi digunakan dengan tabung
sampel yang telah disambung dengan soket/ tube adaptor. Memasukkan ke
dalam lubang yang telah terbentuk. Menekan tabung sampel perlahan-lahan
sampai masuk sedalam 40 cm kemudian memutarnya satu kali untuk
melepaskan atau memotong sampel tanah pada dasar tabung kemudian
mengangkat tabung bila tanah cukup lunak. Menggunakan palu untuk
memukulnya perlahan-lahan bila tanahnya cukup keras sehingga tabung tidak
bisa ditekan masuk.
8. Memanaskan lilin di atas kompor agar mencair selagi tabung dibersihkan.
Menuangkan lilin pada salah satu ujung tabung lalu menunggu sampai
mengering. Melakukan hal yang sama untuk ujung yang lainnya dengan
demikian sampel tanah sudah terlindung dari pengaruh sekitarnya.
31
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

9. Menuliskan label yang berisi nomor titik bor, kedalaman, bagian atas/ bawah,
tanggal pengambilan sampel dan sebagainya.
10. Memasukkan kembali sampel tanah asli ini ke dalam tabung pelindung
terutama bila tempat pemeriksaan/ laboratorium cukup jauh dari tempat
pengeboran.
11. Perawatan yang perlu dilakukan pada percobaan adalah sebagai berikut.
a. Membersihkan mata bor dan stangnya setiap kali selesai dipasang lalu
melumuri dengan oli secukupnya untuk menghindari karat.
b. Tabung contoh harus dalam keadaan bersih dan memberi pelumas pada
bagian dalamnya sehingga tanah dapat masuk maupun ke luar dengan
mudah, sebelum memakainya.

2.4.5 Hasil Pengujian


Pemeriksaan hand bor dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah
Kampus F7 Universitas Gunadarma, Jalan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta
Timur. Dengan mengunakan Standar acuan ASTM D 1452 – 80, sampel tanah
diperoleh dari Lapangan Laboratorium Teknik Sipil Universitas Gunadarma, Jalan
Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur. Pemeriksaan hand bor dilakukan
berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan pada Modul Praktikum Mekanika
Tanah 2021. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 2.3, Tabel 2.4, Tabel 2.5,
Tabel 2.6, Tabel 2.7, dan Tabel 2.8.

32
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : 5/76 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Hand bor Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : April 2021

Tabel 2.5 Hasil Pemeriksaan Bor Tangan (Titik 1)

Kedalaman
Deskripsi Tanah
(cm)

0,000 – 20,000 Coklat kehitaman, lembab, halus, tidak berbau

20,000 – 40,000 Merah kecoklatan, lembab, halus, tidak berbau

40,000 – 60,000 Merah, lembab, halus, tidak berbau

60,000 – 100,000 Tabung sampel 1

Nomor titik : 1,000


Muka air tanah : Tidak ada
Kedalaman : 100,000 cm

33
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : 6/76 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Hand bor Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : TP

Tabel 2.6 Hasil Pemeriksaan Bor Tangan (Titik 3)

Kedalaman
Deskripsi Tanah
(cm)

0,000 – 20,000 Cokelat, lembab, halus, tidak berbau

20,000 – 40,000 Cokelat kehitaman, lembab, halus, tidak berbau

40,000 – 60,000 Cokelat kemerahan, lembab, halus, tidak berbau

60,000 – 100,000 Tabung sampel 3

Nomor titik : 2,000


Muka air tanah : Tidak ada
Kedalaman : 100,000 cm

34
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : 7/76 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Hand bor Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : TP

Tabel 2.6 Hasil Pemeriksaan Bor Tangan (Titik 1)

Kedalaman
Deskripsi Tanah
(cm)

0,000 – 20,000 Cokelat, lembab, halus, tidak berbau

20,000 – 40,000 Cokelat kehitaman, lembab, halus, tidak berbau

40,000 – 60,000 Cokelat kemerahan, lembab, halus, tidak berbau

60,000 – 100,000 Tabung sampel 3

Nomor titik :3
Muka air tanah : Tidak ada
Kedalaman : 100,000 cm

35
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : 8/76 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Hand bor Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : TP

Tabel 2.7 Hasil Pemeriksaan Boring Log (Tabung Sampel 1)

Kedalaman
Perubahan Tanah Deskripsi Tanah
(cm)

Coklat kehitaman, lembab,


0,000 – 20,000
halus, tidak berbau

Merah kecoklatan, lembab,


20,000 – 40,000
halus, tidak berbau

Merah, lembab, halus,


40,000 – 60,000
tidak berbau

60,000 – 100,000 Tabung sampel 1

36
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : 9/76 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Hand bor Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : TP

Tabel 2.8 Hasil Pemeriksaan Boring Log (Tabung Sampel 2)

Kedalaman
Perubahan Tanah Deskripsi Tanah
(cm)

Coklat, lembab, halus,


0,000 – 20,000
tidak berbau

Merah kecoklatan, lembab,


20,000 – 40,000
halus, tidak berbau

Merah kecoklatan, lembab,


40,000 – 60,000
halus, tidak berbau

60,000 – 100,000 Tabung sampel 2

37
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : 10/76 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Hand bor Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : TP

Tabel 2.9 Hasil Pemeriksaan Boring Log (Tabung Sampel 3)

Kedalaman
Perubahan Tanah Deskripsi Tanah
(cm)

Coklat, lembab, kasar,


0,000 – 20,000
tidak berbau

Coklat kemerahan,
20,000 – 40,000 lembab, halus, tidak
berbau

Merah, lembab, halus,


40,000 – 60,000
tidak berbau

60,000 – 100,000 Tabung sampel 3

38
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.4.6 Kesimpulan dan Analisis


Berdasarkan hasil pengujian hand bor didapatkan deskripsi tanah yang
berbeda-beda pada setiap titik kedalaman. Titik 1 memiliki deskripsi tanah
kehitaman, cokelat kemerahan, lembab, halus dan tidak berbau, titik 2 memiliki
deskripsi tanah kehitaman, cokelat kemerahan, lembab, halus dan tidak berbau dan
titik 3 memiliki deskripsi tanah cokelat, cokelat kehitaman, cokelat kemerahan,
lembab, halus dan tidak berbau.
Berdasarkan hasil pengujian hand bor dapat disimpulkan bahwa
semakin dalam pengeboran warnanya semakin gelap, memiliki tekstur yang
semakin halus dan tanah tersebut memiliki tingkat kelembapan yang tinggi.

39
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.5 DCP TEST


2.5.1 Maksud
Pengujian dynamic cone penetrometer (DCP) adalah pengujian yang
dilakukan untuk menentukan nilai california bearing ratio sub grade, sub base, atau
base coarse suatu sistem perkerasan, dimana pengujian Dynamic Cone
Penetrometer (DCP) dilakukan secara tepat dan praktis sebagai pekerjaan quality
control pembuatan jalan.

2.5.2 Landasan Teori


Tanah dasar merupakan pondasi bagi perkerasan pada jalur lalu lintas
maupun pada bahu jalan. Tanah dasar harus mampu memikul beban kendaraan
yang didistribusikan oleh perkerasan. Selain itu, tanah dasar juga harus mempunyai
stabilitas volume yang baik. Tanah dasar adalah permukaan tanah semula yang
dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk perletakan lainnya. Pekerjaan
jalan atau lapangan terbang diletakkan di atas tanah dasar atau sub grade, dimana
sifat-sifat dan daya dukung tanah ini sangat mempengaruhi kekuatan dan keawetan
dari suatu konstruksi jalan atau lapangan terbang atasnya dan mutu jalan atau
lapangan terbang secara keseluruhan (Leni Sriharyani, 2021).
Pengujian Dynamic Cone Penetrometer dimaksudkan untuk menentukan
nilai california bearing ratio, yaitu perbandingan antara beban penetrasi suatu
lapisan tanah atau perkerasan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan
kecepatan penetrasi yang sama (Lauw Tjun Nji, 2013).
Pengujian Dynamic Cone Penetrometer ini dilakukan dengan mencatat
data dan masuknya konus yang tertentu dimensi dan sudutnya ke dalam tanah untuk
setiap pukulan dari palu yang berat dan tinggi jatuh tertentu. Hubungan antara
banyaknya tumbukan dan penetrasi ujung konus dari alat Dynamic Cone
Penetrometer ke dalam tanah akan memberikan gambaran kekuatan tanah dasar
pada titik-titik tertentu. Cara uji ini merupakan suatu prosedur yang cepat untuk
melaksanakan evaluasi kekuatan tanah dasar dan lapis fondasi jalan atau lapangan
terbang (Sartje Monintja, 2021).

40
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Jenis perkerasan jalan dapat diklasifikasikan berdasarkan nilai CBR yang


didapat dalam percobaan Dynamic Cone Penetrometer.
Tabel 2.10 Jenis Perkerasan Jalan Berdasarkan Nilai CBR

CBR(%) General Rating Uses

0―3 Very poor Sub grade


3―7 Poor to fair Sub grade
7 ― 20 Fair Sub base
20 ― 50 Good Base coarse, sub base
> 50 Excellent sub base
Sumber: Braja M. Das, 2021

2.5.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan DCP (Dynamic Cone
Penetrometer) adalah sebagai berikut.
1. Alat DCP (Dynamic Cone Penetrometer) ;
2. Kantong alat ;
3. Konus ; dan
4. Mistar

Gambar 2.8 Dynamic Cone Penetrometer


41
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Gambar 2.9 Bagian dari Penetrometer Konus Dinamis (DCP)

2.5.4 Prosedur Percobaan


Prosedur yang harus dilakukan pada perngujian DCP (Dynamic Cone
Penetrometer) adalah sebagai berikut.
1. Menyiapkan alat Dynamic Cone Penetrometer di lokasi pengujian dengan cara
sebagai berikut.
a. Menyambungkan seluruh bagian peralatan dan memastikan bahwa
sambungan atas dengan landasan serta batang bawah dan kerucut baja
sudah tersambung dengan kokoh.
b. Menentukan titik pengujian, kupas dan meratakan permukaan yang akan
diuji.

42
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

c. Membuat lubang uji terlebih dahulu jika bahan perkerasan beraspal,


sehingga memperoleh lapisan tanah dasar.
d. Mengukur ketebalan setiap bahan perkerasan.
2. Meletakkan alat Dynamic Cone Penetrometer pada titik uji di atas lapisan yang
akan diuji.
3. Memegang alat yang sudah terpasang pada posisi tegak lurus (vertical) di atas
dasar yang rata dan stabil, kemudian mencatat pembacaan awal mistar
pengukur kedalaman.
4. Mengangkat penumbuk pada tangkai bagian atas dengan hati-hati sehingga
menyentuh batas pegangan.
5. Melepas penumbuk sehingga jatuh bebas dan tertahan pada landasan.
6. Melakukan kembali langkah ke 3 dan langkah ke 4, mencatat jumlah tumbukan
dan kedalaman pada formulir.
7. Melakukan pengujian minimal dua kali dengan jarak 20,000 cm dari titik uji
satu ke titik uji lainnya.
8. Melakukan langkah-langkah setelah pengujian adalah sebagai berikut.
a. Menyiapkan peralatan agar dapat diangkat atau dicabut ke atas.
b. Mengangkat penumbuk dan memukulkan beberapa kali dengan arah ke
atas sehingga menyentuh pegangan dan tangkai bawah terangkat ke atas
permukaan tanah.
c. Melepaskan bagian-bagian yang tersambung secara hati-hati,
membersihkan alat dari kotoran dan menyimpan pada tempatnya.
d. Menutup kembali lubang uji setelah pengujian.

2.5.5 Perhitungan
Perhitungan percobaan DCP (Dynamic Cone Penetrometer) di kumulatif
ketiga dilakukan dengan menggunaan rumus sebagai berikut.
Kumulatif tumbukan = kumulatif tumbukan ke-2 + banyak tumbukan
=2+1
= 3 tumbukan

43
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Penetrasi = panjang awal mistar sebelum ‒ panjang setelah terukur


mistar
= 960,000 ‒ 900,000
= 60,000 mm
Kumulatif penetrasi = kumulatif penetrasi sebelumnya + penetrasi
= 95,000 + 60,000
= 155,000 mm
∑ penetrasi lapisan bawah − ∑ penetrasi lapisan atas
DCP =
∑ tumbukan lapisan bawah − ∑ tumbukan lapisan atas
410,000 − 0,000
=
8,000 − 0,000
= 51,250 mm/tumbukan
Log 10 (CBR) = 2,8135 ‒ 1,313 Log 10 (DCP)
= 2,8135 ‒ 1,313 Log 10 (51,250)

CBR = 102,8135−(1,313log (DCP))


10

= 102,8135−(1,313log (51,250))
10

= 3,704%

44
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.5.6 Hasil Pemeriksaan


Pemeriksaan DCP (dynamic cone penetrometer) dilakukan di Lapangan
Laboratorium Teknik Sipil Universitas Gunadarma, Jalan Kelapa Dua Wetan,
Ciracas, Jakarta Timur. Pemeriksaan DCP (dynamic cone penetrometer) dilakukan
berdasarkan prosedur yang telah di tetapkan pada Modul Praktikum Mekanika
Tanah 2021, dengan mengacu pada Pedoman Bahan Konstruksi Bnagunan dan
Rekayasa Sipil “Cara Uji CBR dengan Dynamic Cone Penetrometer (DCP)”,
Depatemen Pekerjaan Umum. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan
Grafik 2.3.

45
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : 11/76 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : DCP Diperiksa : Asisten Mektan
Ukuran konus : 30°/60° Tanggal Pemeriksaan : 9 April 2021

Tabel 2.10 Hasil Pemeriksaan DCP (Dynamic Cone Penetrometer)

Panjang Kumulatif DCP


Banyak Kumulatif Penetrasi CBR
Teramati Penetrasi (mm/
Tumbukan Tumbukan (mm) (%)
(mm) (mm) tumbukan)
0,000 0,000 1055,000 0,000 0,000
1,000 1,000 1008,000 47,000 47,000
1,000 2,000 960,000 48,000 95,000
1,000 3,000 900,000 60,000 155,000
1,000 4,000 845,000 55,000 210,000 51,250 3,704
1,000 5,000 798,000 47,000 257,000
1,000 6,000 741,000 57,000 314,000
1,000 7,000 686,000 55,000 369,000
1,000 8,000 645,000 41,000 410,000
1,000 9,000 612,000 33,000 443,000
1,000 10,000 586,000 26,000 469,000
1,000 11,000 563,000 23,000 492,000
1,000 12,000 540,000 23,000 515,000
1,000 13,000 518,000 22,000 537,000
1,000 14,000 496,000 22,000 559,000
1,000 15,000 477,000 19,000 578,000
1,000 16,000 457,000 20,000 598,000 410,000 0,241
1,000 17,000 437,000 20,000 618,000
1,000 18,000 414,000 23,000 641,000
1,000 19,000 391,000 23,000 664,000
1,000 20,000 368,000 23,000 687,000
1,000 21,000 344,000 24,000 711,000
1,000 22,000 320,000 24,000 735,000
1,000 23,000 300,000 20,000 755,000
46
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : 12/76 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : DCP Diperiksa : Asisten Mektan
Ukuran konus : 30°/60° Tanggal Pemeriksaan : 9 April 2021

Tabel 2.11 Hasil Pemeriksaan DCP (Dynamic Cone Penetrometer) (Lanjutan)

Panjang Kumulatif DCP


Banyak Kumulatif Penetrasi CBR
Teramati Penetrasi (mm/
Tumbukan Tumbukan (mm) (%)
(mm) (mm) tumbukan)

1,000 24,000 280,000 20,000 775,000


1,000 25,000 260,000 20,000 795,000
410,000 0,241
1,000 26,000 239,000 21,000 816,000
1,000 27,000 220,000 19,000 835,000
1,000 28,000 208,000 12,000 847,000
1,000 29,000 190,000 18,000 865,000
1,000 30,000 172,000 18,000 883,000
1,000 31,000 155,000 17,000 900,000
1,000 32,000 137,000 18,000 918,000 166,000 0,792
1,000 33,000 117,000 20,000 938,000
1,000 34,000 98,000 19,000 957,000
1,000 35,000 75,000 23,000 980,000
1,000 36,000 50,000 25,000 1005,000
1,000 37,000 24,000 26,000 1031,000
1,000 38,000 3,000 21,000 1052,000 26,000 9,029
1,000 39,000 0,000 3,000 1055,000

47
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : 13/76 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : DCP Diperiksa : Asisten Mektan
Ukuran konus : 30°/60° Tanggal Pemeriksaan : 9 April 2021

0,000

200,000
Kumulatif Penetrasi

400,000

600,000

800,000

1.000,000

1.200,000
0,000 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000
Kumulatif Tumbukan

Gambar 2.10 Grafik Hubungan Kumulatif Tumbukan dengan Kumulatif Penetrasi

48
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.5.7 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pemeriksaan DCP didapatkan hasil CBR yakni
tumbukan pada lapisan pertama didapatkan nilai DCP sebesar 51,250
mm/tumbukan dan nilai CBR sebesar 3,704%. Lapisan kedua didapatkan nilai DCP
sebesar 410,000 mm/tumbukan dan nilai CBR sebesar 0,241%. Lapisan ketiga
didapatkan nilai DCP sebesar 166,000 mm/tumbukan dan nilai CBR sebesar
0,792%. Lapisan ke empat didapatkan nilai DCP sebesar 26,000 mm/tumbukan dan
nilai CBR sebesar 9,029%. Berdasarkan Tabel 2.1 nilai CBR pada lapisan pertama
termasuk ke dalam klasifikasi poor to fair, kedua jenis tanah yang didapatkan
termasuk ke dalam klasifikasi very poor, pada lapisan ketiga termasuk ke dalam
klasifikasi very poor, dan lapisam keempat jenis tanah yang di dapatkan termasuk
ke dalam klasifikasi fair.

49
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.6 CBR LAPANGAN


2.6.1 Maksud
Percobaan CBR lapangan dimaksudkan untuk memperoleh nilai CBR
(California Bearing Ratio) langsung di tempat atau di lokasi pemadatan yang
digunakan untuk perencanaan tebal perkerasan maupun lapis tambah perkerasan
(overlay).

2.6.2 Landasan Teori


CBR (California Bearing Ratio) adalah percobaan daya dukung tanah
yang dikembangkan oleh California State Highway Departement. Prinsip pengujian
CBR (California Bearing Ratio) adalah pengujian penetrasi dengan menusukkan
benda ke dalam benda uji. Cara tersebut dapat dinilai kekuatan tanah dasar atau
bahan lain yang digunakan untuk membuat perkerasan.
Salah satu kekuatan konstruksi jalan ditentukan oleh kualitas daya dukung
tanah asli sebagai bahan dasar (subgrade). Cara mengetahui daya dukung tanah
dasar jalan adalah dengan uji CBR (California Bearing Ratio). Nilai CBR
digunakan sebagai dasar perencanaan perkerasan timbunan jalan selanjutnya,
tergantung dari kelas jalan yang dikehendaki. Makin tinggi nilai CBR, menunjukan
kondisi tanah dasar semakin baik. Jika tanah asli mempunyai daya dukung yang
rendah, konstruksi jalanan cepat mengalami kerusakan.
Nilai CBR (California Bearing Ratio) adalah perbandingan antara tekanan
yang diperlukan untuk menembus tanah dengan piston berpenampang bulat seluas
3,000 inci dengan kecepatan 0,050 inci/ menit terhadap tekanan yang diperlukan
untuk menembus bahan standar tertentu. Tujuan dilakukannya pengujian CBR
(California Bearing Ratio) ini adalah untuk mengetahui nilai CBR (California
Bearing Ratio) pada variasi kadar air pemadatan. Menguji nilai CBR tanah dapat
juga dilakukan di laboratorium dan mendapatkan nilai yang akan dipakai untuk
menentukan tebal perkerasan yang diperlukan di atas lapisan yang nilai CBRnya
tertentu.

50
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Tabel 2.11 Klasifikasi Tanah Berdasarkan Nilai CBR


CBR General Clasification System
Uses
(%) Rating Unified AASTHO

0−3 Very poor sub grade OH, CH, MH, OL A5, A6, A7

3–7 Poor to fair sub grade OH, CH, MH, OL A4, A5, A6, A7
OL, CL, ML,SC,
7 – 20 Fair sub base A2, A4, A5, A7
SM, SP
base coarse, GM, GC, SW, Aib, A2-5, A3,
20 – 50 Good
sub base SM, SP,GP A2-6

>50 Excllent sub base GW, GM Aia, A2-4, A3


Sumber: Braja M. Das. 1955, Mekanika Tanah Jilid 1, hal 71.

2.6.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan CBR (California Bearing
Ratio) lapangan adalah sebagai berikut.
1. Pengunci; 8. Dial pergeseran;
2. Ambang penahan; 9. Jembatan bantu;
3. Engkol pemutar; 10. Piston;
4. Tiang pengantar; 11. Beban alur;
5. Proving ring; 12. Beban bulat;
6. Dial proving ring; 13. Waterpass; dan
7. Magnetic dial; 14. Angker.

51
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Gambar 2.11 Field CBR Test Set


Keterangan:
1. Pengunci; 8. Dial pergeseran;
2. Ambang penahan; 9. Jembatan bantu;
3. Engkol pemutar; 10. Piston;
4. Tiang penghantar; 11. Beban alur;
5. Proving ring; 12. Beban bulat;
6. Dial proving ring; 13. Angker;
7. Magnetic dial;

2.6.4 Prosedur Percobaan


Prosedur yang harus dilakukan pada percobaan CBR (California Bearing
Ratio) lapangan adalah sebagai berikut.
1. Mempersiapkan tempat yang akan diambil sampel tanahnya dengan cara
sebagai berikut:
a. Menggali sampai permukaan tanah yang dikehendaki dan meratakan
permukaan tanah hingga datar. Membersihkan semua bahan yang lepas
untuk tempat pengujian pada jalan di bawah perkerasan cukup
membersihkannya dari kotoran sampai kedalaman yang diperlukan.
b. Memulai pengujian atau persiapan pengambilan sampel tanah asli secepat
mungkin sesudah persiapan tempat. Menutup permukaan tanah dengan
lembaran plastik selama pemasangan alat untuk menghindarkan perubahan
kadar air.

52
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2. Memasang tiang penghantar untuk menjangkarkan ambang penahan pada


bagian atas atau pada pangkal tiang penghantar, kemudian memasang
pengunci. Mengatur sedemikian rupa hingga tiang penghantar berdiri tegak dan
kokoh.
3. Menyambung piston penetrasi dengan pipa set supaya jarak piston dengan
permukaan tanah sekitar 1 – 2 cm.
4. Meletakkan jembatan bantuan di sebelah pipa set.
5. Memasang magnetic dial holder pada piston penetrasi, mengatur lengannya
agar dial menyentuh jembatan bantuan.
6. Meletakkan pelat distribusi beban diameter 10 inci di bawah piston penetrasi,
bila perlu gunakan bahan tambahan.
7. Menurunkan piston dengan memutar engkol jack sampai proving ring
menunjukkan beban yang sama dengan berat beban yang dipasang.
8. Mengatur dial proving ring dan dial penetrasi agar menunjukkan angka nol.
9. Memutar engkol jack dengan kecepatan konstan agar kecepatan penetrasi
mencapai 0,050″/menit (1,270 mm/menit).
10. Membaca dial proving pada penetrasi
0,0125″ (0,318 mm)
0,0250″ (0,260 mm)
0,0500″ (1,270 mm)
0,0750″ (1,905 mm)
0,100″ (2,540 mm)
0,150″ (3,810 mm)
0,200″ (5,000 mm)
0,300″ (7,620 mm)
0,400″ (10,160 mm)
0,500″ (12,700 mm)
11. Menentukan kadar air dan berat isi bahan setempat.
12. Melaksanakan pemeriksaan paling sedikit 3 kali dengan jarak minimum 30 cm.
13. Menetapkan harga CBR sama dengan rata-rata dari hasil pemeriksaan apabila

53
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

hasil pemeriksaan masih dalam batas toleransi.


14. Melakukan 3 kali pemeriksaan lagi apabila hasil pemeriksaan melebihi batas
toleransi. Menetapkan nilai CBR sama dengan rata-rata dari hasil 6
pemeriksaan.
15. Batas-batas toleransi lapangan:
CBR < 10% : +3%
CBR 10 – 30% : +5%
CBR 30 – 60 % : +10%
CBR > 60% : +25%
16. Membereskan semua peralatan yang sudah dipakai.
17. Menghitung semua hasil pengujian, lalu memasukkan harga CBR lapangan
bila perlu harga kadar air dan berat isinya.
18. Melakukan perawatan setelah melaksanakan percobaan dengan cara sebagai
berikut:
a. Menjaga ujung piston penetrasi agar tidak terpukul benda-benda keras
yang bisa menyebabkan cacat sehingga mengurangi luas permukaan.
b. Membersihkan drat pipa dengan sikat baja lalu melumasinya dengan oli.
c. Membuka baut jack apabila saat di putar tidak lancar atau berbunyi dengan
kunci L yang sesuai kemudian memeriksa gigi-gigi dalamnya dan
mengencangkan baut (borg) yang longgar dengan kunci L kemudian
menambahkan stempet secukupnya.

2.6.5 Perhitungan
Perhitungan yang digunakan pada percobaan CBR (California Bearing
Ratio) lapangan adalah sebagai berikut.
1. Perhitungan pemeriksaan penetrasi pada percobaan CBR lapangan saat
penurunan 0,100" dan 0,200".
Beban 0,100" = pembacaan dial × kalibrasi proving ring
= 3,000 × 35,274
= 105,822 lbs

54
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Beban
Nilai CBR 0,100" = × 100%
3,000 × 1000,000
88,185
= × 100%
3,000 × 1500,000
= 1,960%
Beban
Nilai CBR 0,200" = × 100%
3,000 × 1500,000
176,370
= × 100%
3,000 × 1500,000
= 7,055%
2. Perhitungan kadar air pada percobaan CBR lapangan sampel 1.
Berat tin box = 11,240 g
Berat tin box + tanah basah = 50,400 g
Berat tin box + tanah kering= 39,090 g
Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) – (berat tin box)
= 39,090 – 11,240
= 27,850 g
Berat air = (berat tin box + tanah basah) – (berat tin box +
tanah kering)
= 50,400 – 39,090
= 11,310 g
berat air
Kadar air = × 100%
berat tanah kering
11,310
= × 100%
27,850
= 40,610%
3. Perhitungan berat isi pada percobaan CBR lapangan sampel 1
Berat ring = 73,290 g
Diameter ring (d) = 4,465 cm
Tinggi ring (t) = 1,990 cm

55
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

1
Volume ring = ×π × d2 × t
4
1
= × 3,140 × 4,465 × 1,990
4
= 31,159 cm3
Berat ring + tanah basah = 181,910 g
Berat tanah basah = (berat ring + tanah basah) – berat ring
= 181,910 – 73,290
= 108,620 g
berat tanah basah
Berat isi basah =
volume ring
108,620
=
31,159
= 3,486 g/cm3
berat isi basah
Berat isi kering = × 100%
100,000 + kadar air
3,486
= × 100%
100,000 + 40,355
= 2,484 g/cm3

2.6.6 Hasil Pemeriksaan


Pemeriksaan CBR dilakukan di Lapangan Laboratorium Universitas
Gunadarma, Jalan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur. Pemeriksaan CBR
lapangan dilakukan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan pada Modul
Praktikum Mekanika Tanah Tahun 2021, dengan mengacu pada SNI 1738:2011
Tentang Cara Uji CBR (California Bearing Ratio) Lapangan. Hasil pemeriksaan
dapat dilihat pada Tabel 2.1, Tabel 2.2, Tabel 2.3, Tabel 2. dan Gambar 2.12,
Gambar 2.1.
sesuaikan dengan yang diatasnya, penomoran tabel dan gmbar harus urut

56
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan,Ciracas,JakartaTimur

Lampiran Surat : 14/76 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : CBR Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 09 April 2021

Tabel 2.12 Hasil Pemeriksaan Kadar Air CBR Lapangan


Hasil
No Parameter
1 2
1 Berat Tin Box (g) 11,240 9,330
2 Berat Tin Box + Tanah Basah (g) 50,400 45,840
3 Berat Tin Box + Tanah Kering (g) 39,090 35,390
4 Berat Tanah Kering (g) 27,850 26,060
5 Berat Air (g) 11,310 10,450
6 Kadar Air (%) 40,610 40,100
Rata-rata (%) 40,355

57
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan,Ciracas,JakartaTimur

Lampiran Surat : 15/76 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : CBR Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 09 April 2021

Tabel 2.13 Hasil Pemeriksaan Berat Isi CBR Lapangan


Sampel Ring
No Parameter
1 2
1 Berat Ring (g) 73,290 96,800
2 Volume Ring (cm3) 31,159 31,159
3 Berat Ring + Tanah Basah (g) 181,910 190,460
4 Berat Tanah Basah (g) 108,620 93,660
5 Berat Isi Basah (g/cm3) 3,486 3,006
6 Berat Isi Kering (g/cm3) 2,484 2,142
Rata-rata (g/cm3) 2,313

58
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan,Ciracas,JakartaTimur

Lampiran Surat : 16/76 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : CBR Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 09 April 2021

Tabel 2.14 Hasil Pemeriksaan Penetrasi CBR Lapangan

Penurunan Pembacaan Beban


Waktu (menit)
(inci) Dial (DIV) (LBS)

0,250 0,013 0,100 3,527


0,500 0,025 0,700 24,692
1,000 0,050 1,200 42,329
1,500 0,075 2,000 70,548
2,000 0,100 2,500 88,185
3,000 0,150 4,000 141,096
4,000 0,200 5,000 176,370
6,000 0,300 6,000 211,644
8,000 0,400 7,200 253,973
10,000 0,500 8,000 282,192

59
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa DuaWetan,Ciracas,JakartaTimur

Lampiran Surat : 17/76 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : CBR Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 09 April 2021

Gambar 2.12 Grafik Hubungan antara Penurunan dengan Beban

Tabel 2.15 Hasil Pemeriksaan Nilai CBR Lapangan


Parameter Nilai CBR
0,1" 1,960
0,2" 3,919

60
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.6.7 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari percobaan CBR Lapangan yang telah dilakukan,
nilai CBR lapangan pada penetrasi 0,100 inci sebesar 1,960% dan pada penetrasi
0,200 inci sebesar 3,919%. Nilai CBR pada penetrasi 0,100 inci kurang dari nilai
CBR pada penetrasi 0,200 inci, pengujian tidak optimal karena tidak memenuhi
syarat. Berdasarkan klasifikasi tanah nilai CBR dengan parameter 0,100 inci dan
0,200 inci termasuk ke dalam kategori tanah very poor dan untuk subgrade pada
perkerasan jalan.

61
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.7 SAND CONE TEST


2.7.1 Maksud
Percobaan sand cone dimaksudkan untuk menentukan kepadatan lapisan
tanah dengan cara pengukuran volume lubang secara langsung.

2.7.2 Landasan Teori


Metode ini menggunakan alat yang terdiri atas sebuah botol plastik atau
kaca dengan sebuah kerucut logam dipasang di atasnya, yang diisi dengan pasir
Ottawa kering bergradasi buruk. Percobaan ini termasuk cara langsung sehingga
dapat mengukur volume dari tanah yang digali. Pasir kering yang telah diketahui
beratnya dituangkan keluar melalui kerucut pengukur ke dalam lubangnya. Volume
lubang dapat ditentukan dari berat pasir di dalam lubang dan berat volume
keringnya (Rizal, 2012).
Sand cone test (Percobaan kerucut pasir) adalah alat yang digunakan untuk
tes pengujian dalam hal ini untuk menentukan kepadatan lapisan tanah di lapangan
dengan menggunakan pasir baik itu lapisan tanah atau perkerasan lapisan tanah
yang dipadatkan. Percobaan kerucut pasir merupakan salah satu jenis pengujian
yang dilakukan dilapangan untuk menentukan berat isi kering (kepadatan) tanah
asli ataupun hasil suatu pekerjaan pemadatan yang dilakukan baik pada tanah
kohesif maupun tanah non kohesif. Nilai berat isi tanah kering yang diperoleh dari
percobaan ini biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan pemadatan
di lapangan (degreed of compaction) yaitu perbandingan antara yd (kerucut pasir)
dengan yd hasil percobaan pemadatan dilaboraturium (Tiga Sisi, 2019).
Sand cone test digunakan untuk memeriksa kepadatan tanah dengan
menggunakan pasir ottawa sebagai parameter kepadatan tanah yang mempunyai
sifat kering, bersih, keras, dan tidak memiliki bahan pengikat sehingga dapat
mengalir bebas dengan gradasi 0,075 – 2,000 mm. Pasir ottawa yang digunakan
adalah lolos saringan No.10 dan tertahan di saringan No.200. pengujian yang
diuraikan pada percobaan sand cone hanya berlaku terbatas pada ukuran butiran tanah
dan batuan dengan diameter tidak lebih dari 5 mm (SNI 2828:2011).

62
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.7.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan sand cone antara lain adalah
sebagai berikut.
1. Botol sand cone ; 6. Pelat sand cone ;
2. Pasir gradasi/ lapangan ; 7. Pahat ;
3. Keran corong ; 8. Plastik lapangan ;
4. Plastik lapangan ; 9. Corong sand cone ; dan
5. Corong sand cone ; 10. Cawan .

Gambar 2.13 Bagian-Bagian Sand Con

2.7.4 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan yang harus dilakukan dalam percobaan sand cone
antara lain sebagai berikut:
1. Mengisi botol sand cone dengan pasir gradasi/ standar.
2. Menimbang botol dan corong, berikut pasir gradasi yang telah diisi secukupnya
(W 6 ).
3. Membersihkan permukaan tanah yang akan digali dan meratakan
permukaannya.

63
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

4. Meletakkan pelat lapangan di permukaan tanah dalam posisi yang kokoh.


5. Menggali lubang bulat sesuai diameter lubang pelat lapangan dengan
meggunakan pahat, palu, dan sendok tanah.
6. Menimbang kaleng lapangan yang telah dibersihkan dalam keadaan kosong
(W 9 ).
7. Memasukkan semua tanah hasil galian tersebut kedalam kaleng lapangan lalu
menimbang beratnya (W 8 ).
8. Meletakkan corong sand cone, berikut botol yang telah berisi pasir di atas pelat
lapangan tadi dalam posisi terbalik.
9. Membuka keran corong sehingga pasir dalam botol turun dan mengisi corong
bagian bawah dan lubang.
10. Setelah pasir berhenti mengalir, menutup keran corong.
11. Mengambil sebagian tanah di sekitar lokasi pengetesan tersebut untuk
pemeriksaan kadar airnya.
12. Menimbang corong berikut botol yang berisi sisa pasir di dalamnya (W 7 ).
13. Mengambil kembali pasir yang bersih yang mengisi lubang tadi untuk
menggunakannya pada percobaan berikutnya.
14. Menghitung berat jenis pasir yang keluar dari botol, dengan cara menimbang:
a. Berat botol + corong (W 1 )
b. Berat air penuh + botol + corong (W 2 )
c. Berat pasir penuh + botol + corong (W 3 )
15. Menghitung berat pasir, dengan cara:
a. Mengisi botol sand cone dengan pasir standar secukupnya.
b. Menimbang berat pasir secukupnya di dalam botol beserta corong (W 4 ).
c. Pada tempat yang datar, meletakkan corong berikut botol sand cone pada
posisi terbalik, kemudian membuka keran corong hingga pasir sand cone
berhenti mengalir (pasir mengisi corong sand cone sepenuhnya).
d. Menutup keran sand cone, kemudian menimbang berat sisa pasir di botol
beserta corongnya (W 5 ).

64
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.7.5 Perhitungan
Perhitungan yang diperlukan dalam percobaan sand cone adalah sebagai
berikut.
1. Perhitungan pemeriksaan sand cone sebagai berikut:
a. Berat pasir di dalam corong + lubang = (W 6 ) – (W 7 )
= 5345,000 − 2445,000
= 29,000 g
b. Berat pasir di dalam corong = (W 4 ) – (W 5 )
= 5457,000 – 4370,000
=187,000 g
c. Berat pasir di dalam (W 10 ) = (W 6 − W 7 ) – (W 4 − W 5 )
= 2900,000 – 1087,000

= 1813,000 g

d. Berat isi pasir (γ p ) = W3 − W1


W2 − W1

5893,000 − 696,000
=
5405,000 − 696,000
=1,123 g

e. Volume pasir di dalam lubang (V) = W10


γp

1813,000
=
1,123

= 1614,794 cm 3
f. Berat tanah basah = (W 8 ) – (W 9 )
= 2885,000 − 16,190
= 2868,810 g/cm3

g. Berat isi tanah basah (γ w ) = W8 − W9


V

2868,810
=
1614,794
= 1,777 g/cm3
65
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

γw
h. Berat isi tanah kering (γ d ) = × 100%
100 + w
1,777
= ×100%
100 + 39,256
= 1,276 g/cm3
γ d lap
i. Derajat kepadatan = × 100%
γ d lab
0,842
= ×100%
1,397
= 123,740%
2. Perhitungan kadar air percobaan sand cone sebagai berikut:
a. Berat air = (Berat tin box + tanah basah) ̶
(Berat tin box + tanah kering)

= 61,430 − 46,650
= 14,780 g
b. Berat tanah kering = (Berat tin box + tanah kering)
̶ (Berat tin box)

= 46,650 − 9,000
= 36,750 g
Berat air
c. Kadar air = × 100%
Berat tanah kering
14,270
= ×100%
36,750

= 39,256 %

66
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.7.6 Hasil Pengujian


Pemeriksaan sand cone test dilakukan di Lapangan Laboraturium Teknik
Sipil Universitas Gunadarma, Jalan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur.
Pemeriksaan sand cone dilakukan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan pada
Modul Praktikum Mekanika Tanah 2021, dengan mengacu pada SNI 2828:2011
mengenai Metode Uji Densitas Tanah di Tempat (Lapangan) dengan Alat Konus
Pasir. Hasil pemeriksaan percobaan sand cone dapat dilihat pada Tabel 2.1, Tabel
2.2 dan Tabel 2.3 Sesuikan penomoran tabel, harus urut dari atas

67
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : 18/76 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Sand Cone Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : TP

Tabel 2.16 Hasil Pemeriksaan Sand Cone

No. Parameter Hasil

1. W₁ = Berat botol + corong (g) 696,000


2. W₂ = Berat air penuh + botol + corong (g) 5405,000
3. W₃ = Berat pasir penuh + botol + corong (g) 5983,000
W₄ = Berat pasir secukupnya + botol + (g)
4. 5457,000
corong (di tempat datar)
W₅ = Berat sisa pasir + botol + corong (di (g)
5. 4370,000
tempat datar)
W₆ = Berat pasir secukupnya + botol + (g)
6. 5345,000
corong (di dalam lubang)
W₇ = Berat sisa pasir + botol + corong (di (g)
7. 2445,000
dalam lubang)
8. W₈ = Berat tanah + tempat (plastik) (g) 2885,000
9. W₉ = Berat tempat (plastik) (g) 16,190

68
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : 19/76 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Sand Cone Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : TP

Tabel 2.17 Hasil Pemeriksaan Sand Cone Test

No. Parameter Hasil

1. Berat pasir di dalam corong + lubang (g) 2900,000


2. Berat pasir dalam corong (g) 1097,000
3. Berat pasir dalam lubang (g) 1813,000
4. Berat isi pasir (g/cm³) 1,123
5. Volume tanah/ pasir di dalam lubang (cm³) 1614,794
6. Berat tanah basah (g) 2868,810
7. Berat isi tanah basah (g/cm³) 1,777
8. Berat isi tanah kering (g/cm³) 1,276
9. Derajat kepadatan (%) 123,740

69
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : 20/76 Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Sand Cone Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : TP

Tabel 2.18 Hasil Pemeriksaan Kadar Air Tanah Percobaan Sand Cone

No. Parameter Hasil

1. Berat tin box (g) 10,400


2. Berat tin box + tanah basah (g) 54,430
3. Berat tin box + tanah kering (g) 42,140
4. Berat air (g) 12,290
5. Berat tanah kering (g) 31,740
6. Kadar air (%) 38,721
Rata - rata (%) 38,151

70
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.6.7 Kesimpulan dan Analisis


Percobaan sand cone didapatkan nilai derajat kepadatan sebesar
123,740%. Menurut SNI 03-2828-1992, kepadatan tanah relatif yang diperoleh
minimal 80%. ASTM D1556-07 menganjurkan kepadatan tanah berkisar antara
85% − 95%. Berdasarkan hasil percobaan, nilai yang didapatkan tidak sesuai
dengan standar yang tertera. Nilai tanah yang dipadatkan hasilnya > 95% maka
perlu dipertimbangkan, hal tersebut mungkin terjadi karena kesalahan pada saat
praktikum yang mengakibat adanya perubahan volume lubang. Derajat kepadatan
akan berpengaruh pada kemampuan tanah tersebut untuk menahan beban di
atasnya, seperti pada fondasi yang mempunyai fungsi memikul beban bagian
bangunan lainnya.

71
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.8 Plate Bearing Test


2.8.1 Maksud
Percobaan Plate Bearing Test dilakukan untuk memperkirakan daya
dukung tanah pada dasar galian dengan pembebanan lapangan untuk beban dan
kedalaman tertentu.

2.8.2 Landasan Teori


Uji plat lapangan (plate bearing test) merupakan pengujian lapangan yang
memberikan kapasitas daya dukung (bearing capacity, qu) pada lapisan tanah
dibawahnya. Parameter yang dihasilkan dari plate bearing test adalah nilai CBR
(california bearing ratio) setempat dan nilai daya dukung tanah. Hasil pengujian
ini dapat digunakan sebagai parameter desain atau untuk mengkonfirmasi asusmi
desain yang diambil (Tony, 2019).
Metode pengujian dilakukan demngan mempersiapkan lokasi yang akan
digunakan dengan meratakan permukaan tanah. Dengan menggunakan alat
hydraulic jack yang dilengkapi dengan dial pengukur tekanan. Kemudian mengatur
dial indicator yang dipasang pada pelat untuk menjaga keseimbangan beban dan
agar tidak terjadi keruntuhan akibat tanah yang tidak stabil. Nilai total beban pada
plat dibagi dengan luas plat baja memberikan daya dukung akhir dari tanah.
Pengujian ini umumnya dilakukan pada bangunan jalan raya. Tanah lepas
haruslah dipadatkan untuk meningkatkan volumenya. Pemadatan tersebut
fungsinya untuk meningkatkan kekuatan tanah sehingga mampu mendukung
fondasi yang ada diatasnya. Pemadatan juga bertujuan untuk mengurangi terjadinya
penurunan pada tanah yang berlebihan sesuai dengan spesifikasi. Tingkat
pemadatan tanah diukur dari berat kering volume tanah yang dipadatkan (Tony,
2019).

72
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.8.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian plate bearing test adalah sebagai
berikut.
1. Loading platforn ;
2. Bearing plates (plat baja) ;
3. Hydraulic jack ;
4. Pengunci ;
5. Ambang penahan ;
6. Tiang penghantar ;
7. Proving ring ;
8. Dial proving ring ;
9. Magnetic dial ;
10. Dial penurunan ;
11. Jembatan bantu ; dan
12. Angker .

Gambar 2.14 Pengaturan untuk Uji Beban Statis

73
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.8.4 Prosedur Percobaan


Prosedur yang harus dilakukan pada percobaan plate bearing test adalah
sebagai berikut.
1. Membersihkan lokasi yang akan digali. Menggali lokasi uji sampai kedalaman
pengujian atau ke dalam fondasi, yang kedalamannya minimal 4 kali lebar
pelat.
2. Memasang pelat baja dayang dukung (bearing plates) dan memasang dial
pengukuran penurunan diatasnya.
3. Memasang hydraulic jack yang dilengkapi dengan dial pengukuran tenakanan.
4. Memasang beban sesuai dengan rencana uji beban di atas hydraulic jack.
Memasang tumpuan pada ujung-ujung lokasi pengujian untuk menjaga
keseimbangan beban agar tidak terjadi keruntuhan akibat tanah yang tidak
stabil.
5. Menambah tekanan pada hydraulic jack sehingga beban benar-benar hanya
menimpa hydraulic jack, dan membaca dial pengukuran tekanan.
6. Mencatat besarnya penurunan tanah yang terjadi lalu menambahkan beban
seperti langkah 4 dan 5 dengan selang waktu tidak boleh lebih dari 1 jam.
7. Melakukan pengujian sampai penurunan total mencapai 25 mm atau sampai
kemampuan alat penguji tercapai. Melepaskan beban lalu mencatat
pengembangan tanah akibat pelepasan beban dengan waktu sama dengan pada
waktu pelaksanaan pembebanan.

74
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai