100
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk percobaan analisis agregat halus
adalah sebagai berikut.
1. Sieve shaker (mesin pengguncang).
2. Saringan No. 4, No. 8, No. 16, No. 30, No. 50 dan No. 100.
3. Pan dan cover.
4. Timbangan.
5. Oven.
101
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
(4)
(5)
102
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
103
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Berat saringan +
Berat saringan
No. Nomor saringan tertahan
( gram ) ( gram )
No.4
1. 363,700 364,400
(4,75 mm)
No.8
2. 412,500 432,000
( 2,36 mm)
No. 16
3. 364,400 499,200
(1,18 mm)
No. 30
4. 248,400 444,400
(0,60 mm)
No. 50
5. 249,800 551,200
(0,30 mm)
No. 100
6. 322,400 601,600
(0,15 mm)
7. Pan 333,500 377,300
2.5.1.6 Perhitungan
Perhitungan pada percobaan analisis saringan agregat halus
menggunakan rumus:
Contoh perhitungan adalah saringan No. 16
Berat tertahan = (berat saringan + tertahan) – (berat saringan)
= 499,200 – 364,400
= 134,800 gram
ΣBerat tertahan = jumlah berat tertahan di saringan No. 8 + berat tertahan
saringan No. 16
= 20,200 + 134,800
= 155,000 gram
Persentase tertahan =
=
= 15,891%
104
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Modulus kehalusan =
=
= 2,164
105
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
106
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
107
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Gambar 2.16 Kurva Gradasi Agregat Halus Ukuran Butiran Maksimum (mm)
108
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.1.7 Kesimpulan
Data percobaan dan hasil perhitungan menunjukkan nilai agregat
halus yang diperoleh lolos pada saringan No. 4 sebanyak 99,928%, agregat
halus yang lolos pada saringan No. 8 sebanyak 97,929%, saringan No. 16
sebanyak 84,109%, saringan No. 30 sebanyak 64,015%, saringan No. 50
sebanyak 33,115%, dan saringan No. 100 sebanyak 4,490%, dengan
grading zone III dan modulus kehalusan sebesar 2,164. Sehingga agregat
yang di uji baik untuk digunakan dalam pencampuran beton.
109
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan berat jenis dan
penyerapan agregat halus adalah sebagai berikut.
1. Timbangan. 5. Talam.
2. Labu ukur 500 ml. 6. Sendok pengaduk.
3. Cetakan kerucut (cone). 7. Oven.
4. Batang penumbuk (tamper). 8. Saringan No. 4.
110
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
9. Hot plate.
(1)
(2)
(3
&
4)
(8) (9)
Gambar 2.17 Peralatan Percobaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
111
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
12. Merendam labu ukur dalam air hingga suhunya mencapai suhu ruangan lalu
menambahkan air suling sampai tanda batas.
13. Menimbang labu ukur + air + sampel agregat (C).
14. Memasukkan benda uji ke dalam oven pada suhu 100ºC ± 10ºC selama 24
jam, setelah itu memasukkan dalam desikator lalu menimbang beratnya (A).
15. Mengisi labu ukur tadi dengan air suling sampai tanda batas lalu
menimbangnya (B).
2.5.2.6 Perhitungan
Perhitungan berat jenis dan penyerapan agregat halus pada sampel II
dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
=
= 2,195
113
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
=
= 2,217
=
= 2,245
Absorption =
=
= 1,010 %
Keterangan:
A = berat contoh kering (setelah dioven) (gram)
B = berat labu + air (gram)
C = berat labu + air + sampel agregat (gram)
114
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Tabel 2.39 Hasil Perhitungan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
Nilai Sampel Rata-
No Parameter
I II rata
(gram 100,00
105,500 102,750
1. Berat contoh jenuh kering permukaan ) 0
(gram
102,080 99,000 100,540
2. Berat contoh kering )
(gram 641,10
648,500 644,800
3. Berat labu + air ) 0
(gram 696,00
702,100 699,050
4. Berat labu + sampel ssd + air ) 0
5. Bulk spesific gravity 1,966 2,195 2,081
6. Bulk spesific gravity (SSD) 2,032 2,217 2,125
7. Apparent spesific gravity 2,106 2,245 2,175
8. Absorption/ penyerapan (%) 3,350 1,010 2,180
115
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.2.7 Kesimpulan
Data percobaan dan hasil perhitungan menunjukkan nilai bulk spesific
gravity sebesar 2,195, nilai bulk spesific gravity (SSD) sebesar 2,217, nilai
apparent spesific gravity sebesar 2,245, dan nilai absorption (penyerapan) sebesar
1,010%. Menurut SNI 1970:2016 penyerapan yang memenuhi syarat adalah
<3,000%, sehingga pada percobaan berat jenis dan penyerapan agregat halus telah
memenuhi syarat.
116
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
117
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.3.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk percobaan bobot isi dan rongga udara
agregat halus sebagai berikut.
1. Oven. 5. Meja getar.
2. Timbangan. 6. Mistar perata.
3. Batang pemadat Ø16 mm. 7. Jangka sorong.
4. Container (Mold 6"). 8. Sekop.
(4) (5)
(6)
(7) (8)
Gambar 2.18 Peralatan Kadar Percobaan Bobot Isi dan Rongga Udara Agregat
Halus.
118
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
119
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Tabel 2.41 Data Percobaan Bobot Isi dan Rongga Udara Kondisi Padat Agregat
Halus.
Parameter Nilai
Berat container (gram) 8770,000
Berat container + agregat (gram) 14821,000
Berat agregat (gram) 6051,000
Volume container cm3 3603,870
2.5.3.6 Perhitungan
Perhitungan bobot isi dan rongga udara agregat halus pada kondisi lepas
dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
=
= 1,474 gram/cm3
=
= 1,506 gram/cm3
120
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
=
= 29,142%
Perhitungan bobot isi dan rongga udara agregat halus pada kondisi padat
dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
=
= 1,679 gram/cm3
=
= 1,716 gram/cm3
=
= 19,299%
Keterangan :
A : absorpsi agregat (%)
B : berat container (gram)
C : berat container berikut isinya (gram)
V : volume container (gram)
SG : berat jenis agregat (kering)
121
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Tabel 2.42 Hasil Perhitungan Bobot Isi dan Rongga Udara Kondisi Lepas Agregat
Halus.
No Parameter Nilai
1. Berat container (gram) 8770,000
2. Berat container + agregat (gram) 14083,000
3. Berat agregat (gram) 5313,000
4. Volume container cm3 3603,870
5. Berat isi agregat ( kering ) (gram/cm3) 1,474
6. Berat isi agregat ( SSD ) (gram/cm3) 1,506
7. Kadar rongga udara % 29,142
Tabel 2.43 Hasil Perhitungan Bobot Isi dan Ronggs Udara Kondisi Padat Agregat
Halus.
N
Parameter Satuan Nilai
o
1. Berat container (gram) 8770,000
2. Berat container + agregat (gram) 14821,000
3. Berat agregat (gram) 6051,000
4. Volume container cm3 3603,870
5. Berat isi agregat ( kering ) (gram/cm3) 1,679
6. Berat isi agregat ( SSD ) (gram/cm3) 1,716
7. Kadar rongga udara % 19,299
122
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.3.7 Kesimpulan
Data percobaan dan hasil perhitungan menunjukkan nilai berat isi agregat
(kering) dalam kondisi lepas sebesar 1,474 gram/cm³ dan dalam kondisi padat
sebesar 1,679 gram/cm³, berat isi agregat (SSD) dalam kondisi lepas sebesar 1,506
gram/cm³ dan dalam kondisi padat sebesar 1,716 gram/cm³. Kadar rongga udara
dalam kondisi lepas sebesar 29,142% dan dalam kondisi padat sebesar 19,299%.
Percobaan bobot isi dan rongga udara mengacu pada SNI 03- 4804-1998 tentang
metode pengujian bobot isi dan rongga udara dalam agregat.
123
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.4.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan kadar air agregat halus
adalah sebagai berikut.
1. Cawan.
2. Oven.
3. Timbangan.
124
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4. Desikator.
(1) (2)
(3) (4)
125
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
126
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.4.6 Perhitungan
Perhitungan Kadar air agregat halus nilai II dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
Berat air =A–B
= 500,100 – 487,800
= 12,300
Kadar air =
=
= 2,522%
Keterangan:
A : berat isi air (gram)
B : berat contoh kering (gram)
A–B : berat air (gram)
127
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
128
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.4.7 Kesimpulan
Hasil percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dari agregat
halus pada sampel I dan sampel II mengandung air sebanyak 2,208% dan 2,522%.
Dengan rata-rata kadar air pada agregat halus sebesar 2,365%. Syarat kadar air
agregat halus yang diperoleh menurut SNI 03-1971-1990 maksimal 5,000%
sehingga kadar air agregat halus terlah memenuhi campuran beton.
129
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.5.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan kadar lumpur dan lempung
agregat halus sebagai berikut.
1. Saringan No. 4, No. 16 dan No. 200
2. Timbangan
130
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
3. Oven
4. Cawan
(1) (2)
(3) (4)
Gambar 2.20 Peralatan Percobaan Kadar Lumpur dan Lempung Agregat Halus.
2.5.5.6 Perhitungan
Perhitungan pada kadar lumpur dan lempung dilakukan menggunakan
rumus sebagai berikut.
=
= 1,008%
Keterangan :
A : berat contoh kering awal (gram)
B : berat contoh kering setelah pencucian (gram)
132
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Tabel 2.47 Data Percobaan Kadar Lumpur dan Lempung Agregat Halus.
No Parameter Nilai
(gram
1. 515,700
Berat agregrat kering awal )
(gram
2. 510,500
Berat agregrat kering setelah pencucian )
3. Kadar lumpur dan lempung % 1,008
133
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.5.7 Kesimpulan
Data percobaan menunjukkan kadar lumpur dan lempung sampel agregat
halus mengandung 1,008% lumpur dan lempung. Percobaan kadar lumpur dan
lempung mengacu pada SNI ASTM C117:2012 tentang metode pengujian jumlah
bahan dalam agregat yang lolos saringan No. 200 (0,075 mm) dalam agregat
mineral dengan pencucian.
134
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
135
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.6.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan kadar bahan organik adalah
sebagai berikut.
1. Botol organik.
2. Larutan NaOH 3%.
3. Standar warna.
4. Gelas ukur.
(1) (2)
(3) (4)
Gambar 2.21 Peralatan Percobaan Kadar Bahan Organik Agregat Halus.
136
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
137
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Hasil Pengamatan
Dapat digunakan
138
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.6.6 Kesimpulan
Data percobaan yang diperoleh menunjukkan standar warna No. 1.
Dalam ketentuan standar warna No. 1 dan No. 2 menyatakan pasir yang
digunakan sebagai bahan campuran beton memiliki kadar bahan organik yang
masih dapat ditoleransi sehingga tidak perlu dicuci terlebih dahulu
139
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.7.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam soundness test agregat halus adalah
sebagai berikut.
1. Beaker glass.
2. Timbangan dengan ketelitian minimal 0,100% dari berat benda uji.
3. Natrium sulfat/ magnesium sulfat.
140
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4. Oven.
5. Desikator.
6. Termometer dengan ketelitian 0,1ºC.
7. Hidrometer.
8. Wadah untuk agregat halus, kawat kasa berbentuk tabung yang bagian
atasnya terbuka yang mempunyai ukuran bukaan saringan No. 60.
9. Saringan, dengan ukuran saringan sebagai berikut.
Tabel 2.49 Ukuran Saringan untuk Agregat Halus.
Ukuran Saringan
No. 4 (4,750 mm)
No. 5 (4,000 mm)
No. 8 (2,400 mm)
No. 16 (1,200 mm)
No. 30 (0,600 mm)
No. 50 (0,300 mm)
No. 100 (0,150 mm)
BENDA UJI
Agregat halus yang akan diuji harus lolos saringan ukuran 9,500 mm (3/8")
dengan berat tidak kurang dari 100,000 gram untuk masing-masing ukuran,
seperti yang ditunjukan pada Tabel 2.50.
Tabel 2.50 Ukuran Saringan yang Digunakan untuk Agregat Halus.
Lolos Saringan Tertahan Saringan
9,500 mm (3/8") 4,750 mm (No. 4)
4,750 mm (No. 4) 2,360 mm (No. 8)
2,360 mm (No. 8) 1,180 mm (No. 16)
1,180 mm (No. 16) 0,600 mm (No. 30)
0,600 mm (No. 30) 0,300 mm (No. 50)
141
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
142
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.7.5 Perhitungan
Perhitungan pada soundness test agregat halus dilakukan menggunakan
rumus sebagai berikut.
143
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
144
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.8.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam bulking factor test adalah sebagai berikut.
1. Gelas ukur 1000 ml.
(1)
Gambar 2.22 Peralatan Bulking Factor Test.
2.5.8.6 Perhitungan
Perhitungan bulking factor test dilakukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.
=
= 15,385%
Keterangan:
A : volume pasir dengan kadar air asli (ml)
B : volume pasir dalam keadaan jenuh air (ml)
146
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
147
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.8.7 Kesimpulan
Data percobaan dan hasil perhitungan menunjukkan data volume semula
sebesar 300,000 ml dan volume dalam keadaan jenuh air sebesar 260,000 ml.
Bulking factor pada contoh pasir adalah 15,385%. Menurut BS 812 : Part 2 : 1995
syarat nilai persentase bulking factor adalah < 20,000% , sehingga pada nilai
persentase bulking factor test telah memenuhi persyaratan.
148
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.8.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam sand equivalent test adalah sebagai
berikut.
1. Tabung Sand Equivalent (SE)
149
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2. Beban equivalent
3. Larutan standar (stock solution)
4. Gelas Erlenmeyer
5. Statif
6. Cawan
7. Tin box
8. Saringan No. 4
9. Sumbat karet
10. Stopwatch
150
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.8.5 Perhitungan
Perhitungan sand equivalent dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut.
Nilai SE =
151
Kelompok 6 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma