BAB 2
PEMERIKSAAN BAHAN CAMPURAN BETON
2.1 PENDAHULUAN
Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum
digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain-lain. Murdock dan
Brook (1986) menyatakan bahwa beton adalah suatu bahan bangunan dan bahan
konstruksi yang sifat-sifatnya dapat ditentukan lebih dahulu dengan mengadakan
perencanaan dan pengawasan yang teliti terhadap bahan-bahan yang dipilih.
Bahan-bahan pilihan itu adalah ikatan keras yang ditimbulkan oleh reaksi kimia
antara semen, air dan agregat (pasir, kerikil, batu pecah, atau jenis agregat lain)
serta campuran bahan tambahan (additive) yang bersifat kimiawi ataupun fisikal
pada perbandingan tertentu jika dianggap perlu.
Agregat merupakan salah satu komponen dalam campuran beton berupa
butiran mineral keras dengan ukuran butiran antara 0,063 mm – 150,000 mm.
Agregat yang digunakan dalam campuran beton agregat adalah agregat halus
(pasir) dan agregat kasar (kerikil). Dalam campuran beton, agregat merupakan
bahan penguat (strengter) dan pengisi (filler) dan menempati 60% – 75% dari
volume total beton.
Semen portland ialah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara
menghaluskan klinker, yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang
bersifat hidrolis dan gips sebagai bahan pembantu (SK-SNI-S-04-1989-F). Fungsi
semen ialah untuk bereaksi dengan air menjadi pasta semen. Pasta semen
berfungsi untuk merekatkan butir-butir agregat agar terjadi suatu massa yang
padat. Pasta semen juga berfungsi untuk mengisi rongga-rongga di antara butir-
butir agregat.
Air merupakan bahan dasar pembuatan beton yang penting dan harganya
paling murah. Dalam pembuatan beton air diperlukan untuk bereaksi dengan
semen portland dan untuk menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat, agar
7
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
dapat mudah dikerjakan (diaduk, dituang dan dipadatkan). Syarat air yang bisa
digunakan sebagai bahan campuran beton adalah memiliki nilai pH air antara
4,500 – 8,500.
Bahan tambahan ialah suatu bahan berupa bubuk atau cairan, yang
ditambahkan ke dalam campuran adukan beton selama pengadukan, dengan
tujuan untuk mengubah sifat adukan atau beton (Spesifikasi Bahan Tambahan
untuk Beton, Standar, SK SNI S-18-1990-03). Pemberian bahan tambahan pada
adukan beton dengan maksud untuk memperlambat waktu pengikatan,
mempercepat pengerasan, menambah encer adukan, menambah daktilitas,
mengurangi retak-retak pengerasan, mengurangi panas hidrasi, menambah
kekedapan, menambah keawetan, dan sebagainya. Bahan kimia pembantu
(chemical admixture) dan bahan-bahan lain merupakan bahan tambahan
(additives) kepada beton.
8
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.2.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan kehalusan semen adalah
sebagai berikut.
1. Saringan No. 100
2. Saringan No. 200
3. Timbangan
9
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
4. Kuas
5. Sieve shaker
6. Pan dan cover
)
Berat saringan No. 200 + semen tertahan (gram 694,200
)
2.2.1.6 Perhitungan
Hasil perhitungan dari percobaan kehalusan semen yang telah dilakukan
menggunakan rumus:
W 4 −W 1
× 100%
F1 = W3
(387 , 300−377 , 300)
×100 %
= 500
= 2,000%
W 5−W2
× 100%
F2 = W3
(694, 200 244, 000)
100%
= 500
= 90,040%
Di mana :
W1 : berat saringan No. 100 (gram)
W2 : berat saringan No. 200 (gram)
W3 : berat semen (gram)
W4 : berat saringan No. 100 + semen yang tertahan (gram)
W5 : berat saringan No. 200 + semen yang tertahan (gram)
11
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
12
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.2.1.7 Kesimpulan
Data percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan, dapat dilihat
bahwa persentase kehalusan semen yang tertahan di atas saringan No. 100 adalah
2,000% dan semen yang tertahan di atas saringan No. 200 adalah 90,040%.
Berdasarkan SNI 03-2530-1991 dengan syarat kehalusan semen untuk yang
tertahan di saringan No. 100 (F1) adalah≤ 0,000% dan presentase kehalusan semen
yang tertahan pada saringan No. 200 (F 2)≤ 22,000%, maka persentase lolos
saringan No. 100 dan No. 200 tidak memenuhi syarat.
13
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
14
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.3.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan pemeriksaan pH air adalah
sebagai berikut.
1. Cawan
2. Indikator pH
3. Gelas ukur
16
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.3.1.6 Kesimpulan
Data percobaan yang telah dilakukan nilai pH air yang diperoleh adalah
6,500 dengan keadaan air jernih, tawar dan tidak berbau. Menurut SNI 03-6817-
2002, syarat pH air yang baik digunakaan untuk pembuatan campuran beton
adalah 4,500 – 8,500, jadi air tersebut memenuhi syarat dan dapat digunakan
untuk campuran pembuatan beton.
17
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
18
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.3.2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakaan pada saat percobaan kadar bahan padat dalam
air adalah sebagai berikut.
1. Gelas ukur 500 ml
2. Cawan penguap
3. Oven
4. Timbangan
5. Desikator
6. Hot plate
19
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
20
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.3.2.6 Perhitungan
Hasil perhitungan dari percobaan kadar bahan padat dalam air yang telah
dilakukan menggunakan rumus:
Persyaratan kadar bahan padat dalam air yang di izinkan untuk campuran
beton adalah maksimum 2000,000 ppm.
21
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Tabel 2.5 Hasil Perhitungan Percobaan Kadar Bahan Padat dalam Air
Parameter Hasil
(gram
Berat cawan 16,420
)
(gram
Berat cawan + berat residu 16,580
)
Volume sampel air (ml) 500,000
Konsentrasi bahan padat (ppm) 320,000
22
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.3.2.7 Kesimpulan
Data hasil percobaan dan hasil perhitungan yang telah dilakukan, kadar
bahan padat dalam air sebanyak 320,000 ppm. Menurut SNI 03-6817-2002
persyaratan kadar bahan padat dalam air yang diizinkan untuk pembuatan
campuran beton maksimum 2000,000 ppm. Kadar bahan padat dalam air pada
percobaan yang telah dilakukan memenuhi syarat dan dapat digunakan untuk
campuran beton.
23
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
24
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.3.3.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan kadar bahan tersuspensi dalam
air adalah sebagai berikut.
1. Gelas ukur 1.000 ml
2. Oven
3. Beaker glass 1.000 ml
4. Botol semprot
5. Timbangan
6. Desikator
7. Kertas saring
25
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.3.3.6 Perhitungan
Hasil perhitungan dari percobaan kadar residu dalam air yang telah
dilakukan dihitung dengan rumus:
Bahan tersuspensi dalam air yang diizinkan untuk bahan campuran beton
adalah maksimum 2000,000 ppm.
26
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Tabel 2.7 Hasil Perhitungan Percobaan Kadar Bahan Tersuspensi dalam Air
Parameter Hasil
(gram
Berat kertas saring 2,310
)
Berat kertas saring + berat residu (gram
2,350
tertahan )
Volume sampel air (ml) 1000,000
Konsentrasi bahan tersuspensi (ppm) 40,000
27
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.3.3.7 Kesimpulan
Data percobaan dan hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan
bahan tersuspensi dalam air sebanyak 40,000 ppm. Menutut SNI 06-6989.3-2004
persyaratan bahan tersuspensi yang diizinkan dalam pembuatan campuran beton
maksimum 2000,000 ppm. Maka kadar bahan tersuspensi dalam air pada
percobaan yang telah dilakukan memenuhi syarat dan dapat digunakan untuk
campuran beton.
28
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
29
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.3.4.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan kadar organik dalam air adalah
sebagai berikut.
1. Gelas ukur 500 ml
2. Cawan
3. Oven
4. Timbangan
5. Desikator
6. Hot plate
7. Korek gas
30
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.3.4.6 Perhitungan
Hasil perhitungan dari percobaan kadar organik dalam air yang telah
dilakukan dihitung dengan rumus:
= (16,580 16,570)
= 0,020 gram
= 20,000 mg
1000
W×
Konsentrasi Bahan Organik = S
1000
20, 000
= 500
= 20,000 ppm (mg/liter)
Di mana:
W1 : berat residu beserta cawan (gram)
W2 : berat residu beserta cawan yang telah di dingikan (gram)
W : berat residu = W2 – W1 (gram)
S : volume sampel air (ml)
31
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Kadar bahan organik yang diizinkan untuk bahan campuran beton adalah
maksimum 2000,000 ppm.
32
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Tabel 2.9 Hasil Perhitungan Percobaan Kadar Bahan Organik dalam Air
Parameter Hasil
(gram
Berat residu dengan cawan setelah dipijarkan 16,570
)
(gram
Berat residu dengan cawan setelah dioven 16,580
)
Volume sampel air (ml) 500,000
Konsentrasi bahan organik (ppm) 20,000
33
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.3.4.7 Kesimpulan
Data percobaan dan hasil perhitungan yang telah di lakukan di dapatkan
kadar bahan organik dalam air sebanyak 20,000 ppm. Menurut SNI 03-6817-
2002. Persyaratan kadar bahan organik yang diizinkan untuk bahan campuran
beton adalah maksimum 2000,000 ppm. Jadi kadar bahan organik dalam air pada
percobaan yang telah dilakukan memenuhi syarat dan dapat digunakan untuk
campuran beton.
34
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma