BAB I
PENDAHULUAN
a. Kesimpulan
BAB II
PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS
CARA LAPANGAN
Penentuan kadar butir halus adalah untuk mencari beberapa kadar lumpur
yang dimiliki oleh agregat.
Lumpur yang menutupi agregat dapat mempengaruhi daya ikat semen
terhadap agregat.
Adanya lumpur pada agregat menimbulkan efek terhadap campuran
beton, yaitu:
b. Analisis data
Menentukan nilai rata-rata
X 1+ X
Nilai rata-rata = 2+ Y 1+ Y
2
4
0.55+0.55+0.85+ 0.55
=
4
2.5
= ¿ 0.625 mm
4
Menentukan kadar lumpur
Nilai rata−rata
Kadar Lumpur= ×100 %
50
0.625
¿ ×100 %
50
= 1.25%
2.7 KESIMPULAN
Dari pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pasir yang
telah diujikan memiliki kandungan lumpur kurang dari 5% yaitu 1.25%, maka
pasir tersebut sangat baik digunakan untuk campuran beton.
2.8 GAMBAR
BAB III
ANALISA SARINGAN AGREGAT
KASAR DAN HALUS
3.2 TUJUAN
a. Tujuan umum
Setelah selesai praktikum ini diharapkan kepada mahasiswa dapat
menentukan presentase perbandingan agregat halus dan agregat kasar
menjadi komposisi agregat gabungan yang ideal dengan gradasi yang baik
secara campuran.
b. Tujuan khusus
Setelah selesai melaksanakan praktikum pengujian bahan ini diharapkan
agar mahasiswa :
Dapat melaksanakan praktikum sesuai dengan langkah kerja yang
benar
Dapat mengenal dan mempergunakan peralatan analisa saringan
agregat dengan benar sesuai fungsinya masing-masing
Dapat menentukan ukuran maksimum dari agregat yang dipakai
Dapat menentukan gradasi agregat halus dan gradasi agregat kasar
dengan menggunakan hasil dari analisa saringan
Saringan 63.5
Saringan 38.1
Saringan 19
Saringan 12.7
Saringan 9.5
Pan
Dan saringan yang digunakan untuk agregat halus adalah :
Saringan nomor 4.75
Saringan nomor 2.36
Saringan nomor 1.18
Saringan nomor 0.6
Saringan nomor 0.3
Saringan nomor 0.075
Pan
2. Timbang agregat halus sebanyak 1750 gr dan agregat kasar sebanyak 1750
gr
3. Keringkan kedua agregat tersebut dengan cara dioven selama ± 24 jam
4. Masukan agregat halus kedalam saringan no. 4.75 s/d Pan dan agregat kasar
kedalam saringan no. 63.5 s/d Pan
5. Getarkan ayakan dengan menggunakan mesin vibrator selama 15 menit
6. Masing-masing agregat yang tertahan disaringan ditimbang dengan
timbangan
3.6 DATA DAN ANALISA DATA
Tabel 2.1 Tabel data analisa saringan agregat kasar
Jumlah
Berat
Ukuran Berat % %
No Agregat
Saringan Tertaha Tertahan Kelolosan
(gr)
n
1 63.5 0 0 0 100
2 38.1 33 33 13.47 86.94
3 19 111 144 58.78 70.61
4 12.7 29 173 70.62 58.78
5 9.5 40 213 86.95 13.47
6 Pan 32 245 100 0
Jumlah Tertahan
% Tertahan= × 100 %
Total Tertahan
= 1750 gr – 245 gr
= 1505 gr
329.82
¿ =3.298
100
Jumlah % berat
Ukuran Berat Agregat %
No Berat kumulatif
Saringan (gr) Kelolosan
Tertahan bertahan
1 4.75 19 19 1.36 100
2 2.36 25 44 3.15 93.92
3 1.18 59 103 7.37 40.27
4 0.6 155 258 18.45 18.45
5 0.3 305 563 40.27 7.37
6 0.75 750 1313 93.92 3.15
7 Pan 85 1398 100 1.36
Jumlah Tertahan
% Tertahan= × 100 %
Total Tertahan
= 1750 gr – 1398 gr
= 352 gr
264.52
¿ =2.645
100
3.7 KESIMPULAN
Dari perhitungan data dari hasil penelitian didapatkan, Fitness modulus
agregat kasar adalah 3.298 dan fitness modulus agregat halus adalah 2.645.
Berdasarkan SII.0052 fitness modulus yang baik untuk agregat halus adalah 1.5
sampai 3.8, sedangkan fitness modulus yang baik untuk agregat kasar adalah 6
sampai 7.
Jadi pasir yang berasal dari Talang Rejo tergolong baik dan bisa
digunakan untuk campuran beton. Sedangkan split yang berasal dari Talang Rejo
tergolong kurang baik dan tidak baik jika digunakan untuk campuran beton.
3.8 GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar agregat halus Gambar 2.2 Gambar agregat kasar
Gambar 2.3 Gambar menimbang wadah Gambar 2.4 Gambar proses pengujian
BAB IV
PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN PORTLAND
DENGAN CARA LAPANGAN
4.2 TUJUAN
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
berat semen
BJ semen= × BJ air
V 1−V 2
a. Peralatan
Wadah semen
Kawat penusuk
Tabung Pipet
b. Bahan
Semen
Air
Minyak Tanah
11. Hitung berat jenis semen benda uji dengan menggunakan rumus yang ada
pada teori berdasarkan hasil praktikum
100
¿
155−125
¿ 3.33 gr /cm ³
massa semen
BJ GU 500 ml=
V 2−V 1
25
¿
88−80
¿ 3.125 gr /cm³
3,33+ 3,125
¿
2
¿ 3,229 gr /cm³
4.7 KESIMPULAN
Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa semen Portland yang diuji
mempunyai BJ 3.229, sehingga semen tersebut masih dalam keadaan baik serta
dalam kondisi yang terpelihara dengan baik dan belum mengalami penurunan
kualitas.
4.8 GAMBAR
Gambar 3.3 Gambar proses pengujian Gambar 3.4 Gambar pengocokan bahan
BAB V
PERENCANAAN CAMPURAN BETON
(MIX DESIGN)
tekan rencana harus lebih kecil dari suatu angka misalnya 5 %. Untuk itu
diasumsikan bahwa kekuatan tekan betonmnegikuti distribusi normal pada saat
pengujian di laboratorium.
a. Peralatan
Timbangan
Talam besi
Molen
Sekop
b. Bahan
Semen
Pasir
Kerikil
Air
Table/Grafik
No Uraian Perhitungan Nilai
.
1. Kuat tekan karakteristik Ditetapkan 175 Mpa
2. Deviasi Standar Tabel nilai defiasi 7,0 MPa
3. Nilai tambah ( Margin) K x 7 (k = 1,64) 11,48 Mpa
SIFAT
- Berat jenis
( kering permukaan ) 2,58 2,53
- Penyerapan air % 3,52 2,415
- Kadar air % 3,93315 1,4835
Dari langkah no. 1 hingga no. 22, kita dapatkan susunan campuran beton
teoritis untuk tiap m3 sebagai berikut :
- Semen = 375, 00 kg
Tabel 3.4 Tabel Persyaratan Jumlah Semen Minimum san Faktor Air Semen
Maksimum untuk Berbagai Macam Pembetonan dalam Lingkungan Khusus.
Jumlah Semen Nilai faktor
LOKASI Minimum per m3 Air – Semen
beton (kg) Maksimum
Beton didalam ruang bangunan :
a. Keadaan keliling non korosif 275 0,60
b. Keadaan keliling korosif disebabkan oleh 325 0,52
kondensasi atau uap korosif
Beton di luar ruangan bangunan :
a. Tidak terlindung dari hujan dan terik 325 0,60
matahari langsung
b. Terlindung dari hujan dan terik matahari 275 0,60
langsung
Beton yang masuk ke dalam tanah :
a. Mengalami keadaan basah dan kering 325 0,55
berganti – ganti
b. Mendapat pengaruh sulfat dan alkali dari Lihat tabel 5 SNI
tanah 03-2934-2000
Beton yang kontinyu berhubungan :
- Air Tawar Lihat tabel SNI
- Air Laut 03-2834-2000
BAB VI
PENGUJIAN SLUMP BETON
6.2 TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah selesai praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat menentukan
kekakuan adukan semen.
b Tujuan Khusus
Setelah selesai praktikum diharapkan mahasiswa dapat :
Memakai alat/mengetahui alat yang dipergunakan dalam uji bahan slump
test
Menentukan tingkat keplastisan dari bahan beton segar
Nilai slump adalah nilai yang diperoleh dari hasil uji slump dengan cara
beton segar diisikan ke dalam suatu corong baja berupa kerucut terpancung,
kemudian bejana ditarik ke atas sehingga beton segar meleleh kebawah .
Besar penurunan permukaan beton segar diukur, dan disebut nilai
'slump'. Makin besar nilai slump, maka beton segar makin encer dan ini berarti
semakin mudah untuk dikerjakan.
1. Faktor kekuatan
Yang dalam hal ini merupakan kekuatan tekan karakteristik dari beton itu
sendiri (fc’). kekuatan tekan karakteristik adalah kekuatan tekan, dimana dari
sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya
kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja. (Peraturan
Masukan pasir dan semen diadukan. Lalu masukan kerikil dan kemudian
air sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan mesin sedikit demi sedikit
Setelah bahna homogeny, masukan campuran beton kedalam kerucut
sebanyak 3 lapis, tiap lapis ditumbuk 10x tumbukan
Biarkan selama 30 detik
Angkat cetakan vertical keatas dengan perlahanlahan
Ukur penurunan slump sebanyak 4 ttik
Hitung tinggi rata-rata yang didapat
Tinggi Cetakan = 30 cm
Tinggi benda uji = 26 cm
Slump=Tinggi cetakan−tinggi benda uji
= 30 cm – 26 cm
= 4 cm.
6.7 KESIMPULAN
Dari data hasil pengujian uji slump didapatkan bahwa beton tersebut
FAS nya sesuai sehingga tidak menjadi beton gemuk. Maka dari itu campuran
beton tersebut sesuai.
6.8 GAMBAR
BAB VII
PENGUJIAN BLEEDING
7.2 TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah akhir praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat menentukan bobot isi
beton
b Tujuan Khusus
Bobot isi adalah perbandingan antara berat suatu benda dengan volume
benda tersebut. Bobot isi ada dua: bobot isi padat dan gembur.
- Semennya kurang.
- Agregat kasar turun karena beratnya sendiri dan air naik kepermukaan dengan
sendirinya akibat gaya capillary.
Penyebabnya :
1. Campuran terlalu basah (W/C ratio terlalu tinggi) atau adanya penambahan
air pada saat pengecoran
2. Rancangan campuran beton yang kurang baik sehingga tidak cukup material
halus untuk menahan “laju” air ke permukaan beton
Durasi Waktu
Jumlah Air (ml)
(Menit)
0-10 50
11-20 30
21-30 0
31-40 0
41-50 0
51-60 0
b) Perhitungan.
a. Dari pengujian dihitung jumlah total air yang keluar dari beton
segar yang dinyatakan dalam persen terhadap jumlah air yang ada
di dalam beton segar, dengan rumus sebagai berikut :
A
Jumlah air yang keluar : ¿ ×100 %
B
Dimana :
A= jumlah air yang keluar dari beton segar (ml)
B= jumlah air dalam beton segar dalam benda uji (ml)
C
B= ×E
D
Dengan :
C= berat beton segar di dalam bejana (gr)
D= berat adukan total (gr)
E= volume air yang dipakai untuk pengadiukan beton (ml)
b. Dihitung jumlah air yang keluar tiap cm2 luas permukaan atas beton
dengan rumus :
A
Jumlah Air Yang Keluar =
L
Dimana :
c) Hasil Perhitungan
Tabel 5.2 komposisi adukan beton segar
d) Contoh Perhitungan
Contoh Perhitungan untuk benda uji silinder :
a. Jumlah air total yang dikeluarkan dari beton segar
A : 50
12603
C : 12603 gr B= x 1125
11469
D : 11469 gr B = 1236.235 ml
E : 1125 ml
A
Jumlah total air yang besar = ×100 %
B
50
= ×100 %
1236.325
¿ 4.045 %
b. Jumlah air yang dikeluarkan per cm2 permukaan beton segar
1 2
Luas permukaan silinder = πd
4
1
¿ π 152
4
2
¿ 176.625 cm
(cm2) permukaan
beton segar
(ml/cm)
IV 10’ 0 176.625 - -
V 10’ 0 176.625 - -
VI 10’ 0 176.625 - -
BAB VIII
PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
8.2 TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah selesai praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat menentukan kuat tekan
maksimum beton dengan menggunakan beberapa buah sample silinder.
b Tujuan Khusus
Setelah selesai melaksanakan praktikum ini kepada mahasiswa diharapkan agar
dapat :
Mengenal dan trampil dalam menggunakan peralatan dengan baik dan benar
sesuai fungsinya masing-masing
Menentukan kuat tekan umur 28 hari
Menjelaskan dari pada prosedur pelaksanaan dari pengujian kuat tekan beton
dengan tepat
Beton adalah bagian dari konstruksi yang dibuat dari campuran beberapa
material sehingga mutunya akan banyak tergantung kondisi material pembentuk
ataupun pada proses pembuatannya. Untuk itu kualitas bahan dan proses
pelaksanaannya harus dikendalikan agar dicapai hasil yang optimal.
Beton banyak digunakan sebagai bahan utama rumah tinggal sampai gedung
bertingkat tinggi, agar penggunaanya sesuai kebutuhan yang direncanakan maka
perlu dicari berapa kuat tekan betonnya. berikut ini kita uraiakan sebuah cara tes
kuat tekan beton. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kekuatan tekan beton
berbentuk kubus dan silinder dibuat dan dirawat (cured) di laboratorium. Kekuatan
tekan beton adalah beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur.
Dibawah ini adalah grafik hubungan antara umur beton dengan faktor
kuat tekannya. Pada peraturan beton (PBI 1971), hanya dimunculkan faktor
kekuatan pada umur 7 hari, 21 hari, 28 hari. Saya kemudian mencoba mencari
pendekatan (baca : trend) faktor kekuatan tersebut dengan menginterpolasikannya.
Siapkan cetakan berbentuk silinder yang telah diolesi oli pada bagian dalam
dindingnya untuk memudahkan membuka benda uji agar tidak lengket ketika
dituangkan dan terjadi pengerasan pada benda uji
Isi cetakan dengan adukan beton. Tambahkan adukan beton setiap terjadi
kekurangan pada penggetaran. Benda uji diletakan diatas vibrator agar rongga-
ongga beton tertutup penuh
Ratakan permukaan beton
Biarkan beton selama 24 jam dan setelah 24 jam lepaskan cetakan silinder dar
ibeton
Lakukan pengujian pada umur 7, 21 ,28 hari.
8.6 DATA DAN ANALISA DATA
Tabel 6.1 Perkiraan Kekuatan Tekan (N/mm2) Beton Dengan Faktor Air Semen
0,5 dan Jenis Semen dan Agregat Kasar yang Biasa Dipakai di Indonesia.
Kuat Tekanan
Jenis Agregat
Jenis Semen Pada Umur ( Hari ) Bentuk Benda Uji
Kasar
7 21 29
Semen Portland Tipe I Batu tak Pecah 17 23 33
atau Semen tahan
Batu Pecah 19 27 37
Sulfat tipe II, V Silinder
Batu tak Pecah 21 28 38
Semen Tahan Sulfat
tipe III Batu pecah 25 33 44
1
= ¿ ×3.14 × ¿
2
= 88.3125 cm2
A. Umur 7 hari
Beban(kg)
a). Beton 7.1 =
Luas bidang tekan(cm 2)
18000 kg 2
= 2
=203.82 kg /cm
88.3125 cm
Beban(kg)
b). Beton 7.2 = 2
Luas bidang tekan(cm )
16000 kg 2
= 2
=181.17 kg /cm
88.3125 cm
Beban(kg)
c). Beton 7.3 = 2
Luas bidang tekan(cm )
12000 kg
= 2
=135.88 kg /cm2
88.3125 cm
B. Umur 21 hari
Beban(kg)
a). Beton 21.1 = 2
Luas bidang tekan(cm )
25000 kg
= 2
=283.89 kg /cm2
88.3125 cm
Beban(kg)
b). Beton 21.2 = 2
Luas bidang tekan(cm )
24000 kg 2
= 2
=271.76 kg/cm
88.3125 cm
Beban(kg)
c). Beton 21.3 = 2
Luas bidang tekan(cm )
24000 kg
= 2
=271.76 kg/cm2
88.3125 cm
C. Umur 29 hari
Beban(kg)
a). Beton 29.1 = 2
Luas bidang tekan(cm )
26000 kg 2
= 2
=294.41 kg /cm
88.3125 cm
Beban(kg)
b). Beton 29.2 =
Luas bidang tekan(cm 2)
24000 kg 2
= 2
=271.76 kg/cm
88.3125 cm
Beban(kg)
c). Beton 29.3 = 2
Luas bidang tekan(cm )
34000 kg
= 2
=385.00 kg /cm
88.3125 cm
BAB IX
PENUTUP
9.1 KESIMPULAN
Kualitas agragat merupakan hal yang sangat penting karena kurang lebih
60% - 80% bagian dari volume beton yang terdiri dari padanya.Agregat
tidak hanya mendapat membatasi kekuatan beton tetapi sifat-sifat agragat
juga mempengaruhi ketahanan dan perilku beton.
DAFTAR PUSTAKA
http://kibagus-homedesign.blogspot.com/2012/06/memahami-mutu-beton-fc-mpa-dan-
mutu.html#ixzz2I6Ov7ZYA
http://www.ilmusipil.com/tes-beton
http://sagabanget.wordpress.com/2009/07/28/faktor-kuat-tekan-beton-interpolasi/