PROPOSAL PENELITIAN
HALAMAN JUDUL
RUHANA
219 190 011
HALAMAN PERSETUJUAN
RUHANA
NIM. 21919006
Komisi pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Mustakim, ST.,MT
Dr.adnan ST,.MT
NBM. 103 472
NBM. 933 291
Mengetahui:
Mustakim, ST.,MT
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Batasan Masalah 4
E. Manfaat Penelitian 5
F. Sistematika Penulisan 6
BAB II 8
TINJAUAN PUSTAKA 8
A. Beton 8
D. Penelitian Terdahulu 27
iv
BAB III 32
METODOLOGI PENELITIAN 32
A. Jenis Penelitian 32
DAFTAR PUSTAKA 43
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Volume agregat kasar per satuan volume beton (Sumber: SNI
7656:2012) 37
vi
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beton berongga (porous concrete) adalah beton tanpa agregat halus dan
hanya terdiri dari agregat kasar, semen dan air serta bahan kimia tambahan. Beton
non pasir memiliki volume pori tinggi, yang mengakibatkan kekuatannya rendah
dan bersifat ringan. Beton non pasir memiliki banyak nama yang berbeda
diantaranya adalah beton tanpa agregat halus (zero-fines concrete), beton yang
dapat tembus (pervious concrete), dan beton berpori (porous concrete) (Harber,
2005). Beton porous adalah jenis beton khusus dengan porositas tinggi yang
diaplikasikan sebagai plat beton yang memungkinkan air hujan dan air dari
permukaan dan meningkatkan muka air tanah (NRMCA, 2004). Aplikasi umum
untuk beton porous adalah untuk lapangan parkir, trotoar, jalan setapak, lapangan
tenis, taman, stabilisasi lereng, teras kolam renang, lantai rumah kaca, area kebun
perkerasan jalan raya, lapisan permeabel di bawah perkerasan beton, dan jalan
dengan volume lalulintas rendah. Beton yang dapat tembus umumnya tidak
digunakan untuk perkerasan dengan lalu lintas padat dan beban roda berat (Obla,
2007).
sehingga tidak terbawa kedalam tanah atau saluran air. Di atas beton berongga
dapat ditutupi tanah, ditanami rumput dan bawah rerumputan diharapkan sejumlah
tidak tidak tertutupi tanah dapat menyerap energi sinar matahari. Penggunaan
beton berongga sebagai lapisan permukaan jalan dapat menjadi salah satu metode
untuk memperbaiki siklus hidrologi air dan menanggulangi efek pemanasan efek
pemanasan global.
dan taman agar air tidak lama tergenang dan dapat diserap kedalam tanah.Selain
itu kuat tekannya juga cenderung rendeh.oleh karena itu beton porous tidak bisa
diaplikasikan pada elemen struktur yang vital.Keunggulan utama beton ini adalah
suara dan panas lebih baik karena adanya rongga dalam beton.sedangkan
kekurangannya adalah kuat tekan yang rendah,tidak bisa diberi tulangan sehingga
permeable atau beton berpori menjadi salah untuk melayani fungsi struktur yang
dibutuhkan,serta memungkinkan semua air hujan atau air dari sumber lain untuk
meresap dan bergabung dengan air tanah Cara ini efektif untuk meminalkan
limpasan dan lapis perkerasan sehingga membantu dalam pengisian air tanah dan
yang memiliki celah antar agregatnya ini juga memiliki kekurangan, yaitu
3
atau hanya menggunakan sedikit agregat halus sehingga meningkatkan celah yang
ada. Namun jika celah diminimalisir dengan menggunakan lebih banyak agregat
halus, air tidak dapat mengalir melewati beton porous ini. Ukuran agregat dan
campuran air dan semen yang benar menjadi penentu kuat atau tidaknya beton
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat terarah dan sesuai dengan tujuan, maka
3. Pengujian yang dilakukan pada uji selinder adalah kuat tekan,kuat tarik
0,1m.
E. Manfaat Penelitian
pula meningkatkan kualitas air tanah karena terfiltrasi lewat beton porous.
F. Sistematika Penulisan
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
Bab ini menguraikan tentang teori teori yang menyangkut tentang penelitian ini.
Bab ini menguraikan mengenai metode metode yang akan digunakan dalam
Bab ini berisi tentang hasil yang telah dicapai dari penelitian yang telah dilakukan
Bab ini berisi kesimpulan dari seluruh penulisan, serta saran-saran yang
diatas.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Beton Porous
permeable concrete) adalah beton tanpa agregat halus dan hanya terdiri dari
agregat kasar, semen dan air serta bahan kimia tambahan. Dengan rongga-rongga
yang saling berhubungan maka air dapat masuk kedalam tanah. Rongga-rongga
Di atas beton berongga dapat ditutupi tanah ,ditanami rumput dan bawah
bersama dengan rongga-rongga yang tidak tidak tertutupi tanah dapat menyerap
jalan dapat menjadi salah satu metode untuk memperbaiki siklus hidrologi air dan
ukuran, yang masing-masing diselimuti oleh lapisan pasta semen sampai Brooks,
terdiri dari: semen (270 - 415 kg), agregat (1190 - 1480 kg), factor air semen (0,27
melakukan penelitian beton non pasir dengan perbandingan berat agregat dengan
7
semen dari 6 : 1 sampai 10 :1. Kuat tekan beton non pasir pada umur 28 hari
bervariasi antara 1,1 sampai 8,3 MPa, tergantung pada perbandingan agregat
merupakan yang terkuat. Kuat tekan beton non pasir lebih rendah dari kuat tekan
adalah distribusi ukuran butiran dari agregat. Jika butir agregat memiliki ukuran
yang sama (seragam) maka volume pori besar. Jika butir agregat memiliki ukuran
bervariasi maka volume pori kecil, karena butiran yang kecil mengisi pori diantara
butiran yang lebih besar sehingga porinya sedikit dan kepampatannya tinggi.
Gradasi seragam adalah gradasi yang memiliki ukuran sama atau seragam,
sedangkan gradasi menerus adalah gradasi yang memiliki semua ukuran butir dan
didapatkan di pasaran dan biasanya yang tersedia adalah agregat kasar bergradasi
perbandingan kuat tekan dan porositas beton poros menggunakan agregat kasar
pengujian kuat tekan, pengujian porositas, dan pengujian berat volume beton
porous.
8
Di indonesia sekarang ini, jumlah limbah batu bara berupa abu terbang (fly
ash) akan terus bertambah karena semakin banyak pabrik dan pembangkit listrik
yang mengalihkan sumber energinya dari bahan bakar minyak ke batu bara. Fly
pabrik besi dan tembaga yang juga menghasilkan limbah berupa terak besi dan
terak tembaga mengandung silika (siO2) dalam jumlah besar sehingga dapat
Komposit dan semen portland pozzolan, kedua semen itu merupakan langkah
tahun 2005,namun di Eropa pangsa pasar semen kategori CEM II telah 50% lebih
menggunakan semen Portland jenis II, semen Portland Pozolan dan semen
9
pedestrian seperti tempat pejalan kaki (pedestrian walkways) di taman, trotoar dan
untuk kendaraan angan Night vehic) seru pada Gambar 6. Gambar 7 menunjukkan
beton berongga telah digunakan sebagai bottom hijau melindungi tanggul sungai
menyerahkan 3w (Sung Bum Park dan Mang Tia, 2004) Selam sifat mekanik,
penting pada beton berongga (Dale P.Bentz, 2008). Di Eropa, beton berongga
2003).
1. Klasifikasi Beton
menyatakan bahwa kuat tekan ratarata beton porous berkisar antara 2.8MPa
diaplikasikan pada perkerasan jalan dengan intensitas beban lalu lintas ringan
seperti trotoar, tempat parkir, jalur pejalan kaki, jalan-jalan perumahan dan taman.
10
terhadap volume total dari keseluruhan benda uji beton porous. Pada beton porous
nilai porositas sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya rongga udara yang
dihasilkan. Semakin besar rongga udara, maka nilai porositas juga semakin besar
yang berarti beton porous dapat mengalirkan air dengan cepat. Semakin besar
nilai porositas, maka kekuatan beton porous menjadi semakin berkurang karena
Menurut ACI 552R-10 (2010) menyatakan bahwa nilai permeabilitas pada beton
waktu yang dibutuhkan oleh ketinggian air jatuh dari batas atas sampai batas
tekan. Semakin besar nilai kadar udara pada beton maka kuat tekan beton yang
didapatkan semakin kecil, dan sebaliknya semakin kecil nilai nilai kadar udara pa-
11
da beton maka kuat tekan beton yang didapatkan relative semakin besar. Rasio
kehilangan kekuatan pada beton dapat dilihat dari besarnya rasio kadar udara yang
yang digunakan baik untuk struktur rumah tinggal, gedung bertingkat, dan
5. Perhatian khusus dan pemeliharaan dalam desain untuk tipe tanah tertentu.
a. Umur beton
akan semakin menurun, hal ini tidak dapat dilihat pada umur beton muda seperti
28 hari karena biasanya pada umur tersebut beton masih mengalami peningkatan,
tetapi jika beton sudah berumur 360 hari ke atas baru akan terlihat penurunan
tersebut .
Karena biasanya pada beton normal beton yang memiliki workability yang
tinggi akan cenderung mengalami segregasi dan bleeding yang menyebabkan nilai
c. Gradasi butiran
Pada saat pembuatan sampel beton tentu dibutuhkan gradasi yang tidak
seragam dari gradasi yang paling kecil hingga besar untuk mengisi rongga -
rongga atau celah pada saat pembuatan cetakan/silinder beton. Hal ini sangat
berpengaruh karena jika jumlah gradasi agregat kasar yang seragam terlalu besar
maka rongga-rongga pada beton tidak akan tertutup sempurna dan mengakibatkan
terjadinya lubang - lubang atau keropos pada bagian beton, yang akan berakibat
berongga. Pengujian kuat tekan dan kuat lentur dilaksanakan untuk menguji
kekuatan beton berongga sebagai bahan perkerasan kaku. Selain itu sepetak
beton berongga sebagai beton hijau (green concrete) yang ramah terhadap
lingkungan.
adalah kuat lentur. Kuat lentur untuk perkerasan kaku berdasarkan Tabel
Perencanaan Jalan Beton Semen Untuk Lalu Lintas Rendah dan Menengah adalah
lebih besar dari 3,8 MPa (sumber : Thickness Design for Concrete Highway and
(Ordinary Portland Cement) yang tersedia di pasaran dan diproduksi oleh salah
Agregat sebagai bahan pengisi yang memberikan sifat kaku dan stabilitas
dikarenakan untuk mengurangi kebutuhan air. Agregat halus yang pipih akan
14
membutuhkan air yang lebih banyak dikarenakan luas permukaan agregat (surface
(Ordinary Portland Cement) yang tersedia di pasaran dan diproduksi oleh salah
menjadi lima jenis, namun untuk penggunaan umum biasanya hanya digunakan
jenis semen tipe 1 (satu) karena tidak memerlukan persyaratan khusus terhadap
panas hidrasi dan kekuatan tekan awal serta cocok dipakai pada tanah dan air yang
a. Waktu pengikatan awal untuk segala jenis semen tidak boleh kurang dari
c. Air yang digunakan memenuhi syarat air minum, yaitu bersih dari zat
diolah menjadi batu pecah dan dijadikan sebagai agregat kasar. Tabel 21
Mix desain beton berongga dalam Im³ beton diperlihatkan pada Tabel 22.
Nilai persentase volume pori yang ingin dicapai adalah sebesar 15%±5%. Mix
dengan komposisi material yang sama dilakukan empat kali pada suhu ruangan
26º C.
untuk pengukuran berat jenis dan persentase volume pori atau rongga dari beton
berongga. Benda uji silinder memiliki diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
Benda uji silinder dikeringkan hingga kondisi kering permukaan setelah benda uji
dikeluarkan dari dalam air. Benda uji ditimbang dan diukur untuk mengetahui
berat jenis dan persentase volume porinya. Persentase volume pori dihitung
Dimana,
dimana,
Pembuatan benda uji untuk kuat tekan adalah dengan cara memasukkan
beton berongga yang masih segar (fresh concrete) secara tiga lapis ke dalam
kali dengan balok kayu. Pengujian kuat tekan dilaksanakan pada umur 28 hari
yang berupa gaya tekan per satuan luasnya. Kuat tekan beton dapat diketahui
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Kuat tekan beton dapat diketahui dalam
umur 28 hari dan dinyatakan dalam satuan Mpa. Selama 28 hari, beton disimpan
' P
f c=σ=
A
.............................................................................(1)
Dimana :
Menurut SNI 2847:2013, Untuk beton struktur, Kuat tekan f’c tidak boleh
kurang dari 17 MPa.Nilai maksimum f’c tidak dibatasi kecuali bilamana dibatasi
untuk kuat lentur adalah balok yang berukuran 100 mm x 100 mm x 400
mm yang memenuhi persyaratan JIS A 1106 - 1999. Pembuatan benda uji untuk
kuat lentur adalah dengan cara memasukkan beton berongga secara dua lapis ke
sebanyak 25 kali dengan balok kayu. Pengujian kuat lentur dilaksanakan pada
umur 28 hari dan berdasarkan modifikasi JIS A 1106 -1999. Untuk memahami
hubungan beban lentur (P) dengan lendutan (5) maka di tengah bentang
JIS B 7503.
Setelah 24 jam benda-benda uji silinder dan balok dikeluarkan dari dalam
cetakan. Seluruh benda uji dirawat di dalam air dengan suhu 20º±3ºC hingga
untuk ditanami rumput. Beberapa potongan balok yang telah digunakan untuk
kemudian ditutupi dengan tanah dan akar rumput atau rumput yang telah
mengering di atasnya.
19
D. Penelitian Terdahulu
Hasil pengukuran berat jenis beton berongga dengan komposisi yang sama
untuk tiap-tiap pencampuran diperlihatkan pada abad 9. Setiap nilai berat jenis
adalah rata-rata dari berat jenis dua buah benda uji silinder.
Berat jenis Beton berongga dengan komposisi yang sama adalah sebesar 1986
kg/m³ hingga 2073 kg/m³ dengan nilai rata-rata 2021 kg/m³.standar deviasinya
adalah sebesar 47,39 kg/m³. Hasil ini menunjukkan bahwa karena tidak
Portland jenis 1 memiliki berat jenis yang lebih rendah dari berat jenis beton
normal.
Persentase volume rongga diperlihatkan pada Gambar 10. Setiap nilai dari
persentase volume rongga adalah hasil rata-rata pengukuran rongga dari dua
benda uji silinder. Persentase volume rongga adalah sebesar 14,41% hingga
16,77% dan 2,26%. Hasil ini menunjukkan bahwa komposisi campuran beton
Hasil pengujian kuat tekan beton berongga dengan komposisi yang sama
dan dibuat dalam 4 kali pencampuran. Setiap nilai kuat tekan adalah rata-rata dan
Beton berongga dengan komposisi yang sama memiliki kuat tekan sebesar 16,16
MPa hingga 17,31 MPa. Kuat tekan rata-rata dan standar deviasinya adalah
masing-masing sebesar 16,88 MPa dan 0,5 gts Hasil ini menunjukkan bahwa kuat
tekan beton berongga sera dan tidak berubah-ubah sehingga kualitasnya dapat
dijaga baik.
Hasil pengujian kuat lentur beton dengan komposisi yang sama pada
pencampuran pertama keempat. Setiap nilai kuat lentur adalah hasil dari dua
Benda uji balok Beton berongga memiliki kuat lentur sebesar 4,36 MPa hingga
5,08 MPa. Kuat lentur rata-rata dan standar deviasinya adalah masing masing
sebesar 4,70 MPa dan 0,3 MPa. Hasil ini menunjukan bahwa kuat lentur beton
berongga mampu memenuhi standar untuk kuat lentur perkerasan kaku yaitu lebih
besar dari 3,8 MPa. Beton berongga yang dihasilkan dalam penelitian ini memiliki
kuat tekan 3,6 kali lebih besar dari kuat lenturnya. Observasi visual terhadap
seluruh benda uji silinder dan balok menunjukkan bahwa pasta semen dapat
kuat antara butir-butir agregat kasar. Hal ini meningkatkan kekuatan beton
berongga. Ikatan yang kuat antara pasta semen dan agregat kasar membuat kedua-
duanya secara bersamaan menerima beban sehingga kerusakan yang terjadi adalah
Lendutan yang terjadi di tengah bentang adalah sebesar 0,19 mm hingga 0,25 mm.
Selama menerima beban lentur seluruh benda uji tidak memperlihatkan retak pada
pasta semennya yang menyelimuti agregat. Seluruh benda uji langsung patah
sambil mengeluarkan bunyi ketika beban puncak tercapai. Hasil ini menunjukkan
bahwa benda uji bersifat getas. Hubungan antara beban lentur (P) dengan lendutan
di tengah bentang (5) bersifat linear terjadi hingga beban lentur (P) sebesar 1075 -
206 dari Pernak: Perbandingan antara lendutan di tengah bentang (5) dengan
retak pada pasta semennya yang menyelimuti agregat. Seluruh benda uji langsung
patah sambil mengeluarkan bunyi ketika beban puncak tercapai. Hasil ini
menunjukkan bahwa benda uji bersifat getas. Hubungan antara beban lentur (P)
dengan lendutan di tengah bentang (5) bersifat linear terjadi hingga beban lentur
(P) sebesar 10% - 20% dari Pmas. Perbandingan antara lendutan di tengah
bentang (5) dengan panjang bentang (L350 mm) adalah sekitar 1: 1400 hingga
1:1850.
Balok yang telah mengalami uji lentur disusun secara rapi di atas tanah
dan rumput kering diletakkan di atas tanah pada beton berongga, rumput hijau
ditanami rumput dan sebagai penahan gerusan air. Selain itu,rongga-rongga dalam
beton berongga yang tidak ditanami rumput atau yang ditanami rumput dapat
dilewati oleh air (water permeability) dan berfungsi menyaring kotoran sehingga
1. Arusmalem Ginting (2015) Beton porous adalah jenis beton khusus dengan
porositas tinggi. Campuran beton porous terdiri dari semen, air, dan agregat
seragam sulit didapatkan di pasaran dan biasanya yang tersedia adalah agregat
kasar bergradasi menerus. Kuat tekan dan porositas merupakan dua hal yang
sangat penting pada beton porus.(1) Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan
pembuatan beton porous pada penelitian ini ada dua jenis yaitu gradasi
adalah 4 dan 5, dan faktor air semen (FAS) adalah 0,27. Bahan kimia
tambahan yang digunakan adalah SicaCim Concrete Additive dengan dosis 7,5
ml/kg semen.(3) Benda uji berupa silinder beton dengan diameter 15 cm dan
tinggi 30 cm. Jumlah benda uji untuk setiap variasi campuran sebanyak 3 buah
dan total benda uji sebanyak 27 buah. Perawatan dilakukan dengan merendam
benda uji dalam bak yang berisi air. Pengujian porositas dan kuat tekan beton
23
dilakukan setelah beton berumur 28 hari. Dari hasil penelitian ini dapat
kecil kuat tekan dan semakin besar porositas. Kuat tekan beton porous
sebesar 8,92 MPa dan gradasi menerus sebesar 14,04 MPa. Porositas beton
mengetahui nilai kuat tekan dan kuat lentur padam beton berpori. Penelitian
agregat kasar sebesar 1:4 dan faktor air semen sebesar 0,3. Zat aditif yang
uji yang digunakan berbentuk silinder untuk pengujian kuat tekan dan
terdapat hubungan antara kuat tekan dan kuat lentur. Nilai kuat tekan
mengalami penurunan seiring dengan nilai kuat lenturnya. Hal ini terlihat dari
nilai kuat tekan rata-rata dan kuat lentur rata rata tertinggi ada pada campuran
I dengan nilai kuat tekan rata-rata 5,4 MPa, dan nilai kuat lentur rata-rata
Beton Porous atau beton yang menggunakan sedikit pasir atau tidak sama
beton sehingga mengurangi air tergenang dan kontaminasi aliran air serta
dapat mengisi kembali persediaan air tanah. Namun beton porous memiliki
kuat tekan yang rendah karena memiliki banyak pori.(1) Dalam penelitian ini,
diuji sejumlah sampel dengan komposisi variasi ukuran agregat beton porous
yang berbeda-beda untuk mendapatkan beton porous dengan hasil kuat tekan
yang optimum namun dapat dialiri air dengan efektif juga. (2)Ada 4 variasi
yang diuji, yakni variasi 1 dengan komposisi 55% agregat lolos saringan 1/2"
namun tertahan saringan 3/8” dan 45% agregat lolos saringan nomor 4 namun
saringan 1/2" namun tertahan 3/8” dan 45% agregat lolos saringan 3/8”
namun tertahan nomor 4, variasi 3 terdiri dari 100% agregat lolos saringan
1/2" namun tertahan saringan 3/8”, dan yang terakhir ada variasi 4 yang terdiri
dari 55% agregat lolos saringan 1/2" namun tertahan 3/8” dan 45% agregat
25
lolos saringan 3/4" namun tertahan 1/2". Variasi 4 adalah variasi beton porous
dengan hasil kuat tekan yang optimum, yakni 15,517 MPa pada usia beton 28
hari.(3) Variasi ini adalah variasi dengan komposisi ukuran agregat terbesar
diantara ke 4 variasi yang ada, sehingga dapat dilihat bahwa semakin besar
ukuran agregat dalam campuran, maka semakin tinggi hasil kuat tekannya.
Sedangkan untuk variasi campuran beton porous yang efektif dialiri air atau
Dapat dilihat bahwa semakin seragam ukuran agregat dalam campuran, maka
semakin tinggi nilai permeabilitasnya karena rongga atau pori dari beton akan
berkelanjutan tanpa agregat halus dengan porositas tinggi. Beton porous ini
dapat digunakan pada perkerasan jalan untuk menanggulangi air run-off, serta
secara eksperimental sifat mekanis terhadap kuat tekan, kuat tarik belah, kuat
lentur dan permeabilitas beton porous dengan berbagai variasi faktor air
air semen sebesar 0.3, 0.35, 0.4, 0.45, dan 0.5 pada gradasi agregat kasar
menerus. Benda uji yang digunakan untuk setiap varian adalah 3 benda uji
26
beton silinder yang berukuran 15x30 cm untuk uji kuat tekan beton dan uji
kuat tarik belah beton dan 1 benda uji beton silinder 10x20 cm untuk uji
permeabilitas. Benda uji balok berukuran 15x15x60 cm untuk uji kuat lentur
dengan metode third point loading. Sifat mekanik yang diuji adalah kuat tekan
beton pada umur 7, 14 dan 28 hari untuk uji kuat tekan beton dan 28 hari
untuk kuat tarik belah beton, kuat lentur beton dan permeabilitas. Hasil
campuran faktor air semen 0.3, 0.35, 0.4, 0.45, 0.5 untuk 28 hari berturut-turut
adalah 17.9 MPa,16.1 MPa, 14.2 MPa, 11.2 MPa, dan 8.8 MPa. Nilai kuat
tarik belah beton dengan varian campuran faktor air semen 0.3, 0.35, 0.4, 0.45,
0.5 untuk 28 hari berturut-turut adalah 1.6 MPa, 1.5 MPa, 1.4 MPa, 1.2 MPa,
dan 0.9 MPa. Nilai kuat lentur beton dengan varian campuran faktor air semen
0.3, 0.35, 0.4 untuk 28 hari berturut-turut adalah 1.6 MPa, 1.5 MPa, 1.1 MPa.
Nilai permeabilitas beton porous dengan varian campuran faktor air semen
0.3, 0.35, 0.4, 0.45, 0.5 adalah 3.5 mm/det, 3.7 mm/det, 4.1 mm/det, 4.3
mm/det dan 5.0 mm/det. Dari hasil eksperimen menunjukkan bahwa beton
porous dengan semua variasi faktor air semen mampu mencapai kekuatan
5. Arusmalem Gintin (2015) Beton berpori adalah jenis beton khusus dengan
porositas tinggi yang memungkinkan air dari presipitasi dan sumber lain
air tanah. Kuat tekan beton berpori lebih rendah dari beton berat normal
adalah batu pecah (split) dengan berat jenis 1466 kg/m3. Agregat kasar Rasio
berat orment yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 3S : 4,0 : 4,5 : dan
5,0, rasio air-semen (wcr) 0,25 dan 030.(2) Bahan tambahan kimia yang
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah beton silinder 150 mm x
300 mm. Masing-masing warasi berjumlah 3 benda uji dan jumlah benda uji
berjumlah 24 benda uji. Benda uji beton curing dibuat dengan cara merendam
benda uji di dalam kotak pengawetan. Pengujian kuat tekan dan porositas
beton porous dilakukan setelah umur 28 hari. Dari hasil tersebut dapat
densitas. Kuat tekan beton berpori dengan rasio air semen (wcr) 0,25 lebih
dalam pondasi dapat berbentuk kotak atau tiang spun pile. Produksi tiang spun
kemungkinan tidak merata antara dinding di bagian dalam dan bagian luar.
28
beton terkompresi yang mengalami gaya lentur siklik atau gaya dinamis akibat
ini dilakukan pengujian kuat tekan serta regangan terhadap silinder beton
berongga dengan mutu beton fc’= 50 MPa dan 33 MPa dengan perkuatan
masing-masing adalah 30cm dan 15cm, dan diameter rongga yang terbentuk
akibat proses spinning adalah 5cm. Clamp dengan tebal 1.7mm dan lebar
27mm, dipasang pada benda uji dengan jarak tertentu sebesar 3, 4, dan 5 buah
pada silinder beton berongga berpengaruh pada pola keruntuhan, dimana pola
antara clamp baja. Pemberian clamp baja pada silinder beton berongga yang
diisi dengan beton mutu fc’ = 19 MPa memiliki kekuatan yang hampir sama
secara umum menggunakan perkerasan lentur atau kaku yang kedap air. Untuk
mencegah masalah kerusakan jalan yang disebabkan oleh genangan air, saat
ini banyak cara baru untuk mengendalikan aliran air pada permukaan
penggunaan beton berongga adalah sebagai bahu jalan yang berfungsi sebagai
terhadap nilai porositas, permeabilitas dan kuat tekan yang akan di aplikasikan
pada taman dan jalur pejalan kaki. Metode yang digunakan adalah metode
eksperimen. Agregat yang digunakan terdiri dari batu pecah dan batu tidak
pecah variasi 0,5-1 cm, 1-2 cm, dan 2-3 cm dengan faktor air semen (FAS)
penelitian yang tlah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari variasi agregat
yang tinggi. Beton berongga dengan variasi agregat kasar 0,5-1 cm memiliki
laju infiltrasi terkecil yaitu 87852,5 mm/h akan tetapi memiliki kuat tekan
terbesar yaitu 9,78 MPa. Beton berongga dengan variasi agregat kasar 1-2 cm
memiliki laju infiltrasi yaitu 136532,4 mm/h dengan kuat tekan sebesar 7
MPa. Beton berongga dengan variasi agregat kasar 2-3 cm yang memiliki
laaju infiltrasi terbesar yaitu 191497,1 mm/h akan tetapi memiliki kuat tekan
8. Pamungkas, Siswanto Sigit (2015) Pengujian kuat lentur terhadap pelat beton
pracetak berongga. S1 thesis, UAJY. Pelat lantai merupakan salah satu elemen
struktur yang berfungsi untuk menahan dan meneruskan beban dari struktur di
atasnya seperti beban hidup, beban mati, dan dinding. Komponen penyusun
pelat lantai terdiri dari beton, tulangan tarik, tulangan desak, dan tulangan
susut. Tulangan tarik dan tulangan desak digunakan untuk menahan momen
akibat volume susut beton. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
pracetak yang telah dianalisis sehingga mampu menahan beban yang akan
ditentukan. Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi
rincian setiap 1 benda uji silinder beton diambil pada pengadukan untuk
membuat 1 benda uji pelat beton pracetak. Benda uji silinder beton digunakan
untuk pengujian kuat desak. Sedangkan kelompok kedua adalah benda uji
pelat beton pracetak yang berjumlah 3 buah, dimana 3 benda uji tersebut
Pengujian semua benda uji setelah mencapai umur 28 hari. Hasil penelitian
lapangan Rata – rata beban maksimum yang mampu diterima oleh pelat
31
setelah diuji adalah 2016,83 kg, sedangkan rata – rata beban maksimum pelat
hasil analisis teori adalah 2885,5 kg. Nilai tegangan lentur pelat hasil
pengujian secara berurutan mulai dari PL1, PL2, dan PL3 adalah 2,152 MPa,
2,768 MPa, dan 2,622 MPa, sedangkan hasil secara analisis secara berurutan
9. Daryanto Ari Prabowo, Ary Setyawan, Kusno Adi Sambowo Sari (2013)
perkerasan kaku yang kedap air menyebabkan berkurangnya lahan hijau yang
dapat meresapkan air ke dalam tanah pada bagian sisi jalan. Penelitian yang
proporsi agregat halus pada mix desain beton normal. Agregat batu pecah
yang dipakai yaitu ukuran seragam 1-2 cm. Agregat halus dalam uji
pendahuluan dengan proporsi 5%, 10% dan 30% dari proporsi agregat halus
beton normal. Setelah diketahui proporsi yang tepat maka akan diuji dengan
variasi FAS 0,30; 0,35; dan 0,40. Kemudian akan diuji kuat tekan, kuat lentur,
Dari hasil pengujian beton berpori menggunakan 30% pasir dan variasi FAS
0,30; 0,35; dan 0,40 didapat nilai tertinggi yaitu pada campuran 30% pasir dan
FAS 0,35 sebesar 5,190 MPa untuk kuat tekan dan 0,383 Mpa untuk kuat
30% pasir dan FAS 0,40 yaitu porositas sebesar 20,807 % (Metode beton
32
sebesar 1,363 cm/dt. Permeabilitas secara vertikal dicapai pada FAS 0,30
dengan nilai 3,132 cm/dt. Beton berpori dalam penelitian ini tidak memenuhi
spesifikasi sebagai perkerasan untuk badan jalan karena memilikki nilai kuan
tekan dan kuat tarik lentur yang rendah, sehingga hanya dapat digunakan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dan waktu penelitian dilakukan selama 2 bulan mulai pada bulan Oktober sampai
Desember 2022
1. Adapun bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Agregat
b. Semen
Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Semen Portland Dan
semen pozzolan
34
c. Air
Air yang digunakan dalam penelitian ini air dari Laboratorium Struktur
2. Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Saringan
dengan lubang saringan sebesar 25 mm, 19.5 mm, 9.5 mm, 4.75 mm, 2.36
mm, 1.18 mm, 0.60 mm, 0.30 mm, dan 0.15 mm.
b. Oven
c. Gelas Ukur
Gelas ukur berfungsi untuk mengukur banyaknya air yang digunakan pada
pembuatan beton
d. Timbangan
e. Cetakan Beton
x300mm
Pengujian ini dilakukan guna mengetahui berat jenis agregat serta tingkat
penyerapan air.Jumlah berat jenis yang diperiksa adalah untuk agregat dalam
keadaan kering, berat kering permukaan (Saturated Surface Dry), berat jenis semu
(Apparent). Adapun keterangan dari berat jenis yang diperiksa adalah sebagai
berikut :
antara berat agregat kering dan berat air yang isinya sama dengan isi agregat
kering permukaan jenuh dan berat air yang isinya sama dengan isi agregat dalam
berat agregat kering permukaan jenuh dan berat air yang isinya sama dengan isi
d. Penyerapan
Penyerapan adalah persentase berat air yang dapat diserap pori terhadap
butir-butir besar disebut agregat kasar, sedangkan agregat yang berbutir kecil
disebut agregat halus. Secara umum, agregat kasar sering disebut sebagai kerikil,
kericak, batu pecah atau split. Agregat halus disebut pasir, baik berupa pasir alami
yang diperoleh langsung dari sungai atau tanah galian, atau dari hasil pemecahan
Agregat harus mempunyai bentuk yang baik (bulat atau mendekati kubus),
bersih, keras, kuat, dan gradasinya baik. Agregat harus pula mempunyai
kestabilan kimiawi, dan dalam hal-hal tertentu harus tahan aus dan tahan cuaca.
Agregat diperoleh dari sumber daya alam yang telah mengalami pengecilan
ukuran secara alamiah (misalnya kerikil) atau dapat pula diperoleh dengan cara
memecah batu alam. Agregat pecahan (kerikil maupun pasir) diperoleh dengan
memecah batu menjadi berukuran butiran yang diingini dengan cara meledakkan,
a. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang
b. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu 105° C sampai berat tetap
c. Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama satu jam, kemudian
e. Keluarkan benda uji dari dalam air, lap dengan kain penyerap sampai
selaput air pada permukaan hilang (SSD), untuk butiran yang besar
(Ba)
agregat :
Bk
1. Berat jenis (Bulk Specify Gravity) = ...................................... (2)
( Bj−Ba)
Bk
2. Berat jenis SSD = ....................................... (3)
( Bj−Ba)
Bk
3. Berat jenis semu = ...................................... (4)
( Bk−Ba)
39
( Bj−Bk )
4. Penyerapan (Arbsorbsi) = x 100 % .......................... (5)
Bk
Dimana :
Untuk beton dengan tingkat kemudahan pengerjaan yang lebih baik bila
dalam cetakan dengan rapatnya tulangan baja, dapat mengurangi kadar agregat
kasar sebesar 10% dari nilai yang ada dalam Tabel. Namun demikian tetap harus
berhati-hati untuk meyakinkan agar hasil-hasil uji slump, rasio air-semen atau
rasio air - (semen + bahan bersifat semen), dan sifat-sifat kekuatan dari beton
bersangkutan
yang lebih kental (kelecakan rendah), seperti untuk konstruksi lapis lantai
W =V x SSD ...........................................................................................................(3)
Dimana :
berat agregat halus yang dibutuhkan adalah perbedaan dari berat betonsegar dan
berat total dari bahan-bahan lainnya. Umumnya, berat satuan dari beton telahdi
adalah perkiraan cukup kasar, proporsi campuran akan cukup tepat untuk
Mulai
Agregat Kasar
Tidak
Pembuatan benda uji
Beton normal kuat tekan 6 bh
Beton normal kuat tarik belah 6 bh
Beton normal kuat lentur 6bh
Penanaman Rumput diAtas Beton Berongga 3m x 0,5m x 0,1m,
Ya
Kesimpulan
Selesai
Dimana,
dimana,
Pembuatan benda uji untuk kuat tekan adalah dengan cara memasukkan
beton berongga yang masih segar (fresh concrete) secara tiga lapis ke dalam
kali dengan balok kayu. Pengujian kuat tekan dilaksanakan pada umur 28 hari
yang berupa gaya tekan per satuan luasnya. Kuat tekan beton dapat diketahui
43
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Kuat tekan beton dapat diketahui dalam
umur 28 hari dan dinyatakan dalam satuan Mpa. Selama 28 hari, beton disimpan
' P
f c=σ=
A
.............................................................................(1)
Dimana :
Menurut SNI 2847:2013, Untuk beton struktur, Kuat tekan f’c tidak boleh
kurang dari 17 MPa.Nilai maksimum f’c tidak dibatasi kecuali bilamana dibatasi
untuk kuat lentur adalah balok yang berukuran 100 mm x 100 mm x 400
mm yang memenuhi persyaratan JIS A 1106 - 1999. Pembuatan benda uji untuk
kuat lentur adalah dengan cara memasukkan beton berongga secara dua lapis ke
sebanyak 25 kali dengan balok kayu. Pengujian kuat lentur dilaksanakan pada
umur 28 hari dan berdasarkan modifikasi JIS A 1106 -1999. Untuk memahami
hubungan beban lentur (P) dengan lendutan (5) maka di tengah bentang
44
JIS B 7503.
Setelah 24 jam benda-benda uji silinder dan balok dikeluarkan dari dalam
cetakan. Seluruh benda uji dirawat di dalam air dengan suhu 20º±3ºC hingga
untuk ditanami rumput. Beberapa potongan balok yang telah digunakan untuk
kemudian ditutupi dengan tanah dan akar rumput atau rumput yang telah
mengering di atasnya.
laboratorium (Trial and Error), yaitu dengan membuat campuran beton dengan
trial and error, akhirnya diambil mix design cara perbandingan antara semen,
agregat, dan air. Perbandingan mix design yang diambil adalah 1 (semen) : 6
DAFTAR PUSTAKA
1. Gina, M. B., & Amalia, A. (2019). Kualitas Beton Berpori Dengan Bahan
2. Ginting, A. (2015). Kuat tekan dan porositas beton porous dengan bahan
5. Pane, F. P., Tanudjaja, H., & Windah, R. S. (2015). Pengujian kuat tarik
lentur beton dengan variasi kuat tekan beton. Jurnal Sipil Statik, 3(5)
6. Badan Standarisasi Nasional, 2011. SNI 1974:2011; Cara uji Kuat Tekan
11. Muhammad Wihardi Tjaronge, (2007), Modulus kuat tekan dan elastisitas
Conference or.
48
15. S. Antiohos dan S. Tsimas (2005), Menyelidiki peran silika reaktif dalam
polipropilena untuk beton mutu tinggi pada kondisi suhu tinggi, Prosiding