Anda di halaman 1dari 91

HASIL PENELITIAN

UJI EKSPERIMENTAL PAVING BLOK MENGGUNAKAN


LIMBAH KERAMIK SEBAGAI PENGGANTI ABU BATU

HALAMAN JUDUL

GALIB ARFAH NUR


219 190 137

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2023
HALAMAN PENGESAHAN

UJI EKSPERIMENTAL PAVING BLOK MENGGUNAKAN


LIMBAH KERAMIK SEBAGAI PENGGANTI ABU BATU

GALIB ARFAH NUR


219 190 137

Telah diperiksa dan disetujui untuk mengikuti Seminar Hasil

Parepare, 8 Mei 2023


Komisi pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. JASMAN, S.T., M.T. Dr. HENRO WIDARTO, S.T., M.T.


NBM : 933291 NBM : 944 517

Mengetahui
Ketua Program Studi

Mustakim, S.T,. MT.


NBM : 1034 728
iii

PRAKATA

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan

skripsi ini.

Adapun judul dari proposal ini adalah “UJI EKSPERIMENTAL PAVING

BLOK MENGGUNAKAN LIMBAH KERAMIK PENGGANTI ABU BATU”.

Proposal ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk

menyelesaikan studi pada Program Studi Sipil Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Parepare.

Kendala yang dihadapi penulis dalam melakukan penulisan dan

penyusunan skripsi ini dapat dilewati berkat bimbingan, dukungan dan bantuan

dari berbagai pihak, sehingga dapat terselesaikan pada waktunya. Dengan tulus

dan ikhlas, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada : Kedua orang tua Ibu

Mukarramah dan Bapak Jabbar. Bapak Muhammad Basri, S.T.,M.T selaku Dekan

Fakultas Teknik, Bapak Mustakim, S.T.,M.T selaku Ketua Program Studi Teknik

Sipil, bapak Dr.Jasman, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing I dan bapak Dr.

Hendro Widarto, S.T., M.T. Dosen Pembimbing II, seluruh dosen Program Studi

Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Parepare, staf dan

karyawan Fakultas Teknik, serta saudara, sahabat dan keluarga yang selama ini

dengan sabar memberi doa dan dukungannya, serta teman-teman mahasiswa-


iv

mahasiswi teknik sipil terkhusus kepada angkatan 2019 yang telah memberi

dukungan serta bantuannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari

kata sempurna oleh karena terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman

yang dimiliki sehingga kritik serta saran yang bersifat membangun sangat

dibutuhkan dalam rangka optimalisasi hasil penelitian.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf apabila

dalam penulisan ini terdapat kekeliruan dan kesalahan serta kekhilafan yang

semua itu diluar dari kesengajaan penulis.

Nashrumminallah wafathun qarib

Parepare, 13 April 2023

Penulis

Galib Arfah Nur


NIM. 217190017
v

ABSTRAK

GALIB ARFAH N. Uji eksperimental paving blok menggunakan limbah


keramik sebagai pengganti abu batu. (dibimbing oleh Jasman dan Henro Widarto)

Limbah keramik adalah limbah yang dihasilkan dari sisa proses pengerjaan
konstruksi atau renovasi bangunan. Sisa limbah pecahan keramik apabila
dimanfaatkan dengan bisa menjadi sesuatu yang bernilai. Pada penelitian akan
melakukan uji eksperimental paving blok dengan menggunakan limbah pecahan
keramik sebagai pengganti abu batu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh dari penggunaan limbah keramik ditinjau dari uji penyerpan
air dan kuat tekan dengan variasi 0 %, 15 %, 25 % dan 35 %. Benda uji yang
digunakan berukuran 8 x 8 x 8 dan 21 x 10 x 8 cm sebanyak 48 sampel. Hasil dari
uji eksperimental pengaruh dari limbah keramik sebagai pengganti abu batu
berpengaruh pada uji penyerpan dan kuat tekan paving blok. Untuk nilai uji
penyerapan tertinggi didapat pada variasi limbah keramik 35 % pada umur
perawatan 7 hari sebesar 4 % , kemudian persentase penyerpan air paving blok
mengalami penurunan seiring dengan lamanya masa perawatan paving blok.
Sedangkan untuk paving blok 21 x10x 8 uji penyerapan air tertinggi pada variasi
35 % pada umur perawatan 14 hari sebesar 3,7 %. Kuat tekan untuk kedua jenis
ukuran paving blok mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya persentase
variasi limbah keramik yang digunakan. Paving blok ukuran 8 x 8 x 8 nilai kuat
tekan yang tertinggi yaitu di umur perawatan 28 hari pada variasi limbah keramik
35 % sebesar 32,031 Mpa dan untuk paving blok ukuran 21 x 10 x 8 nilai tertinggi
didapat dari umur perawatan 28 hari pada variasi limbah keramik 35 % sebesar
34,524 Mpa. Dari hasil analisis data penelitian, penggunaan limbah keramik
sangat mempengaruhi nilai penyerapan air dan kuat tekan dari kedua jenis ukuran
paving blok yang digunakan.

Kata kunci: limbah keramik, kuat tekan, paving blok, uji penyerapan
vi

ABSTRACT

GALIB ARFAH N.Paving block experimental test using ceramic waste as a


substitute for stone ash.(guided by Jasman and Henro Widarto)

Ceramic waste is waste generated from the rest of the process of construction or
building renovation. Leftover ceramic shard waste can become something of value
if properly utilized. In this study, an experimental paving block test was carried
out using ceramic shard waste as a substitute for stone ash. The purpose of this
study was to determine the effect of using ceramic waste in terms of water
absorption and compressive strength tests with variations of 0%, 15%, 25% and
35%. The test specimens used were 8 x 8 x 8 and 21 x 10 x 8 cm in size of 48
samples. The results of experimental tests on the effect of ceramic waste as a
substitute for stone ash had an effect on the absorption test and compressive
strength of paving blocks. The highest absorption test value was obtained from a
variation of 35% ceramic waste at 7 days of treatment of 4%, then the percentage
of paving block water absorption decreased along with the length of the paving
block treatment period. Whereas for paving blocks 21 x10x 8 the highest water
absorption test was at 35% variation at 14 days of curing age of 3.7%. The
compressive strength for both types of paving block sizes increased as the
percentage of ceramic waste used increased. Paving block size 8 x 8 x 8 has the
highest compressive strength value, namely at 28 days of treatment on 35%
ceramic waste variation of 32.031 MPa and for paving blocks size 21 x 10 x 8 the
highest value is obtained from 28 days of treatment on ceramic waste variations
35 % of 34.524 Mpa. From the results of research data analysis, the use of
ceramic waste greatly affects the value of water absorption and compressive
strength of the two types of paving block sizes used.

Keywords: ceramic waste, compressive strength, paving blocks, absorption test


vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
PRAKATA iii
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN 0
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Batasan Masalah 3
E. Manfaat Penelitian 4
F. Sistematika Penulisan 4
BAB II 6
TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Paving block 6
B. Bahan Penyusun Paving Blok 11
2. Semen 15
3. Air 19
C. Limbah keramik 20
D. Sifat-Sifat Mekanis Beton 22
E. Penelitian Terdahulu 24
viii

BAB III 31
METODOLOGI PENELITIAN 31
A. Teknik Pengumpulan Data 31
B. Jenis Penelitian 33
C. Lokasi dan Waktu Penelitian 34
D. Bahan dan Alat Penelitian 34
E. Teknik Analisis Data 35
F. Diagram Alur Penelitian 36
BAB IV 37
HASIL DAN PEMBAHASAN 37
A. Hasil Pengujian Agregat 37
B. Perencanaan Adukan Campuran Paving Block (Mix Design) 41
C. Uji penyerapan 45
D. Kuat Tekan Paving Block 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 69
A. Kesimpulan 69
B. Saran 70
DAFTAR PUSTAKA 71
LAMPIRAN 73
ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2. 1 Persentase lolos agregat pada ayakan 13

Tabel 2. 2 Batas-batas gradasi dari agregat kasar 14

Tabel 2. 3 Susunan oksida semen portland 18

Tabel 3. 1 Variasi campuran limbah keramik 31

Tabel 3. 2 Persentase komposisi bahan 32

Tabel 4. 1 Rekapitulasi hasil pengujian agregat abu batu 37

Tabel 4. 2 Rekapitulasi pengujian agregat halus limbah keramik 39

Tabel 4. 3 Mix Design Paving Block campuran Normal 43

Tabel 4. 4 Mix Design Paving Block substitusi limbah keramik 15 % 43

Tabel 4. 5 Mix Design Paving Block substitusi limbah keramik 25 % 44

Tabel 4. 6 Mix Design Paving Block substitusi limbah keramik 35 % 45

Tabel 4. 7 Hasil uji penyerapan paving block 8x8x8 cm umur 7 hari 45

Tabel 4. 8 Hasil uji penyerapan paving block 8x8x8 cm umur 14 hari 47

Tabel 4. 9 Hasil uji penyerapan paving block 8x8x8 cm umur 28 hari 48

Tabel 4. 10 Hasil uji penyerapan paving block 21x10x8 cm umur 7 hari 50

Tabel 4. 11 Hasil uji penyerapan paving block 21x10x8 cm umur 14 hari 51

Tabel 4. 12 Hasil uji penyerapan paving block 21x10x8 cm umur 28 hari 53

Tabel 4. 13 Perbandingan daya serap paving blok 54

Tabel 4. 14 Hasil kuat tekan variasi 0 % 56

Tabel 4. 15 Hasil pengujian kuat tekan paving block 8x8x8 variasi 15 % 57


x

Tabel 4. 16 Hasil pengujian kuat tekan paving block 8x8x8 variasi 25 % 58

Tabel 4. 17 Hasil pengujian kuat tekan paving block 8x8x8 variasi 35 % 59

Tabel 4. 18 Hasil pengujian kuat tekan paving block 21x10x8 variasi 0 % 61

Tabel 4. 19 Hasil pengujian kuat tekan paving block 21x10x8 umur 14 hari 62

Tabel 4. 20 hasil pengujian kuat tekan paving block 21x10x8 variasi 25 % 63

Tabel 4. 21 hasil pengujian kuat tekan paving block 21x10x8 variasi 35 % : 65

Tabel 4. 22 Perbandingan kuat tekan paving blok 8x8x8 dan 211x10x8 67


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. 1 Paving Blok 7

Gambar 2. 2 Limbah Keramik 21

Gambar 2. 3 Bagan alur penelitian 36

Gambar 4. 1 Penyerapan Air Paving Block 8x8x8 46

Gambar 4. 2 Penyerapan Air Paving Block 8x8x8 14 hari 47

Gambar 4. 3 Penyerapan Air Paving Block 8x8x8 28 hari 49

Gambar 4. 4 Grafik rekapitulasi gabungan penyerapan air paving blok 8x8x8 49

Gambar 4. 5 Penyerapan Air Paving Block 21x10x8 7 hari 51

Gambar 4. 6 Penyerapan Air Paving Block 21x10x8 14 hari 52

Gambar 4. 7 Penyerapan Air Paving Block 21x10x8 28 hari 53

Gambar 4. 8 Grafik gabungan penyerapan air paving blok 21x10x8 54

Gambar 4. 9 Nilai kuat tekan paving blok 8x8x8 variasi 0 % 57

Gambar 4. 10 Nilai kuat tekan paving blok 8x8x8 variasi 15 % 58

Gambar 4. 11 Nilai kuat tekan paving blok 8x8x8 variasi 25 % 59

Gambar 4. 12 Nilai kuat tekan paving blok 8x8x8 variasi 25 % 60

Gambar 4. 13 Grafik gabungan kuat tekan paving blok 8x8x8 61

Gambar 4. 14 Nilai kuat tekan paving blok 21x10x8 umur 7 hari 62

Gambar 4. 15 Nilai kuat tekan paving blok 21x10x8 umur 14 63

Gambar 4. 16 Nilai kuat tekan paving blok 21x10x8 umur 14 64

Gambar 4. 17 Nilai kuat tekan paving blok 21x10x8 umur 14 65

Gambar 4. 16 Grafik gabungan kuat tekan paving blok 21x10x8 66


DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Lambang/singkatan Arti dan keterangan

Mpa Mega Pascal

ASTM American Society For testing and Material

SNI Standard Nasional indonesia

ACI American concrete Institute

Fc Kuat Tekan

N Newton

kN Kilo Newton

Mm Mili meter

Kg Kilo Gram

Cm Senti meter

M Margin

m Meter
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Paving block merupakan salah satu bahan bangunan yang digunakan

sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal dan beton. Sekarang ini banyak

yang memilih paving block dibandingkan perkerasan lain seperti cor beton

maupun aspal. Meningkatnya minat konsumen terhadap paving block karena

kontruksi perkerasan paving block ramah lingkungan dimana paving block sangat

baik dalam membantu konservasi air tanah, pelaksanaannya yang lebih cepat,

mudah dalam pemasangannya dan pemeliharaannya, memiliki aneka ragam

bentuk yang menambah nilai estetika, serta harganya mudah dijangkau. Paving

block adalah komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen

portland, air dan agregat halus dengan atau tanpa bahan tambah lainnya yang tidak

mengurangi mutu dari beton tersebut.

Sisa sisa keramik lantai pasca pembangunan atau renovasi rumah yang

berupa potongan potongan kecil jarang sekali di manfaatkan dan cenderung di

buang begitu saja sehingga dapat mengotori lingkungan, padahal apabila

dimanfaatkan dengan benar dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai seperti

kerajinan tangan menggunakan pecahan keramik atau pembuatan lantai dengan

memasang potongan-potongan keramik yang disusun sedemikian rupa sehingga

menghasilkan lantai yang bernilai seni. Pecahan keramik juga dapat dimanfaatkan

sebagai bahan tambah dalam pembuatan paving block.


2

Pada penelitian ini, digunakan limbah keramik sebagai pengganti abu batu

untuk campuran paving block sebagai bahan tambahan agregat terhadap massa

dan kuat tekan paving block. Pemanfaatan limbah keramik yang akan digunakan

adalah paving block kubus dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan

Universitas Muhammadiyah Parepare. Dari penelitian ini diharapkan limbah

keramik bisa dipergunakan kembali menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

Aulia Zastavia Putri dan Imastuti, 2017, telah melakukan penelitian

tentang pengaruh penambahan pecahan keramik pada pembuatan paving block

ditinjau dari nilai kuat tekan. Hasil penelitian nilai kuat tekan terendah dalam

penelitian ini yaitu pada paving block tanpa pecahan keramik dengan komposisi

1 : 5 : 0 sebesar 424,167 kg/cm2 . Sedangkan, nilai kuat tekan tertinggi yaitu

523,333 kg/cm2 pada paving block yang ditambahkan pecahan keramik sebanyak

15% dengan komposisi 1 : 4,25 : 0,75. Nilai kuat tekan tersebut memenuhi

persyaratan standar mutu kelas I/A dengan kuat tekan rata-rata 400 kg/cm2 dan

minimal 350 kg/cm2. Wahyu Wibowo, 2018, telah melakukan penelitian kuat

tekan rata-rata paving block dengan penambahan 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10%

pecahan keramik berturut-turut yaitu 212,72 kg/cm2 , 244,45 kg/cm2 , 232,20

kg/cm2 , 187,63 kg/cm2 , dan 130.98 kg/cm2 . Paving block dengan variasi 2,5%

atau dengan komposisi campuran 1 pc : 6 pasir : 2,5% pecahan keramik memiliki

kuat tekan yang paling tinggi yakni 244,45 kg/cm2 atau setara dengan 22,78 Mpa.

Limbah keramik yang digunakan pada penelitian ini berasal dari sisa

proses pembangunan dan renovasi rumah di kota Parepare yang banyak

berserakan dan tidak bisa di daur ulang, diharapakan dapat menjadi inovasi dalam
3

bidang konstruksi, beranjak dari masalah tersebut maka saya mengambil

penelitian yang berjudul uji eksperimental paving blok menggunakan limbah

keramik sebagai pengganti abu batu.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana pengaruh limbah keramik terhadap daya serap air paving block

berdasarkan variasi 0%, 15%,25%, dan 35%

2. Bagaimana pengaruh limbah keramik terhadap kuat tekan paving block

berdasarkan variasi 0%,15%,25%, dan 35%

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengaruh limbah keramik terhadap daya serap air paving

block berdasarkan variasi 0%,15%,25%, dan 35%

2. Untuk mengetahui pengaruh limbah keramik terhadap kuat tekan paving block

berdasarkan variasi 0%,15%,25%, dan 35%

D. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat terarah dan sesuai dengan tujuan, maka

diperlukan pembatasan masalah, yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan Universitas

Muhammadiyah Parepare.

2. Material limbah keramik yang akan digunakan diambil dari sisa-sisa

pembangunan dan renovasi rumah di Kota Parepare


4

3. Semen yang di guanakan adalah semen Portland komposit (PCC)

4. Jumlah benda uji dari masing masing variasi adalah 12 buah dengan variasi

limbah keramik yaitu 0%,15%,25%, dan 35% terhadap volume paving block

5. Pengujian dilakukan pada kuat tekan beton dan daya serap air benda uji

6. Standar pengujian penelitian ini menggunakan SNI 03-0691(1996).

7. Mix design paving block berdasarkan (SNI 03-6882- 2002)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memanfaatkan limbah keramik sebagai

pengganti agregat dalam campuran paving block sehingga akan lebih

ekonomis serta ramah lingkungan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan terutama

dalam bidang konstruksi.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan oleh pihak kampus dan

pemerintah dalam mengatasi limbah keramik

F. Sistematika Penulisan

Secara garis besar sistematika penulisan yang dapat disajikan sebgai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


5

Bab ini menguraikan tentang teori teori yang menyangkut tentang penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan mengenai metode metode yang akan digunakan dalam

penelitian baik dari jenis penelitiannya, tahapan, bagan alir serta lain sebagainya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil pengujian agregat, perencanaan adukan

campuran paving blok (mix design), uji penyerapan dan kuat tekan paving blok.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan mengenai kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah

dilakukan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Paving block

Paving block merupakan salah satu bahan bangunan yang digunakan

sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal dan beton. Bahan bangunan ini

biasanya digunakan untuk parkir mobil, jalan setapak, halaman parkir, dan pada

jalan komplek perumahan. Paving block sekarang ini semakin banyak diminati

oleh masyarakat dibanding bahan perkerasan yang lain. Minat konsumen terhadap

paving block dikarenakan pelaksanaannya lebih cepat, mudah dalam pemasangan

dan pemeliharaan serta memiliki nilai estetika yang baik dan harganya yang

mudah dijangkau. Selain itu paving block merupakan konstruksi yang ramah

lingkungan karena sela-selanya akan memperlancar rembesan air sehingga sangat

baik dalam konservasi tanah dan meminimalisasi terjadinya banjir. Akan tetapi

peningkatan permintaan paving block ini tidak diimbangi oleh kualitas baik dari

segi kekuatan, daya tahan, dan umur pakainya. Hal ini disebabkan mutu dan

kualitas bahan yang tidak sesuai, komposisi bahan pembuatan yang tidak sesuai

standar dan tekanan yang terlalu besar pada terhadap paving block tersebut. Sifat

paving block berubah karena sifat dari bahan-bahan penyusunnya yaitu semen,

pasir, dan air maupun campurannya.


7

Gambar 2. 1 Paving Blok

Berdasarkan pembuatannya,paving block dapat dibedakan menjadi 3 jenis

paving block yang berbeda berdasarkan kelas dan kuat tekan nya sebagai berikut :

1. Jenis paving block pres manual

Di produksi manual dengan tangan dan termasuk jenis beton kelas D

dengan mutu (K50-100).

2. Jenis paving block pres mesin vibrasi

Di produksi dengan mesin getar dan termasuk jenis beton C hingga B

dengan mutu (K150-250).

3. Jenis paving block pres mesin hidrolik

Diproduksi dengan menggunakan press hidrolik yang memiliki kuat tekan

di atas 300kg/cm2 dapat dikategorikan dapat dikategorikan sebagai paving

block kelas Bhingga A dengan mutu (paving block K300-K500).

Menurut SNI 03-0691-1996, Bata beton (paving block) adalah suatu

komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan

perekat hidrolis sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan

lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton itu. Bata beton dapat berwarna
8

seperti warna aslinya atau diberi zat warna pada komposisinya dan digunakan

untuk halaman baik di dalam maupun di luar bangunan.

1. Bentuk dan Dimensi Paving Block

Paving block banyak ditemui dipasaran dengan beraneka bentuk

dan ketebalan. Pada umumnya dipasaran paving block dibuat dengan

panjang antara 200 ̴ 250 mm, dengan lebar antara 100 ̴ 112 mm. Ketebalan

paving block biasanya berkisar antara 60 ̴ 100 mm. Sedangkan untuk

bentuk paving block sendiri rata-rata berbentuk segi empat (holand), segi

enam (hexagonal), dan lain sebagainya dengan ketebalan yang bervariasi

menurut kebutuhan. Seiring dengan berkembangnya kebutuhan pasar maka

bentuk dan variasi paving block mulai dikembangkan dan dipasarkan

(Nugroho, 2013).

2. Keuntungan Paving Block

Setiawan (2012) dalam Nugroho (2013) menyebutkan keuntungan

Paving Block:

a. Pelaksanaannya mudah dan tidak memerlukan alat berat serta dapat

di produksi secara masal.

b. Pemeliharaannya mudah dan dapat dipasang kembali setelah

dibongkar.

c. Tahan terhadap beban statis, dinamik dan kejut.

d. Tahan terhadap tumpahan bahan pelumas dan pemanasan oleh

mesin

e. kendaraan.
9

3. Kelemahan Paving Block

Setiawan (2012) dalam Nugroho (2013) menyebutkan kelemahan

dari paving block :

a. Mudah bergelombang bila pondasinya tidak kuat dan kurang

nyaman untuk kendaraan dengan kecepatan tinggi.

b. Sehingga perkerasan paving block sangat tidak cocok untuk

mengendalikan kecepatan kendaraan dilingkungan permukiman

dan perkotaan yang padat.

4. Persyaratan Mutu Paving Block

Menurut SNI-03-0691-1996, syarat mutu paving block sebagai berikut:

a. Sifat tampak

Bata beton harus mempunyai permukaan yang rata, tidak terdapat

retak-retak dan cacat, bagian sudut dan rusuknya tidak mudah dirapuhkan

dengan kekuatan jari tangan.

b. Ukuran

Bata beton harus mempunyai ukuran tebal nominal minimum 60

mm dengan toleransi ± 8 %.

c. Sifat fisika

Bata beton harus mempunyai sifat-sifat fisika seperti pada tabel


dibawah ini:
10

Tabel 1.1 Sifat-Sifat Fisika Paving Block

Kuat Tekan (MPa) Ketahanan aus Penyerapan air


Mutu (mm/menit) rata-rata maks.
Rata-rata Min Rata-rata Maks. %
A 40 35 0,090 0,103 3
B 20 17 0,130 0,149 6
C 15 12,5 0,160 0,184 8
D 10 8,5 0,219 0,251 10
Sumber : Bata Beton (Paving Block), SNI 03-0691-1996

5. Klasifikasi paving block

a. Paving Block mutu A

- Digunakan untuk jalan.

- Paving Block mutu A disyaratkan kuat tekan minimal 35 Mpa dan rerata

40 Mpa.

b. Paving Block mutu B

- Digunakan untuk pelataran parkir.

- Paving Block mutu B disyaratkan kuat tekan minimal 17 Mpa dan rerata

20Mpa.

c. Paving Block mutu C

- Digunakan untuk pejalan kaki.

- Paving Block mutu C disyaratkan kuat tekan minimal 12,5 Mpa dan

rerata15 Mpa.

d. Paving Block mutu D

- Digunakan untuk taman dan penggunaan lain.


11

- Paving Block mutu D disyaratkan kuat tekan minimal 8,5 Mpa dan rerata

10 MPa.

B. Bahan Penyusun Paving Blok

1. Agregat

Agregat ialah material natural ataupun buatan yang berperan sebagai

bahan kombinasi beton. Agregat menempati+70% volume beton, sehingga sangat

mempengaruhi terhadap sifat apapun kualitas beton, sehingga pemilihan agregat

merupakan bagian yang berguna untuk pembuatan beton. Mengingat kalau

agregat ialah jumlah yang lumayan besar dari volume beton serta sangat

pengaruhi sifat beton, sehingga perlu sesuatu material ini diberi atensi yang lebih

detail serta teliti dalam tiap pembuatan suatu campuran beton. Disamping itu,

agregat dapat bisa kurangi penyusutan akibat perkerasan beton dan juga

mempengaruhi koefisien pemuaian akibat temperatur panas, pemilihan tipe

agregat yang akan dipilih bergantung pada kualitas agregat, ketersedianya di

lokasi, harga dan tipe kontruksi yang akan memanfaatkannya.

Agregat digolongkan jadi 2 macam, ialah agregat alam serta agregat

buatan, agregat alam ialah agregat yang wujudnya natural, tercipta bersumber

pada aliran air sungai serta degradasi. Agregat yang tercipta dari aliran air sungai

berbentuk bulat dan licin, ataupun agregat yang tercipta dari proses degradasi

berbentuk kubus( bersudut) dan permukaanya kasar. Sedangkan agregat buatan

ialah agregat yang berasal dari hasil sambingan pabrik- pabrik semen serta mesin

pemecah batu.
12

Menurut Silvia Sukirman (2003), agregat merupakan buti-butir batu pecah,

kerikil, pasir atau mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun buatan yang

berbentuk mineral padat berupa ukuran besar maupun kecil (fragmen-fragmen)

yang berfungsi sebagai bahan campuran atau pengisi dari suatu beton. Sedangkan

menurut Tjokrodimulyo (1992) agregat umumnya digolongkan menjadi 3

kelompok yaitu batu besar butiran lebih dari 40mm, kerikil besar butiran antara 5

mm sampai 40 mm, dan pasir butiran antara 0,15mm sampai 5mm.

a. Jenis Agregat

Jenis agregat ada dua macam yaitu agregat kasar dan agregat halus.

Agregat kasar adalah agregat yang butirannya lebih besar dari 5 mm atau agregat

yang semua butirannya dapat tertahan diayakan 4,75 mm. agregat kasar untuk

beton dapat berupa kerikil sebagai hasil dari disintegrasi dari batu-batuan atau

berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan manual atau mesin. Agregat

kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang keras, permukaan yang Kasar, agregat

harus memenuhi syarat kebersihan yaitu, tidak mengandung lumpur.

Adapun jenis agregat yang digunakan adalah agregat halus. Agregat halus

merupakan seluruh butiran lolos saringan 4, 75 mm. agregat halus untuk beton

bisa berbentuk pasir alami, hasil pecahan dari batuan secara alami, ataupun

berbentuk pasir buatan yang dihasilkan oleh mesin pemecah batu yang biasa

disebut abu batu. Agregat halus tidak boleh memiliki lumpur lebih dari 5%, dan

tidak memiliki zat- zat organik yang bisa merusak beton. Manfaatnya merupakan

untuk mengisi ruangan antara butir agregat kasar.


13

Ketentuan agregat halus secara umum berdasarkan SNI 03-6821-2002

adalah sebagai berikut :

1) Agregat halus harus terdiri dari butir-butir tajam dan keras.

2) Butir-butir halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur karena

faktor cuaca. Sifat kekal agregat halus dapat diuji dengan larutan

jenuh garam. Jika dipakai natrium sulfat maksimum bagian yang

hancur adalah 10% berat.

3) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (terhadap

berat kering), jika kadar lumpurnya melebihi 5% maka pasir harus di

cuci.

Agregat halus harus mempunyai susunan besar butir dalam batas-batas

berikut :

Tabel 2.1 Persentase lolos agregat pada ayakan (Sumber : ASTM C-33)

Ukuran lubang ayakan (mm) Persen lolos kumulatif


9,60 100
4,80 95 – 100
2,40 80 – 100
1,20 50 – 85
0,60 25 – 60
0,30 10 – 30
0,15 2 – 10
Sumber :

Berat
ASTMjenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air dengan
C-33

volume sama pada suhu yang sama. Karena butiran agregat umumnya

mengandung butiran pori-pori yang ada dalam butiran tertutup atau tidak
14

berhubungan, maka berat jenis agregat dibedakan menjadi dua istilah, yaitu berat

jenis mutlak, jika volume benda padatnya tanpa pori dan berat jenis semu, jika

volume benda padatnya termasuk pori-pori tertutupnya.

b. Berat satuan dan kepadatan

Berat satuan agregat adalah berat agregat satu satuan volume, dinyatakan

dengan kg/liter atau ton/m3. Jadi berat satuan dihitung berdasarkan berat agregat

dalam suatu tempat tertentu, sehingga yang dihitung volumenya ialah volume

padat (meliputi pori tertutup) dan volume pori terbuka.

c. Gradasi agregat

Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran dari agregat. Bila butiran

agregat mempunyai ukuran yang sama (seragam), maka volume pori akan

meningkat. Sebaliknya apabila butirannya bervariasi akan menyebabkan volume

pori yang kecil. Hal ini dikarenakan butiran berukuran kecil akan mengisi pori

diantara butiran yang lebih besar, sehingga pori-porinya menjadi sedikit.

Tabel 2.2 Batas-batas gradasi dari agregat kasar


Presentasi berat butir lewat ayakan
Lubang ayakan (mm)
40 mm 20 mm
40 95 – 100 100
20 30 – 70 95 – 100
10 10 – 35 25 – 55
4,8 0–5 0 – 10

Menurut British Standard (B.S)

d. Kadar air agregat

Kandungan didalam agregat dibagi menjadi beberapa tingkat, yaitu :


15

1) Kering tungku, dimana agregat benar-benar tidak mengandung air

sedikitpun atau dalam kondisi yang dapat secara penuh menyerap air.

2) Kering udara, dimana permukaan agregat kering tetapi memiliki sedikit air

di dalam porinya.

3) Jenuh kering muka, yaitu tidak ada air dipermukaan agregat tetapi porinya

berisi air sejumlah yang dapat diserap. Dengan begitu butiran tidak

mampu menyerap dan menambah komposisi air jika dipakai dalam

campuran beton.

4) Basah, dimana butiran mengandung banyak air baik dipermukaan maupun

di dalam butiran, sehingga bila dipakai dalam campuran akan menambah

komposisi air.

Keadaan kering jenuh muka (Saturated Surface Dry) lebih dipakai sebagai

standar, karena merupakan kebasahan agregat yang hamper sama dengan agregat

dalam beton, sehingga agregat tidak akan menambah dan mengurangi air dari

pastanya, dan kadar air di lapangan lebih banyak mendekati keadaan SSD dari

pada kering tungku.

2. Semen

Semen merupakan bahan yang bersifat hirolis yang bila dicampur air akan

berubah menjadi bahan yang mempunyai sifat perekat. Penggunaannya antara lain

meliputi beton, adukan mortar, plesteran, bahan penambal, adukan encer

(grout)dan sebagainya. Pada umumnya terdapat beberapa jenis semen dan tipe

semen yang berada dipasaran. Beberapa jenis semen diatur dalam SNI,
16

diantaranya : SNI 15-2049-2004 mengenai semen portland (OPC = Ordinary

Portland Cement) yang dibedakan menjadi 5 tipe yakni :

a. Semen portland tipe I, semen portland mungkin yang paling familiar

digunakan oleh masyarakat luas dan banyak beredar di pasaran. Karena

jenis ini dalam penggunaanya tidak memerlukan persyaratan khusus

terhadap panas hidrasi dan kekuatan tekan awal, misalnya diterapkan pada

bangunan rumah pemukiman, gedung-gedung bertingkat, perkerasan jalan,

jembatan, trotoar, struktur rel dan lain-lain,

b. Semen portland tipe II, semen portland jenis ini biasa memiliki ketahanan

terhadap serangan sulfat yang cukup baik yaitu antara 0,10 hingga 0,20

persen dan panas hidrasi yang bersifat sedang. Pada umumnya sebagai

material bangunan yang letaknya di pinggir laut, tanah rawa, saluran irigasi,

bendungan, bangunan Pir (tembok di laut dermaga), dan landasan jembatan,

c. Semen portland tipe III, semen portland yang dipakai untuk konstruksi

bangunan yang memerlukan laju pengerasan tekan awal yang tinggi

(perkerasan cepat) kurang lebih kisaran satu minggu. Contoh penerapannya

pada bagunan jalan raya bebas hambatan, hingga badara udara dan

bangunan dalam air yang tidak memerlukan ketahanan asam sulfat,

d. Semen portland tipe IV, semen portland yang dalam penggunaanya

memerlukan panas hidrasi yang rendah. Oleh karena itu semen jenis ini

memperoleh tingkat kuat beton dengan lebih lambat ketimbang portland tipe

I serta digunakan dalam kondisi dimana kecepatan dan jumlah panas yang

timbul harus minimum. Salah satunya diaplikasikan pada struktur beton


17

masif seperti dam grafitasi besar dimana kenaikan temperature akibat panas

yang dihasilkan pada proses curing merupakan faktor kritis,

e. Semen portland tipe V, adalah semen portland yang dalam penggunaanya

memerlukan ketahanan yang tinggi terhadap sulfat biasanya terletak pada

bangunan-bangunan tanah atau air yang mengandung sulfat melebihi 0,20%

dan sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbah pabrik, jembatan,

terowongan, pelabuhan dan konstruksi dalam air.

Semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara

menghaluskan klinker yang terdiri darisilikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis

dengan gips sebahagi bahan tambahan. Fungsi semen ialah untuk merekatkan

butir-butir agregat agar terjadi suatu massa yang kompak atau padat, selain itu

juga untuk mengisi rongga diantara butiran-butiran agregat.

Semen Portland dihasilkan melalui beberapa tahapan, sehingga sangat

halus dan memiliki sifat adhesife serta kohesif. Semen dihasilkan dengan cara

membakar kabonat atau batugamping yang mengandung alumunia dalam proporsi

tertentu. Setelah itu didinginkan dan dihaluskan sampai seperti bubuk. Lalu

ditambahkan gips atau kalsium sulfat (CaSO4) kira-kira 2-4% sebagai bahan

pengontrol waktu pengikatan. Bahan tambahan lain terkadang ditambahkan juga

untuk membentuk semen khusus misalnya kalsium klorida untuk menjadikan

semen yang cepat mengeras. Semen biasanya dikemas dalam kantong 40kg /

50kg.
18

Tabel 2.3 Susunan oksida semen Portland (Sumber: www.ruang-sipil.com)

No. Oksida Persentase


1 Kapur (Ca 04) 60 – 65
2 Silika (SiO2) 17 – 25
3 Aluminia (Al2O3) 3–8
4 Besi (Fe2O3) 0,5 – 6
5 Magnesia (MgO) 0,5 – 4
6 Sulfur (SO3) 1–2
7 Soda / Portash (Na2O + K2O) 0,5 – 1

Menurut SII 0031-81 (Tjokrodimulyo, 1996), semen Portland dibagi

menjadi lima jenis, namun untuk penggunaan umum biasanya hanya digunakan

jenis semen tipe 1 (satu) karena tidak memerlukan persyaratan khusus terhadap

panas hidrasi dan kekuatan tekan awal serta cocok dipakai pada tanah dan air yang

mengandung sulfat antara 0-0,10%.

Untuk keperluan campuran pembuatan beton, semen harus memenuhi

syarat-syarat sesuai dengan Standar Normalisasi Indonesia (SNI) sebagai berikut:

a. waktu pengikatan awal untuk segala jenis semen tidak boleh kurang dari 1jam

(60 menit).

b. Pengikatan awal semen normal 60 – 120 menit.

c. Air yang digunakan memenuhi syarat air minum, yaitu bebas dari zat organis

yang dapat mempengaruhi proses pengikatan awal.

d. Suhu ruangan 23° C.


19

3. Air

Air adalah bahan yang diperlukan untuk proses reaksi kimia dengan semen

untuk membentuk pasta semen. Air juga dipakai untuk pelumas antara butiran

dalam agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Air dalam campuran beton

menyebabkan terjadinya proses hidrasi dengan semen. Jumlah air yang yang

berlebihan akan menurunkan kekuatan beton. Namun air yang terlalu sedikit akan

menyebabkan proses hidrasi yang tidak merata. Pada umumnya air yang dapat

diminum digunakan sebagai campuran beton. Ciri-ciri air yang baik untuk

campuran beton adalah tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.

Jenis-jenis air untuk campuran beton :

a. Air hujan, air hujan menyerap gas dan udara pada saat jatuh ke bumi.

Biasanya air hujan mengandung unsur oksigen, nitrogen dan karbondioksida.

b. Air permukaan, terdiri dari air sungai, air danau, air genangan, dan air

reservoir. Air sungai atau danau dapat digunakan sebagai air pencampuran

beton asal tidak tercemar limbah industri. Sedangkan air rawa atau genangan

yang mengandung zat-zat alkali tidak dapat digunakan.

c. Air tanah, biasanya mengandung unsur kation dan anion. Selain itu juga

kadang-kadang terdanpar unsur CO2, H2S dan NH3.

d. Air laut, air laut mengandung 30.000 – 36.000mg/liter gram (3 %-3,6 %)

dapat digunakan sebagai air campuran beton tidak bertulang. Air laut yang

mengandung garam diatas 3% tidak boleh digunakan untuk campuran beton.

Untuk beton pra tekan, air laut tidak diperbolehkan karena akan mempercepat

korosi pada tulangannya.


20

Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Tidak mengandung lumpur dan benda melayang lainnya yang lebih dari 2

gram / liter.

b. Tidak mengandung garam atau asam yang dapat merusak beton, zat organik

dan sebagainya lebih dari 15 gram / liter.

c. Tidak mengandung klorida (C1) yang lebih dari 1 gram / liter.

d. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram / liter.

C. Limbah keramik

Keramik adalah suatu unsur bangunan yang dipergunakan untuk melapisi

lantai atau dinding yang biasanya berbentuk plat persegi dan tipis yang dibuat dari

tanah liat atau campuran tanah liat dan bahan mentah keramik lainnya, dengan

cara dibakar sampai suhu tertentu, sehingga mempunyai sifat-sifat fisik khusus.

Bahan baku pembuatan keramik terdiri dari Kaolin, Ballclay, Feldspar, dan

Kuarsa. Ballclay merupakan sejenis tanah liat dengan kadar silika dan alumina

tinggi. Silika merupakan unsur kimia pada pozzolan. Menurut Rudi (2010)

pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika atau silika alumina,

dimana bahan pozzolan itu sendiri tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen,

akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan dengan adanya air, maka senyawa-

senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida (senyawa

hasil reaksi antara semen dan air) pada suhu biasa, membentuk senyawa yang

memiliki sifat-sifat seperti semen (kalsium silikat dan kalsium aluminat hidrat).
21

Dalam penelitian ini akan dilakukan pemanfaatan limbah keramik sebagai

bahan pengganti pada agregat paving block, dimana keramik yang sebelumnya

terbuang dan sedikit dimanfaatkan sebagai bahan pengganti untuk paving block.

Gambar 2. 2 Limbah Keramik

Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian – penilitian

sebelumnya yaitu pada penelitian ini proses pembuatan paving block yaitu sejauh

mana pengaruh keramik terhadap kuat tekan dan daya serap air pada paving block

yang akan di uji pada laboratorium struktur dan bahan.

1. Berat Jenis

Berat jenis keramik mempunyai kemiripan dengan agregat halus, yaitu

sekitar 2390 kg/m3. Dari hasil pengujian sampel, dapat dilihat bahwa berat jenis

agregat halus (abu batu) dan keramik memenuhi syarat berat jenis agregat halus

pada standard SNI 1970:2008 yaitu berkisar antara 1,6 – 3,3, Sehingga agregat

halus (abu batu) dan keramik tersebut dapat dipakai sebagai bahan campuran

beton.
22

2. Penyerapan Air

Nilai penyerapan air atau absorpsi yang terjadi pada agregat keramik

cenderung beragam dan lebih besar dibandingkan absorpsi agregat halus yang

hanya sekitar 2-5%.

3. Berat Volume

Berat volume keramik tidak beda signifikan dengan agregat halus, yaitu

1300 kg/m3 untuk agregat keramik sedangkan agregat halus mempunyai berat

volume 1600 kg/m3

4. Kadar Air

Nilai kadar air pada agregat keramik cenderung lebih kecil yaitu 1%

dibandingkan absorpsi agregat halus yang sebesar 2-5%.

D. Sifat-Sifat Mekanis Beton

Sifat-sifat mekanis yang ada pada beton dibagi menjadi dua, yaitu sifat

mekanis jangka pendek dan jangka panjang. Sifat mekanis jangka pendek, yaitu

kuat tekan beton, kuat tarik beton, kuat geser beton, dan modulus elastisitas beton.

Sedangkan untuk sifat mekanis jangka panjang, yaitu rangkak dan susut pada

beton.

1. Kuat Tekan Beton

Kuat tekan beton merupakan kemampuan beton untuk menerima tekanan

yang berupa gaya tekan per satuan luasnya. Kuat tekan beton dapat diketahui

dengan pengujian dengan menggunakan sampel beton berbentuk silinder dengan

diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Kuat tekan beton dapat diketahui dalam
23

umur 28 hari dan dinyatakan dalam satuan Mpa. Selama 28 hari, beton disimpan

dan dirawat dengan suhu dan kelembaban yang tetap.

Adapun kuat tekan beton dapat dirumuskan sebagai berikut :

' P
f c=σ= ............................................................................................................(1)
A

Dimana :

f’c = σ = Kuat tekan Beton (Mpa)

P = Beban maksimum (kN)

A = Luas permukaan sampel (cm2)

Menurut SNI 2847:2013, Untuk beton struktur, Kuat tekan f’c tidak boleh

kurang dari 17 MPa. Nilai maksimum f’c tidak dibatasi kecuali bilamana dibatasi

oleh ketentuan standar tertentu

2. Penyerapan pada beton

Penyerapan merupakan kemampuan air untuk bergerak melalui rongga-

ronga kapiler melalui permukaan hingga lapisan dalam pada beton ketika benda

tersebut bersentuhan dengan air. Biasanya penelitian absorpsi diukur dengan

menghitung prosentase antara perbedaan massa dari kondisi kering dengan

kondisi SSD (saturated surface dry). Pengujian ini dilakukan berdasarkan ASTM

C-1585 “Measurement of Rate of Absorption of Water by Hydraulic-Cement

Concrete”, untuk menentukan tingkat penyerapan (sorptivity) air oleh beton

semen hidrolis dengan mengukur peningkatan II-2 massa dalam spesimen yang

dihasilkan dari penyerapan air sebagai fungsi waktu ketika hanya satu permukaan

yang terekspos air.


24

E. Penelitian Terdahulu

1. Asmadi Suria, Ipak Neneng, Wan Alamsyah (2017) melakukan penelitian

tentang pemanfaatan limbah pecahan keramik sebagai Agregat kasar

campuran dan pengaruhnya Terhadap kuat tekan beton. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa : Kuat tekan beton normal pada umur 28 hari adalah

sebesar 29,54 MPa, setelah menambahkan limbah pecahan keramik kadar 10%

pada umur 28 hari maka terjadi penurunan dengan kuat beton sebesar 23,14

MPa, sehingga dengan penambahan limbah keramik kadar 40% pada umur 28

hari kuat tekan semakin mengalami penurunan kuat tekan beton sebesar 18,56

Mpa, jadi kuat tekan beton dengan campuran agregat kasar limbah pecahan

2. Aulia Zastavia Putri dan Imastuti melakukan penelitian tentang pengaruh

penambahan pecahan keramik pada pembuatan paving block ditinjau dari

hasil penelitian menunjukkan nilai kuat tekan terendah dalam penelitian ini

yaitu pada paving block tanpa pecahan keramik dengan komposisi 1 : 5 : 0

sebesar 424,167 kg/cm2 . Sedangkan, nilai kuat tekan tertinggi yaitu 523,333

kg/cm2 pada paving block yang ditambahkan pecahan keramik sebanyak 15%

dengan komposisi 1 : 4,25 : 0,75. Nilai kuat tekan tersebut memenuhi

persyaratan standar mutu kelas I/A dengan kuat tekan rata-rata 400 kg/cm2

dan minimal 350 kg/cm2 . Terjadi peningkatan sebesar 23,38% dari nilai kuat

tekan terendah ke nilai kuat tekan yang tertinggi.

3. Fadlillah Fauziah, Demes Nurmayanti, dan Fitri Rokhmalia (2018)

melakukan penelitian mengenai pemanfaatan limbah marmer sebagai bahan

campuran untuk pembuatan paving block. Hasil penelitian menunjukkan kuat


25

tekan dan serap air dengan menggunakan campuran limbah marmer dengan 4

variasi perbandingan menunjukkan kuat tekan belum memenuhi standart mutu

D taman dan pengguna lain sebesar 8,5 MPa, akan tetapi untuk serap air sudah

memenuhi standart SNI 03-0691-1996 maksimal penyerapan sebesar 10%.

4. Indrayanto Dwi Nugroho (2020) melakukan penelitian tentang pemanfaatan

abu batu dalam pembuatan paving block dengan metode tekanan. Hasil

penelitian uji tekan menunjukan bahwa penggunaan abu batu 30 % terhadap

berat pasir pada paving block dengan pembebanan 600 Kg ditambah dengan

10 tumbukan memiliki kuat tekan optimal karena memiliki kuat tekan rata-rata

sebesar 11,14 MPa. Hasil uji penyerapan air menunjukan bahwa penggunaan

campuran abu batu 30 % terhadap berat pasir meningkatkan presentase

penyerapan air pada paving block, serta semakin besar beban tekan dan

tumbukan yang dilakukan akan membuat presentase serap air semakin kecil.

Pada pengujian kuat tekan dapat diketahui bahwa penggunaan abu batu 30 %

terhadap berat pasir dapat meningkatkan kuat tekan paving block jika

dibandingkan dengan paving block tanpa campuran abu batu.Pada penelitian

ini juga dapat diketahui bahwa semakin besarnya beban yang dihasilkan oleh

tekananan momen dan tumbukan yang digunakan dapat meningkatkan nilai

kuat tekan paving block. Penggunaan abu batu dalam pembuatan paving block

memiliki hasil yang baik, seiring dengan melimpahnya material abu batu dari

limbah pabrik stone crusher yang bisa dimanfaatkan. Menggunakan alat

tekanan momen menjadi trobosan bagi pengusaha paving block dengan modal

yang minimum tetapi menghasilkan paving block dengan mutu yang cukup.
26

5. Putri (2017) melakukan penelitian mengenai pemanfaatan pecahan keramik

untuk pembuatan paving block. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui karakteristik bahan paving block dan mengetahui kuat tekan,

serapan air, dan nilai ekonomis akibat penambahan pecahan keramik.

Pengujian ini menggunakan variasi campuran pecahan keramik sebesar 0%;

5%; 10%; 15%. Hasil penelitian menunjukkan pengujian kuat tekan paving

block pada umur 28 hari didapatkan hasil kuat tekan rata-rata sebagai berikut,

pada variasi campuran 0% sebesar 424,167 kg/cm2, nilai kuat tekan pada

prensentase 5% adalah 436,667 kg/cm2, nilai kuat tekan pada prensentase

10% adalah 465 kg/cm2 dan nilai kuat tekan pada prensentase 15% adalah

523,333 kg/cm2.

6. Rofikatul Karimah (2017) melakukan penelitian mengenai pemanfaatan

limbah pecahan keramik Terhadap berat jenis dan kuat tekan pada Beton

ringan ramah lingkungan. Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan

kesimpulan :Dari hasil penelitian berat jenis beton ringan (non pasir) bahwa

variasi ALK 20 % - 100 % yaitu sebesar 1671.65 kg/cm3, 1602.58 kg/cm3,

1418.26 kg/cm3, 1393.41 kg/cm3, 1353.53 kg/cm3 lebih kecil daripada beton

normal non pasir ALK 0 % sebesar 1895.98 kg/cm. Hal ini disebabkan oleh

berat jenis Agregat Limbah Keramik (ALK) yang digunakan pada beton non

pasir lebih kecil daripada berat jenis agregat normal (batu pecah) yang

digunakan pada beton non pasir. Dari hasil penelitian kuat tekan beton (non

pasir) terhadap variasi penggantian Agregat Limbah Keramik (ALK), Kuat


27

tekan optimum terdapat pada variasi 45.12 % ALK yaitu sebesar 12.99 Mpa

lebih besar dibandingkan beton tanpa ALK yaitu sebesar 6.83 Mpa.

7. Reza Primadi B. dan Khusni Muzaki (2020) melakukan penelitian tentang

pemanfaatan limbah pecahan keramik sebagai pengganti agregat kasar pada

beton. Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa

Trial mix dengan limbah keramik 25% pada umur beton 7 hari yang

memberikan kuat tekan rata-rata maksimum sebesar 23,99MPA.Pada umur

beton 14 hari yang memberikan kuat tekan rata-rata maksimum sebesar

27,56MPA. Dan pada umur beton 28 hari yang memberikan kuat tekan rata-

rata maksimum sebesar 23,09MPA. Trial mix dengan limbah keramik 60%

pada umur beton 7 hari yang memberikan kuat tekan rata-rata maksimum

sebesar 22,81MPA.Pada umur beton 14 hari yang memberikan kuat tekan

rata-rata maksimum sebesar 24,96MPA. Dan pada umur beton 28 hari yang

memberikan kuat tekan rata-rata maksimum sebesar 23,09MPA. Beton normal

pada umur 7 hari yang memberikan kuat tekan rata-rata maksimum sebesar

23,48MPA.Pada umur beton 14 hari yang memberikan kuat tekan rata-rata

maksimum sebesar 20,32MPA. Dan pada umur beton 28 hari yang

memberikan kuat tekan rata-rata maksimum sebesar 29,12MPA. Biaya untuk

beton dengan bahan pengganti limbah keramik 25% dan 60% lebih murah di

bandingan dengan beton normal. Dengan hasil ini, dapat disimpulkan beton

dengan campuran limbah keramik 25% dan 60% mengalami penurunan pada

umur 28 hari dibandingkan dengan beton normal. Hasil pengujian ini

menunjukkan bahwa limbah keramik lantai dapat digunakan sebagai agregat


28

kasar dalam adukan beton. Dari hasil penelitian diperoleh penurunan nilai

slump pada adukan beton yang menggunakan pecahan keramik. Beton dengan

agregat kasar pecahan keramik memiliki berat volume yang lebih besar dan

memiliki serapan air yang lebih besar dibanding beton normal. Untuk

penelitiaan selanjutnya jangan memberikan air terlalu banyak terhadap

material yang akan dibuat sampel uji, mengontrol pemberian air dalam mixer

yang bertahap, dikarenakan sifat keramik yang mudah menyerap air agar tidak

terjadi penambahan volume air.

8. Wahyu Wibowo (2018) melakukan penelitian tentang pengaruh butiran

keramik sebagai pengganti semen terhadap kuat tekan dan harga produksi

paving block. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengujian kuat tekan,

penyerapan air dan harga produksi paving block dengan bahan pecahan

keramik yaitu sebagai berikut: Hasil penelitian kuat tekan rata-rata paving

block dengan penambahan 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10% pecahan keramik

berturut-turut yaitu 212,72 kg/cm2 , 244,45 kg/cm2 , 232,20 kg/cm2 , 187,63

kg/cm2 , dan 130.98 kg/cm2 . Paving block dengan variasi 2,5% atau dengan

komposisi campuran 1 pc : 6 pasir : 2,5% pecahan keramik memiliki kuat

tekan yang paling tinggi yakni 244,45 kg/cm2 atau setara dengan 22,78 Mpa.

Hal ini sesuai Standar SNI-03-0691-1996 kategori paving block mutu B

dengan kegunaan sebagai pelataran parkir. Penggunaan pecahan keramik

sebagai pengganti sebagian semen hanya akan mencapai nilai kuat tekan

optimum pada kadar tertentu, namun berbeda hasilnya jika dijadikan bahan

tambah yang nilainya akan terus meningkat seiring dengan penambahan


29

variasi. Daya serap air pada paving block mengalami peningkatan setiap

penambahan limbah pecahan keramik dibandingkan dengan paving block

normal (tanpa penambahan limbah pecahan keramik). Semakin besar

penambahan variasi limbah pecahan keramik semakin meningkat juga kadar

daya serap air dari paving block. Hasil penelitian daya serap air paving block

pecahan keramik berturut-turut yaitu sebesar 5,677%, 6,422%, 7,550%,

7,899%, dan 8,528%.

9. Satya Adi Purnama dan Tri Sudibyo melakukan penelitian tentang Pengaruh

Limbah Keramik dan Abu Terbang Terhadap Kuat Tekan dan Daya Serap Air

Bata Beton. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

Limbah keramik dan abu terbang dapat digunakan sebagai bahan pengganti

sebagian semen dengan kadar tertentu pada pembuatan bata beton. Kadar abu

terbang dan limbah keramik yang paling optimal yaitu pada campuran 9% abu

terbang dan 6% limbah keramik, karena menghasilkan kuat tekan tertinggi

yaitu sebesar 26.56 MPa dan daya serap air terkecil 14.13%. Bata beton dengan

campuran 6% limbah keramik dan 9% abu terbang dapat mengurangi

penggunaan semen sebesar 15% atau setara dengan 3.75 kg per m2 serta relatif

lebih murah dibandingkan dengan bata beton normal. Selain biayanya yang

lebih murah, bata beton dengan campuran 6% limbah keramik dan 9% abu

terbang memiliki kuat tekan dan daya serap air yang lebih tinggi, lebih ramah

lingkungandan memiliki bobot yang lebih ringansehingga mempermudah

pemasangan.
30

10. Falah Alfatari, Eka Purnamasari, dan Fathurrahman (2021) melakukan

penelitian mengenai pengaruh kuat tekan limbah pecahan keramik sebagai

pengurangan agregat kasar dengan variasi yang berbeda. Dari hasil penelitian

ini karakteristik bahan limbah keramik dapat disimpulkan bahwa limbah

keramik dapat dikategorikan sebagai agregat ringan karena memiliki berat

jenis yang kurang dari 2,5 tetapi memiliki persentase penyerapan yang cukup

tinggi. Sedangkan untuk abrasi sebesar 39,062% masih efektif untuk

perencanaan beton mutu K-200 kg/cm² atau setara f’c 17 MPa Komposisi

campuran untuk beton normal 0% limbah keramik yaitu semen sebesar 380

kg, air sebesar 190 kg, agregat kasar 1-2 sebesar 1110 kg. Komposisi

campuran untuk beton 10% limbah keramik yaitu semen sebesar 380 kg, air

sebesar 190 kg, agregat kasar 1-2 sebesar 999 kg, dan limbah keramik sebesar

111 kg. Komposisi campuran untuk beton 15% limbah keramik yaitu semen

sebesar 380 kg, air sebesar 190 kg, agregat kasar 1-2 sebesar 943,5 kg, dan

limbah keramik sebesar 166,5 kg


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data yang diperoleh melalui eksperimen di Laboratorium Struktur dan

Bahan Tek nik Sipil Universitas Muhammadiyah Parepare. Penelitian ini

berfokus pada variasi campuran dari keramik yang akan dijadikan sebagai

pengganti sebagian agregat halus. Jumlah sampel yang dibutuhkan pada setiap

variasi adalah:

a. Paving Block Normal 8 buah

b. Paving Block dengan campuran limbah keramik 10% 12buah

c. Paving Block dengan campuran limbah keramik 20% 12buah

d. Paving Block dengan campuran limbah keramik 50% 12buah

Tabel 3.1 Variasi campuran keramik

Paving Blok
Umur
Perbandingan Variasi Utuh Potong Jumlah
(Hari)
21x10x8 8x8x8
7 2 2
Abu Batu 100 %
0% 14 2 2 12
Keramik 0 %
28 2 2
7 2 2
Abu Batu 85 %
15 % 14 2 2 12
Keramik 15 %
28 2 2
Abu Batu 75% 25 % 7 2 2 12
32

14 2 2
Keramik 25 %
28 2 2

Abu Batu 65% 7 2 2


Keramik 35% 35% 14 2 2 12
28 2 2
Jumlah = 48

a. Komposisi volume bahan campuran

Ukuran Paving Block utuh 21 cm

Volume 1 Paving = 21 x 10 x 8 = 1.680 cm3

Volume 12 Paving = 1.680 x 12 = 20.160 cm3

Perbandingan Semen : Abu batu = 1:3

1) Kebutuhan Volume Semen

Vsemen = ¼ x 20.160 = 5.040 cm3

2) Kebutuhan Volume Abu Batu

Vabubatu = ¾ x 20.160 = 15.120 cm3

3) Kebutuhan Volume Keramik

Variasi 15 % = 15.120 *15 % =2.268 cm3

Variasi 25 % = 15.120 * 25 % =3.780 cm3

Variasi 35 % = 15.120 * 35 % =5.292 cm3

b. Komposisi Berat bahan campuran

Berat Volume Semen = 1,18 kg/l

Berat Volume Abu Batu = 1,76 kg/l

Berat Volume Keramik = 0,81 kg/l


33

1. Kebutuhan Berat Semen

Vsemen = 5,04 L x 1,18 = 5,9472 kg/l

2. Kebutuhan Volume Abu Batu

Vabubatu = =15,12 L

Adapun Kebutuhan keramik dapat dilihat ditabel berikut :


Tabel 3.2 Volume komposisi bahan

Semen Abu Batu


Kode Keramik (cm3)
(cm3) (cm3)
PB 0 % 5.040 0 15.120
PB 15 % 5.040 2.268 12.852
PB 25 % 5.040 3.780 2073,6
PB 35% 5.040 5.292 9.828

2. Data sekunder

Data sekunder sebagai pendukung merupakan gambaran pada daerah studi.

Pengumpulan data sekunder merupakan pengumpulan data secara tidak langsung

dari sumber/objek. Data-data diperoleh dari tulisan seperti buku-buku teori, buku

laporan, peraturan-peraturan, dan dokumen baik yang berasal dari instansi terkait

maupun hasil kajian literature.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif yang merupakan metode penelitian yang banyak menuntut penggunaan

angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta

penampilandari hasilnya disertai gambar, tabel, atau grafik.. Metode penelitian ini

menggunakan metode penelitian eksperimental yaitu dengan membandingkan


34

antara 3 variasi campuran untuk mengetahui bagaimana kuat tekan dan daya serap

air pada paving block.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi pembuatan benda uji, pemeliharaan, dan pengujian dilaksanakan di

laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Parepare

dan waktu penelitian dilakukan selama 2 bulan mulai pada bulan Juni sampai Juli

2022.

D. Bahan dan Alat Penelitian

1. Adapun bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Agregat

Agregat yang digunakan dalam penelitian ini adalah agregat halus dan

keramik

b. Semen

Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Semen Portland Type I

c. Air

Air yang digunakan dalam penelitian ini air dari Laboratorium Struktur

dan Bahan Universitas Muhammadiyah Parepare

d. Limbah Keramik

Limbah keramik yang digunakan di dalam penelitian ini diambil dari sisa

sisa pembangunan dan renovasi rumah di Kota Parepare

2. Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
35

a. Saringan

Saringan yang dipakai dalam menentukan gradasi agregat yaitu saringan

dengan lubang saringan sebesar 25 mm, 19.5 mm, 9.5 mm, 4.75 mm, 2.36

mm, 1.18 mm, 0.60 mm, 0.30 mm, dan 0.15 mm.

b. Oven

Oven digunakan untuk mengeringkan agregat pada pengujian kadar air dan

berat jenis

c. Gelas Ukur

Gelas ukur berfungsi untuk mengukur banyaknya air yang digunakan pada

pembuatan beton

d. Timbangan

Timbangan difungsikan untuk menimbang bahan-bahan benda uji

e. Cetakan Beton

Cetakan beton yang digunakan adalah cetakan kubus ukuran 8 cm x 8 cm

f. Universal Testing Machine

Digunakan untuk menguji kuat tekan benda uji beton

g. Concrete mixer / mesin pencampur

Digunakan untuk mencampur semua bahan-bahan benda uji

E. Teknik Analisis Data

Data hasil uji kuat tekan beton diperoleh dari pembagian antara beban

maksimum benda uji dengan luas penampang benda uji, disajikan delam bentuk

tabel maupun grafik. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

1. Menimbang berat benda uji sebelum pengukuran kuat tekan.


36

2. Mengukur dimensi serta menghitung volume dan luas permukaan benda uji
3. Mengukur kuat tekan benda uji pada umur 7 & 28 hari dengan alat UTM
4. Menganalisis data hasil pengujian benda uji
5. Pembahasan karakteristik benda uji sesuai analisis data hasil pengujian

F. Diagram Alur Penelitian

Mulai

Mengidentifikasi masalah

Tinjauan pustaka

Pengujian pada material

Air Limbah Agregat Semen


Keramik halus

ix
Pembuatan benda uji
D
Perawatan benda uji
es
Pengujian benda uji kuat tekan dan kuat lentur

Hasil pengujian

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 2. 3 Bagan alur penelitian


37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengujian Agregat

Pengujian agregat berdasarkan pada SNI (Standar Nasional Indonesia)

dilakukan terhadap agregat halus, agregat halus dan agregat limbah cangkang

kemiri. Hasil rekapitulasi masing-masing pengujian ditunjukan dalam tabel di

bawah ini.

1. Agregat Halus

Tabel 4. 1 Rekapitulasi hasil pengujian agregat abu batu


(Sumber: hasil pengolahan data 2023)

NO KARAKTERISTIK RATA-
INTERVAL KETERANGAN
. AGREGAT RATA

1 Kadar lumpur Maks 5% 2,30% Memenuhi


2 Kadar organik < No. 3 1 Memenuhi
3 Kadar air 2% - 5% 2,25% Memenuhi
4 Berat volume
1,4 - 1,9
a. Kondisi lepas 1,55 Memenuhi
kg/liter
1,4 - 1,9
b. Kondisi padat 1,88 Memenuhi
kg/liter
5 Absorpsi 0,2% - 2% 1,63% Memenuhi
6 Berat jenis spesifik
a. Bj. Nyata 1,6 - 3,3 3,09 Memenuhi
b. Bj. dasar kering 1,6 - 3,3 2,27 Memenuhi
c. Bj. kering
1,6 - 3,3 2,53 Memenuhi
permukaan
7 Modulus kehalusan 1,50 - 3,80 3,77 Memenuhi
38

Dari pengujian agregat halus diatas didapatkan hasil sebagai berikut:

a. Kadar Lumpur

Dari pengujian kadar lumpur agregat halus diatas didapatkan hasil 2,3 %

yang nilainya lebih kecil dari 5% sehingga aregat halus dapat dijadikan bahan

campuran mortar.

b. Kadar Organik

Dari pengujian tingkat kadar organik agregat halus diatas didapatkan hasil

kadar organik berada di No.1 yang nilainya lebih kecil dari No.3 sehingga aregat

halus dapat dijadikan bahan campuran mortar.

c. Kadar Air

Dari pengujian kadar air diatas didapatkan hasil 2,25 % yang nilainya lebih

kecil dari 5% sehingga aregat halus dapat digunakan pada campuran mortar.

d. Berat Volume

Dari pengujian berat volume rongga agregat halus didapatkan hasil 1,55

sedangkan pada pengujian berat volume padat didapatkan hasil 1,88 yang

keseluruhan nilainya masih dalam interval 1,6 – 1,9 kg/liter sehingga aregat halus

dapat dijadikan bahan campuran mortar.

e. Penyerapan Air

Dari pengujian penyerapan air agregat kasar diatas didapatkan hasil 1,63%

yang nilainya masuk dalam interval maksimum 2% sehingga dapat dijadikan

bahan campuran mortar.


39

f. Berat Jenis

Dari pengujian berat jenis nyata didapatkan hasil 3,09.Berat jenis kering

didapatkan nilai sebesar 2,27. Dan untuk berat jenis kering permukaan didapatkan

hasil pengujian sebesar 2,53 yang keseluruhan nilainya masih dalam interval 1,6–

3,3 sehingga aregat halus dapat dijadikan bahan campuran mortar.

g. Modulus Kehalusan

Berdasarkan spesifikasi karakteristik agregat kasar SNI, interval untuk

modulus kehalusan yaitu berada antara 1,5-3,8. Sedangkan hasil yang diperoleh

dari penelitian yaitu 3,77 adalah sesuai dengan spesifikasi. Jadi agregat tersebut

dapat digunakan dalam campuran mortar.

2. Limbah keramik

Tabel 4. 2 Rekapitulasi pengujian agregat halus limbah keramik


(Sumber :hasil pengolahan data 2023)

NO KARAKTERISTK RATA-
INTERVAL KETERANGAN
. AGREGAT RATA

1 Kadar lumpur Maks 5% 15,45% Tidak memenuhi


2 Kadar air 2% - 5% 1,42% Memenuhi
3 Berat volume
1,4 - 1,9
a. Kondisi lepas 2,58 Tidak memenuhi
kg/liter
1,4 - 1,9
b. Kondisi padat 1,99 Tidak memenuhi
kg/liter
4 Absorpsi 0,2% - 2% 0,81% Memenuhi
5 Berat jenis spesifik
a. Bj. Nyata 1,6 - 3,3 2,39 Memenuhi
b. Bj. dasar kering 1,6 - 3,3 2,41 Memenuhi
c. Bj. kering
1,6 - 3,3 2,44 Memenuhi
permukaan
7 Modulus kehalusan 1,50 - 3,80 4,78 Tidak memenuhi
40

a. Kadar Lumpur

Dari pengujian kadar lumpur agregat halus limbah keramik diatas

didapatkan hasil 15,47 % yang nilainya lebih besar dari 5 % . .

b. Kadar Air

Dari pengujian kadar air diatas didapatkan hasil 1, 42% yang

nilainya lebih kecil dari 5% sehingga aregat halus dapat digunakan pada

campuran mortar.

c. Berat Volume

Dari pengujian berat volume rongga agregat halus didapatkan hasil

2,58 sedangkan pada pengujian berat volume padat didapatkan hasil 1,99

yang keseluruhan nilainya tidak memenuhi dari interval 1,6 – 1,9 kg/liter.

d. Penyerapan Air

Dari pengujian penyerapan air agregat halus diatas didapatkan hasil

0,81 % yang nilainya tidak dalam interval maksimum 2% sehingga dapat

dijadikan bahan campuran mortar.

e. Berat Jenis

Dari pengujian berat jenis nyata didapatkan hasil 2,39.Berat jenis

kering didapatkan nilai sebesar 2,41. Dan untuk berat jenis kering

permukaan didapatkan hasil pengujian sebesar 2,44 yang keseluruhan

nilainya masih dalam interval 1,6–3,3 sehingga aregat halus dapat

dijadikan bahan campuran mortar.


41

f. Modulus Kehalusan

Berdasarkan spesifikasi karakteristik agregat kasar SNI (campuran

beton), interval untuk modulus kehalusan yaitu berada antara 1,5-3,8.

Sedangkan hasil yang diperoleh dari pengujian limbah keramik yang

diperoleh dari penelitian yaitu 4,78.

B. Perencanaan Adukan Campuran Paving Block (Mix Design)

1. Volume paving block

Diketahui: p = 21 cm

l = 10 cm

t = 8 cm

Untuk menentukan Volume cetakan Paving block, maka digunakan

persamaan sebagai berikut :

Volume : p × l× t

V = 21 cm × 10 cm × 8 cm = 1680 cm³

2. Komposisi campuran Paving block

Berdasarkan hasil uji coba pembuatan Paving block dengan pembuatan 2

benda uji normal didapatkan Berat rata-rata Paving block = 3,8 kg. Dalam

menentukan proporsi bahan dan material yang digunakan, digunakan

perbandingan Volume. Berdasarkan pengamatan pada alat cetak paving block

didapatkan volume cetakan sebesar 1680 cm³ Adapun perbandingan yang

digunakan didalam penelitian ini adalah Semen : 1, Agregat : 2. Dalam penelitian

ini digunakan abu batu.


42

Pada penelitian ini digunakan limbah keramik sebagai substitusi 0%,

15%, 25%, dan 35% terhadap abu batu, maka untuk menentukan kebutuhan

digunakan persamaan sebagai berikut :

Berat l . keramik = ( jum . substitusi


100
×berat abu batu ) × Berat Volume l . keramik

Setelah semua volume bahan diketahui, maka langkah selanjutnya adalah

menentukan berat tiap bahan yang akan digunakan dalam tiap sampel benda uji.

Untuk menentukan berat tiap bahan atau material yang digunakan didalam tiap

benda uji variabel bebas, maka digunakan data hasil pengolahan Laboratorium

pada tiap berat volume bahan yang akan digunakan.

a. Untuk paving block normal

Volume Paving Block= p × l × t = 21 × 10× 8

= 1680 cm³

Semen=
( ( 1+1 2) × Volume Paving Block )
¿
( (1+2)
1
× 1680
)
= 560 cm³

= 0,56 liter

Abu Batu=
( (1+2)
1
×Volume Paving Block
)
¿
( 2
(1+2)
× 1100
)
= 1120 cm ³

= 1,12 liter
43
44

Tabel 4. 3 Mix Design Paving Block campuran Normal


(Sumber: hasil pengolahan data 2023)

Berat Volume kebutuhan tiap kebutuhan tiap 3


Bahan
(kg/liter) benda uji (liter) benda uji (kg)

Semen 1,18 0,56 2,81


Abu batu 1,88 1,12 8,95

Berdasarkan hasil yang didapat di Laboratorium untuk perancangan

campuran (mix design) untuk paving block campuran Normal untuk 3 (tiga)

sampel yaitu semen 1,84 kg dan Abu batu 5,86 kg.

b. Untuk paving block variasi 15% limbah keramik

Limbah keramik = ( jum . substitusi


100
× v . abu batu tiap benda uji) =(
15
100
× 1,12)

= 0,17 liter

Abu Batu
= (V.abu batu tiap benda uji – V.limbah keramik )

= (1,12 – 0,17)

= 0,95 liter

Tabel 4. 4 Mix Design Paving Block substitusi limbah keramik 15 %


(Sumber :hasil pengolahan data 2023)

Berat kebutuhan kebutuhan kebutuhan


Bahan Volume tiap benda uji tiap benda uji tiap 3 benda
(kg/liter) (liter) (kg) uji (kg)
Semen 1,18 0,56 0,66 2,81
Abu batu 1,88 0,95 1,79 7,61
Limbah
1,99 0,17 0,34 1,42
Keramik
c. Untuk paving block variasi 25% limbah keramik

Limbah keramik = ( jum . substitusi


100
× v . abu batu tiap benda uji) =(
25
100
× 1,12)
45

= 0,28 liter

Abu Batu
= (V.abu batu tiap benda uji – V.limbah keramik )

= (1,12 – 0,28)

= 0,84 liter

Tabel 4. 5 Mix Design Paving Block substitusi limbah keramik 25 %


(Sumber :hasil pengolahan data 2023)

kebutuhan kebutuhan kebutuhan


Berat Volume
Bahan tiap benda tiap benda uji tiap 3 benda
(kg/liter)
uji (liter) (kg) uji (kg)
Semen 1,18 0,56 0,66 2,81
Abu batu 1,88 0,84 1,58 6,71
Limbah
1,99 0,28 0,56 2,37
Keramik

d. Untuk paving block variasi 35% limbah keramik

Limbah keramik = ( jum . substitusi


100
× v . abu batu tiap benda uji) =(
35
100
× 1,12)

= 0,39 liter

Abu Batu
= (V.abu batu tiap benda uji – V.limbah keramik )

= (1,12 – 0,39)

= 0,73 liter

Tabel 4. 6 Mix Design Paving Block substitusi limbah keramik 35 %


(Sumber :hasil pengolahan data 2023)

kebutuhan kebutuhan kebutuhan


Berat Volume
Bahan tiap benda tiap benda uji tiap 3 benda
(kg/liter)
uji (liter) (kg) uji (kg)
Semen 1,18 0,56 0,66 2,81
Abu batu 1,88 0,73 1,37 5,82
Limbah 1,99 0,39 0,78 3,32
46

Keramik

C. Uji penyerapan

1. Paving Block Ukuran 8 x 8 x 8 Cm

Berdasarkan hasil penelitian, penyerapan rata-rata pada paving blok umur

7 hari yang didapat pada pengujian variasi normal, 0 %,0,15%, 0,25 %, dan 0,35

% Limbah keramik, ialah sebagai berikut:

Tabel 4. 7 Hasil uji penyerapan paving block 8x8x8 cm umur 7 hari


(Sumber :hasil pengolahan data 2023)

Umur 7 Hari ukuran 8x8x8 cm

Berat
Benda Berat Daya Serap Air
Variasi Basah Rata-rata
Uji Kering (gr) (%)
(gr)

8x8x8 1750 1.710 2,3% 1,7%


0%
8x8x8 1769 1.750 1,1%
8x8x8 1730 1.720 0,6% 1,7%
15%
8x8x8 1706 1.659 2,7%
8x8x8 1804 1.720 4,6% 3,4%
25%
8x8x8 1776 1.762 0,8%
8x8x8 1821 1.792 1,6% 4,0%
35%
8x8x8 1850 1.731 6,4%

Pada pengujian sampel uji untuk umur perawatan 7 hari , didapat nilai

penyerapan dengan rata-rata 1,7 %, 1,7 %, 3,4%, dan 4,0 % untuk masing masing

variasi 0,%, 15%, 25%,35%.


47

Persentase penyerapan (%)


5%

4.0%
4%
3.4%

3%

2% 1.7% 1.7%

1%

0%
0% 15% 25% 35%

Variasi Limbah keramik

Gambar 4. 1 Penyerapan Air Paving Block 8x8x8


7 hari

Gambar grafik diatas menunjukkan bahwa nilai penyerapan rata-rata pada

paving blok umur 7 hari mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya nilai

persentase variasi limbah keramik yang digunakan.

Berdasarkan hasil penelitian, penyerapan rata-rata pada paving blok umur

14 hari yang didapat pada pengujian variasi normal, 0 %,0,15%, 0,25 %, dan 0,35

% Limbah keramik, ialah sebagai berikut:

Tabel 4. 8 Hasil uji penyerapan paving block 8x8x8 cm umur 14 hari


(Sumber :hasil pengolahan data 2023)

Umur 14 Hari ukuran 8x8x8 cm


48

Berat Berat
Benda Daya Serap Air
Variasi Basah Kering Rata-rata
Uji (%)
(gr) (gr)

8x8x8 1845 1.820 1,4% 2,2%


0%
8x8x8 1859 1.812 2,5%
8x8x8 1841 1.806 1,9% 2,5%
15%
8x8x8 1885 1.827 3,1%
8x8x8 1804 1.764 2,2% 3,3%
25%
8x8x8 1759 1.699 3,4%
8x8x8 1757 1.678 4,5% 3,7%
35%
8x8x8 1778 1.727 2,9%

Pada pengujian sampel uji untuk umur perawatan 7 hari , didapat nilai

penyerapan dengan rata-rata 2,2%, 2,5 %, 3,33 %, dan 3,7 % untuk masing

masing variasi 0,%, 15%, 25%,35%.

4.0% 3.7%
Persentase penyerapan (%)

3.5% 3.3%

3.0%
2.5%
2.5% 2.2%
2.0%
1.5%
1.0%
0.5%
0.0%
0% 15% 25% 35%

Variasi Limbah keramik

Gambar 4. 2 Penyerapan Air Paving Block 8x8x8 14 hari


49

Gambar grafik diatas menunjukkan bahwa nilai penyerapan rata-rata pada

paving blok umur 14 hari mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya nilai

persentase variasi limbah keramik yang digunakan.

Berdasarkan hasil penelitian, penyerapan rata-rata pada paving blok umur

28 hari yang didapat pada pengujian variasi normal, 0 %,0,15%, 0,25 %, dan 0,35

% Limbah keramik, ialah sebagai berikut:

Tabel 4. 9 Hasil uji penyerapan paving block 8x8x8 cm umur 28 hari


(Sumber :hasil pengolahan data 2023)

Umur 28 Hari ukuran 8x8x8 cm

Berat
Benda Berat Daya Serap Air
Variasi Kering Rata-rata
Uji Basah (gr) (%)
(gr)

8x8x8 1813 1787,3 1,4%


0% 2,0%
8x8x8 1855 1808,3 2,5%
8x8x8 1780 1728,2 2,9%
5% 2,1%
8x8x8 1650 1629,6 1,2%
8x8x8 1813 1778,0 1,9%
10% 2,4%
8x8x8 1668 1627,7 2,4%
8x8x8 1804 1757,1 2,6%
35% 2,7%
8x8x8 1711 1664,5 2,7%

Pada pengujian sampel uji untuk umur perawatan 28 hari , didapat nilai

penyerapan dengan rata-rata 2,0%, 2,1%, 2,4%, dan 2,7 % untuk masing masing

variasi 0,%, 15%, 25%,35%. Berdasarkan SNI 03-0691-1996 hasil pengujian uji

penyerapan air paving termasuk ke dalam paving blok mutu A yaitu maksimal 3

%.
50

3.0%
2.7%

Persentase penyerapan (%)


2.4%
2.5%
2.1%
2.0%
2.0%

1.5%

1.0%

0.5%

0.0%
0% 15% 25% 35%

Variasi Limbah keramik

Gambar 4. 3 Penyerapan Air Paving Block 8x8x8 28 hari

Gambar grafik diatas menunjukkan bahwa nilai penyerapan rata-rata pada

paving blok umur 28 hari mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya nilai

persentase variasi limbah keramik yang digunakan.

4.5%

4.0%

3.5%
Persentase penyerapan(%)

3.0%

2.5%
0%
2.0% 15%
25%
1.5%
35%
1.0%

0.5%

0.0%
7 14 28
Umur Paving Blok (hari)

Gambar 4. 4 Grafik rekapitulasi gabungan penyerapan air paving blok 8x8x8


51

Berdasarkan gambar grafik rekapitulasi gabungan penyerapan air paving

blok diatas dapat diketahui bahwa nilai penyerapan terendah didapat dari variasi 0

% dan 15 % sebesar 1,7 %, sedangkan yang tertinggi terdapat pada variasi 35 %

dengan masa perawatan 14 hari yaitu sebesar 3,7 % .

2. Paving Block Ukuran 21 x 10 x 8 Cm

Berdasarkan hasil penelitian, penyerapan rata-rata pada paving blok umur

7 hari yang didapat pada pengujian variasi normal, 0 %,0,15%, 0,25 %, dan 0,35

% Limbah keramik, ialah sebagai berikut:

Tabel 4. 10 Hasil uji penyerapan paving block 21x10x8 cm umur 7 hari


(Sumber: hasil pengolahan data 2023)

Umur 7 Hari ukuran 21x10x8 cm


Daya
Berat Basah Berat Kering
Variasi Benda Uji Serap Air Rata-rata
(gr) (gr)
(%)
21x10x8 3.995 3.888 2,7%
0% 1,8%
21x10x8 3.800 3765 0,9%
21x10x8 3.765 3.695 1,9%
5% 2,3%
21x10x8 3.665 3565 2,7%
21x10x8 3.875 3.695 4,6%
10% 2,7%
21x10x8 3.815 3785 0,8%
21x10x8 3.912 3850 1,6%
35% 2,7%
21x10x8 3.865 3720 3,8%

Pada pengujian sampel uji untuk umur perawatan 7 hari, didapat nilai

penyerapan dengan rata-rata 1,8%, 2,3%, 2,7%, dan 2,7 % untuk masing masing

variasi 0,%, 15%, 25%,35%.

Berikut ini adalah gambar grafik hasil pengujian penyerapan paving blok

21x10x8 umur perawatan 7 hari


52

Persentase penyerapan (%)


3.0% 2.7% 2.7%
2.5% 2.3%

2.0% 1.8%

1.5%

1.0%

0.5%

0.0%
0% 15% 25% 35%

Variasi Limbah keramik

Gambar 4. 5 Penyerapan Air Paving Block 21x10x8 7 hari

Gambar grafik diatas menunjukkan bahwa nilai penyerapan rata-rata pada

paving blok umur 7 hari mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya nilai

persentase variasi limbah keramik yang digunakan.

Berdasarkan hasil penelitian, penyerapan rata-rata pada paving blok umur

7 hari yang didapat pada pengujian variasi normal, 0 %,0,15%, 0,25 %, dan 0,35

% Limbah keramik, ialah sebagai berikut:

Tabel 4. 11 Hasil uji penyerapan paving block 21x10x8 cm umur 14 hari


(Sumber: hasil pengolahan data 2023)

Umur 14 Hari ukuran 21x10x8 cm


Berat
Benda Berat Kering Daya Serap Air
Variasi Basah Rata-rata
Uji (gr) (%)
(gr)
21x10x8 4.190 4.110 1,9%
0% 2,2%
21x10x8 3.995 3894 2,5%
21x10x8 3.955 3.880 1,9%
15% 2,5%
21x10x8 4.050 3925 3,1%
21x10x8 3.875 3.790 2,2%
25% 2,8%
21x10x8 3.780 3650 3,4%
21x10x8 3.775 3605 4,5%
35% 3,7%
21x10x8 3.820 3710 2,9%
53

Pada pengujian sampel uji untuk umur perawatan 28 hari , didapat nilai

penyerapan dengan rata-rata 2,2%, 2,5%, 2,8%, dan 3,7% untuk masing masing

variasi 0,%, 15%, 25%,35%.

Berikut ini adalah gambar grafik hasil pengujian penyerapan paving blok

21x10x8 umur perawatan 14 hari:

4.0%
3.7%
3.5%
Persentase penyerapan (%)

3.0%
2.8%
2.5% 2.5%
2.2%
2.0%

1.5%

1.0%

0.5%

0.0%
0% 15% 25% 35%

Variasi Limbah keramik

Gambar 4. 6 Penyerapan Air Paving Block 21x10x8 14 hari

Gambar grafik diatas menunjukkan bahwa nilai penyerapan rata-rata pada

paving blok umur 14 hari mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya nilai

persentase variasi limbah keramik yang digunakan.

Berdasarkan hasil penelitian, penyerapan rata-rata pada paving blok umur

28 hari yang didapat pada pengujian variasi normal, 0 %,0,15%, 0,25 %, dan 0,35

% Limbah keramik, ialah sebagai berikut:


54

Tabel 4. 12 Hasil uji penyerapan paving block 21x10x8 cm umur 28 hari


(Sumber :hasil pengolahan data 2023)

Umur 28 Hari ukuran 21x10x8 cm


Berat
Benda Berat Kering Daya Serap Air
Variasi Basah Rata-rata
Uji (gr) (%)
(gr)
21x10x8 3.895 3.840 1,4%
0% 2,0%
21x10x8 3.985 3885 2,5%
21x10x8 3.825 3.713 2,9%
15% 2,1%
21x10x8 3.545 3501 1,2%
21x10x8 3.895 3.820 1,9%
25% 2,2%
21x10x8 3.583 3497 2,4%
21x10x8 3.876 3775 2,6%
35% 2,7%
21x10x8 3.676 3576 2,7%

Pada pengujian sampel uji untuk umur perawatan 28 hari, didapat nilai

penyerapan dengan rata-rata 2,0%, 2,1%, 2,2%, dan 2,7 % untuk masing masing

variasi 0,%, 15%, 25%,35%. Berdasarkan SNI 03-0691-1996 hasil pengujian uji

penyerapan air paving termasuk ke dalam paving blok mutu A yaitu maksimal 3

%.

Berikut ini adalah gambar grafik hasil pengujian penyerapan paving blok

21x10x8 umur perawatan 28 hari:


Persentase penyerapan

3.0% 2.7%
2.5% 2.1% 2.2%
2.0%
(%)

2.0%
1.5%
1.0%
0.5%
0.0%
0% 15% 25% 35%

Variasi Limbah keramik

Gambar 4. 7 Penyerapan Air Paving Block 21x10x8 28 hari


55

Gambar grafik diatas menunjukkan bahwa nilai penyerapan rata-rata pada

paving blok umur 28 hari mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya nilai

persentase variasi limbah keramik yang digunakan.

4.5%
4.0%
Persentase Penyerapan (%)

3.5%
3.0%
2.5%
0%
2.0% 15%
1.5% 25%
1.0% 35%
0.5%
0.0%
7 14 28
Umur Paving Blok (hari)

Gambar 4. 8 Grafik gabungan penyerapan air paving blok 21x10x8

Berdasarkan gambar grafik rekapitulasi gabungan penyerapan air paving

blok diatas dapat diketahui bahwa nilai penyerapan terendah didapat dari variasi 0

% sebesar 1,8 %, sedangkan yang tertinggi terdapat pada variasi 35 % dengan

masa perawatan 14 hari yaitu sebesar 3,7 % .

Tabel 4. 13 Perbandingan uji penyerapan air paving blok 8x8x8 dan 21x10x8

Variasi Ukuran paving Umur perawatan


blok
7 hari 14 hari 28 hari
8x8x8 1,7 % 2,2 % 2,0 %
0%
21x10x8 1,8 % 2,2 % 2,0 %

8x8x8 1,7 % 2,5 % 2,1 %


15 %
21x10x8 2,3 % 2,5 % 2,1 %

25 % 8x8x8 3,4 % 3,3 % 2,4 %


56

Variasi Ukuran paving Umur perawatan


blok
7 hari 14 hari 28 hari

21x10x8 2,7 % 2,8 % 2,2 %

8x8x8 4,0 % 3,7 % 2,7 %


35 %
21x10x8 2,7 % 3,7 % 2,8 %

4.5%

4.0%

3.5%

3.0%
daya serap (%)

utuh 0%
2.5% utuh 15%
utuh 25%
2.0% utuh 35%
1.5% Potong 0%
Potong 15%
1.0% Potong 25%
Potong 35%
0.5%

0.0%
7 14 28

Umur Paving Blok (hari)

Gambar 4. 9 Grafik perbandingan daya serap paving blok

Berdasarkan tabel dan grafik perbandiang daya serap air paving block

8x8x8 cm menunjukkan bahwa penambahan limbah keramik mempengaruhi daya

serap paving block. Variasi 0 %, 15%, 25% dan 35 % memiliki nilai daya serap

air sebesar 1,7 %, 1,7%, 3,4%, dan 4% untuk umur perawatan 7 hari, 2,2%, 2,5%,

3,3%, dan 3,7% untuk umur perawatan 14 hari, 2 %, 2,1%, 2,4%, dan 2,7 % untuk

umur perawan 28 hari. Hasil pengujian daya serap air paving block 21x10x8 cm

juga menunjukkan bahwa penambahan limbah keramik mempengaruhi daya serap


57

paving block. Variasi 0 %, 15%, 25% dan 35 % memiliki nilai daya serap air

sebesar 1,8%, 1,8%, 2,3% dan 2,7% untuk umur perawatan 7 hari, 2,2%, 2,5%,

2,8%, dan 3,7% untuk umur perawatan 14 hari, 2,0%,2,1%, 2,2%, dan 2,7% untuk

umur perawatan 28 hari.

D. Kuat Tekan Paving Block

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah kuat tekan pada paving block

sehingga benda uji yang telah selesai diberikan perawatan selama 7,14 dan 28 hari

kemudian dilakukan pengujian kuat tekan, adapun hasil dari pengujian kuat tekan

pada benda uji dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

1. Pengujian kuat tekan rata-rata paving block 8x8x8 cm

Berikut ini adalah tabel hasil pengujian kuat tekan paving block 8x8x8

umur 7 hari:

Tabel 4. 14 Hasil kuat tekan variasi 0 % (Sumber :hasil pengolahan data 2023)
Umur
No Berat (Kg) Beban (kN) Kuat Tekan (Mpa)
Perawatan

1 7 hari 1131 45 7,031


2 14 hari 1127,5 70 10,938
3 28 hari 1140 105 21,484

Tabel di atas menunjukkan bahwa kuat tekan paving block variasi 0 %

dengan ukuran 8 × 8 × 8 cm untuk variasi 0 % umur perawatan 7 hari, 14 hari, dan

28 hari sebesar 7,031 Mpa, 6,250 Mpa, 7,422 Mpa, dan 19,922 Mpa.

Berdasarkan tabel diatas, maka dibuat gambar grafik sebagai berikut:


58

Variasi 0 %
25
21.484
20
Kuat tekan (Mpa)

15
10.938
10
7.031

0
7 14 28

Umur Paving Blok (hari)

Gambar 4. 10 Nilai kuat tekan paving blok 8x8x8 variasi 0 %

Grafik diatas menjelaskan bahwa kuat tekan paving block ukuran 8x8x8 d

menunjukkan bahwa nilai kuat tekan mengalami kenaikan di setiap umur

perawatan. Untuk nilai tertinggi didapat pada umur perawatan 28 hari sebesar

21,484 Mpa

Berikut ini adalah tabel hasil pengujian kuat tekan paving block 8x8x8

variasi 15 % sebagai berikut:

Tabel 4. 15 Hasil pengujian kuat tekan paving block 8x8x8 variasi 15 %

Umur
No Berat (Kg) Beban (kN) Kuat Tekan (Mpa)
Perawatan

1 7 hari 1130 40 6,250


2 14 hari 1150 71 11,094
3 28 hari 1150 150 23,438
59

Tabel di atas menunjukkan bahwa kuat tekan paving block variasi 0 %

dengan ukuran 8 × 8 × 8 cm untuk variasi 15 % umur perawatan 7 hari, 14 hari,

dan 28 hari sebesar 6,250 Mpa, 11,094 Mpa, dan 23,438 Mpa.

Berdasarkan tabel diatas, maka dibuat gambar grafik sebagai berikut:

Variasi 15 %
25 23.438
Kuat tekan (Mpa)

20

15
11.094
10 6.250
5

0
7 hari 14 hari 28 hari

Umur Paving Blok (hari)

Gambar 4. 11 Nilai kuat tekan paving blok 8x8x8 variasi 15 %

Grafik diatas menjelaskan bahwa kuat tekan paving block ukuran 8x8x8 d

menunjukkan bahwa nilai kuat tekan mengalami kenaikan di setiap umur

perawatan. Untuk nilai tertinggi didapat pada umur perawatan 28 hari sebesar

23,438 Mpa.

Berikut ini adalah tabel hasil pengujian kuat tekan paving block 8x8x8

variasi 25 % sebagai berikut:

Tabel 4. 16 Hasil pengujian kuat tekan paving block 8x8x8 variasi 25 %

Umur
No Berat (Kg) Beban (kN) Kuat Tekan (Mpa)
Perawatan

1 7 hari 1165 47,5 7,422


2 14 hari 1135 128 19,922
3 28 hari 1165 205 27,734
60

Tabel di atas menunjukkan bahwa kuat tekan paving block variasi 0 %

dengan ukuran 8 × 8 × 8 cm untuk variasi 25 % umur perawatan 7 hari, 14 hari,

dan 28 hari sebesar 7,422 Mpa, 19,922 Mpa, dan 27,734 Mpa.

Berdasarkan tabel diatas, maka dibuat gambar grafik sebagai berikut:

Variasi 25 %
30 27.734
Kuat tekan (Mpa)

25
19.922
20
15
10 7.422
5
0
7 14 28

Umur Paving Blok (hari)

Gambar 4. 12 Nilai kuat tekan paving blok 8x8x8 variasi 25 %

Grafik diatas menjelaskan bahwa kuat tekan paving block ukuran 8x8x8 d

menunjukkan bahwa nilai kuat tekan mengalami kenaikan di setiap umur

perawatan. Untuk nilai tertinggi didapat pada umur perawatan 28 hari sebesar

32,031 Mpa.

Berikut ini adalah tabel hasil pengujian kuat tekan paving block 8x8x8

variasi 35 % sebagai berikut:

Tabel 4. 17 Hasil pengujian kuat tekan paving block 8x8x8 variasi 35 %

Umur
No Berat (Kg) Beban (kN) Kuat Tekan (Mpa)
Perawatan

1 7 hari 1165 128 19,922


2 14 hari 1135 163 25,391
3 28 hari 1165 178 32,031
61

Tabel di atas menunjukkan bahwa kuat tekan paving block variasi 0 %

dengan ukuran 8 × 8 × 8 cm untuk variasi 35 % umur perawatan 7 hari, 14 hari,

dan 28 hari sebesar 19,222 Mpa, 25, 391 Mpa dan 32,031 Mpa.

Berdasarkan tabel diatas, maka dibuat gambar grafik sebagai berikut:

Variasi 35 %
35 32.031
30
25.391
Kuat tekan (Mpa)

25
19.922
20

15

10

0
7 14 28

Umur Paving Blok (hari)

Gambar 4. 13 Nilai kuat tekan paving blok 8x8x8 variasi 35 %

Grafik diatas menjelaskan bahwa kuat tekan paving block ukuran 8x8x8 d

menunjukkan bahwa nilai kuat tekan mengalami kenaikan di setiap umur

perawatan. Untuk nilai tertinggi didapat pada umur perawatan 28 hari sebesar

32,031 Mpa.
62

35

Kuat Tekan (Mpa)


30

25

20
0%
15 15%
25%
10
35%
5

0
7 14 28
Umur Paving Blok (hari)

Gambar 4. 14 Grafik gabungan kuat tekan paving blok 8x8x8

Berdasarkan gambar grafik gabungan kuat tekan paving blok 8x8x8 diatas

nilai kuat tekan terendah terdapat pada variasi limbah keramik 15 % pada masa

perawatan 7 hari sedangan nilai tertinggi di dapat pada variasi limbah keramik

355 % pada masa perawatan 28 hari. Gambar grafik di atas juga menjelaskan

bahwa semakin lama masa perawatan paving blok maka semakin tinggi nilai kuat

tekannya.

2. Pengujian kuat rata-rata paving block 21x10x8 cm

Berikut ini adalah tabel hasil pengujian kuat tekan paving block 21x10x8

variasi 0 %:

Tabel 4. 18 Hasil pengujian kuat tekan paving block 21x10x8 variasi 0 %

Umur
No Berat (Kg) Beban (kN) Kuat Tekan (Mpa)
Perawatan

1 7 hari 3873 198 9,405


2 14 hari 3994 230 10,952
3 28 hari 3825 645 30,714
63

Tabel di atas menunjukkan bahwa kuat tekan paving block variasi 0 %

dengan ukuran 21 x 10 x 8 cm untuk umur perawatan 7 hari, 14 hari, dan 28 hari

sebesar 9,405 Mpa, 10,952 Mpa dan 30,714 Mpa. Berdasarkan tabel diatas, maka

dibuat gambar grafik sebagai berikut:


Kuat tekan (Mpa)

Variasi 0 %
25 21.484
20

15
10.938
10 7.031
5

0
7 14 28

Umur Paving Blok (hari)

Gambar 4. 15 Nilai kuat tekan paving blok 21x10x8 umur 7 hari

Grafik diatas menjelaskan bahwa kuat tekan paving block ukuran 21x10x8

dengan umur perawatan 7 hari menunjukkan bahwa nilai kuat tekan terendah

sebesar 9,405 Mpa sedangkan nilai tertinggi terdapat pada umur perawatan 28 hari

sebesar 27,381 Mpa.

Berikut ini adalah tabel hasil pengujian kuat tekan paving block 21x10x8

variasi 15 % :

Tabel 4. 19 Hasil pengujian kuat tekan paving block 21x10x8 umur 14 hari

Umur
No Berat (Kg) Beban (kN) Kuat Tekan (Mpa)
Perawatan

1 7 hari 3828 202,5 9,643


2 14 hari 3567 220 10,476
3 28 hari 3810 585 27,857
64

Tabel di atas menunjukkan bahwa kuat tekan paving block variasi 15 %

dengan ukuran 21 x 10 x 8 cm untuk umur perawatan 7 hari, 14 hari, dan 28 hari

sebesar 9,643 Mpa, 10,476 Mpa dan 27,857 Mpa. Berdasarkan tabel diatas, maka

dibuat gambar grafik sebagai berikut:

Berdasarkan tabel diatas, maka dibuat gambar grafik sebagai berikut:

Variasi 15 %
23.438
Kuat tekan (Mpa)

25
20
15 11.094
10 6.250
5
0
7 14 28

Umur Paving Blok (hari)

Gambar 4. 16 Nilai kuat tekan paving blok 21x10x8 umur 14


hari
Grafik diatas menjelaskan bahwa kuat tekan paving block ukuran 21x10x8

dengan umur perawatan 7 hari menunjukkan bahwa nilai kuat tekan terendah

sebesar 6,250 Mpa sedangkan nilai tertinggi terdapat pada umur perawatan 28 hari

sebesar 23,438 Mpa.

Berikut ini adalah tabel hasil pengujian kuat tekan paving block 21x10x8

variasi 25 %:

Tabel 4. 20 hasil pengujian kuat tekan paving block 21x10x8 variasi 25 %

Umur
No Berat (Kg) Beban (kN) Kuat Tekan (Mpa)
Perawatan

1 7 hari 3920 390 18,571


2 14 hari 3683 645 30,714
3 28 hari 3960 700 33,333
65

Tabel di atas menunjukkan bahwa kuat tekan paving block variasi 15 %

dengan ukuran 21 x 10 x 8 cm untuk umur perawatan 7 hari, 14 hari, dan 28 hari

sebesar 18,571 Mpa, 30,714 Mpa dan 33,333 MpaBerdasarkan tabel diatas, maka

dibuat gambar grafik sebagai berikut:

Berdasarkan tabel diatas, maka dibuat gambar grafik sebagai berikut:

Variasi 25 %
Kuat tekan (Mpa)

33.333
35 30.714
30
25
18.571
20
15
10
5
0
7 14 28

Umur Paving Blok (hari)

Gambar 4. 17 Nilai kuat tekan paving blok 21x10x8 umur 14


hari

Grafik diatas menjelaskan bahwa kuat tekan paving block ukuran 21x10x8

dengan umur perawatan 7 hari menunjukkan bahwa nilai kuat tekan terendah

sebesar 18,571 Mpa sedangkan nilai tertinggi terdapat pada umur perawatan 28

hari sebesar 33,333 Mpa.

Berikut ini adalah tabel hasil pengujian kuat tekan paving block 21x10x8

variasi 35 %:
66

Tabel 4. 21 hasil pengujian kuat tekan paving block 21x10x8 variasi 35 % :

Umur
No Berat (Kg) Beban (kN) Kuat Tekan (Mpa)
Perawatan

1 7 hari 3775 128 27,381


2 14 hari 3889 163 26,905
3 28 hari 3538 725 34,524

Tabel di atas menunjukkan bahwa kuat tekan paving block variasi 35 %

dengan ukuran 21 x 10 x 8 cm untuk umur perawatan 7 hari, 14 hari, dan 28 hari

sebesar 27,381 Mpa, 26,905 Mpa dan 34,524 Mpa. Berdasarkan tabel diatas, maka

dibuat gambar grafik sebagai berikut:

Berdasarkan tabel diatas, maka dibuat gambar grafik sebagai berikut:

Variasi 35 %
Kuat tekan (Mpa)

35 32.031
30 25.391
25
19.922
20
15
10
5
0
7 14 28

Umur Paving Blok (hari)

Gambar 4. 18 Nilai kuat tekan paving blok 21x10x8 umur 28


hari

Grafik diatas menjelaskan bahwa kuat tekan paving block ukuran 21x10x8

dengan umur perawatan 7 hari menunjukkan bahwa nilai kuat tekan terendah

sebesar 27,381 Mpa sedangkan nilai tertinggi terdapat pada umur perawatan 28
67

hari sebesar 34,524 Mpa. Berdasarkan SNI 03-0691-1996 hasil pengujian kuat

tekan paving termasuk ke dalam paving blok mutu B yaitu minimal 17

40
35
30
Kuat Tekan (Mpa)

25
20 0%
15 15%
25%
10
35%
5
0
7 14 28

Umur Paving Blok (hari)

Gambar 4. 19 Grafik gabungan kuat tekan paving blok 21x10x8

Berdasarkan gambar grafik gabungan kuat tekan paving blok 21x10x8 diatas nilai

kuat tekan terendah terdapat pada variasi limbah keramik 15 % pada masa

perawatan 7 hari sedangan nilai tertinggi di dapat pada variasi limbah keramik 35

% pada masa perawatan 28 hari. Gambar grafik di atas jga menjelaskan bahwa

semakin lama masa perawatan paving blok maka semakin tinggi nilai kuat

tekannya.
68

Tabel 4. 22 Perbandingan kuat tekan paving blok 8x8x8 dan 211x10x8

Variasi Ukuran paving Umur perawatan


blok
7 hari 14 hari 28 hari
8x8x8 7,031 Mpa 10,938 Mpa 21,484 Mpa
0%
21x10x8 9,405 Mpa 10,952 Mpa 30,714 Mpa

8x8x8 6,250 Mpa 11,094 Mpa 23,438 Mpa


15 %
21x10x8 9,643 Mpa 10,476 Mpa 27,857 Mpa

8x8x8 7,422 Mpa 19,922 Mpa 27,734 Mpa


25 %
21x10x8 18,571 Mpa 26,905 Mpa 33,333 Mpa

8x8x8 19,922 Mpa 25,391 Mpa 32,031 Mpa


35 %
21x10x8 27,381 Mpa 30,714 Mpa 34,524 Mpa

40
35
30
potong 0 %
Kuat Tekan (Mpa)

25 potong 15 %
20 potong 25 %
potong 35 %
15
utuh 0 %
10 utuh 15 %
5 utuh 25 %
utuh 35 %
0
7 14 28

Umur Paving Blok (hari)

Gambar 4. 20 Grafik perbandingan kuat tekan paving blok

Berdasarkan tabel dan grafik perbandingan uji kuat tekan, menunjukkan

bahwa penambahan limbah keramik mempengaruhi kuat tekan paving block. Nilai

kuat tekan block 8x8x8 cm untuk variasi 0 %, 15 %, 25 % dan 35 % untuk umur


69

perawatan 7 hari yaitu 7,031 Mpa, 6,250 Mpa, 7,422 Mpa, dan 19,922 Mpa, umur

perawatan 14 hari yaitu 10,938 Mpa, 11,094 Mpa, 19,922 Mpa, dan 25,391 Mpa,

umur perawatan 28 hari 21,48 Mpa, 23,438 Mpa, 32,031 Mpa, dan 27,734 Mpa.

Sedangkan nilai kuat tekan paving blok 21x10x8 pada umur perawatan 7 hari

yaitu 9,405 Mpa, 9,643 Mpa, 18,571 Mpa, dan 27,381 Mpa. Umur perawatan 14

hari yaitu 10,952 Mpa, 10 476 Mpa, 26,905 Mpa, dan 30,714 Mpa. Umur

perawatan 28 hari yaitu, 27,857Mpa, 30,714 Mpa, 33,333 Mpa, dan 34,524 Mpa.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian uji eksperimental penggunaan limbah keramik

sebagai pengganti abu pada material paving block yang telah dianalisis di

laboratorium bahan dan struktur Universitas Muhammadiyah Parepare, maka

dapat disumpulkan bahwa :

1. Berdasarkan hasil pengujian daya serap air paving block 8x8x8 cm

menunjukkan bahwa penambahan limbah keramik mempengaruhi daya serap

paving block. Variasi 0 %, 15%, 25% dan 35 % memiliki nilai daya serap air

sebesar 1,7 %, 1,7%, 3,4%, dan 4% untuk umur perawatan 7 hari, 2,2%,

2,5%, 3,3%, dan 3,7% untuk umur perawatan 14 hari, 2 %, 2,1%, 2,4%, dan

2,7 % untuk umur perawan 28 hari. Hasil pengujian daya serap air paving

block 21x10x8 cm juga menunjukkan bahwa penambahan limbah keramik

mempengaruhi daya serap paving block. Variasi 0 %, 15%, 25% dan 35 %

memiliki nilai daya serap air sebesar 1,8%, 1,8%, 2,3% dan 2,7% untuk umur

perawatan 7 hari, 2,2%, 2,5%, 2,8%, dan 3,7% untuk umur perawatan 14 hari,

2,0%,2,1%, 2,2%, dan 2,7% untuk umur perawatan 28 hari.

2. Berdasarkan analisa data hasil pengujian kuat tekan, menunjukkan bahwa

penambahan limbah keramik mempengaruhi kuat tekan paving block. Nilai

kuat tekan block 8x8x8 cm untuk variasi 0 %, 15 %, 25 % dan 35 % untuk

umur perawatan 7 hari yaitu 7,031 Mpa, 6,250 Mpa, 7,422 Mpa, dan 19,922
71

Mpa, umur perawatan 14 hari yaitu 10,938 Mpa, 11,094 Mpa, 19,922 Mpa,

dan 25,391 Mpa, umur perawatan 28 hari 21,48 Mpa, 23,438 Mpa, 32,031

Mpa, dan 27,734 Mpa. Sedangkan nilai kuat tekan paving blok 21x10x8 pada

umur perawatan 7 hari yaitu 9,405 Mpa, 9,643 Mpa, 18,571 Mpa, dan 27,381

Mpa. Umur perawatan 14 hari yaitu 10,952 Mpa, 10 476 Mpa, 26,905 Mpa,

dan 30,714 Mpa. Umur perawatan 28 hari yaitu, 27,857Mpa, 30,714 Mpa,

33,333 Mpa, dan 34,524 Mpa.

B. Saran

1. Disarankan untuk penelitian paving block memperbanyak sampel benda uji

guna mendapatkan kuat tekan optimum pada tiap variasi.

2. Disarankan untuk penelitian berikutnya dengan ukuran paving blok yang

berbeda.
72

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, C. (2012). Pengaruh Penggunaan Limbah Pasir Onyx Sebagai


Substitusi Pasir Terhadap Kuat Tekan, Penyerapan Air Dan
Ketahanan Aus Paving Block. Widya Teknika, 20(1), 18–24.
Alfatari F, P. E. (2021). pengaruh kuat tekan limbah pecahan keramik sebagai
pengurangan agregat kasar dengan variasi yang berbeda.
Asmadi Suria, I. N. (2017). pemanfaatan limbah pecahan keramik sebagai
Agregat kasar campuran dan pengaruhnya terhadap kuat tekan beton.
Astuti, R. (2019). Pengaruh Komposisi Kompos. 3(2), 41–48.
Aulia Zastavia Putri, I. (n.d.). Pengaruh Penambahan Pecahan Keramik Pada
Pembuatan Paving Blok Ditinjau dari Kuat Tekan.
B.S.N. (1996). Standar Nasional Indonesia Badan Standardisasi Nasional
Bata beton (Paving block). Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Diana, A. I., & Fansuri, S. (2020). Pengaruh Penambahan Limbah Botol
Plastik dan Variasi Fly Ash terhadap Penyerapan Paving Blok Ramah
Lingkungan. Rekayasa, 13(1), 55–60.
https://doi.org/10.21107/rekayasa.v13i1.5886
Fadila Fauziah, D. N. (2018). pemanfaatan limbah marmer sebagai bahan
campuran untuk pembuatan paving block.
Hambali, M., Lesmania, I., & Midkasna, A. (2013). Paving Block Terhadap
Kuat Tekan Dan Daya Serap Airnya. Jurnal Teknik Kimia, 19(4), 14–
21.
Indrawijaya, B., Wibisana, A., Setyowati, A. D., Iswadi, D., & Naufal, D. P.
(2019). UNTUK PEMBUATAN PAVING BLOK BETON Utilization
Of LDPE Plastic Waste for Aggregate Substitution in Concrete Paving
Block Production Indrawijaya Saat ini , dari jumlah limbah plastik
yang dihasilkan , hanya sekitar 5-10 % yang telah di daur ulang . Daur
ula. 3(1), 1–7.
Karimah, R. (2017). PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK
TERHADAP BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN PADA BETON
RINGAN RAMAH LINGKUNGAN.
Pangestuti, E. K. (2014). Pengaruh Penambahan Limbah Pembakaran Ampas
Tebu Pada Paving Terhadap Jenis Semen Ppc Dan Pcc. Pengaruh
Penambahan Limbah Pembakaran Ampas Tebu Pada Paving Terhadap
Jenis Semen Ppc Dan Pcc, 16(2), 125–134.
73

Purnama SA, S. T. (2018). Pengaruh Limbah Keramik dan Abu Terbang


Terhadap Kuat Tekan dan Daya Serap Air Bata Beton. 161-70.
Reza Primadi, K. M. (2020). pemanfaatan limbah pecahan keramik sebagai
pengganti agregat kasar pada beton.
Sembiring, A. C., & Saruksuk, J. J. (2017). Uji Kuat Tekan Dan Serapan Air
Pada Paving Block dengan Bahan Pasir Kasar,Batu Kacang, dan Pasir
Halus. JURITI PRIMA (Junal Ilmiah Teknik Industri Prima), 1(1), 1–
8.
Setiawan, A., Saifuddin, M., & Maulana, R. A. (2023). Pemanfaatan Limbah
Pecahan Keramik Dan Kapur Sebagai Bahan Pengganti Sebagian
Semen Pada Produksi Paving Blok Ditinjau Dari Nilai Kuat Tekan
Dan Penyerapan Air. 06, 54–59.
SNI 03-6821-2002. (2002). Sni 03-6821-2002. Standarisasi Nasional
Indonesia, 1–8.
Wibowo, W. (2018). pengaruh butiran keramik sebagai pengganti semen
terhadap kuat tekan dan harga produksi paving block.
74

LAMPIRAN

Sampel paving blok 21x10x8

Sampel paving blok 8x8x8


75

Proses uji tekan paving blok


76

Sampel hasil uji tekan


77

Abu Batu
78

Limbah keramik

Proses pembuatan benda uji


79

Hasil pembuatan benda uji

Anda mungkin juga menyukai