HALAMAN JUDUL
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi
PRAKATA
Bismillahirrahmanirrahim
skripsi ini.
Proposal ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk
Muhammadiyah Parepare.
penyusunan skripsi ini dapat dilewati berkat bimbingan, dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak, sehingga dapat terselesaikan pada waktunya. Dengan tulus
dan ikhlas, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada : Kedua orang tua Ibu
Mukarramah dan Bapak Jabbar. Bapak Muhammad Basri, S.T.,M.T selaku Dekan
Fakultas Teknik, Bapak Mustakim, S.T.,M.T selaku Ketua Program Studi Teknik
Sipil, bapak Dr.Jasman, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing I dan bapak Dr.
Hendro Widarto, S.T., M.T. Dosen Pembimbing II, seluruh dosen Program Studi
karyawan Fakultas Teknik, serta saudara, sahabat dan keluarga yang selama ini
mahasiswi teknik sipil terkhusus kepada angkatan 2019 yang telah memberi
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari
yang dimiliki sehingga kritik serta saran yang bersifat membangun sangat
Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf apabila
dalam penulisan ini terdapat kekeliruan dan kesalahan serta kekhilafan yang
Penulis
ABSTRAK
Limbah keramik adalah limbah yang dihasilkan dari sisa proses pengerjaan
konstruksi atau renovasi bangunan. Sisa limbah pecahan keramik apabila
dimanfaatkan dengan bisa menjadi sesuatu yang bernilai. Pada penelitian akan
melakukan uji eksperimental paving blok dengan menggunakan limbah pecahan
keramik sebagai pengganti abu batu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh dari penggunaan limbah keramik ditinjau dari uji penyerpan
air dan kuat tekan dengan variasi 0 %, 15 %, 25 % dan 35 %. Benda uji yang
digunakan berukuran 8 x 8 x 8 dan 21 x 10 x 8 cm sebanyak 48 sampel. Hasil dari
uji eksperimental pengaruh dari limbah keramik sebagai pengganti abu batu
berpengaruh pada uji penyerpan dan kuat tekan paving blok. Untuk nilai uji
penyerapan tertinggi didapat pada variasi limbah keramik 35 % pada umur
perawatan 7 hari sebesar 4 % , kemudian persentase penyerpan air paving blok
mengalami penurunan seiring dengan lamanya masa perawatan paving blok.
Sedangkan untuk paving blok 21 x10x 8 uji penyerapan air tertinggi pada variasi
35 % pada umur perawatan 14 hari sebesar 3,7 %. Kuat tekan untuk kedua jenis
ukuran paving blok mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya persentase
variasi limbah keramik yang digunakan. Paving blok ukuran 8 x 8 x 8 nilai kuat
tekan yang tertinggi yaitu di umur perawatan 28 hari pada variasi limbah keramik
35 % sebesar 32,031 Mpa dan untuk paving blok ukuran 21 x 10 x 8 nilai tertinggi
didapat dari umur perawatan 28 hari pada variasi limbah keramik 35 % sebesar
34,524 Mpa. Dari hasil analisis data penelitian, penggunaan limbah keramik
sangat mempengaruhi nilai penyerapan air dan kuat tekan dari kedua jenis ukuran
paving blok yang digunakan.
Kata kunci: limbah keramik, kuat tekan, paving blok, uji penyerapan
vi
ABSTRACT
Ceramic waste is waste generated from the rest of the process of construction or
building renovation. Leftover ceramic shard waste can become something of value
if properly utilized. In this study, an experimental paving block test was carried
out using ceramic shard waste as a substitute for stone ash. The purpose of this
study was to determine the effect of using ceramic waste in terms of water
absorption and compressive strength tests with variations of 0%, 15%, 25% and
35%. The test specimens used were 8 x 8 x 8 and 21 x 10 x 8 cm in size of 48
samples. The results of experimental tests on the effect of ceramic waste as a
substitute for stone ash had an effect on the absorption test and compressive
strength of paving blocks. The highest absorption test value was obtained from a
variation of 35% ceramic waste at 7 days of treatment of 4%, then the percentage
of paving block water absorption decreased along with the length of the paving
block treatment period. Whereas for paving blocks 21 x10x 8 the highest water
absorption test was at 35% variation at 14 days of curing age of 3.7%. The
compressive strength for both types of paving block sizes increased as the
percentage of ceramic waste used increased. Paving block size 8 x 8 x 8 has the
highest compressive strength value, namely at 28 days of treatment on 35%
ceramic waste variation of 32.031 MPa and for paving blocks size 21 x 10 x 8 the
highest value is obtained from 28 days of treatment on ceramic waste variations
35 % of 34.524 Mpa. From the results of research data analysis, the use of
ceramic waste greatly affects the value of water absorption and compressive
strength of the two types of paving block sizes used.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
PRAKATA iii
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN 0
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Batasan Masalah 3
E. Manfaat Penelitian 4
F. Sistematika Penulisan 4
BAB II 6
TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Paving block 6
B. Bahan Penyusun Paving Blok 11
2. Semen 15
3. Air 19
C. Limbah keramik 20
D. Sifat-Sifat Mekanis Beton 22
E. Penelitian Terdahulu 24
viii
BAB III 31
METODOLOGI PENELITIAN 31
A. Teknik Pengumpulan Data 31
B. Jenis Penelitian 33
C. Lokasi dan Waktu Penelitian 34
D. Bahan dan Alat Penelitian 34
E. Teknik Analisis Data 35
F. Diagram Alur Penelitian 36
BAB IV 37
HASIL DAN PEMBAHASAN 37
A. Hasil Pengujian Agregat 37
B. Perencanaan Adukan Campuran Paving Block (Mix Design) 41
C. Uji penyerapan 45
D. Kuat Tekan Paving Block 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 69
A. Kesimpulan 69
B. Saran 70
DAFTAR PUSTAKA 71
LAMPIRAN 73
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4. 19 Hasil pengujian kuat tekan paving block 21x10x8 umur 14 hari 62
Halaman
Fc Kuat Tekan
N Newton
kN Kilo Newton
Mm Mili meter
Kg Kilo Gram
Cm Senti meter
M Margin
m Meter
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal dan beton. Sekarang ini banyak
yang memilih paving block dibandingkan perkerasan lain seperti cor beton
kontruksi perkerasan paving block ramah lingkungan dimana paving block sangat
baik dalam membantu konservasi air tanah, pelaksanaannya yang lebih cepat,
bentuk yang menambah nilai estetika, serta harganya mudah dijangkau. Paving
block adalah komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen
portland, air dan agregat halus dengan atau tanpa bahan tambah lainnya yang tidak
Sisa sisa keramik lantai pasca pembangunan atau renovasi rumah yang
menghasilkan lantai yang bernilai seni. Pecahan keramik juga dapat dimanfaatkan
Pada penelitian ini, digunakan limbah keramik sebagai pengganti abu batu
untuk campuran paving block sebagai bahan tambahan agregat terhadap massa
dan kuat tekan paving block. Pemanfaatan limbah keramik yang akan digunakan
ditinjau dari nilai kuat tekan. Hasil penelitian nilai kuat tekan terendah dalam
penelitian ini yaitu pada paving block tanpa pecahan keramik dengan komposisi
523,333 kg/cm2 pada paving block yang ditambahkan pecahan keramik sebanyak
15% dengan komposisi 1 : 4,25 : 0,75. Nilai kuat tekan tersebut memenuhi
persyaratan standar mutu kelas I/A dengan kuat tekan rata-rata 400 kg/cm2 dan
minimal 350 kg/cm2. Wahyu Wibowo, 2018, telah melakukan penelitian kuat
tekan rata-rata paving block dengan penambahan 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10%
kg/cm2 , 187,63 kg/cm2 , dan 130.98 kg/cm2 . Paving block dengan variasi 2,5%
kuat tekan yang paling tinggi yakni 244,45 kg/cm2 atau setara dengan 22,78 Mpa.
Limbah keramik yang digunakan pada penelitian ini berasal dari sisa
berserakan dan tidak bisa di daur ulang, diharapakan dapat menjadi inovasi dalam
3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh limbah keramik terhadap daya serap air paving block
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh limbah keramik terhadap daya serap air paving
2. Untuk mengetahui pengaruh limbah keramik terhadap kuat tekan paving block
D. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat terarah dan sesuai dengan tujuan, maka
Muhammadiyah Parepare.
4. Jumlah benda uji dari masing masing variasi adalah 12 buah dengan variasi
limbah keramik yaitu 0%,15%,25%, dan 35% terhadap volume paving block
5. Pengujian dilakukan pada kuat tekan beton dan daya serap air benda uji
E. Manfaat Penelitian
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan oleh pihak kampus dan
F. Sistematika Penulisan
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
Bab ini menguraikan tentang teori teori yang menyangkut tentang penelitian ini.
Bab ini menguraikan mengenai metode metode yang akan digunakan dalam
penelitian baik dari jenis penelitiannya, tahapan, bagan alir serta lain sebagainya.
campuran paving blok (mix design), uji penyerapan dan kuat tekan paving blok.
Bab ini menguraikan mengenai kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah
dilakukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Paving block
sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal dan beton. Bahan bangunan ini
biasanya digunakan untuk parkir mobil, jalan setapak, halaman parkir, dan pada
jalan komplek perumahan. Paving block sekarang ini semakin banyak diminati
oleh masyarakat dibanding bahan perkerasan yang lain. Minat konsumen terhadap
dan pemeliharaan serta memiliki nilai estetika yang baik dan harganya yang
mudah dijangkau. Selain itu paving block merupakan konstruksi yang ramah
baik dalam konservasi tanah dan meminimalisasi terjadinya banjir. Akan tetapi
peningkatan permintaan paving block ini tidak diimbangi oleh kualitas baik dari
segi kekuatan, daya tahan, dan umur pakainya. Hal ini disebabkan mutu dan
kualitas bahan yang tidak sesuai, komposisi bahan pembuatan yang tidak sesuai
standar dan tekanan yang terlalu besar pada terhadap paving block tersebut. Sifat
paving block berubah karena sifat dari bahan-bahan penyusunnya yaitu semen,
paving block yang berbeda berdasarkan kelas dan kuat tekan nya sebagai berikut :
komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan
perekat hidrolis sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan
lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton itu. Bata beton dapat berwarna
8
seperti warna aslinya atau diberi zat warna pada komposisinya dan digunakan
panjang antara 200 ̴ 250 mm, dengan lebar antara 100 ̴ 112 mm. Ketebalan
bentuk paving block sendiri rata-rata berbentuk segi empat (holand), segi
(Nugroho, 2013).
Paving Block:
dibongkar.
mesin
e. kendaraan.
9
a. Sifat tampak
retak-retak dan cacat, bagian sudut dan rusuknya tidak mudah dirapuhkan
b. Ukuran
mm dengan toleransi ± 8 %.
c. Sifat fisika
- Paving Block mutu A disyaratkan kuat tekan minimal 35 Mpa dan rerata
40 Mpa.
- Paving Block mutu B disyaratkan kuat tekan minimal 17 Mpa dan rerata
20Mpa.
- Paving Block mutu C disyaratkan kuat tekan minimal 12,5 Mpa dan
rerata15 Mpa.
- Paving Block mutu D disyaratkan kuat tekan minimal 8,5 Mpa dan rerata
10 MPa.
1. Agregat
agregat ialah jumlah yang lumayan besar dari volume beton serta sangat
pengaruhi sifat beton, sehingga perlu sesuatu material ini diberi atensi yang lebih
detail serta teliti dalam tiap pembuatan suatu campuran beton. Disamping itu,
agregat dapat bisa kurangi penyusutan akibat perkerasan beton dan juga
buatan, agregat alam ialah agregat yang wujudnya natural, tercipta bersumber
pada aliran air sungai serta degradasi. Agregat yang tercipta dari aliran air sungai
berbentuk bulat dan licin, ataupun agregat yang tercipta dari proses degradasi
ialah agregat yang berasal dari hasil sambingan pabrik- pabrik semen serta mesin
pemecah batu.
12
kerikil, pasir atau mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun buatan yang
yang berfungsi sebagai bahan campuran atau pengisi dari suatu beton. Sedangkan
kelompok yaitu batu besar butiran lebih dari 40mm, kerikil besar butiran antara 5
a. Jenis Agregat
Jenis agregat ada dua macam yaitu agregat kasar dan agregat halus.
Agregat kasar adalah agregat yang butirannya lebih besar dari 5 mm atau agregat
yang semua butirannya dapat tertahan diayakan 4,75 mm. agregat kasar untuk
beton dapat berupa kerikil sebagai hasil dari disintegrasi dari batu-batuan atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan manual atau mesin. Agregat
kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang keras, permukaan yang Kasar, agregat
Adapun jenis agregat yang digunakan adalah agregat halus. Agregat halus
merupakan seluruh butiran lolos saringan 4, 75 mm. agregat halus untuk beton
bisa berbentuk pasir alami, hasil pecahan dari batuan secara alami, ataupun
berbentuk pasir buatan yang dihasilkan oleh mesin pemecah batu yang biasa
disebut abu batu. Agregat halus tidak boleh memiliki lumpur lebih dari 5%, dan
tidak memiliki zat- zat organik yang bisa merusak beton. Manfaatnya merupakan
2) Butir-butir halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur karena
faktor cuaca. Sifat kekal agregat halus dapat diuji dengan larutan
cuci.
berikut :
Tabel 2.1 Persentase lolos agregat pada ayakan (Sumber : ASTM C-33)
Berat
ASTMjenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air dengan
C-33
volume sama pada suhu yang sama. Karena butiran agregat umumnya
mengandung butiran pori-pori yang ada dalam butiran tertutup atau tidak
14
berhubungan, maka berat jenis agregat dibedakan menjadi dua istilah, yaitu berat
jenis mutlak, jika volume benda padatnya tanpa pori dan berat jenis semu, jika
Berat satuan agregat adalah berat agregat satu satuan volume, dinyatakan
dengan kg/liter atau ton/m3. Jadi berat satuan dihitung berdasarkan berat agregat
dalam suatu tempat tertentu, sehingga yang dihitung volumenya ialah volume
c. Gradasi agregat
Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran dari agregat. Bila butiran
agregat mempunyai ukuran yang sama (seragam), maka volume pori akan
pori yang kecil. Hal ini dikarenakan butiran berukuran kecil akan mengisi pori
sedikitpun atau dalam kondisi yang dapat secara penuh menyerap air.
2) Kering udara, dimana permukaan agregat kering tetapi memiliki sedikit air
di dalam porinya.
3) Jenuh kering muka, yaitu tidak ada air dipermukaan agregat tetapi porinya
berisi air sejumlah yang dapat diserap. Dengan begitu butiran tidak
campuran beton.
komposisi air.
Keadaan kering jenuh muka (Saturated Surface Dry) lebih dipakai sebagai
standar, karena merupakan kebasahan agregat yang hamper sama dengan agregat
dalam beton, sehingga agregat tidak akan menambah dan mengurangi air dari
pastanya, dan kadar air di lapangan lebih banyak mendekati keadaan SSD dari
2. Semen
Semen merupakan bahan yang bersifat hirolis yang bila dicampur air akan
berubah menjadi bahan yang mempunyai sifat perekat. Penggunaannya antara lain
(grout)dan sebagainya. Pada umumnya terdapat beberapa jenis semen dan tipe
semen yang berada dipasaran. Beberapa jenis semen diatur dalam SNI,
16
terhadap panas hidrasi dan kekuatan tekan awal, misalnya diterapkan pada
b. Semen portland tipe II, semen portland jenis ini biasa memiliki ketahanan
terhadap serangan sulfat yang cukup baik yaitu antara 0,10 hingga 0,20
persen dan panas hidrasi yang bersifat sedang. Pada umumnya sebagai
material bangunan yang letaknya di pinggir laut, tanah rawa, saluran irigasi,
c. Semen portland tipe III, semen portland yang dipakai untuk konstruksi
pada bagunan jalan raya bebas hambatan, hingga badara udara dan
memerlukan panas hidrasi yang rendah. Oleh karena itu semen jenis ini
memperoleh tingkat kuat beton dengan lebih lambat ketimbang portland tipe
I serta digunakan dalam kondisi dimana kecepatan dan jumlah panas yang
masif seperti dam grafitasi besar dimana kenaikan temperature akibat panas
dengan gips sebahagi bahan tambahan. Fungsi semen ialah untuk merekatkan
butir-butir agregat agar terjadi suatu massa yang kompak atau padat, selain itu
halus dan memiliki sifat adhesife serta kohesif. Semen dihasilkan dengan cara
tertentu. Setelah itu didinginkan dan dihaluskan sampai seperti bubuk. Lalu
ditambahkan gips atau kalsium sulfat (CaSO4) kira-kira 2-4% sebagai bahan
semen yang cepat mengeras. Semen biasanya dikemas dalam kantong 40kg /
50kg.
18
menjadi lima jenis, namun untuk penggunaan umum biasanya hanya digunakan
jenis semen tipe 1 (satu) karena tidak memerlukan persyaratan khusus terhadap
panas hidrasi dan kekuatan tekan awal serta cocok dipakai pada tanah dan air yang
a. waktu pengikatan awal untuk segala jenis semen tidak boleh kurang dari 1jam
(60 menit).
c. Air yang digunakan memenuhi syarat air minum, yaitu bebas dari zat organis
3. Air
Air adalah bahan yang diperlukan untuk proses reaksi kimia dengan semen
untuk membentuk pasta semen. Air juga dipakai untuk pelumas antara butiran
dalam agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Air dalam campuran beton
menyebabkan terjadinya proses hidrasi dengan semen. Jumlah air yang yang
berlebihan akan menurunkan kekuatan beton. Namun air yang terlalu sedikit akan
menyebabkan proses hidrasi yang tidak merata. Pada umumnya air yang dapat
diminum digunakan sebagai campuran beton. Ciri-ciri air yang baik untuk
campuran beton adalah tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
a. Air hujan, air hujan menyerap gas dan udara pada saat jatuh ke bumi.
b. Air permukaan, terdiri dari air sungai, air danau, air genangan, dan air
reservoir. Air sungai atau danau dapat digunakan sebagai air pencampuran
beton asal tidak tercemar limbah industri. Sedangkan air rawa atau genangan
c. Air tanah, biasanya mengandung unsur kation dan anion. Selain itu juga
dapat digunakan sebagai air campuran beton tidak bertulang. Air laut yang
Untuk beton pra tekan, air laut tidak diperbolehkan karena akan mempercepat
a. Tidak mengandung lumpur dan benda melayang lainnya yang lebih dari 2
gram / liter.
b. Tidak mengandung garam atau asam yang dapat merusak beton, zat organik
C. Limbah keramik
lantai atau dinding yang biasanya berbentuk plat persegi dan tipis yang dibuat dari
tanah liat atau campuran tanah liat dan bahan mentah keramik lainnya, dengan
cara dibakar sampai suhu tertentu, sehingga mempunyai sifat-sifat fisik khusus.
Bahan baku pembuatan keramik terdiri dari Kaolin, Ballclay, Feldspar, dan
Kuarsa. Ballclay merupakan sejenis tanah liat dengan kadar silika dan alumina
tinggi. Silika merupakan unsur kimia pada pozzolan. Menurut Rudi (2010)
pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika atau silika alumina,
dimana bahan pozzolan itu sendiri tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen,
akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan dengan adanya air, maka senyawa-
senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida (senyawa
hasil reaksi antara semen dan air) pada suhu biasa, membentuk senyawa yang
memiliki sifat-sifat seperti semen (kalsium silikat dan kalsium aluminat hidrat).
21
bahan pengganti pada agregat paving block, dimana keramik yang sebelumnya
terbuang dan sedikit dimanfaatkan sebagai bahan pengganti untuk paving block.
sebelumnya yaitu pada penelitian ini proses pembuatan paving block yaitu sejauh
mana pengaruh keramik terhadap kuat tekan dan daya serap air pada paving block
1. Berat Jenis
sekitar 2390 kg/m3. Dari hasil pengujian sampel, dapat dilihat bahwa berat jenis
agregat halus (abu batu) dan keramik memenuhi syarat berat jenis agregat halus
pada standard SNI 1970:2008 yaitu berkisar antara 1,6 – 3,3, Sehingga agregat
halus (abu batu) dan keramik tersebut dapat dipakai sebagai bahan campuran
beton.
22
2. Penyerapan Air
Nilai penyerapan air atau absorpsi yang terjadi pada agregat keramik
cenderung beragam dan lebih besar dibandingkan absorpsi agregat halus yang
3. Berat Volume
Berat volume keramik tidak beda signifikan dengan agregat halus, yaitu
1300 kg/m3 untuk agregat keramik sedangkan agregat halus mempunyai berat
4. Kadar Air
Nilai kadar air pada agregat keramik cenderung lebih kecil yaitu 1%
Sifat-sifat mekanis yang ada pada beton dibagi menjadi dua, yaitu sifat
mekanis jangka pendek dan jangka panjang. Sifat mekanis jangka pendek, yaitu
kuat tekan beton, kuat tarik beton, kuat geser beton, dan modulus elastisitas beton.
Sedangkan untuk sifat mekanis jangka panjang, yaitu rangkak dan susut pada
beton.
yang berupa gaya tekan per satuan luasnya. Kuat tekan beton dapat diketahui
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Kuat tekan beton dapat diketahui dalam
23
umur 28 hari dan dinyatakan dalam satuan Mpa. Selama 28 hari, beton disimpan
' P
f c=σ= ............................................................................................................(1)
A
Dimana :
Menurut SNI 2847:2013, Untuk beton struktur, Kuat tekan f’c tidak boleh
kurang dari 17 MPa. Nilai maksimum f’c tidak dibatasi kecuali bilamana dibatasi
ronga kapiler melalui permukaan hingga lapisan dalam pada beton ketika benda
kondisi SSD (saturated surface dry). Pengujian ini dilakukan berdasarkan ASTM
semen hidrolis dengan mengukur peningkatan II-2 massa dalam spesimen yang
dihasilkan dari penyerapan air sebagai fungsi waktu ketika hanya satu permukaan
E. Penelitian Terdahulu
menunjukkan bahwa : Kuat tekan beton normal pada umur 28 hari adalah
sebesar 29,54 MPa, setelah menambahkan limbah pecahan keramik kadar 10%
pada umur 28 hari maka terjadi penurunan dengan kuat beton sebesar 23,14
MPa, sehingga dengan penambahan limbah keramik kadar 40% pada umur 28
hari kuat tekan semakin mengalami penurunan kuat tekan beton sebesar 18,56
Mpa, jadi kuat tekan beton dengan campuran agregat kasar limbah pecahan
hasil penelitian menunjukkan nilai kuat tekan terendah dalam penelitian ini
sebesar 424,167 kg/cm2 . Sedangkan, nilai kuat tekan tertinggi yaitu 523,333
kg/cm2 pada paving block yang ditambahkan pecahan keramik sebanyak 15%
persyaratan standar mutu kelas I/A dengan kuat tekan rata-rata 400 kg/cm2
dan minimal 350 kg/cm2 . Terjadi peningkatan sebesar 23,38% dari nilai kuat
tekan dan serap air dengan menggunakan campuran limbah marmer dengan 4
D taman dan pengguna lain sebesar 8,5 MPa, akan tetapi untuk serap air sudah
abu batu dalam pembuatan paving block dengan metode tekanan. Hasil
berat pasir pada paving block dengan pembebanan 600 Kg ditambah dengan
10 tumbukan memiliki kuat tekan optimal karena memiliki kuat tekan rata-rata
sebesar 11,14 MPa. Hasil uji penyerapan air menunjukan bahwa penggunaan
penyerapan air pada paving block, serta semakin besar beban tekan dan
tumbukan yang dilakukan akan membuat presentase serap air semakin kecil.
Pada pengujian kuat tekan dapat diketahui bahwa penggunaan abu batu 30 %
terhadap berat pasir dapat meningkatkan kuat tekan paving block jika
ini juga dapat diketahui bahwa semakin besarnya beban yang dihasilkan oleh
kuat tekan paving block. Penggunaan abu batu dalam pembuatan paving block
memiliki hasil yang baik, seiring dengan melimpahnya material abu batu dari
tekanan momen menjadi trobosan bagi pengusaha paving block dengan modal
yang minimum tetapi menghasilkan paving block dengan mutu yang cukup.
26
untuk pembuatan paving block. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
5%; 10%; 15%. Hasil penelitian menunjukkan pengujian kuat tekan paving
block pada umur 28 hari didapatkan hasil kuat tekan rata-rata sebagai berikut,
pada variasi campuran 0% sebesar 424,167 kg/cm2, nilai kuat tekan pada
10% adalah 465 kg/cm2 dan nilai kuat tekan pada prensentase 15% adalah
523,333 kg/cm2.
limbah pecahan keramik Terhadap berat jenis dan kuat tekan pada Beton
kesimpulan :Dari hasil penelitian berat jenis beton ringan (non pasir) bahwa
1418.26 kg/cm3, 1393.41 kg/cm3, 1353.53 kg/cm3 lebih kecil daripada beton
normal non pasir ALK 0 % sebesar 1895.98 kg/cm. Hal ini disebabkan oleh
berat jenis Agregat Limbah Keramik (ALK) yang digunakan pada beton non
pasir lebih kecil daripada berat jenis agregat normal (batu pecah) yang
digunakan pada beton non pasir. Dari hasil penelitian kuat tekan beton (non
tekan optimum terdapat pada variasi 45.12 % ALK yaitu sebesar 12.99 Mpa
lebih besar dibandingkan beton tanpa ALK yaitu sebesar 6.83 Mpa.
Trial mix dengan limbah keramik 25% pada umur beton 7 hari yang
27,56MPA. Dan pada umur beton 28 hari yang memberikan kuat tekan rata-
rata maksimum sebesar 23,09MPA. Trial mix dengan limbah keramik 60%
pada umur beton 7 hari yang memberikan kuat tekan rata-rata maksimum
rata-rata maksimum sebesar 24,96MPA. Dan pada umur beton 28 hari yang
pada umur 7 hari yang memberikan kuat tekan rata-rata maksimum sebesar
beton dengan bahan pengganti limbah keramik 25% dan 60% lebih murah di
bandingan dengan beton normal. Dengan hasil ini, dapat disimpulkan beton
dengan campuran limbah keramik 25% dan 60% mengalami penurunan pada
kasar dalam adukan beton. Dari hasil penelitian diperoleh penurunan nilai
slump pada adukan beton yang menggunakan pecahan keramik. Beton dengan
agregat kasar pecahan keramik memiliki berat volume yang lebih besar dan
memiliki serapan air yang lebih besar dibanding beton normal. Untuk
material yang akan dibuat sampel uji, mengontrol pemberian air dalam mixer
yang bertahap, dikarenakan sifat keramik yang mudah menyerap air agar tidak
keramik sebagai pengganti semen terhadap kuat tekan dan harga produksi
paving block. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengujian kuat tekan,
penyerapan air dan harga produksi paving block dengan bahan pecahan
keramik yaitu sebagai berikut: Hasil penelitian kuat tekan rata-rata paving
block dengan penambahan 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10% pecahan keramik
kg/cm2 , dan 130.98 kg/cm2 . Paving block dengan variasi 2,5% atau dengan
tekan yang paling tinggi yakni 244,45 kg/cm2 atau setara dengan 22,78 Mpa.
sebagai pengganti sebagian semen hanya akan mencapai nilai kuat tekan
optimum pada kadar tertentu, namun berbeda hasilnya jika dijadikan bahan
variasi. Daya serap air pada paving block mengalami peningkatan setiap
daya serap air dari paving block. Hasil penelitian daya serap air paving block
9. Satya Adi Purnama dan Tri Sudibyo melakukan penelitian tentang Pengaruh
Limbah Keramik dan Abu Terbang Terhadap Kuat Tekan dan Daya Serap Air
Limbah keramik dan abu terbang dapat digunakan sebagai bahan pengganti
sebagian semen dengan kadar tertentu pada pembuatan bata beton. Kadar abu
terbang dan limbah keramik yang paling optimal yaitu pada campuran 9% abu
yaitu sebesar 26.56 MPa dan daya serap air terkecil 14.13%. Bata beton dengan
penggunaan semen sebesar 15% atau setara dengan 3.75 kg per m2 serta relatif
lebih murah dibandingkan dengan bata beton normal. Selain biayanya yang
lebih murah, bata beton dengan campuran 6% limbah keramik dan 9% abu
terbang memiliki kuat tekan dan daya serap air yang lebih tinggi, lebih ramah
pemasangan.
30
pengurangan agregat kasar dengan variasi yang berbeda. Dari hasil penelitian
jenis yang kurang dari 2,5 tetapi memiliki persentase penyerapan yang cukup
perencanaan beton mutu K-200 kg/cm² atau setara f’c 17 MPa Komposisi
campuran untuk beton normal 0% limbah keramik yaitu semen sebesar 380
kg, air sebesar 190 kg, agregat kasar 1-2 sebesar 1110 kg. Komposisi
campuran untuk beton 10% limbah keramik yaitu semen sebesar 380 kg, air
sebesar 190 kg, agregat kasar 1-2 sebesar 999 kg, dan limbah keramik sebesar
111 kg. Komposisi campuran untuk beton 15% limbah keramik yaitu semen
sebesar 380 kg, air sebesar 190 kg, agregat kasar 1-2 sebesar 943,5 kg, dan
METODOLOGI PENELITIAN
1. Data Primer
berfokus pada variasi campuran dari keramik yang akan dijadikan sebagai
pengganti sebagian agregat halus. Jumlah sampel yang dibutuhkan pada setiap
variasi adalah:
Paving Blok
Umur
Perbandingan Variasi Utuh Potong Jumlah
(Hari)
21x10x8 8x8x8
7 2 2
Abu Batu 100 %
0% 14 2 2 12
Keramik 0 %
28 2 2
7 2 2
Abu Batu 85 %
15 % 14 2 2 12
Keramik 15 %
28 2 2
Abu Batu 75% 25 % 7 2 2 12
32
14 2 2
Keramik 25 %
28 2 2
Vabubatu = =15,12 L
2. Data sekunder
dari sumber/objek. Data-data diperoleh dari tulisan seperti buku-buku teori, buku
laporan, peraturan-peraturan, dan dokumen baik yang berasal dari instansi terkait
B. Jenis Penelitian
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilandari hasilnya disertai gambar, tabel, atau grafik.. Metode penelitian ini
antara 3 variasi campuran untuk mengetahui bagaimana kuat tekan dan daya serap
dan waktu penelitian dilakukan selama 2 bulan mulai pada bulan Juni sampai Juli
2022.
1. Adapun bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Agregat
Agregat yang digunakan dalam penelitian ini adalah agregat halus dan
keramik
b. Semen
Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Semen Portland Type I
c. Air
Air yang digunakan dalam penelitian ini air dari Laboratorium Struktur
d. Limbah Keramik
Limbah keramik yang digunakan di dalam penelitian ini diambil dari sisa
2. Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
35
a. Saringan
dengan lubang saringan sebesar 25 mm, 19.5 mm, 9.5 mm, 4.75 mm, 2.36
mm, 1.18 mm, 0.60 mm, 0.30 mm, dan 0.15 mm.
b. Oven
Oven digunakan untuk mengeringkan agregat pada pengujian kadar air dan
berat jenis
c. Gelas Ukur
Gelas ukur berfungsi untuk mengukur banyaknya air yang digunakan pada
pembuatan beton
d. Timbangan
e. Cetakan Beton
Data hasil uji kuat tekan beton diperoleh dari pembagian antara beban
maksimum benda uji dengan luas penampang benda uji, disajikan delam bentuk
2. Mengukur dimensi serta menghitung volume dan luas permukaan benda uji
3. Mengukur kuat tekan benda uji pada umur 7 & 28 hari dengan alat UTM
4. Menganalisis data hasil pengujian benda uji
5. Pembahasan karakteristik benda uji sesuai analisis data hasil pengujian
Mulai
Mengidentifikasi masalah
Tinjauan pustaka
ix
Pembuatan benda uji
D
Perawatan benda uji
es
Pengujian benda uji kuat tekan dan kuat lentur
Hasil pengujian
Selesai
BAB IV
dilakukan terhadap agregat halus, agregat halus dan agregat limbah cangkang
bawah ini.
1. Agregat Halus
NO KARAKTERISTIK RATA-
INTERVAL KETERANGAN
. AGREGAT RATA
a. Kadar Lumpur
Dari pengujian kadar lumpur agregat halus diatas didapatkan hasil 2,3 %
yang nilainya lebih kecil dari 5% sehingga aregat halus dapat dijadikan bahan
campuran mortar.
b. Kadar Organik
Dari pengujian tingkat kadar organik agregat halus diatas didapatkan hasil
kadar organik berada di No.1 yang nilainya lebih kecil dari No.3 sehingga aregat
c. Kadar Air
Dari pengujian kadar air diatas didapatkan hasil 2,25 % yang nilainya lebih
kecil dari 5% sehingga aregat halus dapat digunakan pada campuran mortar.
d. Berat Volume
Dari pengujian berat volume rongga agregat halus didapatkan hasil 1,55
sedangkan pada pengujian berat volume padat didapatkan hasil 1,88 yang
keseluruhan nilainya masih dalam interval 1,6 – 1,9 kg/liter sehingga aregat halus
e. Penyerapan Air
Dari pengujian penyerapan air agregat kasar diatas didapatkan hasil 1,63%
f. Berat Jenis
Dari pengujian berat jenis nyata didapatkan hasil 3,09.Berat jenis kering
didapatkan nilai sebesar 2,27. Dan untuk berat jenis kering permukaan didapatkan
hasil pengujian sebesar 2,53 yang keseluruhan nilainya masih dalam interval 1,6–
g. Modulus Kehalusan
modulus kehalusan yaitu berada antara 1,5-3,8. Sedangkan hasil yang diperoleh
dari penelitian yaitu 3,77 adalah sesuai dengan spesifikasi. Jadi agregat tersebut
2. Limbah keramik
NO KARAKTERISTK RATA-
INTERVAL KETERANGAN
. AGREGAT RATA
a. Kadar Lumpur
b. Kadar Air
nilainya lebih kecil dari 5% sehingga aregat halus dapat digunakan pada
campuran mortar.
c. Berat Volume
2,58 sedangkan pada pengujian berat volume padat didapatkan hasil 1,99
yang keseluruhan nilainya tidak memenuhi dari interval 1,6 – 1,9 kg/liter.
d. Penyerapan Air
e. Berat Jenis
kering didapatkan nilai sebesar 2,41. Dan untuk berat jenis kering
f. Modulus Kehalusan
Diketahui: p = 21 cm
l = 10 cm
t = 8 cm
Volume : p × l× t
V = 21 cm × 10 cm × 8 cm = 1680 cm³
benda uji normal didapatkan Berat rata-rata Paving block = 3,8 kg. Dalam
15%, 25%, dan 35% terhadap abu batu, maka untuk menentukan kebutuhan
menentukan berat tiap bahan yang akan digunakan dalam tiap sampel benda uji.
Untuk menentukan berat tiap bahan atau material yang digunakan didalam tiap
benda uji variabel bebas, maka digunakan data hasil pengolahan Laboratorium
= 1680 cm³
Semen=
( ( 1+1 2) × Volume Paving Block )
¿
( (1+2)
1
× 1680
)
= 560 cm³
= 0,56 liter
Abu Batu=
( (1+2)
1
×Volume Paving Block
)
¿
( 2
(1+2)
× 1100
)
= 1120 cm ³
= 1,12 liter
43
44
campuran (mix design) untuk paving block campuran Normal untuk 3 (tiga)
= 0,17 liter
Abu Batu
= (V.abu batu tiap benda uji – V.limbah keramik )
= (1,12 – 0,17)
= 0,95 liter
= 0,28 liter
Abu Batu
= (V.abu batu tiap benda uji – V.limbah keramik )
= (1,12 – 0,28)
= 0,84 liter
= 0,39 liter
Abu Batu
= (V.abu batu tiap benda uji – V.limbah keramik )
= (1,12 – 0,39)
= 0,73 liter
Keramik
C. Uji penyerapan
7 hari yang didapat pada pengujian variasi normal, 0 %,0,15%, 0,25 %, dan 0,35
Berat
Benda Berat Daya Serap Air
Variasi Basah Rata-rata
Uji Kering (gr) (%)
(gr)
Pada pengujian sampel uji untuk umur perawatan 7 hari , didapat nilai
penyerapan dengan rata-rata 1,7 %, 1,7 %, 3,4%, dan 4,0 % untuk masing masing
4.0%
4%
3.4%
3%
2% 1.7% 1.7%
1%
0%
0% 15% 25% 35%
paving blok umur 7 hari mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya nilai
14 hari yang didapat pada pengujian variasi normal, 0 %,0,15%, 0,25 %, dan 0,35
Berat Berat
Benda Daya Serap Air
Variasi Basah Kering Rata-rata
Uji (%)
(gr) (gr)
Pada pengujian sampel uji untuk umur perawatan 7 hari , didapat nilai
penyerapan dengan rata-rata 2,2%, 2,5 %, 3,33 %, dan 3,7 % untuk masing
4.0% 3.7%
Persentase penyerapan (%)
3.5% 3.3%
3.0%
2.5%
2.5% 2.2%
2.0%
1.5%
1.0%
0.5%
0.0%
0% 15% 25% 35%
paving blok umur 14 hari mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya nilai
28 hari yang didapat pada pengujian variasi normal, 0 %,0,15%, 0,25 %, dan 0,35
Berat
Benda Berat Daya Serap Air
Variasi Kering Rata-rata
Uji Basah (gr) (%)
(gr)
Pada pengujian sampel uji untuk umur perawatan 28 hari , didapat nilai
penyerapan dengan rata-rata 2,0%, 2,1%, 2,4%, dan 2,7 % untuk masing masing
variasi 0,%, 15%, 25%,35%. Berdasarkan SNI 03-0691-1996 hasil pengujian uji
penyerapan air paving termasuk ke dalam paving blok mutu A yaitu maksimal 3
%.
50
3.0%
2.7%
1.5%
1.0%
0.5%
0.0%
0% 15% 25% 35%
paving blok umur 28 hari mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya nilai
4.5%
4.0%
3.5%
Persentase penyerapan(%)
3.0%
2.5%
0%
2.0% 15%
25%
1.5%
35%
1.0%
0.5%
0.0%
7 14 28
Umur Paving Blok (hari)
blok diatas dapat diketahui bahwa nilai penyerapan terendah didapat dari variasi 0
7 hari yang didapat pada pengujian variasi normal, 0 %,0,15%, 0,25 %, dan 0,35
Pada pengujian sampel uji untuk umur perawatan 7 hari, didapat nilai
penyerapan dengan rata-rata 1,8%, 2,3%, 2,7%, dan 2,7 % untuk masing masing
Berikut ini adalah gambar grafik hasil pengujian penyerapan paving blok
2.0% 1.8%
1.5%
1.0%
0.5%
0.0%
0% 15% 25% 35%
paving blok umur 7 hari mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya nilai
7 hari yang didapat pada pengujian variasi normal, 0 %,0,15%, 0,25 %, dan 0,35
Pada pengujian sampel uji untuk umur perawatan 28 hari , didapat nilai
penyerapan dengan rata-rata 2,2%, 2,5%, 2,8%, dan 3,7% untuk masing masing
Berikut ini adalah gambar grafik hasil pengujian penyerapan paving blok
4.0%
3.7%
3.5%
Persentase penyerapan (%)
3.0%
2.8%
2.5% 2.5%
2.2%
2.0%
1.5%
1.0%
0.5%
0.0%
0% 15% 25% 35%
paving blok umur 14 hari mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya nilai
28 hari yang didapat pada pengujian variasi normal, 0 %,0,15%, 0,25 %, dan 0,35
Pada pengujian sampel uji untuk umur perawatan 28 hari, didapat nilai
penyerapan dengan rata-rata 2,0%, 2,1%, 2,2%, dan 2,7 % untuk masing masing
variasi 0,%, 15%, 25%,35%. Berdasarkan SNI 03-0691-1996 hasil pengujian uji
penyerapan air paving termasuk ke dalam paving blok mutu A yaitu maksimal 3
%.
Berikut ini adalah gambar grafik hasil pengujian penyerapan paving blok
3.0% 2.7%
2.5% 2.1% 2.2%
2.0%
(%)
2.0%
1.5%
1.0%
0.5%
0.0%
0% 15% 25% 35%
paving blok umur 28 hari mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya nilai
4.5%
4.0%
Persentase Penyerapan (%)
3.5%
3.0%
2.5%
0%
2.0% 15%
1.5% 25%
1.0% 35%
0.5%
0.0%
7 14 28
Umur Paving Blok (hari)
blok diatas dapat diketahui bahwa nilai penyerapan terendah didapat dari variasi 0
Tabel 4. 13 Perbandingan uji penyerapan air paving blok 8x8x8 dan 21x10x8
4.5%
4.0%
3.5%
3.0%
daya serap (%)
utuh 0%
2.5% utuh 15%
utuh 25%
2.0% utuh 35%
1.5% Potong 0%
Potong 15%
1.0% Potong 25%
Potong 35%
0.5%
0.0%
7 14 28
Berdasarkan tabel dan grafik perbandiang daya serap air paving block
serap paving block. Variasi 0 %, 15%, 25% dan 35 % memiliki nilai daya serap
air sebesar 1,7 %, 1,7%, 3,4%, dan 4% untuk umur perawatan 7 hari, 2,2%, 2,5%,
3,3%, dan 3,7% untuk umur perawatan 14 hari, 2 %, 2,1%, 2,4%, dan 2,7 % untuk
umur perawan 28 hari. Hasil pengujian daya serap air paving block 21x10x8 cm
paving block. Variasi 0 %, 15%, 25% dan 35 % memiliki nilai daya serap air
sebesar 1,8%, 1,8%, 2,3% dan 2,7% untuk umur perawatan 7 hari, 2,2%, 2,5%,
2,8%, dan 3,7% untuk umur perawatan 14 hari, 2,0%,2,1%, 2,2%, dan 2,7% untuk
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah kuat tekan pada paving block
sehingga benda uji yang telah selesai diberikan perawatan selama 7,14 dan 28 hari
kemudian dilakukan pengujian kuat tekan, adapun hasil dari pengujian kuat tekan
Berikut ini adalah tabel hasil pengujian kuat tekan paving block 8x8x8
umur 7 hari:
Tabel 4. 14 Hasil kuat tekan variasi 0 % (Sumber :hasil pengolahan data 2023)
Umur
No Berat (Kg) Beban (kN) Kuat Tekan (Mpa)
Perawatan
28 hari sebesar 7,031 Mpa, 6,250 Mpa, 7,422 Mpa, dan 19,922 Mpa.
Variasi 0 %
25
21.484
20
Kuat tekan (Mpa)
15
10.938
10
7.031
0
7 14 28
Grafik diatas menjelaskan bahwa kuat tekan paving block ukuran 8x8x8 d
perawatan. Untuk nilai tertinggi didapat pada umur perawatan 28 hari sebesar
21,484 Mpa
Berikut ini adalah tabel hasil pengujian kuat tekan paving block 8x8x8
Umur
No Berat (Kg) Beban (kN) Kuat Tekan (Mpa)
Perawatan
dan 28 hari sebesar 6,250 Mpa, 11,094 Mpa, dan 23,438 Mpa.
Variasi 15 %
25 23.438
Kuat tekan (Mpa)
20
15
11.094
10 6.250
5
0
7 hari 14 hari 28 hari
Grafik diatas menjelaskan bahwa kuat tekan paving block ukuran 8x8x8 d
perawatan. Untuk nilai tertinggi didapat pada umur perawatan 28 hari sebesar
23,438 Mpa.
Berikut ini adalah tabel hasil pengujian kuat tekan paving block 8x8x8
Umur
No Berat (Kg) Beban (kN) Kuat Tekan (Mpa)
Perawatan
dan 28 hari sebesar 7,422 Mpa, 19,922 Mpa, dan 27,734 Mpa.
Variasi 25 %
30 27.734
Kuat tekan (Mpa)
25
19.922
20
15
10 7.422
5
0
7 14 28
Grafik diatas menjelaskan bahwa kuat tekan paving block ukuran 8x8x8 d
perawatan. Untuk nilai tertinggi didapat pada umur perawatan 28 hari sebesar
32,031 Mpa.
Berikut ini adalah tabel hasil pengujian kuat tekan paving block 8x8x8
Umur
No Berat (Kg) Beban (kN) Kuat Tekan (Mpa)
Perawatan
dan 28 hari sebesar 19,222 Mpa, 25, 391 Mpa dan 32,031 Mpa.
Variasi 35 %
35 32.031
30
25.391
Kuat tekan (Mpa)
25
19.922
20
15
10
0
7 14 28
Grafik diatas menjelaskan bahwa kuat tekan paving block ukuran 8x8x8 d
perawatan. Untuk nilai tertinggi didapat pada umur perawatan 28 hari sebesar
32,031 Mpa.
62
35
25
20
0%
15 15%
25%
10
35%
5
0
7 14 28
Umur Paving Blok (hari)
Berdasarkan gambar grafik gabungan kuat tekan paving blok 8x8x8 diatas
nilai kuat tekan terendah terdapat pada variasi limbah keramik 15 % pada masa
perawatan 7 hari sedangan nilai tertinggi di dapat pada variasi limbah keramik
355 % pada masa perawatan 28 hari. Gambar grafik di atas juga menjelaskan
bahwa semakin lama masa perawatan paving blok maka semakin tinggi nilai kuat
tekannya.
Berikut ini adalah tabel hasil pengujian kuat tekan paving block 21x10x8
variasi 0 %:
Umur
No Berat (Kg) Beban (kN) Kuat Tekan (Mpa)
Perawatan
sebesar 9,405 Mpa, 10,952 Mpa dan 30,714 Mpa. Berdasarkan tabel diatas, maka
Variasi 0 %
25 21.484
20
15
10.938
10 7.031
5
0
7 14 28
Grafik diatas menjelaskan bahwa kuat tekan paving block ukuran 21x10x8
dengan umur perawatan 7 hari menunjukkan bahwa nilai kuat tekan terendah
sebesar 9,405 Mpa sedangkan nilai tertinggi terdapat pada umur perawatan 28 hari
Berikut ini adalah tabel hasil pengujian kuat tekan paving block 21x10x8
variasi 15 % :
Tabel 4. 19 Hasil pengujian kuat tekan paving block 21x10x8 umur 14 hari
Umur
No Berat (Kg) Beban (kN) Kuat Tekan (Mpa)
Perawatan
sebesar 9,643 Mpa, 10,476 Mpa dan 27,857 Mpa. Berdasarkan tabel diatas, maka
Variasi 15 %
23.438
Kuat tekan (Mpa)
25
20
15 11.094
10 6.250
5
0
7 14 28
dengan umur perawatan 7 hari menunjukkan bahwa nilai kuat tekan terendah
sebesar 6,250 Mpa sedangkan nilai tertinggi terdapat pada umur perawatan 28 hari
Berikut ini adalah tabel hasil pengujian kuat tekan paving block 21x10x8
variasi 25 %:
Umur
No Berat (Kg) Beban (kN) Kuat Tekan (Mpa)
Perawatan
sebesar 18,571 Mpa, 30,714 Mpa dan 33,333 MpaBerdasarkan tabel diatas, maka
Variasi 25 %
Kuat tekan (Mpa)
33.333
35 30.714
30
25
18.571
20
15
10
5
0
7 14 28
Grafik diatas menjelaskan bahwa kuat tekan paving block ukuran 21x10x8
dengan umur perawatan 7 hari menunjukkan bahwa nilai kuat tekan terendah
sebesar 18,571 Mpa sedangkan nilai tertinggi terdapat pada umur perawatan 28
Berikut ini adalah tabel hasil pengujian kuat tekan paving block 21x10x8
variasi 35 %:
66
Umur
No Berat (Kg) Beban (kN) Kuat Tekan (Mpa)
Perawatan
sebesar 27,381 Mpa, 26,905 Mpa dan 34,524 Mpa. Berdasarkan tabel diatas, maka
Variasi 35 %
Kuat tekan (Mpa)
35 32.031
30 25.391
25
19.922
20
15
10
5
0
7 14 28
Grafik diatas menjelaskan bahwa kuat tekan paving block ukuran 21x10x8
dengan umur perawatan 7 hari menunjukkan bahwa nilai kuat tekan terendah
sebesar 27,381 Mpa sedangkan nilai tertinggi terdapat pada umur perawatan 28
67
hari sebesar 34,524 Mpa. Berdasarkan SNI 03-0691-1996 hasil pengujian kuat
40
35
30
Kuat Tekan (Mpa)
25
20 0%
15 15%
25%
10
35%
5
0
7 14 28
Berdasarkan gambar grafik gabungan kuat tekan paving blok 21x10x8 diatas nilai
kuat tekan terendah terdapat pada variasi limbah keramik 15 % pada masa
perawatan 7 hari sedangan nilai tertinggi di dapat pada variasi limbah keramik 35
% pada masa perawatan 28 hari. Gambar grafik di atas jga menjelaskan bahwa
semakin lama masa perawatan paving blok maka semakin tinggi nilai kuat
tekannya.
68
40
35
30
potong 0 %
Kuat Tekan (Mpa)
25 potong 15 %
20 potong 25 %
potong 35 %
15
utuh 0 %
10 utuh 15 %
5 utuh 25 %
utuh 35 %
0
7 14 28
bahwa penambahan limbah keramik mempengaruhi kuat tekan paving block. Nilai
perawatan 7 hari yaitu 7,031 Mpa, 6,250 Mpa, 7,422 Mpa, dan 19,922 Mpa, umur
perawatan 14 hari yaitu 10,938 Mpa, 11,094 Mpa, 19,922 Mpa, dan 25,391 Mpa,
umur perawatan 28 hari 21,48 Mpa, 23,438 Mpa, 32,031 Mpa, dan 27,734 Mpa.
Sedangkan nilai kuat tekan paving blok 21x10x8 pada umur perawatan 7 hari
yaitu 9,405 Mpa, 9,643 Mpa, 18,571 Mpa, dan 27,381 Mpa. Umur perawatan 14
hari yaitu 10,952 Mpa, 10 476 Mpa, 26,905 Mpa, dan 30,714 Mpa. Umur
perawatan 28 hari yaitu, 27,857Mpa, 30,714 Mpa, 33,333 Mpa, dan 34,524 Mpa.
BAB V
A. Kesimpulan
sebagai pengganti abu pada material paving block yang telah dianalisis di
paving block. Variasi 0 %, 15%, 25% dan 35 % memiliki nilai daya serap air
sebesar 1,7 %, 1,7%, 3,4%, dan 4% untuk umur perawatan 7 hari, 2,2%,
2,5%, 3,3%, dan 3,7% untuk umur perawatan 14 hari, 2 %, 2,1%, 2,4%, dan
2,7 % untuk umur perawan 28 hari. Hasil pengujian daya serap air paving
memiliki nilai daya serap air sebesar 1,8%, 1,8%, 2,3% dan 2,7% untuk umur
perawatan 7 hari, 2,2%, 2,5%, 2,8%, dan 3,7% untuk umur perawatan 14 hari,
umur perawatan 7 hari yaitu 7,031 Mpa, 6,250 Mpa, 7,422 Mpa, dan 19,922
71
Mpa, umur perawatan 14 hari yaitu 10,938 Mpa, 11,094 Mpa, 19,922 Mpa,
dan 25,391 Mpa, umur perawatan 28 hari 21,48 Mpa, 23,438 Mpa, 32,031
Mpa, dan 27,734 Mpa. Sedangkan nilai kuat tekan paving blok 21x10x8 pada
umur perawatan 7 hari yaitu 9,405 Mpa, 9,643 Mpa, 18,571 Mpa, dan 27,381
Mpa. Umur perawatan 14 hari yaitu 10,952 Mpa, 10 476 Mpa, 26,905 Mpa,
dan 30,714 Mpa. Umur perawatan 28 hari yaitu, 27,857Mpa, 30,714 Mpa,
B. Saran
berbeda.
72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Abu Batu
78
Limbah keramik