METODOLOGI PENELITIAN
dihasilkan merupakan data kuantitatif dalam bentuk angka dan data interval hasil
dari proses penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas kuat
tekan dari beton normal maupun beton dengan fly ash dan batu kapur sebagai bahan
subtitusi sebagian semen pada beton. Analisis Pengaruh Penambahan fly ash dan
batu kapur sebagai subtitusi sebagian semen terhadap kuat tekan beton dihitung dan
dianalisa sebagai persiapan dari Tugas Akhir ini. Dalam tugas akhir ini
suatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah. Data yang diambil pada
penelitian ini adalah data properti agregat serta kuat tekan beton pada umur
pemeliharaan 7, 14, dan 28 hari. Lalu akan dilakukan analisis mix desain concrete
beton normal. Penelitian ini menggunakan sampel silinder beton dengan diameter
15 cm dan tinggi 30 cm sebanyak 27 benda uji untuk pengujian kuat tekan beton.
sampai dengan waktu yang sudah ditentukan dengan beton yang baik.
Sumber: Google earth 2023
mengumpulkan data yang mendukung tulisan Tugas Akhir ini sehingga dapat
diselesaikan dengan baik. Adapun beberapa cara yang dilakukan peneliti antara
1. Metode observasi
agar dapat memperoleh data yang diinginkan tentang data yang berhubungan
dan mencari informasi yang berhubungan dengan masalah yang ditinjau untuk
penelitian.
Pengujian sifat - sifat dan karakteristik material agregat kasar, halus dan
semen yang nantinya akan digunakan dalam Mix Desain beton normal dan
37
beton variasia dengan bahan fly ash dan kapur, serta pengujian kuat tekan
Universitas Krisnadwipayana.
Universitas Krisnadwipayana.
mendapatkan penelitian yang akurat untuk mencapai tujuan penulisan Tugas Akhir.
1. Tahap I
dan jurnal yang saling berhubungan ilmu Teknik Sipil khususnya dalam bagian
2. Tahap II
3. Tahap III
38
Tahap ini dilakukan untuk pengujian material dasar yang akan digunakan pada
berikut.
agregat halus.
4. Tahap IV
Pada tahap ini Melakukan perencanaan campuran beton (mix desain concrete)
beton normal yang digunakan pada SNI 03-2834-2000 dan melakukan variasi
5. Tahap V
Pada tahap ini akan dilakukan pembuatan benda uji beton normal dan variasi
fly ash dan batu kapur dengan nilai yang ada pada rencana campuran beton
6. Tahap VI
mendapatkan hasil perwatan yang baik dan pengujian kuat tekan beton
7. Tahap VII
39
Pada tahap ini dilakukan pengolahan data dari mix desain concrete, pengujian
8. Tahap VIII
Pada tahap ini dibuat kesimpulan berdasarkan data dan sumber sumber yang
yang akan digunakan pada campuran beton dan proses pengerjaan beton. Adapun
yang digunakan merupakan bahan dan peralatan yang dimiliki oleh Laboratorium
1. Persiapan bahan-bahan
dengan kemasan 40 kg
d. Batu kapur yang digunakan merupakan batu kapur dari PT. Banten Prima
e. Fly ash yang digunakan merupakan Fly ash dari PLTU Pelabuhan Ratu
Kabupaten Sukabumi
f. Air yang digunakan dalam penelitian ini merupakan air dari Laboratorium
2. Persiapan alat-alat
40
a. Cetakan silinder dengan ukuran diameter 15cm dengan tinggi 30 cm
c. Perlengkapan alat slump test yaitu plat alas besi, kerucut abrams, tongkat
beton.
beton.
h. Ember digunakan untuk wadah sebagai curing beton dan sebagai wadah
j. Timbangan kecil digunakan untuk menimbang berat bahan semen, fly ash,
batu kapur, agregat kasar dan agregat halus pada saat pengujian berat jenis
material.
k. Alat getar (shive shaker) digunakan untuk menggetarkan agregat halus, fly
ash, batu kapur dan agregat kasar didalam saringan ASTM. Alat ini
41
3.8 Penyaringan Fly Ash dan Batu Kapur
Penyaringan fly ash dan batu kapur ini bertujuan untuk mendapatkan ukuran
3. Fly ash dan batu kapur yang lolos pada saringan No. 200 akan dijadikan
Adapun tahapan prosedur yang dilakukan pada uji slump yang dilakukan
1. Siapkan alat-alat uji slump seperti kerucut abrams, plat alas besi dan tongkat
2. Basahi plat alas dan kerucut abram dengan kain yang dibasahi air.
4. Kemudian injak kerucut abram dengan kedua kaki agar kerucut stabil.
5. Lapisan pertama tuangkan beton segar kedalam kerucut abrams sebanyak 1/3
dengan dipadatkan menggunakan tongkat besi menuju kedasar plat alas besi
sebanyak 25 kali.
6. Lapisan kedua tuangkan beton segar kedalam kerucut abrams sebanyak 1/3
42
7. Lapisan terakhir tuangkan beton segar kedalam kerucut abrams sebanyak 1/3
½ menit. sambil menunggu membersihkan beton diluar cetakan dan didekat plat
9. Kemudian cetakan diangkat secara perlahan dengan tegak lurus keatas agar hasil
maksimal.
10. Kemudian ukur nilai Slump dengan membalikan kerucut abrams di sebelahnya
dan letakan tongkat besi diatas kerucut tersebut untuk mengetahui perbedaan
12. Jika nilai slump sesuai dengan standart, maka beton dapat digunakan.
1. Melakukan penimbangan bahan-bahan seperti kerikil, pasir, semen, fly ash, batu
2. Melakukan persiapan benda uji silinder yang sudah pengolesan pelumas oli
4. Memasukan bahan seperti kerikil dan pasir terlebih dahulu kedalam mixer
43
bahan semen, fly ash dan batu kapur kedalam mixer molen dan terakhir
memasukan air.
5. Pada saat mixer molen berputar diusahakan posisi mixer molen harus miring
dahulu
8. Lapisan pertama tuangkan beton segar kedalam benda uji menggunakan scoop
9. Lapisan kedua tuangkan beton segar kedalam benda uji menggunkaan scoop
10. Lapisan ketiga tuangkan beton segar kedalam benda uji dengan menggunkan
11. Lapisan terakhir isi bagian yang kosong pada bagian benda uji tersebut dan
12. Kemudian benda uji yang sudah terisi dengan beton didiamkan selama 24 jam
44
13. Kemudian dikasih kode pada setiap benda uji agar tidak tertukar dan mudah
kemudian dilakukan perwatan beton agar tidak terjadi kekeringan atau penyusutan
pada beton dengan dilakukan perendaman agar beton selalu lembab. Adapun
1. Setelah proses pengeringan selama 24 jam beton dilepat dari benda uji untuk
proses perawatan beton dengan cara memasukan beton kedalam ember dan
merendam beton.
kuat tekan pada beton yang terjadi. Pengujian tekan beton dilakukan setelah proses
perawatan beton 7, 14 dan 28 hari. Proses sebelum pengujian kuat tekan harus
Studi Pustaka
Pengujian material
Pencampuran beton
Slump test
45