Oleh
ABSTRAK
Semakin meluasnya penggunaan beton sebagai bahan konstruksi, maka semakin dituntut
untuk meningkatkan kualitas beton sehingga diperlukan suatu perencanaan yang teliti dan benar
sesuai syarat-syarat serta prosedur yang telah ditentukan agar diperoleh mutu beton yang
diinginkan. Ada beberapa cara untuk meningkatkan kekuatan beton, diantaranya dengan
pemberian bahan tambahan yang dinilai mempunyai harga yang cukup ekonomis dan
diprediksikan dapat meningkatkan sifat mekanis beton yakni salah satunya yaitu kuat tekan
beton. Pada penelitian ini digunakan abu sekam padi sebagai bahan tambah terhadap berat
agregat halus.
Benda uji berbentuk silinder, persentase penambahan abu sekam padi yaitu 2,5%, 5%
7,5% dan 10% dari berat semen dan juga beton tanpa campuran abu sekam padi atau beton
normal. Dengan usia beton yang diuji kuat tekannya adalah 14 dan 28 hari. Dari pengujian ini
diperoleh nilai kuat tekan yaitu, beton normal tanpa campuran abu sekam padi pada umur 14 hari
tidak mencapai target yaitu sebesar 17,25 MPa namun untuk 28 hari sebesar 20,50 MPa dapat
mencapai target. Untuk campuran abu sekam padi umur 14 hari pada tiap masing-masing
persentase tidak ada yang mencapai target yang diharapkan, nilai tertinggi yang didapat yaitu
19,24 MPa pada campuran abu sekam padi 5% dari berat semen. Dan di umur 28 hari pada tiap
masing-masing persentase dapat mencapai target yang diharapkan. Pada pengujian ini hasil kuat
tekan beton yang tertinggi diperoleh pada campuran abu sekam padi 10% dari berat semen
sebesar 21,36 Mpa.
2.1 Beton
Beton didapat dari pencampuran bahan- bahan agregat halus dan kasar yaitu pasir, kerikil,
batu pecah, atau bahan semacam lainnya, dengan menambahkan secukupnya bahan perekat
semen, dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan
dan perawatan beton berlangsung.
2.2 Semen
Semen berasal dari kata cement dalam bahasa asing/inggris yang berarti pengikat/perekat.
Perkataan cement itu sendiri diambil dari kata latin cementum yaitu nama yang diberikan kepada
batu kapur yang serbuknya telah dipergunakan sebagai bahan adukan (mortar) lebih dari 2.000
tahun yang lalu di negara Italia.
2.3 Agregat Halus
Agregat halus ialah agregat yang semua butirnya menembus ayakan berlubang 4,8 mm
(SII.0052,1980) atau 4,75 mm (ASTM C33,1982) atau 5,0 mm (BS.812,1976). Agregat Kasar
Agregat kasar ialah agregat yang semua butimya tertinggal di atas ayakan 4,8 mm
(SII.0052,1980) atau 4,75 mm (ASTM C33,1982) atau 5,0 mm (BS.812,1976).
2.4 Air
Air untuk campuran beton harus tidak mengandung minyak, larutan asam, garam alkali,
material organik, maupun bahan-bahan lain yang dapat mengurangi kekuatan beton. Air pada
campuran mortar berfungsi sebagai media untuk mengaktifkan pada reaksi semen, pasir, dan
kapur agar saling menyatu. Air juga berfungsi sebagai pelumas antara butir-butir pasir yang
berpengaruh pada sifat mudah dikerjakan (workability) adukan mortar.
2.5 Bahan Tambah Mineral (additive)
Menurut Mulyono (2004), bahan tambah (admixture) adalah bahan-bahan yang ditambahkan
ke dalam campuran beton pada saat atau selama pencampuran berlangsung. Fungsi dari bahan ini
adalah untuk mengubah sifat-sifat dari beton agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan tertentu
atau untuk menghemat biaya. Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat
dibedakan menjadi dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical admixture) dan
bahn tambah yang bersifat mineral (additive).
2.6 Abu Sekam Padi (Rice Husk Ash)
Abu sekam padi adalah limbah industri yang di hasilkan dari pembakaran sekam padi dan
terdiri dari partikel yang halus. Abu sekam padi termasuk material yang disebut dengan
pozzolanic karena abu sekam padi mengandung bahan-bahan pozzolan, berarti abu tersebut dapat
bereaksi dengan kapur pada suhu kamar dengan media air membentuk senyawa yang bersifat
mengikat. Dengan adanya sifat pozzolan tersebut abu sekam padi mempunyai prospek untuk
digunakan untuk berbagai keperluan konstruksi.
Dimana:
π = 3.14
= Diameter Silinder (m)
t = Tinggi Silinder (m)
Dimana:
π = 3.14
= Diameter Silinder (m)
3. Kuat tekan beton
fc =
Dimana:
P = Beban tekan maksimum (N)
A = Luas Penampang benda uji (mm2 )
fc = Kuat tekan beton (MPa)
BAB 3
METODOLOGI
3.1 Diagram Alir Penelitian
Adapun langkah - langkah penelitian yang akan dilakukan dalam pengujian abu sekam padi
terhadap kuat tekan beton dijabarkan pada gambar 1.1 :
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Material:
1. Abu Sekam Padi
2. Bahan Baku Beton Lainnya
Analisa Data
Kesimpulan
Selesai
Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan metode SNI dan ASTM, Benda uji
yang digunakan pada penelitian ini berupa benda uji beton berbentuk kubus dengan ukuran 15
cm x 30 cm. Menggunakan bahan tambah abu sekam padi (ASP) dengan persentase 0%, 2.5%,
5%, 7.5% dan 10% dari berat semen. Pegujian kuat tekan dilakukan pada umur 14 dan 28 hari.
Metode perancangan campuran beton menggunakan metode SNI [7,9]. Abu sekam padi yang
digunakan pada penelitian ini merupakan hasil pembakaran sekam padi berwarna keabu-abuan,
tanpa proses penghalusan karena digunakan sebagai penambah terhadap berat agegat halus
(pasir).
3.2 Pembuatan Benda Uji
Pembuatan benda uji dilakukan untuk mengetahui kuat tekan yang dihasilkan benda uji
menggunakan cetakan silinder dengan diameter 15 cm x 30 cm.
Langkah-langkah kerja sebagai berikut :
a. Penimbangan Agregat
Penimbangan agregat dilakukan untuk menentukan banyaknya kebutuhan agregat yang
diperlukan, agar agregat yang digunakan tepat sesuai dengan berat yang telah ditentukan
untuk mencapai mutu yang dinginkan.
b. Pembersihan Cetakan
Beton Bersihkan terlebih dahulu cetakan yang akan dipakai menggunakan kuas atau sikat
kawat sampai bersih agar pada saat penuangan beton pada cetakan tidak ada kotoran lain
yang menempel pada beton, kemudian oleskan bagian dalam cetakan dengan oli bekas
tujuannya untuk mempermudah pelepasan dan pemasangan benda uji sesuai dengan
pemasangannya, dan perhatikan pada sambungannya jangan sampai ada celah.
c. Pencampuran Agregat dan Penambahan Abu Sekam Padi
Pada saat pencampuran masukan secara bergantian agregat dan abu sekam padi yang
sudah ditimbang sebelumnya. setelah semua dituang kemudian aduk sampai semua
agregat dan abu sekam padi tercampur rata setelah itu tambahkan air sesuai dengan
ukuran yang telah ditentukan aduk sampai semua agregat tercampur sempurna. Untuk
pencampuran agregat dengan campuran abu sekam padi tahapan pencampuran sama
seperti pencampuran beton normal namun setelah semua agregat tercampur tambahkan
abu sekam padi dan campurkan air sesuai ukuran.
d. Pengujian Slump
Slump adalah untuk mengukur tinggi penurunan adukan beton setelah dilepas dari alat
slump yang digunakan. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperoleh besaran
kekentalan beton dari suatu adukan. Dimana pengadukan dilakukan sedemikian rupa
sampai adukan beton sampai adukan beton sampai benar-benar homogen, warnanya
tampak rata, kelecekan cukup (tidak terlalu cair dan tidak terlalu kental), tidak ada
tampak pemisahan butir (segresi). Adukan beton yang kurang homogen akan dapat
menghasilkan beton yang kurang baik kualitasnya. Pengadukan dapat dilakukan dengan
tangan atau dengan molen (mesin). Pengadukan yang lebih lama bisa berakibat
pengausan pada agregat yang lemah, sehingga agregat akan menjadi bubuk dan menjadi
semakin kental sehingga akan diketahui apakah adukan beton yang dibuat sudah
memenuhi slump yang telah ditentukan pada perhitungan sebelumnya. Sebelum itu disini
penulis menjelaskan apa saja peralatan dan bagaimana pelaksanaan pemeriksaan slump
beton.
e. Penuangan Beton Pada Cetakan
Tuang beton yang telah diuji slump tadi pada cetakan yang telah dibersihkan sebelumnya.
Selanjutnya padatkan dengan tongkat pemadat dilakukan secara bertahap, yaitu isi
terlebih dahulu cetakan dengan adukan beton sebanyak 3 lapis, tapi lapisan dipadatkan
dengan cara menusuk-nusuknya secara merata. Pada pemadatan dilapisan pertama
tongkat tidak boleh mengenai dasar cetakan, sedangkan pada pemadatan lapisan kedua
dan lapis ketiga tongkat diperbolehkan masuk kurang lebih 2,5 mm kedalam lapisan
pertama. Setelah selesai melakukan pemadatan, ketuklah sisi cetakan dengan palu karet
perlahan-lahan agar rongga bekas tusukan tertutup rata, lalu ratakan permukaan beton dan
tutuplah dengan kain basah atau bahan yang kedap air dan tahan karat, kemudian biarkan
beton dalam cetakan selama kurang lebih 24 jam dan letakan di tempat yang bebas
getaran. Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji kemudian rendamlah
benda uji dalam bak yang berisi air, lama perendaman sampai dengan selesai pelaksanaan
pengujian. Dimana peralatan yang digunakan sebagai berikut : 1. Cetakan silinder ukuran
15 cm x 30 cm 2. Bak pengaduk beton kedap air 3. Tongkat pemadat 4. Timbangan
dengan ketelitian 0,3% dari berat contoh 5. Palu karet, sekop, sendok perata, mistar
perata dan alat lainnya.
f. Perawatan Benda Uji
Perawatan benda uji tidak hanya dimaksud untuk mendapatkan kekuatan tekan beton
yang tinggi tapi juga dilakukan untuk memperbaiki mutu dari keawetan beton, kekedapan
terhadap air, ketahapan terhadap aus, serta stabilitas dari dimensi struktur. Dalam
perawatan yang baik dimaksudkan agar beton matang, sehingga manghindari timbulnya
retakan pada permukaan pada permukaan beton akibat terlalu cepatnya kehilangan air
pada saat beton ini masih berada dalam keadaan plastis, dan menjamin terciptanya
kekuatan beton yang diinginkan dalam penelitian ini setelah benda uji dikeluarkan dari
cetakannya kemudian dilakukan perawatan dengan cara perendaman didalam air selama 7
hari. Setelah perawatan sesuai waktu yang ditentukan kemudian benda uji dikeluarkan
dari dalam kolam perendaman sebelum melakukan pengujian, cara pengeringan benda uji
yaitu meniriskan nya dengan keadaan sampel miring agar sampel dapat kering pada
bagian atas dan bawahnya.
Hasil ini didapatkan dengan menguji masing-masing adukan beton sesuai dengan
campuran beton yang ada, sehingga didapatkan hasil seperti diatas. Karena pengujian slump
bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi penurunan yang terjadi pada setiap adukan beton.
4.3 Pengujian Kuat Tekan Beton
Pengujian Kuat Tekan Kuat tekan beton diuji pada umur beton 14 dan 28 hari dengan mesin uji
desak (Universal Testing Mechine) 1000 kN. Adapun rekapitulasi hasil perhitungan kuat tekan
beton dapat dilihat pada tabel 4.2:
Dewi Ciptasari, K. (2017, November). Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi Terhadap Kuat
Tekan Beton Dengan Agregat Kasar Koral Long Iram Dan Agregat Halus Pasir
Mahakam Jurnal Teknologi Sipil Vol 1 No.2 November 2017.
Heldita, D. (2018, November). Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi Terhadap Kuat Tekan
Beton Jurnal TAPAK Vol 8 No.1 November 2018.
Hidayat, A. (2018, November). Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi Terhadap Kuat Tekan
Beton K-225. Jurnal AIPTEK Vol 3 No.2 November 2011.
Tata, A. (2016, November). Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi Sebagai Bahan Campuran
Bahan Baku Beton Terhadap Sifat Mekanis Beton Jurnal SIPILsains Vol 6 No.11 Maret
2016.
Setiawan, I. (2017). Studi Abu Sekam Padi Tanpa Proses Untuk Material Beton Ramah
Lingkungan.. Universitas Hasanuddin : Tugas Akhir.