Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM PADI PADA CAMPURAN BAHAN BAKU

BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON

UJIAN TENGAH SEMESTER


Mata Kuliah : Case Study in Civil Engineering – CIVL6002 – LA43

Oleh

Mohamad Zerriqwin Annuri 2001619576

Dosen Mata Kuliah :


Ir. Juliastuti, M.T. D1772

CIVIL ENGINEERING PROGRAM


BINUS UNIVERSITY
JAKARTA
2020
PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM PADI PADA CAMPURAN BAHAN BAKU
BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON
Mohamad Zerriqwin Annuri 2001619576

ABSTRAK

Semakin meluasnya penggunaan beton sebagai bahan konstruksi, maka semakin dituntut
untuk meningkatkan kualitas beton sehingga diperlukan suatu perencanaan yang teliti dan benar
sesuai syarat-syarat serta prosedur yang telah ditentukan agar diperoleh mutu beton yang
diinginkan. Ada beberapa cara untuk meningkatkan kekuatan beton, diantaranya dengan
pemberian bahan tambahan yang dinilai mempunyai harga yang cukup ekonomis dan
diprediksikan dapat meningkatkan sifat mekanis beton yakni salah satunya yaitu kuat tekan
beton. Pada penelitian ini digunakan abu sekam padi sebagai bahan tambah terhadap berat
agregat halus.
Benda uji berbentuk silinder, persentase penambahan abu sekam padi yaitu 2,5%, 5%
7,5% dan 10% dari berat semen dan juga beton tanpa campuran abu sekam padi atau beton
normal. Dengan usia beton yang diuji kuat tekannya adalah 14 dan 28 hari. Dari pengujian ini
diperoleh nilai kuat tekan yaitu, beton normal tanpa campuran abu sekam padi pada umur 14 hari
tidak mencapai target yaitu sebesar 17,25 MPa namun untuk 28 hari sebesar 20,50 MPa dapat
mencapai target. Untuk campuran abu sekam padi umur 14 hari pada tiap masing-masing
persentase tidak ada yang mencapai target yang diharapkan, nilai tertinggi yang didapat yaitu
19,24 MPa pada campuran abu sekam padi 5% dari berat semen. Dan di umur 28 hari pada tiap
masing-masing persentase dapat mencapai target yang diharapkan. Pada pengujian ini hasil kuat
tekan beton yang tertinggi diperoleh pada campuran abu sekam padi 10% dari berat semen
sebesar 21,36 Mpa.

Kata kunci: Abu Sekam Padi, Kuat Tekan


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor bangunan memiliki peranan penting dalam kehidupan dan perekonomian suatu
negara. Hal ini karena sebagian besar kehidupan manusia berada disekitar atau dalam bangunan.
Material beton merupakan salah satu bahan yang banyka digunakan pada konstruksi suatu
bangunan. Perkembangan pembangunan infrastruktur di Indonesia mengakibatkan kebutuhan
material beton dari tahun ke tahun semakin meningkat.
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari agregat halus, agregat kasar, air dan semen.
Namum, terkadang beton menggunakan bahan tambahan untuk meningkatkan sifat-sifat mekanik
dalam memikul beban yang bekerja. Bahan tambahan adalah bahan halus yang tidak termasuk
unsur pokok campuran beton yang ditambahkan pada adukan. Berbagai macam bahan dapat
digunakan sebagai bahan tambahan, tentu saja setelah melalui beberapa proses penelitian.
Bila dikaitkan dengan perkembangan zaman yang juga mengakibatkan bertambahnya limbah
yang tidak seluruhnya dapat di daur ulang, maka perlu dilakukan pemberdayaan terhadap limbah
tersebut, selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan, juga dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pengganti maupun campuran dalam pembuatan beton. Salah satunya adalah limbah abu
sekam padi. Hingga saat ini padi merupakan produk utama pertanian di Indonesia, hal ini tidak
terlepas dari kenyataan bahwa padi menghasilkan beras yang merupakan bahan makanan pokok
masyarakat Indonesia. Sekam padi yang merupakan produk sampingan dari proses penggilingan
padi yang selama ini hanya menjadi limbah dan belum dimanfaatkan secara optimal.
Abu sekam padi (ASP) merupakan limbah pada proses penggilingan padi menjadi beras. ASP
mengandung unsur-unsur yang bermanfaat dalam meningkatkan sifat mekanik beton. Selain itu,
penggunaan abu sekam padi akan mengurangi porositas beton dan sekaligus meningkatkan daya
lekat antara pasta semen dengan agregat. ASP dapat dimamfaatkan sebagai material untuk
mengurangi pemakaian semen pada campuran beton. Agregat, semen, air dan ASP dengan
perbandingan tertentu dicampur bersama-sama sehingga menghasilkan campuran yang homogen
dan bersifat plastis dan mudah untuk dikerjakan. Penggunaan ASP juga bertujuan untuk
mengurangi emisi gas CO2 yang berasal dari produksi semen yang mana menghasilkan 7% dari
total emisi gas CO2 di dunia.
1.2 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh penambahan abu sekam padi dengan presentasi penambahan
sebanyak 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10% dari berat semen terhadap kuat tekan beton.

1.3 Batasan Penelitian


a. Pengujian beton normal dilakukan pada umur beton 14 dan 28 hari dan masing-masing
terdiri dari 3 buah benda uji.
b. Pengujian beton yang menggunakan abu sekam padi dilakukan pada umur beton 14 dan
28 hari dan masing-masing terdiri dari 3 buah benda uji. Dengan persentase penambahan
abu sekam padi sebanyak 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10% dari berat semen.
c. Benda uji yang digunakan berbentuk kubus ukuran 15 cm x 30 cm sebanyak 30 buah
benda uji, terdiri dari 15 buah benda uji pada umur 14 hari, dan 15 buah benda uji pada
umur 28 hari.
BAB 2
STUDI LITERATUR

2.1 Beton
Beton didapat dari pencampuran bahan- bahan agregat halus dan kasar yaitu pasir, kerikil,
batu pecah, atau bahan semacam lainnya, dengan menambahkan secukupnya bahan perekat
semen, dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan
dan perawatan beton berlangsung.
2.2 Semen
Semen berasal dari kata cement dalam bahasa asing/inggris yang berarti pengikat/perekat.
Perkataan cement itu sendiri diambil dari kata latin cementum yaitu nama yang diberikan kepada
batu kapur yang serbuknya telah dipergunakan sebagai bahan adukan (mortar) lebih dari 2.000
tahun yang lalu di negara Italia.
2.3 Agregat Halus
Agregat halus ialah agregat yang semua butirnya menembus ayakan berlubang 4,8 mm
(SII.0052,1980) atau 4,75 mm (ASTM C33,1982) atau 5,0 mm (BS.812,1976). Agregat Kasar
Agregat kasar ialah agregat yang semua butimya tertinggal di atas ayakan 4,8 mm
(SII.0052,1980) atau 4,75 mm (ASTM C33,1982) atau 5,0 mm (BS.812,1976).
2.4 Air
Air untuk campuran beton harus tidak mengandung minyak, larutan asam, garam alkali,
material organik, maupun bahan-bahan lain yang dapat mengurangi kekuatan beton. Air pada
campuran mortar berfungsi sebagai media untuk mengaktifkan pada reaksi semen, pasir, dan
kapur agar saling menyatu. Air juga berfungsi sebagai pelumas antara butir-butir pasir yang
berpengaruh pada sifat mudah dikerjakan (workability) adukan mortar.
2.5 Bahan Tambah Mineral (additive)
Menurut Mulyono (2004), bahan tambah (admixture) adalah bahan-bahan yang ditambahkan
ke dalam campuran beton pada saat atau selama pencampuran berlangsung. Fungsi dari bahan ini
adalah untuk mengubah sifat-sifat dari beton agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan tertentu
atau untuk menghemat biaya. Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat
dibedakan menjadi dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical admixture) dan
bahn tambah yang bersifat mineral (additive).
2.6 Abu Sekam Padi (Rice Husk Ash)
Abu sekam padi adalah limbah industri yang di hasilkan dari pembakaran sekam padi dan
terdiri dari partikel yang halus. Abu sekam padi termasuk material yang disebut dengan
pozzolanic karena abu sekam padi mengandung bahan-bahan pozzolan, berarti abu tersebut dapat
bereaksi dengan kapur pada suhu kamar dengan media air membentuk senyawa yang bersifat
mengikat. Dengan adanya sifat pozzolan tersebut abu sekam padi mempunyai prospek untuk
digunakan untuk berbagai keperluan konstruksi.

2.7 Perhitungan Kuat Tekan Beton


Adapun rumus untuk perhitungan kuat tekan beton adalah sebagai berikut :
Rumus luas volume silinder =

Dimana:
π = 3.14
= Diameter Silinder (m)
t = Tinggi Silinder (m)

1. Beban tekan maksimum


Konversi kN ke N 1 Kn = 1000 N
P = Tekanan Pengujian × 1000
2. Luas Penampang benda uji
A=

Dimana:
π = 3.14
= Diameter Silinder (m)
3. Kuat tekan beton
fc =

Dimana:
P = Beban tekan maksimum (N)
A = Luas Penampang benda uji (mm2 )
fc = Kuat tekan beton (MPa)
BAB 3
METODOLOGI
3.1 Diagram Alir Penelitian
Adapun langkah - langkah penelitian yang akan dilakukan dalam pengujian abu sekam padi
terhadap kuat tekan beton dijabarkan pada gambar 1.1 :

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Material:
1. Abu Sekam Padi
2. Bahan Baku Beton Lainnya

Analisa Data

Mendapatkan Hasil Kuat Tekan Beton dari Masing-masing Percobaan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan metode SNI dan ASTM, Benda uji
yang digunakan pada penelitian ini berupa benda uji beton berbentuk kubus dengan ukuran 15
cm x 30 cm. Menggunakan bahan tambah abu sekam padi (ASP) dengan persentase 0%, 2.5%,
5%, 7.5% dan 10% dari berat semen. Pegujian kuat tekan dilakukan pada umur 14 dan 28 hari.
Metode perancangan campuran beton menggunakan metode SNI [7,9]. Abu sekam padi yang
digunakan pada penelitian ini merupakan hasil pembakaran sekam padi berwarna keabu-abuan,
tanpa proses penghalusan karena digunakan sebagai penambah terhadap berat agegat halus
(pasir).
3.2 Pembuatan Benda Uji
Pembuatan benda uji dilakukan untuk mengetahui kuat tekan yang dihasilkan benda uji
menggunakan cetakan silinder dengan diameter 15 cm x 30 cm.
Langkah-langkah kerja sebagai berikut :
a. Penimbangan Agregat
Penimbangan agregat dilakukan untuk menentukan banyaknya kebutuhan agregat yang
diperlukan, agar agregat yang digunakan tepat sesuai dengan berat yang telah ditentukan
untuk mencapai mutu yang dinginkan.
b. Pembersihan Cetakan
Beton Bersihkan terlebih dahulu cetakan yang akan dipakai menggunakan kuas atau sikat
kawat sampai bersih agar pada saat penuangan beton pada cetakan tidak ada kotoran lain
yang menempel pada beton, kemudian oleskan bagian dalam cetakan dengan oli bekas
tujuannya untuk mempermudah pelepasan dan pemasangan benda uji sesuai dengan
pemasangannya, dan perhatikan pada sambungannya jangan sampai ada celah.
c. Pencampuran Agregat dan Penambahan Abu Sekam Padi
Pada saat pencampuran masukan secara bergantian agregat dan abu sekam padi yang
sudah ditimbang sebelumnya. setelah semua dituang kemudian aduk sampai semua
agregat dan abu sekam padi tercampur rata setelah itu tambahkan air sesuai dengan
ukuran yang telah ditentukan aduk sampai semua agregat tercampur sempurna. Untuk
pencampuran agregat dengan campuran abu sekam padi tahapan pencampuran sama
seperti pencampuran beton normal namun setelah semua agregat tercampur tambahkan
abu sekam padi dan campurkan air sesuai ukuran.
d. Pengujian Slump
Slump adalah untuk mengukur tinggi penurunan adukan beton setelah dilepas dari alat
slump yang digunakan. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperoleh besaran
kekentalan beton dari suatu adukan. Dimana pengadukan dilakukan sedemikian rupa
sampai adukan beton sampai adukan beton sampai benar-benar homogen, warnanya
tampak rata, kelecekan cukup (tidak terlalu cair dan tidak terlalu kental), tidak ada
tampak pemisahan butir (segresi). Adukan beton yang kurang homogen akan dapat
menghasilkan beton yang kurang baik kualitasnya. Pengadukan dapat dilakukan dengan
tangan atau dengan molen (mesin). Pengadukan yang lebih lama bisa berakibat
pengausan pada agregat yang lemah, sehingga agregat akan menjadi bubuk dan menjadi
semakin kental sehingga akan diketahui apakah adukan beton yang dibuat sudah
memenuhi slump yang telah ditentukan pada perhitungan sebelumnya. Sebelum itu disini
penulis menjelaskan apa saja peralatan dan bagaimana pelaksanaan pemeriksaan slump
beton.
e. Penuangan Beton Pada Cetakan
Tuang beton yang telah diuji slump tadi pada cetakan yang telah dibersihkan sebelumnya.
Selanjutnya padatkan dengan tongkat pemadat dilakukan secara bertahap, yaitu isi
terlebih dahulu cetakan dengan adukan beton sebanyak 3 lapis, tapi lapisan dipadatkan
dengan cara menusuk-nusuknya secara merata. Pada pemadatan dilapisan pertama
tongkat tidak boleh mengenai dasar cetakan, sedangkan pada pemadatan lapisan kedua
dan lapis ketiga tongkat diperbolehkan masuk kurang lebih 2,5 mm kedalam lapisan
pertama. Setelah selesai melakukan pemadatan, ketuklah sisi cetakan dengan palu karet
perlahan-lahan agar rongga bekas tusukan tertutup rata, lalu ratakan permukaan beton dan
tutuplah dengan kain basah atau bahan yang kedap air dan tahan karat, kemudian biarkan
beton dalam cetakan selama kurang lebih 24 jam dan letakan di tempat yang bebas
getaran. Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji kemudian rendamlah
benda uji dalam bak yang berisi air, lama perendaman sampai dengan selesai pelaksanaan
pengujian. Dimana peralatan yang digunakan sebagai berikut : 1. Cetakan silinder ukuran
15 cm x 30 cm 2. Bak pengaduk beton kedap air 3. Tongkat pemadat 4. Timbangan
dengan ketelitian 0,3% dari berat contoh 5. Palu karet, sekop, sendok perata, mistar
perata dan alat lainnya.
f. Perawatan Benda Uji
Perawatan benda uji tidak hanya dimaksud untuk mendapatkan kekuatan tekan beton
yang tinggi tapi juga dilakukan untuk memperbaiki mutu dari keawetan beton, kekedapan
terhadap air, ketahapan terhadap aus, serta stabilitas dari dimensi struktur. Dalam
perawatan yang baik dimaksudkan agar beton matang, sehingga manghindari timbulnya
retakan pada permukaan pada permukaan beton akibat terlalu cepatnya kehilangan air
pada saat beton ini masih berada dalam keadaan plastis, dan menjamin terciptanya
kekuatan beton yang diinginkan dalam penelitian ini setelah benda uji dikeluarkan dari
cetakannya kemudian dilakukan perawatan dengan cara perendaman didalam air selama 7
hari. Setelah perawatan sesuai waktu yang ditentukan kemudian benda uji dikeluarkan
dari dalam kolam perendaman sebelum melakukan pengujian, cara pengeringan benda uji
yaitu meniriskan nya dengan keadaan sampel miring agar sampel dapat kering pada
bagian atas dan bawahnya.

3.3 Pengujian Kuat Tekan Beton


Pengujian dilakukan untuk mengetahui berapa besar kuat tekan beton yang dihasilkan oleh
Benda Uji yang akan di uji. Mesin pengujian yang digunakan yaitu mesin uji desak (Universal
Testing Mechine) 1000 kN yang sudah melewati pengujian kalibrasi yang dapat dilihat pada
keterangan mesin kuat tekan, kalibrasi dilakukan untuk mendapatkan hasil baca mesin kuat tekan
yang akurat. Hasil dari pengujian kemudian dihitung apakah mencapai target mutu yang
ditentukan, untuk mengetahui apakah benda uji sudah dalam kondisi kuat tekan tertinggi dapat
dilihat dari retakan pertama.
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Kebutuhan Bahan


Adapun kebutuhan bahan untuk penelitian ini adalah :
1. Beton tanpa campuran abu sekam padi atau beton normal
a. Semen : 342 kg × 0,0053 m3 = 1,8126 kg
b. Pasir : 719 kg × 0,0053 m3 = 3,8107 kg
c. Kerikil : 1078 kg × 0,0053 m3 = 5,7134 kg
d. Air : 205 liter × 0,0053 m 3 = 1,0865 liter
2. Beton dengan campuran 2,5% abu sekam padi
a. Abu sekam padi : 1,8126 kg × 2,5% = 0,045315 kg
b. Semen : 1,8126 kg – 0,045315 kg = 1,767285 kg
c. Pasir : 719 kg × 0,0053 m3 = 3,8107 kg
d. Kerikil : 1078 kg × 0,0053 m3 = 5,7134 kg
e. Air : 205 liter × 0,0053 m3 = 1,0865 liter
3. Beton dengan campuran 5% abu sekam padi
a. Abu sekam padi : 1,8126 kg × 5% = 0,09063 kg
b. Semen : 1,8126 kg – 0,09063 kg = 1,72197 kg
c. Pasir : 719 kg × 0,0053 m3 = 3,8107 kg
d. Kerikil : 1078 kg × 0,0053 m3 = 5,7134 kg
e. Air : 205 liter × 0,0053 m3 = 1,0865 liter
4. Beton dengan campuran 7,5% abu sekam padi
a. Abu sekam padi : 1,8126 kg × 7,5% = 0,135945 kg
b. Semen : 1,8126 kg – 0,135945 kg = 1,676655 kg
c. Pasir : 719 kg × 0,0053 m3 = 3,8107 kg
d. Kerikil : 1078 kg × 0,0053 m3 = 5,7134 kg
e. Air : 205 liter × 0,0053 m3 = 1,0865 liter
5. Beton dengan campuran 10% abu sekam padi
a. Abu sekam padi : 1,8126 kg × 10% = 0,18126 kg
b. Semen : 1,8126 kg – 0,18126 kg = 1,63134 kg
c. Pasir : 719 kg × 0,0053 m3 = 3,8107
d. Kerikil : 1078 kg × 0,0053 m3 = 5,7134 kg
e. Air : 205 liter × 0,0053 m3 = 1,0865 liter

4.2 Pengujian Slump


Pengujian slump adalah untuk mengukur tinggi penurunan adukan beton setelah dilepas
dari alat slump yang digunakan. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperoleh besaran
kekentalan beton dari suatu adukan, dari pengujian slump diperoleh hasil pengujian seperti
dibawah ini:

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Slump Beton


Slump
Jenis Pengujian Beton
(cm)
Beton Normal 8
Beton dengan 2.5% abu sekam padi dari berat semen 7.5
Beton dengan 5% abu sekam padi dari berat semen 6
Beton dengan 7.5% abu sekam padi dari berat semen 4
Beton dengan 10% abu sekam padi dari berat semen 3

Hasil ini didapatkan dengan menguji masing-masing adukan beton sesuai dengan
campuran beton yang ada, sehingga didapatkan hasil seperti diatas. Karena pengujian slump
bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi penurunan yang terjadi pada setiap adukan beton.
4.3 Pengujian Kuat Tekan Beton
Pengujian Kuat Tekan Kuat tekan beton diuji pada umur beton 14 dan 28 hari dengan mesin uji
desak (Universal Testing Mechine) 1000 kN. Adapun rekapitulasi hasil perhitungan kuat tekan
beton dapat dilihat pada tabel 4.2:

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Kuat Tekan Beton


Umur Beton Tekanan Beban Fc Konversi Umur Rata-rata
Benda Uji
(Hari) (kN) Max (N) (Mpa) (Mpa) (Mpa)
212 212000 11.99 11,99
14 261 261000 14.76 14,76 17,25
Beban 332 332000 18,78 18,78
Normal 312 312000 17,65 17,65
28 374 374000 21,16 21,16 20,5
401 401000 22,68 22,68
361 361000 20,42 23,20
14 287 287000 16,23 18,45 19,09
ASP 2,5 243 243000 13,75 15,62
% 341 341000 19,29 19,29
28 380 380000 21,49 21,49 20,70
377 377000 21,33 21,33
246 246000 13,92 15,81
14 316 316000 17,87 20,31 19,24
336 336000 19,01 21,60
ASP 5 %
386 386000 21,83 21,83
28 358 358000 20,25 20,25 21,17
379 379000 21,44 21,44
294 294000 16,63 18,90
14 262 262000 14,82 16,84 18,23
ASP 7,5 295 295000 16,69 18,96
% 377 377000 21,33 21,33
28 352 352000 19,91 19,91 21,25
398 398000 22,51 22,51
311 311000 17,59 19,99
14 280 280000 15,84 18,00 19,05
ASP 10 298 298000 16,86 19,16
% 369 369000 20,87 20,87
28 393 393000 22,23 22,23 22,30
371 371000 20,99 20,99
BAB 5
KESIMPULAN

Kesimpulan Dari hasil pengujian dapat disimpulkan sebagai berikut :


1) Untuk pengujian kuat tekan beton tanpa campuran abu sekam padi pada umur 14 hari yaitu
dengan hasil ratar-rata 17,25 MPa ternyata tidak dapat mencapai target. tetapi untuk kuat tekan
beton pada umur 28 hari dengan hasil rata-rata sebesar 20,50 MPa ternyata dapat mencapai target
2) Dari hasil pengujian tersebut didapat hasil pada umur 14 hari pada masingmasing benda uji
yaitu penambahan abu sekam padi 2,5% sebesar 19,09 MPa, 5% sebesar 19,24 MPa, 7,5%
sebesar 18,23 MPa, dan 10% adalah sebesar 19,05 MPa. Dari hasil pengujian pada masing-
masing tiap persentase di umur 14 hari tidak ada yang mencapai target. Dan untuk pengujian di
umur 28 hari dapat dilihat hasil pada masing-masing persentase penambahan abu sekam padi
yaitu 2,5% sebesar 20,70 MPa, 5% sebesar 21,17 MPa, 7,5% sebesar 21,25 MPa, dan 10%
sebesar 21,36 MPa ternyata dapat mencapai target sehingga dapat disimpulkan dengan
mencampur abu sekam padi ternyata mampu meningkatkan kuat tekan beton yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Ciptasari, K. (2017, November). Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi Terhadap Kuat
Tekan Beton Dengan Agregat Kasar Koral Long Iram Dan Agregat Halus Pasir
Mahakam Jurnal Teknologi Sipil Vol 1 No.2 November 2017.
Heldita, D. (2018, November). Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi Terhadap Kuat Tekan
Beton Jurnal TAPAK Vol 8 No.1 November 2018.
Hidayat, A. (2018, November). Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi Terhadap Kuat Tekan
Beton K-225. Jurnal AIPTEK Vol 3 No.2 November 2011.
Tata, A. (2016, November). Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi Sebagai Bahan Campuran
Bahan Baku Beton Terhadap Sifat Mekanis Beton Jurnal SIPILsains Vol 6 No.11 Maret
2016.
Setiawan, I. (2017). Studi Abu Sekam Padi Tanpa Proses Untuk Material Beton Ramah
Lingkungan.. Universitas Hasanuddin : Tugas Akhir.

Anda mungkin juga menyukai