Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN SOFT SKILL

PROYEK INTEGRATED BUILDING GEDUNG PARKIR

LAPORAN ENRICHMENT PROGRAM 3+1 INTERNSHIP

Oleh :

Mohamad Zerriqwin Annuri 2001619576

Pembimbing Internship :
Ir. Juliastuti, M.T. D1772

CIVIL ENGINEERING PROGRAM


BINUS UNIVERSITY
JAKARTA
2020
LAPORAN SOFTSKILL
PROYEK INTEGRATED BUILDING GEDUNG PARKIR

INTERNSHIP
Diajukan sebagai syarat
Untuk kelulusan mata kuliah
Enrichment Program Track Intership
Program Studi Teknik Sipil
Jenjang Studi Strata I

Oleh :

Mohamad Zerriqwin Annuri 2001619576

Pembimbing Internship :
Ir. Juliastuti, M.T. D1772

CIVIL ENGINEERING PROGRAM


BINUS UNIVERSITY
JAKARTA
2020
Universitas Bina Nusantara
Pernyataan Laporan Enrichment Program
INTERNSHIP
Pernyataan Penyusunan Laporan Enrichment Program
Saya, Mohamad Zerriqwin Annuri
dengan ini menyatakan bahwa Laporan Enrichment Program yang berjudul:
Laporan Soft Skill Proyek Integrated Building Gedung Parkir Stasiun Bandara
adalah benar hasil karya saya dan belum pernah diajukan sebagai karya
ilmiah, sebagian atau seluruhnya, atas nama saya atau pihak lain.

Mohamad Zerriqwin Annuri


2001619576

Disetujui oleh Dosen Pembimbing Universitas, Pembimbing Lapangan, dan


Bapak Dr. Oki Setyandito, S.T., M. Eng.

Sampe M. Sihombing, S.T.


Ir. Juliastuti, M.T. Pembimbing Lapangan
Dosen Pembimbing

Dr. Oki Setyandito, S.T., M.Eng


Head of Civil Engineering Study
Program
KATA PENGANTAR

Puji syukur dihaturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nya yang melimpah sehingga penyusun dapat menyelesaikan penulisan
Laporan Internship ini. Penyusunan laporan ini didasarkan pada pengamatan
langsung pada lapangan dan data- data yang diperoleh penyusun pada proyek
pembangunan “Integrated Building”.
Penyusunan laporan ini merupakan syarat untuk lulus mata kuliah Internship
Program Sarjana Teknik Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bina
Nusantara. Penyusun sekaligus penulis menyampaikan terimakasih kepada semua
pihak baik yang telah memberikan dukungan serta bimbingan sehingga laporan
internship ini dapat terselesaikan dengan baik, khususnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kepada orang tua yang selalu memberi dukungan kepada saya.
3. Bapak Dr. Oki Setyandito, S.T., M.Eng, selaku Ketua Program Studi
Sarjana I Teknik Sipil Universitas Bina Nusantara;
4. Bapak Ir. Juliastuti, M.T., selaku kordinator Enrichment Program 3+1
Internship Studi Sarjana I Teknik Sipil Universitas Bina Nusantara;
5. Bapak Ir. Jusuf Sitorus, selaku Project Manager Proyek Integrated
Building yang dibangun oleh PT. Hutama Karya (Persero), yang telah
memberikan izin melakukan kegiatan internship;
6. Bapak Sampe M. Sihombing S.T., selaku Quality Control Manager
Proyek Integrated Building Gedung Parkir Stasiun Bandara.
7. Seluruh staff PT. Hutama Karya yang tidak dapat saya uraikan satu
persatu, terimakasih atas bantuan, bimbingan, dan masukan selama
penulis melaksanakan internship;
8. Teman-teman seperjuangan selama internship dari tanggal 1 September –
31 Desember 2019
9. Semua pihak yang telah membantu penulis selama melaksanakan Praktik
Magang yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

i
Penyusun sekaligus penulis sadar akan segala kekurangan dalam penyusunan
Laporan Internship ini. Meskipun demikian, penyusun berusaha untuk mewujudkan
kesempurnaan dalam penulisan Laporan Internship ini. Menimbang hal ini pula
maka kritik serta saran yang bersifat konstruktif berkenaan dengan laporan ini
sangat diharapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.

Jakarta, Februari 2020

Mohamad Zerriqwin Annuri


Mahasiswa

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan Enrichment.....................................................................................3
BAB 2 OBSERVASI....................................................................................................5
2.1 Perencanaan (Planning) dan Organisasi (Organizing)................................5
2.2 Teamwork / Kerjasama...............................................................................6
2.3 Communication / Komunikasi....................................................................7
BAB 3 PENGEMBANGAN DIRI.............................................................................11
3.1 Perencanaan (Planning) dan Organisasi (Organizing)..............................11
3.2 Kerjasama / Teamwork.............................................................................13
3.3 Komunikasi / Communication..................................................................14
BAB 4 KESIMPULAN..............................................................................................16
KESIMPULAN...........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................19

iii
DAFTAR GAMBA

Gambar 3.1 Perencanaan Perhitungan Volume Pengecoran......................................11


Gambar 3.2 Arsip Docket Beton.................................................................................12
Gambar 3.3 Kerjasama dengan Konsultan MK..........................................................14
Gambar 3.4 Komunikasi dengan Pelaksana Lapangan...............................................15
Gambar 3.5 Komunikasi Saat Jam Istirahat...............................................................16

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pembelajaran dewasa ini di perguruan tinggi lebih banyak mengarah
pada aspek kognitif (keterampilan teknis) dan kurang memperhatikan aspek
nonteknis mahasiswa. Jika sejenak ingin merenung dan memikirkan secara
mendalam aspek kognitif dinilai sangat kurang dalam menggambarkan kualitas
mahasiswa. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dinilai hanya sebagai gambaran kualitas
mahasiswa dalam aspek kognitif saja (Sucipta, 2009).
Hal tersebut memunculkan argumen, sudah pantaskah mahasiswa menjadi
lulusan Perguruan Tinggi yang mempunyai kompetensi unggul. Hard skills dan soft
skills merupakan perpaduan kompetensi dalam mewujudkan kualitas unggul dari
mahasiswa yang hadirnya harus terintegrasi dengan baik. Hard skills adalah
infrastruktur dan soft skills adalah superstruktur, bangunan dikatakan lengkap apabila
keduanya terjalin secara komplementer (Sucipta, 2009).
Realita yang telah terjadi pada pembelajaran perguruan tinggi menunjukan
adanya kesenjangan dengan kebutuhan dunia kerja. Dunia kerja mengharapkan 3
adanya kompetensi lulusan yang mempunyai soft skills yang tinggi, karena
keterampilan kerja lebih banyak diperlukan dari pada sekedar pengetahuan yang
dimiliki. Dunia kerja juga lebih membutuhkan para pekerja yang mempunyai
karakter dan integritas yang kuat dibandingkan pekerja yang hanya sekedar pandai
dalam berilmu. Sedangkan pada pembelajaran dewasa ini masih kurang dalam
mewadahi mahasiswa untuk mempunyai kualitas soft skills (Sucipta, 2009).
Seringkali para insinyur hanya berfokus pada keterampilan dan kemampuan
teknis mereka, sehingga sebagian besar mengabaikan keterampilan soft skills.
Namun, soft skills sangat penting dihampir semua peran dan industri. Soft skills ini
juga akan membantu meningkatkan kemampuan teknik secara keseluruhan karena
keterampilan ini tetap dibutuhkan oleh semua pekerja ataupun pemimpin dengan
jabatan tinggi. (Emer Feeney, 2018)
Berikut ini merupakan beberapa kemampuan softskill yang diperlukan
seorang civil engineer dalam dunia konstruksi:
1. Komunikasi
Kemampuan ini wajib dimiliki oleh para civil engineer karena dengan
kemampuan ini, solusi teknis yang rumit dapat dikomunikasikan dengan cara yang

1
dipahami klien sehingga menjadi lebih mudah. Sebagai contoh, sebagai seorang civil
engineer, mungkin memiliki kecenderungan untuk fokus pada detail teknis ketika
klien lebih tertarik menemukan solusi untuk masalah spesifik dan memahami
manfaat bagi bisnisnya, dalam arti, civil engineer harus mampu menyesuaikan
komunikasi kepada klien yang tidak selalu tertarik pada teori abstrak atau tinggi.
Dalam hal ini, seorang civil engineer mampu menyampaikan informasi yang sangat
teknis dengan cara sesederhana mungkin sambil tetap memperhatikan perspektif
klien.
2. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah biasanya melibatkan berhasil mempertimbangkan pro
dan kontra dari setiap solusi dan menemukan jalan dengan risiko yang paling sedikit.
Dalam dunia konstruksi, keterampilan memecahkan masalah menunjukkan cara
seorang civil engineer menghadapi tantangan. Seorang manajer proyek dan
pemimpin lainnya suka memiliki anggota tim yang tidak membawa setiap kesulitan
kecil untuk diselesaikan. Keterampilan pemecahan masalah juga dapat membantu
proyek berjalan lebih lancar serta membantu meningkatkan bisnis secara
keseluruhan.
3. Organisasi
Dalam beberapa situasi, seorang civil engineer harus dapat
mengklasifikasikan keterampilan organisasi sebagai teknis. Misalnya, pembagian
pekerjaan harus terstruktur dan terorganisir dengan baik. Adapun juga keterampilan
organisasi yang harus ditingkatkan untuk bagian non-teknis. Dalam hal ini, meliputi
ketepatan waktu, manajemen tugas, dan tidak mengambil lebih banyak tugas
daripada yang bisa ditangani. Keterampilan ini dapat membantu terlaksananya
proyek dengan baik sesuai dengan perencanaan yang telah diperhitungkan
sebelumnya.
4. Kepemimpinan
Definisi kepemimpinan yang baik sebagai softskill adalah mengambil
tanggung jawab untuk diri sendiri dan juga orang-orang yang bekerjasama sebagai
partner ataupun rekan kerja. Dalam hal ini, seorang civil engineer tidak harus berada
dalam posisi manajerial untuk menjadi seorang pemimpin. Kepemimpinan juga
tentang hal-hal seperti menjaga jarak yang tepat dari suatu tugas, sehingga dapat
melihat gambaran yang lebih besar, memberikan contoh yang tepat, dan memotivasi
orang lain ketika keadaan menjadi sulit.

2
5. Kerjasama Tim
Dalam sebuah proyek, civil engineer tidak dapat menyelesaikan proyek skala
besar sendirian. Maka dari itu, dibutuhkan kerjasama tim agar pekerjaan dalam skala
besar bisa dibagi menjadi beberapa bagian yang kemudian mampu diselesaikan oleh
masing-masing tim. Kerjasama tim merupakan softskill yang tidak dapat
dinegosiasikan dalam bidang teknik. Dengan kata lain, owner, kontraktor, engineer,
sama berkomitmen untuk berhasil mencapai tujuan tim dan perusahaan seperti
halnya Anda untuk tujuan pribadi.
6. Kemampuan Beradaptasi
Dengan teknologi yang berkembang pesat, realitas kebutuhan klien yang
berubah, meningkatnya penggunaan teknik pengembangan tangkas, dan faktor-faktor
lain, kemampuan beradaptasi merupakan keterampilan softskill yang penting untuk
ditingkatkan. Bahkan, bersedia dan mampu dengan cepat beradaptasi dengan situasi
adalah keterampilan yang sangat dihargai oleh perusahaan. Salah satu contohnya
adalah sebagai civil engineer, mampu beradaptasi untuk penggunaan teknologi baru
yang dapat membuat pengerjaan proyek lebih efisien dan efektif. Begitupun dengan
perencanaan suatu proyek yang kemudian melibatkan teknologi canggih sehingga
mendorong perusahaan menjadi lebih maju berdasarkan visi dan misi yang telah
dipaparkan.
7. Kreativitas
Dalam bidang teknik, kreativitas adalah tentang menemukan cara baru dalam
memandang berbagai hal. Dengan mengembangkan softskill ini, sebagai civil
engineer mampu mengembangkan produk inovatif atau solusi proyek. Kreativitas
juga dapat membantu memecahkan masalah atau berhasil menghadapi situasi yang
tidak terduga.

1.2 Tujuan Enrichment


Tujuan diadakannya program Enrichment ini adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa mendapatkan pengalaman berkomunikasi baik dengan pihak
owner, MK, kontraktor, subkontraktor, mandor serta tukang pada area
proyek;
b. Mahasiswa mampu menemukan solusi terhadap masalah-masalah lapangan
proyek dan cara penyelesaian yang tepat;

3
c. Mahasiswa mampu beradaptasi dengan lingkungan proyek, baik itu dengan
orang sekitar, maupun mempelajari alat-alat serta tata cara pengerjaannya;
d. Mahasiswa mampu bekerja sama pada area proyek dalam hal ini dapat
mengkoordinasikan pekerjaan baik itu kepada MK, owner, serta mandor dan
tukang;
e. Mahasiswa mengasah kreativitas dalam hal ini coba menemukan solusi untuk
masalah-masalah baru dalam area proyek.

4
BAB 2
OBSERVASI

2.1 Perencanaan (Planning) dan Organisasi (Organizing)


Pengertian perencanaan (planning) adalah proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu dan mengembangkan
rencana aktivitas kerja dalam sebuah organisasi. Perencanaan merupakan proses
yang penting, karena tanpa adanya perencanaan semua fungsi - fungsi lainnya tidak
akan dapat berjalan (Suandy, 2001).
Dalam perencanaan, Terdapat beberapa faktor dalam planning yang patut
untuk dipertimbangkan, yaitu :
 Specific, yaitu berarti sebuah perencanaan harus jelas maksud dan tujuanya
beserta ruang lingkupnya;
 Measurable, yaitu suatu tingkat keberhasilan yang harus dapat diukur dari
program kerja dan rencana yang dibuat;
 Achievable, yaitu sesuatu tersebut bisa tercapai dan diwujudkan, bukan hanya
sekedar fiktif dan khayalan belaka;
 Realistic, yaitu sesuatu yang sesuai dengan kemampuan dan sumber daya
yang ada, harus seimbang tetapi tetap ada tantangan didalamnya;
 Time, yaitu ada batas waktu yang jelas, sehingga bisa dinilai dan dievaluasi.

Dalam dunia konstruksi, seorang civil engineer sangat penting untuk


merencanakan, mengembangkan, memantau, dan mengelola jadwal project.
Termasuk proses yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tepat waktu. Proses
yang termasuk dalam perencanaan dan organisasi ini adalah sebagai berikut:
 Mendefinisikan kegiatan; 
 Urutan kegiatan;
 Memperkirakan kegiatan sumber daya; 
 Memperkirakan durasi kegiatan; 
 Mengembangkan jadwal proyek; 
 Mengendalikan jadwal proyek;
 Perkiraan biaya
 Biaya penganggaran 
 Pengendalian biaya

5
 Kontrak perencanaan
 Administrasi kontrak
 Kontrak penutupan

2.2 Teamwork / Kerjasama


Teamwork bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, teamwork atau kerja sama
tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi
serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya untuk
mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus disadari
bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi
untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan
tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi yang paling populer di tim (Tracy,
2006).
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling
bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak
menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan
oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi
untuk satu tujuan bersama. Saling mengerti dan mendukung satu sama lain
merupakan kunci kesuksesan dari teamwork (Tracy, 2006).
Indikator dari kompetensi tersebut adalah memahami posisi dalam tim,
memberi tahu rekan kerjanya mengenai perubahan yang dapat mempengaruhi
pekerjaan rekan lainnya dan memberi tahu rekan kerjanya mengenai progress yang
sedang dialami. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus
segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan
terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang
berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Oleh karena itu, penting untuk
menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya (Tracy, 2006).
Keakraban tim yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akrab satu sama
lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota tim saling
menyukai dan berusaha keras untuk mengembangankan dan memelihara hubungan
interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan
merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan
antara sesama anggota team (Tracy, 2006).

6
Teamwork merupakan kriteria penting yang perlu dimiliki oleh seorang
tenaga kerja konstruksi dalam menggabungkan berbagai talenta dan dapat
memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan, selain itu keterampilan
dan pengetahuan yang beranekaragam yang dimiliki oleh anggota kelompok juga
merupakan nilai tambah yang membuat teamwork lebih menguntungkan jika
dibandingkan seorang individu yang brilian sekalipun (Tracy, 2006).
Teamwork dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama
untuk mencapai suatu tujuan. Kumpulan individu-individu tersebut memiliki aturan
dan mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan yang lain.
Oleh karena itu sekumpulan orang yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam
satu proyek, belum tentu merupakan sebuah teamwork. Terlebih lagi jika kelompok
tersebut dikelola secara otoriter, timbul faksi-faksi di dalamnya, dan minimnya
interaksi antar anggota kelompok. Beberapa isu di dalam tim:
a. Adanya tugas (task) dan masalah-masalah yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan. Hal ini seringkali merupakan topik utama yang
menjadi perhatian team;
b. Proses yang terjadi di dalam teamwork itu sendiri, misalnya bagaimana
mekanisme kerja atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja dari
perusahaan, proses interaksi di dalam team, dan lain-lain.
(Tracy, 2006).
Keuntungan pengambilan keputusan dalam tim:
a. Keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi
tim dalam pelaksanaanya;
b. Keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh tim dibandingkan jika
hanya mengandalkan keputusan dari satu orang saja.
(Tracy, 2006).

2.3 Communication / Komunikasi


Dalam suatu organisasi diperlukan suatu sistem yang dapat menunjang
kinerja organisasi tersebut. Pencapaian tujuan organisasi memerlukan kerjasama
yang baik antar komponen didalamnya. Kerjasama terbentuk karena adanya kesatuan
persepsi tentang apa yang akan dicapai. Untuk itu diperlukan sekali adanya
komunikasi yang baik antar anggota didalamnya, peran komunikasi dalam suatu

7
organisasi dapat menciptakan hubungan kerja yang kondusif dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi (Wursanto, 1992).
Melalui komunikasi maka dapat memberikan keterangan tentang pekerjaan
yang membuat pegawai dapat bertindak dengan rasa tanggung jawab pada diri
sendiri dan pada waktu bersamaan dapat mengembangkan semangat kerja organisasi.
Adanya kerjasama yang harmonis ini diharapkan dapat meningkatkan semangat kerja
para pegawai karena komunikasi berhubungan dengan keseluruhan proses
pembinaan perilakumanusia dalam organisasi (Wursanto, 1992).
Semangat kerja dalam organisasi dapat mempengaruhi hasil kerja dan
pencapaian tujuan komunikasi dan hubungan kerja yang terjadi dalam suatu instansi
berkaitan dengan semangat melaksanakan pekerjaan. Komunikasi yang efektif dapat
mencapai saling pengertian antara pegawai dan pimpinan sehingga terbentuk kondisi
sosial yang dapat memotivasi pegawai untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.
Semangat kerja disini adalah karyawan secara lebih giat melaksanakan tugas-
tugasnya, sehingga pekerjaan akan dapat diselesaikan lebih cepat dan lebih baik
(Wursanto, 1992).
Komunikasi merupakan faktor utama untuk meningkatkan semangat kerja.
Dengan semangat kerja yang tinggi pegawai akan dapat bekerja dengan perasaaan
senang dan bergairah sehingga mereka dapat berprestasi kerja dengan baik,
sebaliknya apabila pihak pimpinan kurang memperhatikan bawahannya maka
semangatnya akan turun karena pegawai merasa kurang mendapat perhatian dari
pimpinan dan adanya rasa segan terhadap pimpinan (Wursanto, 1992).
Dengan demikian diperlukan hubungan timbal balik antara atasan dan
bawahannya. Jadi komunikasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan dan
pembinaan perilaku pegawai sebagai motivasi untuk meningkatkan semangat kerja
pegawai sebagai proses dalam suatu pekerjaan akan terasa lebih mudah dan tujuan
organisasi akan dapat tercapai (Wursanto, 1992).
Jadi, kita bisa mendefinisikan komunikasi kerja yaitu komunikasi yang
dikirimkan kepada anggota organisasi dalam suatu organisasi. Dalam hal ini
komunikasi adalah komunikasi antar pegawai, yang terdiri dari komunikasi ke
bawah, komunikasi ke atas dan komunikasi horizontal. Keadaan komunikasi
kebanyakan di setiap instansi indikator kurang optimalnyadisebabkan karena
pegawai merasa segan untuk memberikan kritik dan pendapatnya kepada atasan dan
juga merasa segan untuk bertanya apabila mengalami kesulitan, karena pegawai

8
merasa takut berkomunikasi kepada atasan menyebabkan komunikasi ke atas kurang
maksimal (Wursanto, 1992).
Komunikasi juga bertujuan untuk agar memastikan informasi proyek tepat
waktu dan tepat dihasilkan, dikumpulkan, didistribusikan, disimpan, diambil dan
dibuang. Dalam hal ini, proses yang berhubungan adalah sebagai berikut:
a. Distribusi informasi: Komunikasi yang dilakukan oleh pihak kontraktor
kepada pihak owner untuk menyampaikan kemajuan pekerjaan pada proyek
yang sedang berjalan;
b. Pelaporan kinerja: Dalam hal ini, dilakukan dalam rapat untuk
menyampaikan persentase progress serta membahas apa saja yang menjadi
kendala yang menyebabkan terhambatnya pekerjaan;
c. Identifikasi risiko: Koordinasi yang dilakukan dengan pelaksana lapangan
dalam hal ini untuk mengetahui kondisi pekerjaan yang kemudian
disesuaikan dengan spesifikasi berdasarkan RKS.

9
10
BAB 3
PENGEMBANGAN DIRI
3.1 Perencanaan (Planning) dan Organisasi (Organizing)
Proyek Integrated Building yaitu gedung parkir yang berlokasi pada area
Stasiun Kereta Bandara Soekarno-Hatta digarap oleh PT. Hutama Karya selaku
kontraktor dan PT. Angkasa Pura II selaku owner. Proyek ini bertujuan untuk
mengintegrasikan bus bandara dan mobil lainnya agar menjadi tempat untuk drop-off
serta penjemputan bagi penumpang bandara sehingga area terminal utama bandara
tidak terganggu oleh keberadaan kendaraan umum diatas roda 4.
Bangunan ini juga memberikan kemudahan dikarenakan terdapat jembatan
penghubung antara stasiun kereta dengan gedung parkir. Gedung parkir ini terbagi
menjadi 2 gedung yaitu gedung area utara dan area selatan (lokasi terpapar pada
Laporan Internship). Tentu dalam sebuah proyek dibutuhkan perencanaan untuk
konstruksinya. Maka dari itu, selama magang, ada beberapa perencanaan yang
dilakukan dalam hal ini membantu progress pekerjaan lapangan, salah satunya yaitu
membuat perencanaan untuk volume pekerjaan. Salah satu contoh pekerjaan yang
dimaksud adalah volume pengecoran. Perencanaan ini melibatkan pihak dari luar
yaitu supplier, sebagai contoh yaitu supplier beton Adhimix RMC. Adapun
dokumentasi pendataan dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut ini:

Gambar 3.1 Perencanaan Perhitungan Volume Pengecoran


Berdasarkan gambar diatas, perencanaan matang dilakukan sehingga
dapat dilanjutkan untuk tahap pemesanan beton dari supplier. Perencanaan
yang dilakukan meliputi spesifikasi yang akan digunakan, volume, waktu
pelaksanaan, dan penggunaan alat-alat berat yang dibutuhkan jika
menggunakan beton dalam jumlah volume yang besar. Pada point selanjutnya
akan dijelaskan mengenai pemesanan kepada supplier.
 Pemesanan bahan dari supplier yang dilakukan dengan memaparkan
spesifikasi serta kebutuhan volume beserta waktu pelaksanaan. Adapun
dokumentasi arsip kedatangan beton berupa bon penyerahan barang yang
disusun berdasarkan waktu lampau hingga waktu terkini yang terlampir pada
gambar 3.4:

Gambar 3.2 Arsip Docket Beton


Dari gambar diatas, dapat diketahui pemesanan yang dilakukan telah
tiba sehingga bahan yang datang siap digunakan untuk pengecoran struktur,
baik itu pilecap, kolom, balok, atau pun pelat lantai. Dalam docket tersebut,
terpapar beberapa poin:
a. Batching plant yang memproduksi beton;
b. Tanggal kedatangan;
c. Nomor PO;
d. Nama pelanggan;
e. Nama proyek;
f. Alamat proyek;
g. Mutu bahan material ;
h. Volume bahan material;

12
i. Tanda tangan pengirim dan penerima.

Dari point perencanaan dan organisasi, dapat diketahui alur merencanakan


suatu pekerjaan sehingga berjalan dengan baik dalam suatu proyek. Tapi semua
perencanaan tidak dapat berjalan dengan sendiri dan butuh kerja sama tim yang
mempunyai visi dan misi yang sama sehingga mencapai tujuan dari sebuah proyek.
Pada sub-bab selanjutnya akan dibahas mengenai kerjasama yang melibatkan orang-
orang sekitar area proyek.

3.2 Kerjasama / Teamwork


Kerjasama merupakan hal terpenting untuk membuat pekerjaan menjadi lebih
terukur serta lebih terarah dengan bantuan pendapat atau masukan dari rekan kerja.
Tidak ada pencapaian pribadi, tapi pencapain semua, termasuk pencapaian
shareholder yang membantu proses produksi, seperti supplier, kreditur, dan
sebagainya. Dengan teamwork, bekerja sebagai karyawan pun diminta untuk
berpikiran terbuka dan berbicara terbuka. Jika ada ancaman bagi perusahaan,
karyawan diharapkan untuk berbicara. Begitu juga kalau ada peluang, karyawan
diharap sharing, agar perusahaan bisa terus berkembang dan mendapatkan value
yang ingin dicapai.
Dalam hal ini juga, PT. Hutama Karya terus berinovasi mengikuti
perkembangan dan selalu menekankan kerjasama sebagai bentuk dari solidaritas
perusahaan. Kerjasama pada area proyek tidak hanya sebatas kepada rekan sekantor,
tetapi mencakup luar lingkungan kantor. Kewajiban bekerjasama dengan owner,
MK, subkontraktor, mandor, serta tukang wajib dilakukan agar pekerjaan tetap
terlaksana dengan baik serta progress yang diinginkan terus berjalan.

Melanjutkan point sebelumnya, yaitu membuat perencanaan perhitungan


volume untuk kebutuhan pengecoran pilecap, maka dibawah ini akan dipaparkan
lanjutan dari point sebelumnya berkaitan dengan kerjasama yaitu sebagai berikut:

 Kerjasama dengan konsultan MK untuk membahas tentang pengecekan lahan


yang akan dilakukan pengecoran.
 Kerjasama dengan supervisor dan Quality Control (QC) untuk membahas
tentang persiapan area yang ditargetkan untuk dilakukan pengecoran.

13
 Kerjasama dengan konsultan MK saat pekerjaan pemasangan bekisting yang
dilakukan di lapangan. Adapun dokumentasi kominkasi dengan konsultan
MK dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut ini:

Gambar 3.3 Kerjasama dengan Konsultan MK


 Kerjasama dengan pelaksana untuk memastikan dalam pemsangan bekisting
sudah sesuai dengan kriteria yang di rencanakan
 Kerjasama dengan mandor untuk memastikan pekerjaan yang dilakukan
berjalan dengan apa yang diinginkan kontraktor.

3.3 Komunikasi / Communication


Komunikasi menjadi hal terpenting dalam dunia kerja karena didalam dunia
kerja dihadapkan oleh banyak orang yang memiliki latar belakang yang berbeda-
beda mulai dari suku, budaya, usia, pola pikir, karakter, agama, dan lain sebagainya.
Komunikasi berperan sebagai penghubung antar individu yang berbeda tersebut dan
disatukan untuk mencapai tujuan bersama dalam sebuah perusahaan.
Keterampilan komunikasi sangat penting bagi insinyur sipil, yang sering
memimpin tim yang terdiri dari orang-orang yang beragam dan harus berkomunikasi
secara efektif. Seorang civil engineer juga harus bisa berbicara dengan klien dan
publik, menjelaskan ide-ide teknis yang rumit dengan cara yang jelas. Elemen lain
dari keterampilan komunikasi adalah mendengarkan. Insinyur sipil perlu
mendengarkan dengan seksama kekhawatiran rekan kerjanya dan kebutuhan
kliennya.
Banyak cara untuk berkomunikasi baik antara sesama karyawan, antara
karyawan dengan mandor, ataupun mandor dengan pekerja. Berkomunikasi tidak
hanya dilakukan face to face melainkan dengan cara melakukan rapat, mengirimkan

14
surat ke email, maupun membuat spanduk sebagai pesan untuk dibaca pekerja, dan
lain-lain. Komunikasi ini juga mempunyai unsur positif yaitu dapat mendekatkan
sesama rekan kerja dengan syarat, komunikasi yang dilakukan tidak hanya sebatas
pekerjaan dan tidak kaku.

Melanjutkan point sebelumnya, selama periode internship, adapun beberapa


kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan point tentang komunikasi adalah sebagai
berikut:
 Berkomunikasi dengan pekerja yang dilakukan di lapangan yang bertujuan
untuk menjelaskan perintah dari atasan / supervisor tentang perkembangan
pekerjaan agar sesuai dengan apa yang telah direncanakan;
 Berkomunikasi dengan mandor saat yang dilakukan di lapangan yang
bertujuan untuk memberitahu perbaikan teknis yang harus dilakukan di
lapangan;
 Berkomunikasi dengan pelaksana lapangan untuk mengetahui progress
pengerjaan lapangan dan kendala-kendala yang ada di lapangan;
 Berkomunikasi disaat jam istirahat, bertujuan untuk mendekatkan hubungan
dengan rekan kerja semakin baik;
 Berkomunikasi melalui rapat sehingga mengetahui perkembangan-
perkembangan serta solusi untuk kendala yang terjadi;
Adapun dokumentasi mengenai point komunikasi dapat dilihat pada
gambar 3.4 dan 3.5 berikut ini :

Gambar 3.4 Komunikasi dengan Pelaksana Lapangan

15
Gambar 3.5 Komunikasi Saat Jam Istirahat

16
BAB 4
KESIMPULAN

Soft skills memiliki peran penting dalam sebuah pekerjaan, bertukar pikiran,
menyampaikan pendapat, serta koordinasi dengan sesama rekan kerja. Soft skills
harus dalam hal ini harus berimbang dengan hard skills. Hard skill yang telah kita
pelajari dari bangku sekolah dan kuliah sebaiknya harus ditingkatkan lagi. Semakin
bagus hard skill yang kita kuasai semakin tertarik perusahaan untuk merekrut. Ketika
sudah bekerja pun, tidak ada salahnya untuk memperdalam ilmu hard skill yang telah
dikuasai. Sementara itu, soft skill adalah kemampuan seseorang dalam berhubungan
dengan orang lain dan mengatur emosi dalam diri. Soft skill itu kepribadian,
karakteristik, daya tarik sosial, kemampuan berbahasa, kepeduliaan serta optimisme.
Soft skill dalam dunia karir khususnya untuk yang sedang bekerja dalam suatu
perusahaan sangatlah penting. Soft skill yang baik dapat memotivasi diri dan orang
lain, beradaptasi dengan lingkungan, membangun relasi, kerja sama, bertanggung
jawab dan masih banyak lagi.
Selama masa Internship di PT. Hutama Karya, ada beberapa kesimpulan
yang akan dibahas dibawah ini berdasarkan Bab 1 – 3:
 Soft skills berperan sangat penting bagi seseorang untuk bekerja. Soft skills
dibutuhkan oleh mahasiswa agar mahasiswa tidak hanya bekerja secara teknis
saja, tetapi juga membutuhkan kemampuan untuk merencanakan pekerjaan,
bekerja sama dalam tim, serta mampu berkomunikasi dengan rekan kerja dan
orang lain;
 Sebagai seorang civil engineer, ada beberapa kemampuan yang harus
dikembangkan untuk soft skill, yaitu komunikasi, pemecahan masalah,
organisasi, kepemimpinan, kerjasama tim, kemampuan beradaptasi, serta
kreativitas;
 Dalam sebuah perencanaan, ada beberapa perencanaan yang perlu dilakukan
sebelum proyek berjalan. Proses yang termasuk dalam perencanaan dan
organisasi ini adalah sebagai berikut:
 Mendefinisikan kegiatan; 
 Urutan kegiatan;
 Memperkirakan kegiatan sumber daya; 
 Memperkirakan durasi kegiatan; 

17
 Mengembangkan jadwal proyek; 
 Mengendalikan jadwal proyek;
 Perkiraan biaya
 Biaya penganggaran 
 Pengendalian biaya
 Kontrak perencanaan
 Administrasi kontrak
 Kontrak penutupan
 Teamwork merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan
berbagai talenta dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang
mapan, selain itu keterampilan dan pengetahuan yang beranekaragam yang
dimiliki oleh anggota kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat
teamwork lebih menguntungkan;
 Komunikasi juga bertujuan untuk agar memastikan informasi proyek tepat
waktu dan tepat dihasilkan, dikumpulkan, didistribusikan, disimpan, diambil
dan dibuang. Dalam hal ini, proses yang berhubungan adalah sebagai berikut:
 Distribusi informasi;
 Pelaporan kinerja;
 Identifikasi risiko
 Kesuksesan mahasiswa pada umumnya, tidak hanya ditentukan oleh hard
skills seperti prestasi belajar, keterampilan teknik, dan potensi akademik
umum tetapi juga dipengaruhi oleh soft skills, social skills, dan emotional
skills.
 Perpaduan antara hard skills dan soft skills yang proporsional dalam
lingkungan belajar mahasiswa akan membuat seseorang yang  berprestasi
tinggi dan disukai banyak orang dikarenakan mahasiswa tidak hanya
berhadapan dengan benda mati, melainkan berinteraksi dengan manusia yang
dapat merasakan, menilai dan memberi penghargaan. 

18
DAFTAR PUSTAKA

Joni R.T. dkk. 1996. Materi Pokok Pembelajaran Terpadu S-2 Pendidikan Dasar.
Jakarta: Depdikbud
Muhammad Yaumi.2012. Pembelajar Berbasis Multiple Intelligence. Jakarta: PT
Dian Rakyat
Saptono. 2002. Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter: Wawasan, Strategi, dan
Langkah Praktis. Salatiga: Erlangga
Suyadi.2013.Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Kaswan. 2016. 101 Soft Skill. Untuk Mencapai Puncak Kinerja dan Kepemimpinan.
Bandung: Alfabeta
Sailah, I. 2008. Soft Skill di Perguruan Tinggi. (Online), (http://isailah.50-
webs.com.html, diakses 17 September 2011)

19

Anda mungkin juga menyukai