KERJA PRAKTEK
SEMARANG
DESEMBER, 2013
i
UNIVERSITAS DIPONEGORO
ii
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga
penulis dapat menyelesaikan kerja praktek beserta laporannya pada pembangunan
Waduk Diponegoro Semarang.
Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib yang mempunyai
bobot 2 (dua) sks dan juga merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan
pendidikan Strata 1 di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro. Melalui kerja praktek, penulis dapat mempelajari sekaligus
memperoleh pengalaman secara langsung sesuai kenyataan yang ada dengan
melihat dan memperhatikan pelaksanaan suatu proyek di lapangan beserta segala
macam permasalahan-permasalahan yang timbul sekaligus penyelesaiannya.
Atas selesainya Laporan Kerja Praktek ini, penulis ingin mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Ir. Sumbogo Pranoto, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro.
2. Dr. Ilham Nurhuda, ST, MT., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro.
3. Ir. Hari Budieny, MT., selaku Koordinator Bidang Akademik Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
4. Kami Hari Basuki, ST., MT., selaku Dosen Wali 2190.
5. Ir. Sri Eko Wahyuni, MS., selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek yang
telah memberikan bimbingan dan masukan berharga bagi penulis.
6. Tri Hartadi, ST., selaku Pembimbing Kerja Praktek pada proyek
pembangunan Waduk Diponegoro Semarang.
7. Rizal Effendi, ST. dan Eko Pasetyo, ST., selaku Pengawas Pekerjaan pada
proyek pembangunan Waduk Diponegoro Semarang.
8. Eko Yutadi, ST., selaku Konsultan Supervisi pada proyek pembangunan
Waduk Diponegoro Semarang.
9. Ir. Budi Prasetyo, selaku Ketua Direksi pada pembangunan Waduk
Diponegoro.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO iii
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
KATA PENGANTAR
10. Ir. Budi Priyanto, SP1., selaku Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber
Daya Air Pemali-Juana.
11. Ayah dan ibu yang mendukung secara moral dan material dalam penyusunan
laporan ini.
12. Seluruh teman-teman Teknik Sipil angkatan 2010 yang memberi semangat
dan dukungan.
13. Seluruh pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini.
Penulis sadar bahwa laporan ini jauh dari sempurna, karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.
Demikian laporan ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang memerlukannya.
Penulis
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO iv
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO v
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
DAFTAR ISI
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO vi
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
DAFTAR ISI
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO vii
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
DAFTAR ISI
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO viii
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
DAFTAR ISI
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO ix
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
DAFTAR ISI
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO x
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO xi
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.17 Bendungan Urugan Batu Berlapis dengan Lapisan Kedap Air
Tegak ............................................................................................... III-25
Gambar 3.18 Bendungan Urugan Batu Berlapis dengan Lapisan Kedap Air
Miring .............................................................................................. III-25
Gambar 3.19 Bendungan Urugan Batu Berlapis dengan Lapisan Kedap Air
Tegak yang Tidak Simetris .............................................................. III-26
Gambar 3.20 Bendungan Urugan Batu dengan Lapisan Kedap Air di Muka
dari Aspal......................................................................................... III-27
Gambar 3.21 Bendungan Urugan Batu dengan Lapisan Kedap Air di Muka
dari Beton Bertulang ........................................................................ III-27
Gambar 3.22 Bendungan Urugan Batu dengan Lapisan Kedap Air di Muka
dari Geotekstil.................................................................................. III-28
Gambar 3.23 Potongan Melintang Bendungan pada Waduk Diponegoro ............ III-29
Gambar 3.24 Ilustrasi Water Pressure Test........................................................... III-34
Gambar 3.25 Pelaksanaan Ascending Grouting .................................................... III-36
Gambar 3.26 Pelaksanaan Descending Grouting .................................................. III-37
Gambar 3.27 Detail Pembesian Menara Intake ..................................................... III-40
Gambar 3.28 Detail Pembesian Konduit ............................................................... III-43
Gambar 3.29 Detail Pekerjaan Tubuh Bendungan pada Waduk Diponegoro ....... III-43
Gambar 4.1 Bagan Alir Pengadaan Material dan/ atau Peralatan ......................... IV-2
Gambar 4.2 Material Lempung (Clay) .................................................................. IV-6
Gambar 4.3 Agregat Kasar (Coarse Filter)........................................................... IV-7
Gambar 4.4 Agregat Halus (Fine Filter) ............................................................... IV-7
Gambar 4.5 Material Acak (Random) ................................................................... IV-8
Gambar 4.6 Pipa Beton Pracetak Diameter 1,8 meter ........................................... IV-9
Gambar 4.7 Grease.............................................................................................. IV-10
Gambar 4.8 Sealer ............................................................................................... IV-10
Gambar 4.9 Sikagrout 215................................................................................... IV-11
Gambar 4.10 Balok Kayu ...................................................................................... IV-11
Gambar 4.11 Multiplek Melamin .......................................................................... IV-12
Gambar 4.12 Multiplek Lapis Phenol Film ........................................................... IV-12
Gambar 4.13 Kawat Bendrat ................................................................................. IV-13
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO xii
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
DAFTAR GAMBAR
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO xiii
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
DAFTAR GAMBAR
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO xiv
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
DAFTAR GAMBAR
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO xv
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.45 Pemasangan Tulangan Cakar Ayam pada Pondasi Menara Intake .. V-31
Gambar 5.46 Pembesian Pondasi Menara Intake Lapis II ..................................... V-32
Gambar 5.47 Bekisting Pondasi Menara Intake ..................................................... V-33
Gambar 5.48 Monitoring Pembesian Pondasi Menara Intake dan Dinding
Intake ................................................................................................ V-34
Gambar 5.49 Pengecoran Pondasi Menara Intake dengan Menggunakan
Concrete Pump ................................................................................. V-34
Gambar 5.50 Penggetaran Beton dengan Menggunakan Concrete Vibrator ......... V-35
Gambar 5.51 Pengecoran pada Bagian Telapak Pondasi Menara Intake ............... V-35
Gambar 5.52 Hasil Pengecoran Pondasi Menara Intake ........................................ V-36
Gambar 5.53 Tahapan Pekerjaan Dinding Intake dan Dinding Pengarah .............. V-37
Gambar 5.54 Pemasangan Tulangan Dinding Intake dan Dinding Pengarah ........ V-39
Gambar 5.55 Tulangan Bagi pada Dinding Intake dan Dinding Pengarah ............ V-39
Gambar 5.56 Bekisting yang Telah Dipersiapkan .................................................. V-40
Gambar 5.57 Bekisting Dinding Intake dan Dinding Pengarah ............................. V-40
Gambar 5.58 Bekisting Dinding Intake dan Dinding Pengarah yang Telah
Dipasang Bracing ............................................................................. V-41
Gambar 5.59 Pemasangan Siku pada Bekisting ..................................................... V-41
Gambar 5.60 Bekisting pada Posisi Inlet ............................................................... V-42
Gambar 5.61 Pengikatan Bekisting dengan Kawat ................................................ V-42
Gambar 5.62 Bekisting Dinding Intake dan Dinding Pengarah Tahap II .............. V-43
Gambar 5.63 Hasil Pengecoran Dinding Intake dan Dinding Pengarah pada
Stage I ............................................................................................... V-43
Gambar 5.64 Pengecoran Dinding Intake dan Dinding Pengarah pada Stage II.... V-44
Gambar 5.65 Perbaikan Hasil Pengecoran dengan Compound .............................. V-44
Gambar 5.66 Tahapan Pekerjaan Menara Intake ................................................... V-45
Gambar 5.67 Pembesian Lantai Dasar Menara Intake dan Inlet Pipa Pesat .......... V-46
Gambar 5.68 Pembesian Menara Intake Seksi I ..................................................... V-47
Gambar 5.69 Pembesian Menara Intake Seksi II ................................................... V-47
Gambar 5.70 Pekerjaan Persiapan Bekisting.......................................................... V-48
Gambar 5.71 Pemasangan Bekisting Menara Intake Seksi I.................................. V-49
Gambar 5.72 Pemasangan Bracing pada Bekisting Menara Intake Seksi I ........... V-49
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO xvi
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.73 Pemasangan Kawat pada Bekisting Menara Intake Seksi I .............. V-50
Gambar 5.74 Pemeriksaan Kelurusan Bekisting Menara ....................................... V-50
Gambar 5.75 Pemasangan Bekisting Menara Intake Seksi II ................................ V-51
Gambar 5.76 Perawatan Beton (Curing) pada Menara Intake ............................... V-52
Gambar 5.77 Tahapan Pekerjaan Konduit.............................................................. V-52
Gambar 5.78 Galian pada Konduit ......................................................................... V-54
Gambar 5.79 Monitoring Hasil Galian pada Konduit ............................................ V-54
Gambar 5.80 Koperan pada Konduit ...................................................................... V-55
Gambar 5.81 Tahapan Pekerjaan Lantai Kerja Konduit ........................................ V-55
Gambar 5.82 Hasil Pengecoran Lantai Kerja Konduit ........................................... V-57
Gambar 5.83 Pipa Beton Ditempatkan di Dekat Lokasi Pemasangan ................... V-58
Gambar 5.84 Pipa Beton Diturunkan di Konduit ................................................... V-58
Gambar 5.85 Konektor Pipa Beton Dihaluskan dengan Gerinda ........................... V-59
Gambar 5.86 Pemasangan Karet Sealer pada Konektor Pipa Beton ...................... V-59
Gambar 5.87 Pipa Beton Disangga dengan Batu Kali ........................................... V-60
Gambar 5.88 Bagian Konektor Pipa Beton Diolesi dengan Grease ...................... V-60
Gambar 5.89 Pipa Beton Dirapatkan dengan Pipa Beton Lain .............................. V-61
Gambar 5.90 Pipa Beton Disangga dengan Dongkrak Hidolik .............................. V-61
Gambar 5.91 Gelagar Penyambung Dipasang pada Pipa yang Disambung ........... V-62
Gambar 5.92 Chain Block Ditarik untuk Merapatkan Sambungan ........................ V-62
Gambar 5.93 Hasil Pekerjaan Pemasangan Pipa Beton ......................................... V-63
Gambar 5.94 Hasil Penyambungan Pipa Beton ..................................................... V-63
Gambar 5.95 Persiapan Campuran untuk Perbaikan Sambungan .......................... V-64
Gambar 5.96 Perbaikan pada Sambungan Pipa Beton ........................................... V-64
Gambar 5.97 Pipa PVC pada Lubang Pipa Beton Dilepas ..................................... V-65
Gambar 5.98 Papan Dipasang Di Balik Lubang Bagian Dalam ............................ V-65
Gambar 5.99 Hasil Perbaikan Sambungan dan Penambalan Lubang pada Pipa
Beton................................................................................................. V-65
Gambar 5.100 Pipa Galvanis Diturunkan Menuju Konduit ..................................... V-66
Gambar 5.101 Pipa Galvanis Disangga Menggunakan Tripod ................................ V-67
Gambar 5.102 Pemeriksaan Sipat Datar dengan Waterpass .................................... V-67
Gambar 5.103 Penyangga Permanen pada Pipa Galvanis ........................................ V-67
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO xvii
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
DAFTAR GAMBAR
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO xviii
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
DAFTAR GAMBAR
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO xix
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
DAFTAR GAMBAR
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO xx
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Geografis Stasiun Hujan di Sekitar DTA Sungai Krengseng ........ III-5
Tabel 3.2 Data Curah Hujan Tahunan dari Stasiun Hujan Terdekat ...................... III-6
Tabel 3.3 Tata Guna Lahan Kota Semarang .......................................................... III-7
Tabel 3.4 Kebutuhan Air Bersih di Universitas Diponegoro Semarang .............. III-13
Tabel 3.5 Debit Andalan Sungai Krengseng (Metode F. J. Mock) ...................... III-14
Tabel 3.6 Debit Andalan Sungai Krengseng (Metode NRECA) .......................... III-14
Tabel 3.7 Tekanan Air Maksimum saat Water Pressure Test .............................. III-34
Tabel 3.8 Komposisi Campuran dalam Grouting ................................................ III-35
Tabel 3.9 Pembesian Pondasi Menara Intake ....................................................... III-38
Tabel 3.10 Pembesian Inlet Pipa Pesat ................................................................... III-39
Tabel 3.11 Pembesian Dinding Pengarah............................................................... III-39
Tabel 3.12 Pembesian Menara Intake .................................................................... III-40
Tabel 3.13 Pembesian Saluran Pengambilan dan Saluran Pengelak ...................... III-41
Tabel 4.1 Spesifikasi Gradasi Material Agregat Kasar .......................................... IV-7
Tabel 4.2 Spesifikasi Gradasi Material Agregat Halus .......................................... IV-8
Tabel 4.3 Mutu Baja Tulangan Berdasarkan PBI 1971 N.I.-2 ............................. IV-13
Tabel 5.1 Tekanan Air Maksimum Saat Water Pressure Test .............................. V-20
Tabel 5.2 Komposisi Campuran dalam Grouting ................................................. V-21
Tabel 5.3 Pembesian Pondasi Menara Intake Lapis I ........................................... V-30
Tabel 5.4 Pembesian Pondasi Menara Intake Lapis II .......................................... V-32
Tabel 5.5 Pembesian Dinding Intake dan Dinding Pengarah ................................ V-38
Tabel 5.6 Pembesian Lantai Dasar Menara Intake dan Inlet Pipa Pesat ............... V-46
Tabel 5.7 Pembesian Menara Intake Seksi I ......................................................... V-47
Tabel 5.8 Pembesian Menara Intake Seksi II ........................................................ V-48
Tabel 5.9 Pembesian Telapak Tikungan (Elbow) ................................................. V-74
Tabel 5.10 Pembesian Dinding Tikungan (Elbow) ................................................. V-75
Tabel 5.11 Pembesian Plat Bagian Atas Tikungan (Elbow) ................................... V-75
Tabel 6.1 Syarat Kuat Tekan Minimum untuk Beton Usia 7 Hari, 14 Hari,
Dan 28 Hari ............................................................................................ VI-5
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO xxi
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO I-1
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO I-2
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO I-3
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO I-4
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO I-5
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB I
PENDAHULUAN
Lokasi Waduk
Diponegoro Gambar 1.1 Lokasi Waduk Diponegoro
b. Data Bendungan
1) Tipe : Urugan batu berinti
lempung kedap.
2) Panjang Puncak Bendungan : +162,36 m.
3) Lebar Puncak Bendungan : 8,00 m.
4) Elevasi Puncak Bendungan : +177,75 m.
5) Elevasi Dasar Bendungan : +163,00 m.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO I-6
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO I-7
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO I-8
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO I-9
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO I-10
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO I-11
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO I-12
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO I-13
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO I-14
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO I-15
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO I-16
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO II-1
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO II-2
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO II-3
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
SUYANTO, SE. MUJARI, ST., M.Si., MT. ARIF YULARTONO, SE. BUDI PRASETYO, ST.
1. AGUNG NUGROHO 1.BAYU KURNIAWAN, Amd. 1. VITA ARI PULISANI, S.Kom. Pengawas Lapangan
2. INDRA SUSANTO, SH. 2. HARI HASNANTO, SE. 2. YUSTIANTO
3. DWI PURNOMO 3. AMANDA PRATAMA P, ST. 3. KARTIKA PUTRI SP, SE. TRI HARTADI, ST.
4. GUNAWAN FITRIYANA
RIZAL EFENDI, ST
SUHARDIYO
EKO PRASETYO UTOMO
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO II-4
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO II-5
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO II-6
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
2.2.4. Kontraktor
Kontraktor atau pelaksana proyek merupakan badan usaha atau
perseorangan yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang
telah menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana
dan peraturan serta syarat-syarat yang telah ditetapkan untuk mewujudkan
suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik
lainnya.
Dalam proyek pembangunan Waduk Diponegoro, PT. Wijaya Karya
bertindak sebagai kontraktor utama. Tugas dan wewenang kontraktor
antara lain :
a. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan
spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan di dalam kontrak.
b. Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang meliputi
laporan harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek.
c. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan,
dan alat pendukung lain yang digunakan mengacu dari spesifikasi
dan gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan waktu,
biaya, kualitas dan keamanan pekerjaan.
d. Bertanggung jawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
e. Menyediakan sumber daya proyek, yang terdiri atas tenaga kerja,
peralatan, biaya serta material yang diperlukan pekerjaan.
f. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal (time schedule) yang
telah disepakati, dan menyerahkan pekerjaan kepada owner apabila
telah selesai dikerjakan.
g. Menyerahkan laporan hasil pekerjaan secara rutin kepada pengawas
yang memuat :
1) Pelaksanaan pekerjaan.
2) Prestasi kerja yang dicapai.
3) Jumlah tenaga kerja yang digunakan
4) Jumlah bahan yang masuk.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO II-7
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO II-8
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
Gambar 2.2 Struktur organisasi PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. Kantor
Wilayah V
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO II-9
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
Pemilik Proyek
Kementerian Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal SDA
BBWS Pemali Juana
Konsultan Perencana Konsultan Pengawas
PT. Geomas Matra Perdana Eko Yutadi, ST.
Kontraktor
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Kantor Wilayah V
Keterangan:
= Hubungan koordinasi
= Hubungan kontrak
Gambar 2.3 Skema Hubungan Kerja dalam Proyek Pembangunan Waduk
Diponegoro
Dari skema Gambar 2.3, hubungan kerja antara pihak-pihak yang terlibat
pada proyek pembangunan Waduk Diponegoro adalah sebagai berikut :
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO II-10
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO II-11
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
adanya perbedaan antara volume pekerjaan yang yang dikerjakan dengan volume
pekerjaan rencana.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO II-12
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO II-13
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-1
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
Survai
Investigasi
Desain
Pembebasan Lahan
Konstruksi
Operasional dan
Pemeliharaan
3.2.1. Survai
Survai merupakan serangkaian kegiatan pengukuran di sekitar
rencana lokasi pembangunan. Survai yang dilakukan meliputi survai
topografi, survai geologi, survai klimatologi, survai hidrologi, survai tata
guna lahan, dan survai sosial-ekonomi. Survai tersebut dilakukan oleh
surveyor. Kegiatan survai bertujuan untuk mengumpulkan data-data
primer maupun sekunder terkait dengan proyek yang akan dilaksanakan.
Berikut ini adalah survai-survai yang dilaksanakan pada kegiatan
pra-studi kelayakan yang menjadi pertimbangan dalam pembangunan
Waduk Diponegoro.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-2
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
a. Survai Topografi
Survai topografi yang di dalamnya termasuk pekerjaan
pengukuran bertujuan untuk mendapatkan gambaran topografi yang
lengkap, jelas, dan memenuhi syarat-syarat untuk studi review
desain pembangunan waduk. Pekerjaan tersebut meliputi pekerjaan
penentuan titik referensi (bench mark), pemasangan patok
benchmark baru dan titik kontrol (control point), serta sejumlah
pekerjaan pengukuran lainnya. Pengukuran tersebut di antaranya
pengukuran poligon yang terdiri dari poligon utama dan poligon
cabang, pengukuran sipat datar, pengukuran melintang, dan
pengukuran beda tinggi (levelling).
b. Survai Geologi
Survai geologi termasuk di dalamnya kegiatan pemetaan
geologi teknik bertujuan untuk memberikan gambaran kondisi
geologi di lokasi pembangunan. Hasil pemetaan diharapkan dapat
menyajikan :
1) Kondisi geologi teknik dari daerah pemetaan yang meliputi sifat
fisik tanah atau batuan setempat dan masalah yang mungkin
timbul sehubungan dengan pekerjaan pembangunan.
2) Pembuatan penampang geologi teknik pada lokasi rencana.
3) Saran teknis berupa penanganan dan penanggulangan masalah
yang timbul oleh kondisi geologi teknik.
Dari kegiatan survai yang dilakukan, kondisi geologi teknik
yang berada di lokasi pembangunan Waduk Diponegoro terdiri dari
beberapa jenis batuan, di antaranya berupa breksi vulkanik sisipan
batu lempung dan tufa breksi. Batuan breksi vulkanik terdapat di
sepanjang dasar sungai yang dicirikan oleh dominasi fragmen-
fragmen batuan andesit dan basalt. Terdapat jalur-jalur diskontinyu
berupa kekar-kekar tertutup dan indikasi sesar tidak aktif.
Batuan tufa breksi yang secara stratigrafi berada di atas
batuan breksi vulkanik dicirikan oleh dominasi matriks tufa pasiran
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-3
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
c. Survai Klimatologi
Survai klimatologi bertujuan untuk mengumpulkan data
iklim dari daerah yang ditinjau, seperti data suhu udara, kelembaban
relatif, dan kecepatan angin. Data iklim yang diperoleh dari stasiun
klimatologi kelas I Pelabuhan Udara Ahmad Yani Semarang
menunjukkan bahwa secara umum kondisi iklim di daerah studi
adalah sebagai berikut :
1) Suhu udara rata-rata harian berkisar antara 26-29ºC.
2) Temperatur udara pada bulan terdingin sebesar 21,5ºC dan
temperatur udara pada bulan terpanas sebesar 35,5ºC.
3) Kelembaban udara rata-rata bervariasi, mulai dari 63% hingga
87%.
4) Arah angin sebagian besar bergerak dari arah Tenggara menuju
Barat Laut dengan kecepatan rata-rata berkisar antara 36
km/jam hingga 194 km/jam.
d. Survai Hidrologi
Survai hidrologi bertujuan untuk mengumpulkan data curah
hujan dari beberapa stasiun hujan yang berada di sekitar lokasi
proyek. Terdapat lima stasiun hujan yang berada di daerah
tangkapan air Sungai Krengseng, yaitu Stasiun Susukan (No. 64),
Stasiun Ungaran (No. 65), Stasiun Klepu (No. 68), Stasiun
Pucanggading (No. 98), dan Stasiun Plamongan (No. 97). Lokasi
stasiun hujan di sekitar daerah tangkapan air Sungai Krengseng
ditunjukkan pada Gambar 3.2.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-4
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
Stasiun Hujan
Plamongan
(SCH 97)
Stasiun Hujan
Pucanggading
(SCH 98)
Stasiun Hujan
Ungaran
(SCH 65)
Stasiun Hujan
Klepu
(SCH 68)
Gambar 3.2 Peta Lokasi Stasiun Hujan
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-5
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
Tabel 3.2 Data Curah Hujan Tahunan dari Stasiun Hujan Terdekat
Susukan Ungaran Klepu Pucanggading Plamogan
Tahun
SCH 64 SCH 65 SCH 68 SCH 98 SCH 97
1987 2.526 - - - -
1988 2.581 - - - -
1989 3.001 - - - -
1990 2.854 2.748 2.169 1.935 2.087
1991 3.205 3.514 2.545 2.270 2.449
1992 2.524 2.430 1.862 1.661 1.791
1993 2.546 2.724 1.740 1.552 1.674
1994 2.559 3.042 1.487 1.326 1.431
1995 3.655 3.957 2.372 2.418 2.677
1996 3.223 3.456 1.633 1.292 2.573
1997 2.932 2.762 1.158 1.222 1.603
1998 2.398 2.309 3.058 1.893 2.275
1999 2.962 2.561 3.508 2.135 2.120
2000 4.100 2.739 3.430 2.350 2.370
2001 3.422 3.294 2.600 2.261 2.679
2002 2.636 2.536 2.002 1.786 1.926
2003 2.054 1.829 1.444 2.115 2.281
2004 3.167 3.041 2.401 2.142 2.310
2005 2.480 1.981 1.564 1.236 1.170
2006 2.065 1.949 2.162 2.548 2.748
2007 3.649 3.022 2.386 2.128 2.295
2008 1.731 2.858 3.123 2.990 3.012
2009 1.712 2.870 2.580 2.038 1.661
2010 3.433 2.958 3.365 2.635 2.663
2011 2.449 2.410 2.301 2.076 1.390
Sumber : BMKG Semarang (2011)
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-6
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-7
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
e. Survai Sosial-Ekonomi
Kegiatan survai sosial-ekonomi meliputi pengumpulan data dan
informasi mengenai aktivitas dan kegiatan masyarakat di sekitar lokasi
rencana waduk. Informasi yang dikumpulkan antara lain kepadatan
penduduk, mata pencaharian penduduk, dan aktivitas sosial lainnya.
Dalam survai tersebut, pengumpulan data sosial ekonomi
penduduk Kota Semarang khususnya kawasan Kecamatan Tembalang
diperoleh dari data yang berasal dari Biro Pusat Statistik Jawa Tengah.
Survai tersebut juga dapat dilakukan dengan melakukan wawancara
langsung dengan warga setempat.
Menurut data yang diperoleh, Kecamatan Semarang Selatan
merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terbesar di Kota
Semarang. Kecamatan tersebut memiliki kepadatan penduduk 14.391
jiwa per-km2, sedangkan Kecamatan Tembalang sebagai lokasi
pembangunan waduk berada pada posisi 13 dari 16 kecamatan dengan
prosentase penduduk terpadat di Kota Semarang. Kecamatan
Tembalang memiliki kepadatan penduduk 3019 jiwa per-km2.
Mata pencaharian penduduk Kota Semarang digolongkan
menjadi 11 macam, di antaranya petani, buruh tani, nelayan, pengusaha,
buruh industri, buruh bangunan, pedagang, angkutan, PNS dan TNI/
POLRI, pensiunan, dan lain-lain. Secara umum, mata pencaharian
penduduk terbanyak Kota Semarang adalah buruh industri. Sedangkan,
mata pencaharian terbanyak di Kecamatan Tembalang tergolong dalam
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-8
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
3.2.2. Investigasi
Investigasi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah survai.
Investigasi merupakan kegiatan menganalisis dan mengintepretasi data-
data yang diperoleh melalui kegiatan survai. Melalui investigasi, data-data
tersebut diteliti dan diobservasi untuk menentukan kriteria perancangan
dari bangunan yang akan dibuat. Bila dijumpai adanya data-data yang
tidak valid, maka dilakukan studi kelayakan kembali.
Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam investigasi, antara lain :
a. Analisis topografi, bertujuan untuk memprakirakan luas daerah
tangkapan air, lokasi as bendungan, dan volume tampungan waduk.
b. Analisis geologi atau mekanika tanah, bertujuan untuk memetakan
kondisi geologi di lokasi pembangunan. Kegiatan tersebut berkaitan
dalam penentuan as bendungan dan penentuan lokasi material bahan
bendungan.
c. Analisis hidrologi, meliputi analisis inflow, outflow, kapasitas
tampungan waduk, sedimen, dan kehilangan air. Data yang digunakan
antara lain data curah hujan harian minimum 22 tahun, data debit,
evaporasi, infiltrasi, dan lain-lain
d. Analisis kependudukan, bertujuan untuk mengetahui sebaran mata
pencaharian penduduk dan pengaruh pembangunan waduk terhadap
penduduk.
e. Analisis sosial, ekonomi, dan budaya untuk mengetahui nilai manfaat
pembangunan waduk terhadap masyarakat.
f. Analisis kelayakan teknis ekonomi meliputi analisis benefit dan cost
waduk selama umur layan bendungan.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-9
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
3.2.3. Desain
Desain merupakan fase perancangan dan perencanaan bangunan.
Pada tahap tersebut, alternatif letak as bendungan ditentukan berdasarkan
hasil studi dan investigasi yang telah dilakukan. Dari beberapa alternatif
yang dibuat, dipilih letak as bendungan terbaik. Kegiatan tersebut harus
dilakukan secara teliti dan cermat karena berhubungan dengan
pelaksanaan pembangunan. Setelah as bendungan ditentukan, gambar
rencana bendungan mulai dikerjakan. Gambar rencana tersebut harus
dibuat secara detail agar metode pekerjaan dapat disusun dengan mudah.
Dalam fase desain tersebut, rencana kerja dan syarat (RKS) juga
disusun. Rencana kerja dan syarat-syarat tersebut mencakup seluruh
aspek antara lain material, peralatan, tenaga kerja, maupun mutu dari
pekerjaan. Konsep tersebut dimasukkan dalam dokumen pelelangan dan
kontrak pelaksana pekerjaan.
Selain itu, dalam tahap desain juga dihitung anggaran biaya yang
harus disiapkan untuk pembangunan. Anggaran biaya tersebut dimuat
dalam rencana anggaran biaya (RAB). Anggaran biaya merupakan
perhitungan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk bahan, upah, dan biaya
lainnya yang berhubungan dengan proyek.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-10
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
3.2.5. Konstruksi
Konstruksi merupakan tahapan penting dalam suatu proyek setelah
perencanaan. Dalam tahap tersebut, pelaksanaan pekerjaan harus
dilakukan secara efisien, baik dalam hal metode pekerjaan maupun
material yang digunakan. Pengawasan harus senantiasa dilakukan oleh
pemilik proyek, pelaksana proyek, dan konsultan pengawas agar
pekerjaan sesuai dengan perencanaan. Dengan pengawasan proyek yang
baik, maka target pekerjaan seperti tepat mutu, tepat waktu, dan tepat
biaya dapat terwujud.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-11
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
waduk buatan. Waduk alami terbentuk karena adanya cekungan atau lembah
yang terisi oleh genangan air, sedangkan waduk buatan dibangun dengan cara
membuat konstruksi bendungan pada lokasi waduk. Menurut klasifikasi tersebut,
Waduk Diponegoro termasuk dalam jenis waduk buatan. Beberapa aspek yang
perlu diperhatikan dalam perencanaan waduk di antaranya adalah sebagai
berikut :
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-12
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
Lokasi
Kampus Pembangunan
Universitas Waduk
Diponegoro Diponegoro
Stadion
RUSUNAWA
Universitas
Universitas
Diponegoro
Diponegoro
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-13
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
b. Ketersediaan Air
Perhitungan ketersediaan air dilakukan dengan menggunakan
metode F. J. Mock dan metode NRECA (National Rural Electric
Cooperative Association). Metode F. J. Mock merupakan metode
yang dikembangkan khusus untuk perhitungan sungai-sungai di
Indonesia. Dasar pendekatan metode tersebut adalah
mempertimbangkan faktor curah hujan, evapotranspirasi,
keseimbangan air di permukaan tanah, dan kandungan air tanah.
Metode NRECA merupakan model perhitungan yang relatif sesuai
dengan daerah cekungan yang setelah hujan berhenti masih ada aliran
air selama beberapa hari. Data ketersediaan air dihitung sebagai data
debit andalan yang ditunjukkan pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-14
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Bulan
Debit Mock Debit NRECA
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Bulan
Debit Mock Debit NRECA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-15
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
c. Neraca Air
Neraca air (water balance) Waduk Diponegoro dibuat
berdasarkan kebutuhan air dan debit andalan Sungai Krengseng yang
ditunjukkan pada Gambar 3.6 dan Gambar 3.7.
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Bulan
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-16
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
Debit (m3/dt)
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Bulan
Neraca air Waduk Diponegoro pada kondisi 20% kering dan 10%
kering menunjukkan bahwa kebutuhan air menurut analisis NRECA tidak
dapat terpenuhi pada bulan Agustus hingga bulan Oktober, sedangkan
menurut analisis F. J. Mock, kebutuhan air tidak dapat terpenuhi pada
bulan Juli hingga bulan Oktober. Berdasarkan analisis neraca air tersebut,
waduk perlu dibangun untuk menampung kelebihan air dan
menyalurkannya saat dibutuhkan.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-17
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-18
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-19
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
Al. 3 Al. 5
Al. 4
Sungai
Krengseng Al. 1 dan Al. 2
Gambar 3.9 Alternatif As Bendungan
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-20
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-21
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-22
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-23
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-24
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-25
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-26
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-27
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-28
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-29
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
b) Tinggi Bendungan
Tinggi bendungan dipengaruhi oleh adanya tampungan
yang direncanakan, di antaranya :
a. Tampungan mati (dead storage) merupakan tampungan untuk
sedimen yang mengendap selama umur rencana waduk.
b. Tampungan banjir (flood storage) merupakan tampungan yang
sediakan untuk menampung kelebihan air saat debit banjir.
Dari analisis yang telah dilakukan, ditetapkan tinggi
bendungan 14,75 m.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-30
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
Keterangan :
B = lebar puncak bendungan (m).
H = tinggi bendungan (m).
Dari hasil pendekatan rumus di atas, lebar puncak
bendungan dibulatkan ke atas dengan persyaratan puncak
bendungan tidak dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan berat.
Selain itu, puncak bendungan yang cukup lebar bermanfaat untuk
menahan getaran gempa dalam kajian stabilitas lereng.
Lebar puncak bendungan pada Waduk Diponegoro
ditetapkan selebar 8 meter. Puncak bendungan tersebut nantinya
dibangun akses jalan raya bagi kendaraan ringan yang
menghubungkan lalu lintas dari rumah sakit UNDIP menuju
Rusunawa UNDIP dan sebaliknya.
d) Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng bendungan dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat tahan dari bahaya longsor. Karena bendungan
menggunakan tipe urugan berlapis, maka digunakan kemiringan
1:2,5 untuk bagian hulu dan 1:3 untuk bagian hilir.
Analisis stabilitas kemiringan menggunakan beberapa
metode, di antaranya :
1) Metode Lingkaran Gelincir (Slip Circle)
∗ ∗ tan ∅′
Keterangan :
SF = safety factor.
N = gaya normal pada lingkaran gelincir (tf/m).
T = gaya tangen pada lingkaran gelincir (tf/m).
U = tekanan pori pada lingkaran gelincir (tf/m).
Ne = gaya normal akibat beban gempa pada lingkaran
gelincir (tf/m).
Te = gaya tangen akibat beban gempa pada lingkaran
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-31
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
gelincir (tf/m).
Φ' = sudut efektif dari friksi internal ( ͦ ).
C' = kohesi efektif pada lingkaran gelincir (tf/m2).
L = panjang lengkung lingkaran gelincir (m).
1 ∗ ∗ tan ∅
tan ∅ ∗ ∗ tan ∅
Keterangan :
SF = safety factor.
θ = gradien slope ( ͦ ).
k = koefisien gempa.
Φ = sudut efektif friksi internal ( ͦ ).
= kepadatan jenuh (tf/m3).
= kepadatan tercelup (tf/m3).
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-32
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
a. Drilling
Drilling adalah kegiatan melubangi titik-titik rencana pada
pondasi bendungan dengan menggunakan mesin bor. Ada 2 (dua)
jenis alat yang biasa dipakai untuk pengeboran, yaitu dengan putaran
dan dengan pukulan.
1) Pengeboran dengan putaran (rotary drilling)
Prinsip kerja mesin tersebut adalah mata bor mengebor titik karena
gerakan berputar. Dengan mesin bor tersebut, contoh tanah dapat
diambil melalui coring pada barrel. Kekurangan dari alat tersebut
adalah harga satuan per meter panjang yang lebih mahal.
2) Pengeboran dengan pukulan (percussion drilling)
Prinsip kerja mesin tersebut adalah mata bor bergerak turun
dengan kecepatan tinggi disertai dengan gerakan pukulan. Dengan
cara tersebut, pelaksanaan pengeboran dapat lebih cepat dibanding
dengan cara putaran.
Kekurangan dari metode pengeboran tersebut, antara lain :
a) Tidak dapat mengambil contoh batuan (without coring).
b) Tidak dapat mencapai kedalaman lebih dari 30 meter.
c) Untuk jenis batuan yang tidak kompak, hasil pengeboran
menjadi lebih kasar.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-33
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-34
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
c. Grouting
Grouting adalah pekerjaan menginjeksikan cairan yang terdiri
dari campuran semen dan air dengan tekanan tertentu untuk mengisi
retakan dan rongga-rongga pada tanah. Secara umum, pekerjaan
grouting bertujuan untuk meningkatkan daya dukung tanah,
memperbaiki kerusakan batuan, mengurangi rembesan/ aliran air
tanah, dan mengurangi angka permeabilitas tanah. Menurut metode
pelaksanaannya, grouting dibagi menjadi 2 (dua) tipe, yaitu ascending
grouting dan descending grouting. Pada proyek pembangunan Waduk
Diponegoro, metode grouting yang digunakan adalah metode
ascending. Metode tersebut dipilih karena pertimbangan efisiensi
waktu dan biaya. Kedua metode grouting tersebut dijelaskan secara
lebih lengkap pada penjelasan berikut ini.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-35
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-36
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-37
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-38
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-39
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-40
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
Di mana :
Q = debit kebutuhan air (m3/det).
V = kecepatan aliran (m/det).
b. Saluran Pengelak
Saluran pengelak merupakan saluran sementara (temporary)
yang berfungsi untuk memindahkan atau mengelakkan aliran sungai
dari alur sungai semula agar aliran sungai tidak mengganggu proses
pembangunan bendungan. Dimensi saluran pengelak direncanakan
berdasarkan atas debit banjir dari aliran sungai yang dielakkan
sehingga dimensi saluran dapat menampung dan mengalirkan air saat
terjadi banjir.
Dalam perencanaan, saluran pengambilan dan saluran
pengelak didisain dengan menggunakan beton bertulang dengan detail
pembesian yang ditunjukkan pada Tabel 3.13.
Tabel 3.13 Pembesian Saluran Pengambilan dan Saluran
Pengelak
Posisi Ukuran dan Jarak (mm)
Tulangan Pokok D19-200
Tulangan Bagi D16-200
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-41
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
c. Pipa pesat
Pipa pesat merupakan saluran yang berfungsi mengaliran
aliran air bertekanan tinggi dari inlet menuju outlet untuk
menggerakkan turbin. Dimensi pipa pesat dihitung dengan
menggunakan rumus Gordon dan Penman berikut ini.
,
0,72
Di mana :
= diameter pipa pesat (m).
= debit untuk kebutuhan PLTMH (m3/det).
Ketebalan pipa pesat dihitung berdasarkan rumus berikut :
.
.
Di mana :
= tebal plat (mm).
= tekanan air dalam pipa pesat (kg/cm2).
= 0,1 (1,2 )
= tinggi erjun desain maksimum (m).
= tegangan ijin plat baja (kg/cm2).
= efisiensi sambungan las.
= korosi plat yang diijinkan (1-3 mm).
Menurut Technical Standard for Gates and Penstock, tebal
plat minimum tidak boleh lebih kecil dari 6 mm.
Pipa pesat direncanakan menggunakan pipa baja dengan
diameter 0,25 meter dan ketebalan 6 mm. Pipa pesat tersebut diikat
dengan sabuk plat baja tebal 5 mm dan diikat dengan menggunakan
angker diameter 10 mm pada angker blok yang terbuat dari beton
bertulang. Detail pembesian konduit ditunjukkan pada Gambar 3.28.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-42
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-43
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
3.4.9. Pustaka
Dalam perencanaan Waduk Diponegoro, digunakan beberapa
pedoman di antaranya :
a. Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan di
Sungai (SNI 03-1724-1989)
b. Tata Cara Perhitungan Debit Andalan Air Sungai dengan Analisis
Lengkung Kekerapan (SNI 19-6738-2002)
c. Pedoman Pengoperasian Waduk Tunggal (Pd. T-25-2004-A)
d. Tata Cara Desain Tubuh Bendungan Tipe Urugan,(RSNI T-01-2002)
e. Metode Analisis dan Cara Pengendalian Rembesan Air untuk
Bendungan Tipe Urugan (RSNI M-02-2002)
f. Metode Stabilitas Lereng Statik Bendungan Tipe Urugan (RSNI M-
03-2002)
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-44
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO III-45
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-1
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
dikirim melalui fax di kantor wilayah pelaksana, yang kemudian kantor wilayah
pelaksana akan melakukan pemesanan ke supplier. Setelah pemesanan, material
ataupun peralatan konstruksi tersebut dikirim ke lokasi proyek dan diterima oleh
pelaksana yang berada di lapangan. Selanjutnya, pelaksana melakukan
pemeriksaan jumlah maupun spesifikasi barang yang telah dikirim ke lapangan
untuk mengetahui kesesuaian dengan spesifikasi yang digunakan.
Bagan alir proses pengadaan material dan/ atau peralatan pada proyek
pembangunan Waduk Diponegoro ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Pelaksana mengajukan
SPB dikirim melalui fax ke
Surat Permintaan Barang
kantor wilayah
(SPB)
Kantor wilayah
menghubungi supplier
A
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-2
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
A
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-3
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-4
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-5
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-6
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-7
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-8
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
4.4.6. Grease
Grease merupakan bahan pelicin yang digunakan untuk
menyambung rod (tongkat besi) dalam pekerjaan drilling, water pressure
test, dan grouting, serta dapat juga digunakan untuk pelicin dalam
penyambungan pipa beton pada pekerjaan saluran pengambilan dan
saluran pengelak. Dalam pekerjaan tersebut, grease dioleskan di mulut rod
atau konektor beton sehingga bahan tersebut dapat mempermudah
pekerjaan penyambungan.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-9
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
4.4.7. Sealer
Sealer merupakan sejenis karet yang dipasang di bagian mulut pipa
beton yang akan disambung. Pemasangan sealer tersebut bertujuan untuk
mencegah terjadinya kebocoran pada saluran pengambilan dan saluran
pengelak, khususnya di bagian sambungan. Dalam penyambungan pipa
beton, sealer harus dipastikan dapat terpasang dengan baik pada konekto
pipa beton.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-10
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
4.4.10. Multiplek
Multiplek merupakan papan kayu yang digunakan untuk pembuatan
bekisting pada bangunan intake dan pekerjaan bekisting lainnya. Proyek
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-11
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-12
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-13
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-14
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-15
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
Untuk menjaga mutu dari beton ready mix yang yang dipesan, pihak
pelaksana melakukan pengujian slump dan pengujian kuat tekan beton.
Kedua pengujian tersebut dilakukan untuk setiap volume 20 m3 dari beton
ready mix. Pengujian slump dilakukan langsung di lapangan dan
disaksikan oleh pelaksana dan konsultan pengawas dari pihak owner. Nilai
slump yang diijinkan pada proyek pembangunan Waduk Diponegoro
adalah (12 ± 2) cm. Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan
mengambil sampel 3 (tiga) benda uji berbentuk silinder untuk setiap 20 m3
beton ready mix yang dipakai. Pengujian kuat tekan beton dilaksanakan di
laboratorium Badan Pengujian Informatika dan Konstruksi dan
Laboratorium Bahan Konstruksi Universitas Diponegoro Semarang.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-16
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
4.4.16. Semen PC
Semen PC adalah material yang digunakan di antaranya untuk
campuran grouting. Semen yang sudah dipesan harus segera digunakan.
Semen dengan teknik penyimpanan yang kurang tepat mengakibatkan
semen menggumpal. Semen yang sudah terlanjur menggumpal tidak dapat
lagi. Pengadaan semen diusahakan sesuai dengan time schedule yang telah
dibuat. Pada proyek pembangunan Waduk Diponegoro, semen yang
digunakan adalah semen merk Semen Gresik, Tiga Roda, Holcim, dan
Mortar Utama.
4.4.17. Sikabond NV
Sikabond NV merupakan bahan yang berfungsi untuk menambah
daya rekat adukan mortar. Pada proyek pembangunan Waduk Diponegoro,
biasanya pengecoran tidak dapat dilakukan sekaligus hingga selesai.
Pengecoran biasanya dilakukan secara bertahap sehingga dijumpai lapisan
beton sebelumnya sudah kering terlebih dahulu. Sebelum dicor kembali,
lapisan beton lama terlebih dahulu dilapisi dengan campuran antara
sikabond, semen, dan air. Campuran tersebut akan bertindak sebagai lem
sehingga ikatan antara beton lama dan beton baru akan bersatu dan monolit.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-17
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-18
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
elektrik dan batang tersebut akan melebur akibat suhu tinggi saat
pengelasan.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-19
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
4.4.23. Thinner
Thinner adalah cairan pelarut cat yang digunakan untuk
mengencerkan cat sehingga cat dapat diaplikasikan sesuai dengan
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-20
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-21
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
4.5.1. Bulldozer
Bulldozer adalah alat berat yang digunakan untuk membersihkan
lahan (land clearing), pengupasan lapisan tanah, penghamparan material
timbunan, dan membantu pekerjaan alat muat lainnya. Pada proyek
pembangunan Waduk Diponegoro, digunakan bulldozer merek Komatsu
D85. Bulldozer tersebut memiliki pisau berjenis straight blade (S-Blade)
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-22
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
4.5.2. Excavator
Excavator (backhoe) adalah alat berat yang digunakan untuk
pekerjaan galian tanah biasa, meratakan tanah, dan memuat material hasil
galian ke dumptruck. Proyek pembangunan Waduk Diponegoro
menggunakan 2 (dua) merek excavator, yaitu Komatsu PC200 dan
Kobelco SK200. Keduanya menggunakan bucket berkapasitas 0,8 m3.
4.5.3. Breaker
Breaker adalah alat berat yang berfungsi untuk menggali tanah keras
yang berupa formasi batuan. Breaker merupakan bentuk modifikasi dari
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-23
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
4.5.4. Dumptruck
Dumptruck adalah alat transportasi yang berfungsi untuk
mengangkut material konstruksi, seperti tanah hasil galian, material dari
quarry, dan baja tulangan dari stockpile menuju lokasi pembesian.
Dumptruck juga dapat dimanfaatkan untuk mobilisasi peralatan konstruksi
seperti mesin bor, mesin pompa, dan lain sebagainya. Pada proyek
pembangunan Waduk Diponegoro, digunakan dumptruck berukuran
sedang dengan kapasitas bak 6 m3 agar kendaraan tersebut dapat
beroperasi dengan mudah dan efektif.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-24
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
4.5.5. Stamper
Stamper adalah alat yang digunakan untuk memadatkan tanah hasil
galian sebelum dilakukan pengecoran lantai kerja (lean concrete). Selain
itu, stamper juga digunakan dalam pemadatan lapisan contact clay dan
pemadatan inti bendungan yang tidak dapat dijangkau oleh sheep foot
roller. Stamper memiliki mobilitas yang tinggi sehingga dapat digunakan
untuk pekerjaan pemadatan di medan yang sulit dijangkau.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-25
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-26
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
4.5.8. Driller
Driller adalah mesin yang digunakan untuk mengebor titik-titik
lubang untuk pekerjaan grouting atau sementasi. Proyek pembangunan
Waduk Diponegoro menggunakan 2 (dua) jenis mesin bor, yaitu tipe
standard rotary dan tipe crawler rock drill (CRD). Mesin bor tipe standard
rotary digunakan untuk pekerjaan pengeboran pada lokasi dengan struktur
tanah biasa. Mesin bor tersebut menggunakan dua jenis mata bor, yaitu
baja bergerigi dan diamond. Pada saat pengoperasian, mesin bor tersebut
menggunakan daya listrik yang berasal dari generator, dan
mempergunakan air untuk menghilangkan butiran tanah hasil pengeboran.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-27
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
4.5.9. Generator
Generator adalah mesin diesel yang berfungsi untuk menghasilkan
tenaga listrik. Energi listrik yang berasal dari generator digunakan untuk
power supply yang melayani berbagai kebutuhan, seperti kebutuhan
listrik alat concrete vibrator, mesin las listrik, bar bender, bar cutter,
penerangan proyek, kebutuhan listrik kantor, dan sebagainya.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-28
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
4.5.10. Compressor
Compressor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk
meningkatkan tekanan fluida, berupa air dan udara. Dalam pekerjaan
drilling, compressor digunakan untuk menghasilkan udara bertekanan
ekstra tinggi untuk menggerakkan mesin bor tipe CRD. Pada pekerjaan
lain, compressor juga dapat digunakan untuk pembersihan debu pada
lokasi yang akan dicor.
4.5.11. Packer
Packer merupakan pipa besi yang diselubungi oleh karet yang
berfungsi untuk menyumbat lubang ketika dilaksanakan pekerjaan water
pressure test dan grouting agar tidak terjadi kebocoran.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-29
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
4.5.13. Flowmeter
Flowmeter adalah alat yang digunakan untuk mengamati jumlah
debit air yang mengalir saat water pressure test dan volume cairan semen
saat pekerjaan grouting.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-30
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
4.5.15. Rod
Rod merupakan tongkat besi berlubang yang digunakan untuk
pekerjaan drilling, water pressure test, dan grouting. Rod memiliki
panjang yang bervariasi, mulai dari 1,5 m, 3 m, hingga 5 m. Dalam
pekerjaan tersebut, rod dapat disambung hingga mencapai kedalaman
rencana. Dalam penyambungan, rod membutuhkan grease untuk membuat
sambungan lebih licin sehingga mudah disambung.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-31
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
4.5.17. Agitator
Agitator adalah suatu drum yang digunakan untuk menampung
cairan grouting yang berasal dari cement mixer. Di dalam agitator, cairan
grouting diputar secara terus menerus untuk menghindari terjadinya
penggumpalan campuran. Saat pekerjaan grouting, agitator juga dapat
digunakan untuk mengontrol perubahan volume cairan grouting.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-32
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-33
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
4.5.19. Stopwatch
Stopwatch merupakan alat pengukur waktu yang digunakan dalam
pekerjaan water pressure test dan grouting. Dalam pekerjaan water
pressure test, stopwatch digunakan untuk menghitung debit air yang
mengalir setiap menit, sedangkan dalam pekerjaan grouting, stopwatch
digunakan untuk mengontrol waktu sementansi.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-34
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-35
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
diperoleh dari PT. Precon, yaitu perusahaan yang dipilih sebagai supplier
pipa beton pracetak.
4.5.24. Theodolite
Theodolite adalah alat ukur yang digunakan untuk menentukan as
bangunan, seperti bendungan, intake, saluran pengambilan, saluran
pengelak, sampai outlet. Dalam kegiatan monitoring, theodolite digunakan
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-36
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
Theodolite
4.5.25. Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk memeriksa ketinggian
pembesian agar tidak melebihi tinggi rencana. Selain itu, waterpass juga
dapat digunakan untuk memeriksa tebal hamparan dalam pemadatan
material timbunan. Dalam penggunaannya, waterpass dipasang di atas
tripod.
Waterpass
4.5.26. Waterpass
Waterpass merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur atau
menentukan sebuah benda dalam posisi rata baik secara vertikal dan
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-37
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
Bak Ukur
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-38
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
4.5.28. Gerinda
Gerinda adalah alat yang digunakan untuk merapikan bagian mulut
pipa beton agar dalam proses penyambungan dapat lebih mudah.
Penyambungan pipa beton khususnya profil lingkaran berlubang
membutuhkan geometri yang presisi. Permukaan beton yang kasar atau
sedikit menonjol menyebabkan beton parcetak tidak dapat disambung.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-39
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-40
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-41
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO IV-42
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-1
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
7) Pengecoran konduit.
8) Pekerjaan tikungan (elbow).
f. Pekerjaan percobaan pemadatan material acak (trial embankment random).
g. Pekerjaan tubuh bendungan (embankment) :
1) Pekerjaan drainase jari (finger drain).
2) Timbunan material lempung.
3) Timbunan material acak (random).
Penjabaran lengkap mengenai pekerjaan-pekerjaan di atas akan dibahas
pada sub bab berikut ini.
Patok As
Bendungan
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-2
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Cofferdam
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-3
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Inlet Saluran
Pengambilan Inlet Saluran
Pengelak
Pipa Beton
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-4
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Saluran
Pengelak
Grouting Cap
Drilling
Grouting
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-5
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-6
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-7
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-8
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Patok Grouting
Cap
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-9
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Batang besi
Bekisting
Bracing
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-10
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-11
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Concrete
Vibrator
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-12
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
5.4.2. Drilling
Drilling merupakan pekerjaan pengeboran tanah pada titik yang
telah ditentukan dengan menggunakan mesin bor sehingga membentuk
lubang-lubang untuk grouting. Dalam pekerjaan tersebut, pengeboran
dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) macam alat, yaitu standard
rotary dan crawler rock drill (CRD). Kedua alat tersebut memiliki
prinsip pengoperasian yang sama, hanya saja mekanisme kerja alat
tersebut berbeda. Secara lebih rinci, pekerjaan pengeboran dijelaskan
pada langkah-langkah berikut ini.
a. Sebelum pengeboran dilaksanakan, pola titik pengeboran pada shop
drawing dipersiapkan. Titik pengeboran tersebut terdiri dari titik
primer, titik sekunder, titik tersier, titik pilot hole (PH), dan titik
checkhole (CH). Pola titik-titik pengeboran ditunjukkan pada
Gambar 5.17.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-13
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-14
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Barrel
Sampel
Bor
Core Box
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-15
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-16
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-17
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Packer
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-18
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Packer
e. Kran air yang terdapat pada pressure gauge dibuka sehingga air dari
tampungan akan mengalir menuju packer. Bukaan kran harus
disesuaikan dengan tekanan air maksimum yang diijinkan untuk
variasi kedalaman pengujian yang ditentukan.
Manometer
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-19
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Flowmeter
5.4.4. Grouting
Grouting adalah pekerjaan menginjeksikan cairan yang terdiri dari
campuran semen dan air dengan tekanan tertentu untuk mengisi retakan
dan rongga-rongga pada tanah. Grouting bertujuan untuk meningkatkan
daya dukung pondasi dan memperkecil angka rembesan pada tanah yang
terletak di bawah bendungan. Dalam proyek pembangunan Waduk
Diponegoro, grouting dilakukan dengan metode ascending. Secara lebih
lanjut, metode pekerjaan grouting disampaikan dalam langkah kerja
berikut ini.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-20
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
c. Air yang ditampung dalam tangki air dialirkan menuju cement mixer.
Selanjutnya, volume air diukur dengan menggunakan mistar.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-21
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Mistar
Cement
Mixer
Kisi-Kisi
Cement
Mixer
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-22
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Agitator
Cement
Pump
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-23
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Pressure
Gauge
Knop
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-24
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Lantai Kerja
Menara Intake
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-25
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-26
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-27
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
a. Pembesian
1) Lokasi pembesian dipompa untuk menghilangkan genangan air
akibat adanya rembesan.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-28
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-29
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Overlapping
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-30
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Beton
Decking
Tulangan
Cakar Ayam
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-31
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
b. Bekisting
Pondasi menara intake memiliki ketebalan 2 meter. Dasar
pondasi tersebut berada elevasi +160,00. Elevasi tersebut berada
pada level 1 meter di bawah elevasi lantai kerja konduit sehingga
untuk pengecoran bagian tersebut harus ditutup dengan
menggunakan bekisting.
1) Papan multiplek diperkuat dengan menggunakan balok kayu
berukuran 4/6 di sisi-sisinya.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-32
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
c. Pengecoran
1) Sebelum pengecoran, bekisting dan tulangan diperiksa kembali
oleh surveyor. Bekisting diperiksa dan dipastikan disangga
dengan kuat. Seluruh pertemuan antara tulangan pokok dan
tulangan bagi terikat kuat dengan kawat bendrat.
2) Periksa elevasi hasil pembesian pada setiap sudut tulangan
pondasi dengan menggunakan waterpass. Pastikan tulangan
terpasang datar dan tidak terjadi lendutan.
3) Pastikan tulangan dinding intake dan dinding pengarah telah
terpasang sesuai shop drawing. Periksa kelurusan tulangan
pokok bagian dinding dengan menggunakan waterpass. Perbaiki
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-33
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-34
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-35
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-36
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Pengecoran Dinding Intake dan
Dinding Pengarah (Tahap I)
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-37
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
B
a. Pembesian
1) Tulangan dinding intake dan dinding pengarah dipasang sesuai
dengan shop drawing. Tulangan tersebut memiliki ukuran dan
jarak pemasangan seperti pada Tabel 5.5.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-38
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Tulangan Dinding
Pengarah
Tulangan
Dinding Intake
b. Bekisting
Pekerjaan bekisting bagian dinding intake dan dinding
pengarah dilakukan dalam 2 (dua) tahap. Tahap pertama, bekisting
dikerjakan hingga ketinggian 1,2 meter (1 stage) terhadap muka
pondasi. Tahap kedua, bekisting dikerjakan kembali ketika
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-39
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-40
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-41
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Kawat Pengikat
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-42
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
c. Pengecoran
Pengecoran dibagi menjadi 2 (dua) tahap. Pada tahap
pertama, pengecoran dilakukan setelah pekerjaan bekisting setinggi
tahap 1 setinggi 1,2 meter selesai dikerjakan dan pipa beton pracetak
bagian intake telah terpasang.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-43
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-44
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-45
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
a. Pembesian
1) Setelah dinding intake dan dinding pengarah dicor 1 (satu) stage,
pengecoran dihentikan sementara dan dilanjutkan dengan
pembesian menara intake dan pembesian inlet pipa pesat.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-46
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-47
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
b. Bekisting
1) Papan multiplek phenol film diperkuat dengan menggunakan
balok kayu 5/7 pada sisi-sisi papan. Untuk mencegah lendutan
berlebih, papan tersebut dibagi menjadi beberapa segmen luasan
dengan menggunakan balok kayu.
Multiplek
Phenol Film
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-48
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Bracing
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-49
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Kawat Pengikat
Benang Ukur
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-50
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
c. Pengecoran
1) Sebelum pengecoran, bekisting diperiksa kembali dan dipastikan
tidak ada celah yang mengakibatkan kebocoran dan keruntuhan
bekisting.
2) Persiapkan concrete pump untuk pengecoran.
3) Beton ready mix dengan mutu K225 disalurkan dari truck mixer
menuju lokasi pengecoran dengan menggunakan concrete pump.
4) Pada saat pengecoran, tinggi jatuh harus senantiasa diatur agar
tidak melebihi 1,5 meter, karena apabila jarak tersebut dilampaui
dapat menyebabkan segregasi adonan beton.
5) Getarkan beton yang telah dicor untuk menghilangkan rongga
udara dalam beton. Usahakan bagian shaft dari concrete vibrator
tidak mengenai besi tulangan karena dikhawatirkan dapat
menyebabkan pergeseran letak tulangan.
6) Bila pengecoran dilakukan secara bertahap, lapisan beton lama
harus disiram dengan campuran sikabond dan air untuk
menyatukan lapisan beton lama dan beton baru.
7) Bekisting dapat dibongkar setelah umur beton 1 hari dengan
mempertimbangkan volume beton yang dicor.
8) Walaupun pengecoran dilakukan secara bertahap, curing harus
tetap dilaksanakan untuk menjaga hasil pengecoran dan
menghindari timbulnya retak. Curing dilakukan dengan
menyirami dan menggenangi permukaan beton dengan air.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-51
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Lantai Kerja
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-52
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Bekisting Konduit
Pengecoran Konduit
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-53
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-54
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Koperan
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-55
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-56
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Lantai Kerja
Konduit
c. Perawatan Beton
Perawatan beton (curing) dilakukan dengan menggenangi
permukaan lantai kerja dengan menggunakan air. Dalam proyek
pembangunan Waduk Diponegoro, curing dilakukan selama 3 hari.
Setelah beton cukup kuat, lokasi konduit yang dilintasi oleh as
bendungan dilakukan pekerjaan grouting. Pekerjaan grouting pada
konduit sudah harus dilakukan sebelum pemasangan pipa beton
mencapai titik tersebut.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-57
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Pipa Beton
Pracetak
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-58
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Karet
Sealer
g. Pipa beton yang telah tepat terpasang sesuai dengan as, disangga
dengan menggunakan batu kali agar tidak bergeser. Setelah itu,
gelagar yang digunakan untuk memindahkan pipa beton dilepas.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-59
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
7
Gambar 5.87 Pipa Beton Disangga dengan Batu Kali
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-60
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-61
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Gelagar
Penyambung
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-62
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
a. Bahan tambalan yang berupa campuran dari sikagrout, pasir, dan air
dipersiapkan. Dalam pekerjaan tersebut digunakan komposisi
campuran sikagrout : pasir : air = 1 : 1 : 1.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-63
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-64
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-65
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-66
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-67
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
f. Pipa galvanis yang telah disangga dapat dilepas dari chain block.
Dengan menggunakan metode di atas, pipa-pipa galvanis dipasang
saling bersentuhan pada bagian ujung pipa.
g. Las bagian ujung pipa galvanis yang saling bersentuhan dengan
menggunakan las elektrik.
h. Cat hasil las dengan menggunakan cat anti karat untuk melindungi
sambungan pipa dari bahaya karat. Pengecatan harus dilakukan secara
merata dan menutupi bagian sambungan.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-68
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-69
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Talang
Pengecoran
b. Beton ready mix K125 dialirkan dari truck mixer menuju lokasi
pengecoran dengan menggunakan talang. Pada awal pengecoran,
adonan beton diarahkan untuk mengisi ruang di bawah pipa beton dan
pipa pesat.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-70
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-71
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-72
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-73
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-74
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-75
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-76
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-77
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Balok Kayu
Bekisting Dalam
Tikungan / Elbow
Besi Tulangan
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-78
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-79
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-80
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Persiapan Landasan
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-81
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-82
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
d. Beri tanda batas-batas ketebalan hamparan pada patok yang telah terpasang.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-83
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-84
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Penghamparan Pasir
Penghamparan Kerikil
Penghamparan Pasir
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-85
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-86
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-87
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-88
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Pembersihan Lokasi
Penghamparan Material
Lempung ( per-25 cm )
ulangi
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-89
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-90
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-91
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-92
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-93
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-94
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
Pembersihan Lokasi
Penghamparan Lempung
Kontak ( t = 15 cm )
Penghamparan Material
ulangi Lempung ( per-25 cm )
sejumlah 3 kali
ulangi
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-95
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-96
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB V
PELAKSANAAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO V-97
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VI
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK
BAB VI
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VI-1
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VI
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VI-2
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VI
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK
2) Compression Test
Compression test merupakan pengujian beton yang
bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton karakteristik (kuat
tekan maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton
mengalami kehancuran). Untuk setiap kelipatan volume beton
20m3, diambil 3 (tiga) sampel silinder beton. Adapun langkah-
langkah pengujian sebagai berikut :
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VI-3
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VI
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VI-4
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VI
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK
Tabel 6.1 Syarat Kuat Tekan Minimun untuk Beton Usia 7 Hari,
14 Hari, dan 28 Hari
b. Material Timbunan
Pengawasan kualitas material dan pengujian material timbunan
di lapangan terdiri dari pengujian kadar air, pengujian kepadatan
lapangan, dan pengujian permeabilitas.
1) Pengujian Kadar Air
Pengujian kadar air bertujuan untuk mengetahui prosentase
air yang terkandung dalam material timbunan, seperti material
lempung dan material acak. Nilai kadar air yang diperoleh dari
pengujian tersebut digunakan untuk penambahan air saat
pemadatan material terhadap optimum moisture content (OMC).
Pengujian kadar air dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a) Sampel material timbunan dalam kondisi asli diambil dari
lokasi stock pile.
b) Material ditimbang dengan menggunakan timbangan
sebanyak 5 gram.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VI-5
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VI
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK
Speedy
Moisture Tester
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VI-6
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VI
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VI-7
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VI
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VI-8
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VI
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK
3) Pengujian Permeabilitas
Pengujian permeabilitas bertujuan untuk mengetahui kerapatan
timbunan terhadap filtrasi air. Nilai permeabilitas ditunjukkan
dalam koefisien permeabilitas (K). Pada timbunan acak, nilai
koefisien permeabitas yang disyaratkan adalah K < 1 x 10-5,
sedangkan pada timbunan lempung disyaratkan K < 1 x 10-6.
1) Lubang diisi dengan menggunakan batu kerikil hingga
mencapai permukaan tanah yang telah dipadatkan.
2) Air dimasukkan ke dalam lubang hingga seluruh kerikil dalam
lubang tergenang.
3) Tunggu selama 1 jam hingga kondisi tanah yang telah
dipadatkan mencapai jenuh air (saturated).
4) Dua buah pipa PVC berukuran 1 inch dimasukkan ke dalam
lubang yang berisi kerikil.
5) Alat uji berupa 2 (dua) buah botol uji yang telah dilengkapi
dengan skala ukur (mistar) diisi air hingga penuh.
6) Dalam kondisi terbalik, botol dipasang di atas pipa PVC yang
telah terpasang.
7) Waktu pengamatan dimulai dan dicatat ketika terjadi
penurunan level muka air. Waktu pengamatan dilakukan
sebanyak 8 (delapan) kali pengamatan.
8) Perhitungan permeabilitas dilakukan dengan menghitung
selisih penurunan muka air dalam botol terhadap waktu.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VI-9
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VI
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VI-10
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VI
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VI-11
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VI
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK
persentase (bobot) pekerjaan secara keseluruhan, rincian biaya tiap item pekerjaan,
dan jangka waktu pelaksanaannya. Kurva S juga dapat digunakan untuk
menentukan waktu untuk mendatangkan material, peralatan, dan tenaga kerja
yang akan dibutuhkan dalam pekerjaan tertentu. Pengendalian waktu dilakukan
dengan membandingkan kurva S rencana dan kurva S realisasi. Apabila kurva S
realisasi berada di atas kurva S rencana, maka prestasi pekerjaan melebihi prestasi
rencana. Namun, apabila kurva S realisasi berada di bawah kurva S rencana,
berarti pekerjaan mengalami keterlambatan.
Hingga akhir minggu ke-30, prestasi proyek telah tercapai adalah 41,907%
dari perencanaan sebesar 51,514%. Dari prosentase tersebut, proyek
pembangunan Waduk Diponegoro mengalami keterlambatan dengan deviasi
9,607%. Hal tersebut disebabkan karena keterlambatan beberapa pekerjaan seperti
pekerjaan timbunan, pekerjaan jembatan pelayanan, dan pekerjaan spillway.
Keterlambatan tersebut disebabkan karena proyek kekurangan tenaga kerja yang
terampil untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
Prosentase Pelaksanaan Pekerjaan
Pembangunan Waduk Diponegoro
100
90
80
70
Prosentase
60
50
40
30
20
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43
Minggu Ke‐
Rencana Realisasi
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VI-12
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VI
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK
koordinasi proyek. Laporan kemajuan proyek dibuat dalam bentuk laporan harian,
mingguan, dan bulanan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan suatu proyek.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VI-13
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VI
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VI-14
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VI
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK
untuk membayar gaji. Besar total biaya tersebut yang akan selalu dikontrol dan
dievaluasi sebagai pengendalian biaya.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VI-15
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VI
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK
c. Asuransi JAMSOSTEK
Seluruh pekerja yang bekerja pada proyek pembangunan Waduk
Diponegoro telah diikutsertakan dalam jaminan sosial tenaga kerja
(JAMSOSTEK) sehingga biaya akibat kecelakaan kerja dapat ditanggung
oleh asuransi tersebut.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VI-16
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VII
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
BAB VII
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VII-1
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VII
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VII-2
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VII
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
d. Faktor Cuaca
Proses pembangunan waduk, khususnya bagian bendungan sangat
dipengaruhi oleh faktor cuaca. Sebagian besar pekerjaan yang dilaksanakan
dalam pembangunan Waduk Diponegoro adalah pekerjaan galian dan
timbunan. Jenis tanah yang terdapat pada lokasi proyek merupakan jenis
tanah merah yang mengandung lempung dan batuan breksi di lokasi tertentu.
Dalam proyek pembangunan Waduk Diponegoro, pekerjaan galian tanah
dilaksanakan dengan menggunakan alat berat, seperti escavator dan breaker.
Pada musim hujan, tanah yang mengandung lempung akan menjadi sangat
liat sehingga sulit untuk dikerjakan.
Sama halnya dengan pekerjaan galian, pekerjaan timbunan juga
dipengaruhi oleh faktor cuaca. Material timbunan yang digunakan harus
dijaga dari pengaruh air hujan. Pada saat penimbunan, kadar air material tidak
boleh berubah dari kondisi asli.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VII-3
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VII
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VII-4
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VII
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VII-5
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VII
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VII-6
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VII
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
pekerja yang hanya menggunakan sepatu boot tanpa mengenakan helm dan
atribut APD lainnya.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VII-7
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VII
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
d. Faktor cuaca
Pada saat hujan, pekerjaan galian tanah dihentikan sementara untuk
menghindari kemungkinan terjadinya tanah longsor yang membahayakan
keselamatan operator alat berat, sedangkan untuk menjaga kualitas bahan
timbunan khususnya lempung, material tersebut ditutup rapat dengan
menggunakan plastik terpal pada saat hujan. Apabila hujan mengenai material
yang sudah ditimbun dan dipadatkan, material tersebut harus dilakukan
perawatan dengan mengupas lapisan atas timbunan sebelum melanjutkan
pekerjaan timbunan kembali.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VII-8
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VII
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VII-9
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VII
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VII-10
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VIII
PENUTUP
BAB VIII
PENUTUP
8.2. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang penulis peroleh selama
pelaksanaan kerja praktek, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan antara
lain :
a. Waduk Diponegoro merupakan waduk pendidikan yang dibangun di
lingkungan kampus Univerasitas Diponegoro Semarang. Menurut masterplan
yang disusun oleh PT. Cakra Manggilingan, tujuan pembangunan Waduk
Diponegoro, antara lain untuk menyediakan air baku laboratorium,
menyediakan air baku Rumah Sakit Universitas Diponegoro, sebagai
laboratorium lapangan, dan sebagai sarana rekreasi bagi masyarakat. Waduk
Diponegoro termasuk waduk multiguna karena direncanakan memiliki fasilitas
pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH), disamping melayani
kebutuhan air untuk Universitas Diponegoro.
b. Pengorganisasian pada proyek dinilai baik oleh penulis karena masing-masing
pihak yang terlibat di dalamnya telah melaksanakan tugas sesuai dengan
jobdesk yang telah ditentukan. Hubungan kerja antar pemangku kepentingan
dalam proyek pun telah terjalin dengan kompak sehingga tidak terjadi
permasalahan yang significant dalam pelaksanaan proyek.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VIII-1
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VIII
PENUTUP
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VIII-2
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VIII
PENUTUP
8.3. SARAN
Dalam pelaksanaan pembangunan Waduk Diponegoro banyak ditemui
hambatan yang mengakibatkan keterlambatan pekerjaan. Untuk itu perlu adanya
upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, di antaranya :
a. Dalam tahap perencanaan, hendaknya bangunan dirancang dan direncanakan
dengan memperhatikan aspek kemudahan dalam pekerjaan (workability)
sehingga pembangunan dapat dilaksanakan dengan mudah. Perencanaan harus
dilaksanakan dengan teliti dan seksama sehingga perubahan desain saat
pelaksanaan dapat diminimalisir.
b. Keterlambatan pengadaan material konstruksi dapat diminimalisir dengan
sistem pengadaan yang lebih terjadual. Survai penentuan lokasi quarry yang
digunakan untuk pekerjaan timbunan seharusnya dilakukan pada saat
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VIII-3
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
BAB VIII
PENUTUP
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO VIII-4
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN WADUK DIPONEGORO
M. Mirza Abdillah Pratama (21010110120035)