Disusun oleh :
NPM : 19.07.0.045
Disusun oleh :
NPM :19.07.0.045
Disusun oleh :
NPM : 19.07.0.045
Mengetahui :
ii
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI
Disusun oleh :
NPM : 19.07.0.045
(…………………………………) (…………………………………)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-
Nya sehingga laporan kerja praktek ini dapat diselesaikan dengan judul
kerja praktek ini disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan pendidikan
sarjana ( Strata-1 ) Program Studi Teknik Sipil di Fakultas Teknik Universitas Riau
Kepulaun, Batam.
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan laporan kerja
1. Kedua orang tua tercinta, serta saudara-saudara saya yang senantiasa semasa
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Sri Langgeng Ratnasari, S.E., MM., selaku Rektor Universitas
Riau Kepulauan.
Riau Kepulauan.
5. Ibu Nadia Khaira Ardi,S.T.,M.T. S.T., selaku dosen pembimbing kerja praktek
iv
6. Bapak Deni Nugroho, S.T.,M.T selaku manajer proyek, PT. Delta Baja Masa
yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk bergabung dalam kerja
7. Seluruh dosen dan staf pegawai Fakultas Teknik Universitas Riau Kepulauan
Universitas Riau Kepulauan yang telah membantu saya selama masa kuliah dan
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kerja praktek ini belum
sempurna,oleh karena itu penulis mengharapkan saran dari para pembaca yang
Feliks Sirait
v
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II .................................................................................................................... 6
vi
DATA UMUM PROYEK ..................................................................................... 6
vii
3.3 Dasar perhitungan konstruksi ................................................................. 23
BAB IV ................................................................................................................. 31
BAB V................................................................................................................... 46
PENUTUP ............................................................................................................ 46
LAMPIRAN ......................................................................................................... 48
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Rasio transfer beban dengan kuat geser tanah terhadap perpindahan
tiang ....................................................................................................................... 24
Gambar 4.4 Memasukkan tiang pancang sambungan ke pile clamping box ........ 36
ix
Gambar 4.12 pengurugan pasir dan lantai kerja.................................................... 42
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
ketat dalam dunia industri baik yang bergerak dalam produksi barang maupun
pendistribusian barang, dalam hal ini adalah distributor. Distributor dituntut untuk
mampu bersaing dengan cara menyalurkan produk dengan baik guna mencegah
kekosongan stok pada konsumen. Konsumen akan merasa puas dengan kinerja
distributor jika produk yang dikirimkan tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat mutu.
terlebih dahulu baru proses pengiriman dilakukan. Dengan metode seperti ini, maka
yang telah ditentukan tanpa melihat kebutuhan dari pelanggan. Dengan demikian,
sering terjadi penumpukan barang di gudang atau bahkan terjadi kekurangan stok
1
di gudang. Kekurangan stok biasanya terjadi saat ada lonjakan order dari pelanggan
dan pemesanan terdahulu belum dipenuhi oleh DC Batam atau disebut juga out
standing. Hal ini menjadi suatu masalah yang mengakibatkan informasi mengenai
jumlah pesan dan kapan produk harus dikirim menjadi kurang tepat. Dampaknya
kepuasan pelanggan dan membengkaknya biaya yang dikeluarkan. Untuk itu perlu
bertujuan untuk penyimpanan barang dalam jumlah besar dan menjadi tempat
pemasaran produk barang maupun jasa kepada konsumen tingkat akhir untuk
2
kecamatan Sei Beduk kota Batam. Pelaksanaan kerja praktek berlangsung selama
Ruang lingkup kerja praktek yang penulis amati dalam pembangunan PT.
mini pile dengan hydraulic jacking system dan pekerjaan pile cap.
Kerja praktek merupakan salah satu syarat kelulusan yang harus ditempuh
Kepulauan. Persaingan didalam dunia kerja konstruksi sangatlah sulit, ilmu teori
yang didapatkan di bangku perkuliahan tidaklah cukup, maka dari itu mahasiswa
3
diharuskan melaksanakan kerja praktek guna untuk menambah wawasan dan
di lapangan.
yang sesungguhnya.
BAB I. PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang proyek, tujuan proyek, tempat dan waktu pelaksanaan
kerja praktek, ruang lingkup kerja praktek, latar belakang kerja praktek, tujuan kerja
4
BAB II. DATA UMUM PROYEK
Pada bab ini berisi tentang deskripsi proyek, data property proyek, data fisik proyek,
Pada bab ini menjelaskan teori dasar yang berkaitan dengan mini pile dan pile cap.
Menguraikan tentang proses pengumpulan data serta sajian data dan hasil
BAB V. PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang saran dan kesimpulan untuk peningkatan pelaksanaan
kerja praktek.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka ini berisi daftar referensi atau rujukan yang di gunakan pada laporan
kerja praktek.
5
BAB II
dan akan dibangun beberapa item bangunan yang dapat dilihat pada tabel 2.1
berikut.
C Gudang 2 L Washing
6
2.2 Data Properti Proyek
Berikut ini adalah data properti proyek yang dikerjakan oleh PT. Delta Baja Masa:
Batam.
7
2.3 Data Fisik Proyek
dan DC Indogrosir:
Spesifikasi mini pile yang dipakai dapat dilihat pada tabel 2.2
(ton) meter
(kg)
Utama Sengkang
dan DC Indogrosir terbuat dari beton bertulang. Perencanaan pile cap menggunakan
tulangan D13 mm dan D16 mm. Beton yang digunakan untuk pile cap adalah beton
Detail ukuran dan tipe pile cap dapat dilihat pada tabel 2.3
8
Tabel 2.3 Dimensi dan tipe pile cap
bahasa untuk menyampaikan ide, gagasan, ataupun informasi dari para insinyur
yang mendesian suatu produk kepada para pembuat yang akan membuatnya
(Juhana, 2012).
penyelesaian suatu objek. Gambar kerja ini harus menuliskan informasi yang
9
Gambar 2.1 Gambar detail pile cap P1
(Sumber : shop drawing PT.Delta Baja Masa, 2022)
10
Gambar 2.3 Gambar detail pile cap P2S
(Sumber :Shop drawing PT.Delta Baja Masa, 2022)
11
Gambar 2.5 gambar detail pile cap P4
(Sumber : Shop drawing PT.Delta Baja Masa, 2022)
Indogrosir, data volume pekerjaan tidak disajikan karena dari pihak kontraktor
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi
12
dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan
wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada pertanggungjawaban terhadap apa
Berikut adalah struktur organisasi PT. Delta Baja Masa pada pembangunan PT.
13
4. Menandatangani berita acara serah terima pekerjaan.
pelaksanaan proyek.
konstruksi.
konstruksi.
Tugas dan tanggung jawab dari site manager adalah sebagai berikut :
terkait dengan usulan desain konstruksi dan data pendukung yang diperlukan. Dan
juga mencarikan solusi atas permasalahan yang timbul baik sehubungan dengan
3. Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan kerja akan dipenuhi dengan baik
14
4. Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaa
5. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan
kontraktor agar dicapai efisiensi pada setiap kegiatan (pekerjaan yang harus
ditangani).
7. Menyusun rencana kerja untuk semua pekerja atau staf yang terlibat dalam
5. Memeriksa pada peralatan kerja apakah terdapat aus atau tidak, dan juga
penyelidikan penyebabnya
15
9. Meninjau dan mengarahkan karyawan bekerja sesuai kewajiban dan sesuai
2.4.4. Drafter
2.4.5. Surveyor
2 Menjelaskan job description dengan baik agar mudah dipahami oleh staf
bawahan.
4 Mengatur dan mengawasi jalannya pekerjaan yang ditugaskan kepada para staf
bawahannya.
5 Memberikan motivasi agar tetap semangat bekerja dalam kondisi apapun kepada
16
2. Bersama dengan bagian engineering menyusun kembali metode pelaksanaan
lapangan.
9. Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan mengatur
10. Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga dan alat di
lapangan.
11. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran hasil pekerjaan di
lapangan.
13. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar selalu sesuai dengan
17
BAB III
TEORI DASAR
kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu,
proyek serta site yang ada dalam data-data proyek. Data-data tersebut
memiliki pengaruh yang cukup besar dalam metode pekerjaan struktur secara
18
terbatas semaksimal mungkin untuk membuat rencana kerja yang efektif dan
dianggap remeh, karena disitu sering terjadi masalah yang dapat memakan
waktu.
Tiang pancang adalah awal dari pekerjaan struktur yang sering terjadi
masalah, mulai dari kondisi tanah yang tidak sama dari rencana, tanah yang
basah karena musim hujan atau adanya sumber air tanah, alat pancang
menggunakan sistem lama yang menimbulkan suara dan polusi dan lain
sebagainya.
yang sangat penting bagi sebuah ssstem struktur. Struktur bawah memikul
beban beban dari struktur di atasnya sehingga struktur bawah tidak boleh
19
Pondasi adalah bagian terbawah dari suatu konstruksi gedung. Pondasi
diatasnya.
pancang atau tiang bor yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga memiliki
dimensi yang kecil, dapat berupa beton bertulang maupun beton prategang.
Dimensi yang kecil tersebut dapat dilihat dari luas penampang yang
penampang pondasi tiang mini pile lebih kurang setengahnya, sedangkan jika
mini pile dalam menerima beban tidak bekerja sebagai tiang tunggal melainkan
sebagai kelompok tiang yang disatukan oleh pile cap. Besarnya pile cap
tergantung pada pondasi, jumlah, dan jarak antar tiang yang direncanakan.
Karena pada dasarnya mini pile memiliki karakteristik dan prinsip kerja yang
sama dengan tiang pancang beton biasa, maka untuk menghitung kapasitas
dukung mini pile sebagai tiang tunggal dan kelompok, pondasi tiang, efisiensi
20
perhitungan seperti yang diterapkan pada tiang pancang beton pracetak ukuran
standart.
pekerjaan yang baik dan sesuai dengan kondisi yang diasumsikan dalam
perencanaan yang memadai, serta struktur pondasi yang telah dipilih itu
batasan struktur. Jenis pondasi yang sesuai dengan tanah pendukung yang
tiang. Pondasi tiang pancang terdiri dari beberapa tiang dalam satu kelompok
yang disatukan dengan pile cap, karena momen lentur struktur atas dan beban
aksial yang akan didukung pondasi cukup besar. Pile cap dipakai untuk
Pemakaian pelat penutup tiang (pile cap) pada suatu bangunan, apabila pondasi
tiang dipancang pada tanah dasar pondasi yang mempunyai nilai kohesi tinggi,
maka beban yang diterima oleh tiang akan ditahan oleh pelat penutup tiang
(pile cap).
21
Susunan tiang sangat berpengaruh terhadap luas denah pile cap, yang
secara tidak langsung tergantung dari jarak tiang. Bila jarak tiang kurang
teratur atau terlalu lebar, maka luas denah pile cap akan bertambah besar dan
membengkak.
Pile cap biasanya terbuat dari beton bertulang, perancangan pile cap
2. Ujung atas tiang menggantung pada pile cap. Karena itu, tidak ada momen
3. Tiang merupakan kolom pendek dan elastis. Karena itu distribusi tegangan
pengaturan tiang dalam satu kelompok. Pada umumnya susunan tiang dibuat
simetris dengan pusat berat kelompok tiang dan pusat berat pile cap terletak
pada satu garis vertikal. Jarak antar tiang diusahakan sedekat mungkin untuk
menghemat pile cap, tetapi jika pondasi memikul beban momen maka jarak
momen. Jumlah minimum tiang dalam satu pelat penutup tiang umumnya 3
(tiga) tiang. Bila tiang hanya berjumlah 2 (dua) tiang dalam 1 (satu) kolom,
maka pelat harus dihubungkan dengan kolom lain. Balok sloof dibuat yang
melewati pusat berat tiang-tiang ke arah tegak lurus deretan tiang (tegak lurus
pelat penutup tiang). Demikian pula, bila pile cap hanya melayani satu tiang,
22
maka dibutuhkan balok sloof yang menghubungkan ke kolom-kolom yang lain.
Bila kolom dilayani hanya 1 (satu) tiang yang besar, maka bisa tidak digunakan
Tebal pelat penutup tiang dipengaruhi oleh tegangan geser ijin beton.
Tegangan geser harus dihitung pada potongan terkritis. Momen lentur pada
dibebani secara aksial. Perilaku pondasi tiang yang dibebani secara aksial dapat
23
a. Pondasi tiang pancang dibagi dalam beberapa segmen, misalnya dibagi
umumnya titik ujung tersebut akan berpindah sejarak tertentu kecuali jika
c. Menghitung tahanan ujung tiang (Qp), akibat perpindahan ujung tiang yang
Qp = Ap x Ks x yp
e. Berdasarkan kurva rasio transfer beban dengan kuat geser tanah terhadap
Gambar 3.1 Rasio transfer beban dengan kuat geser tanah terhadap perpindahan tiang
24
f. Dari kurva kuat geser tanah terhadap kedalaman, dengan memasukkan nilai
dengan rumus:
Q2 = Qp + L3 x p x
dimana:
25
h. Menghitung nilai peralihan elastis pada tengah segmen terbawah dengan
rumus:
(Qmid + Qp) / 2 x L3 / 2
y3 =
AxE
y3 = yp + y3
j. Dengan nilai y3 yang didapat, bandingkan dengan asumsi yang diambil pada
point (d). Jika tidak sesuai dan melampaui batas toleransi ulangi langkah
dari point (d) sampai point (j) sampai didapatkan hasil yang
mendekati/sesuai.
Daya dukung ijin pondasi tiang (Qa) untuk beban aksial umumnya
diperoleh dengan membagi daya dukung ultimit dengan suatu faktor keamanan
26
baik secara keseluruhan atau dengan masing-masing faktor keamanan pada
FK = faktor keamanan.
27
2. Pengendalian normal, situasi yang paling umum. Hampir sama dengan
kondisi di atas hanya saja kondisi tanah bervariasi dan tidak tersedia data
pengujian tiang.
3. Pengendalian kurang, tidak ada uji pembebanan, kondisi tanah sulit dan
kurang.
lebih tinggi karena keruntuhan akibat beban tarik umumnya lebih bersifat
dapat diterima
28
3.3.3. Daya dukung kelompok tiang
Pada tiang yang berdiameter besar atau untuk beban yang ringan sering
digunakan pondasi tiang tunggal untuk memikul kolom atau beban struktur,
tetapi lazimnya beban kolom struktur atas dipikul oleh kelompok tiang.
bekerja sebagai satu kasatuan yang disatukan oleh pelat beton atau biasa
minimum antara tiang sebesar 2 kali diameter. Dirjen Bina Marga DPU
mensyaratkan jarak antar tiang adalah 2,5 sampai 3,0 kali diameter.
antara daya dukung kelompok tiang pancang dengan jumlah daya dukung tiang
B. Susunan tiang
antara tiang, yaitu jika jarak antara tiang makin rapat maka ukuran pile cap
makin kecil dan secara tidak langsung biaya menjadi murah, tetapi bila pondasi
memikul beban momen maka jarak antar tiang perlu diperbesar agar tahanan
29
3.4 Standar dan peraturan yang digunakan
sebagai berikut:
3. Perhitungan momen lentur dan gaya geser pada pile cap didasarkan pada
asumsi bahwa reaksi dari masing-masing tiang pancang terpusat pada pusat
4. Ketebalan minimum dari sebuah pile cap ditentukan sebesar 300 mm sesuai
gedung)
telapak, pondasi rakit, atau poer (pile cap), dan harus sepenuhnya
tambahan).
30
BAB IV
mendapatkan hak paten dari United States, United Kingdom, China dan New
Zealand. Sistem ini terdiri dari suatu hydraulic ram yang ditempatkan pararel
dengan tiang yang akan dipancang, dimana untuk menekan tiang tersebut
ditempatkan sebuah mekanisme berupa plat penekan yang berada pada puncak
tiang dan juga ditempatkan sebuah mekanisme pemegang (grip) tiang, kemudian
tiang ditekan ke dalam tanah. Dengan sistem ini tiang akan tertekan secara kontiniu
ke dalam tanah, tanpa suara, tanpa pukulan dan tanpa getaran. Penempatan sistem
penekan hydraulic yang senyawa dan menjepit pada dua sisi tiang menyebabkan
didapatkannya posisi titik pancang yang cukup presisi dan akurat. Ukuran diameter
piston mesin hydraulic jack tergantung dengan besar kapasitas daya dukung mesin
pada dua sisi bantalan alat yang pembebanannya disesuaikan dengan muatan yang
dibutuhkan tiang. Hidraulic jacking ini juga sudah dilengkapi dengan mobile crane
31
a. Keunggulan teknologi hydraulic jacking system , antara lain adalah :
1. Bebas getaran
pabrik atau instansi yang sarat akan peralatan instrumentasi yang sedang bekerja,
maka teknologi hydraulic jacking system ini akan menyelesaikan masalah wajib
2. Bebas pengotoran lokasi kerja dan udara serta bebas dari kebisingan
menggunakan drop hammer serta bebas dari unsur berlumpur jika menggunakan
bore pile. Karena sistem ini juga tidak bising akibat suara pukulan pancang
seperti pada drop hammer, maka untuk lokasi yang membutuhkan ketenangan
seperti rumah sakit, sekolah dan bangunan di tengah kota, teknologi ini tidak
Seperti kita ketahui bahwa kondisi tanah asli di bawah pondasi yang akan
tanah maupun daya dukungnya. Sedangkan jumlah titik soil investigation seperti
sondir dan SPT (Standar Penetration Test) diadakan dalam jumlah yang
terbatas. Sehingga pada sistem drop hammer untuk mengetahui daya dukung per
32
dengan hydraulic jacking, daya dukung setiap tiang dapat diketahui dan
pada kepala tiang seperti pada tiang pancang umumnya. Disamping itu, dengan
Dengan ketinggian alat yang relatif rendah, hydraulic jacking system ini
dapat digunakan pada basement, ground floor atau lokasi kerja terbatas yang
kerja.
Karena beban penekan yang berupa balok beton plat besi adalah merupakan
perangkat terpadu dari hydraulic jacking tersebut dengan berat dua kali beban
maksimum yang dapat dipikul per tiang dan berfungsi juga sebagai beban uji,
maka prosedur, jadwal dan jumlah titik loading test dapat dengan mudah
33
b. Kekurangan dari teknologi hydraulic jacking, antara lain adalah:
1. Apabila terdapat batu atau lapisan tanah keras yang tipis pada ujung tiang
yang ditekan, maka hal tersebut akan mengakibatkan kesalahan pada saat
pemancangan.
2. Sulitnya mobilisasi alat pada daerah lunak ataupun pada daerah berlumpur
3. Karena hydraulic jacking ini mempunyai berat sekitar 70 ton dan saat
permukaan tanah yang tidak sama daya dukungnya, maka hal tersebut akan
berikut:
34
Gambar 4.1 Pemindahan tiang pancang
(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2022)
kotak).
dipancang.
35
5. Melakukan penetrasi tiang pancang ke dalam tanah dengan cara menekan tiang
kotak).
36
7. Lakukan pengelasan terhadap ujung tiang pancang pertama dan kedua.
8. Melakukan penetrasi tiang pancang ke dalam tanah dengan cara menekan tiang
pancang, hingga tercapai daya dukung desain tiang. Kapasitas daya dukung
37
9. Setelah satu titik selesai, pindah ke titik lainnya.
2. Data jenis, ukuran dan kapasitas material tiang pancang yang dipakai
gambar konstruksi
5. Tabel nilai kapasitas ultimate dan ijin tiap titik pancang sesuai nomor pada
38
Tabel 4.1 Pilling record
Mulai
Kalendering
Selesai
39
4.3. Pekerjaan pile cap
Berikut adalah tahapan pekerjaan pile cap pada pembangunan PT. Indomarco
1. Pekerjaan Persiapan
tebal pasir urug dan 50 mm lantai kerja. Alat yang digunakan pada penggalian
adalah excavator.
40
Gambar 4.10 Penggalian tanah pondasi
(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2022).
menyisakan besi tulangannya yang akan digunakan untuk stek pondasi sebagai
pengikat dengan pile cap. Pemotongan dilakukan hanya sampai elevasi bottom
of concrete yaitu dengan menyisakan beton setebal 100 mm dari lantai kerja
41
4. Pengurugan dan pemasangan lantai kerja
Pembuatan lantai kerja dilakukan setelah tanah galian selesai diurug dengan
urugan pasir. Pembuatan lantai kerja ini dilakukan dengan membuat adukan
sendiri dari pasir dan portland cement dengan mutu beton K-125.
Pemasangan besi tulangan yang langsung dirangkai di atas lantai kerja sesuai
dengan ukuran dan jumlah yang telah direncanakan. Diameter besi tulangan
yang dipasang untuk pile cap adalah D13 dan D16. Pekerjaan pembesian ini
juga meliputi tulangan utama atas dan bawah, tulangan samping, tulangan stek
pondasi, dan pemasangan stek pile cap sebagai penghubung menuju kolom.
42
Gambar 4.13 Penulangan pile cap
(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2022)
6. Pemasangan Bekisting
dipaku pada balok kayu yang telah ditanam pada tanah, dan diatur sedemikian
43
7. Pengecoran Pile cap
kotoran seperti tanah, sisa kawat, maupun plastik pada area yang akan dicor
menggunakan compressor.
Tahapan pekerjaan pile cap dapat dilihat pada gambar 4.16 berikut.
Mulai
Identifikasi masalah
Pengumpulan data lapangan
Penentuan titik As pile cap
Pekerjaan penggalian tanah dengan
kedalaman sesuai rencana
Pembuatan lantai kerja
Pemasangan tulangan
Pemasangan bekisting
Pengecoran pile cap
selesai
44
4.4. Kendala pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang pancang
berjalan lancar. Kadang ada hal yang menghambat pekerjaan yang ditemui oleh
yang tidak rata menyebabkan alat hydraulic jacking agak sulit berpindah
45
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil peninjauan di lapangan yang telah dibahas, yaitu mulai dari landasan
teori sampai dengan hasil dan pembahasan maka penulis mengambil beberapa
1. Dengan sistem pemancangan hydraulic jacking lebih efektif karena lebih ramah
lingkungan (tidak menimbulkan suara bising, tidak menimbulkan asap dan tidak
hasil pabrikasi, sehingga kualitas bahan yang digunakan dapat dikontrol sesuai
5.2. Saran
usahakan datar dan padat, agar mobilisasi alat dan material tidak mengalami
masalah.
46
DAFTAR PUSTAKA
Surabaya
47
LAMPIRAN
48
Lampiran A.2 Site plan
(Sumber :Shop drawing PT. Delta Baja Masa, 2022)
49
Lampiran A.3 Denah pile cap
(Sumber : Shop drawing PT. Delta Baja Masa, 2022)
50