Disusun oleh:
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Studi Strata Satu dan Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik.
Penyusun
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENINGKATAN JALAN RIGID DAN INFRASTRUKTUR RUAS
PLOSOKLATEN – GEDANGSEWU STA 7+600 – 8 + 500
Penyusun,
Tim Penguji
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Kadiri
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini
dengan baik. Laporan Kerja Praktek ini merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi untuk mengikuti ujian akhir pada program studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Kadiri.
Penyusunan Laporan ini tidak terlepas dari peran banyak pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepda semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya laporan ini, antara lain:
iv
LEMBAR ASISTENSI
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
v
LEMBAR ASISTENSI
NIM : 18513529
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
vii
2.3.2 Data Teknis Proyek ............................................................. 7
2.3.3 Foto Kondisi Proyek ........................................................... 7
2.4 Waktu Pelaksanaan PKL ............................................................... 8
2.5 Biodata Mahasiswa ....................................................................... 8
2.6 Manajemen Proyek ........................................................................ 8
2.6.1 Perencanaan (Planning) ...................................................... 9
2.6.2 Perorganisasian (Organizing) ............................................. 9
2.6.3 Pelaksanaan (Actuating) ..................................................... 10
2.6.4 Pengendalian (Controling) ................................................... 10
2.7 Unsur-Unsur Organisasi Proyek.................................................... 10
2.7.1 Site Engineer ....................................................................... 11
2.7.2 Staff Administrasi ................................................................ 12
2.7.3 Inspector ............................................................................. 12
2.8 Hubungan Kerja ........................................................................... 13
2.8.1 Hubungan Kerja Pemilik Proyek dan Konsultan ................ 14
2.8.2 Hubungan Kerja Pemilik Proyek dan Kontraktor ................ 14
2.8.3 Hubungan Kerja Kontraktor dan Konsultan ........................ 14
2.9 Rencana Kerja ............................................................................... 15
2.9.1 Gambar Kerja ...................................................................... 15
2.9.2 Perancangan Waktu Pelaksanaan Kerja ............................... 15
2.10 Laporan harian dan Bulanan ....................................................... 18
2.11Tenaga, Waktu dan Upah Kerja .................................................... 18
2.11.1 Tenaga Kerja .................................................................... 19
2.11.2 Waktu Kerja ...................................................................... 19
2.11.3 Upah Kerja ....................................................................... 19
viii
3.4 Pengendalian Mutu (Quality Control) .......................................... 31
3.4.1 Pengendalian Mutu Bahan .................................................. 31
3.4.2 Pengujian Kuat Tekan Beton .............................................. 31
3.4.3 Pengujian Slump ................................................................. 32
3.4.4 Perawatan Beton ................................................................. 33
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Upaya untuk meningkatkan tingkat kenyamanan pengguna jalan yang
melewati Ruas Jalan Plosoklaten – Gedangsewu STA 7 + 600 – 8 +
500
3. Upaya untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat yang melewati
Ruas Jalan Plosoklaten – Gedangsewu STA 7 + 600 – 8 + 500.
1.2.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek ini, antara
lain:
1. Untuk melengkapi syarat akademik agar dapat mengikuti perkuliahan
di semester selanjutnya di Universitas Kadiri.
2. Untuk memenuhi syarat agar dapat mengambil Tugas Akhir di
semester akhir.
3. Mengetahui dan melihat secara langsung penerapan prosedur atau
urutan pelaksanaan Proyek Peningkatan Jalan (Rigid) dan
Insfrastruktur Ruas Jalan Plosoklaten – Gedangsewu STA 7 + 600 – 8
+ 500.
4. Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan.
5. Mengetahui manajemen pelaksanaan di lapangan secara langsung.
6. Untuk mengaplikasikan teori dan praktik di lapangan agar mengetahui
dengan benar teknik pelaksanaan pembesian digedung.
7. Sebagai media untuk melatih dan mengetahui bagaimana teknik
pembesian dalam pembangunan sebuah konstruksi gedung.
2
4. Mahasiswa dapat mengetahui solusi dari masalah yang dihadapi
selama berada di lapangan.
3
seluruh pekerjaan yang ada, lebih ditekankan kepada metode pelaksanaan
pembesian strukur rigid pavement. Adapun lingkup pengamatan tersebut terdiri
dari pekerjaan dimulai bulan September sampai bulan November.
4
BAB II
TINJAUAN UMUM
5
Gambar 1. 1 Peta Lokasi Proyek Peningkatan Jalan (Rigid) dan Insfrastruktur
Ruas Jalan Plosoklaten – Gedangsewu STA 8 + 500 – 8 + 500
Sumber : Google Maps 2021
6
Konsultan Perencana : CV. BUMI PANJALU RAYA
Alamat Konsultan : Jl. Mustopo Ds. Ngadiluwih, Kec. Ngadiluwih,
Kabupaten Kediri
2.3.2 Data Teknis Proyek
Pada Proyek Peningkatan Jalan (Rigid) dan Insfrastruktur Ruas Jalan
Plosoklaten – Gedangsewu STA 7 + 600 – 8 + 500 memiliki data teknis
sebagai berikut:
Nama Proyek : Peningkatan Jalan ( Rigid ) dan Infrastruktur
Ruas Jalan Plosoklaten – Gedangsewu
STA 7 + 600 – 8 + 500
Lokasi : Ruas Jalan Plosoklaten – Gedangsewu
Kabupaten Kediri
Jenis Pekerjaan : Jalan Beton (Rigid Pavement)
Panjang Total Ruas : 1,8 km
Jumlah Ruas : 2 Ruas
2.3.3 Foto Kondisi Proyek
7
2.4 Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu
organisasi atau perusahaan dalam merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan, serta mengendalikan sumber daya agar dapat mencapai hasil yang
diinginkan dalam kurun waktu tertentu.
Pelaksanaan suatu proyek pasti menghadapi kemungkinan hambatan baik
teknis maupun kondisi alam. Keadaan ini harus diantisipasi sehingga kerugian
yang terjadi menjadi seminimal mungkin. Oleh karena itudiperlukan suatu
pengaturan yang dapat mengkoordinasi pekerjaan denganbaik, seefektif dan
seefisien mungkin sehingga pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan batas
anggaran maupun waktu.
Untuk itu demi keberhasilan pelaksanaan proyek haruslah sesuai juga
diperhatikan akan pentingnya perlunya Manajemen Konstruksi proyek. Sistem
informasi dan manajemen juga harus dimanfaatkan dan dikembangkan, terutama
untuk menanggulangi persoalan yang ada untuk menentukan prioritas proyek.
Manajemen proyek adalah pengelolaan teknis operasional proyek yang
mencakup seluruh tahapan proyek. Kegiatan-kegiatan yang mencakup fungsi
utama dari manajemen proyek adalah:
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pelaksanaan (Actuating)
a. Koordinasi (Coordination)
b. Pengarahan (Directing)
4. Pengendalian (Controling)
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manajemen proyek adalah suatu
usaha untuk merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan,
mengkoordinasikan, serta mengawasi dan mengendalikan seluruh kegiatan dalam
proyek sedemikian rupa sehingga kegiatan proyek dapat sesuai time schedule
serta anggaran yang telah direncanakan dan ditetapkan sebelumnya.
8
2.4.1 Perencanaan (Planning)
Yaitu persiapan teratur dari setiap usaha kearah terwujudnya tujuan yang
telah ditentukan. Fungsi perencanaan adalah:
a. Menetapkan arah atau strategi dalam hal mencapai sasaran yang
diinginkan, di mana tidak pernah lepas dari efisiensi waktu dan biaya.
b. Menentukan titik awal kegiatan. Sebagai acuan dalam hal pelaksanaan
pembangunan proyek.
c. Meningkatkan koordinasi.
Di dalam proyek perencanaan ini meliputi:
Shop Drawing (Gambar perencanaan)
As Built Drawing (Gambar pelaksanaan)
Gambar Kerja
2.4.2 Pengorganisasian (Organizing)
Yaitu kegiatan membagi-bagi tugas serta tanggung jawab kepada tiap
perorangan untuk melaksanakan rencana yang telah disepakati sebelumnya.
Pengorganisasian (organizing) merupakan suatu pengelompokan kegiatan
berdasarkan fungsi, keahlian, dan daerah atau tempat kerja. Hal ini dapat
menghindari terjadinya pengerjaan tugas yang saling tumpang tindih dan tidak ada
kepastian siapa yang bertanggung jawab atau berkewajiban pada suatu pekerjaan.
2.4.3 Pelaksanaan (Actuating)
Yaitu kegiatan dinamika atau memimpin para anggota organisasi untuk
mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan. Pelaksanaan (actuating) terbagi atas :
a. Koordinasi (Coordination)
Koordinasi merupakan kerja sama yang baik antara sesame manusia, ditinjau dari
segi psikologis, antara lain sesuai dengan keahlian, pengalaman kerja, ketrampilan
dan kecocokan dalam penyampaian maksud.
b. Pengarahan (Directing)
Pengarahan merupakan salah satu unsur pokok yang dapat menunjang kelancaran
kerja proyek. Pengarahan berkaitan erat dengan komunikasi dan akan diperoleh
dengan cara penyampaian atau komunikasi yang baik dalam setiap kegiatan
proyek secara profesional oleh setiap staffnya.
9
2.4.4 Pengendalian (Controlling)
Dengan adanya pengendalian proyek yang baik dapat mengoreksi segala
kesalahan-kesalahan atau penyimpangan yang dapat terjadi dalam proyek tersebut.
Pengendalian ini dilakukan dari waktu ke waktu, sehingga segala sesuatu yang
terjadi dalam proyek dapat berjalan dengan baik. Apabila terjadi kesalahan atau
penyimpangan maka proses manajemen proyek kembali lagi ke proses manajemen
proyek kembali ke proses perencanaan sampai dengan proses pengendalian
SITE ENGINEER
Mahsun, ST
Dengan adanya struktur organisasi ini, dapat diatur pemberian tugas dan
wewenang setiap bagian. Pembagian tugas dan wewenang harus jelas agar setiap
bagian memiliki pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing. penjelasan
pekerjaan dan tugas dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam proyek ini akan
dijelaskan sebagai berikut:
2.5.1 Site Engineer
10
Site Engineer adalah sebagai ketua tim (Team Leader) konsultan
supervisi yang bertanggung jawab langsung kepada PPK dimana timnya ditugaskan
untuk melaksanakan jasa pengawasan.
Tugas dan tanggung jawab site engineer:
1. Membantu pihak pemberi tugas dalam pelaksanaan pekerjaan supervisi
agar pekerjaan konstruksi dapat terlaksana sesuai dokumen kontrak dan
spesifikasi yang disyaratkan.
2. Menyiapkan Program Kerja Konsultan Supervisi.
3. Mengkoordinir, memobilisasi dan memberikan petunjuk kepada tim
konsultan supervisi, dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis
segera setelah kontrak fisik ditandatangani.
4. Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan, untuk
menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data
pendukung yang diperlukan.
5. Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan ini akan
dipenuhi dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
major serta pemeliharaan jalan.
6. Membantu PPK bila terjadi/adanya perubahan/modifikasi desain dalam
pekerjaan.
7. Menjembatani koordinasi antara PPK dan kontraktor pelaksana.
8. Menelaah dan mengevaluasi program, jadwal dan kemajuan pekerjaan
serta kinerja Penyedia Jasa Pemborongan.
9. Melaporkan kepada PPK terhadap Critical Patch, mengevaluasi
penyebab-penyebab terjadinya keterlambatan dan memberikan saran
tindakan yang harus diambil agar kemajuan kegiatan tetap terjaga.
10. Menelaah gambar dan desain yang ada dan memantau penerapannya.
2.5.2 Staff Administrasi
Berikut adalah tugas dari staff administrasi adalah:
1. Mempersiapkan dan menyediakan semua kebutuhan perlengkapan
administrasi dan alat-alat kantor untuk menunjang kelancaran proyek
konstruksi.
11
2. Membantu kepala pelaksana bagian proyek dan mengkoordinasi serta
mengawasi tata laksana administrasi.
2.5.3 Inspector
Tugas dan tanggung jawab inspector adalah sebagai berikut:
1. Membantu Chief Inspector Dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan
dari aspek prosedur dan kuantitas pekerjaan berdasarkan dokumen
kontrak.
2. Bertanggung jawab Penuh Terhadap Chief Inspector untuk mengawasi
kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor.
3. Melakukan Pemeriksaan gambar kerja kontraktor berdasarkan gambar
rencana serta memeriksa dan memberi ijin pelaksanaan pekerjaan
kontraktor.
4. Mengawasi dan memberi pengarahan dalam pelaksanaan pekerjaan
agar sesuai dengan prosedur berdasarkan spesifikasi teknis.
5. Berhak Menerima dan menolak hasil pekerjaan kontraktor
berdasarkan spesifikasi teknis.
6. Membuat laporan harian mengenai aktivitas kontraktor untuk
kemajuan pekerjaan, terdiri dari cuaca, material yang dating (masuk),
perubahan dan bentuk dan ukuran pekerjaan, peralatan di lapangan,
kuantitas dari pekerjaan yang telah diselesaikan, pengukuran di
lapangan dan kejadian-kejadian khusus.
7. Memeriksa gambar terlaksana (As Built Drawing).
8. Membuat catatan lengkap tentang peralatan, tenaga kerja dan material
yang digunakan dalam setiap pekerjaan yang merupakan atau
mungkin akan menjadi pekerjaan tambah (extra).
12
OWNER
PUPR KAB.KEDIRI
KONTRAKTOR KONSULTAN
PT. MODERN MAKMUR CV. BUMI PANJALU RAYA
MANDIRI
KETERANGAN :
Hub. Perintah :
Hub. Koordinasi :
Gambar 2.3 Skema Hubungan Kerja Proyek Peningkatan Jalan Rigid dan
Insfrastruktur Ruas Jalan Plosoklaten – Gedangsewu STA 7 + 600 – 8 + 500
Sumber: Dokumen Praktek Kerja Lapangan
13
1. Owner memberikan tugas kepada kontraktor untuk dilaksanakan oleh
kontraktor sesuai dengan dokumen kontrak yang telah disepakati oleh
kedua belah pihak.
2. Kontraktor melaksanakan pekerjaannya dan menyerahkan laporan
hasil pekerjaannya kepada owner.
2.6.3 Hubungan Kerja Kontraktor dan Konsultan
1. Kontraktor bila mengalami kesulitan maka langsung mendiskusikan
dengan konsultan
2. Konsultan memberikan pengarahan dan teguran kepada kontraktor
agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan spesifikasi
yang telah ditetapkan.
3. Kontraktor dan konsultan dapat secara bersama-sama memecahkan
segala permasalahan yang dihadapi di lapangan dan disetujui terlebih
dahulu oleh pemberi tugas (owner).
14
tertuang dalam Gambar Kerja maka akan dapat meminimalisir kesalahan-
kesalahan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan proyek pembangunan.
Jika dalam pelaksanaan terjadi perubahan pekerjaan yang mengharuskan
adanya perubahan gambar, maka akan ada pertambahan/pengurangan pekerjaan.
Dalam hal ini hubungan birokrasi untuk perubahan gambar yaitu gambar yang
akan diubah itu diberitahukan terhadap konsultan, dari konsultan adanya
pemahaman dan pengamatan terhadap alasan perubahan gambar, keputusan
perubahan gambar tetap berada di tangan owner kemudian diserahkan ke
konsultan dan kemudian ke kontraktor untuk diterjemahkan/di spesifikan kembali
untuk pelaksanaan di lapangan.
2.7.2 Perancangan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Waktu pelaksanaan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan suatu
proyek, oleh karena itu perlu adanya perencanaan waktu yang matang agar proyek
dapat berjalan efektif dan ekonomis. Untuk pencapaian tujuan tersebut maka
diperlukan suatu penjadwalan atau time schedule. Pada Proyek Peningkatan Jalan
(Rigid) dan Insfrastruktur Ruas Jalan Plosoklaten – Gedangsewu STA 7 + 600 – 9
+ 417 penjadwalan dirumuskan menggunakan Time Schedule dan Kurva S yaitu
dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan September. Penjadwalan
tersebut bisa dibuat berdasarkan volume pekerjaan dan harga tiap item pekerjaan.
Dari hasil kurva s nantinya akan digunakan sebagai panduan untuk
mengendalikan pelaksanaan proyek. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan time schedule adalah:
1. Penelitian dilapangan, sehingga didapat data-data yang diperlukan dalam
pelaksanaan.
2. Jenis-jenis pekerjaan/spesifikasi teknis yang akan dilaksanakan.
3. Kemampuan dan keahlian yang dimiliki para pekerja, hal ini sangat
berpengaruh pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
4. Spesifikasi pekerjaan dan gambar secara lengkap yang sesuai dengan
persyaratan mutu pekerjaan yang diperlukan
5. Batasan - batasan yang ditentukan.
6. Faktor cuaca juga mempengaruhi jalannya pelaksanaan, misalnya pengecoran
berjalan kurang baik karena adanya hujan
15
7. Peralatan yang digunakan dalam pelaksaan proyek
8. Peraturan daerah/wilayah yang berlaku disekitar proyek.
1. Sebagian besar perhitungan adalah item pekerjaan. Pada cara ini dibuat
perbandingan antara item pekerjaan dengan jumlah pekerjaan seluruhnya
dikalikan 100 % sehingga didapat bobot persen setiap item pekerjaan,
kemudian dihitung bobot persen komulatif dari semua pekerjaan.
2. Sebagai dasar perhitungan adalah biaya pekerjaan. Pada cara ini dibuat
perbandingan antara biaya seluruh pekerjaan, kemudian dihitung bobot persen
komulatif dari semua pekerjaan.
16
2. Sebagai alat untuk menjelaskan posisi prestasi yang telah dicapai kontraktor
sehubungan pembayaran per-item.
3. Untuk mengarahkan pada distribusi pekerjaan yang baik. Untuk
mengendalikan jalannya pelaksanaan proyek, diperlukan kurva S aktual.
17
Kerja saat ini masih berada pada jadwal yang sesuai dengan Kurva S,
maka Kurva S tersebut masih relevan untuk digunakan kedepannya dan
pembangunan Proyek masih cukup lancar. Namun apabila Prestasi Kerja saat ini
tertinggal jauh dari jadwal Kurva S yang telah direncanakan, maka harus ada
evaluasi terhadap pembangunan tersebut apa yang menjadi kendala sehingga bisa
mengalami kemunduran dan bagaimana solusi yang bisa dilakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
18
Pelaksanaan pembayaran upah pada karyawan yang bekerja pada proyek
ini adalah sebagai berikut:
a. Upah karyawan tetap dibayarkan setiap akhir bulan.
b. Upah mandor dibayarkan setiap hari Sabtu melalui bagian administrasi proyek.
c. Upah tenaga kerja dibayarkan setiap minggunya melalui mandor, tepatnya hari
Sabtu setelah mandor mendapat dari bagian administrasi proyek.
19
BAB III
20
2. Tahap Perencanaan
Tahap ini terdiri dari uraian lanjutan dari gambar-gambar pra rencana dan
gambar-gambar dasar dengan skala yang lebih besar. Kemudian gambargambar
ini dikembangkan lagi menjadi gambar-gambar detail yang dilengkapi dengan
uraian kerja dan syarat-syarat serta perhitungan anggaran.
3. Pembuatan gambar kerja
Merupakan gambar detail yang menjelaskan secara rinci pekerjaan konstruksi,
disamping sebagai dasar pelaksanaan dan juga dipakai sebagai dokumen
lelang. Gambar-gambar detail ini dibuat oleh konsultan perencana.
4. Pembuatan rencana kerja dan syarat-syarat
Rencana kerja dan syarat-syarat ini mencakup semua aspek antara lain
material, peralatan, tenaga kerja, maupun mutu dari pekerjaan.
5. Perhitungan anggaran biaya
Anggaran biaya merupakan perhitungan biaya yang dibutuhkan untuk bahan,
upah, dan biaya lain dalam pelaksanaan proyek.
21
2. Keamanan
Struktur yang direncanakan harus memperhitungkan semua kemungkinan
pembebanan yang bekerja dan tidak terjadi tegangan tambahan pada
struktur, juga memiliki jangkauan deformasi yang diijinkan. Kemampuan
tersebut dapat diperoleh dengan adanya nilai faktor keamanan yang
direduksi dalam perhitungan struktur. Kemampuan struktur juga dapat
ditentukan dengan pembatasan deformasi yang boleh terjadi pada struktur.
Jika terjadi retak pada struktur hanya boleh retak rambut.
3. Ekonomis
Perencanaan struktur harus dilakukan dengan memperhitungkan nilai mata
uang yang harus dikeluarkan dalam pelaksanaanya. Nilai ekonomis suatu
struktur dapat dicapai dengan menentukan penggunaan bahan dan besar
penampang struktur yang memberikan nilai mata uang lebih kecil tetapi
masih dalam ruang lingkup kemampuan layanan yang baik dan keamanan
yang cukup. Faktor lain yang menentukan keekonomisan suatu struktur
diantaranya penggunaan alat-alat bantu dalam pelaksanaan, pemasokan
bahan, jumlah tenaga kerja yang efektif, dan lain sebagainya. Rencana dari
Peningkatan Jalan Rigid dan Insfrastruktur Ruas Jalan Plosoklaten –
Gedangsewu STA 7 + 600 – 9 + 417 Kabupaten Kediri sebagaimana yang
telah disebutkan sebelumnya bahwa fungsi perkerasan jalan rigid pavement
harus memiliki tingkat keamanan dan kekuatan yang terjamin, sesuai
dengan spesifikasi teknis proyek. Menurut spesifikasi teknis, direncanakan
menggunakan beton K-175 (LC) dan K-350 (Lapis atas) dan penulangannya
menggunakan dowel
3.2.1 Rencana Kerja
Sebelum proyek Peningkatan Jalan Rigid dan Insfrastruktur Ruas Jalan
Plosoklaten – Gedangsewu STA 7 + 600 – 8 + 500 Kabupaten Kediri ini
dilaksanakan maka CV. BUMI PANJALU RAYA sebagai Konsultan Pengawas
dapat megawasi kegiatan pihak kontraktor PT. MODERN MAKMUR MANDIRI
dalam persiapan rencana kerja. Hal – hal yang perlu diperhatikan antara lain :
22
1. Kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang memenuhi syarat sesuai dengan
kondisi proyek.
2. Tersedianya bahan-bahan atau material yang memadai menurut jenis dan
volumenya.
3. Tersedianya peralatan yang cukup, guna memudahkan jalannya pekerjaan.
23
Gambar 3.1 Persiapan Penghamparan LPB
Sumber: Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan
24
2. Beton
25
batu menjadi suatu kesatuan kompak. Sifat pengikat semen
ditentukan oleh susunan kimia yang dikandungnya. Fungsi semen
adalah mengikat butir-butir agregat hingga membentuk suatu massa
padat dan mengisi rongga-rongga udara di antara butir-butir
agregat. Walaupun komposisi semen dalam beton hanya sekitar
10%, namun karena fungsinya sebagai bahan pengikat maka
pekerjaan beton harus disesuaikan dengan rencana kekuatan dan
spesifikasi teknik yang diberikan.
c. Air : merupakan zat cair sebagai alat media untuk mendapatkan
kelecakan (mudah untuk dikerjakan) yang diperlukan untuk
penuangan beton pada beton segar. Jumlah air yang diperlukan
untuk kelecakan tertentu tergantung pada sifat material penyusun
(agregat, semen) yang digunakan
3. Dowel
26
jarak maksimum sambungan melintang maksimum adalah 5 m atau 25
kali tebal plat. Antar sambungan ini kemudian dihubungkan pada satu
titik untuk menghindari terjadinya retak refleksi pada lajur yang
bersebelahan. Sudut sambungan yang kurang dari 60 derajat wajib
dihindari dengan cara mengatur panjang terakhir 0,5 m dan dibuat tegak
lurus terhadap bagian tepi perkerasan. Semua bangunan lain juga harus
dari perkerasan menggunakan sambungan muai selebar 12 mm
mencakup keseluruhan tebal plat. Dalam struktur tulangan ini memiliki
beberapa komponen, diantaranya :
a. Dowel : merupakan material penghubung antara 2 (dua) komponen
struktur. Dowel berupa batang baja polos maupun profil, yang
digunakan sebagai sarana penyambung/pengikat pada perkerasan
jalan tipe rigid pavement. Dowel berfungsi sebagai penyalur beban
pada sambungan yang dipasang dengan separuh panjang terikat dan
separuh panjang dilumasi atau dicat untuk memberi kebebasan
bergeser.
b. Tie Bar : merupakan potongan baja profil yang dipasang pada lidah
alur dengan maksud untuk mengikat pelat agar tidak bergerak
horizontal. Batang tie bar dipasang pada sambungan memanjang.
4. Geo Textile
27
Dalam perkerasan jalan rigid pavement, geo textile berfungsi untuk
menjaga kelembapan beton setelah dihampar. Hal ini bertujuan agar
tidak terjadi penguapan yang signifikan sehingga membuat beton
menjadi retak.
3.2.3 Jenis alat berat yang digunakan
Beberapa jenis alat berat yang digunakan dalam proyek ini antara lain:
1. Excavator
28
Sumber: Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan
Vibro Roller adalah alat beratyang mempunyai berbagai
ukuran, yang berfungsi untuk memadatkan tanah. Vibro Roller
dilengkapi dengan alat penggetar yang memberikan gaya naik turun
menekan tanah, sehingga tanah yangdilalui alat tersebut bisa menjadi
padat dan datar.
3. Dump Truck
29
Gambar 3. 8 Truk Tangki Air
Sumber: Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan
30
08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB, pekerjaan diluar jam tersebut dihitung
sebagai kerja lembur. Jika pekerja lembur sampai dengan 24 jam, maka
pembayarannya dihitung sebesar 3 kali gaji pokok. Sistem perhitungan lembur
dihitung perjam setelah jam kerja selesai dan dimasukan sebagai tambahan pada
upah pekerja.
Untuk pengabsenan dilakukan pada pagi, siang ketika istirahat dan sore
hari, dan pembayaran upah dilakukan setiap 1 mingggu sekali melalui mandor.
31
3.4.2 Pengujian Kuat Tekan Beton
Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan benda uji berbentuk
silinder. Cetakan dioles sebelumnya dengan lemak atau minyak agar mudah
dilepaskan dari betonnya, kemudian diletakkan diatas bidang alas yang rata dan
tidak menyerap air. Adukan beton untuk benda-benda uji harus diambil langsung
dari tempat pembuatan (batching plant) dan dari mixer pada saat akan
dilaksanakan pengecoran.
Pengujian kuat tekan beton pada umur tertentu, dimaksudkan agar
mutu kuat tekan beton sesuai dengan spesifikasi yang dipakai.
3.4.3 Pengujian Slump
Pengujian slump bertujuan untuk mengetahui kadar kekentalan dari
adukan beton, dengan cara memeriksa tinggi slump-nya. Kekentalan adukan beton
disesuaikan dengan sistem transpotasi, kerapatan tulangan, cara pemadatan dan
jenis konstruksi. Spesifikasislump yang diijinkan didalam proyek ini adalah cm.
32
c. Setelah adukan selesai dimasukkan, bagian atas diratakan, selanjutnya
cetakan didiamkan selama ± 0,5 menit.
d. Setelah selang waktu tersebut, selanjutnya kerucut diangkat kearah vertikal
secara perlahan-lahan.
e. Setelah itu, penurunan puncak kerucut terhadap tingginya semula diukur
dengan menggunakan pengukur meteran. Dari satu sampel, pengukuran
dilakukan di tiga titik. Setelah itu nilai pengukuran tersebut dirata-ratakan.
Hasil rata-rata tersebutlah merupakan nilai slump dari adukan beton
tersebut.
f. Apabila slump yang didapat memiliki nilai 8 - 12 cm, maka adukan
beton bisa untuk digunakan, apabila slump terlalu rendah atau terlalu
tinggi dari nilai yang telah ditetapkan maka kualitas beton akan sangat
terpengaruh. Oleh karena itu hasil pengujian slump harus sesuai dengan
standar yang telah ditentukan.
33
BAB IV
PEMBAHASAN
34
Perawatan ini tidak hanya dimaksudkan untuk mendapatkan
kekuatan tekan beton yang tinggi tapi juga dimaksudkan untuk memperbaiki
mutu dari keawetan beton, kekedapan terhadap air, ketahanan terhadap aus,
serta stabilitas dari dimensi struktur. Lamanya curing dilakukan selama 7
hari berturut-turut mulai hari kedua setelah pengecoran yaitu dengan cara
memberi kain pada permukaan beton dan membasahi secara terus-menerus
permukaan beton dengan air.
35
4.2.3 Grooving
36
Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari ” (1,5 mm).
Kegunaan cutting sendiri agar ketika terjadi keretakan pada beton lurus
sesuai garis cutting. Jika pengerjaan cutting terlambat akan mengakibatkan
keretakan pada lapisan beton secara melintang di sekitar letak dawel.
37
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang diperoleh Penyusun selama
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di Proyek Peningkatan Jalan Rigid dan
Insfrastruktur Ruas Jalan Plosoklaten – Gedangsewu STA 7 + 600 – 8 + 500 dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengetahuan maupun wawasan yang berasal dari pengalaman sangat
dibutuhkan dalam pemecahan masalah yang timbul dalam suatu pelaksanaan
proyek.
2. Dalam pelaksanaan suatu proyek, diperlukan adanya perencanaan yang matang
untuk perencanaan struktur dan perencanaan arsitektur, sehingga proyek dapat
berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat serta keuntungan bagi semua
pihak.
3. Dalam perencanaan proyek, diperlukan kecermatan dan ketelitian karena akan
mempengaruhi kegiatan selanjutnya yang diantaranya akan menentukan
keberhasilan
4. Mutu bahan meliputi semen, besi, dan lainnya dikendalikan dan diawasi secara
benar dengan menyimpan bahan di tempat aman dan diuji mutu bahannya melalui
laboratorium yang terkait
5. Pelaksanaan proyek seringkali tidak berjalan sesuai dengan schedule rencana,
hal tersebut berkaitan dengan banyak hal diantaranya perubahan desain, kesalahan
pekerjaan, faktor cuaca dan lain-lain
6. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan hal penting dalam sebuah
proyek
5.2 Saran
Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di Proyek Peningkatan Jalan
Rigid dan Insfrastruktur Ruas Jalan Plosoklaten – Gedangsewu STA 7 + 600 – 8 +
500, Penyusun mengalami beberapa permasalahan yang mengganggu jalannya
38
kegiatan PKL. Sehubungan dengan hal tersebut Penyusun memberikan saran-
saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan.
Saran–saran yang dapat Penyusun berikan kapada proyek pengawas Proyek
Peningkatan Jalan Rigid dan Insfrastruktur Ruas Jalan Plosoklaten – Gedangsewu
STA 7 + 600 – 8 + 500 adalah sebagai berikut :
1. Koordinasi antara pihak pengawas dan pelaksana diharapkan untuk tetap
terjalin dengan baik, sehingga pencapaian target pelaksanaan
pembangunan dapat sesuai dengan time schedule yang telah direncanakan.
2. Lembur pada pekerja dapat diterapkan untuk menambah produktivitas,
tetapi dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan bagi pekerja.
3. Kesehatan dan Keselamatan kerja merupakan bagian yang sangat penting
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan di
lokasi proyek.
Sedangkan bagi mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan Praktek
Kerja Lapangan:
1. Memilih lokasi PKL sesuai dengan apa yang hendak ingin diketahui atau
diamati. Hal ini dimaksudkan agar rasa ingin tahu atau pertanyaan–
pertanyaan yang belum dapat dijawab di bangku perkuliahan dapat
terjawab pada kenyataan di lapangan.
2. Mahasiswa harus aktif dan punya rasa ingin tahu yang besar agar
mendaatkan pengetahuan lebih serta pengalaman baru di lapangan.
3. Mahasiswa diminta untuk mencari data di lapangan, maka dari itu
memperbanyak hubungan dengan pihak–pihak terkait seperti dari
konsultan, pelaksana, ataupun rekan mahasiswa dari luar kampus sangat
berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan proyek
39
DAFTAR PUSTAKA
Zuraidah, Safrin, & Rahmat, and Arif Jatmiko. 2007. “Pengaruh Penggunaan
Limbah Pecahan Batu Marmer Sebagai Alternatif Pengganti Agregat Kasar Pada
Kekuatan Beton.” Jurnal Rekayasa Perencanaan 3(3): 12.
Pengertian Struktur Perkerasan Jalan Beton. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2021
http://dinaspupr.bandaacehkota.go.id/2020/07/09/struktur-perkerasan-jalan-beton-
rigid-pavement/
Pengadaan.web.id. (2020, 19 Maret). Struktur Organisasi Proyek Beserta Tugas
Masing-masing Pekerja. Diakses pada 17 Juli 2021, dari
http://www.pengadaan.web.id/2020/03/struktur -organisasi-proyek.html
Insinyurgoblog.com. (2020, 2 Maret). Jenis – Jenis Alat Berat Untuk Konstruksi
Jalan Raya. Diakses pada 17 Juli 2021, dari
http://www.insinyurgoblog.com/2020/03/jenis-jenis-alat-berat-untuk-
konstruksi.html
40
LAMPIRAN - LAMPIRAN
41
Lampiran 2 : Surat Balasan PKL
42
Lampiran 3 : Absensi Praktek Kerja Lapangan
43
44
Lampiran 4 : Dokumentasi
Dokumentasi 1 :
Proses Pengecoran LC
Dokumentasi 2 :
Pengujian slump
45
Dokumentasi 3 :
Proses Pemasangan Geo Textile
Dokumentasi 4 :
Pekerjaan Curing dengan Air
46
Dokumentasi 5 :
Pekerjaan Cutting
Dokumentasi 6 :
Pemasangan Dowel
47
Dokumentasi 7 :
Foto Bersama Bapak Pengawas
48
Lampiran 5 : Berita Acara Ujian PKL
49
Lampiran 6 : Berita Acara Perbaikan Laporan PKL
50