Disusun guna memenuhi syarat kurikulum pada program studi teknik sipil
jurusan teknik sipil fakultas teknik Universitas PGRI Palembang
Oleh :
Rizki Prayogo
2019313044
i
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Disetujui
Dekan Fakultas Teknik
Universitas PGRI Palembang
Amiwarti, ST.,MT
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat-Nya, saya
dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini. Penulisan Laporan Kerja Praktek ini
dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan Akademik pada Fakultas Teknik Sipil
Universitas PGRI Palembang. Saya sangat bersyukur karena telah menyelesaikan
Laporan Kerja Praktek ini dengan judul “Tinjauan Pelaksanaan Pengaspalan AC BC
Pada Proyek Jalan Tol Indralaya Prabumulih STA 62+850“. Saya menyadari bahwa
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada
penyusunan Laporan Kerja Praktek ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan
Laporan Kerja Praktek ini, Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Bukman Lian, M.M.,M.,Si, CiQar CP, S.Pd, M.Kes Selaku Rektor
Universitas PGRI Palembang.
2. Bapak Adiguna, ST., M.,Si Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas PGRI
Palembang.
3. Ibu Amiwarti, ST., MT selaku Ketua Program Studi Universitas PGRI
Palembang.
4. Bapak Dr. M. Firdaus, ST., MT selaku dosen Pembimbing.
5. Bapak Wayan Subagia selaku Projek Manager PT. Hutama Karya Infrastruktur
yang telah memberikan iizin kerja praktek
6. Bapak Ilyas Sasmita selaku pelaksana lapangan sekaligus mentor kerja praktek
dari PT. Hutama Karya Infrastruktur.
7. Kedua orang tua Saya yaitu Ayahanda Ilyas dan Ibunda Samsieni yang selalu
memberikan pertolongan melalui doa dan dukungan untuk saya agar mampu dan
terus maju menjadi orang yang sukses dan dermawan.
8. Semua pihak yang ikut serta membantu pembuatan Laporan Kerja Praktek ini.
iv
Akhir kata saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Laporan Kerja Praktek
ini membawa manfaat bagi pengembang ilmu.
Rizki prayogo
NIM : 201931044
v
DAFTAR ISI
vi
B. Subjek Studi Kasus.......................................................................................76
C. Lokasi dan Waktu Studi Kasus.....................................................................76
D. Fokus Studi Kasus........................................................................................77
E. Definisi Operasional.....................................................................................77
F. Instrumen Studi Kasus..................................................................................78
G. Metode Pengumpulan Data...........................................................................84
H. Analisis Data dan Penyajian Data.................................................................84
I. Etika Studi Kasus..........................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................88
vii
DAFTAR GAMBAR
1
DAFTAR LAMPIRAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transportas imerupakan perpindahan barang dan manusia dari tempat asal
ke tempat tujuan (Nasution, 2008). Transportasi yang baik harus didukung oleh
jaringan transportasi yang baik juga seperti jalan. Dalam sistem transportasi ada
beberapa hal yang harus diperhatikan salah satunya yaitu jalan (Adisasmita,
2011). Jalan merupakan transportasi yang memiliki peranan penting dalam hal
pergerakan aktivitas yang ada. Fungsi jalan yaitu untuk menghubungkan
pendistribusian barang atau manusia dari tempat satu ketempat yang lain. Jalan
dapat dipengaruhi oleh adanya jaringan tranfortasi lainnya dan aktivitas baru
yang terdapat disuatu tempat.
Dengan pesatnya pembangunan di kabupaten Muara Enim, pemerintah
melakukan penerapan kebijakan pembangunan di bidang kontruksi sipil. Hal ini
sangat diperlukan untuk meningkatkan kemajuan pembangunan di berbagai
bidang dan dalam menyediakan fasilitas-fasilitas yang lengkap serta memadai
sesuai dengan kebutuhan pengunanya. Sering kita jumpai bahwa jalan akan
terputus di suatu tempat akibat hambatan alam atau karena kebutuhan kontruksi
terhadap meningkatnya perkembangan penduduk. Perkembangan perekonomian,
khususnya dalam bidang perkebunan, oleh karena itulah kabupaten Muara Enim
harus memiliki sarana dan prasarana transportasi yang baik. Untuk menunjang
hal ini, maka harus memiliki akses jalan darat atau jalan raya yang baik untuk
meningkatkan kelancaran pertumbuhan perekonomian, seiring pertubuhan
kabupaten Muara Enim yang semakin pesat pengaruh terhadap pertumbuhan lalu
lintas.
Dengan adanya pembangunan jalan tersebut dapat menunjang kelancaran
transportasi dan perekonomian yang mempermudah menuju daerah tersebut.jalan
tol di Indonesia atau sering disebut dengan jalan bebas hambatan adalah suatu
jalan yang dikhususkan untuk kendaraan bersumbu dua atau lebih dan bertujuan
untuk mempersingkat jarak dan waktu tempuh dari satu tempat ke tempat lain.
1
2
Pembangunan jalan tol dengan kontrak Fixed Unit Price dengan tanggal
kontrak dimulai 31 juli 2019 dengan pengguna jasa PT. Hutama Karya (Persero).
Dalam kegiatan kerja praktek di proyek Pembangunan Jalan tol, Simpang
Indralaya–Muara enim Seksi Simpang Indralaya Prabumulih, dikesempatan ini
kami melakukan tinjauan pada pekerjaan aspal, dan terfokus untuk meninjau
aspal pada bagian lapisan AC BC, yang terdiri dari 1 lajur 2 jalur dengan lebar
23.40 m.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana proses pelaksanaan pekerjaan pondasi bawah dan lapis
perkerasan lentur pada proyek jalan tol indralaya prabumulih zona VI
Provinsi Sumatra Selatan dilaksanakan?
2. Bagaimana hasil perhitungan tebal lapis pondasi bawah dan perkerasan lentur
pada proyek pembangunan jalan tol prabumulih indralaya zona VI Provinsi
Sumatra Selatan menggunakan metode analisa komponen?
3. Apasaja kendala yang terjadi pada proses pengerjaan proyek jalan tol
prabumulih indralaya zona VI Provinsi Sumatra Selatan beserta solusinya?
C. Pembatasan Masalah
Dalam pembangunan jalan Tol indralaya prabumulih
D. Tujuan Kerja Praktek
1. Memahami cara kerja proses pembangunan jalan tol indralaya prabumulih di
kabupaten muara Enim.
2. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami gambaran kondisi praktek kerja
lapangan secara langsung.
3. Menambah ilmu pengetahuan yang didapat selama kerja praktek yang dapat
diterapkan di perkuliahan.
4. Mendapatkan pengalaman agar dapat siap menghadapi lingkungan kerja.
3
E. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memiliki manfaat terutama dalam bidang perencanaan
wilayah dan kota yaitu bermanfaat untuk memperluas dan memeperbanyak
wawasan atau ilmu mengenai perencanaan transportasi yang terdapat disuatu
wilayah.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini juga memiliki manfaat praktis terutama untuk
pemerintah Provinsi Sumatra Selatan yaitu dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam pembangunan yang akan dilakukan khususnya
pembangunan wilayah yang berhubungan dengan penyediaan sara maupun
prasara transportasi.
BAB II
METODE OBSERVASI
A. Waktu Observasi
Kerja Praktek dilaksanakan mulai pada tanggal 21 Februari 2022
B. Lama Observasi
Kerja Praktik ini dilakukan selama kurang lebih satu bulan
C. Tempat Observasi
Lokasi pengamatan Kerja Praktek ini dilaksanakan di Desa Karangan
Kecamatan Rambang Kapak Tengah. Kota Prabumulih Sumatra Selatan.
belakang selang-selang sehingga bagian yang tidak tergilas oleh roda bagian
muka maka akan tergilas oleh roda bagian belakangnya.
F. Metode Observasi
12
BAB III
URAIAN UMUM PROYEK
A. Tinjauan Umum
1. Sejarah Singkat
PT Hutama karya Infrastruktur (HKI) adalah salah satu anak perusahaan
dari BUMN PT Hutama karya (Persero) di bidang usaha jasa konstruksi.
Didirikan sejak tahun 2015,HKI mertupakan spin off dari Divisi jalan &
jembatan milik HK yang sudah berkiprah sejak tahun 1961 dengan segudang
pengalaman di bidang konstruksi jalan,jembatan,jalan tol dan pekerjaan-
pekerjaan lain yang sejenis. HKI berdiri sebagai salah satu implementasi
strategi value capture yang dijalankan HK dalam rangka optimalisasi manfaat
atas penugasan pengembangan Jalan Tol trans Sumatera (JTTS) yang
diamanatkan Pemerintah Republik Indonesia kepada HK.
2. Struktur Organisasi
Proyek pembangunan jalan tol Simpang Indralaya–Muaraenim Seksi
Simpang Indralaya-Prabumulih tentu melibatkan beberapa unsur pelaksana
pembangunan yang menunjang dan mempunyai hubungan antara unsur yang
satu dengan yang lainnya.Unsur-unsur tersebut adalah pemilik proyek
(owner), perencana proyek,pelaksana proyek,dan pengawas proyek. Pemilk
proyek pembangunan jalan tol Simpang Indralaya–Muara enim Seksi
Simpang Indralaya-Prabumulih sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah
Republik Indonesia melalui kementrian negara Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) selaku kuasa pemegang saham, PT Hutama Karya Infrastruktur
(HKI) berkomitmen penuh menerapkan tata kelola perusahaan kemudian
menggunakan jasa PT. Hutama Karya Infrastruktur sebagai kontraktor
pelaksana dan menggunakan jasa PT. Aria Jasa Reksatama sebagai konsultan
pengawas.
Setiap unsur pelaksana pembangunan mempunyai tugas, wewenang,
dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan kedudukan serta kegiatan
13
B. Tinjauan Khusus
1. Deskripsi Kegiatan Proyek
2. Penanganan Bahan Kegiatan Proyek
3. Spesifikasi Peralatan Kegiatan Proyek
4. Sistem Pengendalian Mutu
5. Sistem Manajemen K3
6. Tata letak Tempat Kegiatan
15
BAB IV
Referensi
16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari sisi tujuan dan pengamatan selama kerja praktek dan membuat laporan kerja
praktek pada proyek pembangunan jalan tol indralaya prabumulih maka penulis
mencoba mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahan materi yang digunakan sudah memenuhi syarat, adapun bahan-bahan
yang digunakan yaitu pada proses penghamparan agregat kelas A. Pada
lapisan jenis aspal yang digunakan yaitu aston (AC BC), AC BC merupaakn
aspal yang digunakan dan dipanaskan dengan AMP
2. Proses pelaksanaan sudah baik, dimulai dengan menyiapkan badan jalan lalu
dihamparkan agregat dilokasi pekerjaan tersebut, agregat yang telah
dihamparkan dipadatkan menggunakan Vibrator Roller, setelah proses
pemadatan selesai dilakukan proses lapis resap pengikat yaitu aspal cair
disemprotkan dengan aspal sprayer, proses selanjutnya menghamparkan ATB
dengan Finisher dan dipadatkan dengan tendem, selanjutnya dilakukan proses
penghalusan aspal menggunakan alat bantu seperti Pneumatic Trye Roller.
B. Saran
Dari hasil pelaksanaan kerja praktek dilapangan, maka penulis dapat
mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Untuk Efisiensi waktu pada semua pekerjaan, hendaknya untuk peneliti
selanjutnya lebih mempertimbangkan lagi faktor cuaca yang berpengaruh
besar terhadap kelancaran berlangsungnya proyek.
2. Pekerjaan harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
17
LAMPIRAN
2.2.1 Data Umum Proyek
Data umum proyek merupakan suatu data yang menjelaskan tentang proyek
yang sedang berlangsung secara umum data umum pembangunan Jalan Tol Simpang
Indralaya – Muaraenim Seksi Simpang Indralaya Prabumulih adalah sebagai berikut :
1. Paket Pekerjaan : Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Ruas
Simpang Indralaya – Muaraenim Seksi
Simpang Indralaya – Prabumulih
2. Kontrak : Fixed Unit Price
3. Nilai Kontrak : Rp. 7.339.401.871.773,- (Incl. Ppn)
4. Tanggal Kontrak : 31 Juli 2019
5. Pengguna Jasa : PT. Hutama Karya (Persero)
6. Kontraktor Pelaksana : PT. Hutama Karya Infrastruktur
7. Konsultan Perencana : PT. Cipta Sarana Marga
8. Konsultan pengawas : PT. Aria Jasa Reksatama
9. Pembayaran : Contract Pre Financing (CPF)
10. Waktu Kontrak Awal : 730 hari sejak 31 Juli 2019 s/d 30 Juli 2021
11. Add II : 1035 hari sejak 31 Juli 2019 s/d 31 Mei 2022
12. MOS : Tidak Ada
13. Uang Muka : Tidak Ada
14. Jaminan Pelaksanaan : 10 %
15. Jaminan Pemeliharaan :5%
2.2.2 Data Teknis Proyek
Data teknis proyek merupakan suatu data yang menjelaskan tentang rencana
bangunan yang akan dibuat. Dalam hal ini data teknis proyek pembangunan jalan tol
Simpang Indralaya – Muaraenim Seksi Simpang Indralaya _ Prabumulih. Adapun
data teknis jalan tol tersebut sebagai berikut :
1. Panjang Mainroad : 64,500 km
2. Panjang Akses : 9,872 km
5
6
Pemilik Proyek (owner) adalah pihak yang memiliki proyek dan mempunyai
hak dalam pemberian tugas. Pemilik proyek pembangunan jalan tol Simpang
Indralaya – Muaraenim Seksi Simpang Indralaya - Prabumulih disini adalah
pemerintah Republik Indonesia melalui kementrian negara badan usaha milik Negara
9
(BUMN) selaku kuasa pemegang saham, PT Hutama Karya Tugas dan wewenang
dari pemilik proyek adalah sebagai berikut:
1. Tugas Pemilik Proyek
a. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.
b. Mengadakan kegiatan administrasi
c. Memberikan tugas kepada kontraktor atau pelaksana proyek
d. Meminta pertanggung jawaban dari konsultasn pengawas
e. Menerima proyek yang telah selesai dikerjakan oleh kontraktor
2. Wewenang Pemilik Proyek
a. Membuat surat perintak kerja (SPK)
b. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan
c. Meminta pertanggung jawaban kepada para pelaksana proyek atas pekerjaan
konstruksi
d. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak
dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai perjanjian kontrak.
Dalam Proyek pembangunan jalan tol ruas Indralaya – Muara Enim seksi
simpang Indralaya – Prabumulih yang berperan sebagai pemilik atau Owner adalah
PT. Cipta Sarana Marga. Berikut tugas dan wewenang Konsultan Perencana:
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Proyek PT. Hutama Karya Infrastruktur (Kontraktor)
Sumber : PT. Hutama Karya Infrastruktur
Project Manager atau manager proyek adalah orang profesional yang dipilih
untuk menggerakkan proses manajemen yang mengarah pada strategi pengelolaan
proyek untuk mencapai tujuan proyek itu sendiri.
Secara umum seorang project manager memiliki tugas dan tanggung jawab
atas perencanaan, pengadaan dan pelaksanaan proyek. Sementara untuk tugas
khususnya meliputi
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Jalan
Jalan tol adalah jalan umum atau tertutup dimana para penggunanya
dikenakan biaya (atau toll) untuk melintasinya sesuai dengan tarif yang berlaku. Jalan
ini merupakan suatu bentuk pemberian tarif pada jalan yang umumnya diterapkan
untuk menutupi biaya pembangunan dan perawatan jalan. Penetapan tarif didasarkan
pada golongan kendaraan.
Di Indonesia, jalan tol sering dianggap sinonim untuk jalan bebas hambatan,
meskipun hal ini sebenarnya salah. Di dunia secara keseluruhan, tidak semua jalan
bebas hambatan memerlukan bayaran. Dalam bahasa Inggris, jalan bebas hambatan
tanpa berbayar dinamakan freeway atau expressway sedangkan jalan bebas hambatan
berbayar dinamakaan dengan tollway atau toll road.(wikipedia)
19
20
Ilustrasi Jalan
(sumber: google)
3.2 Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang
digunakan intuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batu pecah
atau batu belah atau batu kali ataupun bahan lainnya. Bahan ikat yang dipakai adalah
aspal, semen ataupun tanah liat.
3.2.2 Jenis Perkerasan
Yaitu jenis perkerasan jalan yang menggunakan campuran aspal panas sebagai
bahan pengikat. Aspal panas ini digunakan tidak hanya pada pembangunan jalan
baru, namun juga dipakai ketika dilakukan pelapisan ulang atau pemeliharaan jalan.
21
Lapisan yang juga biasa disebut flexible pavement ini mempunyai sifat memikul
dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar yang dipadatkan melalui beberapa
lapisan berikut:
1.Perencanaan
Mempersiapkan shop drawing, gambar pelaksanaan yang harus
dipersiapkan minimal terdiri dari Gambar Denah, Gambar Potongan dan
Gambar Detail yang dapat memberikan kemudahan dalam pelaksanaan.
2. Pelaksanaan
a. Produksi
Material yang akan dipakai untuk pekerjaan Asphalt Concrete- Base
(AC-Base) harus terlebih dahulu dilakukan pengujian. Dari hasil pengujian ini
akan dijadikan dasar komposisi campuran AC-Base yang akan digunakan dan
untuk mengetahui material tersebut sesuai spesifikasi atau tidak. Produksi
aspal Hotmix dilakukan di Asphalt Mixing Plant (AMP) dan suhu hasil
produksi adalah maksimal 150ºC.
b. Pengangkutan
sabun, minyak bakar yang tipis, minyak paraffin, atau larutan kapur untuk
mencegah melekatnya aspal pada bak truk.
c. Penghamparan
Penghamparan aspal dilapangan dilakukan dengan menggunakan alat
berat yaitu Asphalt Finisher. Pada saat penghamparan suhu aspal harus
minimal 135ºC – 140oC
d. Pemadatan
Untuk pemadatan aspal biasanya terdiri dari dua alat
pemadat,yaitu pemadat roda baja (Tandem Roller) dan alat berat dengan roda
karet (Pneumatic Tire Roller). Pemadatan pertama dilakukan dengan
menggunakan pemadat roda baja (Tandem Roller) sebanyak 4 passing dengan
kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4Km/Jam dan dengan suhu aspal
125 - 130ºC. Kemudian dilanjutkan dengan alat pemadat roda karet
(Pneumetic Tire Roller) sebanyak 14 passing dengan kecepatan tidak boleh
lebih dari 6 Km/Jam dengan suhu aspal 100 - 125ºC dan harus selalu dijaga
rendah sehingga tidak mengakibatkan bergesernya campuran panas tersebut.
e. Quality Control
Pemeriksaan dan pengujian rutin akan dilaksanakan oleh Kontraktor di
bawah pengawasan Konsultan untuk menguji pekerjaan yang sudah
diselesaikan sesuai toleransi dimensi, mutu bahan, kepadatan pemadatan .
3.3 Peralatan
Dalam suatu proyek, penggunaan alat berat sangat diperlukan karena untuk
menunjang berbagai macam pekerjaan – pekerjaan dilapangan. Yang bertujuan untuk
memenuhi ketepatan waktu penyelesaian dan pencapaian kualitas pekerjaan yang di
isyaratkan sesuai dengan rencana. Menurut fungsinya peralatan yang dipakai di dalam
proyek Pembangunan Jalan tol Simpang Indralaya – Muaraenim Seksi Simpang
Indralaya Prabumulih adalah sebagai berikut:
28
Asphalt Mixing Plant adalah Suatu unit mesin atau peralatan yang digunakan
untuk memproduksi material campuran antara aspal dengan material agregat batu.
Penggunaan asphalt mixing plant dimaksudkan untuk memproduksi material
campuran perkerasan lentur dengan jumlah yang besar dengan mutu dan keseragaman
campuran tetap terjamin (omogeny). Material batu pecah dan aspal akan dipanaskan
secara terpisah sebelum dicampurkan. Suhu pencampuran pada alat ini umumnya
berkisar 150o C.
2). Memuat
3). Mengangkat Material
Eexcavator memiliki dua jenis alat penggerak, yaitu ban dan crawler.
Excavator yang dilengkapi dengan crawler memungkinkannya untuk beroperasi pada
permukaan kasar atau kurang padat
b. Motor Grader
Motor Grader merupakan sebuah alat perata yang mempunyai bermacam-
macam kegunaan. Pada umumnya grader digunakan dalam proyek pembangunan
jalan dan perawatan jalan.
Motor grader mempunyai fungsi bermacam-macam, antara lain:
1). Meratakan dan membentuk permukaan tanah
2). Menyebarkan material ringan
3). Membersihkan lereng
30
Alat ini digunakan untuk memadatkan tanah agar mencapai nilai kepadatan
yang diinginkan, sesuai dengan beban/muatan serta frekuensi lintasan yang di derita
oleh material yang dipadatkan tadi. Jenis rodanya biasanya terbuat dari besi
seluruhnya atau ditambahkan pemberat berupa air atau pasir. Bisa terbuat dari karet
(berupa roda ban).
a. Asphalt Finisher
Asphalt Finisher roda karet adalah dalam hal manuver yang lebih cepat. Saat
pemasokan dari dump truck ke alat penghampar suhu aspal 130 - 150ºC.
b. Tandem Roller
c. Tire Roller
Tire Roller (kapasitas 10-20 ton) adalah alat berat yang terdiri dari
roda - roda ban karet yang dipompa, susunan dari roda bagian muka roda
belakang selang - selang sehingga bagian yang tidak tergilas oleh roda
bagian muka maka akan tergilasoleh roda bagian belakangnya. Alat ini
baik sekali digunakan pada penggilasan lapisan hot mix sebagai “penggilas
antara”. alat ini dipakai biasanya untuk mendapatkan permukaan yang
halus.
35
36
Material yang akan dipakai untuk pekerjaan Asphalt Concrete - Base (AC-
Base) harus terlebih dahulu dilakukan pengujian. Dari hasil pengujian ini akan
dijadikan dasar komposisi campuran AC-Base yang akan digunakan dan untuk
mengetahui material tersebut sesuai spesifikasi atau tidak. Produksi aspal Hotmix
dilakukan di Asphalt Mixing Plant (AMP) dan suhu hasil produksi adalah maksimal
150ºC.
Mempersiapkan material material yang akan dipakai untuk pekerjaan
Asphalt Concrete Base (AC-Base) harus terlebih dahulu dilakukan pengujian.
Dari hasil pengujian ini akan dijadikan dasar komposisi campuran AC-Base
yang akan digunakan dan untuk mengetahui material tersebut sesuai
spesifikasi atau tidak. Jenis tes yang dilaksanakan meliputi :
1. Tes Gradasi dengan Analisa Saringan ( Sieve Analisys )
2. Marshall Test.
3. Abrasi butiran (Tes Los Anggeles).
4. Tes resapan asphalt ke butiran
1. Asphalt finisher
2. Dump truck
3. Generator Set 135 Kva
4. Tandem roller
5. Tire Roller
6. Water Tanker
7. Alat Bantu
37
Pekerjaan prime coat adalah lapisan ikat aspal cair yang di letakan di atas
lapis pondasi agregat kelas A. pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan agregat A
benar-benar di terima oleh Konsultan.
Sebelum pekerjaan prime coat dilaksanakan, terlebih dahulu
pembersihan agregat A dari partikel yang melekat, pembersihan harus
38
dilaksanakan melebihi 20cm dari tepi bidang yang akan di prime coat.
Lapisan Resap Pengikat harus disemprot hanya pada permukaan yang kering
atau mendekati kering, dan Lapis Perekat harus disemprot pada permukaan
yang benar-benar kering. Kuantitas pasti pemakaian lapis resap pengikat
tergantung pada bahan aspal, bahan lapis pondasi dan kondisi lingkungan
(cuaca,angin, kelembaban).
Setelah pengeringan selama waktu 4 hingga 6 jam, bahan pengikat
harus telah meresap kedalam lapis pondasi, meninggalkan sebagian bahan
pengikat pada permukaan sehingga terlihat berwarna hitam secara merata dan
tidak porous. Penyemprotan Lapisan Resap Pengikat tidak boleh dilaksanakan
pada kondisi waktu cuaca angin kencang, hujan atau akan turun hujan.
sabun, minyak bakar yang tipis, minyak paraffin, atau larutan kapur untuk
mencegah melekatnya aspal pada bak truk.
Setiap genangan minyak pada lantai bak truk hasil penyemprotan
sebelumnya harus dibuang sebelum campuran aspal dimasukkan ke dalam bak
truk. Tiap muatan harus ditutup dengan kanvas / terpal atau bahan lainnya
yang cocok dengan ukuran yang sedemikian rupa agar dapat melindungi
campuran aspal terhadap cuaca.
Bila mana dianggap perlu, bak truk hendaknya di isolasi dan seluruh
penutup harus diikat kencang agar campuran aspal yang di hamparkan di
lapangan pada temperature yang disyaratkan (minimal 130ºC). Jumlah truk
untuk mengangkut campuran aspal harus cukup dan dikelola sedemikian rupa
sehingga peralatan penghamparan dapat beroperasi secara terus menerus
dengan kecepatan yang disetujui.
karet (Pneumetic Tire Roller) sebanyak 14 passing / 14 kali maju mudur dengan
kecepatan tidak boleh lebih dari 6 Km/Jam dan harus selalu dijaga rendah sehingga
tidak mengakibatkan bergesernya campuran panas tersebut,suhu 110 - 120ºC.
Ketebalan AC-Base dengan penghamparan dan pemadatan dilakukan
sebanyak 1 layer atau 1 lapisan, layer pertama ± dengan ketebalan 7,5 cm setelah
dipadatkan.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
43
Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/document/367101046/Laporan-PKL-PERKERASAN-JALAN-
RAYA
https://www.amesbostonhotel.com/struktur-organisasi-proyek/
https://www.pengadaan.web.id./2022/02/jenis-perkerasan-jalan.html?m=1
http://repository.unpas.ac.id/29018/9/BAB%201%20UJIAN%20Anyar.pdf
LAMPIRAN
Dokumentasi 1 Proses Produksi Aspal