Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN KERJA PRAKTIK

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGASPALAN AC-WC PADA


PROYEK JALAN TOL INDRALAYA PRABUMULIH STA 61+850

Disusun guna memenuhi syarat kurikulum pada program studi teknik sipil
jurusan teknik sipil fakultas teknik Universitas PGRI Palembang

Oleh :

Rizki Prayogo

2019313044

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL


UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2021

i
ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporang Kerja Praktek ini diajukan oleh :

Nama : Rizki prayogo


NIM : 2019313044
Program Studi : Teknik Sipil
Judul KP : Tinjauan Pelaksanaan Pengaspalan AC BC Pada Proyek Jalan Tol
Indralaya Prabumulih STA 61+850

Menyatakan bahwa Laporan Kerja Praktek ini

Telah disetujui dan disahkan oleh

Palembang, 21 Februari 2022

Pembimbing Lapangan Pembimbing Universitas

Ilyas Sasmita Dr. M Firdaus, ST.,MT

Disetujui
Dekan Fakultas Teknik
Universitas PGRI Palembang

Amiwarti, ST.,MT

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat-Nya, saya
dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini. Penulisan Laporan Kerja Praktek ini
dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan Akademik pada Fakultas Teknik Sipil
Universitas PGRI Palembang. Saya sangat bersyukur karena telah menyelesaikan
Laporan Kerja Praktek ini dengan  judul “Tinjauan Pelaksanaan Pengaspalan AC BC
Pada Proyek Jalan Tol Indralaya Prabumulih STA 62+850“. Saya menyadari bahwa
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada
penyusunan Laporan Kerja Praktek ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan
Laporan Kerja Praktek ini, Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Bukman Lian, M.M.,M.,Si, CiQar CP, S.Pd, M.Kes Selaku Rektor
Universitas PGRI Palembang. 
2. Bapak Adiguna, ST., M.,Si Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas PGRI
Palembang. 
3. Ibu Amiwarti, ST., MT selaku Ketua Program Studi Universitas PGRI
Palembang. 
4. Bapak Dr. M. Firdaus, ST., MT selaku dosen Pembimbing.
5. Bapak Wayan Subagia selaku Projek Manager PT. Hutama Karya Infrastruktur
yang telah memberikan iizin kerja praktek
6. Bapak Ilyas Sasmita selaku pelaksana lapangan sekaligus mentor kerja praktek
dari PT. Hutama Karya Infrastruktur.
7. Kedua orang tua Saya yaitu Ayahanda Ilyas dan Ibunda Samsieni yang selalu
memberikan pertolongan melalui doa dan dukungan untuk saya agar mampu dan
terus maju menjadi orang yang sukses dan dermawan.
8. Semua pihak yang ikut serta membantu pembuatan Laporan Kerja Praktek ini.

iv
Akhir kata saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Laporan Kerja Praktek
ini membawa manfaat bagi pengembang ilmu.

Palembang, 21 Februari 2022


Penulis

Rizki prayogo
NIM : 201931044

v
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS...................................................ii


HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..............................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
ABSTRACT...........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.........................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR BAGAN...............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian............................................................................................3
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
A. Konsep Teori..................................................................................................5
1. Gagal Ginjal Kronik...................................................................................5
2. Hemodialisa.............................................................................................18
3. Aromaterapi Lavender.............................................................................21
4. Kecemasan...............................................................................................26
B. Konsep Masalah Keperawatan.....................................................................41
C. Konsep Intervensi dan Telaah Jurnal Yang Mendukung..............................48
BAB III METODELOGI STUDY KASUS........................................................75
A. Desain Studi Kasus.......................................................................................75

vi
B. Subjek Studi Kasus.......................................................................................76
C. Lokasi dan Waktu Studi Kasus.....................................................................76
D. Fokus Studi Kasus........................................................................................77
E. Definisi Operasional.....................................................................................77
F. Instrumen Studi Kasus..................................................................................78
G. Metode Pengumpulan Data...........................................................................84
H. Analisis Data dan Penyajian Data.................................................................84
I. Etika Studi Kasus..........................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................88

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Fisiologi Gagal Ginjal Kronik.............................................36

1
DAFTAR LAMPIRAN

Gambar 2.1 Anatomi Fisiologi Gagal Ginjal Kronik.............................................36

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transportas imerupakan perpindahan barang dan manusia dari tempat asal
ke tempat tujuan (Nasution, 2008). Transportasi yang baik harus didukung oleh
jaringan transportasi yang baik juga seperti jalan. Dalam sistem transportasi ada
beberapa hal yang harus diperhatikan salah satunya yaitu jalan (Adisasmita,
2011). Jalan merupakan transportasi yang memiliki peranan penting dalam hal
pergerakan aktivitas yang ada. Fungsi jalan yaitu untuk menghubungkan
pendistribusian barang atau manusia dari tempat satu ketempat yang lain. Jalan
dapat dipengaruhi oleh adanya jaringan tranfortasi lainnya dan aktivitas baru
yang terdapat disuatu tempat.
Dengan pesatnya pembangunan di kabupaten Muara Enim, pemerintah
melakukan penerapan kebijakan pembangunan di bidang kontruksi sipil. Hal ini
sangat diperlukan untuk meningkatkan kemajuan pembangunan di berbagai
bidang dan dalam menyediakan fasilitas-fasilitas yang lengkap serta memadai
sesuai dengan kebutuhan pengunanya. Sering kita jumpai bahwa jalan akan
terputus di suatu tempat akibat hambatan alam atau karena kebutuhan kontruksi
terhadap meningkatnya perkembangan penduduk. Perkembangan perekonomian,
khususnya dalam bidang perkebunan, oleh karena itulah kabupaten Muara Enim
harus memiliki sarana dan prasarana transportasi yang baik. Untuk menunjang
hal ini, maka harus memiliki akses jalan darat atau jalan raya yang baik untuk
meningkatkan kelancaran pertumbuhan perekonomian, seiring pertubuhan
kabupaten Muara Enim yang semakin pesat pengaruh terhadap pertumbuhan lalu
lintas.
Dengan adanya pembangunan jalan tersebut dapat menunjang kelancaran
transportasi dan perekonomian yang mempermudah menuju daerah tersebut.jalan
tol di Indonesia atau sering disebut dengan jalan bebas hambatan adalah suatu
jalan yang dikhususkan untuk kendaraan bersumbu dua atau lebih dan bertujuan
untuk mempersingkat jarak dan waktu tempuh dari satu tempat ke tempat lain.

1
2

Pembangunan jalan tol dengan kontrak Fixed Unit Price dengan tanggal
kontrak dimulai 31 juli 2019 dengan pengguna jasa PT. Hutama Karya (Persero).
Dalam kegiatan kerja praktek di proyek Pembangunan Jalan tol, Simpang
Indralaya–Muara enim Seksi Simpang Indralaya Prabumulih, dikesempatan ini
kami melakukan tinjauan pada pekerjaan aspal, dan terfokus untuk meninjau
aspal pada bagian lapisan AC BC, yang terdiri dari 1 lajur 2 jalur dengan lebar
23.40 m.

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana proses pelaksanaan pekerjaan pondasi bawah dan lapis
perkerasan lentur pada proyek jalan tol indralaya prabumulih zona VI
Provinsi Sumatra Selatan dilaksanakan?
2. Bagaimana hasil perhitungan tebal lapis pondasi bawah dan perkerasan lentur
pada proyek pembangunan jalan tol prabumulih indralaya zona VI Provinsi
Sumatra Selatan menggunakan metode analisa komponen?
3. Apasaja kendala yang terjadi pada proses pengerjaan proyek jalan tol
prabumulih indralaya zona VI Provinsi Sumatra Selatan beserta solusinya?

C. Pembatasan Masalah
Dalam pembangunan jalan Tol indralaya prabumulih
D. Tujuan Kerja Praktek
1. Memahami cara kerja proses pembangunan jalan tol indralaya prabumulih di
kabupaten muara Enim.
2. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami gambaran kondisi praktek kerja
lapangan secara langsung.
3. Menambah ilmu pengetahuan yang didapat selama kerja praktek yang dapat
diterapkan di perkuliahan.
4. Mendapatkan pengalaman agar dapat siap menghadapi lingkungan kerja.
3

E. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memiliki manfaat terutama dalam bidang perencanaan
wilayah dan kota yaitu bermanfaat untuk memperluas dan memeperbanyak
wawasan atau ilmu mengenai perencanaan transportasi yang terdapat disuatu
wilayah.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini juga memiliki manfaat praktis terutama untuk
pemerintah Provinsi Sumatra Selatan yaitu dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam pembangunan yang akan dilakukan khususnya
pembangunan wilayah yang berhubungan dengan penyediaan sara maupun
prasara transportasi.

F. Pandangan Ilmiah Referensi


4

BAB II

METODE OBSERVASI

A. Waktu Observasi
Kerja Praktek dilaksanakan mulai pada tanggal 21 Februari 2022

B. Lama Observasi
Kerja Praktik ini dilakukan selama kurang lebih satu bulan

C. Tempat Observasi
Lokasi pengamatan Kerja Praktek ini dilaksanakan di Desa Karangan
Kecamatan Rambang Kapak Tengah. Kota Prabumulih Sumatra Selatan.

D. Bahan yang diobservasi


1. Agregat
Agregat merupakan bahan utama yang turut menahan beban yang
dipikul oleh bagian perkerasan jalan, mutu kontruksi perkerasan jalan. Selain
itu agregat dapat dibedakan menurut ukuran butirannya yaitu agregat kasar
dan angregat halus.
2. Aspal
Aspal adalah suatu campuran yang terdiri dari bitumen dan mineral
yang terjadi dialam atau dapat diperoleh dari residu penyulingan minyak
bumi atau dari hasil penyulingan batu bara. Adapun fungsi aspal sebagai
berikut:
a. Menutupi permukaan jalan sehingga tidak berdebu
b. Membuat permukaan jalan menjadi kedap air
c. Memberikan pengikatan antara batuan atau antara lapisan-lapisan
kontruksi jalan
d. Memberikan stabilitas atau memberikan semacam bantalan
5

E. Alat yang diobservasi


Dalam suatu proyek, penggunaan alat berat sangat diperlukan karena untuk
penunjang berbagai macam pekerjaan-pekerjaan lapangan. Yang bertujuan
untyuk memenuhi ketepatan waktu penyelesaian dan pencapaian kualitas
pekerjaan yang diisyaratkan sesuai dengan rencana. Menurut fungsinya peralatan
yang dipakai didalam proyek pembangunan jalan tol simpang indralaya muara
enim seksi simpang indralaya prabumulih adalah sebagai berikut:
1. AMP (Asphalt Mixing Plant)
AMP Asphalt Mixing Plant Adalah suatu unit mesin atau peralatan
yang digunakan untuk memproduksi material campuran antara aspal dengan
material agregat batu. Penggunaan Asphalt Mixing Plant dimaksudkan untuk
memproduksi material campuran perkerasan lentur dengan jumlah yang
besar dengan mutu dan keseragaman campuran tetap terjamin (Omogeny)
material batu pecah dan aspal akan dipanaskan secara terpisah sebelum
dicampurkan. Suhu pencampuran pada alat ini umumnya berkisar 150 ℃.

Gambar 2.1 Asphalt Mixing Plant


2. Motor Grader
6

Motor grader merupakan sebuah alat perata yang mempunyai


bermacam-macam kegunaan pada umumnya grader digunakan dalam proyek
pembangunan jalan dan perawatan jalan.

Gambar 2.2 Motor Grader


3. Asphal Finisher
Alat untuk menghamparkan campuran aspal yang dihasilkan dari alat
produksi aspal. Terdapat dua jenis asphal finisher yaitu crawrel yang
menggunakan roda kelabang, dalam hal daya ambang (Flotation), traksi, dan
penghamparannya lebih halus serta lebih datar dibandingan asphal finisher
yang menggunakan roda karet dengan ukuran sama. Kelebihan asphal
finisher roda karet adalah dalam manuver yang lebih cepat. Saat pemasokan
dari dump truck kealat penghampar suhu aspal 130-150 ℃.
7

Gambar 2.3 Asphal Finisher


4. Dump Truck
Adalah alat yang digunakan untuk memeperlancar pengangkutan
material dari AMP kelokasi pekerjaan khususnya untuk pengangkutan hot
mix (suhu aspal 150 ℃) agar sampai kelokasi pekerjaan, biasanya kapasitas
angkut dump truck adalah 30 ton sedangkan tipe dump truck yang biasa
dipakai pada proyek jalan adalah dump truck yang sistem penumpahannya
kebelakang atau real dump truck.
8

Gambar 2.4 Dump Truck


5. Compactor
Alat ini digunakan untuk memadatkan tanah agar mencapai nilai
kepadatan yang diinginkan sesuai dengan beban atau muatan serta frekuensi
lintasan yang diderita oleh material yang dipadatkan tadi. Jenis rodanya
biasanya terbuat dari besi seluruhnya atau ditambahkan pemeberat berupa air
atau pasir. Bisa terbuat dari karet (berupa roda ban).

Gambar 2.5 Compactor


6. Asphalt Sprayer
Pada umumnya, alat penyemprotan aspal diberikan untuk memberikan
lapis pengikat (Tack Coat) atau lapis resap pengikat (Prime Coat) pada
permukaan yang akan diberi lapis aspal diatasnya dengan tujuan untuk
mengikat lapis perkerasan baru dengan lapisan perkerasan lama.
9

Gambar 2.6 Asphalt Sprayer


7. Tandem Roller
Tandem Roller termasuk sebagai alat pemadatan. Biasanya dipakai
untuk penggilas akhir yang artinya fungsi alat ini adalah untuk meratakan
permukaan, tandem Roller tidak digunakan untuk permukaan keras dan
tajam karena dapat merusak roda.

Gambar 2.7 Tandem Roller


8. Compressor
Compressor adalah alat penghasil atau penghembus udara bertekanan
tinggi yang digunakan untuk membersihkan debu atau sampah-sampah yang
terdapat pada proyek pekerjaan jalan raya sbeelum dilakukan pengecoran
10

ataupun pada kegiatan pekerjaan laiinya yang membutuhkan area yang


bersih.

Gambar 2.8 Compressor


9. Excavator
Excavator adalah tipe peralatan yang digunakan untuk pekerjaan-
pekerjaan seperti menggali, memuat, mengangkat material. Excavator
memiliki dua jenis alat penggerak, yaitu ban dan crawler. Excavator yang
dilengkapi dengan crawler memungkinkannya untuk beroverasi pada
permukaan kasar atau kurang padat.

Gambar 2.9 Excavator


10. Tire Roller
Tire Roller (Kapasitas 10-20 ton) adalah alat berat yang terdiri dari
roda-roda ban karet yang dipompa, susunan dari roda bagian muka roda
11

belakang selang-selang sehingga bagian yang tidak tergilas oleh roda bagian
muka maka akan tergilas oleh roda bagian belakangnya.

Gambar 2.10 Tire Roller

F. Metode Observasi
12

BAB III
URAIAN UMUM PROYEK
A. Tinjauan Umum
1. Sejarah Singkat
PT Hutama karya Infrastruktur (HKI) adalah salah satu anak perusahaan
dari BUMN PT Hutama karya (Persero) di bidang usaha jasa konstruksi.
Didirikan sejak tahun 2015,HKI mertupakan spin off dari Divisi jalan &
jembatan milik HK yang sudah berkiprah sejak tahun 1961 dengan segudang
pengalaman di bidang konstruksi jalan,jembatan,jalan tol dan pekerjaan-
pekerjaan lain yang sejenis. HKI berdiri sebagai salah satu implementasi
strategi value capture yang dijalankan HK dalam rangka optimalisasi manfaat
atas penugasan pengembangan Jalan Tol trans Sumatera (JTTS) yang
diamanatkan Pemerintah Republik Indonesia kepada HK.

2. Struktur Organisasi
Proyek pembangunan jalan tol Simpang Indralaya–Muaraenim Seksi
Simpang Indralaya-Prabumulih tentu melibatkan beberapa unsur pelaksana
pembangunan yang menunjang dan mempunyai hubungan antara unsur yang
satu dengan yang lainnya.Unsur-unsur tersebut adalah pemilik proyek
(owner), perencana proyek,pelaksana proyek,dan pengawas proyek. Pemilk
proyek pembangunan jalan tol Simpang Indralaya–Muara enim Seksi
Simpang Indralaya-Prabumulih sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah
Republik Indonesia melalui kementrian negara Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) selaku kuasa pemegang saham, PT Hutama Karya Infrastruktur
(HKI) berkomitmen penuh menerapkan tata kelola perusahaan kemudian
menggunakan jasa PT. Hutama Karya Infrastruktur sebagai kontraktor
pelaksana dan menggunakan jasa PT. Aria Jasa Reksatama sebagai konsultan
pengawas.
Setiap unsur pelaksana pembangunan mempunyai tugas, wewenang,
dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan kedudukan serta kegiatan
13

yang dilakukan. Pelaksanaan unsur-unsur ini saling berkaitan antara satu


dengan yang lainnya dan saling berhubungan mengikuti pola hubungan kerja
yang telah ditetapkan.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek

3. Lokasi Tempat Kerja Praktek


Lokasi tempat Desa Karangan kecamatan rambang kapak tengah Kota
Prabumulih

Gambar 3.2 Lokasi Tempat Kerja Praktek


14

B. Tinjauan Khusus
1. Deskripsi Kegiatan Proyek
2. Penanganan Bahan Kegiatan Proyek
3. Spesifikasi Peralatan Kegiatan Proyek
4. Sistem Pengendalian Mutu
5. Sistem Manajemen K3
6. Tata letak Tempat Kegiatan
15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uraian Hasil Observasi

B. Analisis Hasil Observasi

C. Pemecahan Masalah di Lapangan

D. Persamaan dan perbedaan Pemecahan Masalah di Lapangan terhadap

Referensi
16

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari sisi tujuan dan pengamatan selama kerja praktek dan membuat laporan kerja
praktek pada proyek pembangunan jalan tol indralaya prabumulih maka penulis
mencoba mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahan materi yang digunakan sudah memenuhi syarat, adapun bahan-bahan
yang digunakan yaitu pada proses penghamparan agregat kelas A. Pada
lapisan jenis aspal yang digunakan yaitu aston (AC BC), AC BC merupaakn
aspal yang digunakan dan dipanaskan dengan AMP
2. Proses pelaksanaan sudah baik, dimulai dengan menyiapkan badan jalan lalu
dihamparkan agregat dilokasi pekerjaan tersebut, agregat yang telah
dihamparkan dipadatkan menggunakan Vibrator Roller, setelah proses
pemadatan selesai dilakukan proses lapis resap pengikat yaitu aspal cair
disemprotkan dengan aspal sprayer, proses selanjutnya menghamparkan ATB
dengan Finisher dan dipadatkan dengan tendem, selanjutnya dilakukan proses
penghalusan aspal menggunakan alat bantu seperti Pneumatic Trye Roller.

B. Saran
Dari hasil pelaksanaan kerja praktek dilapangan, maka penulis dapat
mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Untuk Efisiensi waktu pada semua pekerjaan, hendaknya untuk peneliti
selanjutnya lebih mempertimbangkan lagi faktor cuaca yang berpengaruh
besar terhadap kelancaran berlangsungnya proyek.
2. Pekerjaan harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
17

LAMPIRAN
2.2.1 Data Umum Proyek
Data umum proyek merupakan suatu data yang menjelaskan tentang proyek
yang sedang berlangsung secara umum data umum pembangunan Jalan Tol Simpang
Indralaya – Muaraenim Seksi Simpang Indralaya Prabumulih adalah sebagai berikut :
1. Paket Pekerjaan : Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Ruas
Simpang Indralaya – Muaraenim Seksi
Simpang Indralaya – Prabumulih
2. Kontrak : Fixed Unit Price
3. Nilai Kontrak : Rp. 7.339.401.871.773,- (Incl. Ppn)
4. Tanggal Kontrak : 31 Juli 2019
5. Pengguna Jasa : PT. Hutama Karya (Persero)
6. Kontraktor Pelaksana : PT. Hutama Karya Infrastruktur
7. Konsultan Perencana : PT. Cipta Sarana Marga
8. Konsultan pengawas : PT. Aria Jasa Reksatama
9. Pembayaran : Contract Pre Financing (CPF)
10. Waktu Kontrak Awal : 730 hari sejak 31 Juli 2019 s/d 30 Juli 2021
11. Add II : 1035 hari sejak 31 Juli 2019 s/d 31 Mei 2022
12. MOS : Tidak Ada
13. Uang Muka : Tidak Ada
14. Jaminan Pelaksanaan : 10 %
15. Jaminan Pemeliharaan :5%
2.2.2 Data Teknis Proyek

Data teknis proyek merupakan suatu data yang menjelaskan tentang rencana
bangunan yang akan dibuat. Dalam hal ini data teknis proyek pembangunan jalan tol
Simpang Indralaya – Muaraenim Seksi Simpang Indralaya _ Prabumulih. Adapun
data teknis jalan tol tersebut sebagai berikut :
1. Panjang Mainroad : 64,500 km
2. Panjang Akses : 9,872 km

5
6

3. Kecepatan Rencana : 100 km/jam


4. Jumlah Lajur : 2x2 Lajur (Tahap Awal)
2x3 Lajur (Tahap Akhir)
5. Jumlah Simpang Susun : 2 Buah
6. Tipe Perkerasan : Flexible

2.3 Peta Lokasi Proyek


7

Gambar 2.1 Denah Lokasi Proyek

2.4 Struktur Organisasi Proyek

Proyek pembangunan jalan tol Simpang Indralaya – Muaraenim Seksi Simpang


Indralaya _ Prabumulih tentu melibatkan beberapa unsur pelaksana pembangunan
yang menunjang dan mempunyai hubungan antara unsur yang satu dengan yang
lainnya.Unsur-unsur tersebut adalah pemilik proyek (owner),perencana
proyek,pelaksana proyek,dan pengawas proyek.Pemilk proyek pembangunan jalan tol
Simpang Indralaya – Muaraenim Seksi Simpang Indralaya - Prabumulih sepenuhnya
dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia melalui kementrian negara Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) selaku kuasa pemegang saham, PT Hutama Karya
Infrastruktur (HKI) berkomitmen penuh menerapkan tata kelola perusahaan
kemudian menggunakan jasa PT. Hutama Karya Infrastruktur sebagai kontraktor
pelaksana dan menggunakan jasa PT. Aria Jasa Reksatama sebagai konsultan
pengawas.
Setiap unsur pelaksana pembangunan mempunyai tugas, wewenang, dan
tanggung jawab masing-masing sesuai dengan kedudukan serta kegiatan yang
dilakukan. Pelaksanaan unsur-unsur ini saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya dan saling berhubungan mengikuti pola hubungan kerja yang telah
ditetapkan
8

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Proyek


Sumber : PT. Hutama Karya (PERSERO)

2.4.1 Pemilik Proyek

Pemilik Proyek (owner) adalah pihak yang memiliki proyek dan mempunyai
hak dalam pemberian tugas. Pemilik proyek pembangunan jalan tol Simpang
Indralaya – Muaraenim Seksi Simpang Indralaya - Prabumulih disini adalah
pemerintah Republik Indonesia melalui kementrian negara badan usaha milik Negara
9

(BUMN) selaku kuasa pemegang saham, PT Hutama Karya Tugas dan wewenang
dari pemilik proyek adalah sebagai berikut:
1. Tugas Pemilik Proyek
a. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.
b. Mengadakan kegiatan administrasi
c. Memberikan tugas kepada kontraktor atau pelaksana proyek
d. Meminta pertanggung jawaban dari konsultasn pengawas
e. Menerima proyek yang telah selesai dikerjakan oleh kontraktor
2. Wewenang Pemilik Proyek
a. Membuat surat perintak kerja (SPK)
b. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan
c. Meminta pertanggung jawaban kepada para pelaksana proyek atas pekerjaan
konstruksi
d. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak
dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai perjanjian kontrak.

2.4.2 Kontraktor Pelaksana

Kontraktor pelaksana adalah pihak yang ditunjuk berdasarkan pelelangan


untuk melakukan pembangunan proyek sesuai rencana, perhitungan dan persyaratan
yang telah dibuat oleh pemilik proyek. Kontraktor pelaksana melaksanakan semua
pekerjaan yang telah diberikan kepadanya sesuai dengan kesepakatan dengan pemilik
proyek. Tugas dari kontraktor pelaksana yaitu melaksanakan pekerjaan kontruksi di
lapangan. Kontraktor pelaksana di proyek pembangunan jalan tol Simpang Indralaya
– Muaraenim Seksi Simpang Indralaya - Prabumulih adalah PT. Hutama Karya
Infrastruktur,tugas dan wewenang dari kontraktor pelaksana adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan  tugas yang diberikan dengan mematuhi peraturan dalam dokumen
yang berkaitan dengan penyelenggaraan proyek. 
10

2. Mengadakan konsultasi dengan divisi perencana serta mendapatkan bimbingan


maupun pengarahan dari divisi pengawas mengenai pelaksanaan pekerjaan. 
3. Menyusun rencana kerja proyek. 
4. Menyediakan tenaga kerja, material, peralatan dan prasarana kerja yang
memadai. 
5. Membuat detail pelaksanaan (shop drawing) dan membuat gambar akhir
pekerjaan (as built drawing). 
6. Menjamin keamanan dan keselamatan kerja. 
7. Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan. 
8. Mengadakan pengujian terhadap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan. 
9. Mengadakan perbaikan, perubahan, rekonstruksi dan pembetulan terhadap segala
kesalahan selama masa pemeliharaan.
2.4.3 Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah perusahaan yang bergerak pada bidang jasa


konsultan dalam perencanaan proyek yang diinginkan owner. Konsultan perencana
dapat berupa perorangan atau badan usaha baik swasta maupun pemerintah.

Konsultan perencana bertugas merencanakan struktur, mekanikal elektrikal,


arsitektur, landscape, rencana anggaran biaya (RAB) serta dokumen- dokumen
pelengkap lainnya. Konsultan perencana mendapatkan proyek melalui proses lelang
yang diadakan panitia tender pekerjaan konstruksi.

Dalam Proyek pembangunan jalan tol ruas Indralaya – Muara Enim seksi
simpang Indralaya – Prabumulih yang berperan sebagai pemilik atau Owner adalah
PT. Cipta Sarana Marga. Berikut tugas dan wewenang Konsultan Perencana:

Tugas Konsultan Perencana antara lain :

1. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik


proyek (bisa piihak swasta maupun pemerintah).
11

2. Membuat gambar kerja pelaksanaan. Membuat rencana kerja dan syarat-


syarat pelaksanaan bangunan (RKS) sebagai pedoman pelaksanaan.
3. Membuat rencana Anggaran Biaya (RAB).

4. Memproyeksikan keinginan-keinginan atau ide-ide pemilik proyek ke dalam


desain bangunan.
5. Melakukan perubahan desain bila terjadi peniyimpangan pelaksanaan
pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan.
6. Mempertangggung jawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi
kegagala konstrukis. Kemudian proses pelaksanaannya diserahkan kepada
konsultan pengawas

Adapun wewenang konsultan perencana adalah :


1. Mempertahankan desain dalam hal danya pihak-pihak pelaksana yang
melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana.
2. Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

2.4.4 Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas konstruksi berfungsi melaksanakan pengawasan pada tahap


konstruksi. Konsultan pengawas konstruksi mulai bertugas sejak ditetapkan
berdasarkan surat perintah kerja pengawasan sampai dengan penyerahan kedua
pekerjan oleh pemborong. Konsultan pengawas konstruksi dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada pemimpin proyek/bagian
proyek. Konsultan pengawas diproyek pembangunan jalan tol Simpang Indralaya –
Muaraenim Seksi Simpang Indralaya - Prabumulih, tugas dan wewenang konsultan
pengawas adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan kontruksi yang akan
dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan;
12

2. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta


mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan kontruksi;
3. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan kontruksi dari segi kualitas, kuantitas dan laju
pencapaian volume/realisasi fisik;
4. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan
yang terjadi selama pekerjaan konstruksi;
5. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secaraberkala, membuat laporan
mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasilrapat-rapat
lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi yang
dibuat oleh pelaksana konstruksi;
6. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shopdrawings) yang diajukan oleh
pelaksana konstruksi;
7. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (As-Built
Drawings )sebelum serah terima ;
8. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serahterima I, mengawasi
perbaikannya pada masapemeliharaan, dan menyusun laporan akhir pekerjaan
pengawasan;
9. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, berita acara
pemeliharaan pekerjaan,dan serah terima pertama dan kedua pelaksanaan
konstruksi sebagai kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan
konstruksi;
10. Bersama-sama penyedia jasa perencanaan menyusun petunjuk pemeliharaan dan
penggunaan bangunan;
11. Membantu pengelola kegiatan dalam menyusun Dokumen Pendaftaran;
12. Membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan dokumen Sertifikat
Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Kabupaten/Kota setempat.
13

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Proyek PT. Hutama Karya Infrastruktur (Kontraktor)
Sumber : PT. Hutama Karya Infrastruktur

2.5 Uraian Tugas


2.5.1 Project Manager
14

Project Manager atau manager proyek adalah orang profesional yang dipilih
untuk menggerakkan proses manajemen yang mengarah pada strategi pengelolaan
proyek untuk mencapai tujuan proyek itu sendiri.

Secara umum seorang project manager memiliki tugas dan tanggung jawab
atas perencanaan, pengadaan dan pelaksanaan proyek. Sementara untuk tugas
khususnya meliputi 

1. Mengontrol dan membuat time schedule yang akan dilaksanakan


2. Menentukan kebijaksanaan dalam pelaksanaan jasa managemen proyek
konstruksi
3. Mengatur dan membuat perencanaan segala kegiatan operasional proyek
4. Menandatangani berita serah terima pekerjaan
5. Memimpin dan melaporkan kegiatan pelaksanaan proyek kepada konsultan
pengawas
6. Menandatangani dan menyetujui semua dokumen untuk kebutuhan proyek
konstruksi
7. Menandatangani laporan bulanan terkait pelaksanaan proyek konstruksi
8. Menggelar rapat koordinasi dengan pihak luar untuk mendiskusikan
kebutuhan proyek
9. Menandatangani dan mengajukan pekerjaan tambahan (lembur) kepada
pemilik jika diperlukan.
2.5.2 Site Engineer
Site Engineer adalah posisi jabatan untuk membantu tugas manager proyek
yang memiliki tanggung jawab terhadap perencanaan teknis dan meterial konstruksi,
termasuk membuat perhitungan konstruksi yang dibutuhkan, menyediakan seluruh
shop drawing serta menentukan spesifikasi data teknis dan volume pekerjaan
konstruksi.
15

Adapun tugas lain seorang site engineer meliputi :

1. Memberikan rekomendasi usulan desain kontruksi kepada tim serta mencari


solusi dari permasalahan-permasalahan teknis yang dihadapi dalam proses
pengerjaan proyek.
2. Menyampaikan petunjuk teknis kepada tim dalam melaksanakan segala
pekerjaan sesuai bidang
3. Memberikan penilaian terhadap perkembangan proses pengerjaan proyek
4. Menjamin isi Kerangka Acuan Kerja (KAK) dapat terpenuhi sesuai dengan
ketentuan
5. Membantu tim di lapangan dalam mgnendalikan kegiatan kontraktor agar
lebih efektif dan efisien.
6. Melakukan pengecekan terhadap semua laporan kinerja teknis yang ada
7. Menyusun rencana kerja semua staf dan pekerja yang terlibat, baik di
lapangan maupun laboratorium.
2.5.3 Quality Control
Quality Control adalah bagian yang bertanggung jawab untuk menentukan
kualitas dari hasil pelaksanaan pekerjaan serta melakukan pengawasan terhadap mutu
pekerjaan supaya menghasilkan pekerjaan yang baik pula.
Adapun tugas lain seorang quality control meliputi :

1. Melakukan pengujian mutu atas material dan bahan yang digunakan


2. Menguji kelayakan peralatan pengendalian mutu yang digunakan
3. Melakukan pengujian atas hasil pekerjaan di lapangan
4. Memahami dan mempelajari spesifikasi teknis yang digunakan pada proyek
kontruksi
5. Mempelajari perencanaan mutu yang di implementasikan pada pekerjaan
6. Mempelajari metode kerja yang digunakan supaya hasilnya sesuai dengan
spesifikasi teknis
16

7. Mempersiapkan laporan terkait pengendalian atau pemeriksaan mutu


pekerjaan
8. Memeriksa dan menjaga kualitas pekerjaan dari subkontraktor agar sesuai
dengan spesifikasi teknis.
2.5.4 Drafter
Drafter adalah seorang juru gambar dalam struktur organisasi proyek yang
bertugas untuk menggambar atau memisualisasikan apa yang telah direncanakan
melalui suatu bidang gambar.
Adapun tugas spesifik lainnya seorang drafter meliputi :

1. Berkoordinasi dengan surveyor untuk menentukan titik koordinasi


2. Mengembangkan gambar yang telah diberikan oleh konsultan desain
3. Menggambar 3D maupun 2D
4. Melakukan monitoring desain terhadap material penyusun
5. Berkoordinasi dengan antar divisi maupun ke konsultan perencana.
2.5.5 Quantity Engineering
Quantity Engineer adalah bagian yang bertanggung jawab untuk menjamin
mutu material dan mutu hasil pelaksanaan oleh kontraktor telah memenuhi ketentuan
atau syarat dalam dokumen kontrak.
Selain itu tugas seorang tenaga quality engineer juga meliputi :

1. Menyusun perencanaan dan program pembangunan kontruksi


2. Mengawasi dan melakukan pengendalian pelaksanaan fisik pekerjaan
3. Menguasai dan memahami pasal-pasal yang tertera dalam dokumen kontrak
4. Membuat dan menghimpun semua data yang berhubungan dengan
pengendalian volume kerja
5. Mengarsipkan berbagai macam surat seperti laporan harian, bulanan,
kemajuan pekerjaan, dll.
17

6. Melakukan pemantauan dan pengawasan secara ketat terhadap mutu


pekerjaan dan tidak mentolelir adanya penyimpangan-penyimpangan
pekerjaan
7. Melakukan pengujian atau pengetesan terhadap material yang baru
didatangkan pihak kontraktor.
2.5.6 Staff Akuntansi
Staff Akuntansi adalah bagian yang memiliki tugas dan tanggung jawab meliputi :

1. Menyusun dan membuat surat pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran


pembangunan
2. Membuat laporan periodik atas penyimpanan, penerimaan dan pengeluaran
serta bertanggung jawab penuh terhadap semua pengelolaan keuangan proyek
3. Mengolah data yang bersifat kearsipan yang bersangkutan dengan
pembukuan.
2.5.7 Administrasi dan Umum
Administrasi dan Umum adalah bagian yang memiliki tanggung jawab dan tugas
meliputi :

1. Membantu kepala pelaksana bagian proyek


2. Mengawasi dan mengkoordinasi tata laksana administrasi
3. Menyediakan dan melaksanakan semua kebutuhan perlengkapan administrasi
dan peralatan kantor untuk menunjang kinerja dan kelancaran proyek
konstruksi.
2.5.8 Safety Health and Environment

Pada bagian ini memiliki tugas dan tanggung jawab terkait:

1. Membuat program kerja K3


2. Melakukan perencanaan dan implementasi K3 dalam lingkungan kerja
3. Membuat laporan dan menganalisa data statistik SHE
18

4. Memastikan berjalannya program  dan membuat dokumentasi


5. Meninjau keselamatan kerja
6. Membuat pelatihan keselamatan kerja
7. Memastikan tenaga kerja bekerja sesuai SOP
8. Memeriksa peralatan kerja apakah masih layak untuk digunakan atau sudah
aus.
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Jalan

Jalan tol adalah jalan umum atau tertutup dimana para penggunanya
dikenakan biaya (atau toll) untuk melintasinya sesuai dengan tarif yang berlaku. Jalan
ini merupakan suatu bentuk pemberian tarif pada jalan yang umumnya diterapkan
untuk menutupi biaya pembangunan dan perawatan jalan. Penetapan tarif didasarkan
pada golongan kendaraan.

Di Indonesia, jalan tol sering dianggap sinonim untuk jalan bebas hambatan,
meskipun hal ini sebenarnya salah. Di dunia secara keseluruhan, tidak semua jalan
bebas hambatan memerlukan bayaran. Dalam bahasa Inggris, jalan bebas hambatan
tanpa berbayar dinamakan freeway atau expressway sedangkan jalan bebas hambatan
berbayar dinamakaan dengan tollway atau toll road.(wikipedia)

Laston atas atau lapisan pondasi atas (AC-Base) merupakan pondasi


perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan
tertentu dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas. Lapisan ini terletak dibawah
lapisan pengikat AC – BC, perkerasan tersebut tidak berhubungan langsung dengan
cuaca,tetapi perlu memiliki stabilitas untuk menahan beban lalu lintas yang
disebarkan melalui roda kendaraan. Lapis pondasi (Ac-Base) berfungsi untuk
memberi dukungan lapis permukaan, mengurangi regangan dan
tegangan,menyebarkan dan meneruskan beban konstruksi jalan di bawahnya (sub
grade).

19
20

Ilustrasi Jalan
(sumber: google)
3.2 Perkerasan Jalan

3.2.1 Pengertian Perkerasan Jalan

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang
digunakan intuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batu pecah
atau batu belah atau batu kali ataupun bahan lainnya. Bahan ikat yang dipakai adalah
aspal, semen ataupun tanah liat.
3.2.2 Jenis Perkerasan

Berdasarkan jenis ikat,perkerasan jalan dibagi menjadi:


1. Perkerasan Lentur (flexible Pavement)

Yaitu jenis perkerasan jalan yang menggunakan campuran aspal panas sebagai
bahan pengikat. Aspal panas ini digunakan tidak hanya pada pembangunan jalan
baru, namun juga dipakai ketika dilakukan pelapisan ulang atau pemeliharaan jalan.
21

Lapisan yang juga biasa disebut flexible pavement ini mempunyai sifat memikul
dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar yang dipadatkan melalui beberapa
lapisan berikut:

Gambar 3.1 lapisan perkerasan lentur


(sumber google)

a. Lapisan Tanah Dasar (Sub Grade)

Tanah Dasar adalah permukaan tanah semula atau permukaan


galian atau permukaan tanah timbunan, yang dipadatkan dan merupakan
permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat
tergantung dari sifat- sifat dan daya dukung tanah dasar. Umumnya
persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :
a. Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) dari macam tanah
tertentu akibat beban lalu lintas.
b. Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat
perubahan kadar air.
c. Daya dukung tanah yang tidak merata dan sukar ditentukan secara
pasti pada daerah dengan macam tanah yang sangat berbeda sifat dan
kedudukannya, atau akibat pelaksanaannya.
22

b. Lapis Pondasi Bawah (Sub Base Course)

Lapis Pondasi Bawah adalah bagian perkerasan yang terletak


antara lapis pondasi dan tanah dasar. Fungsi lapisan pondasi bawah antara
lain :
a. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan
menyebar beban roda.
b. Mencapai efisiensi untuk penggunaan material yang relatif murah
agar lapisan-lapisan selebihnya dapat dikurangi tebalnya
(penghematan biaya konstruksi).
c. Untuk mencegah tanah dasar untuk masuk ke dalam lapisan pondasi.
d. Sebagai lapisan pertama agar pelaksanaan dapat berjalan lancar.
Hal ini sehubungan dengan terlalu lemahnya daya dukung tanah
dasar terhadap roda-roda alat-alat besar atau karena kondisi lapangan
yang memaksa harus segera menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca.
Bermacam-macam tipe tanah setempat (CBR > 90%, PI < 10%) yang
relatif lebih baik dari tanah dasar dapat digunakan sebagai bahan pondasi
bawah. Campuran-campuran tanah setempat dengan kapur atau semen
portland dalam beberapa hal sangat dianjurkan, agar dapat bantuan yang
efektif terhadap kestabilan konstruksi perkerasan.

c. Lapis Pondasi (Base Course)

Lapisan Pondasi adalah bagian perkerasan yang terletak antara


lapis permukaan dengan lapis pondasi bawah (atau dengan tanah dasar
bila tidak menggunakan lapis pondasi bawah). Fungsi lapisan pondasi
sebagai berikut :
a. Sebagai bagian perkerasan yang menahan beban roda.
b. Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan.
23

Bahan-bahan untuk lapis pondasi umumnya harus cukup kuat dan


awet sehingga dapat menahan beban-beban roda. Sebelum menentukan
suatu bahan untuk digunakan sebagai bahan pondasi, hendaknya
dilakukan penyelidikan dan pertimbangan sebaik-baiknya sehubungan
dengan persyaratan teknik.
Bermacam-macam bahan alam / bahan setempat (CBR > 90%, PI
< 4%) dapat digunakan sebagai bahan lapis pondasi, antara lain : batu
pecah, kerikil pecah dan stabilisasi tanah dengan semen atau kapur.
d. Asphalt Hotmix

Asphalt hotmix atau juga dikenal dengan aspal beton merupakan


campuran agregat kasar (batu screening / batu split), agregat halus (Abu
batu), dan bahan pengisi (filler) dengan bahan pengikat aspal dalam
kondisi suhu tinggi (panas) dengan komposisi yang teliti dan diatur oleh
spesifikasi teknis.
1) Asphalt Concrete – Base (AC – Base)
Lapisan pondasi atas (AC-Base) merupakan pondasi
perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal
dengan perbandingan tertentu dicampur dan dipadatkan dalam
keadaan panas. Lapisan ini terletak dibawah lapisan pengikat
AC – BC, perkerasan tersebut tidak berhubungan langsung
dengan cuaca,tetapi perlu memiliki stabilitas untuk menahan
beban lalu lintas yang disebarkan melalui roda kendaraan.
Lapis pondasi (Ac-Base) berfungsi untuk memberi dukungan
lapis permukaan, mengurangi regangan dan
tegangan,menyebarkan dan meneruskan beban konstruksi jalan
di bawahnya (sub grade).
2) Asphalt Concrete – Binder Course (AC – BC)
24

Lapisan ini merupakan lapisan perkerasan yang terletak


dibawah lapisan aus (wearing course) dan diatas lapisan
pondasi (Ac-Base). Lapisan ini tidak berhubungan langsung
dengan cuaca, tetapi harus mempunyai ketebalan dan kekakuan
yang cukup untuk mengurangi tegangan dan regangan akibat
beban lalu lintas yang akan diteruskan kelapisan bawahnya.
Karakteristik yang terpenting dari campuran ini adalah
stabilitas.

3) Asphalt Concrete – Wearing Course (AC – WC)


Asphalt Concrete – Wearing Course (AC-WC) merupakan
lapisan perkerasan yang terletak paling atas dan berfungsi
sebagai lapisan aus. Walaupun bersifat non struktural, AC-WC
dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan
mutu sehingga secara keseluruhan menambah masa pelayanan
dari konstruksi perkerasan. AC-WC mempunyai tekstur yang
paling halus dibandingkan jenis laston lainnya.
4) Lapis Permukaan
Lapis permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas.
Fungsi lapis permukaan meliputi :
a) Struktural :
Ikut mendukung dan menyebarkan beban kendaraan yang di
terima oleh perkerasan, baik beban vertikal maupun beban
horizontal (gaya geser). untuk hal ini persyaratan yang dituntut
adalah kuat, kokoh dan stabil.
b) Non Struktural :
 Lapis kedap air, mencegah masuknya air ke dalam lapisan
perkerasan yang ada di bawahnya.
25

 Menyediakan permukaan yang tetap rata, agar kendaraan


dapat berjalan dan memperoleh kenyamanan yang cukup.
 Membentuk permukaan yang tidak licin, sehingga tersedia
koefisien gerak yng cukup menjamin tersediannya
keamanan lalu lintas.
 Sebagai lapisan atas, yaitu yang dapat aus selanjutnya
dapat diganti lagi dengan yang baru.
2. Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Perkerasan kaku adalah perkerasan yang menggunakan bahan ikat


aspal, yang sifatnya kaku. Perkerasan kaku berupa plat beton dengan atau
tanpa tulangan di atas tanah dasar dengan atau tanpa pondasi bawah. Beban
lalu lintas diteruskan keatas plat beton. Perkerasan kaku bisa dikelompokkan
atas :
a. Perkerasan kaku semen yang terbuat dari beton semen, baik yang
bertulang ataupun tanpa tulangan.
b. Perkerasan kaku komposit yang terbuat dari komposit sehingga lebih kuat
dari perkerasan semen, sehingga baik untuk digunakan pada landasan
pesawat udara di bandara.
Bagian perkerasan jalan umumnya meliputi: lapis pondasi bawah (sub
base course), lapis pondasi (base course), dan lapis permukaan (surface
course).
26

Gambar 3.2 Tampak lapisan perkerasan


(sumber google)

3.2.3 Tahap – tahap Pelaksanaan Pekerjaan

1.Perencanaan
Mempersiapkan shop drawing, gambar pelaksanaan yang harus
dipersiapkan minimal terdiri dari Gambar Denah, Gambar Potongan dan
Gambar Detail yang dapat memberikan kemudahan dalam pelaksanaan.
2. Pelaksanaan
a. Produksi
Material yang akan dipakai untuk pekerjaan Asphalt Concrete- Base
(AC-Base) harus terlebih dahulu dilakukan pengujian. Dari hasil pengujian ini
akan dijadikan dasar komposisi campuran AC-Base yang akan digunakan dan
untuk mengetahui material tersebut sesuai spesifikasi atau tidak. Produksi
aspal Hotmix dilakukan di Asphalt Mixing Plant (AMP) dan suhu hasil
produksi adalah maksimal 150ºC.
b. Pengangkutan

Pengangkutan aspal hotmix hasil produksi dari AMP menuju ke lokasi


pengerjaan, diangkut menggunakan Dump Truck dengan suhu 135 - 150ºC.
Truk untuk mengangkut campuran aspal harus mempunyai bak terbuat dari
logam yang rapat, bersih dan rata, yang telah disemprot dengan sedikit air
27

sabun, minyak bakar yang tipis, minyak paraffin, atau larutan kapur untuk
mencegah melekatnya aspal pada bak truk.
c. Penghamparan
Penghamparan aspal dilapangan dilakukan dengan menggunakan alat
berat yaitu Asphalt Finisher. Pada saat penghamparan suhu aspal harus
minimal 135ºC – 140oC
d. Pemadatan
Untuk pemadatan aspal biasanya terdiri dari dua alat
pemadat,yaitu pemadat roda baja (Tandem Roller) dan alat berat dengan roda
karet (Pneumatic Tire Roller). Pemadatan pertama dilakukan dengan
menggunakan pemadat roda baja (Tandem Roller) sebanyak 4 passing dengan
kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4Km/Jam dan dengan suhu aspal
125 - 130ºC. Kemudian dilanjutkan dengan alat pemadat roda karet
(Pneumetic Tire Roller) sebanyak 14 passing dengan kecepatan tidak boleh
lebih dari 6 Km/Jam dengan suhu aspal 100 - 125ºC dan harus selalu dijaga
rendah sehingga tidak mengakibatkan bergesernya campuran panas tersebut.

e. Quality Control
Pemeriksaan dan pengujian rutin akan dilaksanakan oleh Kontraktor di
bawah pengawasan Konsultan untuk menguji pekerjaan yang sudah
diselesaikan sesuai toleransi dimensi, mutu bahan, kepadatan pemadatan .
3.3 Peralatan

Dalam suatu proyek, penggunaan alat berat sangat diperlukan karena untuk
menunjang berbagai macam pekerjaan – pekerjaan dilapangan. Yang bertujuan untuk
memenuhi ketepatan waktu penyelesaian dan pencapaian kualitas pekerjaan yang di
isyaratkan sesuai dengan rencana. Menurut fungsinya peralatan yang dipakai di dalam
proyek Pembangunan Jalan tol Simpang Indralaya – Muaraenim Seksi Simpang
Indralaya Prabumulih adalah sebagai berikut:
28

3.3.1 Asphalt Mixing Plant (AMP)

Asphalt Mixing Plant adalah Suatu unit mesin atau peralatan yang digunakan
untuk memproduksi material campuran antara aspal dengan material agregat batu.
Penggunaan asphalt mixing plant dimaksudkan untuk memproduksi material
campuran perkerasan lentur dengan jumlah yang besar dengan mutu dan keseragaman
campuran tetap terjamin (omogeny). Material batu pecah dan aspal akan dipanaskan
secara terpisah sebelum dicampurkan. Suhu pencampuran pada alat ini umumnya
berkisar 150o C.

Gambar 3.3 AMP jenis pencampuran drum (drum mix)

3.3.2 Peralatan Pekerjaan Tanah dan Pemadatan Agregat

Ada beberapa alat yang dipakai antara lain


a. Excavator
Excavator adalah tipe peralatan yang digunakan untuk pekerjaan –
pekerjaan seperti:
1). Menggali
29

2). Memuat
3). Mengangkat Material
Eexcavator memiliki dua jenis alat penggerak, yaitu ban dan crawler.
Excavator yang dilengkapi dengan crawler memungkinkannya untuk beroperasi pada
permukaan kasar atau kurang padat

Gambar 3.4 Excavator

b. Motor Grader
Motor Grader merupakan sebuah alat perata yang mempunyai bermacam-
macam kegunaan. Pada umumnya grader digunakan dalam proyek pembangunan
jalan dan perawatan jalan.
Motor grader mempunyai fungsi bermacam-macam, antara lain:
1). Meratakan dan membentuk permukaan tanah
2). Menyebarkan material ringan
3). Membersihkan lereng
30

Gambar 3.5 Motor Grader


c. Compactor

Alat ini digunakan untuk memadatkan tanah agar mencapai nilai kepadatan
yang diinginkan, sesuai dengan beban/muatan serta frekuensi lintasan yang di derita
oleh material yang dipadatkan tadi. Jenis rodanya biasanya terbuat dari besi
seluruhnya atau ditambahkan pemberat berupa air atau pasir. Bisa terbuat dari karet
(berupa roda ban).

Gambar 3.6 Compactor


31

3.3.3 Peralatan Pengangkutan

Dump truck adalah alat yang digunakan untuk memperlancar pengangkutan


material dari AMP ke lokasi pekerjaan khususnya untuk pengangkutan Hot Mix
(suhu aspal 150ºC) agar sampai kelokasi pekerjaan, sehingga pada waktu
penghamparan tidak ada gangguan. Biasanya kapasitas angkut dump truck adalah 30
ton, sedangkan tipe dump truck yang biasa dipakai pada proyek jalan adalah dump
truck yang sistem penumpahannya kebelakang atau real dump truck.

Gambar 3.7 Dump Truck

3.3.4 Peralatan Pengaspalan

a. Asphalt Finisher

Alat untuk menghamparkan campuran aspal yang dihasilkan


dari alat produksi aspal. Terdapat dua jenis Asphalt Finisher yaitu Crawler
yang menggunakan roda kelabang, dalam hal daya ambang (flotation), traksi,
dan penghamparannya lebih halus serta lebih datar dibandingkan Asphalt
Finisher yang menggunakan roda karet dengan ukuran sama. Kelebihan
32

Asphalt Finisher roda karet adalah dalam hal manuver yang lebih cepat. Saat
pemasokan dari dump truck ke alat penghampar suhu aspal 130 - 150ºC.

Gambar 3.8 Alat Finisher

b. Tandem Roller

Tandem roller (kapasitas 8 – 10 ton) termasuk sebagai alat pemadatan.


Biasanya di pakai untuk penggilas akhir yang artinya fungsi alat ini adalah
untuk meratakan permukaan, tendem roller tidak digunakan untuk
permukaan keras dan tajam karena dapat merusak roda.

Gambar 3.9 Tandem Roller


33

c. Tire Roller

Tire Roller (kapasitas 10-20 ton) adalah alat berat yang terdiri dari
roda - roda ban karet yang dipompa, susunan dari roda bagian muka roda
belakang selang - selang sehingga bagian yang tidak tergilas oleh roda
bagian muka maka akan tergilasoleh roda bagian belakangnya. Alat ini
baik sekali digunakan pada penggilasan lapisan hot mix sebagai “penggilas
antara”. alat ini dipakai biasanya untuk mendapatkan permukaan yang
halus.

Gambar 3.10 Tire Roller


d. Compressor

Compressor adalah alat penghasil atau penghembus udara


bertekanan tinggi yang digunakan untuk membersihkan debu atau
sampah-sampah yang terdapat pada proyek pekerjaan jalan raya
sebelum dilakukan pengecoran ataupun pada kegiatan pekerjaan
lainnya yang membutuhkan area yang bersih.
34

Gambar 3.11 Compressor


e. Asphalt Sprayer

Pada umumnya, alat penyemprotan aspal diberikan untuk


memberikan lapis pengikat (tack coat) atau lapis resap pengikat (prime
coat) pada permukaan yang akan diberi lapis aspal diatasnya dengan
tujuan untuk mengikat lapis perkerasan baru dengan lapisan
perkerasan lama.

Gambar 3.12 Asphalt Sprayer


BAB IV

TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1 Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan ini merupakan pekerjaan yang dilakukan sebelum pekerjaan


pengaspalan AC-Base dilakukan. Pekerjaan persiapan ini meliputi mempersiapkan
shop drawing, persiapan material, pengecekan terhadap agregat A apakah telah siap
jika dilakukan pengaspalan, pekerjaan job mix formula (JMF), pekerjaan pembersihan
agregat A dengan compressor, pekerjaan primecoat, dan trial AC- Base.
4.1.4 Mempersiapkan Shop Drawing

Gambar pelaksanaan yang harus dipersiapkan minimal terdiri dari Gambar


Denah, Gambar Potongan dan Gambar Detail yang dapat memberikan kemudahan
dalam pelaksanaan,

Gambar 4.1 Contoh Gambar Pekerjaan Penghamparan

35
36

4.1.2 Persiapan Material

Material yang akan dipakai untuk pekerjaan Asphalt Concrete - Base (AC-
Base) harus terlebih dahulu dilakukan pengujian. Dari hasil pengujian ini akan
dijadikan dasar komposisi campuran AC-Base yang akan digunakan dan untuk
mengetahui material tersebut sesuai spesifikasi atau tidak. Produksi aspal Hotmix
dilakukan di Asphalt Mixing Plant (AMP) dan suhu hasil produksi adalah maksimal
150ºC.
Mempersiapkan material material yang akan dipakai untuk pekerjaan
Asphalt Concrete Base (AC-Base) harus terlebih dahulu dilakukan pengujian.
Dari hasil pengujian ini akan dijadikan dasar komposisi campuran AC-Base
yang akan digunakan dan untuk mengetahui material tersebut sesuai
spesifikasi atau tidak. Jenis tes yang dilaksanakan meliputi :
1. Tes Gradasi dengan Analisa Saringan ( Sieve Analisys )
2. Marshall Test.
3. Abrasi butiran (Tes Los Anggeles).
4. Tes resapan asphalt ke butiran

4.1.3 Peralatan Pekerjaan

1. Asphalt finisher
2. Dump truck
3. Generator Set 135 Kva
4. Tandem roller
5. Tire Roller
6. Water Tanker
7. Alat Bantu
37

4.1.4 Trial Mix dan Trial Compaction

Trial Mix dilaksanakan berdasarkan analisa dari hasil tes laboratorium


material. Trial mix yang dilaksanakan digunakan untuk mengadakan Trial
Compaction. Trial Compaction dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran mengenai
pelaksanaan yang sebenarnya. Dari hasil Trial Compaction, akan diketahui : jenis alat
pemadat dan kapasitasnya, waktu pelaksanaan dan jumlah lintasan yang diperlukan
untuk memadatkan material.
4.1.5 Pekerjaan Staking Out

Pekerjaan pelaksanakan staking out di lapangan untuk menentukan :


1. Patok Referensi titik elevasi dan titik koordinat

2. Patok Centre Line(garis tengah)

3. Patok Batas AC-Base.

4.2 Pelaksanaan Pekerjaan

4.2.1 Pembersihan Agregat A

Setelah pekerjaan agregat A selesai dan akan dilaksanakan pekerjaan


prime coat terlebih dahulu dilaksanakan pekerjaan pembersihan pada lapisan
agregat A, yaitu dengan cara mengkompres untuk membuang partikel kecil
dan tanah yang tertempel pada agregat A yang akan mengganggu mutu dari
pekerjaan prime coat.
4.2.2 Pekerjaan Prime Coat

Pekerjaan prime coat adalah lapisan ikat aspal cair yang di letakan di atas
lapis pondasi agregat kelas A. pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan agregat A
benar-benar di terima oleh Konsultan.
Sebelum pekerjaan prime coat dilaksanakan, terlebih dahulu
pembersihan agregat A dari partikel yang melekat, pembersihan harus
38

dilaksanakan melebihi 20cm dari tepi bidang yang akan di prime coat.
Lapisan Resap Pengikat harus disemprot hanya pada permukaan yang kering
atau mendekati kering, dan Lapis Perekat harus disemprot pada permukaan
yang benar-benar kering. Kuantitas pasti pemakaian lapis resap pengikat
tergantung pada bahan aspal, bahan lapis pondasi dan kondisi lingkungan
(cuaca,angin, kelembaban).
Setelah pengeringan selama waktu 4 hingga 6 jam, bahan pengikat
harus telah meresap kedalam lapis pondasi, meninggalkan sebagian bahan
pengikat pada permukaan sehingga terlihat berwarna hitam secara merata dan
tidak porous. Penyemprotan Lapisan Resap Pengikat tidak boleh dilaksanakan
pada kondisi waktu cuaca angin kencang, hujan atau akan turun hujan.

Gambar 4.2 Pekerjaan Prime Coat sebelum penggelaran pengaspalan

4.2.3 Pekerjaan Pengangkutan

Truk untuk mengangkut campuran aspal harus mempunyai bak terbuat


dari logam yang rapat, bersih dan rata, yang telah disemprot dengan sedikit air
39

sabun, minyak bakar yang tipis, minyak paraffin, atau larutan kapur untuk
mencegah melekatnya aspal pada bak truk.
Setiap genangan minyak pada lantai bak truk hasil penyemprotan
sebelumnya harus dibuang sebelum campuran aspal dimasukkan ke dalam bak
truk. Tiap muatan harus ditutup dengan kanvas / terpal atau bahan lainnya
yang cocok dengan ukuran yang sedemikian rupa agar dapat melindungi
campuran aspal terhadap cuaca.
Bila mana dianggap perlu, bak truk hendaknya di isolasi dan seluruh
penutup harus diikat kencang agar campuran aspal yang di hamparkan di
lapangan pada temperature yang disyaratkan (minimal 130ºC). Jumlah truk
untuk mengangkut campuran aspal harus cukup dan dikelola sedemikian rupa
sehingga peralatan penghamparan dapat beroperasi secara terus menerus
dengan kecepatan yang disetujui.

Gambar 4.3 Truk pengangkutan aspal yang akan dimasukkan kedalam


Asphalt Finisher untuk persiapan penghamparan.

4.2.4 Pekerjaan Penghamparan


40

Sebelum memulai penghamparan, unit sepatu (screed) alat


penghampar harus dipanaskan supaya campuran aspal pertama kali tidak
“kaget” dengan suhu alat. Alat penghampar (asphalt finisher) harus
dioperasikan dengan suatu kecepatan yang konstan yang tidak menyebabkan
retak permukaan,kuyakan,atau bentuk ketidakrataan lainnya pada permukaan.
Kecepatan penghamparan harus disesuaikan dengan kapasitas produksi AMP.
Sewaktu melakukan penghamparan campuran aspal harus sesuai
dengan temperatur yang diizinkan untuk penghamparan, suhu yang diizinkan
yaitu minimal 130°C saat penghamparan.

Gambar 4.4 Penghamparan dengan Asphalt Finisher

4.2.5 Pekerjaan Pemadatan

Untuk pemadatan aspal biasanya terdiri dari alat pemadat yaitu,


pemadat roda baja (Tandem Roller) dan Alat Berat dengan ban roda karet
(Pneumetic Tire Roller)
41

Gambar 4.5 Pemadatan Tandem Roller

Gambar 4.6 Tire Roller


Pemadatan pertama dilakukan dengan menggunakan pemadat roda baja
(Tandem Roller) sebanyak 4 passing / 4 kali maju mundur dengan kecepatan alat
pemadat tidak boleh melebihi 4Km/Jam, setiap penggilasan roda harus dibasuhi air
dan dipasangi kain dibagian belakang roda penggilas dengan tujuan agregat-agregat
tidak menempel pada roda pengilas, pada saat pemadatan ini suhu aspal 120ºC atau 0-
10 menit setelah penghamparan. Kemudian dilanjutkan dengan alat pemadat roda
42

karet (Pneumetic Tire Roller) sebanyak 14 passing / 14 kali maju mudur dengan
kecepatan tidak boleh lebih dari 6 Km/Jam dan harus selalu dijaga rendah sehingga
tidak mengakibatkan bergesernya campuran panas tersebut,suhu 110 - 120ºC.
Ketebalan AC-Base dengan penghamparan dan pemadatan dilakukan
sebanyak 1 layer atau 1 lapisan, layer pertama ± dengan ketebalan 7,5 cm setelah
dipadatkan.

4.2.6 Quality Control

Pengetesan hasil pekerjaan dilakukan dengan beberapa tes. Tes yang


dilaksanakan adalah tes untuk mengetahui ketebalan Ac-Base, kadar aspal, kekuatan,
(Marshall Test) dari core drill dan dari AMP dan pengujian campuran agregat. Hal –
hal yang perlu diperhatikan adalah apabila hasil tes tidak sesuai dengan persyaratan
maka harus dilakukan perbaikan.
Pemeriksaan akan dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi
Pekerjaan untuk menguji pekerjaan yang sudah diselesaikan sesuai toleransi dimensi,
mutu bahan, kepadatan pemadatan. Kontraktor harus menyediakan mesin bor
pengambil benda uji inti (core). Alat ini digerakan dengan mesin disel.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil tinjauan dan pelaksanaan kerja praktek pada proyek


pembangunan jalan tol Simpang Indralaya – Muaraenim Seksi Simpang Indralaya
Prabumulih Perkerasan ac-base pada STA03+100-03+225
1. Produksi aspal Hotmix yang dilakukan di Asphalt Mixing Plant (AMP)
harus menghasilkan suhu 1500C.
2. Pengangkutan aspal hotmix prodoksi dari AMP menuju ke lokasi
pekerjaan, diangkut menggunakan Dump Truck dengan suhu 135 – 150 0C.
Pada saat penghamparan suhu aspal harus minimal 1350C – 1400C.
5.2 Saran
Setelah mengikuti dan memperhatikan pekerjaan proyek jalan tol Simpang
Indralaya – Muaraenim Seksi Simpang Indralaya Prabumulih Perkerasan ac-base
pada STA03+100-03+225.maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya penghamparan harus dilakukan pada suhu 1350C – 1400C.karena


Kurang dari suhu tersebut dinyatakan aspal tidak bisa dihampar aspal yang
suhunya kurang dari ketetapan akan mengalami keretakan apabila masih
dihampar dan jika aspal yang akan dihampar melebihi suhu ketetapan maka
aspal tersebut akan bersifat lunak atau cair.
2. Para pekerja sebainya lebih memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) dalam meningkatkan produktivitas kerja.

43
Daftar Pustaka

https://id.scribd.com/document/367101046/Laporan-PKL-PERKERASAN-JALAN-
RAYA
https://www.amesbostonhotel.com/struktur-organisasi-proyek/
https://www.pengadaan.web.id./2022/02/jenis-perkerasan-jalan.html?m=1
http://repository.unpas.ac.id/29018/9/BAB%201%20UJIAN%20Anyar.pdf
LAMPIRAN
Dokumentasi 1 Proses Produksi Aspal

Dokumentasi 2 Pengangkutan Aspal


Dokumentasi 3 Cek Suhu

Dokumentasi 4 Proses Penghamparan Ac-Base


Dokumentasi 5 Proses Pemadatan

Dokumentasi 6Aspal Finisher


Dokumentasi 7 Qulity Control Aspal (Core Drill)

Dokumentasi 8 Hasil Penghamparan Ac – Base

Anda mungkin juga menyukai