Juga terdapat beberapa macam bentuk penelitian yang perlu dikenal yaitu :
1. Bentuk penelitian menurut tujuannya, terbagi atas :
a. Penelitian eksploratif, yaitu penelitian untuk menemukan hal baru.
b. Penelitian pengembangan, yaitu penelitian untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan
c. Penelitian Verivikatif, yaitu peneltian untuk menguji kebenaran
suatu fenomena
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun
sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap
pertanyaan penelitian. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam
penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta berperan
sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut.
Desain harus disusun dan dilaksanakan dengan penuh perhitungan
agar dapat menghasilkan petunjuk empiris yang kuat relevansinya dengan
pertanyaan penelitian.
Beberapa hal hal penting yang perlu dinilai sebelum kita menentukan jenis
penelitian yaitu :
1. Sejak awal peneliti harus menentukan apakah akan dilakukan
intervensi dalam penelitian tersebut, yaitu dengan melakukan
penelitian intervensional (eksperimental) atau apakah hanya
melakukan pengamatan saja tanpa intervensi yaitu dengan melakukan
observasional.
2. Bila peneliti memilih studi observasional, perlu ditentukan apakah akan
mengadakan pengamatan sewaktu (cross sectional) atau melakukan
follow up dalam jangka waktu tertentu (longitudinal).
3. Apakah akan dilakukan studi retrospektif yaitu meneliti peristiwa yang
sudah berlangsung atau prospektif yaitu dengan mengikuti subjek
untuk meneliti peristiwa yang belum terjadi.
Bagan Pembagian desain penelitian
DESAIN
PENELITIAN
Eksperimental Obsevasional
MACAM :
1. Pra eksperimental Deskriptif : Analitik :
2. eksperimental semu/ Macam : Macam :
Quasi eksperimental 1)Sensus 1)Cross sectional
3 eksperimental sungguhan 2)Survey 2)Case control
(True eksperimental) 3)Studi kasus 3)Cohort
- Prospektive
- Retrospektif
Contoh :
Peneltian mengenai sikap para petugas kesehatan di poli pada pasien
yang berkunjung, atau studi tentang tingkat kepuasan pasien yang dirawat
di ruang rawat IRNA Bedah G RSAL Dr. Ramelan Surabaya. Hasil dari
penelitian tersebut adalah pemaparan bagaimana sikap seorang petugas
jaga dipoli rawat jalan, dan juga bagaimana tingkat kepuasan seorang
pasien yang sedang dirawat di IRNA Bedah G Dr. Ramelan Surabaya.
Contoh :
Survei mengenai sikap para petugas kesehatan (perawat) terhadap
pasien yang dirawat di bangsal bedah.
Persepsi pasien yang datang ke pengobatan alternatif sangkal
putung.
Penelitian tentang tingkat kepuasan pasien yang dirawat di ruang A1
RSAL Surabaya.
Gambaran klinis dan laboratorium penderita nefrotik sindrome
Macam penelitian deskriptif antara lain adalah : survey dan studi kasus
1) Survey
Survey adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap
sekumpulan obyek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu
tertentu. Informasi yang disediakan biasanya berhubungan dengan
prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu
populasi dan tidak ada intervensi. Keuntungan dari survei adalah dapat
menjaring responden secara luas dan dapat mendapatkan informasi
yang bermacam-macam serta hasil informasi dapat dipergunakan
untuk tujuan lainya. Misalnya untuk menyusun perencanaan perbaikan
program tersebut. Jadi survey bukan semata dilakukan untuk
membuat deskripsi tentang suatu keadaan, melainkan untuk juga
untuk menjelaskan tentang hubungan antara berbagai variable yang
diteliti, dari obyek yang mempunyai unit atau individu cukup banyak.
Oleh sebab itu dalam melaksanakan survey biasanya hasilnya dibuat
suatu analisis secara kuantitatif terhadap data yang telah dikumpulkan.
2) Case studi / studi kasus
Studi kasus dilaksanakan dengan cara meneliti suatu permasalahan
melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal disini
dapat bertrti satu orang, kelompok penduduk yang terkena suatu
masalah misalnya keracunan atau kelompok masyarakat disuatu
daerah. Unit yang menjadi masakah tersebut secara mendalam
dianalisa baik dari segi yang berhubungan dengan ksusnya sendiri ,
faktor resiko, yang mempengaruhi, kejadian yang berhubungan dengan
kasus maupun tindakandan reaksi dari kasus terhadap suatu perlakuan
atau pemaparan tertentu. Meskipun yang diteliti dalam kasus tersebuit
hanya berbentu unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam.
Tujuan dari penelitian studi kasus adalah untuk memepelajari secara
intensif tentang latar belakang keaadaan sekarang dan interaksi
lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau
masyarakat.
Contoh
Studi lapangan mengenai kebudayaan kelompok-kelompok
masyarakat terpencil
Studi mengenai seorang anak yang mengalami ketidak mampuan
belajar
Contoh :
a) Menetapkan pertanyaan penelitian : Apakah ada hubungan antara
kebiasaan memakai obat nyamuk semprot dengan kejadian BKB
(batuk kronik berulang) pada anak balita.
Hipotesisnya yang sesuai tentunya terdapat hubungan antara
pemakaian obat nyamuk semprot dan angka kejadian BKB pada
anak balita.
b) Identifikasi Variabel
Faktor resiko yang diteliti ; penggunaan obat nyamuk semprot
Efek : BKB pada balita
Faktor resiko yang tidak diteliti : riwayat asma dalam keluarga,
tingkat sosial ekonomi, jumlah anak, kebiasaan orang tua
merokok.
Semua istilah tersebut harus dibuat definisi yang jelas sehingga
tidak bermakna ganda
c) Penetapan subyek penelitian
Populasi terjangkau : Balita pengunjung poliklinik yang tidak
mempunyai riwayat asma dalam keluarga, kebiasaan orang tua
merokok, tingkat sosial ekonomi keluarga tertentu, tingkat
pedidikan orang tua, jumlah anak dalam keluarga dll.
Sampel : dipilih sejumlah anak balita sesuai dengan estimasi
besar sampel, bisa menggunakan random sampling.
d) Pengukuran
Faktor resiko : ditanyakan apakah dirumah biasa digunakan
obat nyamuk semprot dll.
Efek dengan kriteria tertentu ditetapkan apakah subyek
menderita BKB.
e) Analisis
Analisis yang digunakan bisa menggunakan tabel 2 x 2, regresi
multiple atau regresi logistik.
BKB
Obat Ya Tidak Jumlah
nyamuk Ya 20 30 50
Tidak 5 30 35
E+
disease
Retrospektif
E-
E+
Non disease
Retrospektif
E-
Tahap –tahap penelitian case control ini adalah sebagai berikut :
a) Menetukan pertanyaan penelitian dan hipotesis
b) Identifikasi variabel-variabel penelitian (bebas, tergantung)
c) Identifikasi obyek penelitian (populasi, sampel)
d) Identifikasi kasus
e) Pemilihan subyek sebagai kontrol
f) Melakukan pengukuran retrospektif (kebelakang) untuk melihat
faktor resiko
g) Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi antara
variabel objek dengan variabel kontrol.
Contoh sederhana : penelitian tentang hubungan antara malnutrisi
pada anak balita dan perilaku pemberian makanan oleh ibu.
a) Berapa besar densitas faktor resiko pada populasi. Hal ini penting
terutama bila kontrol diambil dari populasi. Kalau jumlah sampel
yang diambil sebagai resiko terlalu kecil atau terlalu besar, maka
kemungkinan pejanan resiko kasus dan kontrol hampir sama dan
diperlukan sampel yang besar untuk mengetahui perbedaannya.
b) Derajat kemaknaan yang diinginkan, biasanya dipilih = 5%
c) Perbadingan antara kasus dan kontrol, yaitu dengam mengambil
kontrol lebih banyak jumlah kasus bisa dikurangi.
d) Apakah pemilihan kontrol dimatching atau tidak.
Pengukuran variabel yang diteliti merupakan hal sentral pada studi ini.
Penentuan efek harus sudah didefinisikan dalam usulan atau definisi
operasional secar jelas. Pada kenyataannya memang sukar untuk
mengingatkan kembali bila seseorang telah lupa apa yang telah
dilakukannya saat dulu, pada keadaan tertentu bisa menggunakan
rekam medik yang lengkap, gambaran keadaan pasien dan data
demografi dari pasien tersebut.
3) Kohort
Penelitian cohort atau sering disebut penelitian prospektif adalah
penelitian non eksperimen yang paling baik dalam mengkaji hubungan
antara faktor resiko dengan efek. Seperti telah diuraikan sebelumnya
penelitian cohort adalah suatu penelitian yang digunakan untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dan efek melalui
pendekatan longitudinal kedepan. Artinya, faktor resiko yang akan
dipelajari diidentifikasi dulu, kemudian diikuti kedepan secara
prospektif timbulnya efek.
Exposure +
prospektif
E-
E+
Exposure -
prospektif
E–
Langkah-langkah pelaksanaan penelitian kohort
a) Merumuskan petrtanyaan penelitian dan hipotesis
b) Identifikasi faktor resiko dan efek
c) Menetapkan subyek penelitian (populasi dan sampel )
d) Pemeilihan subjek dengan faktor resiko positif dari subjek dengan
efek negatif
e) Memilih subjek yang akan dijadikan anggota kelompok kontrol
f) Mengobservasi perkembangan subyek sampai batas waktu yang
ditentukan, selanjutnya mengidentifikasi timbul tidaknya efek pada
kedua kelompok.
g) Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang
mendapat efek posistif dengan subjek yang mendapat efek negatif
baik kelompok resiko positif maupun kelompok kontrol.
95
95
menderita kanker paru dengan proporsi orang yang tidak menderita
kanker paru, diantara kelompok perokok dan kelompok tidak perokok.
Peranan Kontrol
Dalam penelitian eksperimen, kontrol mempunyai peranan yang
sangat penting, antara lain adalah :
Untuk mencegah munculnya faktor-faktor yang sebenarnya tidak
diharapkan berpengaruh terhadap variabel terikat
Untuk membedakan berbagai variabel yang tidak diperlukan dari
variabel yang diperlukan
Untuk menggambarkan secara kuantitatif hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat, dan sejauh mana tingkat hubungan antara
kedua variabel tersebut.
b. Validitas Eksternal
Validitas eksternal ini berkaitan dengan kemungkinan generalisasi dari
hasil eksperimen tersebut. Hal ini berarti, apakah hasil eksperimen
tersebut terjadi pula, apabila eksperimen yang sama dilakukan pada
populasi lain. Dengan kata lain, seberapa jauhkah representatitf
penemuan penelitian ini dan seberapa jauhkah hasil-hasil penelitian
tersebut dapat digeneralisasikan kepada subjek atau kondisi yang
sejenis. Untuk mengonytrol validitas ektrenal ini perlu dilakukan
pengujian-pengujian terhadap faktor berikut :
Efek seleksi berbagai bias
Karakteristik anggota kelompok atau sampel eksperimen
menentukan sekali terhadap generalisasi yang diperoleh.
Kekeliruan dalam memilih anggota sampel dapat mengganggu hasil
eksperimen. Oleh sebab itu agar sampel yang diambil dapat
representatif terhadap populasi perlu dilakukan identifikasi dan
kontrol yang tepat.
Efek Pelaksana Pretes
Pretes banyak mempengaruhi variabel eksperimen, sedang pretes
hanya dilakukan terhadap sampel. Oleh sebab itu generalisasi yang
diperoleh dari pelaksanaan eksperimen terhadap sampel
kemungkinan tidak dapat berlaku untuk seluruh populasi, sebab
hanya anggota sampel yang mengalami pretes. Untuk menghindari
akibat dari pelaksanaan pretes yang dapat mempengaruhi
generalisasi, perlu dilakukan kontrol yang cermat pelaksanaan
pretes, sehingga tidak mempunyai pengaruh terhadap peralkuan
yang menjadi dasar membuat generalisasi.
Efek Prosedur Eksperimen
Eksperimen yang dilakukan terhadap anggota sampel yang
menyadari bahwa dirinya sedang dicoba atau dieksperimen,
menyebabkan generalisasi yang diperoleh tidak berlaku bagi
populasi karena adanya perbedaan pengalaman antara anggota
sampel dengan anggota populasi. Oleh sebab itu perlu dilakukan
kontrol terhadap pengaruh prosedur eksperimen tersebut.
Ganguan penanganan Perlakukan Berganda
Jika subjek pada kelompok eksperimen dipaparkan terhadap
perlakuan dua kali atau lebih secara berturut-turut, maka
peralkuan yang terdahulu mempunyai efek terhadap yang
berikutnya. Hal ini menyebabakan perlakuan terakhir yang muncul101
dipengaruhi oleh perlakuan sebelumnya. Jadi generalisasi yang 95
diperoleh hanya berlaku bagi subjek yang mempunyai pengalaman
dengan pelaksanaan dan pemunculan perlakuan ganda secara
berturut-turut.
Macam Penelitian experimen
Rancangan penelitian eksperimen dikelompokan menjadi tiga yaitu
sebabai berikut :
a. Rancangan Pra eksperimen
b. Rancangan Eksperimen semu (quasi eksperimen)
c. Rancangan eksperimen sungguhan (true eksperimen)
Skema desain penelitian experimen
Ekperimental
Dalam rancangan ini sama sekali tidak ada kontrol atau tidak ada
internal validitas. Sifatnya yang cepat dan mudah menyebabkan
rancangan ini sering digunakan untuk meneliti suatu program yang
inovatif, misalnya dalam bidang pendidikan kesehatan. Disamping itu
rancangan ini tidak mempunyai dasar untuk melakukan komparasi,
oleh sebab itu kesimpulan yang diperoleh perlu dianalisa lebih dalam
lagi.
Keuntungan rancangan ini antara lain, dapat digunakan untuk
menjajagi masalah-masalah yang diteliti atau mengembangkan
gagasan atau metode atau alat-alat tertentu.
01 X 02
Kelemahan dari rancangan ini antara lain tidak ada jaminan bahwa
perubahan yang terjadi pada variabel dependent karena intervensi
atau perlakuan. Tetapi perlu dicatat bahwa rancangan ini tidak
terhindar dari berbagai macam (kelemahan) terhadap validitas,
misalnya sejarah, testing, maturasi dan instrumen.
3) Rancangan Perbandingan Kelompok Statis (the static group
comparism)
Rancangan ini seperti rancangan pertama, hanya bedanya
menambahkan kelompok control atau kelompok pembanding.
Kelompok eksperimen menerima perlakuan (X) yang diikuti dengan
pengukuran kedua atau observasi (02). Hasil observasi O2 dibandigkan
pada kelompok control, yang tidak menerima program perlakuan.
kelompok Eksp X 02
kelompok kontrol 02
01 02 03 X 04 05 06
01 02 03 04 05 06
kelompok kontrol
kelompok kontrol 01 02
kelompok kontrol X 02
Kelompok ?
eksperimen
PROGRAM LAMA
(TANPA PERLAKUAN)
Pemilihan
Pre-test
kelompok PROGRAM BARU Post-test
secara acak / PERLAKUAN
Kelompok ?
kontrol
Langkah-langkah Pokok
a. Lakukan penelusuran kepustakaan yang relevan bagi masalah yang akan
digarap.
b. Identifikasi dan definisikan masalah.
c. Rumuskan hipotesa (berdasarkan atas penelaahan kepustakaan), dan
definisikan engertian-pengertian dasar dan variabel-variabel utama.
d. Susun rencana eksperimen :
Identifikasi bermacam-macam variabel yang relevan. Identikasi
variabel-variabel non eksperimental yang mungkin mencermakan
eksperimen, dan tentukan bagaimana caranya mengcontrol
variabel-variabel tersebut
Tentukan rancangan bangun eksperimennya
Pilih subyek yang representatif bagi populasi tertentu, tentukan
siapa siapa yang masuk kelompok kontrol dan siapa siapa yang
masuk kelompok eksperimen
Terapkan perlakuan/program baru
Pilih atau susun alat untuk mengukur hasil eksperimen dan
validasikan alat tersebut
Rencanakan prosedur pengumpulan data, dan jika mungkin
lakukan pilot atau trial run test untuk menyempurnakan alat
pengukur atau rancang- bangun eksperimennya
Rumuskan hipotesa nolnya
e. Laksanakan eksperimen
f. Aturlah data kasar itu dalam cara yang mempermudah analisis
selanjutnya; tempatkan dalam rancangan yang memungkinkan
memperhitungkan efek yang diperkirakan akan data
g. Terapkan test signifikansi untuk menentukan taraf signifikansi hasilnya,
kemudian lakukan interprestasi, diskusi dan komunikasikan kedalam
khasanah ilmiah.
P1 X P1x
P2 O P20
Keterangan :
R : Randomisasi
P1 : Populasi
X : Experimen
O : Tanpa experimen
Pix : populasi sesudah mengalami experimen X
P20 : populasi tanpa mengelami experimen X
Pemilihan P1 dan P2 di dasarkan atas randomisasi. Dengan protocol
diatas maka dapat dianalisis dan dievaluasi dari p1x dan p20, juga
perbandingan antara p1x p1, p2 dan p2.0, sehingga pada akhirnya
akan diperoleh suatu kesimpulan.
2) Randomized Solomon four group design.
Desain ini merupakan perluasan dari desain pertama, dan berguna
untuk menghilangkan pengaruh pretest terhadap experimen.
P1 X P1x
P2 O P20
R
X PX
0 P0
3) Rancangan Pretes-Postes dengan Kelompon Kontrol (pre-postes
with Control Group)
Dalam rancangan ini dilakukan randomisasi, artinya pengelompokan
anggota-anggota kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dilakukan
berdasarkan acak atau random. Kemudian dilakukan pretes pada
kedua kelompok tersebut, dan diikuti intervensi pada kelompok
eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan postes pada kedua
kelompok tersebut.
Bentuk rancangan tersebut sebagai berikut
kelompok kontrol 01 02
kelompok Eksp B 01 XB 02
kelompok kontrol 01 02
Perlakuan Pretes
kelompok Eksp
X 02
kelompok kontrol 02
Dengan rancangan ini, memungkinkan peneliti mengukur pengaruh
perlakuan pada kelompok eksperimen dengan cara membandingkan
kelompok tersebut dengan kelompok konrol. Tetapi rancangan ini tidak
dapat memungkinkan peneliti untuk mennetukan sejauh mana
perubahan itu terjadi, sebab pretes tidak dilakukan sebagai data awal.
5) Rancangan Faktorial
Adalah langkah lebih maju daripada ekserimental design
sebelumnya. Pada experimental design sebelumnya, hanya ada satu X
(perlakuan/program) yang ingin diketahui efeknya,sedangkan pada
Factorial Design ingin dipelajari dua atau lebih dari perlakuan/program
X (faktor) secara terpisah atau sekaligus. Factorial Design yang paling
sederhana adalah Rancangan Bangun Factorial 2 x 2.