TUGAS AKHIR
Oleh:
2019
ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG KELOMPOK
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
WAHYU PRASETYO
Disahkan Oleh :
ii
MOTTO
Bersyukur kepada Allah Yang Maha Esa dan kedua orang tua
Optimis dan semangat karena apa yang diberikan Allah maka itulah yang terbaik
untuk kita
kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan),
tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah
Kesuksesan bukan dilihat dari hasilnya tapi dilihat dari prosesnya, karena hasil
direkayasa dan dibeli sedangkan proses selalu jujur menggambarkan siapa diri
kita.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah swt. atas berkat rahmat serta kasih-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang mengambil judul “Analisa
Ogan Jalan Tol Kayu Agung – Palembang – Betung Pier 15 STA 38+020”.
memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T) bagi mahasiswa program S-1 di program
bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa
pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama
Muhammadiyah Palembang.
2. Bapak Dr. Ir. Kgs. Ahmad Roni, MT selaku Dekan Fakultas Teknik
Muhammadiyah Palembang.
vi
4. Ibu Ir. Hj. Nurnilam Oemiati, MT selaku Sekretaris Jurusan Teknik
8. Teristimewa kepada Orang Tua penulis Firdaus Trijasa dan Farida yang
skripsi ini.
9. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
Palembang, 2019
Penulis
( Wahyu Prasetyo)
vii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ................................................................................................ iv
MOTTO ............................................................................................................. v
INTISARI .......................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
viii
b. Daya Dukung Gesek Tiang..................................................... 30
c. Daya Dukung Ijin Tiang ......................................................... 30
d. Kapasitas Kelompok dan Efisiensi Tiang ............................. 31
e. Faktor Aman ........................................................................... 32
f. Teori dari software Allpile ...................................................... 34
A. Persiapan.............................................................................................. 40
B. Studi Literatur ..................................................................................... 42
C. Lokasi Penelitian ................................................................................. 43
D. Pengumpulan Data .............................................................................. 44
E. Perhitungan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Kelompok
dengan Menggunakan Metode Empiris Vesic .................................. 44
F. Perhitungan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Kelompok
dengan Menggunakan Software Allpile ............................................. 48
G. Bagan Alir Penelitian .......................................................................... 56
H. Bagan Alir Perhitungan Daya Dukung Pondasi Kelompok ............ 58
I. Bagan Alir Perhitungan Daya Dukung dengan Software Allpile .... 60
A. Kesimpulan .......................................................................................... 87
B. Saran .................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
x
4.10. Grafik nilai daya dukung variasi P15 Ø160 terhadap existing ................ 76
4.11. Grafik nilai daya dukung variasi P15 Ø170 terhadap existing ................ 77
4.12. Grafik nilai daya dukung variasi P15 Ø180 terhadap existing ................ 79
4.13. Grafik nilai daya dukung variasi P15 Ø190 terhadap existing ................ 80
4.14. Grafik nilai daya dukung variasi P15 Ø200 terhadap existing ................ 82
4.15. Grafik hubungan antara daya dukung tiang pancang
terhadap existing ...................................................................................... 83
4.16. Grafik hubungan antara volume pondasi tiang pancang
terhadap existing ...................................................................................... 84
4.17. Grafik volume tiang pancang kelompok yang efisien pada variasi
titik P15.................................................................................................... 85
xi
DAFTAR TABEL
xii
ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG KELOMPOK
PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN OGAN JALAN TOL KAYU
AGUNG – PALEMBANG - BETUNG PIER 15 STA 38+020
Oleh :
Wahyu Prasetyo
NRP. 112015156
Email : wahyuadiwinoto@gmail.com
INTISARI
Lonjakan pertumbuhan penduduk harus pula diiringi dengan pembangunan
infrastruktur guna sebagai sarana masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dan
melakukan aktifitas. Pondasi merupakan salah satu struktur utama pada
pembangunan suatu infrastruktur, oleh sebab itu pondasi harus benar-benar teliti
dan penuh perhatian dalam perencanaan dan pengerjaannya. Selain syarat aman
yang harus terpenuhi, pondasi harus pula efisien agar anggaran dalam pembuatan
dan pelaksanaanya dapat diperkecil. Pondasi Jembatan Ogan Tol Kapal Betung
pada Pier 15 menjadi sorotan menarik bagi peneliti dalam mencari pondasi yang
lebih efisien dibanding existing yang sudah ada.
Perhitungan daya dukung pondasi guna mendapatkan pondasi yang aman
serta perhitungan volume pondasi guna mendapatkan pondasi yang efisien. Salah
satu cara perhitungan daya dukung pondasi adalah dengan metode empiris Vesic,
namun sekarang telah adanya software atau aplikasi yang mengadopsi metode
empiris Vesic yang dapat mempermudah kita dalam perhitungan daya dukung
pondasi dengan hanya bermodalkan data N-SPT dan detail gambar perencanaan
pondasi. Setelah didapat beberapa variasi pondasi dengan kedalaman yang aman,
dilanjutkan dengan perhitungan volume efisiensi setiap variasi terhadap volume
existing.
Hasil yang didapat dari perhitungan tersebut yaitu pondasi yang paling
efisien dan aman pada Ø100 dengan panjang tiang 72 m dan 99 titik pancang
persentase selisih volume terhadap existing sebesar 40,7%.
Kata Kunci : Pondasi, Daya dukung pondasi, software Allpile, empiris Vesic
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kendaraan adalah kemacetan. Kemacetan lalu lintas tidak hanya ada pada ruas
jalan kota tetapi sering terjadi pada ruas jalan lintas kota, yang mengakibatkan
pemborosan waktu dan energi serta peningkatan polusi udara bahkan dalam
kemacetan pada ruas jalan lintas kota yaitu dengan pembangunan infrastruktur
sekitar 111,69 km merupakan bagian dari megaproyek jalan tol Trans Sumatera
yang melintasi kota – kota di Sumatera mulai dari Lampung menuju Aceh. Titik
nol jalan tol ini berada di Desa Celikah Kayu Agung Kabupaten Oki kemudian
merupakan salah satu solusi pemerintah guna mengurangi kemacetan pada jalan
1
2
konstruksi yang merupakan bangunan bagian atas tanah (upper structure) yang
direkayasa untuk bertumpu pada tanah, harus didukung oleh suatu pondasi.
untuk meneruskan beban-beban yang bekerja pada bagian bangunan atas dan
karakteristik tanah sebagai dasar kajian agar didapatkan desain pondasi yang
sesuai. Pondasi yang digunakan pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Kapal
pondasi ini mengingat bahwa jenis pondasi dalam yang dapat menopang beban
pondasi tiang pancang mengingat kondisi tanah dan lahan pada proyek
yang berupa tanah lunak dan rawa, sehingga akan didapat pondasi yang efisien.
Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian tentang “Analisa Daya
Maksud dari peneltian ini adalah untuk mengetahui daya dukung pondasi
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui daya dukung dan efisiensi pondasi
C. Batasan Masalah
1. Peneliti hanya meneliti tiang kelompok pada jembatan Ogan jalan tol Kayu
gambar 3.1.
Ø200, untuk kedalaman 35, 36, 37 meter, dengan jarak antar tiang sebe
sar 4 m dan variasi diameter Ø100, Ø110, Ø120, Ø130, Ø140 untuk
kedalaman 40, 41, 42 meter jarak antar tiang sebesar 3,5 m dengan mutu
beton 30 MPa.
7. Data N-SPT yang ada dijadikan sebagai acuan untuk menghitung variasi
A. Tinjauan Pustaka
1. Umum
langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan
gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar bangunan yang
bagian paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).
atas (upper structure) yang akan dipikul oleh pondasi tersebut, besarnya beban
dan beratnya bangunan atas, keadaan tanah dimana bangunan tersebut didirikan
beban bangunan itu, baik beban mati, beban hidup dan beban gempa ke tanah atau
bangunan yang akan dibangun dan keadaan tanahtempat pondasi tersebut akan
4
5
Keadaan tanah pondasi kaitannya adalah dalam pemilihan tipe pondasi yang
sesuai. Hal tersebut meliputi jenis tanah, daya dukung tanah, kedalaman
Hal ini meliputi kondisi beban (besar beban, arah beban dan penyebaran
beban) dan sifat dinamis bangunan di atasnya (statis tertentu atau tak tentu,
kekakuannya, dll.)
Yang termasuk dalam batasan ini adalah kondisi lokasi proyek, dimana
biaya pelaksanaan pekerjaan, karena hal ini sangat erat hubungannya dengan
1984).
dalam perhitungan daya dukung tanah pondasi. Daya dukung tanah sangat
berpengaruh pada bentuk dan dimensi pondasi serta sistem perbaikan tanah agar
6
63,5 kg yang jatuh bebas dari ketinggian 760 mm. Banyaknya pukulan
berkohesi yang biasa sulit dia mbil sampelnya. Percobaan SPT ini
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47930/Chapter%
20II.pdf?sequence=3)
Kelebihan :
Kekurangan :
(https://prezi.com/fw3cuyllidvp/standard-penetration-test-spt/)
3. Pondasi Dalam
digunakan bila tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang relatif
(a) (b)
tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung
(bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban yang
bekerja padanya (Sardjono, H. S., 1991). Atau apabila tanah yang mempunyai
daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang
bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman
umumnya dipancangkan tegak lurus dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan
miring (battle pile) untuk dapat menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja.
Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang
melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan
2. Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak
ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau untuk
berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang
kemampatannya tinggi.
permukaan air melaui air dan kedalam tanah yang mendasari air tersebut.
Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang ditanamkan sebagian
dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal (dan tekuk) maupun beban
cara tiang meneruskan beban dan cara pemasangannya, berikut ini akan dijelaskan
satu persatu.
strukturnya
Tiang pancang kayu dibuat dari kayu yang biasanya diberi pengawet
runcing. Tapi biasanya apabila ujungnya yang besar atau pangkal dari
perlawanan dan dengan ujungnya yang tebal terletak pada lapisan yang
Tiang pancang kayu akan tahan lama dan tidak mudah busuk apabila
dibawah muka air tanah dan tiang pancang kayu akan lebih cepat rusak
yang didukung oleh tiang pancang kayu, maka puncak dari pada tiang
pancang kayu tersebut diatas harus selalu lebih rendah dari pada
ketinggian dari pada muka air tanah terendah. Pada pemakaian tiang
pancang kayu biasanya tidak diizinkan untuk menahan muatan lebih tinggi
Tiang pancang jenis ini terbuat dari beton seperti biasanya. Tiang
bertulang yang dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting) yang
tegangan tarik beton kecil dan praktis dianggap sama dengan nol,
sedangkan berat sendiri beton besar, maka tiang pancang ini harus
diberikan penulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang
Tiang pancang ini dapat memikul beban yang lebih besar dari 50 ton
untuk setiap tiang, hal ini tergantung pada jenis beton dan dimensinya.
Gambar 2.2 Tiang pancang beton precast concrete pile (Bowles, J. E., 1991)
dicor dan dilepaskan setelah beton mengeras seperti dalam (Gambar 2.3).
Untuk tiang pancang jenis ini biasanya dibuat oleh pabrik yang khusus
Gambar 2.3 Tiang pancang Precast Prestressed Concrete Pile (Bowles, J. E.,
1991)
c. Cast in Place
pengeboran. Pada Cast in Place ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
diisi dengan beton dan ditumbuk sambil pipa baja tersebut ditarik
keatas.
tanah.
14
dari baja maka kekuatan dari tiang ini sendiri sangat besar sehingga dalam
halnya pada tiang beton precast. Jadi pemakaian tiang pancang baja ini
tekstur tanah, panjang tiang yang berada dalam tanah dan keadaan
kelembaban tanah.
karat yang terjadi karena adanya sirkulasi air dalam tanah tersebut
c. Pada lapisan pasir yang dalam letaknya dan terletak dibawah lapisan
lapisan pasir tersebut juga akan akan menghasilkan karat yang kecil
Pada umumnya tiang pancang baja akan berkarat di bagian atas yang
tersebut dan adanya bahan-bahan organis dari air tanah. Hal ini dapat
bagian tiang yang terletak di atas tanah dapat dicegah dengan pengecatan
Tiang pancang komposit adalah tiang pancang yang terdiri dari dua
bagian atas dan bagian bawah tiang dengan bahan yang berbeda, misalnya
dengan bahan beton di atas muka air tanah dan bahan kayu tanpa
Tiang ini terdiri dari tiang pancang kayu untuk bagian yang di
bawah permukaan air tanah sedangkan bagian atas adalah beton. Kita
telah mengetahui bahwa kayu akan tahan lama/awet bila terendam air,
karena itu bahan kayu disini diletakan di bagian bawah yang mana
keras.
ke dalam casing.
Tipe tiang ini hampir sama dengan tipe diatas hanya bedanya di
sini memakai shell yang terbuat dari bahan logam tipis permukaannya
c. Setelah mencapai lapisan tanah keras core ditarik keluar lagi dari
casing.
dan padat casing ditarik keluar sambil shell yang telah terisi beton
tadi ditahan terisi beton tadi ditahan dengan cara meletakkan core
berikut:
c. Setelah sampai pada lapisa tanah keras core dikeluarkan lagi dari
e. Core ditarik lagi keluar dari casing dan casing diisi dengan beton
Tiang pancang komposit seperti ini sering dibuat oleh The Mac
place concrete.
kembali.
shell diisi dengan tanah atau pasir. Variasi lain pada tipe tiang ini
tiang pipa.
Prinsip tiang hampir sama dengan tiang franki biasa hanya bedanya
disini pada bagian atas dipergunakan tiang beton precast biasa atau
berikut:
sampai pada tanah keras. Cara pemasangan ini sama seperti pada
c. Setelah tiang beton precast atau tiang baja H masuk dalam pipa
sampai bertumpu pada bola beton pipa ditarik keluar dari tanah.
Tiang pancang pracetak adalah tiang pancang yang dicetak dan dicor
(hammer).
(vibrator).
ditimbun kembali.
air yang keluar dari ujung serta keliling tiang, sehingga tidak
Tiang yang dicor ditempat (cast in place pile) ini menurut teknik
2. Cara penggalian, cara ini dapat dibagi lagi urut peralatan pendukung
pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar atau
pemukul yang hanya dijatuhkan. Skema dari berbagai macam alat pemukul
diperlihatkan dalam Gambar 2.6a sampai dengan 2.6d. Pada gambar terebut
Penutup (pile cap) biasanya diletakkan menutup kepala tiang yang kadang-kadang
Pemukul jatuh terdiri dari blok pemberat yang dijatuhkan dari atas.
bergerak naik oleh udara atau uap yang terkompresi, sedangkan gerakan
turun ram disebabkan oleh beratnya sendiri. Energi pemukul aksi tunggal
adalah sama dengan berat ram dikalikan tinggi jatuh (Gambar 2.6a).
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 2.6 Skema pemukul tiang : (a) Pemukul aksi tunggal (single acting
hammer), (b) Pemukul aksi double (double acting hammer), (c)
Pemukul diesel (diesel hammer), (d) Pemukul getar (vibratory
hammer) (Hardiyatmo, H. C., 2006)
25
Pemukul diesel terdiri dari silinder, ram, balok anvil dan sistem injeksi
bahan bakar. Pemukul tipe ini umumnya kecil, ringan dan digerakkan
yang dihasilkan adalah jumlah benturan dari ram ditambah energi hasil
7. Hidrolik Sistem
telah mendapatkan hak paten dari United States, United Kingdom, China dan New
Zealand.
Sistem ini terdiri dari suatu hydraulic ram yang ditempatkan pararel
dengan tiang yang akan dipancang, dimana untuk menekan tiang tersebut
ditempatkan sebuah mekanisme berupa plat penekan yang berada pada puncak
tiang dan juga ditempatkan sebuah mekanisme pemegang (grip) tiang, kemudian
26
tiang ditekan ke dalam tanah. Dengan sistem ini tiang akan tertekan secara
kontiniu ke dalam tanah, tanpa suara, tanpa pukulan dan tanpa getaran.
dua sisi tiang menyebabkan didapatkannya posisi titik pancang yang cukup presisi
dan akurat. Ukuran diameter piston mesin hydraulic jack tergantung dengan besar
balok beton atau plat – plat besi pada dua sisi bantalan alat yang pembebanannya
Keunggulan teknologi hidrolik sistem ini yang ditinjau dari beberapa segi,
1. Bebas getaran
yang sedang bekerja, maka teknologi hydraulic jacking system ini akan
tersebut.
2. Bebas pengotoran lokasi kerja dan udara serta bebas dari kebisingan.
menggunakan bore piles). Karena sistem ini juga tidak bising akibat suara
pukulan pancang (seperti pada drop hammer), maka untuk lokasi yang
yang akan dibangun umumnya terdiri dari lapisan – lapisan yang berbeda
jacking system, daya dukung setiap tiang dapat diketahui dan dimonitor
tulangan ekstra penahan impack pada kepala tiang pancang seperti pada
yang simpel dan cepat menyebabkan biaya operasional yang lebih hemat.
Dengan tinggi alat yang relatif rendah, hydraulic jacking system ini
dapat digunakan pada basement, ground floor atau lokasi kerja yang
adalah :
1. Apabila terdapat batu atau lapisan tanah keras yang tipis pada ujung
28
3. Karena hydraulic jacking ini mempunyai berat sekitar 320 ton dan
saat permukaan tanah yang tidak sama daya dukungnya, maka hal
berjauhan.
B. Landasan Teori
Standar Penetration Test atau lebih sering dikenal sebagai SPT merupakan
suatu cara yang dilakukan dilapangan atau lokasi pekeerjaan yang bertujuan untuk
Selain itu test ini juga bertujuan untuk mengetahui baik perlawanan dinamik tanah
teori ini, berdasarkan parameter tegangan efektif maka daya dukung dapat
Daya dukung ujung tiang (𝑄𝑝 ) menurut Vesic (1977) dinyatakan oleh
persamaan :
Qp= Ap × Cu × Nc*.................................................................................(2.1)
Dengan :
Qs = Ʃ(N-SPT × As)................................................................................(2.2)
As = π × D × ∆L
Dengan,
Qall = Qp + Qs .........................................................................................(2.3)
Dengan
31
Qg = Eg × N × Qa....................................................................................(2.4)
Dengan :
Qg = beban maksimum
n = jumlah tiang dalam kelompok
Qa = beban maksimum tiang tunggal.
(𝑛 ′ − 1 ).𝑚+(𝑚−1).𝑛′
Eg = 1 - 𝜃 ....................................................................(2.5)
90 .𝑚.𝑛′
Dengan :
Untuk kondisi dimana tidak terjadi perubahan volume (misal pada pasir padat atau
Ir = Irr
Dengan :
Ir = index kekakuan
32
direkomendasikan penggunaan nilai seperti yang terlihat pada tabel berikut ini :
Soil tipe Ir
Sand 70 – 150
Silts and clays (drained condition) 50 – 100
Clays (undrained condition) 100 – 200
Consistency N Cu (kN/m2)
Very Soft 0-2 <12
Soft 2-4 12-25
Medium 4-8 25-50
Stiff 8-15 50-100
Very Stiff 15-30 100-200
Hard >30 >200
e. Faktor Aman
pembagi kapasitas ultimit yang disebut dengan faktor aman (keamanan) tertentu.
yang digunakan.
kompresibilitas tanah.
4. Untuk meyakinkan bahwa penurunan total yang terjadi pada tiang tunggal
Sehubungan dengan alasan butir (4) dari hasil banyak pengujian – pengujian
beban tiang, baik tiang pancang maupun tiang bor yang berdiameter kecil sampai
sedang (600 mm), penurunan akibat beban kerja (working load) yang terjadi lebih
kecil dari 10 mm untuk faktor aman yang tidak kurang dari 2,5 (Tomlinson, 1977)
Reese dan O’neill (1989) menyarankan pemilihan faktor aman (F) untuk
berikut :
Besarnya beban bekerja (working load) atau kapasitas tiang izin dengan
dibagi dengan faktor aman (FS) yang sesuai. Variasi besarnya faktor aman yang
telah banyak digunakan untuk perancangan pondasi tiang, tergantung pada jenis
tahanan gesek dinding dan tahanan ujung. Kapasitas izin dinyatakan dalam
𝑄𝑏 𝑄𝑠
Qa = + 1,5.....................................................................................................(2.7)
3
harganya lebih kecil dari faktor keamanan tahanan ujung yang besarnya 3, karena
nilai puncak tahanan gesek dinding dicapai bila tiang mengalami penurunan 2
sampai 7 mm, sedang tahanan ujung (Qb) membutuhkan penurunan yang lebih
besar agar tahanan ujungnya bekerja secara penuh. Jadi maksud penggunaan
diterapkan.
perancangan struktur hanyalah sebagai alat bantu seorang engineer dalam proses
35
judgement yang tepat dari engineer yang bersangkutan. Salah satu software untuk
Software Co.
perhitungan yang telah ada. Perhitungan tersebut berupa daya dukung pondasi
(gaya vertikal dan gaya lateral). Pondasi yang dapat dihitung software Allpile
digunakan) untuk mengisi tab pile type, pile profile, pile properties
soil properties.
1. Gaya vertikal dan gaya lateral pondasi, dari hasil tersebut dapat
a. Pile Type
Pondasi ini jenis pondasi bor dengan diameter lebih kecil 61 cm.
Pondasi ini jenis pondasi bor dengan diameter lebih besar 61 cm.
Pondasi ini jenis pondasi tiang pancang baja dengan ujung nya terbuka
Pondasi ini jenis pondasi tiang pancang baja dengan ujung nya tertutup
b. Pile profile
Menu ini yang harus kita isi dengan informasi tentang pile yang digunakan,
seperti panjang pile, jarak dari permukaan tanah, kemiringan pile (bila
tanah.
c. Pile properties
Bagian ini berisi data-data properties dari pondasi yang digunkan meliputi
lebar pondasi, kedalaman pondasi, material, jenis bahan yang diguakan dan
lain-lain.
Bagian ini menyediakan beberapa perhitungan baik itu single pile, group
e. Soil properties
Berisikan data tanah tempat pondasi yang akan ditanam. Data- data tanah
yang bisa digunakan hanya N-SPT dan CPT. Isikan sesuai data tanah yang
yang ada dan jangan lupa masukkan juga kedalaman muka air tanah di isian
water table.
f. Advanced page
Bagian ini berisikan data zero skin friction pada kedalaman tertentu atau
adjust besar besarnya tip resistence (tahanan ujung). Bagian ini juga ada
Pertama kali pilih Pile type. ALLPILE menyediakan lumayan banyak tipe
pile, karena tiang bor dan bawahnya terbuka, maka digunakan Driving Steel Pile
(open end) atau tiang bor dengan ujung bawah terbuka. Pilih juga satuan yang
Berikutnya adalah bagian Pile Profile. Isikan Panjang pile pada Pile
Angle. Pada pondasi tiang pancang maka masukkan parameter Batter Angle untuk
tiang pancang 38 m maka disikan Pile Length: 54, top height: 13,5.
Apabila anda klik di bagian Pile data Input (Click to open) maka jendela Pile
cm dan pipe Wall thickness = 1,8 cm karena berisikan tebal tiang pancang bajanya
1,8 cm, lalu klik tanda kalkulator maka perimeter dimensi lain otomatis terisi. klik
Apply. lalu isi Zp-m = 0. Berikutnya klik Add Tip Section untuk parameter ujung
pile.
dipakai. Pembebanan dapat anda pilih untuk single pile atau group pile. jangan
39
lupa type pile head treatment yang dipakai. Karena penelitian ini menggunakan
Berikutnya adalah bagian yang paling penting yaitu Soil Properties, isikan
data tanah sesuai hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan, termasuk muka
Setelah memilih soil properties isi data soil nya dengan data data yang
ada. Karena data yang ada data N-SPT maka isikan data nya sesuai dengan data
zeroskin friction atau zero tip resistance tergantung kondisi pile yang di desain.
7. Run Analysis
peneliti tidak meneliti gaya horizontal, dan hanya meneliti gaya vertikal maka
dipilih lah vertical analysis dan pilih detailed report untuk hasil detailnya.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Persiapan
1. Bahan
daya dukung pondasi tiang pancang kelompok, dimana mengumpulkan data yang
ada didapat dari PT. Waskita Karya adalah data sekunder adapun data tersebut
terdiri dari data penyelidikan tanah, data N-SPT, dan data gambar.
2. Alat
1. Literatur yang digunakan sebagai panduan atau sumber ilmiah yang bisa
3. Cara penelitian
2. Study Literature
40
41
Study literature disini adalah peneliti mencari bahan dari penelitian yang
akan dilakukan yang dimana diambil dari para peneliti yang sudah terlebih
dalam pembuatan laporan akhir yang di mana terbagi menjadi data primer
a) Data primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari objek penelitian,
data ini dapat diperoleh dari media observasi dan didapat dalam
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah jadi dan diperoleh berupa
publikasi. Data ini menjadi salah satu yang paling penting dalam
4. Menganalisa Data
5. Contoh Perhitungan
dukung tiang pancang adalah metode dari Vesic dan menggunakan data N-
42
SPT yang dimana akan menjadi dasar atau acuan untuk selanjutnya bisa
6. Pengecekan
7. Variasi Perhitungan
memenuhi syarat dari perhitungan awal atau tidak yang akan masuk dalam
kesimpulan.
B. Studi Literatur
harus dapat menghimpun data-data atau teori serta refrensi yang berkaitan
dengan topik penelitian kita. Penelitian pada kali ini yaitu menghitung daya
dukung pondasi tiang pancang grup jembatan Ogan jalan tol Kapal Betung Pier
38+722 dan juga penelitian perbandingan daya dukung pondasi tiang pancang
pada Pier 15 yang selanjutnya dapat dilihat pada penjelasan berikutnya dan
1. Data primer :
a. Panjang pondasi
b. Diameter besi
c. Diameter pondasi
d. Mutu beton
2. Data sekunder :
a. Data N-SPT
b. Data Gambar
= 7,812
45
Berdasarkan N-SPT ujung tiang >30 maka diambil nilai Cu yaitu 200
Qp = Ap x Cu x Nc*
= 2759,589 kN
Qs = N-SPT x As
As = π x D x ∆L
Qall = Qp + Qs
= 2759,589 + 6387,24
=9146,829 kN
46
As = π x D x ∆L
= 3,14 x 1,5 x 2
= 9,420 m2
Qs = 6387,24 kN
47
Qall
Qa=
SF
9146,829
Qa= = 3048,943 kN
3
(n−1)m+(m−1)n
Eg = 1 − 𝜃 90.m.n
𝜃 = arc tg d/s
= 21,8º
(n−1)m+(m−1)n
Eg = 1 − 𝜃 90.m.n
(9−1)11+(11−1)9
= 1 - 21,8
90.9.11
= 0,774
Qg = Eg x N x Qa
= 0,774 x 99 x 3048,943
= 233628,31 kN
V = (1/4 x π x D2) L x N
= 9442,37 m3
48
Pertama kali pilih Pile type Allpile menyediakan cukup banyak tipe pile,
karena penelitian saya tiang pancang pipa baja dan bawahnya terbuka, maka
digunakan driving steel pile (open end) dengan ujung bawah terbuka. Pilih juga
Berikutnya adalah bagian Pile Profile, isikan panjang pile pada Pile
dan kedalamannya 38,5 m maka disikan Pile Length: 54, top height: 15,5.
49
Apabila anda klik di bagian Pile data Input (Click to open) maka jendela Pile
cm dan pipe Wall thickness = 1,8 cm, karena berisikan tebal tiang pancang
bajanya 1,8 cm, lalu klik tanda kalkulator maka perimeter dimensi lain otomatis
terisi, klik Apply, lalu isi Zp-m = 0. Berikutnya klik Add Tip Section untuk
Berikutnya adalah Load and Group yang berisi pembebanan yang dipakai.
Pembebanan dapat anda pilih untuk single pile atau group pile jangan lupa type
pile head treatment yang dipakai. Karena penelitian ini pondasi tiang pancang
Berikutnya adalah bagian yang paling penting yaitu Soil Properties isikan
data tanah sesuai hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan, termasuk muka
Setelah memilih soil properties isi data soil nya dengan data data yang
ada. Karena data yang ada data N-SPT makaisikan data nya sesuai dengan data
zero skin friction atau zero tip resistance tergantung kondisi pile yang di desain.
7. Run analisys
Setelah input semua data sudah selesai langkah selanjutnya run analysis
karena peneliti tidak meneliti gaya horizontal, dan hanya meneliti gaya vertikal
maka dipilihlah vertical analysis dan pilih detailed report untuk hasil detailnya.
PILE PROFILE:
GROUP PILES:
Group Configuration:
Free Head
Nx= 11
Ny= 9
Results:
(Up)= 35067.60-kN
55
(Up)= 18451.88-kN
Capacity= 37748.73-kN
Results:
(Up)= 319304.69-kN
(Up)= 228122,47-kN
kN
56
Mulai
Persiapan :
Bahan : Data N-SPT
Alat : Laptop dan software
AllpiIle
Pengumpulan data
Menghitung daya dukung pondasi tiang Menghitung daya dukung pondasi tiang
pancang berdasarkan data hasil N-SPT pancang berdasarkan data hasil N-SPT
dengan metode Vesic dengan software Allpile
Menghitung daya dukung pondasi tiang Menghitung daya dukung pondasi tiang
pancang kelompok pada titik P15 (gambar pancang kelompok pada titik P15 (gambar
3.2) dengan metode Vesic 3.2) dengan software Allpile
Tidak
cek
Ya
Menghitung variasi secara Allpile Menghitung variasi secara Allpile
Diameter : ø160, ø170, ø180, ø190, ø200, Diameter : ø100, ø110, ø120, ø130, ø140
Kedalaman : 35, 36, 37 meter Kedalaman : 40, 41, 42 meter
57
Ya
Menghitung variasi secara Allpile Menghitung variasi secara Allpile
Diameter : ø160, ø170, ø180, ø190, ø200, Diameter : ø100, ø110, ø120, ø130, ø140
Kedalaman : 35, 36, 37 meter Kedalaman : 40, 41, 42 meter
Selesai
Menghitung daya dukung pondasi tiang pancang jembatan Ogan jalan tol
Kapal Betung Pier 15 (gambar
i 3.2) dengan metode Vesic
Pengumpulan data :
Diameter Tiang : 150 cm
Data N-SPT/Boring Log
Panjang Tiang : 54 m
Menghitung luas dasar tiang (Ap) Menghitung parameter Nc* Menentukan Menghitung parameter (As)
parameter Cu
Ap = π/4 × D² Nc*= 4/3ln (Irr + 1) + 𝜋/2 +1 (tabel 3.2) As = π × D × ΔL
Menghitung daya dukung ujung tiang (Qp) Menghitung daya dukung gesek (Qs)
Qp = Ap × Nc* × Cu Qs = Ʃ( N-SPT × As )
Qall = Qp + Qs
Qall
Qa =
SF
Qg = Eg × N × Qa
59
Qg = Eg × N × Qa
Selesai
Gambar 3.13 Bagan Alir Perhitungan Daya Dukung dengan Metode Vesic
60
Menghitung daya dukung pondasi tiang pancang jembatan Ogan jalan tol
Kapal Betung Pier 15 (gambar 3.2) dengan software Allpile
)))
Result nilai daya dukung (summary report)
dengan menekan tombol F5 pada keyboard
atau dengan mengklik tab “Vertical” pada
toolbar (gambar 3.11)
HASIL
Selesai
Gambar 3.14 Bagan Alir Perhitungan Daya Dukung dengan Software Vesic
BAB IV
Bagian ini membahas tentang cara menghitung hasil penelitian dari data
diperluka dan buat grafik perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang
A. Pengambilan Data
Data tanah hasil bor log mempunyai hasil yang bervariasi untuk
menganalisa daya dukung pondasi tiang pancang, dan hasil bor log di
Nilai N-SPT inilah yang akan digunakan untuk menghitung daya dukung
pondasi tiang pancang kelompok pada proyek Jembatan Ogan Tol Kapal
61
62
dukung tiang pancang kelompok dengan menggunakan metode empiris Vesic dan
(Group)
titik P15 dari hasil data N-SPT dengan menggunakan metode Vesic dan dengan
1. Hasil Perhitungan
Tabel 4.2 hasil perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang kelompok
dengan metode Vesic dan software Allpile
Software
Empiris Vesic
No Pier Allpile Metode Selisih (%)
(kN)
Vesic (kN)
2. Pembahasan
kelompok pada titik P15 secara Empiris Vesic sebesar 233628,31 kN dan secara
software Allpile metode Vesic sebesar 228122,47 kN. Dari hasil perhitungan nilai
daya dukung dengan metode Vesic dan software Allpile memiliki selisih hasil
a. Hasil Penelitian
68
Tabel 4.3 hasil perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang kelompok
Var
40 m 166937,98 No
Ø100 41 m 228122,47 170640,50 No
42 m 174442,66 No
b. Pembahasan
100000
y = 3752.3x + 16828
50000
0
39.5 40 40.5 41 41.5 42 42.5
Existing Variasi
Ø150 Ø100
Gambar 4.5 Grafik nilai daya dukung variasi P15 diameter Ø100 terhadap existing
dengan variasi Ø100 pada titik P15 jarak antar tiang sebesar 3,5 m dan jumlah
tiang pancang sebanyak 99 tiang pada kedalaman 40, 41 dan 42 meter tidak
memenuhi syarat aman dikarenakan nilai daya dukung pondasinya dibawah nilai
y = 3752,3x + 16828 terdapat pada variasi Ø100 dengan kedalaman 56,31 meter ≈
menjadi 56,5 meter kemudian kembali dihitung dengan software Allpile dan
didapat nilai daya dukung yaitu 229629,96 kN, lebih besar dari daya dukung
a. Hasil Penelitian
Tabel 4.4 hasil perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang kelompok
variasi dengan diamter Ø110 menggunakan data N-SPT.
40 m 184034,41 No
Ø110 41 m 228122,47 187973,17 No
42 m 192124,22 No
70
b. Pembahasan
50000
0
39.5 40 40.5 41 41.5 42 42.5
Existing Variasi
Ø150 Ø110
Gambar 4.6 Grafik nilai daya dukung variasi P15 diameter Ø110 terhadap existing
dengan variasi Ø110 pada titik P15 jarak antar tiang sebesar 3,5 m dan jumlah
tiang pancang sebanyak 99 tiang pada kedalaman 40, 41 dan 42 meter tidak
memenuhi syarat aman dikarenakan nilai daya dukung pondasinya dibawah nilai
y = 4044,9x + 22203 terdapat pada variasi Ø110 dengan kedalaman 50,91 meter ≈
menjadi 51 meter kemudian kembali dihitung dengan software Allpile dan didapat
nilai daya dukung yaitu 230019,63 kN, lebih besar dari daya dukung existing dan
a. Hasil Penelitian
Tabel 4.5 hasil perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang kelompok
variasi dengan diamter Ø120 menggunakan data N-SPT.
40 m 205074,50 No
228122,47
Ø120 41 m 209427,88 No
42 m 213886,11 No
b. Pembahasan
220000
213886.11
215000
209427.88
210000
205074.5 y = 4405.8x + 28825
205000
200000
39.5 40 40.5 41 41.5 42 42.5
Existing Variasi
Ø150 Ø120
Gambar 4.7 Grafik nilai daya dukung variasi P15 diameter Ø120 terhadap existing
dengan variasi Ø120 pada titik P15 jarak antar tiang sebesar 3,5 m dan jumlah
tiang pancang sebanyak 99 tiang pada kedalaman 40, 41 dan 42 meter tidak
memenuhi syarat aman dikarenakan nilai daya dukung pondasinya dibawah nilai
72
y = 4405,8x + 28825 terdapat pada variasi Ø120 dengan kedalaman 45,23 meter ≈
menjadi 45,5 meter kemudian kembali dihitung dengan software Allpile dan
didapat nilai daya dukung yaitu 231599,34 kN, lebih besar dari daya dukung
a. Hasil Penelitian
Tabel 4.6 hasil perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang kelompok
variasi dengan diamter Ø130 menggunakan data N-SPT.
40 m 223976,2 No
Ø130 41 m 228122,47 228646,0 Ok
42 m 233422,84 Ok
73
b. Pembahasan
232000
y = 4723.3x + 35026
Daya Dukung(kN)
230000
Ø150 ; 38,5 m
228000
228646 228122,47
226000
224000
223976.2
222000
39.5 40 40.5 41 41.5 42 42.5
Existing Variasi
Ø150 Ø130
Gambar 4.8 Grafik nilai daya dukung variasi P15 diameter Ø130 terhadap existing.
dengan variasi Ø130 pada titik P15 jarak antar tiang sebesar 3,5 m dan jumlah
tiang pancang sebanyak 99 tiang pada kedalaman 40 meter tidak memenuhi syarat
dikarenakan nilai daya dukung pondasinya diatas nilai existing sebesar 259355,56
pada variasi Ø130 dengan kedalaman 40,88 meter ≈ 41 meter (lampiran 2.38).
menjadi 41 meter kemudian kembali dihitung dengan software Allpile dan didapat
nilai daya dukung yaitu 228646,0 kN, lebih besar dari daya dukung existing dan
a. Hasil Penelitian
Tabel 4.7 hasil perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang kelompok
variasi dengan diamter Ø140 menggunakan data N-SPT.
40 m 247780,03 Ok
Ø140 41 m 228122,47 252852,09 Ok
42 m 258033,28 Ok
b. Pembahasan
255000
y = 5126.6x + 42697
Daya Dukung(kN)
250000 252852.09
245000 247780.03
240000
235000
Existing Variasi
Ø150 Ø140
Gambar 4.9 Grafik nilai daya dukung variasi P15 diamater Ø140 terhadap existing
dengan variasi Ø140 pada titik P15 jarak antar tiang sebesar 3,5 m dan jumlah
tiang pancang sebanyak 99 tiang pada kedalaman 40, 41 dan 42 meter memenuhi
syarat aman dikarenakan nilai daya dukung pondasinya diatas nilai existing
75
y = 5126,6x + 42697 terdapat pada variasi Ø140 dengan kedalaman 36,16 meter ≈
menjadi 36,5 meter kemudian kembali dihitung dengan software Allpile dan
didapat nilai daya dukung yaitu 232466,41 kN, lebih besar dari daya dukung
a. Hasil Penelitian
Tabel 4.8 hasil perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang kelompok
variasi dengan diamater Ø160 menggunakan data N-SPT.
35 m 190931,22 No
Ø160 36 m 228122,47 196228,30 No
37 m 201663,28 No
76
b. Pembahasan
215000
210000
205000 201663.28
200000 196228.3
195000 190931.22
y = 5366x + 3097.2
190000
185000
34.5 35 35.5 36 36.5 37 37.5
Existing Variasi
Ø150 Ø160
Gambar 4.10 Grafik nilai daya dukung variasi P15 diamater Ø160 terhadap existing
variasi Ø160 pada titik P15 jarak antar tiang sebesar 4 m dan jumlah tiang
pancang sebanyak 80 tiang yang efisien daya dukungnya dengan software Allpile
pada kedalaman 35, 36 dan 37 meter tidak memenuhi syarat aman karena nilai
daya dukung pondasinya dibawah nilai existing sebesar 228122,47 kN dan setelah
menjadi 42 meter kemudian kembali dihitung dengan software Allpile dan didapat
nilai daya dukung yaitu 230818,69 kN, lebih besar dari daya dukung existing dan
a. Hasil Penelitian
Tabel 4.9 hasil perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang kelompok
variasi dengan diameter Ø170 menggunakan data N-SPT.
35 m 212312,06 No
Ø170 36 m 228122,47 217996,00 No
37 m 223820,34 No
b. Pembahasan
224000
222000 223820.34
220000 217996
218000
216000 y = 5754.1x + 10894
214000 212312.06
212000
210000
34.5 35 35.5 36 36.5 37 37.5
Existing Variasi
Ø150 Ø170
Gambar 4.11 Grafik nilai daya dukung variasi P15 diameter Ø170 terhadap existing
variasi Ø170 pada titik P15 jarak antar tiang sebesar 4 m dan jumlah tiang
pancang sebanyak 80 tiang yang efisien daya dukungnya dengan software Allpile
pada kedalaman 35, 36, dan 37 meter tidak memenuhi syarat aman karena nilai
daya dukung pondasinya dibawah nilai existing sebesar 228122,47 kN dan setelah
78
menjadi 38 meter kemudian kembali dihitung dengan software Allpile dan didapat
nilai daya dukung yaitu 229457,03 kN, lebih besar dari daya dukung existing dan
a. Hasil Penelitian
Tabel 4.10 hasil perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang kelompok
variasi dengan diameter Ø180 menggunakan data N-SPT.
35 m 224901,13 No
Ø180 36 m 228122,47 230990,97 Ok
37 m 237225,75 Ok
79
b. Pembahasan
234000
232000 230990.97
230000
Ø150 ; 38,5 m
228000
228122,47
226000 224901.13
224000
34.5 35 35.5 36 36.5 37 37.5
Existing Variasi
Ø150 Ø180
Gambar 4.12 Grafik nilai daya dukung variasi P15 diameter Ø180 terhadap existing
variasi Ø180 pada titik P15 jarak antar tiang sebesar 4 m dan jumlah tiang
pancang sebanyak 80 tiang yang efisien daya dukungnya dengan software Allpile
kedalaman 36, dan 37 meter memenuhi syarat aman karena nilai daya dukung
pondasinya diatas nilai existing sebesar 228122,47 kN dan setelah dicari dengan
menjadi 36 meter kemudian kembali dihitung dengan software Allpile dan didapat
nilai daya dukung yaitu 230990,97 kN, lebih besar dari daya dukung existing dan
a. Hasil Penelitian
Tabel 4.11 hasil perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang kelompok
variasi dengan diameter Ø190 menggunakan data N-SPT.
35 m 248700,44 Ok
Ø190 36 m 228122,47 255216,16 Ok
37 m 261881,47 Ok
b. Pembahasan
Existing Variasi
Ø150 Ø190
Gambar 4.13 Grafik nilai daya dukung variasi P15 diameter terhadap existing
variasi Ø190 pada titik P15 jarak antar tiang sebesar 4 m dan jumlah tiang
pancang sebanyak 80 tiang yang efisien daya dukungnya dengan software Allpile
pada kedalaman 35, 36, dan 37 meter memenuhi syarat aman karena nilai daya
81
dukung pondasinya diatas nilai existing sebesar 228122,47 kN dan setelah dicari
menjadi 32 meter kemudian kembali dihitung dengan software Allpile dan didapat
nilai daya dukung yaitu 229267,66 kN, lebih besar dari daya dukung existing dan
10. Variasi pada titik P15 terhadap diameter pondasi yang direncanakan
a. Hasil Penelitian
Tabel 4.12 hasil perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang kelompok
variasi dengan diameter Ø200 menggunakan data N-SPT.
35 m 273711,13 Ok
Ø200 36 m 228122,47 280674,56 Ok
37 m 287789,84 Ok
82
b. Pembahasan
150000
100000
50000
0
34.5 35 35.5 36 36.5 37 37.5
Existing Variasi
Ø150 Ø200
Gambar 4.14 Grafik nilai daya dukung variasi P15 diameter terhadap existing
variasi Ø200 pada titik P15 jarak antar tiang sebesar 4 m dan jumlah tiang
pancang sebanyak 80 tiang yang efisien daya dukungnya dengan software Allpile
pada kedalaman 35, 36, dan 37 meter memenuhi syarat aman karena nilai daya
dukung pondasinya diatas nilai existing sebesar 228122,47 kN dan setelah dicari
menjadi 29 meter kemudian kembali dihitung dengan software Allpile dan didapat
nilai daya dukung yaitu 228755,03 kN, lebih besar dari daya dukung existing dan
Tabel 4.13 Hasil daya dukung efisiensi dengan menggunakan persamaan y=ax+b
Daya Daya
Diameter Kedalaman Jumlah tiang Dukung Dukung Keterangan
(Ø) (m) kelompok Existing
(kN) (kN)
Ø100 56,5 m: 9 n: 11 = 99 229629,96 Ok
Ø110 51 m: 9 n: 11 = 99 230019,63 Ok
Ø120 45,5 m: 9 n: 11 = 99 231599,34 Ok
Ø130 41 m: 9 n: 11 = 99 228646,0 Ok
Ø140 36,5 m: 9 n: 11 = 99 232466,41 Ok
228122,47
Ø160 42 m: 8 n: 10 = 80 230818,69 Ok
Ø170 38 m: 8 n: 10 = 80 229457,03 Ok
Ø180 36 m: 8 n: 10 = 80 230990,97 Ok
Ø190 32 m: 8 n: 10 = 80 229267,66 Ok
Ø200 29 m: 8 n: 10 = 80 228755,03 Ok
Gambar 4.15 Grafik hubungan antara daya dukung tiang pancang terhadap existing
Direncanakan
Dari hasil nilai daya dukung pondasi tiang pancang kelompok pada titik
P15, langkah selanjutnya adalah menghitung volume tiang pancang dengan variasi
yang direncanakan.
8000
6000
4000
2000
0
Ø100 Ø110 Ø120 Ø130 Ø140 Ø160 Ø170 Ø180 Ø190 Ø200
72 m 66,5 m 61 m 56,5 m 52 m 57,5 m 53,5 m 51,5 m 47,5 m 44,5 m
99 titik 99 titik 99 titik 99 titik 99 titik 80 titik 80 titik 80 titik 80 titik 80 titik
V. Variasi V. Existing
Gambar 4.16 Grafik hubungan antara volume pondasi tiang pancang terhadap existing
85
kelompok yang dapat diambil untuk efisiensi yaitu nilai dari volume dibawah nilai
existing sebesar 9442,37 m3 dan untuk volume diatas nilai existing tidak diambil
9442,37
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
Ø100 Ø110 Ø120 Ø130 Ø140 Ø160
72 m 66,5 m 61 m 56,5 m 52 m 57,5 m
99 titik 99 titik 99 titik 99 titik 99 titik 80 titik
V. Variasi V. Existing
Gambar 4.17 Grafik volume tiang pancang kelompok yang efisien pada variasi titik P15
pondasi tiang pancang kelompok untuk jembatan Ogan Tol Kapal Betung pada
titik P15 yang paling efisien dengan volume di bawah existing 9442,37 m3 adalah
86
A. Kesimpulan
1. Variasi pondasi tiang pancang pipa baja proyek jembatan Ogan Tol Kayu
dengan volume existing terbesar yaitu pada Ø100 dengan panjang tiang
B. Saran
87
88
untuk menghitung lebih dari satu titik Pier dan lebih memperbanyak
Bowles, Joseph E. 1991. Analisis dan Disain Pondasi Edisi Kedua. Jakarta.
Reese, LC and O’Neill, MW. 1989. New Design Method for Driled Shaft From
Ketiga.
Tomlinson, MJ. 1977. Pile Design and Construction Practice. Cement and
2018)