Disusun :
i
ii
Disusun :
ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-
Nya Laporan Praktik Kerja Lapang ini dapat diselesaikan. Laporan Praktik Kerja
Lapang dengan judul “ Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Pile Head dan Full Slab
pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Kayu Agung - Palembang – Betung Paket II
Seksi 3 STA 75+000 – 84+825 di PT. Waskita Karya ( Persero ) ” disusun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Teknik (S.Tr.T) di
Politeknik Negeri Lampung.
Selesainya dalam penulisan Laporan Praktik Kerja Lapang ini, adalah berkat
motivasi dan pengarahan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, Penyusun ingin menyampaikan terima kasih banyak
kepada :
1) Dr. Ir. Sarono, M.Si., selaku Direktur Politeknik Negeri Lampung.
2) Didik Kuswadi, S.TP., M.Si selaku Ketua Jurusan Teknologi Pertanian
Politeknik Negeri Lampung.
3) Kelik Istanto, S.T., M.T selaku Ketua Program Studi Teknologi Rekayasa
Konstruksi Jalan dan Jembatan.
4) Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing PKL karena telah
membimbing dalam proses penyelesaian Laporan ini.
5) Bapak R. Herbian Ayung AP selaku Project Manager PT. Waskita Karya
(Persero) di Proyek Tol Kayu Agung-Palembang-Betung Paket II Seksi 3 yang
telah bersedia menerima penulis untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
6) Chrisna Justice Wicaksana selaku Pembimbing Lapang, atas kesediaannya
untuk membimbing, memberikan saran dan kritik yang membangun dalam
proses penyelesaian Laporan ini.
7) Pimpinan dan Karyawan serta Staff PT. Waskita Karya Persero ( Tbk ) pada
Proyek Pembangunan Jalan Tol Kayu Agung – Palembang – Betung Paket II
Seksi 3, yang telah membantu selama jalannya Praktik Kerja Lapang.
8) Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Konstruksi Jalan dan
Jembatan yang telah memberikan ilmu, motivasi, dan pengarahan kepada
Penulis.
iv
v
9) Kepada orang tua kami, yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materil.
10) Rekan-rekan Teknologi Rekayasa Konstruksi Jalan dan Jembatan angkatan
2019 yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam penyelesaian
Laporan Praktik Kerja Lapang ini.
11) Teman – teman PKL dari Universitas Sebelas Maret, Universitas
Muhammadyah Palembang, Politeknik Negeri Sriwijaya dan Universitas
Gadjah Mada yang selalu memberikan kesempatan untuk bertukar pikiraan
selama kegiatan PKL berlangsung.
12) Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas PKL ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penyusun
v
vi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................... 2
vi
vii
vii
viii
viii
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
Gambar 2.1 ..................................................................................................... 3
Gambar 2.2 ..................................................................................................... 6
Gambar 2.3 ..................................................................................................... 11
Gambar 4.1 ..................................................................................................... 19
Gambar 4.2 ..................................................................................................... 19
Gambar 4.3 ..................................................................................................... 20
Gambar 4.4 .................................................................................................... 20
Gambar 4.5 ..................................................................................................... 21
Gambar 4.6 ..................................................................................................... 23
Gambar 4.7 ..................................................................................................... 24
Gambar 4.8 ..................................................................................................... 24
Gambar 4.9 ..................................................................................................... 25
Gambar 4.10 ................................................................................................... 26
Gambar 4.11 ................................................................................................... 27
Gambar 4.12 ................................................................................................... 27
Gambar 4.13 ................................................................................................... 28
Gambar 4.14 .................................................................................................. 29
Gambar 4.15 .................................................................................................. 32
Gambar 4.16 .................................................................................................. 32
Gambar 4.17 (a) ............................................................................................ 35
Gambar 4.17 (b) ............................................................................................ 35
Gambar 4.18 .................................................................................................. 36
Gambar 4.19 .................................................................................................. 36
Gambar 4.20 ................................................................................................... 36
Gambar 4.21 .................................................................................................. 37
Gambar 4.22 ................................................................................................... 37
Gambar 4.23 ................................................................................................... 37
Gambar 4.24 ................................................................................................... 39
Gambar 4.25 ................................................................................................... 40
ix
x
x
I. LATAR BELAKANG
yang bergerak dalam bidang usaha strategis. Salah satunya, perusahaan konstruksi
Volker Aannemings Maatschapiij N.V milik Belanda yang kemudian
dinasionalisasi menjadi PN Waskita Karya pada 1 Januari 1961 dengan status
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam menghadapi berbagai tantangan usaha
serta perubahan atas peraturan yang berlaku, pada 1973 Perseroan kembali
mengalami perubahan dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Perseroan dan
melakukan penggantian nama menjadi PT Waskita Karya (Persero). Pada tanggal
12 Desember 2012, dimana untuk pertama kalinya Perseroan melakukan pencatatan
saham di bursa efek serta melepas kepemilikan saham sebesar lebih dari 30%
kepada masyarakat. Dengan melakukan go public, Perseroan kini menjelma
menjadi kekuatan baru perusahaan konstruksi nasional dengan dukungan tidak
hanya dari pemerintah namun juga masyarakat Indonesia.
2.3 Data Umum Proyek
Adapun data umum dari Pembangunan Jalan Tol Kayu Agung – Palembang –
Betung Seksi 3 adalah sebagai berikut.
Pekerjaan : Proyek Jalan Tol Kayu Agung Palembang Betung
Seksi 3 ( STA 75+000 sd STA 84+825 )
Lokasi : Palembang – Betung, Kabupaten Banyuasin (
Sumatera Selatan )
Panjang Trase : 9,82 km
Pemilik Proyek : PT. WASKITA SRIWIJAYA TOL
Konsultan Perencana : PT. MULTHI PHI BETA
Konsultan Pengawas : PT. PERENTJANA DJAJA
Nilai Kontrak ( Seksi 3 ) : Rp. 1.018.801.747.898 (EXC. PPN 10%)
: RP. 784.208.128.845 ( Porsi PMN I STA 75+000 -
84+825)
Jenis Kontrak : UNIT PRICE
Tipe Full Slab : Tipe 1A1; Tipe 1A2; Tipe 1B; Tipe 1C1;
Tipe 1C2; Tipe 2A; Tipe 2B; Tipe 2C
Ukuran Full Slab : Tipe 1A1 Slab tepi luar (6,98 x 2,58) m2
Tipe 1A2 Slab tepi luar (6,98 x 2,58) m2
Tipe 1B Slab tepi tengah (6,98 x 2,58) m2
Tipe 1C1 Slab tepi dalam (6,98 x 2,43) m2
Tipe 1C2 Slab tepi dalam (6,98 x 2,43) m2
Tipe 2A Slab tepi luar (6,50 x 2,58) m2
Tipe 2B Slab tepi tengah (6,50 x 2,58) m2
Tipe 2C Slab tepi dalam (6,50 x 2,43) m2
Mutu Beton Full Slab : 42 Mpa
Bentuk Full Slab : Persegi Panjang
sumber : Data Proyek KAPB Paket II Seksi 3
2.5 Struktur Organisasi Proyek
Di dalam pelaksanaan proyek, struktur organisasi proyek perlu dibentuk,
tujuannya agar pelaksanaan pekerjaan menjadi terarah dan membentuk hubungan
atau ikatan berbagai pihak yang terlibat dalam proyek untuk mencapai tujuan yang
sama (berkaitan dengan biaya yang tersedia, mutu yang harus dicapai, waktu yang
telah ditetapkan). Secara umum, pelaksana proyek dibagi dalam tiga bagian besar,
yaitu owner, konsultan dan kontraktor. Pihak-pihak yang terlibat dapat dilihat pada
struktur organisasi sebagai berikut :
Gambar 2.2 Skema Hubungan Kerja di Proyek Tol KAPB Paket II Seksi 3
7
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Kontraktor Proyek Tol KAPB Paket II Seksi 3
Sumber : Data Proyek KAPB Paket II Seksi 3
2.7.1 Manager Proyek ( Project Manager )
Project Manager merupakan seseorang yang diberi tanggung jawab
untuk melaksanakan strategi manajemen proyek untuk mencapai tujuan
proyek. Pada proyek pembangunan Jalan Tol Kayu Agung – Palembang –
Betung Paket II Seksi 3 ini yang bertugas sebagai Project Manager adalah
R. Herbian Ayung AP. Adapun tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari
Project Manager, yaitu :
1. Membuat rencana proyek
2. Mengalokasikan pekerjaan kepada tim
3. Membentuk komunikasi tim yang efektif
4. Melakukan kalkulasi anggaran
5. Mitigasi masalah dan krisis
6. Memonitor perkembangan proyek berdasarkan blueprint
7. Membuat laporan untuk stakeholder
2.7.2 Kepala Lapangan ( Site Operational Manager )
Kepala Lapangan adalah perwakilan dari kontraktor yang
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap jalannya pelaksanaan pekerjaan
proyek sesuai manajemen dan perencanaan proyek secara menyeluruh.
Pada proyek pembangunan Jalan Tol Kayu Agung – Palembang – Betung
Paket II Seksi 3 ini yang bertugas sebagai kepala lapangan adalah Arifin
12
B. Pengangkatan
Pengangkatan tiang pancang dilakukan dengan menggunakan
crawler crane dengan ketentuan sebagai berikut:
▪ Dilakukan pemasangan sling pengangkutan pada titik angkat yang
sudah ditentukan sesuai bentang tiang pancang. Jarak titik angkat
dapat dilihat pada posisi marking pada tiap pancang yang dibuat dari
pabrik. Pastikan ikatan sling terpasang kuat.
▪ Pengangkatan tiang pancang membentuk sudut antara sling dengan
tiang pancang 𝛼 ≥ 45° (1:1)
▪ Pengangkatan tiang pancang dilakukan secara perlahan dan sebisa
mungkin meminimalkan hentakan yang terjadi pada saat
pengangkatan.
C. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
▪ Dilakukan peninjauan kondisi tanah di lapangan. Tempat
penyimpanan harus strategis dan memiliki permukaan yang relatif
rata.
▪ Dilakukan pemadatan tanah yang akan digunakan sebagai tempat
penyimpanan dengan menggunakan stamper (nilai cbr >6).
▪ Memberikan bantalan (sleeper) untuk perletakan tiang pancang agar
tidak kontak langsung dengan tanah (di proyek Jalan Tol Kayu
Agung-Palembang-Betung) menggunakan kayu kelapa ukuran
diameter 30 cm) dan memudahkan pemasangan maupun sling pada
saat pengangkatan.
▪ Pada sisi kanan dan kiri tiang pancang diberikan ganjalan kayu, agar
tiang pancang tidak bergeser.
pengawas. Jika terjadi kesalahan pada marking dan leveling spun pile, maka
akan segera dilakukan perbaikan. Setelah proses joint telah selesai dan telah
mendapat persetujuan dari pihak konsultan pengawas, maka pekerjaan dapat
dilaksanakan pada tahap selanjutnya.
4.2.4 Pekerjaan Pemotongan Spun Pile
Spun pile yang telah selesai dimarking, dipotong dengan
menggunakan gerinda potong sebatas COL (Cut of Level) sesuai dengan
elevasi shop drawing. Penggunaan gerinda untuk menjaga permukaan spun
pile yang telah dipotong menjadi rata, lalu dilakukan pemotongan besi
tulangan spun pile dengan blender.
Setelah pemotongan besi tulangan spun pile selesai, maka sisa spun
pile dipindahkan dengan cara mengikat spun pile dengan sling dan diangkat
dengan menggunakan crowler crane. Setelah proses pemindahan sisa spun
pile selesai, maka dilanjutkan dengan proses pembobokan spun pile pada
batas marking COP (Cut of Pile) dengan menggunakan pahat dan bodem.
Setelah proses pemotongan spun pile telah selesai, maka dilakukan
joint dari pihak PT. Waskita Karya dan pihak konsultan pengawas untuk
ceklist pekerjaan apakah telah sesuai dengan desain gambar rencana. Jika
terdapat kesalahan segera dilakukan perbaikan.
▪ Untuk pengecoran pile head tipe 1 tidak lupa untuk setting posisi
angkur.
tersebut tetap dijaga kualitasnya agar kuat tekan beton pada 28 hari
masih sesuai dengan spesifikasi.
▪ Sambungan overlap tulangan tidak dibuat segaris agar jarak antar
tulangan tidak terlalu rapat.
B. Sample beton
Dengan jumlah kubikasi pengecoran yang besar, maka
diperlukan cetakan sample yang cukup serta pengelolaan sample yang
baik. Sample perlu disediakan sesuai dengan besarnya pengecoran.
C. Tinggi jatuh beton
Agar tidak terjadi segregasi beton, maka tinggi jatuh bebas
beton tidak boleh >1,5 m. oleh karena itu akan dipasang tremi sepanjang
±2 m agar beton tidak jatuh bebas.
D. Perataan beton
Beton yang telah dituang, lalu diratakan menggunakan jidar dari
kayu agar permukaan cor rata dengan elevasi top cor beton. Agar
permukaan cor rata di lakukan pengecekan elevasi oleh surveyor.
E. Curing beton
Beton di curing dengan cara disiram dengan air secara terus
menerus dan dilapisi dengan geotex non woven, karung goni ataupun
kain bekas untuk menahan kadar air dan suhu beton.
4.2.12 Proses K3L
Dijalankan dan diimplementasikan :
A. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
▪ Memastikan bahwa semua personil dan pekerja yang beraktifitas
sudah di induksi oleh HSE penyedia jasa terkait.
▪ Peralatan dan alat bantu sudah dicek terlebih dahulu, alat penerangan
cadangan yang selalu siap dipakai pada saat waktu lembur malam.
▪ Ijin kerja sesuai dengan lokasi yang dikerjakan.
▪ Metode kerja sesuai dengan Approval.
▪ Inspeksi dan pengawasan terhadap norma K3 dilakukan dengan
benar dan harus di dokumentasikan.
34
sedangkan pada posisi fix berbentuk bulat sesuai dengan diameter angkur
yang digunakan sehingga tidak menimbulkan pergerakan.
4.3.2 Pengertian Rubber Sheet
Pekerjaan Rubber Sheet merupakan pekerjaan yang dilakukan dengan
pemasangan lembaran karet dengan ketebalan tidak melebihi 2 cm.
Lembaran karet ini bertujuan untuk mengurangi dampak benturan dan
meredam getaran. Dalam sistem konstruksi tertentu, rubber sheet
dimanfaatkan sebagai alas atau dasar untuk pertemuan antara komponen
antar struktural maupun komponen struktural dan non struktural lainnya,
dalam hal ini dengan angkur ( anchor ). Sehingga beban yang dipikul suatu
sistem konstruksi dapat tersalurkan secara merata. Sistem angkur dan
rubber sheet ini dapat ditentukan pada sambungan – sambungan sistem
struktur tertentu.
4.3.3 Instruksi Pekerjaan
Karena sistem angkur dan rubber sheet ditemukan pada sambungan –
sambungan sistem struktur tertentu. Pada lokasi pile slab pada proyek Tol
Kayu Agung – Palembang – Betung Paket II Seksi 3, rubber sheet dapat
ditemui pada struktur pile head tipe I atau pada span rel. Oleh karena itu,
sebelum dilakukan pekerjaan lifting full slab pada area pile head tipe I, maka
dipastikan pemasangan rubber sheet sesuai dengan lokasi stake out pada
area pile head tipe I.
Gambar 4.17 (a) Pilehead tipe 1 Gambar 4.17 (b) Pilehead tipe 1
yang sudah dipasang rubber sheet Sumber : dokumentasi pribadi
sumber : dokumentasi pribadi
36
(a) (b)
Gambar 4.18 (a) & (b) Pilehead tipe 2
sumber : dokumentasi pribadi
4.4 Pekerjaan Struktur Full Slab
Pekerjaan struktur Full Slab terdiri dari beberapa tahapan atau proses yang
dapat dijelaskan sebagai berikut.
4.4.1 Plan Tipikal Pemasangan Full Slab
Gambar 4.24 Urutan Lifting Fullslab main road proyek KAPB Paket II
Seksi 3
Sumber : Data Proyek KAPB Paket II Seksi 3
B. Pelaksanaan Pekerjaan
▪ Mobilisasi material full slab dari plant WBP dari Gasing ke lokasi
lifting di Proyek Tol Kayu Agung – Palembang – Betung Paket II
Seksi 3 menggunakan truck trailer.
▪ Posisi crawler crane seperti pada rencana gambar berikut.
40
(a) (b)
Gambar 4.26 Proses Erection Fullslab
Sumber : dokumentasi pribadi
4.4.3 Pekerjaan Pembesian Sambungan Full Slab
Pekerjaan pembesian sambungan Full Slab dilaksanakan ketika
seluruh pelat atau slab telah terpasang pada Pile Head dengan sempurna.
41
Material yang digunakan yaitu besi dengan diameter 13 dan besi dengan
diameter 19 yang dikerjakan secara manual, menggunakan alat bantu berupa
tang, pemotong kawat, dan lainnya. Langkah-langkah pemasangan tulangan
sambungan sebagai berikut :
▪ Melakukan perakitan rangkaian besi tulangan sesuai dengan spesifikasi
yang ada pada gambar proyek di area fabrikasi.
▪ Apabila rangkaian sudah dirakit lalu diangkat dengan alat berat crane.
▪ Lalu disambungakan dengan tulangan pengait pada rangkaian tulangan.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 4.27 Proses Pembesian Sambungan Fullslab
Sumber : dokumentasi pribadi
4.4.4 Pekerjaan Pengecoran Beton Non Shrink
Pekerjaan pengecoran sambungan full slab dengan beton struktur non
shrink dilakukan setelah pembesian sambungan telah selesai dekerjakan.
Material yang digunakan yaitu beton struktur non shrink dengan
42
4.5 Peralatan
Adapun beberapa peralatan yang digunakan dalam proses pekerjaan
konstruksi Pile Head dan Full Slab adalah sebagai berikut.
4.5.1 Generator Set
Genset (generator set) adalah sebuah perangkat yang berfungsi
menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan pengertian
adalah satu set peralatan gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu engine
dan generator atau alternator. Engine sebagai perangkat pemutar sedangkan
43
beton yang dimasukan kedalam bekisting. Tujuannya adalah agar angin atau
udara yang masih pada ada pada adonan tersebut dapat keluar sehingga tidak
menimbulkan rongga atau lubang. Dengan melakukan pemadatan dengan
mesin vibrator juga mempunyai manfaat untuk menghasilkan beton yang
kuat dan tahan lama serta menghasilkan permukaan yang halus pada beton.
4.5.8 Alat Survey
Peralatan survey merupakan hal yang sangat penting untuk digunakan
dalam setiap pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Peralatan ini digunakan
untuk melakukan pengukuran suatu objek atau lahan yang dilakukan oleh
surveyor dalam pekerjaan yang ada di lapangan. Beberapa peralatan yang
digunakan yaitu antara lain berupa waterpass, rambu ukur, tripot/kaki tiga,
total station, dan prisma.
4.5.9 Welding Generator
Welding Generator merupakan mesin listrik yang dapat membangkitkan
energi listrik dengan induksi elektromagnetik yang digunakan untuk
pekerjaan seperti pengelasan dan penerangan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktik kerja lapang pada proyek pembangunan Jalan
Tol Kayu Agung – Palembang – Betung Paket II Seksi 3, tinjauan pada struktur
atas Full Slab, maka diperoleh kesimpulan dari hasil pengamatan selama di lokasi
proyek, sebagai berikut.
1. Proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi Pile Head dan Full Slab di lapangan,
terdiri dari beberapa pekerjaan yaitu pekerjaan pemancangan, marking dan
levelling, pemotongan tiang pancang, pemasangan succot dan bekisting,
pembesian dan pengecoran PHT, Pembesian Pile Head, pengecoran pile head,
pemasangan angkur dan rubber sheet untuk pile slab tipe 1, pekerjaan erection
full slab, pekerjaan pembesian sambungan full slab, dan pekerjaan pengecoran
beton non shrink pada sambungan full slab.
2. Material dan peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi Pile Head dan Full Slab di lapangan terdiri dari beberapa jenis,
disesuaikan dengan pekerjaan yang sedang dilakukan.
▪ Untuk pekerjaan pemancangan, material dan peralatan yang digunakan
yaitu tiang pancang spun pile diameter 60 cm, diesel hammer, crawler
crane, welding generator, crane service, kawat las, alat ukur, spidol/pilox,
set alat kalendering.
▪ Untuk pekerjaan marking dan levelling pada tiang pancang, material dan
peralatan yang diperlukan yaitu, tiang pancang spun pile diameter 60 cm,
pilox/spidol, set alat survey dan alat bantu.
▪ Untuk pekerjaan pemotongan tiang pancang, material dan peralatan yang
digunakan yaitu tiang pancang spun pile diameter 60 cm, generator set,
gerinda, serta alat bantu dan alat survey.
▪ Untuk pekerjaan pembesian dan pengecoran PHT, material dan peralatan
yang diperlukan yaitu besi diameter 19 dan 13, concrete beton dengan mutu
fc’=30 Mpa, plywood t = 18 mm, kawat bendrat, dan alat bantu.
47