Oleh
Oleh
Menyetujui,
Ketua Jurusan
Teknologi Pertanian,
Oleh
ABSTRAK
Kata kunci : Jalan Tol Serang-Panimbang, PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk.,
pekerjaan tanah, prosedur rigid pavement (metode slip from paver with Dowel
Bar Inserter), urutan pekerjaan overpass 30.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya serta nikmat sehat. sehingga penyusunan
laporan Praktik Kerja Lapangan dengan judul (Proyek Pembangunan Konstruksi
Jalan Utama (Mainroad) Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi 2 “Studi Kasus Rigid
Pavement Sta 37+965 – Sta 38+450 & Overpass 30 Sta 41+443,839”).
Penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu penilaian mata kuliah yaitu Praktik Kerja Lapang (PKL).
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan mahasiswa secara kelompok yang terdiri
dari tiga orang mahasiswa dalam satu kelompok dibawah bimbingan Dosen
Pembimbing dan Pembimbing Lapangan.
Dalam proses penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini, penulis
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Allah SWT yang memberikan nikmat jasmani dan rohani, serta
kemudahan kelancaran dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
2. Bapak Dr. Ir. Sarono, M.Si. selaku Direktur Politeknik Negeri Lampung.
3. Didik Kuswadi, S.TP., M.Si. selaku Ketua Jurusan Teknologi Pertanian
Politeknik Negeri Lampung.
4. Bapak Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing
Praktik Kerja Lapangan yang telah memberikan bimbingan terkait
penyusunan laporan ini.
5. Bapak Kelik Istanto, S.T., M.T. selaku ketua Program Studi Teknologi
Rekayasa Konstruksi Jalan dan Jembatan Jurusan Teknologi Pertanian
Politeknik Negeri Lampung
6. Ibu Resti Agustina, S.T., M.T. yang telah membantu kami dalam proses
pencarian tempat kerja praktik lapangan dan memperkenalkan kami
kepada Bapak Santoso Waskito Adhi sebagai Manajer Engineering
(Teknik) pada
vi
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...........................................................................................V
DAFTAR ISI.......................................................................................................VII
DAFTAR TABEL..................................................................................................X
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................XI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
5.1 Kesimpulan..............................................................................173
5.2 Saran........................................................................................173
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
Tujuan umum dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai
berikut:
a. Memenuhi persyaratan untuk Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan di
Program Studi Teknologi Rekayasa Konstruksi Jalan dan Jembatan.
b. Menerapkan ilmu pengetahuan selama perkuliahan dalam bentuk praktik
kerja lapangan.
c. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman mahasiswa/i dalam
mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja.
a) Visi
Menjadi perusahaan pengelola jalan tol yang memberikan rasa aman,
nyaman, dan cepat bagi pengguna Jalan Tol Ruas Serang – Panimbang di Banten.
b) Misi
Mewujudkan ruas jalan tol Serang – Panimbang dengan kualitas ekselen
dan pembiayaan yang efisien. Melaksanakan pelayanan dan pemeliharaan dengan
menerapkan sistem manajemen untuk menjamin kepuasan pihak-pihak yang
berkepentingan. Melakukan kerjasama dengan mitra kerja yang saling
menguntungkan & kontinuitas. Meningkatkan kompetensi, dan kesejahteraan
pegawai. Pengelolaan tata perusahaan yang baik GCG (Good Corporate
Governance).
8
Organisasi proyek adalah bagian dari organisasi yang lebih besar seperti
pemerintah, institusi, badan atau lembaga atau dapat juga dengan skala lebih kecil
seperti perusahaan, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, lembaga penelitian,
kumpulan dari kelompok kepentingan, dan lainnya. Pengelolaan proyek
membutuhkan suatu organisasi yang kuat dengan program, visi dan misi dan
tujuan yang jelas, sehingga kegiatan dilakukan dengan batasan dan standar yang
telah disepakati dan dilaksanakan dengan maksimal oleh personel penanggung
jawab masing-masing.
Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instansi yang memiliki
proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu
melaksanakannya sesuai perjanjian kontrak kerja. Untuk merealisasikan proyek,
owner mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk membiayai
proyek.
38+450 & Overpass 30 Sta 41+443,839 adalah PT. Wijaya Karya Serang-
Panimbang.
Gambar 2.3 Logo PT. JAYA CM-PT. Disiplan Consult-PT. Bina Karya (Persero)
Sumber: PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk
Gambar 2.5 Bagan Struktur Organisasi Kontraktor PT. Wijaya Karya (Persero),
Tbk.
Sumber: PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk
2.4.2 Manajer Bidang Quality Assurance (QA) dan Quality Control (QC)
Tugas dan wewenang dari fungsi Quality Control dan Quality Assurance
dalam sebuah proyek adalah sebagai berikut:
Tugas dan wewenang dari fungsi komersial dalam sebuah proyek adalah
sebagai berikut:
a. Membuat dan melaksanakan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
b. Memonitor dan mengontrol pelaksanaan pekerjaan proyek dari segi
biaya dan waktu.
c. Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan pekerjaan proyek dari
segi biaya dan waktu.
d. Membuat schedule pelaksanaan proyek.
e. Mengidentifikasi pekerjaan tambah untuk dilakukan amandemen.
f. Mengidentifikasi biaya resiko proyek yang akan terjadi dimasa
mendatang.
g. Mengevaluasi dan mengoreksi pekerjaan mitra kerja dan vendor.
h. Membuat laporan internal dan eksternal terkait progress pekerjaan di
proyek.
i. Memitigasi ketidaksesuaian biaya pekerjaan dilapangan agar sesuai
dengan RAB yang telah disepakati.
23
Tugas dan wewenang dari fungsi HSE dalam sebuah proyek adalah
sebagai berikut:
a. Membuat rencana kerja HSE.
b. Memastikan tidak adanya kecelakaan kerja atau zero accident.
c. Pengawasan terhadap proses pekerjaan mitra kerja dan vendor
selama proses konstruksi.
d. Memastikan seluruh keselamatan pekerja dilapangan dan dikantor.
e. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah
pencurian.
f. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan
kerja, seperti helm kerja, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan,
dan sebagainya.
30
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan dalam kurun waktu tiga
setengah bulan yaitu pada tanggal 19 September 2022 – 30 Desember 2022 yang
berlokasi di PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk. Proyek Pembangunan Konstruksi
Jalan Utama (main road) Jalan Tol Serang-Panimbang (seksi 2) Jalan Raya
Sampay Cileles, Kampung Julat Timur, Desa Muara Dua, Kecamatan Cikulur,
Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Tol Serang-Panimbang ini dibangun
dengan panjang total 83,677 km dengan proyek konstruksi yang dibagi menjadi
tiga seksi yaitu:
Gambar 3.1 Trase Proyek Pembangunan Tol Serang-Panimbang Seksi 1,2, dan 3
Sumber: PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk.
32
Gambar 3.2 Peta Lokasi Main Road Rigid Pavement Sta 37+965 – Sta 38+450
Sumber: PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk.
Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa lokasi proyek pembangunan Jalan
Utama (main road) Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi 2 di pekerjaan Rigid
Pavement Sta. 37+965 – Sta 38+450 berada di daerah persawahan dan bukit.
Kemudian, di dalam peta tersebut juga diperlihatkan tata letak Kantor WIKA Proyek
Tol Serang-Panimbang yang berfungsi sebagai tempat untuk bekerja bagi para staf
dari kontraktor, pelaksana maupun pemilik proyek di lapangan. Tak hanya sebagai
area bekerja, kantor proyek juga berfungsi sebagai ruang penyimpanan surat atau
dokumen berharga, ruang pertemuan dan komunikasi antar pekerja, area untuk
mengontrol dan monitoring, sampai kantor administrasi.
Kabupaten Lebak, Banten. Berikut Gambar 3.3 Peta Lokasi overpass 30 Sta.
41+443,839.
Pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa lokasi proyek pembangunan Jalan
Utama (main road) Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi 2 di pekerjaan overpass 30
Sta. 41+443,839 berada di daerah persawahan dan hutan.
Clearing
Rigid pavement atau perkerasan kaku adalah jenis perkerasan jalan yang
menggunakan beton sebagai bahan utama perkerasan tersebut. Perkerasan ini
umumnya digunakan pada jalan dengan kondisi lalu lintas yang cukup padat dan
memiliki distribusi beban yang besar, seperti pada jalan-jalan lintas antar provinsi,
jembatan layang, jalan tol, maupun pada persimpangan bersinyal.
Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) ini berada pada main road 37+965 –
Sta 38+450 pada Proyek Paket 1 Pembangunan Konstruksi Jalan Utama
(Mainroad) Jalan Tol Serang – Panimbang seksi 2. Pekerjaan rigid pavement yang
ditinjau secara keseluruhan memiki bentang total 485 m, dengan median selebar
80 cm, lebar bahu dalam 1,5 m, lebar lajur 2 × 3,6 m, lebar bahu luar 3 m dan
panjang jalan per segmen 5 m. Pekerjaan konstruksi ini menggunakan alat
Slipform Concrete Paver Wirtgen SP64 dengan tipikal cross section pekerjaan
perkerasan beton main road jalan tol sebagai berikut:
41
Pada Gambar 3.1 Tipikal Pelaksanaan Perkerasan Beton dapat dilihat pada
bagian bahu luar jalan dengan lebar 2,4 m memiliki kemiringan permukaan 4%
dengan menggunakan lapisan AC Base setinggi 7 cm dan dibawahnya terdapat
lapis pondasi agregat Kelas A dengan ketinggian 33 cm. Kemudian pada bagian
rigid pavement atau di lajur kendaraan menggunakan perkerasan beton dengan
ketinggian 30 cm dan dibawahnya terdapat lean concrete dengan tinggi 10 cm.
Untuk lapis drainase dengan material agregar kelas A di hampar menyeluruh di
lapisan terbawah pada konstruksi rigid pavement dengan ketinggian 15 cm.
2) Pekerjaan pembersihan
5) Pekerjaan finishing
Jalan akses proyek ini digunakan untuk mobilisasi alat menuju area
pekerjaan. Jalan akses ini diperlukan mengingat selama pekerjaan berlangsung
diperlukan alat berat dan Dump Truck untuk menyelesaikan pekerjaan. Untuk
menuju ke lokasi pengecoran, jalur akses Dump Truk melalui sisi mainroad
setelah clearing dan akses jalan kanan luar badan jalan tol sepanjang mainroad.
Jalan akses masuk menuju lokasi memilik lebar kurang lebih 4 m, sehingga
mencukupi lebar yang dibutuhkan untuk mobilisasi alat-alat berat. Selain itu,
kondisi utilitas yang ada sepanjang jalan akses sudah aman dan dipastikan tidak
akan mengganggu kelancaran dalam proses transportasi material.
Gambar 3.5 Jalan Akses Rigid Pavement Sta 37+965 – Sta 38+450
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2022.
Secara umum data proyek pekerjaan rigid pavement dari Sta 37+965 – Sta
38+450 Proyek Paket 1 Pembangunan Konstruksi Jalan Utama (Mainroad) Jalan
Tol Serang – Panimbang seksi 2 adalah sebagai berikut:
1) Material
a. Beton = Fs 45
b. Besi Dowel = BJTP 24
c. Besi Tie Bar = BJTD 40
43
2) Dimensi
a. Beton = Tebal 30 cm dan segmen 1.3 m – 3.7 m – 4.3 m
b. Besi Dowel = P38 (polos), panjang 450 mm dan jarak pasang
300 mm
c. Besi Tie Bar = D16 (ulir) dan panjang 700 mm dan jarak pasang
600 mm
Spesifikasi teknis material beton ini mengacu pada Spesifikasi yang telah
ditentukan dispesifikasi teknis. Kuat lentur beton minimum pada umur 28 hari
tidak boleh kurang dari fs 45.
Dalam laporan ini rencana yang akan dibahas adalah perencanaan jalan
rigid pavement, aspek perencanaan jalan utama ini berkaitan dengan perencanaan
geometrik jalan dan perencanaan perkerasan jalan dijelaskan sebagai berikut:
b) Alinyemen vertikal
Alinyemen vertikal adalah perpotongan bidang vertikal dengan
bidang permukaan perkerasan jalan melalui sumbu jalan untuk jalan 2
lajur 2 arah atau melalui tepi dalam masing-masing perkerasan untuk jalan
dengan median yang seringkali disebut sebagai penampang memanjang
jalan.
Berdasarkan desain, perkerasan yang digunakan pada jalur lalu lintas pada
proyek jalan tol Serang–Panimbang adalah perkerasan kaku atau rigid pavement.
Lapisan perkerasan yang terdapat pada rigid pavement adalah sebagai berikut:
46
Gambar 3.7 Tipikal Perkerasan pada Jalan Utama dan Bahu Jalan
Sumber: PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk.
Dari Gambar 3.5 Tampak Isometrik Dowel Bar, dapat dilihat pada sisi
move terdapat cat anti karat sepanjang 27 cm di setiap Dowel Bar. Kemudian
Dowel Bar diberi Grease sepanjang 22,5 cm pada bagian move dan dibungkus
plastik yang diikat dengan selotip atau kawat bendrat. Berikut gambar Dowel Bar
yang akan digunakan menjadi sambungan transversal.
Gambar 3.9 Dowel Bar yang Diberi Grease dan Tertutup Plastik
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2022.
Sedangkan, besi tie bar menggunakan besi berukuran D16 (ulir) dan
panjang 700 mm dan jarak pasang 600 mm dengan spesifikasi BJTD 40. Tulangan
dowel dan tie bar digunakan untuk menjaga agar segmen beton tidak bergerak.
Pada gambar diatas menunjukkan posisi dari tie bar berada di samping
perkerasan beton. Pemasangan besi tie bar berada di samping kiri atau kanan yang
dalam pemasangannya menyesuaikan arah sambungan longitudinal.
Sumber daya pada kontruksi rigid pavement biasanya terdiri dari pekerja
dan alat yang digunakan. Adapun sumber daya pada konstruksi rigid pavemant
jalan utama tol Serang-Panimbang seksi 2 adalah sebagai berikut :
1) Personel
2) Man Power
Tabel 3.2 Total Kebutuhan Man Power Sumber Daya Rigid Pavement
No. Man Power Unit Total
1 Pelut Orang 1
2 Pelaksana Orang 2
3 QC Grup 1
4 HSE Grup 1
5 Surveyor Grup 1
6 Pekerja Rigid Grup 1
50
3) Peralatan Utama
4) Peralatan Tambahan
1) Pekerjaan Persiapan
a. Jalan kerja dan clearing
b. Survey dan stacking out
3) Pekerjaan struktur
a. Pekerjaan pile cap
b. Pekerjaan abutment/pier/kolom
c. Pekerjaan pierhead
53
5) Pekerjaan Finishing
a. Pekerjaan Plumbing
b. Pekerjaan pavement
c. Pekerjaan chainlink fence
d. Pekerjaan guardrail
Jalan akses menuju lokasi pekerjaan berupa jalan akses proyek yang sudah
bebas dan jalan lokal Cilambeal. Lebar jalan akses kurang dari 4 m, sehingga
untuk mobilisasi alat berat perlu lewat lahan main road yang sudah bebas. Kondisi
akses juga perlu diperhatikan terkait utilitas yang ada sepanjang jalan akses agar
tidak menggangu kelancaran dalam proses transportasi material.
54
3.4.3 Data kontruksi overpass 30
b. Abutment
Abutment atau pangkal jembatan adalah salah satu bagian
konstruksi jembatan yang terdapat pada ujung–ujung jembatan yang
berfungsi sebagai pendukung bagi bangunan diatasnya dan sebagai
penahan tanah timbunan oprit. Konstruksi abutmentt juga dilengkapi
dengan konstruksi sayap (wing wall) untuk menahan tanah dengan arah
tegak lurus dari as jalan. Dalam pelaksanaannya metode konstruksi
abutment dikerjakan dengan menggunakan metode cast in situ (dikerjakan
ditempat) dengan data perencanaan sebagai berikut:
c. Pilar (Pier)
Pilar adalah suatu bangunan bawah yang terletak di tengah–tengah
bentang antara dua buah abutment yang berfungsi juga untuk memikul
beban–beban bangunan atas dan bangunan lainnya dan meneruskannya ke
pondasi serta disebarkan ke tanah dasar yang keras. Pilar memliki
beberapa bagian yaitu pier head, kolom pier, dan footing atau pile cap
dapat dilihat pada gambar berikut:
2) Struktur Atas
b. PC-I girder
c. Diafragma
d. Slab
Slab atau plat ini merupaksan salah satu unsur penting dalam
pembangunan jembatan baik jembatan antara sungai dan laut, jembatan
underpass maupun overpass.
Berikut merupakan gambar denah slab yang digunakan pada
pembangunan overpass 30 Sta 41+443,839.
e. Parapet
Sumber daya pada kontruksi overpass 30 biasanya terdiri dari pekerja dan
alat yang digunakan. Adapun sumber daya pada konstruksi overpass 30 jalan tol
Serang-Panimbang seksi 2 adalah sebagai berikut:
1) Personel
HSE
2) Man Power
3) Alat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Urutan langkah pekerjaan galian tanah dapat dilihat dalam diagram alir
dibawah ini:
72
4) Hasil tanah galian atau cutting di padatkan agar permukaan tanah dasar
rata dan mendapatkan kepadatan yang di inginkan. Untuk menjauhkan air
dari badan jalan, subgrade, subbase maupun base.
4) Apabila tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan
harus dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan atau
pembasahan bila diperlukan), sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar
pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk timbunan yang
ditempatkan diatasnya.
7) Apabila timbunan akan ditempatkan pada lereng bukit atau di atas timbunan
lama atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama harus dipotong bertangga
dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan peralatan pemadat dapat
beroperasi menyiapkan timbunan yang dihampar horizontal lapis demi lapis.
10) Melakukan pengujian sandcone test pada setiap layer hamparan timbunan
yang sudah di padatkan, untuk mengevaluasi hasil kinerja pemadatan di
lapangan dengan hasil uji coba pemadatan pada laboratorium.
79
11) Jika hasil pengujian tes sandcone di lapangan sudah memenuhi syarat
spesifikasi teknis, maka timbunan akan di lanjutkan layer timbunan
selanjutnya, hasil tes sandcone memenuhi syarat apabila hasil derajat
kepadatan di lapangan telah melebihi spesifikasi minimal derajat
kepadatan.
80
12) Apabila hasil pengujian tes sandcone belum memenuhi syarat maka akan
di lakukan beberapa hal seperti menambah jumlah passing pemadatan atau
mengganti material tanah timbunan yang mempunyai hasil lolos uji
laboratorium dan spesikasi teknis lebih baik dari material tanah
sebelumnya.
14) Setelah mencapai beban yang di inginkan, dump truck melintasi daerah
pengujian timbunan kemudian di lihat secara visual dengan mata apakah
tanah mengalami penurunan, lendutan dan amblas.
15) Apabila mendapatkan hasil yang tidak memenuhi syarat spesifikasi teknis
maka akan di lakukan beberapa hal seperti menambah jumlah passing
pemadatan atau mengganti material tanah timbunan yang mempunyai hasil
lolos uji laboratorium dan spesikasi teknis lebih baik dari material tanah
sebelumnya.
82
16) Pekerjaan timbunan di nyatakan selesai jika semua tes pengujian akhir
yang di lakukan telah memenuhi syarat spesifikasi teknis yang di tentukan.
1) Persiapan Pekerjaan
Agregat Base kelas A adalah campuran agregat halus dan kasar yang dapat
memenuhi gradasi sesuai dengan Spesifikasi.
Catatan :
1) Pengujian sand cone harus mencapai nilai kepadatan 100%
2) Pengujian proofrolling dilihat dari visual yaitu tidak ada lendutan
3) Pada saat pemadatan harum memperhatikan:
85
1) Persiapan Pekerjaan
Para surveyor melakukan marking elevasi top lapis pondasi agregat kelas
A. Kemudian dilakukan pendatangan material ke area pekerjaan dengan
menggunakan dump truck. Selanjutnya dilakukan penghamparan material
kemudian melakukan levelling dan pemadatan material dengan menggunakan
motor grader dan vibratory roller. Pada saat pemadatan, kadar air harus dijaga
dalam kondisi optimum dan pemadatan harus di overlapping, agar padat sampai
lebar rencana.
86
Lean concrete atau disebut LC ini adalah lantai kerja untuk pekerjaan
rigid pavement, sehingga lapisan ini bukan termasuk lapisan struktur. Namun
wajib ada sebelum pekerjaan beton (rigid). Fungsinya hanya sebagai lantai kerja
agar air semen tidak meresap ke dalam lapisan bawahnya.
Urutan dalam pekerjaan lean concrete yang dilakukan pada proyek ini
adalah sebagai berikut:
1) Batching Plant
3) Dump Truk
4) Wheel Excavator
6) Compressor
Cairan Curing Compund digunakan untuk menjaga agar beton tidak terlalu
cepat kehilangan air, atau menjaga kelembaban dan suhu beton, segera setelah
proses finishing beton selesai dan waktu total setting tercapai. Dengan dibantu
dengan alat spayer untuk menyemprotkannya.
9) Concrete Cutter
Concrete cutter adalah alat berat atau mesin yang dirancang secara khusus
untuk memotong material keras. Alat concrete cutter berfungsi untuk pekerjaan
cutting perkerasan yang dilakukan di lokasi penempatan dowel bar sedalam 7,5
cm (1/4 tebal rigid).
10) Tenda
95
Beton ready mix yang digunakan yaitu beton mutu fs 45 semua material
yang digunakan saat pengerjaan dilapangan harus sudah di setujui dan sesuai
dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan
Besi dowel yang digunakan pada pekerjaan rigid pavement ini adalah
diameter 38 mm dan memiliki panjang 30 cm. Sedangkan, besi tie bar memiliki
diameter 16 mm dan panjang 60 cm.
97
3) Plastik cor
98
Material ini digunakan untuk menutupi lean concrete agar tidak menyatu
dengan rigid dan untuk menutupi rigid agar tidak mengurangi kadar air.
4) Air
Air digunakan untuk membersihkan sisa beton pada dump truck dan untuk
curring beton selama 7 hari
Geotextile Non Woven adalah jenis geotekstil yang terbuat dari serat
polyester (PET) atau polyprophylene (PP) yang tidak teranyam untuk menjaga
kadar air pada beton tetap stabil.
6) Bekisting
8) Sealant
Pada pekerjaan pembersihan lokasi kerja agar steril dari segala mobilitas
yang ada baik internal maupun eksternal sekaligus pekerjaan pembersihan
permukaan lean concrete dari kotoran.
Hal ini digunakan untuk mendapatkan volume beton yang akan digunakan
pada saat pekerjaan rigid pavement. Berikut tabel perhitungan volume rigid
pavement Sta 37+965 – Sta 38+450:
104
1) Pengangkutan Beton
Pengangkutan material concrete ready mix mutu FS-45 dari batching plant
ke lokasi pekerjaan menggunakan dump truck. Sebelum beton dikirim dilakukan
quality control (slump test) di baching plant dengan syarat nilai slump rencana 2-5
cm.
108
Gambar 4.45 Pengangkutan Beton Ready Mix dari Batching Plant ke Lokasi
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2022.
Material concrete ready mix FS-45 yang telah lolos quality control
selanjutnya dikirim ke lokasi pengecoran kemudian dituang dilokasi pengecoran.
110
3) Pekerjaan Grooving
Setelah itu, Untuk bagian yang baru dilakukan pengecoran harus di beri
proteksi menggunakan tenda. Jika beton agak mengeras dilakukan grooving
secara manual dengan pola grooving berupa garis-garis tegak lurus dengan arah
longitudinal main road. Jarak antar garis-garis grooving adalah 2 cm dengan
kedalaman sekitar 3 mm.
4) Pekerjaan Curing
1) Pekerjaan Cutting
untuk menghasilkan grid-grid yang rapi pada permukaan perkerasan beton dan
menjamin filler dapat berfungsi maksimal.
Dalam penggunaan alat yang memadai dan tepat dalam suatu proyek akan
menunjang kegiatan konstruksi berjalan sesuai dengan kriteria dan target yang
diharapkan. Manajemen pengadaan dan peralatan berperan penting dalam
mengatur masalah peralatan dan bahan untuk memastikan suatu alat dapat
berfungsi secara optimal.
Alat ringan merupakan jenis alat yang menjadi alat pokok ataupun alat
tambahan untuk memudahkan suatu pekerjaan. Berikut merupakan alat ringan yang
digunakan pada proyek Overpass 30 Sta 41+443,839.
123
1) Total Station
Total Station adalah alat ukur sudut dan jarak yang terintegrasi dalam satu
unit alat. Hasil pengukuran dapat direkam ke dalam memori internal Total Station
dan dapat ditransfer ke komputer. Pada proyek Overpass 30 Sta 41+443,839
digunakan untuk menentukan lokasi pemasangan tiang pancang (spun pile), wing
wall, abutment, bearing pad, mortar pad, dan lainnya.
2) Bar Bender
3) Bar Cutter
4) Generator Set
5) Lampu Penerangan
6) Gerinda
7) Kawat Bendrat
8) Streesing Bed
9) Formwork/Bekisting
Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk
melaksanakan fungsi konstruksi seperti pekerjaan tanah, konstruksi jalan,
129
2) Dump Truck
3) Truck HINO
4) Hyup Crane
Hyup Crane adalah crane yang terdapat langsung pada mobil truck dan
memiliki fleksibilitas ke barang yang akan di angkut meskipun jangkauan jarak
dan bebannya terbatas hyup crane sangat membantu sekali dalam pekerjaan
konstruksi. Crane ini memiliki kaki (pondasi/tiang) yang dapat dipasangkan
ketika beroperasi, ini dimaksudkan agar ketika beroperasi crane menjadi
seimbang.
Pada konstruksi Overpass 30 Sta 41+443,839 digunakan Hyup Crane tipe
TM-ZR860RS Series dengan boom teleskopik sepanjang 15,92 m dan kapasitas
angkat maksimum 8,2 Ton. Penggunaan Hyup Crane digunakan saat pengangkutan
tulangan pada pekerjaan konstruksi Overpass 30.
5) Mobile Crane
6) Bulldozer
Bulldozer adalah salah satu jenis alat berat yang digunakan untuk untuk
mendorong, menggusur, pemerataan material, dan menimbun. Pada konstruksi
Overpass 30 Sta 41+443,839 ini, Bulldozer digunakan untuk mendorong, dan
meratakan permukaan tanah pada jalan akses. Untuk konstruksi Overpass ini
menggunakan bulldozer merk Komatsu tipe D68ESS dengan berat saat beroperasi
mencapai 16650 kg.
7) Excavator
Excavator merupakan jenis alat berat yang secara umum digunakan untuk
melakukan penggalian pada tanah dan memindahkan tanah atau material lainnya.
Excavator terdiri dari beberapa rangkaian yaitu lengan atau arm, tongkat atau
bahu, bucket atau keranjang. Alat ini digerakkan oleh mesin diesel yang ada di
bagian track shoe atau roda rantainya. Alat berat serbaguna ini mempunyai
peranan penting dalam membantu berbagai pekerjaan yang berat dalam bidang
konstruksi.
Padfoot Vibratory Roller atau biasa disebut “vibro” adalah alat berat yang
berfungsi untuk memadatkan tanah hingga mencapai tingkat kepadatan yang
dinginkan, dan dilengkapi dengan getaran. Alat ini sangat umum digunakan dalam
proyek konstruksi yang berkaitan dengan struktur tanah. Pada konstruksi
Overpass 30 Sta 41+443,839 Padfoot Vibratory Roller menggunakan merk
SAKAI SV515D.
Crawler crane adalah salah satu jenis mobile crane yang memungkinkan
fungsi pengangkatan sekaligus transportasi beban. Kelebihan crawler crane
adalah kemampuannya dalam mengangkat beban dengan kapasitas besar, dan
sekaligus bergerak di area konstruksi yang sulit dan ekstrim. Maka dari itu,
crawler crane juga sering digolongkan sebagai heavy duty crane karena
kemampuannya. Hal yang sangat tampak membedakan crawler crane dengan
jenis mobile crane yang lain adalah rodanya yang berjenis roda crawler (roda
kelabang/roda rantai).
Pada konstruksi Overpass 30 Sta 41+443,839 ini menggunakan crawler
crane untuk pemancangan spun pile dengan merk Kobelco tipe 7065 berkapasitas 65
Ton.
Bahan bangunan adalah semua bahan-bahan baik sebagai bahan pokok maupun
penolong yang diperlukan untuk membangun suatu bangunan tertentu.
Beton ready mix merupakan beton cor siap pakai atau dapat dikatakan
pengecoran secara instan, dikatakan sebagai ready mix karena semua bahan-bahan
material penyusun cor sudah di campur/diolah di lokasi perusahaan batching
plant, kemudian diangkut menggunakan truck mixer ke lokasi proyek. Beton
yang digunakan pada struktur overpass 30 adalah beton ready mix yang berasal
dari PT. Mega Gemilang Beton.
a) Uji Slump
Konsistensi beton harus ditentukan dengan mengukur slump sesuai
dengan SNI 1972:2008 (AASHTO T119-13). Uji slump dilakukan untuk
mengetahui nilai kadar air beton yang diketahui berdasarkan nilai
keruntuhan dari beton tersebut. Pengujian nilai slump dilakukan oleh QC
dengan disaksikan oleh konsultan supervisi. Kelecakan (workability) dan
137
tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada
pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung udara atau
gelembung air. Sehingga pada saat pembongkaran diperoleh permukaan
yang rata, halus dan padat.
b) Test Silinder
Test silinder dilakukan untuk mengetahui kesesuaian nilai dari kuat
tekan beton yang digunakan dilapangan dengan kuat tekan beton rencana.
Uji silinder dilakukan apabila beton yang digunakan memenuhi nilai
slump.
2) Baja Tulangan
Tulangan beton tersebut haruslah memenuhi syarat ACI dan ASTM, Baja
tulangan yang tersedia dipasaran ada 2 jenis, yaitu:
138
3) Spun Pile
Spun pile merupakan salah satu konstruksi overpass atau pondasi dengan
posisi berada di bawah sehingga berhubungan langsung dengan tanah. Hal ini
dilakukan agar beban yang ditanggung overpass secara menyeluruh dapat
didistribusikan melewati pondasi sebelum mencapai tanah. Posisinya berada di
bagian bawah dan memiliki fungsi untuk menerima beban serta
mendisitribusikannya menuju lapisan tanah keras. Tentunya, lapisan tanah cukup
kuat menahan berdasarkan perhitungan. Pada Konstruksi Overpass 30 Sta
41+443,839 untuk konstruksi pier adalah Spun pile Diameter 600 mm dan untuk
konstruksi abutment menggunakan Spun pile Diameter 500 mm.
139
1) Mobilisasi alat
memberikan arahan kepada operator agar mobile crane berada pada posisi sama
rata dan seimbang.
Pada tahap berikutnya yaitu menurunkan tiang pancang dari truck trailer
dengan dengan proses penurunannya dibantu oleh crew dari operator dan. Lebih
detailnya dapat dilihat pada Gambar 4.101.
147
1) Tidak ada yang retak, cacat dan pecah. jika ada yang retak, cacat atau
pecah maka harus dipisahkan untuk direpair oleh produsen tiang pancang
sebelum digunakan.
2) Ukuran penampang dan panjang harus sesuai dengan spesifikasi dan
penempatannya pada gambar konstruksi.
3) Umur beton harus sudah memadai untuk dipancang, jika masih belum
cukup umur maka dipisahkan dulu dan ditunggu sebelum dipakai.
1) Persiapan Pemancangan
2) Pekerjaan Pemancangan
c) Material tiang pancang diberi tanda dengan cat arah melintang arah
tiang pada seluruh panjang tiang dengan interval 0.50 meter. Hal
tersebut dilakukan agar dapat mendeteksi kedalaman tiang pancang.
155
d) Tim surveyor melakukan stake out untuk pemberian patok titik lokasi
pemancangan. Patok diberi pita berwarna (merah) agar mudah untuk
diidentifikasi crew pancang. Titik pemancangan sebelumnya sudah
ditandai oleh Tim Surveyor dengan melihat koordinat dan shop
drawing dari teknik.
h) Tiang pancang harus sejajar dengan sumbu hammer dan leader alat
pancang. Apabila tidak sejajar, berpotensi tiang akan pecah atau patah
dengan dipantau berkala oleh operator alat pancang dan helper. Untuk
mengecek kelurusan dan sudut tiang dilakukan dengan menyesuaikan
posisi sandaran dan memeriksa ketegakkan dengan waterpass.
4) Kalendering Pemancangan
tiang
pancang
spidol atau kertas
alat tulis milimeter
dilem/di-
plakban
referensi
dari kayu
c) Pulpen harus dialasi acuan yang stabil dan tidak terpegaruh penurunan
tiang saat dipukul.
d) Arah penarikan pulpen harus sejajar dengan garis milimeter pada
kertas record/milimeter.
Proses pengangkatan
1 tiang pancang bottom 11:20 11:26 6
ke titik pemancangan
Proses pemancangan
2 11:27 11:36 9
tiang pancang bottom
Abutment 1
Proses pengangkatan (A11e)
tiang pancang middle
3 sampai pengelasan 11:40 12:00 20
menyambungkan tiang
pancang
Proses pengangkatan
1 tiang pancang bottom 10:02 10:05 6
ke titik pemancangan
Proses pemancangan
2 10:06 10:12 9
tiang pancang bottom
Pier (P23c)
Proses pengangkatan
tiang pancang middle
3 sampai pengelasan 10:13 10:27 14
menyambungkan tiang
pancang
Total 36
Sumber: Hasil Perhitungan, 2022.
167
Langkah kerja pekerjaan galian dan pelat lantai pada abutment Overpass
30 adalah sebagai berikut:
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran