(WATERPASS)
Dosen Pembimbing :
Tanggal :
Nilai :
Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
“Laporan Ilmu Ukur Tanah (Waterpass)”. Penulisan laporan praktikum ini bertujuan
untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ilmu Ukur Tanah. Laporan praktikum ini
dapat diselesaikan dengan bantuan dan kerja sama dari pihak-pihak lain. Dengan rasa
1. Dr. Ir. Minarni Nur Trilita, M.T. selaku Koordinator Program studi Teknik Sipil
2. Novie Handajani, S.T., M.T. selaku Kepala Laboratorium Hidroteknik dan Ukur
3. Dian Purnamawati Solin, S.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing dalam penyusunan
penyusunan laporan.
Dalam penyusunan laporan praktikum ini, materi yang penulis tuangkan tidak
lepas dari kekurangan sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik dari
semua pihak yang bersifat membangun. Atas perhatian dan kerja samanya penulis
mengucapkan terima kasih. Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat dalam
Penulis
BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
BAB II.......................................................................................................................... 4
BAB IV ...................................................................................................................... 22
BAB V ....................................................................................................................... 46
Tabel 4.10 Beda Tinggi Berantai Terkoreksi Pengukuran Memanjang Pergi ........... 29
Tabel 4.11 Beda Tinggi Berantai Terkoreksi Pengukuran Memanjang Pulang ........ 29
Tabel 4.12 Rata-Rata Beda Tinggi Berantai Terkoreksi Profil Memanjang ............. 30
PENDAHULUAN
pembangunan gedung dan jalan raya atau jalan bebas hambatan (jalan tol).
menentukan arah koordinatnya. Jika permukaan bumi adalah datar, maka kita
dapat mengukur semua struktur yang ada di permukaan bumi tanpa menghitung
teori dan praktek pengukuran di lapangan. Selain itu, mahasiswa juga harus
beda tinggi dengan menggunakan alat ukur waterpass dan bacaan rambu ukur.
b. Untuk mengetahui cara pengolahan data yang telah diperoleh dari praktikum
waterpass.
Manfaat praktikum ukur tanah dengan alat waterpass yaitu sebagai bekal
bagi mahasiswa dalam dunia kerja dengan dasar dapat memahami secara teori
dan praktik mengenai cara penggunaan alat waterpass, cara pengukuran, cara
LANDASAN TEORI
Menurut Tumpu, dkk (2021), waterpass adalah alat yang berfungsi untuk
mengukur beda tinggi suatu titik di permukaan bumi sehingga diperoleh elevasi
atau ketinggian dari titik tersebut. Pada pengukuran, waterpass digunakan untuk
membidik dengan pandangan mendatar. Tinggi suatu titik yang akan diukur
mendatar (garis bidik diarahkan ke seluruh arah dalam garis horizontal) di mana
titik-titik pada bidang tersebut akan memberikan ketinggian yang sama. Untuk
memenuhi prinsip kerja tersebut, maka garis bidik pada teropong wajib sejajar
dengan garis arah nivo, sumbu vertikal wajib tegak lurus garis bidik dalam
mendatar.
waterpass. Selain itu, perlu diketahui juga cara pengolahan data, diantaranya
sekrup ungkit.
Blok E
dan diberi skala pembacaan. Satuan skala dalam rambu ukur dibuat dalam cm.
Setiap blok merah, putih, dan hitam menyatakan 1 cm, sedangkan blok
sejajar dengan angka-angka pada rambu ukur. Ada 3 benang yang terlihat, yaitu
benang atas, benang tengah, dan benang bawah. Hasil pembacaan rambu ukur
2 x BT = BA + BB………………………………………………………….…(1)
BT = Benang Tengah
BB = Benang Bawah
tidak sama antara pembacaan benang tengah pada rambu ukur dengan persamaan
1 adalah 2 mm.
setiap titik. Waterpass ditempatkan di antara titik A dan titik B. Perbedaan tinggi
ΔH = BTb – BTm………………………………………………...…………..(2)
Jika hasil ΔH positif, artinya kondisi permukaan yang ditinjau dari titik A
ke titik B adalah naik. Sebaliknya jika hasil ΔH negatif, maka kondisi permukaan
yang ditinjau dari titik A ke titik B adalah turun. Perhitungan jarak antara
pada area yang akan diukur. Cara kerja pengukuran profil memanjang
pada satu titik untuk membidik rambu ukur pada titik-titik yang telah
TA = Tinggi Alat
BT = Benang Tengah
Jika titik-titik yang akan diukur tidak berada pada garis yang sama,
waterpass pada satu titik untuk membidik rambu ukur ke titik yang
∆H = TA – BT…………………………………………………...……(6)
TA = Tinggi Alat
BT = Benang Tengah
kasar, kesalahan sistematik, dan kesalahan tidak terduga (Basuki, 2012). Tiga
faktor utama dalam suatu pengukuran disebabkan oleh faktor manusia, faktor
oleh ketegakan dan kemiringan rambu ukur itu sendiri (Mansur, 2015).
Kesalahan pada faktor alat umumnya disebabkan oleh alat ukur itu sendiri,
seperti pita ukur yang memuai serta alat yang tidak memenuhi standar.
Kesalahan yang disebabkan oleh alam seperti adanya getaran udara ataupun
pengaruh kecepatan angin dan titik berdirinya alat ukur tidak stabil.
ketelitian yang diizinkan. Ketelitian yang diizinkan dapat dihitung dengan cara
berikut:
S = C√𝐋 mm…………………………………………………………...……(7)
Keterangan: S = Kesalahan
L = Jarak Pengukuran (km)
C = Konstanta yang tergantung dari tingkat (orde) pengukurannya
Mulai
Penentuan Lokasi
Penyetelan Alat
Penyetelan alat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Ketinggian tripod statif disesuaikan dengan tinggi badan
pembaca rambu.
2. Waterpass dan tripod statif harus berada tepat di tengah titik
yang ditinjau.
3. Gelembung nivo harus berada di tengah lingkaran sehingga
pesawat dalam keadaan datar.
Ya
Tidak
Benang Tengah Tidak
Melebihi Toleransi
Ya
Selesai
sebagai berikut:
3. Unting-unting
Unting-unting berfungsi untuk
sudah ditentukan.
4. Pita ukur
Pita ukur digunakan untuk
saat di lapangan.
6. Payung
Payung digunakan untuk
7. Kapur Tulis
Kapur tulis digunakan untuk
8. Buku Praktikum
Buku praktikum digunakan
praktikum.
praktikum.
Gambar 3.9 Alat Tulis
3
8
7
4
9
tipe AT-GT dan Automatic Focus Level AFL-240. Pada waterpass terdapat
1. Teropong
lensa yaitu lensa okuler, lensa objektif, dan lensa sentral, serta terdapat
benang diafragma.
2. Visir Bidikan
rambu ukur.
3. Nivo
yang terdiri dari sebuah silinder cembung yang berisi eter. Pesawat akan
berada dalam keadaan datar ketika gelembung berada pada tengah lingkaran.
4. 3 Sekrup Leveling
objek bidikan.
secara halus dengan arah bidikan horizontal agar kedudukan benang tepat
9. Plat Dasar
digunakan, yaitu:
1. Garis Vertikal
Garis vertikal adalah garis yang tegak lurus dengan permukaan bumi.
3. Titik datum
4. Elevasi
Elevasi merupakan jarak vertikal (ketinggian) yang diukur pada suatu titik
terhadap datum dan digunakan sebagai acuan untuk mengukur beda tinggi di
area sekitarnya.
6. Garis bidik
Garis bidik adalah garis yang terdapat di teropong waterpass, berupa garis
7. Benang atas
Benang atas adalah garis hitam horizontal yang berada di atas persilangan
dan dapat dilihat pada lensa okuler waterpass. Dituliskan dengan notasi BA
8. Benang tengah
9. Benang bawah
persilangan dan dapat dilihat pada lensa okuler waterpass. Dituliskan dengan
2. Persiapan alat yang digunakan dalam pengukuran. Alat yang diperlukan yaitu
waterpass, rambu ukur, pita ukur atau meteran, tripod statif, unting-unting,
ditentukan. Titik awal ditentukan sendiri oleh mahasiswa seperti pada gambar
di bawah ini:
Pengukuran Memanjang Pergi
25 25 25 25 25 25 25 25
Hal ini bertujuan supaya waterpass dan tripod statif berada tepat di tengah
pembaca rambu.
berada di tengah.
muka dan pengukuran belakang di titik yang ditinjau seperti pada gambar di
bawah ini:
Titik
Pengukuran Pesawat Pengukuran
Belakang Muka
9. Tahapan dilakukan secara teratur hingga titik terakhir yang telah ditentukan.
ANALISIS PERHITUNGAN
A B C D E
TB1 TP1 TB2 TP2 TB3 TP3 TB4 TP4 TB5
25 25 25 25 25 25 25 25
A B C D E
TB5 TP4 TB4 TP3 TB3 TP2 TB2 TP1 TB1
25 25 25 25 25 25 25 25
BT = Benang Tengah
BB = Benang Bawah
TP1 (Belakang)
Koreksi : 2BT = BA + BB
2,62 = 2,62
TP4 (Belakang)
Koreksi : 2BT = BA + BB
2,480 = 2,480
BB = Benang Bawah
Db = Jarak Belakang
Dm = Jarak Muka
TP1
TP4
BT = Benang Tengah
TP1
∆H Belakang = TA - BTb
∆H Muka = TA - BTm
TP4
∆H Belakang = TA – BTb
∆H Muka = TA - BTm
̅̅̅̅
∆Htunggal = Rata-Rata Beda Tinggi Tunggal
= 0,103/8
= 0,013 m
TP1 = ∆Hberantai + K
TP1 = ∆Hberantai + K
̅̅̅̅
∆Hberantai terkoreksi = Rata-Rata Beda Tinggi Berantai Terkoreksi
9. Elevasi
̅̅̅̅
∆Htunggal = Rata-Rata Beda Tinggi Tunggal
TB1 = 5 meter
Koreksi 0,103
Besar Koreksi 0,103
Koreksi tiap titik 0,013
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp.(031) 876369 Surabaya
Tabel 4.15 Perhitungan Profil Memanjang Pulang
Beda Tinggi Tunggal Beda Tinggi Berantai
Jarak ∆𝐇
Tinggi Bacaan Benang (m) Jarak Optis ∆𝐇 Rata- ∆𝐇 ∆𝐇 Elevasi
Bacaan Langsung ∆𝐇 ∆𝐇 Terkoreksi Bacaan
Pesawat R ata Koreksi Terkoreksi
Rambu Rata-Rata Sudut
(m)
Titik Titik
BA BT BB (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)
Bantu Utama
Koreksi 0,103
Besar Koreksi 0,103
Koreksi tiap titik 0,013
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp.(031) 876369 Surabaya
4.2 Perhitungan Profil Melintang
Titik 1 : 2BT = BA + BB
2,594 = 2,596
b. Jarak Datar
c. Beda Tinggi
Titik 1 : TA – BT
d. Elevasi
Titik 1 : 2BT = BA + BB
b. Jarak Datar
c. Beda Tinggi
Titik 1 : TA - BT
d. Elevasi
Titik 1 : 2BT = BA + BB
1,684 = 1,686
b. Jarak Datar
Titik 1 : TA - BT
d. Elevasi
Titik 1 : 2BT = BA + BB
2,180 = 2,180
b. Jarak Datar
Titik 1 : TA – BT
d. Elevasi
5.1 Kesimpulan
Dari pengukuran dengan menggunakan alat ukur waterpass, maka hasil yang
5,001 meter, elevasi di titik TP2 sebesar 4,931 meter, elevasi di titik TP3
sebesar 4,947 meter, dan elevasi di titik TP4 sebesar 4,960 meter.
lapangan pada titik TP1 muka (TP1 ke TB2). Jarak langsung dari TP1 ke TB2
lapangan pada titik TP3 belakang (TP3 ke TB2). Jarak langsung dari TP3 ke
optis disebabkan oleh kesalahan pada saat pengukuran. Rambu ukur tidak
ditempatkan tepat di titik yang telah ditentukan yakni 25 meter dari titik
pesawat.
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp.(031) 876369 Surabaya
5. Terdapat perbedaan hasil beda tinggi tunggal antara pengukuran profil
pulang di titik TP3 muka sebesar 2 mm. Hal ini dikarenakan pengukuran pergi
pada siang hari sehingga terdapat perbedaan suhu dan getaran udara yang
5.2 Saran
1. Pada saat pelaksanaan pengukuran, harus dipastikan bahwa rambu ukur telah
pengukuran pulang dilaksanakan pada sore hari. Hal ini dilakukan untuk
Basuki, S. (2012). Ilmu Ukur Tanah (Edisi Revisi). Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Tumpu, M., Rangan, P. R., Agustin, T., Rustan, F. R., Isdyanto, A., Hamdi, F., . . .
Sugiyanto, G. (2021). Dasar-Dasar Ilmu Ukur Tanah. Yayasan Kita Menulis.
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
"VETERAN"
JAWA TIMUR
JL. Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar,
SURABAYA
LAPORAN PRAKTIKUM
UKUR TANAH
LOKASI
DIPERIKSA OLEH
DOSEN PEMBIMBING
LAPORAN PRAKTIKUM UKUR TANAH
DIGAMBAR OLEH
KELOMPOK 1
LAPORAN PRAKTIKUM
UKUR TANAH
LOKASI
DIPERIKSA OLEH
DOSEN PEMBIMBING
LAPORAN PRAKTIKUM UKUR TANAH
DIGAMBAR OLEH
KELOMPOK 1
LAPORAN PRAKTIKUM
UKUR TANAH
LOKASI
DIPERIKSA OLEH
DOSEN PEMBIMBING
LAPORAN PRAKTIKUM UKUR TANAH
DIGAMBAR OLEH
KELOMPOK 1
LAPORAN PRAKTIKUM
UKUR TANAH
LOKASI
DIPERIKSA OLEH
DOSEN PEMBIMBING
LAPORAN PRAKTIKUM UKUR TANAH
DIGAMBAR OLEH
KELOMPOK 1
LAPORAN PRAKTIKUM
UKUR TANAH
LOKASI
DIPERIKSA OLEH
DOSEN PEMBIMBING
LAPORAN PRAKTIKUM UKUR TANAH
DIGAMBAR OLEH
KELOMPOK 1