Anda di halaman 1dari 76

Laporan Praktikum “Ilmu Ukur Tanah”

(Theodolite )

Disusun oleh :
Rifky Bagus Saputra 18035010076
Muhammad Hafiz 18035010030
I Dewa Made Satria 18035010073
Desi Sagita 18035010002
Yuniar Afifa Rosadhy 18035010024

Pembimbing :
Yayan Ahmad Irawan, S.T

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2019

HALAMAN PENGESAHAN

i
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Laporan ini diajukan untuk memenuhi persyaratan

Dalam mata kuliah Ilmu Ukur Tanah

Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Sipil

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Tanggal:

Nilai:

Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing

Yayan Ahmad Irawan, S.T

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”Jawa Timur

Tahun Akademik 2019-2020

KATA PENGANTAR

ii
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul “Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah” dengan tepat waktu.
Dengan tersusunnya laporan ini maka kami seaku penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah meridhoi kami dalam mengerjakan praktikum ini
sehingga laporan ini dapat terselesaikan tepat waktu.
2. Ibu Dr. Ir. Minarni Nurtrilita, MT selaku kepala program studi teknik sipil.
3. Bapak Yayan Ahmad Irawan, ST selaku dosen pembimbing.
4. Teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan
kelemahan dalam berbagai hal. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dalam menyempurnakan penulisan laporan ini. Semoga dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.

Surabaya, 27 Desember 2019

Kelompok 12

iii
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

DAFTAR ISI

LEMBAR ASISTENS

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................ii

KATA PENGANTAR.................................................................................................iii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1. Latar Belakang...............................................................................................1

1.2. Tujuan Praktikum...........................................................................................3

1.3. Manfaat Praktikum.........................................................................................3

1.4. Metode Penulisan...........................................................................................3

1.5. Waktu Dan Lokasi Praktikum........................................................................4

BAB 2 DASAR TEORI...............................................................................................5

2.1. Definisi Theodolite........................................................................................5

2.2. Pengukuran Tacheometri...............................................................................6

iv
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2.3. Pengukuran Poligon.......................................................................................7

2.3.1. Macam-Macam Pengukuran Poligon.....................................................7

BAB 3 PELAKSANAAN DI LAPANGAN.............................................................15

3.1. ALAT YANG DIGUNAKAN.....................................................................15

3.2. Prosedur Penggunaan Alat...........................................................................19

3.3. Cara Sentering Alat Theodolit.....................................................................19

3.4. Penggambaran..............................................................................................20

BAB IV PERHITUNGAN.........................................................................................23

4.1. Perhitungan Theodolit.....................................................................................23

4.2. Perhitungan Polygon........................................................................................23

BAB 5 PENUTUP......................................................................................................67

5.1. Kesimpulan......................................................................................................67

5.2. Saran................................................................................................................68

LAMPIRAN GAMBAR...........................................................................................69

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................70

v
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu ukur tanah adalah ilmu bagian yang mempelajari cara-cara pekerjaan

pengukuran diatas permukaan bumi dan bawah tanah untuk keperluan seperti

pemetaan dan penentuan posisi relatif sempit sehingga unsur kelengkungan bumi

dapat di abaikan. Ilmu ukur tanah untuk menyatakan kedudukan suatu titik atau

penggambaran situasi/keadaan secara fisik yang terdapat diatas permukaan bumi,

yang pada dasarnya bumi selalu bergerak sesuai dengan porosnya. Oleh karena itu

ilmu ukur tanah diperlukan sebagai kontrol dari pergerakan tersebut dan mengetahui

seberapa besar pergeseran yang terjadi dimuka bumi. Kemudian  ilmu ukur tanah

juga umum digunakan sebagai dasar dari perencanaan pembangunan.

Perkejaan dapat dibagi berdasarkan atas luas serta bentuk dari daerah yang

diukur yaitu :

1. Geodesi (Geodetic Survey) adalah  ilmu, seni, teknologi  untuk menyajikan

informasi bentuk kelengkungan bumi atau pada kelengkungan bola.

2. Ukur Tanah Datar (Surveying) adalah sebuah metode pengukuran titik-titik

dengan memanfaatkan jarak dan sudut di antara setiap titik tersebut pada suatu

wilayah dengan cermat.

Berdasarkan atas keperluan/tujuan dari pekerjaan pengukuran, maka dapat

digolongkan menjadi:

1
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1. Pengukuran Topografi (Topografic-Survey) adalah untuk memperoleh gambaran

dari permukaan tanah yang diukur, yaitu keadaan medan (tinggi rendahnya) serta

semua benda-benda/bangunan-bangunan yang ada di atasnya.

2. Pengukuran kadaster (cadastral survey) adalah pengukuran yang ada hubungannya

dengan pengukur tanah,hak tanah, dan batas tanah.

3. Pengukuran teknik sipil (construction survey) adalah pengukuran yang ada

hubungannya dengan pelaksana pembuatan bangunan gedung, jalan raya,

bendungan dan bangunan-bangunan lainnya.

4. Fotogrametri adalah pengukuran dengan menggunakan foto udara.

5. Pengukuran hidrografi (hydrografic survey) adalah pengukuran untuk

mendapatkan gambaran dari dasar laut, dasar danau, sungai dan bentuk-bentuk

perairan lainya. (Buku Petunjuk Praktikum Ilmu Ukur Tanah, 2017)

Seperti yang kita ketahui bahwa bentuk bumi ini tidak rata, melainkan

bergelombang karena bumi terdiri dari pegunungan, perbukitan dan lembah. Maka

kita dapat menggunakan Ilmu Ukur Tanah untuk menggambarkan bagian permukaan

bumi dengan lebih mudah. Apabila telah menjadi sebuah gambar (peta) akan lebih

bermanfaat untuk seluruh disiplin ilmu, mulai dari pengairan, perencanaa

pembangunan sampai pertanian. Dilihat dari manfaat tersebut sudah jelasl bahwa

Ilmu Ukur Tanah memiliki peran penting dalam pelaksanaan pembangunan. Oleh

karena itu sebagai mahasiswa teknik sipil diharuskan untuk paham mengenai Ilmu

Ukur Tanah ini.

2
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1.2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari dilaksanakan praktikum Ilmu Ukur Tanah:

1. Dapat mengenal, mengetahui, dan dapat mengoperasikan alat Ilmu Ukur Tanah

yaitu Theodeolit.

2. Dapat mengetahui cara perhitungan dengan menggunakan metode perhitungan

polygon dan tacheometry dalam Ilmu Ukur Tanah.

3. Dapat menggambar kontur serta situasi menggunakan software CAD gambar pada

AutoCAD Civil 3D 2018.

1.3. Manfaat Praktikum

Manfaatnya adalah agar mahasiswa bisa memahami ilmu pengukuran,

prosedur pelaksanaan, dan langkah-langkah yang dilakukan dalam Survey. Sehingga

ketika mahasiswa terjun ke dunia kerja dapat diaplikasikan dalam lapangan kerja.

1.4. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah:

1. Studi Literatur: Penulisan laporan ini berpedoman pada teori-teori yang diberikan

pada saat perkuliahan dan buku-buku yang berkaitan dengan Ilmu Ukur Tanah.

2. Studi Laboraturium: Setelah melaksanakan pengukuran di lapangan dan

mendapatkan data-data yang lengkap dan benar, maka dilanjutkan dengan studi

laboraturium yang pekerjaannya meliputi perhitungan hasil pengukuran dan dari

penyajian data dalam bentuk gambar.

3
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1.5. Waktu Dan Lokasi Praktikum

Lokasi : Danau UPN “Veteran” Jawa Timur

Gambar 1.1 Lokasi Pengukuran

4
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB 2
DASAR TEORI

2.1. Definisi Theodolite

Theodolite ialah alat yang digunakan untuk mengukur sudut mendatar dan

sudut vertikal. Selain itu theodolite juga dapat dipakai untuk mengukur jarak dan

beda tinggi dengan bantuan rambu ukur.

Syarat-syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga siap

dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sebagai berikut:

a. sumbu I harus tegak lurus dengan sumbu II atau vertikal (dengan menyetel nivo

tabung dan nivo kotak).

b. sumbu II harus tegak lurus sumbu I.

c. garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II (sumbu II harus mendatar).

d. tidak adanya salah indeks pada lingkaran ke satu (kesalahan indek vertikal sama

dengan nol).

e. apabila ada nivo teropong, garis bidik harus sejajar dengan nivo teropong.

f. garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan garis indeks skala tegak.

g. garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu II (garis bidik

tegak lurus sumbu kedua atau mendatar).

Syarat pertama harus dipenuhi setiap kali berdiri alat (bersifat dinamis),

sedangkan untuk syarat kedua sampai dengan syarat kelima bersifat statis dan pada

5
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

alat-alat baru dapat dihilangkan dengan merata-rata hasil dari bacaan biasa dan luar

biasa.

2.2. Pengukuran Tacheometri

Metode tacheometri adalah pengukuran menggunakan alat-alat optis,

elektronis, dan digital. Pengukuran detail cara tacheometri dimulai dengan penyiapan

alat ukur di atas titik ikat dan penempatan rambu di titik bidik. Setelah alat siap

untuk pengukuran, dimulai dengan perekaman data di tempat alat berdiri,

pembidikan ke rambu ukur, pengamatan azimuth dan pencatatan data di rambu BT,

BA, BB serta sudut miring. Kebanyakan pengukuran tacheometri adalah dengan

garis bidik miring karena adanya keragaman topografi, tetapi perpotongan benang

stadia dibaca pada rambu tegak lurus dan jarak miring direduksi menjadi jarak

horisontal dan jarak vertikal. Pada gambar, sebuah transit dipasang pada suatu titik

dan rambu dipegang pada titik tertentu. Dengan benang silang tengah dibidikkan

pada rambu ukur sehingga tinggi sama dengan tinggi theodolite ke tanah. Sudut

vertikalnya (sudut kemiringan) dapat terbaca.

Pengukuran titik-titik detail dengan metode tacheometri ini ialah cara yang

paling banyak digunakan dalam praktik, terutama untuk pemetaan daerah yang luas

dan untuk detail-detail yang bentuknya tidak beraturan. Untuk dapat memetakan

dengan cara ini diperlukan alat yang dapat mengukur arah dan sekaligus mengukur

jarak, yaitu theodolite kompas atau btm (boussole tranche montage). Pada alat-alat

tersebut arah-arah garis di lapangan diukur dengan jarum kompas sedangkan untuk

jarak digunakan benang silang diafragma pengukur jarak yang terdapat pada

6
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

teropongnya. Tergantung dengan jaraknya, dengan cara ini titik-titik detail dapat

diukur dari titik kerangka dasar atau dari titik-titik penolong yang diikatkan pada titik

kerangka dasar.

2.3. Pengukuran Poligon

Polygon merupakan salah satu metoda untuk menentukan posisi horisontal

dari titik-titik di lapangan yang berupa segi banyak dengan melakukan pengukuran

sudut dan jarak. Maksud dari pengukuran polygon adalah untuk mendapatkan

koordinat horisontal (x, y) dari titik-titik di lapangan, atau dengan perkataan lain

untuk merapatkan jaring kendali geodesi maksudnya adalah serangakaian titik yang

saling terikat sehingga membentuk jaring dihasilkan dari pengukuran geodesi teliti

dan berfungsi sebagai titik ikat atau acuan dalam pekerjaan pemetaan dan rekayasa

lainnya. Sedang tujuannya adalah sebagai kerangka dasar untuk keperluan pemetaan

atau untuk keperluan teknis lainnya. Dari pengukuran akan didapat data-data

polygon, yang dimaksud data-data polygon adalah unsur-unsur yang diperlukan

untuk menghitung suatu polygon (koordinat). Unsur-unsur tersebut adalah sudut,

jarak, azimut (sudut jurusan). Unsur sudut dan jarak merupakan data-data yang

langsung diperoleh di lapangan, sedang azimut merupakan data yang diukur atau

data yang diperoleh dari hasil hitungan.

2.3.1. Macam-Macam Pengukuran Poligon

1. Pengukuran jarak mendatar

Pengukuran jarak mendatar pada poligon dapat ditentukan dengan cara:

mekanis (dengan menggunakan pita ukur) dan optis (seperti pada pengukuran sipat

7
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

datar). Pada bagian ini dijelaskan metode pengukuran jarak dengan menggunakan

pita ukur. Pengukuran jarak dengan menggunakan pita ukur harus memperhatikan

permukaan tanah yang akan diukur. Pengukuran jarak pada tanah mendatar, seperti

pada gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Pengukuran Jarak

Caranya :

1) skala nol pita ukur diletakkan tepat berimpit di atas titik pusat A;

2) pita ukur ditarik dengan kuat agar keadaannya benar-benar lurus, tidak

melengkung;

3) himpitkan skala pita ukur lainnya di atas titik pusat B, maka bacaan skala inilah

yang merupakan jarak antara titik A dan titik B.

2. Pengukuran jarak pada tanah miring

Pengukuran pada tanah yang miring dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1) jika permukaan tanahnya relatif miring, maka pengukuran jarak dibagi dalam

beberapa selang;

2) skala nol diimpitkan di atas titik A (biasa dengan menggunakan bantuan unting-

unting), tarik agar pita dalam keadaan datar sampai berimpit dengan titik 1, maka

diperoleh d1;

8
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

3) dengan cara yang sama, jarak diukur dari titik 1 sampai titik B, hingga didapat d2;

4) maka : dAB = d1 + d2.

Beberapa cara diatas dapat dilakukan di lapangan apabila tanah yang diukur

memiliki elevasi yang berbeda seperti pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Pengukuran Jarak pada Tanah Miring

3. Pengukuran sudut mendatar

Sudut adalah selisih antara dua arah yang berlainan. Yang dimaksud dengan

arah atau jurusan adalah besarnya bacaan lingkaran horisontal alat ukur sudut pada

waktu teropong diarahkan ke jurusan tertentu. Seperti pada gambar 2.3

Gambar 2.3 pengukuran sudut mendatar

9
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pengukuran sudut mendatar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Cara

Reiterasi dan Repetisi.

a. Cara Reiterasi

Pada cara ini sesungguhnya pengukuran dilakukan dengan menyelesaikan

pembacaan ke semua target yang tersedia pada suatu kedudukan alat. Sesudah

sampai pada pembacaan arah dari target yang terakhir, maka kedudukan teropong

diubah menjadi kedudukan sebaliknya yang disebut kedudukan luar biasa dan

pengukuran ke arah target lainnya dilakukan mundur sampai target yang pertama

kembali.

Prosedur pengukurannya adalah sebagai berikut :

a) memasang dan mendatarkan theodolit pada titik O

b) membidik sasaran A dengan tepat dan mengencangkan sekrup klem horizontal,

lalu menyetel lingkaran graduasi pada angka 0o00’00”

c) menempatkan sasaran pada pusat benang silang teropong dengan memutar sekrup

halus horizontal

d) membaca lingkaran graduasi horizontal dan dalam pengamatan ini teropong

berada dalam keadaan biasa (AB)

e) kendurkan sekrup klem dan bidik sasaran B dengan tepat, kencangkan kembali

sekrup

f) baca lingkaran graduasinya (BB)

10
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

g) teropong dibalik dan alat diputar sebesar 180 o, lalu bidikan ke sasaran B.

Lingkaran graduasinya dibaca dan dicatat. Pengamatan ini dilakukan dengan

teropong dalam kedudukan luar biasa (BLB).

h) teropong diputar ke arah A, bidik dan baca lingkaran gradusinya (ALB)

Pengukuran AB, BB, BLB, ALB ini disebut satu seri pengukuran. Dari hasil

pengamatan di atas, sudut yang diambil untuk perhitungan adalah hasil rata-rata dari

sudut hasil observasi dalam keadaan luar biasa seperti rumus di bawah ini:

11
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sudut S( O)b + Sudut S (O)LB


=S (O) …...(2.1)Dengan sendirinya apabila target yng
2

tersedia lebih dari satu buah (sudut banyak), maka pembacaan tetap dilakukan dalam

keadaan biasa sampai semua target (sasaran) terbidik dan kembali lagi dalam

keadaan luar biasa sampai ke target yang pertama. Ditunjukkan oleh gambar 2.4.

a
a
b
c b
d
d
Sudut Banyak Sudut Tunggal

Gambar 2.4 Pengukuran Cara Reiterasi

b. Cara Repetisi

Pengukuran sudut dengan cara repetisi hanya dapat dilakukan dengan

theodolit tipe sumbu ganda. Untuk mengukur sudut dalam berbagai arah, cara ini

akan memekan waktu yang lama, jadi hanya efektif apabila yang diukur hanya satu

sudut saja (sudut tunggal). Umumnya pengukuran dilakukan sebanyak n kali.

Prosedur pengukuranya adalah sebagai berikut :

a) memasang dan mendatarkan theodolit pada titk 0;

b) menempatkan lingkaran graduasi mendekati 0o00’00”;

12
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

c) mengencangkan klem atas dan membuka klem bawah lalu teropong diarahkan ke

titik A (bacaan tetap seperti butir 2 yaitu : 0o00’00”);

d) mengencangkan plat bawah dan membuka klem atas dan diarahkan ke titik B

dengan memutar plat atas untuk membaca sudut A1 (n = 1);

e) mengencangkan klem atas dan mengendorkan klem bawah untuk membidik titik

A lagi (jadi bacaan sudut A1 tadi dijadikan bacaan pada titik bidikan A);

f) dengan plat bawah dikencangkan, bidikan teropong ke titik B dilakukan dengan

memutar plat atas yang klemnya telah dibuka maka didapat A2 (n = 2);

g) mengulangi pekerjaan e dan f sebanyak yang diperlukan (n kali) untuk

mendapatkan bacaan rata-rata.

Penentuan sudut jurusan awal dan koordinat awal. Sudut jurusan awal dapat

ditentukan sebagai berikut:

a) bila di sekitar titik-titik kerangka dasar terdapat 2 titik triangulasi, sudut jurusan

dihitung dari titik-titik triangulasi. Bila menggunakan sudut jurusan awal ini,

maka jaring titik-titik kerangka dasar harus disambungkan ke titik-titik triangulasi

tersebut.

b) bila tidak terdapat titik-titik triangulasi, sudut jurusan awal dapat ditentukan dari

pengamatan astronomi (pengamatan matahari atau bintang) dari pengukuran

menggunakan giro-theodolite yang berorientasi terhadap utara geografi atau dari

pengukuran menggunakan theodolit kompas atau ditentukan sembarang.

Koordinat awal dapat ditentukan dalam sistem umum sebagai berikut:

13
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

a) bila dikehendaki koordinat dalam sistem umum (sistem yang berlaku di wilayah

negara) digunakan titik triangulasi (cukup satu titik saja). Dengan demikian

kerangka dasar harus diikatkan ke titik triangulasi tersebut;

b) bila diketahui koordinat dalam sistem umum tetapi tidak terdapat titik triangulasi,

maka di salah satu titik kerangka dasar dilakukan pengukuran astronomis untuk

menentukan lintang bujurnya. Dari lintang dan bujur geografi ini dapat ditentukan

koordinat (x, y) dalam sistem;

c) bila tidak terdapat titik triangulasi dan tidak dikehendaki koordinat dalam sistem

umum, maka salah satu titik kerangka dasar dapat dipilih sebagai titik awal

dengan koordinat sembarang (diusahakan pemilihan koordinat ini

mempertimbangkan koordinat titik-titik yang lain agar bernilai positif). Sistem

demikian sitem koordinat setempat (lokal).

14
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB 3
PELAKSANAAN DI LAPANGAN

3.1. ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Theodolite

Theodolit adalah alat pengukur sudut mendatar dan sudut vertikal. Selain itu,

theodolit juga dapat dipakai untuk mengukur jarak dan beda tinggi dengan bantuan

rambu ukur. (Ir. D. W. Hendro Kustarto, MT., Ilmu Ukur Tanah untuk Pekerjaan

Konstruksi).

Gambar 2.1 Alat

15
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Pilox

Untuk menandai titik-titik daerah yang akan diukur atau dibidik.

Gambar 3.2 Pilox

3. Statif (Kaki 3)

Alat ini sebagai tempat bertumpunya pesawat.

Gambar 3.4 Statif ( Kaki Tiga )

16
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

4. Pita Ukur Fiber

Digunakan untuk mengukur jarak langsung dilapangan.

Gambar 3.5 Pita Ukur Fiber

5. Rambu Ukur

Rambu ukur diperlukan untuk mempermudah atau membantu mengukur beda

tinggi antara garis bidik dengan permukaan tanah.

17
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Gambar 3.6 Rambu Ukur

6. Payung

Digunakan untuk melindungi pesawat terhadap sinar matahari dan hujan

secara langsung.

Gambar 3.7 Payung

7. Buku Praktikum

Buku ini digunakan nuk mencatat data hasil pembacaan rambu ukur pada saat

melakukan pengukuran dilapangan.

Gambar 3.8 Buku Praktikum

18
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

3.2. Prosedur Penggunaan Alat

1. Pasang tripod pada posisi yang tepat dan kunci kaki-kakinya.

2. Pasang theodolite pada tripod dan datarkan pada titik 0 dengan cara mengatur

nivonya. Ketiga nivo harus tepat pada posisi tengah.

3. Bidik sasaran A dengan tepat dan kencangkan sekrup klem horizontal lalu setel

lingkaran graduasi pada angka 0°0’0”.

4. Pasang kompas pada theodolite dan arahkan pada arah utara. Pada awal

pengukuran, alat harus di atur terlebih dahulu menghadap utara.

5. Nyalakan alat dan Ukur tinggi alat.

6. Tepatkan theodolite pada sasaran bidik dan baca lingkaran graduasinya untuk

mendapatkan sudut biasa.

7. Theodolite dibalik dan di putar searah jarum jam sebesar 180° lalu bidik sasaran

dan baca lingkaran graduasinya untuk mendapatkan sudut luar biasa.

3.3. Cara Sentering Alat Theodolit

Untuk dapat memakai alat ukur ini maka perlu dilakukan beberapa

pengaturan pada alat tersebut di atas patok yang merupakan titik sudut yang akan

diukur tersebut. Apabila keadaan sudah cukup baik, maka alat harus dapat berdiri

tegak diatas patok dengan tepat. Artinya pusat alat yang menyatakan wakil titik yang

bersangkutan.

Berikut tata cara sentering dari alat theodolite :

19
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1. pasang statif sehingga dasar bagian atas sebelah atas kira-kira di atas patok

poligon dan mendatar.

2. pasang alat ukur, keraskan dengan skrup pengencang, statif ditancapkan sehingga

tidak bergerak pengukuran.

3. pasanglah unting-unting pada sekrup pengencang.

4. bila ujung unting-unting masing menyimpang paku patok poligon, maka dengan

menaik turunkan kaki statif dengan bantuan sekrup statif dengan bantuan sekrup

statif kita tepatkan unting-unting di atas paku.

5. bawa ke posisi tengah gelembung nivo kotak.

6. aturlah nivo tabung dengan mengunakan tiga sekrup penyetel pada alat.

7. dengan demikian alat theodolite siap untuk melakukan pembacaan sudut

horisontal dan vertikal.

3.4. Penggambaran

Penggambaran garis kontur ini merupakan bagian yang menyatakan keadaan

relief dari suatu bentuk permukaan tanah atau bumi.

Penentuan interval kontur tergantung dari:

1. kondisi relief dari permukaan bumi.

2. sebanding seperseribu dengan skala petasebagai contoh adalah peta skala 1:50000

interval konturnya : 1/2000 x 50000 = 25 dengan catatan harga pada rumus diatas

dapat berubah-ubah sesuai dengan permintaan dan kebutuhan.

3. keperluan teknis pemetaan atau tujuan pemetaan.

4. waktu dan biaya.

20
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk menggambarkan kontur tersebut diharuskan mengetahui dan mengenal

sifat-sifat dari garis kontur yaitu :

1. garis selalu merupakan suatu loop (akan kembali ke ketinggian semula) kecuali

pada batas peta.

2. dua garis kontur dengan ketinggian yang berbeda tidak mungkin saling

berpotongan. Garis kontur yang tidak terlihat dari atas digambarkan dengan garis

putus-putus. Hal ini menunjukan bahwa kontur dengan ketinggian yang berbeda

tidak saling berpotongan.

3. satu garis kontur tidak akan pecah menjadi dua cabang.

4. garis-garis kontur yang melalui bukit atau tanjung akan cembung ke arah turunnya

tanah.

5. garis kontur yang memotong sungai akan cembung ke arah hulu sungai dan akan

semakin cembung jika kedalaman sungai semakin dalam.

6. garis kontur yang memotong jalan akan berbentuk cembung sedikit kearah

turunnya jalan.

Seperti yang telah disebutkan beberapa sifat-sifat kontur, salah satunya

adalah bahwa garis kontur dengan ketinggian berbeda tidak akan saling berpotongan

ditunjukkan pada gambar 3.7 berikut.

21
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Gambar 3.7 Kontur

22
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB IV
PERHITUNGAN

4.1. Perhitungan Theodolit

Pada tahap perhitungan ini pengukuran menggunakan Theodolit koordinat X,

Y, Z (elevasi) dan bentuk polygon beserta titik-titik terpecar bisa didapatkan. Setelah

data-data sudah didapatkan, maka dari data tersebut bisa diaplikasikan menjadi

gambar bentuk polygon, kontur tanah dan gambar potongan untuk mengambil detail

dari titik-titik yang telah penulis ukur.

4.2. Perhitungan Polygon

1. Contoh menghitung sudut dalam.

Diketahui :

P1 : αmuka = 224°19’55’

αbelakang = 95°57’45’’

P2 : αmuka = 280°29’40’’

αbelakang = 133°30’20’’

P3 : αmuka = 123°06’20’’

αbelakang = 183°48’35’’

P4 : αmuka = 03°32’5’’

αbelakang = 270°23’20’’

P5 : αmuka = 270°23’20’’

23
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

αbelakang = 270°25’15’’

P6 : αmuka = 95°17’0’’

αbelakang = 337°59’20’’

P7 : αmuka = 331°15’20’’

αbelakang = 216°1’55’’

Ditanya : Sudut dalam pada titik-titik pesawat yang diketahui?

Penyelesaian :

β1 = 360o - (αmuka - αbelakang )

= 360o - (224°19’55’ - 95°57’45’’)

= 128,369 (DD)

β2 = (αmuka – αbelakang)

= ( 280°29’40’’-133°30’20’’)

= 146,989 (DD)

β3 = (αbelakang – αmuka)

= 360 (123°06’20’’- 183°48’35’’)

= 60,696(DD)

24
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

β4 = (αbelakang – αmuka)

= 03°32’5’’- 270°23’20’’

= 267,469 (DD)

β5 = (αbelakang – αmuka)

= 270°23’20’’- 270°25’15’’

= 0,032 (DD)

Β6 =(αbelakang – αmuka)

= 95°17’0’’ - 337°59’20’’

=242,706 (DD)

Β7 = (αbelakang – αmuka)

= 331°15’20’’ - 216°1’55’’

=115,224 (DD)

2. Menghitung jumlah sudut dalam (∑β) , jumlah sudut hasil hitungan (fβ)

Diketahui :

β1 = 128,369 (DD)

β2 = 146,989 (DD)

25
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

β3 = 60,696 (DD)

β4 = 267,469 (DD)

β5 = 0,032 (DD)

β6 = 242,706 (DD)

β7 =115,224 (DD)

Ditanya : jumlah sudut dalam pada titik-titik pesawat yang diketahui?

Penyelesaian :

∑β = β1 + β2 + β3 + β4 + β5 +β6 + β7

= 28,369 + 146,989 + 60,696 +267,469 +0,032+242,706+115,224

= -180,321

fβ = ∑β - (3 x 180º)

= -1080,321

Menghitung besar koreksi kesalahan penutup sudut

Diketahui :

fβ = -1080,321

Ditanya : besar koreksi kesalahan penutup sudut?

26
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Penyelesaian :

Δfβ = -(fβ / m)

= -(-1080,321/5)

= 216,06

4. Menghitung sudut dalam terkoreksi

Diketahui :

β1 = 128,369 (DD)

β2 = 146,989 (DD)

β3 = 60,696 (DD)

β4 = 267,469 (DD)

β5 = 0,032 (DD)

β6 = 242,706 (DD)

β7 =115,224 (DD)

Δfβ = 154,332

Ditanya : Sudut dalam terkoreksi?

Penyelesaian :

βCi1 = β1 + Δfβ

= 154,332 + 154,332

27
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

= 95,963 (DD)

βCi2 = β2 + Δfβ

= 146,989 + 154,332

= 301,320 (DD)

βCi3 = β3 + Δfβ

= -60,696-154,332

= 93,636 (DD)

βCi4 = β4 + Δfβ

= -267,469 -154,332

= 133,138 (DD)

βCi5 = β5 + Δfβ

= -0.032 + 154,332

= 154, 300(DD)

ΒCi6 = β5 + Δfβ

= -242,706 + 154,332

= -88,374(DD)

28
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Βci7 = β5 + Δfβ

= 115,224 + 154,332

= 269,555(DD)

5. Menghitung jarak datar dan jarak miring

Diketahui :

1,590 1,406 1,170


P1
1,406 1,648 1,406 1,148
1,625 1,370 1,125
P2
1,370 1,610 1,370 1,110
1,620 1,380 1,120
P3
1,380 1,580 1,380 1,180
1,580 1,390 1,180
P4
1,390 1,650 1,390 1,150
1,650 1,400 1,150
P5
1,400 1,639 1,400 1,139
1,600 1,340 1,100
p6
1,34 1,49 1,34 1,14
1,61 1,44 1,26
p7
1,44 1,65 1,44 1,23

Sudut µP1mk = 90.068

Sudut µP2mk = 89.754

29
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sudut µP3mk = 90.325

Sudut µP4mk = 90.011

Sudut µP5mk = 270.038

Sudut µP6mk = 90.024

Sudut µP7mk = 89.826

Ditanya : Berapakah jarak miring dan jarak datar?

Penyelesaian :

1) Perhitungan Dmiring.

D1miring = 100 x (BA – BB)

= 100 x (1,590 – 1.170)

= 42,0 meter

D2miring = 100 x (BA – BB)

= 100 x (1,625 – 1,25)

= 50,0 meter

D3miring = 100 x (BA – BB)

= 100 x (1,620 – 1,120)

= 50,0 meter

D4miring = 100 x (BA – BB)

= 100 x (1,580 – 1,180)

= 40,0 meter

30
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

D5miring = 100 x (BA – BB)

= 100 x (1,650 – 1,150)

= 50,0 meter

D6miring = 100 x (BA – BB)

= 100 x (1,600 – 1,100)

= 50,0 meter

D7miring = 100 x (BA – BB)

= 100 x (1,61 – 1,26)

= 35,0 meter

2) Perhitungan Azimuth Vertikal.

α1 = 90 - 90,040

= -0,040

α2 = 90 - 90,013

= - 0,013

α3 = 90 - 90,228

= -0,228

α4 = 90 - 89,751

= 0,249

α5 = 90 – 270,104

= -180,038

α6 = 90 – 90,031

31
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

= -0,031

α7 = 90 – 90,024

= -0,076

3) Perhitungan Ddatar.................................................................

D1datar = cos (2 x α1) x D1miring

= cos (2 x -0,040) x 42,0

= 42,0 meter

D2datar = cos (2 x α2) x D1miring

= cos (2 x (- 0,013)) x 42,0

= 50,0 meter

D3datar = cos (2 x α3) x D1miring

= cos (2 x (-0,228)) x 50,0

= 50,0 meter

D4datar = cos (2 x α4) x D1miring

= cos (2 x 0,249) x 50,0

= 40,0 meter

D5datar = cos (2 x α5) x D1miring

= cos (2 x (-180,038)) x 50,0

= 50,0 meter

32
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

D6datar = cos (2 x α6) x D1miring


= cos (2 x(-0,031)) x 50,0

= 50,0 meter

D7datar = cos (2 x α7) x D1miring

= cos (2 x (-0,076)) x 42,0

= 35,0 meter

6. Menghitung jumlah jarak pada sisi poligon

Diketahui :

Drata2 = (Ddatar muka + Ddatar belakang)/2

D1rata2 = 42,0 meter

D2rata2 = 50,0 meter

D3rata2 = 50,0 meter

D4rata2 = 40,0 meter

D5rata2 = 50,0 meter

D6rata2 = 50,0 meter

D7rata2 = 35,0 meter

Ditanya : Jumlah jarak pada sisi polygon?

Penyelesaian :

33
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

ΔDrata2 = D1rata2 + D2rata2 + D3rata2 + D4rata2 + D5rata2 + D6rata2+ D7rata2

= 42 + 50 + 50 + 40 + 50 + 50 + 35 +42

= 359.0 meter

7. Menghitung dx, dy, Δx dan Δy

Diketahui :

azP1 = 96,963

azP2 = 133,506

azP3 = 3,865

azP4 = 271,004

azP5 = 270,421

azP6 = 337,989

azP7 = 216,032

D1rata2 = 42,0 meter

D2rata2 = 50,0 meter

D3rata2 = 50,0 meter

D4rata2 = 40,0 meter

34
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

D5rata2 = 50,0 meter

D6rata2 = 50,0 meter

D7rata2 = 35,0 meter

Ditanya : Berapakah nilai dx, dy, Δx dan Δy?

1) Perhitungan dx :

d1x = sin azP1 x D1rata2

= sin 96,963 x 42

= 41,6meter

d2x = sin azP2 x D2rata2

= sin 133,605 x 50

= 36,2 meter

d3x = sin azP3 x D3rata2

= sin 3,865 x 50

= 3,37 meter

d4x = sin azP4 x D4rata2

= sin 271,004 x 50

= - 49,9 meter

35
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

d5x = sin azP5 x D5rata2

= sin 270,421 x 50

= - 49,9 meter

d6x = sin azP6 x D5rata2

= sin 337,989 x 50

= - 218,7 meter

d7x = sin azP7 x D5rata2

= sin 216,032 x 42

= - 24,7 meter

Maka :

∑dx = d1x + d2x + d3x + d4x + d5x + d6x+ d7x

= 41,6 + 36,2 + 3,37 - 49,9 – 49,9 – 18,7 – 24,7

= - 62,03

2) Perhitungan Δx :

Δx1 = ( D1rata2 / ΔDrata2 ) x ∑dx

= (42,0/ 284,0) x - 62,03

= -9,173 meter

Δx2 = ( D2rata2 / ΔDrata2 ) x ∑dx

= (50,0/ 284,0) x - 62,03

= -10,921 meter

36
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Δx3 = ( D3rata2 / ΔDrata2 ) x ∑dx

= (50,0 / 284,0) x - 62,03

= -10,921 meter

Δx4 = ( D4rata2 / ΔDrata2 ) x ∑dx

= (40,0 / 284,0) x - 62,03

= -8,736 meter

Δx5 = ( D5rata2 / ΔDrata2 ) x ∑dx

= (50,0 / 284,0) x - 62,03

= -10,921 meter

Δx6 = ( D6ata2 / ΔDrata2 ) x ∑dx

= (50,0 / 284,0) x - 62,03

= -10,921 meter

Δx7 = ( D7rata2 / ΔDrata2 ) x ∑dx

= (35,0 / 284,0) x - 62,03

= -7.644 meter

3) Perhitungan dy :

d1y = cos azP1 x D1rata2

= cos 96,963 x 42

= -5,092

37
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

d2y = cos azP2 x D2rata2

= cos 133,506 x 50,0

= -34,422

d3y = cos azP3 x D3rata2

= cos 3,865 x 50,0

= 49,886

d4y = cos azP4 x D4rata2

= cos 271,004 x 40,0

= 0,700

d5y = cos azP5 x D5rata2

= cos 270,421 x 50,0

= 0,367

d6y = cos azP6 x D6rata2

= cos 337,989 x 50,0

= 46,355

d7y = cos azP7 x D7rata2

= cos 216,063 x 35

= -28.292

∑dy = d1y + d2y + d3y + d4y + d5y + d6y + d7y

= -5,092 - 34,422 + 49,886 + 0,700 + 0,367 + 46,355 – 28.292

= 29,482 koreksi -29,482

38
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Perhitungan Δy Koreksi :

Δy1 = ( D1rata2 / ΔDrata2 ) x ∑dy

= ( 42,0 / 284,0 ) x -29,482

= -4,360 meter

Δy2 = ( D2rata2 / ΔDrata2 ) x ∑dy

= ( 50,0 / 284,0 ) x -29,482

= -5,190 meter

Δy3 = ( D3rata2 / ΔDrata2 ) x ∑dy

= ( 50,0 / 284,0 ) x -29,482

= -5,190 meter

Δy4 = ( D4rata2 / ΔDrata2 ) x ∑dy

= ( 40,0 / 284,0 ) x -29,482

= -4,152 meter

Δy5 = ( D5rata2 / ΔDrata2 ) x ∑dy

= ( 50,0 / 284,0 ) x -29,482

= -5,190 meter

39
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Δy6 = ( D6rata2 / ΔDrata2 ) x ∑dy

= ( 50,0 / 284,0 ) x -29,482

= -5,190 meter

Δy7 = ( D7rata2 / ΔDrata2 ) x ∑dy

= ( 35,0 / 284,0 ) x -29,482

= -3,633 meter

4) Perhitungan Δy terkoreksi

Δy1 = d1y + Δy1 koreksi

= -5,092 + -4,360

= -9,452

Δy2 = d2y + Δy2 koreksi

= -34,422 + -5,190

= -39,190

Δy3 = d3y + Δy3 koreksi

= 49,886 + -5,190

= 44,696

Δy4 = d4y + Δy4 koreksi

= 0,700 + -4,152

= -3,452

Δy5 = d5y + Δy5 koreksi

= 0,367 + -5,190

40
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

= -4,823

Δy6 = d6y + Δy6 koreksi

= 46,355 + -5,190

= 41,165

Δy7 = d7y + Δy7 koreksi

= -28,292 + -3,633

= -31,925

8. Menghitung koordinat titik X, Y dan elevasi

Diketahui :

- Kx awal = 200

- Ky awal = 200

- Elevasi awal = 10

Ditanya : Berapa nilai koordinat X, Y dan elevasi?

1) Perhitungan koordinat X :

KX1 = Kx awal

= 200

KX2 = Kx1 + Δx1terkoreksi

= 200 + 29.131

= 229,131

41
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

KX3 = Kx2 + Δx2terkoreksi

= 229,131 + 46.423
= 275.554

KX4 = Kx3 + Δx3terkoreksi

= 275.554 + 6.836
= 282,39

KX5 = Kx4 + Δx4terkoreksi

= 282,39 - 31.867
= 250,523
KX6 = Kx5 + Δx5terkoreksi

= 250,523 - 39.841
= 210,682

KX7 = Kx6 + Δx6terkoreksi

= 210,682 - 8.581
= 202,101
2) Perhitungan koordinat Y :

Ky1 = Ky awal

= 200

Ky2 = Ky1 + Δy1terkoreksi

= 200 + 1.838
= 201,838

Ky3 = Ky2 + Δy2terkoreksi

=201,838 -24.851
= 176,987

Ky4 = Ky3 + Δy3terkoreksi

42
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

= 176,987 - 40.319

= 136,668

Ky5 = Ky4 + Δy4terkoreksi

=136,668+8.357
= 145,025

Ky6 = Ky5 + Δy5terkoreksi

=145,025 + 9.937

= 154,962

Ky7 = Ky6 + Δy6terkoreksi

= 154,962 - 21.605
= 133,357

3) Perhitungan elevasi :

a) Perhitungan beda tinggi (ΔH)

ΔH :

ΔH1mk = -0.059 ΔH1blk = -0.030

ΔH2mk = 0.212 ΔH2blk = -0.011

ΔH3mk = -0.221 ΔH3blk = -0.199

ΔH4mk = -0.010 ΔH4blk = 0.169

ΔH5mk = -0.033 ΔH5blk = 0.084

ΔH6mk = 0.156 ΔH6blk = 0.147

ΔH7mk = -1.313 ΔH7blk = -0.047

b) Perhitungan beda tinggi (ΔH) rata-rata

43
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

beda tinggi (ΔH) =

ΔHrata-rata1= -0.030

ΔHrata-rata2= 0.106

ΔHrata-rata3= -0.111

ΔHrata-rata4= -0.005

ΔHrata-rata5 = -0.016

ΔHrata-rata6 = 0.078

ΔHrata-rata7 = -0.656

c) Perhitungan beda tinggi (ΔH) terkoreksi

ΔHterkoreksi1 = ΔHrata-rata1 + koreksi ΔH

= -0,030 - 0,1080

= -0,138

ΔHterkoreksi2 = ΔHrata-rata2 + koreksi ΔH

= 0,106 - 0,1080

= -0,002

ΔHterkoreksi3 = ΔHrata-rata3 + koreksi ΔH

44
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

= -0,111 - 0,1080

= -0,219

ΔHterkoreksi4 = ΔHrata-rata4 + koreksi ΔH

= -0,005 - 0,1080

= -0,113

ΔHterkoreksi5 = ΔHrata-rata5 + koreksi ΔH

= -0,016 - 0,1080

= -0,124

ΔHterkoreksi6 = ΔHrata-rata6 + koreksi ΔH

= 0,078 - 0,1080

= -0,030

ΔHterkoreksi7 = ΔHrata-rata7 + koreksi ΔH

= -0,656 - 0,1080

= -0,764

d) Perhitungan elevasi (Z)

KZ1 = 10 meter

45
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

KZ2 = KZ1 + Δy1terkoreksi

= 10 - 8,644

= 1,356 meter

KZ3 = KZ2 + Δy2terkoreksi

= 9,862 - 38,650

= -28,788 meter

KZ4 = KZ3 + Δy3terkoreksi

= 9,861 + 45,658

= 55,519 meter

KZ5 = KZ4 + Δy4terkoreksi

= 9,642 - 3,352

= 6,290 meter

KZ6 = KZ5 + Δy5terkoreksi

= 9,529 - 3,861

46
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

= 5,668 meter

KZ7 = KZ6 + Δy6terkoreksi

= 9,405 + 42,127

= 51,532 meter

KZ8 = KZ7 + Δy7terkoreksi

= 9,375 - 37,503

= -28,128 meter

4.3. Perhitungan Tacheometry

1.) Menghitung jarak datar dan jarak miring

Diketahui : Semua sudut perwakilan titik pertama pada masing-masing pesawat.

BA 1,500
P1 αP1 -0,040
BB 1,300

BA 1,456
P2 αP2 -0,013
BB 1,278

P3 BA 1,488 αP3 -0,228

47
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BB 1,260

BA 1,460
P4 αP4 0,249
BB 1,300

BA 1,490
P5 αP5 -180,038
BB 1,310

BA 1,440
P4 αP6 -0,031
BB 1,240

BA 1,540
P5 αP7 -0,076
BB 1,350

Ditanya : Jarak miring dan jarak datar?

Penyelesaian :

a.) Perhitungan Dmiring

D1miring = 100 x (BA-BB)

= 100 x ( 1,500 - 1,300 )

= 20 meter

D2miring = 100 x (BA-BB)

= 100 x ( 1,456 - 1,278 )

= 17,8 meter

48
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

D3miring = 100 x (BA-BB)

= 100 x (1,488 - 1,260 )

= 22,8 meter

D4miring = 100 x (BA-BB)

= 100 x (1,460 - 1,300 )

= 16 meter

D5miring = 100 x (BA-BB)

= 100 x (1,490 - 1,310 )

= 18 meter

D6miring = 100 x (BA-BB)

= 100 x (1,440 - 1,240 )

= 20 meter

D7miring = 100 x (BA-BB)

= 100 x (1,540 - 1,350 )

= 19 meter

b.) Perhitungan Ddatar

D1datar = cos2(αP1) x Dmiring

= cos2(-0,040) x 20

= 19,9 meter

D2datar = cos2(αP2) x Dmiring

= cos2(-0,013) x 17,8

= 17,8 meter

49
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

D3datar = cos2(αP3) x Dmiring

= cos2(-0,228) x 22,8

= 22,8 meter

D4datar = cos2(αP4) x Dmiring

= cos2(0,249) x 16

= 15,9 meter

D5datar = cos2(αP5) x Dmiring

= cos2(-180,038) x 18

= 17,9 meter

Ddatar = cos2(αP6) x Dmiring

= cos2(-0,031) x 20

= 19,9 meter

D7datar = cos2(αP7) x Dmiring

= cos2(-0,076) x 19

= 18,9 meter

2.) Menghitung beda tinggi pada masing-masing titik tacheometry

TA 1.406
P1 αP1 -0,040
BB 1,300

TA 1.370
P2 αP2 -0,013
BB 1,278

50
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

TA 1.380
P3 αP3 -0,228
BB 1,260

TA 1.390
P4 αP4 0,249
BB 1,300

TA 1.400
P5 αP5 -180,038
BB 1,310

TA 1.510
P6 αP6 -0,031
BB 1,240

TA 1.440
P7 αP7 -0,076
BB 1,350

Ditanya : Berapakah beda tinggi pada masing-masing titik tacheometry?

Penyelesaian :

a.) Perhitungan ∆H

∆H1 = (sin2(µP1) x Dmiring) + (TA – BT)

= (sin2(-0,040) x20) + (1,406 - 1,300 )

= 0,106 meter

∆H2 = (sin2(µP2) x Dmiring) + (TA – BT)

51
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

= (sin2(-0,013) x17,8) + (1,370 - 1,278 )

= 0,092 meter

∆H3 = sin2(µP3) x Dmiring + (TA – BT)

= (sin2(-0,228) x22,8)+ (1,380 - 1,260 )

= 0,120 meter

∆H4 = sin2(µP4) x Dmiring + (TA – BT)

= (sin2(0,249) x16) + (1,390 - 1,300 )

= 0,090 meter

∆H5 = (sin2(µP5) x Dmiring) + (TA – BT)

= (sin2(-180,038) x18) + (1,400 - 1,310 )

= 0,090 meter

∆H6 = (sin2(µP6) x Dmiring) + (TA – BT)

= (sin2(-0,031) x20) + (1,510 - 1,240 )

= 0,270 meter

∆H7 = (sin2(µP7) x Dmiring) + (TA – BT)

= (sin2(-0,076) x19) + (1,440 - 1,350 )

= 0,090 meter

3.) Menghitung fx dan fy

Diketahui : Semua sudut dan jarak perwakilan pada masing-masing pesawat.

P1 αP1 -0,040 D1miring 42,0

52
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

P2 αP2 -0,013 D2miring 50,0

P3 αP3 -0,228 D3miring 50,0

P4 αP4 0,249 D4miring 40,0

P5 αP5 -180,038 D5miring 50,0

P6 αP6 -0,031 D6miring 50,0

P7 αP7 -0,031 D7miring 35,0

Ditanya : Berapakah fx dan fy pada masing-masing titik tacheometry?

Penyelesaian :

a.) Perhitungan fx

fx1 = D1miring x sin (αP1)

= 42,0 x sin (-0,040)

= - 0,029

fx2 = D2miring x sin (αP2)

= 50,0 x sin (-0,013)

= - 0,011

fx3 = D3miring x sin (αP3)

53
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

= 50,0 x sin (-0,228)

= - 0,198

fx4 = D4miring x sin (αP4)

= 40,0 x sin (0,249)

= 0,173

fx5 = D5miring x sin (αP5)

= 50,0 x sin (-180,038)

= 0,033

fx6 = D6miring x sin (αP5)

= 50,0 x sin (-0,031)

= - 0,027

fx7 = D7miring x sin (αP5)

= 35,0 x sin (-0,076)

= - 0,046

b.) Perhitungan fy

fy1 = D1miring x cos (αP1)

= 42,0 x cos (-0,040)

= 41,999

fy2 = D2miring x cos (αP2)

= 50,0 x cos (-0,013)

= 49,999

54
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

fy3 = D3miring x cos (αP3)

= 50,0 x cos (-0,228)

= 49,999

fy4 = D4miring x cos (αP4)

= 40,0 x cos (0,249)

= 39,999

fy5 = D5miring x cos (αP5)

= 50,0 x cos (-180,038)

= - 49,999

fy6 = D6miring x cos (αP5)

= 50,0 x cos (-0,031)

= 49,999

fy7 = D7miring x cos (αP5)

= 35,0 x cos (-0,076)

= 34,999

4) Menghitung koordinat titik (X,Y) dan elevasi

55
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

fx1 - 0,029 fy1 41,999 ∆H1 -0.184

fx2 - 0,011 fy2 49,999 ∆H2 -0.048

fx3 - 0,198 fy3 49,999 ∆H3 -0.073

fx4 0,217 fy4 49,999 ∆H4 -0.005

fx5 0,033 fy5 - 49,999 ∆H5 -0.049

fx6 - 0,027 fy6 49,999 ∆H6 -1.401

fx7 - 0,055 fy7 41,999 ∆H7 -1.635

Ditanya: berapa nilai koordinat xy dan elavasi?

Penyelesaian:

a) Koordinat X

KXP1 = KXP1 AWAL + fx1

= 200 - 0,029

= 199,971

KXP2 = KXP2 AWAL + fx2

= 229,131 - 0,011

= 229,12

56
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

KXP3 = KXP3 AWAL + fx3

= 275,554 - 0,198

= 275,356

KXP4 = KXP4 AWAL + fx4

= 282,390 + 0,217

= 282,607

KXP5 = KXP5 AWAL + fx5

= 250,523 + 0,033

= 250,556

KXP6 = KXP6 AWAL + fx6

= 210,682 - 0,027

= 210,655

KXP7 = KXP7 AWAL + fx7

= 202,101 - 0,055

= 202,046

b) Koordinat Y

KYP1 = KYP1 AWAL + fy1

= 200 + 41,999

= 241,999

KYP2 = KYP2 AWAL + fy2

= 201,838 + 49,999

= 251,837

57
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

KYP3 = KYP3 AWAL + fy3

= 176,987 + 49,999

= 226,986

KYP4 = KYP4 AWAL + fy4

= 136,668 + 49,999

= 186,667

KYP5 = KYP5 AWAL + fy5

= 145,024 - 49,999

= 95,025

KYP6 = KYP6 AWAL + fy6

= 154,961 + 49,999

= 204,960

KYP7 = KYP7 AWAL + fy7

= 210,887 + 41,999

= 252,886

c) Koordinat Z

KZP1 = KZP1 AWAL + ∆H1

= 10 - 0,184

= 9,816 meter

KZP2 = KZP2 AWAL + ∆H2

= 10,136 - 0,048

= 10,088 meter

58
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

KZP3 = KZP3AWAL + ∆H3

= 10,316 - 0,073

= 10,243 meter

KZP4 = KZP AWAL4 + ∆H4

= 10,691 - 0,005

= 10,686 meter

KZP5 = KZP5 AWAL + ∆H5

= 10,812 - 0,049

= 10,763 meter

KZP6 = KZP6 AWAL + ∆H6

= 10,954 - 1,401

= 9,553 meter

KZP7 = KZP7 AWAL + ∆H7

= 10,375 - 1,635

= 8,740

59
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

60
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

61
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

62
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

63
Tabel 4.1 Perhitungan Poligon

Sudut Horizontal Sudut Dalam Sudut Dalam Azimuth Sisi Sudut Vertikal Pesawat Bacaan Benang Jarak Bd. T inggi Bd. T inggi Bd. T inggi dx ΔX ΔX dy ΔY ΔY Koordinat Elevasi
Pesawat T itik Sudut Dalam α D. Miring D. Dat ar
˚ ' " DD (Koreksi) (T erkoreksi) Poligon ˚ ' " DD TA BA BT BB Rata - Rata (m) Rata -Rata T erkoreksi (m) Koreksi T erkoreksi (m) koreksi T erkoreksi X Y Z

U 0 0 0 0.000

p7 224 19 55 224.332 90 2 25 90.040 -0.040 1.590 1.406 1.170 42.0 42.0 42.0 -0.030
P1 128.369 -44.200 84.170 95.963 P1 -0.044 -0.040 24.865 -1.851 23.013 -4.363 0.583 -3.780 200 200 10
1.406 p2 95 57 45 95.963 90 4 5 90.068 -0.068 1.406 1.648 1.406 1.148 50.0 50.0 50.0 -0.059
P1 280 29 40 280.494 90 0 45 90.013 -0.013 1.625 1.370 1.125 50.0 50.0 -0.011
P2 146.989 -44.200 102.789 18.752 P2 0.102 0.106 16.073 -2.204 13.869 47.346 0.694 48.040 248.9831 190.6969 9.960
1.370 P3 133 30 20 133.506 89 45 15 89.754 0.246 1.370 1.610 1.370 1.110 50.0 50.0 50.0 0.215
P2 123 16 50 123.281 90 13 40 90.228 -0.228 1.620 1.380 1.120 50.0 50.0 -0.199
P3 299.471 -44.200 255.271 94.023 P3 -0.099 -0.095 49.876 -2.204 47.672 -3.508 0.694 -2.814 293.5831 168.0969 10.065
1.380 P4 183 48 35 183.810 269 39 50 269.664 -179.664 1.380 1.580 1.380 1.180 40.0 40.0 40.0 0.235
P3 3 32 5 3.535 89 45 5 89.751 0.249 1.580 1.390 1.180 40.0 40.0 0.174
P4 92.531 -44.200 48.331 -37.646 P4 0.087 0.091 -24.431 -1.763 -26.194 31.671 0.555 32.226 304.7831 129.6969 9.970
1.390 P5 271 0 15 271.004 90 0 40 90.011 -0.011 1.390 1.650 1.390 1.150 50.0 50.0 50.0 -0.010
P4 90 23 15 90.388 270 6 15 270.104 -180.104 1.650 1.400 1.150 50.0 50.0 -0.091
P5 179.967 -44.200 135.767 -81.879 P5 -0.062 -0.058 -49.499 -2.204 -51.703 7.063 0.694 7.757 255.4837 121.4969 10.061
1.400 P6 270 25 15 270.421 270 2 15 270.038 -180.038 1.400 1.639 1.400 1.139 50.0 50.0 50.0 -0.033
P5 95 17 0 95.283 90 1 50 90.031 -0.031 1.600 1.340 1.100 50.0 50.0 -0.027
P6 117.294 -44.200 73.095 -188.784 p6 -0.021 -0.017 7.636 -2.204 5.432 -49.414 0.694 -48.720 206.9696 133.6648 10.003
1.34 P7 337 59 20 337.989 90 1 25 90.024 -0.024 1.34 1.49 1.34 1.14 35.0 35.0 35.0 -0.014
p6 216 1 55 216.032 90 4 35 90.076 -0.076 1.61 1.44 1.26 35.0 35.0 -0.047
p7 244.776 -44.200 200.577 -168.207 p7 0.040 0.044 -7.153 25.000 17.847 -34.261 30.000 -4.261 184.9291 160.8531 9.986
1.44 p1 331 15 20 331.256 89 49 35 89.826 0.174 1.44 1.65 1.44 1.23 42.0 42.0 42.0 0.127

Ʃβ 1209.397 394.0 -1.256 -0.028 -17.368 5.465


fβ 309.397 Koreksi ΔH 0.0040
Δfβ -44.200

64
Tabel 4.2 Perhitungan (Tacheometry) Detail 1
Sudut Horizontal Sudut Vertikal Bacaan Benang Bd. Tinggi fx fy Koordinat Elevasi
Pesawat Titik Azimuth D. Miring D. Datar
˚ ' " DD ˚ ' " DD BA BT BB (m) (m) (m) X Y Z
U 0 0 0 0.000
P1 200 200 10
1.406 1 228 54 40 228.911 228.911 91 13 5 91.218 1.50 1.406 1.30 20.0 8.6 -0.184 -15.074 -13.145 233.1154 180.066 9.816
2 228 43 55 228.732 228.732 92 1 35 92.026 1.50 1.406 1.30 20.0 8.7 -0.307 -15.033 -13.192 234.0810 180.601 9.693
3 227 6 5 227.101 227.101 92 58 10 92.969 1.485 1.406 1.295 19.0 8.8 -0.455 -13.919 -12.933 233.7601 181.472 9.545

Tabel 4.3 Perhitungan (Tacheometry) Detail 2

Sudut Horizontal Sudut Vertikal Bacaan Benang Bd. Tinggi fx fy Koordinat Elevasi
Pesawat Titik Azimuth D. Miring D. Datar
˚ ' " DD ˚ ' " DD BA BT BB (m) (m) (m) X Y Z
U 0 0 0 0.000
P2 248.9831 190.6969 9.959522
1.370 1 238 47 5 238.785 238.785 90 34 25 90.574 1.456 1.370 1.278 17.8 4.8 -0.048 -15.223 -9.225 265.398 180.697 9.912
2 235 53 0 235.883 235.883 91 39 10 91.653 1.460 1.370 1.280 18.0 5.7 -0.163 -14.902 -10.096 265.814 179.729 9.796
3 236 10 40 236.178 236.178 92 13 50 92.231 1.465 1.370 1.274 19.1 5.9 -0.230 -15.868 -10.631 265.865 178.900 9.729

Tabel 4.4 Perhitungan (Tacheometry) Detail 3

Sudut Horizontal Sudut Vertikal Bacaan Benang Bd. Tinggi fx fy Koordinat Elevasi
Pesawat Titik Azimuth D. Miring D. Datar
˚ ' " DD ˚ ' " DD BA BT BB (m) (m) (m) X Y Z
U 0 0 0 0.000
P3 293.5831 168.0969 10.06531
1.380 1 128 5 35 128.093 128.093 90 29 0 90.483 1.488 1.380 1.260 22.8 8.7 -0.073 17.944 -14.066 272.707 159.781 9.992
2 126 2 25 126.040 126.040 91 56 40 91.944 1.485 1.380 1.260 22.5 7.8 -0.264 18.194 -13.238 273.115 159.442 9.801
3 124 36 45 124.613 124.613 92 45 55 92.765 1.484 1.380 1.268 21.6 7.0 -0.336 17.777 -12.269 274.427 157.882 9.729

Tabel 4.5 Perhitungan (Tacheometry) Detail 4

Sudut Horizontal Sudut Vertikal Bacaan Benang Bd. Tinggi fx fy Koordinat Elevasi
Pesawat Titik Azimuth D. Miring D. Datar
˚ ' " DD ˚ ' " DD BA BB (m) (m) (m) X Y Z
U 0 0 0 0.000
P4 304.7831 129.6969 9.969904
1.390 1 330 51 0 330.850 330.850 90 0.6 45 90.023 1.460 1.300 16.0 12.2 -0.005 -7.794 13.974 270.531 133.1 9.965
2 329 36 40 329.611 329.611 91 21 50 91.364 1.479 1.299 18.0 13.4 -0.319 -9.106 15.527 270.317 132.6 9.651
3 329 3 10 329.053 329.053 90 49 20 90.822 1.485 1.300 18.5 13.6 -0.195 -9.514 15.866 269.844 132.4 9.775

65
Tabel 4.6 Perhitungan (Tacheometry) Detail 5

Sudut Horizontal Sudut Vertikal Bacaan Benang Bd. Tinggi fx fy Koordinat Elevasi
Pesawat Titik Azimuth D. Miring D. Datar
˚ ' " DD ˚ ' " DD BA BT BB (m) (m) (m) X Y Z
U 0 0 0 0.000
P5 255.4837 121.4969 10.06066
1.400 1 52 55 15 52.921 52.921 90 25 55 90.432 1.49 1.400 1.310 18.0 6.5 -0.049 14.360 10.853 224.849 142.790 10.011
2 53 18 0 53.300 53.300 91 31 0 91.517 1.49 1.400 1.305 18.5 6.6 -0.175 14.833 11.056 223.605 142.844 9.886
3 52 22 0 52.367 52.367 92 42 35 92.710 1.49 1.400 1.300 19.0 7.1 -0.335 15.047 11.602 224.911 142.504 9.726

Tabel 4.6 Perhitungan (Tacheometry) Detail 6

Sudut Horizontal Sudut Vertikal Bacaan Benang Bd. Tinggi fx fy Koordinat Elevasi
Pesawat Titik Azimuth D. Miring D. Datar
˚ ' " DD ˚ ' " DD BA BT BB (m) (m) (m) X Y Z
U 0 0 0 0.000
P6 206.9696 133.6648 10.00283
1.340 1 63 46 20 63.772 63.772 90 53 20 90.889 1.44 1.340 1.240 20.0 3.9 -1.401 17.941 8.839 207.3237 155.3315 8.602
2 61 6 45 61.113 61.113 92 6 45 92.113 1.44 1.340 1.250 19.0 4.4 -1.503 16.636 9.179 207.4272 155.2491 8.499
3 59 32 15 59.538 59.538 92 47 0 92.783 1.43 1.340 1.250 18.0 4.6 -1.564 15.515 9.126 207.3237 155.3315 8.438

Tabel 4.6 Perhitungan (Tacheometry) Detail 7

Sudut Horizontal Sudut Vertikal Bacaan Benang Bd. Tinggi fx fy Koordinat Elevasi
Pesawat Titik Azimuth D. Miring D. Datar
˚ ' " DD ˚ ' " DD BA BT BB (m) (m) (m) X Y Z
U 0 0 0 0.000
P7 184.9291 160.8531 9.986264
1.440 1 217 56 0 217.933 217.933 90 56 45 90.946 1.510 1.440 1.475 3.5 2.2 -1.476 -2.152 -2.761 220.856 176.920 8.510
2 218 17 35 218.293 218.293 91 24 55 91.415 1.520 1.440 1.365 15.5 9.5 -1.676 -9.605 -12.165 201.742 176.662 8.311
3 218 46 55 218.782 218.782 92 45 0 92.750 1.520 1.440 1.365 15.5 9.4 -1.891 -9.709 -12.083 201.701 176.701 8.095

66
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB 5
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Peralatan yang digunakan adalah theodolite dan perlengkapannya : rambu ukur,

payung, paku payung, statif, pylox, dan pita ukur fiber. Dapat melakukan

sentering alat dan mengoperasikan alat dalam pengukuran polygon tertutup dan

tacheometry

2. a. Polygon adalah serangkaian titik-titik yang dihubungkan dengan garis lurus

sehingga titik-titik tersebut membentuk sebuah rangkaian (jaringan). Data yang

diambil dari pengukuran polygon adalah sudut vertikal, sudut horizontal, jarak

langsung, dan bacaan dari rambu ukur. Dari pengukuran polygon tersebut

diketahui data-data sebagai berikut :

Jarak polygon antara P1 dengan P2 = 40 m, P2 dengan P3 = 30 m, P3 dengan

P4 = 25 m, P4 dengan P5 = 22 m. Data selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.1

b. Tacheometry adalah salah satu teori dari pemetaan yang menghasilkan peta

situasi dan peta kontur yang apabila digabungkan akan membentuk peta

topografi yang terlampir pada tabel 4.2 - 4.6.

3. Dari data perhitungan polygon dan tacheometry diperoleh hasil yang digambar

menggunakan software AutoCAD Civil 3D 2018. Hasil gambar yang didapat dari

pengukuran tacheometry dan polygon adalah sebagai berikut:

1.) Peta situasi : berisi gambar jalan dan detail bangunan yang terlampir pada

gambar 4.3

67
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2.) Peta kontur : berisi garis kontur yang menunjukkan beda tinggi antara satu

tempat dengan yang lain pada daerah yang diukur yang terlampir pada

gambar 4.2

3.) Peta topografi : merupakan gabungan antara peta situasi dan peta kontur yang

terlampir pada gambar 4.4

5.2. Saran

Dalam melakukan pemetaan suatu wilayah terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan, agar kegiatan dapat berjalan sesuai dengan keinginan, antara lain:

1. Harus menguasai materi tentang polygon agar dapat mengolah data dengan baik

dan benar.

2. Faktor SDM yang melakukan pengukuran, ketelitian dalam pembacaan benang

ukur yang dipengaruhi oleh SDM tersebut.

3. Fokus saat melakukan praktikum agar mendapat data yang akurat untuk dihitung.

4. Kekompakan tim menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan praktikum Ilmu

Ukur Tanah.

5. Ketepatan waktu mulai untuk praktikum, agar dapat meminimalisir terkena

buruknya cuaca dan tidak tergesa-gesa.

6. Harus dilakukan pengukuran kolimasi dan indeks untuk memastikan kelayakan

alat sebelum dilakukan pengukuran.

7. Kalibrasi alat sebaiknya dilakukan rutin sebelum digunakan agar didapatkan hasil

yang akurat dalam pengukuran.

68
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

LAMPIRAN GAMBAR

69
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”JAWA TIMUR
JL Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp (031) 876369 Surabaya

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA

- Petunjuk Praktikum Ukur Tanah Theodolite 2018.


- Kustarto, Hendro. 2016. Ilmu Ukur Tanah Untuk Pekerjaan Konstruksi.

70

Anda mungkin juga menyukai