Anda di halaman 1dari 18

UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN

FAKULTAS TEKNIK
KAMPUS : Jl. Batu Aji Baru-batam-provinsi kepulauan riau-indonesia
telp. (0778)392 166 – 392 752 Fax: (0778)391 868

MAKALAH ANALISA STRUKTUR


BANGUNAN LEPAS PANTAI

DOSEN PENGAMPU:
Ir. KAULAN HARDJA

DISUSUN OLEH:
AGUNG MANURUNG (18.07.0.022)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
2020/2021
i
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
FAKULTAS TEKNIK
KAMPUS : Jl. Batu Aji Baru-batam-provinsi kepulauan riau-indonesia
telp. (0778)392 166 – 392 752 Fax: (0778)391 868

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dan dengan rahmat serta
karunianya, makalah Bahasa Indonesiayang berjudul “ANALISA STRUKTUR BANGUNAN
LEPAS PANTAI” ini dapat kami buat sebagai tugas kami.
Untuk bahan pembelajaran kami dengan harapan dapat di terima dan di pahami secara
bersama.Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisa Struktur III. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami dengan kerendahan hati meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan atau penguraian makalah ini. Dengan harapan dapat di terima oleh Bapak dan dapat di
jadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran kami.

Batam, 24 Maret 2020

ii
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
FAKULTAS TEKNIK
KAMPUS : Jl. Batu Aji Baru-batam-provinsi kepulauan riau-indonesia
telp. (0778)392 166 – 392 752 Fax: (0778)391 868

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah......................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BANGUNAN LEPAS PANTAI...................................................3


2.2 JENIS JENIS BANGUNAN LEPAS PANTAI........................................................5
2.3 KONSEP TEGANGAN STRUKTUR JACKET......................................................6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................14

3.2 Saran.......................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................15

iii
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
FAKULTAS TEKNIK
KAMPUS : Jl. Batu Aji Baru-batam-provinsi kepulauan riau-indonesia
telp. (0778)392 166 – 392 752 Fax: (0778)391 868

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aktivitas industri bangunan lepas pantai dimulai sejak tahun 1890-an, dan
berkembang dengan pesat hingga sekarang. Pada tahun 1947 untuk pertama kalinya
diproduksi struktur platform baja yang terpancang seberat 1200ton yang
diinstalasikan di Teluk Mexico dengan kedalaman 20ft (6 meter), konstruksi
bangunan lepas pantai ini dikenal sebagai tipe jacket steel platform. Jacket
dikembangkan untuk operasi di laut dangkal dan laut sedang. Bangunan lepas
pantai adalah suatu bangunan/struktur yang dibangun di lepas pantai untuk
mendukung eksplorasi/eksploitasi bahan tambang. Bangunan lepas pantai biasanya
memiliki rig pengeboran yang berfungsi menganalisis sifat geologis reservoir
maupun lubang untuk mengambil bahan tambang. Fungsi utama bangunan lepas
pantai (offshore platform) adalah mampu mendukung bangunan atas beserta
fasilitas operasionalnya, serta gerakan horizontal dan vertikal suatu struktur
offshore platform merupakan kriteria penting yang menentukan prilaku anjungan
tersebut di atas air.

Terdapat berbagai macam jenis anjungan lepas pantai berdasarkan fungsi,


material pembentuk maupun jenis strukturnya, diantaranya adalah anjungan lepas
pantai tipe tetap (Fixed-Offshore Platform) dibagi menjadi beberapa jenis seperti
Jacket Platform, Caissons Platform, Concrete Gravity Platform dan anjungan lepas
pantai tipe terapung (Floating-Offshore Platform) antara lain Tension Leg Platform
dan Jack Up Rigs. Dalam masa layannya, anjungan lepas pantai akan mengalami
berbagai macam kondisi pembebanan yang cukup beragam. Maka bangunan
anjungan lepas pantai harus dapat menahan beban–beban juga harus
memperhitungkan keselamatan para pekerja yang terlibat di dalamnya, contohnya
seperti beban sendiri (self weight), peralatan (equipment), angin (wind), beban
gelombang (wave), arus (current) dan beban hidup (Live load).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu bangunan lepas pantai ?
2. Apa jenis jenis bangunan lepas pantai
3. Bagaimana analisa struktur bangunan lepas pantai ?

1
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
FAKULTAS TEKNIK
KAMPUS : Jl. Batu Aji Baru-batam-provinsi kepulauan riau-indonesia
telp. (0778)392 166 – 392 752 Fax: (0778)391 868

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah


Mengetahui dan memahami arti bangunan lepas pantai, jenis jenis bangunan lepas
pantai, serta analisa struktur dari rancangan rancangan bangunan lepas pantai.
Membuktikan bahwa struktur tersebut (sebagaimana dirancang dan diinstal) mampu
menahan beban operasional maupun lingkungan selama masa umur rancangannya.

1.4 Sistematika Penulisan


Proses pengerjaan tugas akhir ini dilakukan secara sistematis berdasarkan
urutan kerja yang dilakukan oleh penulis :

BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, maksud dan tujuan penelitian, ruang lingkup, dan sistematika
penelitian.

BAB II PEMBAHASAN
Meliputi ilmu–ilmu dasar yang berkaitan dengan jenis–jenis struktur anjungan lepas
pantai, Jacket Platform, analisa struktur, beban lingkungan.

BAB III SIMPULAN DAN SARAN


Bab ini menyimpulkan hasil analisis data yang diperoleh dari pelaksanaan Tugas
Akhir dan memberikan saran untuk perbaikan berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

2
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
FAKULTAS TEKNIK
KAMPUS : Jl. Batu Aji Baru-batam-provinsi kepulauan riau-indonesia
telp. (0778)392 166 – 392 752 Fax: (0778)391 868

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN BANGUNAN LEPAS PANTAI
Bangunan Lepas Pantai atau Pelantaran Lepas Pantai adalah struktur atau bangunan
yang dibangun di lepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi atau eksploitasi
bahan tambang. Biasanya anjungan lepas pantai memiliki sebuah rig pengeboran yang
berfungsi untuk menganalisis sifat geologis reservoir maupun untuk membuat lubang
yang memungkinkan pengambilan cadangan minyak bumi atau gas alam dari reservoir
tersebut.
Kebanyakan anjungan tersebut terletak di lepas pantai dari landas kontinen,
meskipun dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya harga minyak mentah,
pengeboran dan produksi di perairan yang lebih dalam telah menjadi lebih baik, layak
dan ekonomis. Sebuah anjungan yang khas mungkin memiliki sekitar tiga puluh  mata
bor, pengeboran yang terarah memungkinkan sumur bor dapat diakses pada dua
kedalaman yang berbeda dan juga pada posisi terpencil sampai 5 mil (8 kilometer) dari
platform. Sumur bawah laut yang jauh juga dapat dihubungkan ke anjungan dengan
garis aliran dan koneksi pusar. Solusi bawah laut dapat terdiri dari sumur tunggal
ataupun dengan pusat manifold (pipa dengan mulut lubang yg banyak) untuk digunakan
pada beberapa pengeboran.

Struktur anjungan lepas pantai yang sering dijumpai (khususnya di Indonesia)


adalah dalam bentuk anjungan template (jacket). Jenis struktur ini tersusun dari
substruktur rangka baja (disebut jacket) dan geladak (deck) yang sudah difabrikasi di
darat. Jacket ditransportasikan ke lokasi lepas pantai lalu ditegakkan dan dipancang
dengan pile melalui kaki-kaki berongganya hingga dasar laut. Setelah itu geladak
dipasang di atasnya.

3
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
FAKULTAS TEKNIK
KAMPUS : Jl. Batu Aji Baru-batam-provinsi kepulauan riau-indonesia
telp. (0778)392 166 – 392 752 Fax: (0778)391 868

Dalam menganalisis struktur anjungan lepas pantai (jenis jacket) untuk menentukan
kemampuannva dalam menahan kondisi lingkungan tertentu maka harus ditentukan
beban, Iingkungan maksimumnva yang dikombinasikan dengan beban operasionalnya
untuk menentukan beban total 1 maksimum yang bekerja pada struktur. Jika efek
dinamis diabaikan, maka dengan memakai Metode Elemen Hingga dapat dihitung
tegangan-tegangan maksimum yang terjadi pada tiap-tiap member dan struktur. Jika
ukuran dan member ditentukan dengan cukup tepat, maka tegangan yang terjadi akan
berada dalam rentang yang masih dapat diterima, sehingga dapat menghindari
kegagalan.
Untuk melakukan analisis tegangan tersebut biasanya cukup hanya
mempertimbangkan dua kasus yaitu arah gerak gelombang dianggap searah dengan tiap
sumbu horizontal utama dari struktur dan menganalisis frame secara dua dimensional.

Dalam proses analisis, perlu dipertimbangkan tentang masalah interaksi struktur


dengan pile pendukungnya. Hal ini sangatlah penting khususnya untuk kondisi tanah
yang lunak, karena defleksi dan rotasi yang besar dapat terjadi pada garis-tanah
(ground-line). Seperti diilustrasikan pada gambar, efek ini dapat dimodelkan dengan
mengasumsikan terdapat penambahan panjang pile ekivalen yang terjepit di dasarnya
serta memiliki kekuatan tertentu pada level garis-tanah yang mempresentasikan pile
sesungguhnya yang tertanam dalam tanah.

Setelah menentukan ukuran struktur yang mampu menahan beban lingkungan


dimana struktur akan ditempatkan, tahap selanjutnya adalah menganalisis struktur,
apakah dengan ukuran tersebut struktur masih mampu menahan beban-beban yang
terjadi selama proses transportasi dan instalasinya ke lokasi akhir operasinya.
Sebagaimana diketahui bahwa struktur jacket dibuat di darat lalu dinaikkan di atas
tongkang secara horizontal untuk ditarik menuju lokasinya di lepas pantai dan akhirnya
diluncurkan ke dalam air lalu ditegakkan

4
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
FAKULTAS TEKNIK
KAMPUS : Jl. Batu Aji Baru-batam-provinsi kepulauan riau-indonesia
telp. (0778)392 166 – 392 752 Fax: (0778)391 868

2.2 JENIS JENIS BANGUNAN LEPAS PANTAI

a) Rangka baja permanen (Jacket Platform),


Struktur yang berfungsi untuk mensupport deck/ lantai kerja yang terbuat dari
baja yang dipancang di dasar laut. Struktur ini didesain untuk digunakan dalam
jangka waktu yang sangat lama.
b) Concrete gravity base,
Memiliki fondasi struktur yang terbuat dari beton yang duduk di permukaan
laut. Fasilitas produksi terletak diatasnya ditopang oleh kolom-kolom yang
menyambung dengan fondasi. Struktur tipe ini sangat cocok pada lokasi yang
memiliki kedalamanan tanah keras yang tidak telalu jauh dari dasar laut.
c) Tension leg platform,
Fasilitas produksi terletak pada struktur yang terapung di permukaan laut,
dengan struktur yang terikat melalui kabel baja pada pile yang dipanjang
dibawahnya. Struktur ini biasanya digunakan pada perairan yang dalam.
d) Caisson/Monopod,
Merupakan struktur yang sangat minimalis biasanya digunakan pada perairan
dangkal. Struktur ini berupa batang tubular yang dipancang di dasar laut.
Fasilitas produksi yang terdapat pada struktur ini pun minimalis tidak
sekompleks fasilitas pada tipe struktur yang lain.
e) Spar platform
adalah jenis platform minyak terapung yang biasanya digunakan di perairan
yang sangat dalam ,dan dinamai untuk kayu gelondongan yang digunakan
sebagai pelampung dalam pengiriman yang ditambatkan di tempat secara
vertikal. Spar platform telah dikembangkan sebagai alernatif untuk platform
konvensional

5
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
FAKULTAS TEKNIK
KAMPUS : Jl. Batu Aji Baru-batam-provinsi kepulauan riau-indonesia
telp. (0778)392 166 – 392 752 Fax: (0778)391 868

2.3 KONSEP TEGANGAN STRUKTUR JACKET


2.3.1 Metode Analisa Struktur
Ada dua metode analisa yang bisa digunakan dalam perancangan struktur, yaitu :
a. Metode analisa deterministic.
 Cukup menggunakan Teori Gelombang Linier
 Pengaruh yang tidak linier dinyatakan dalam Damping
Amplification Factor (DAF)
 Tidak mampu mempresentasikan kondisi gelombang laut yang
sebenarnya
 Pengaruh parameter-parameter lainnya tidak dapat dimasukkan
dalam perhitungan padahal pengaruhnya terhadap respon struktur
mungkin cukup berarti

b. Metode analisa stochastik.


 Menggunakan Teori Gelombang Non Linier
 Parameter-parameter tidak linier dapat disimulasikan dalam model
matematis
 Model matematis sangat rumit sehingga membutuhkan fasilitas
komputer yang memadai

2.3.2 Pemodelan Secara Umum


Model suatu struktur merupakan kunci utama dalam suatu analisis, tanpa
adanya model tidak akan terjadi proses suatu analisis. Model bisa berupa fisik,
matematis, dan grafik. Model dapat digunakan untuk menerangkan desain atau
rancangan. Model harus mampu mendemonstrasikan suitability, workability dan
constructability dari konsep. Model dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori
utama yaitu display model dan engineering model

Model matematis merupakan suatu model yang dapat 18 mendeskripsikan


dimensi dan karakteristik dari prototipe kedalam formulasi matematis.
Model harus bisa memenuhi prinsip kesamaan yang mencakup agar
analisis yang berupa fisik, matematis, dan grafik bisa menerangkan desain atau
rancangan. Model yang bisa memenuhi prinsip kesamaan agar analisis berjalan
lancar ada 3 yaitu:
 Kesamaan Geometrik
 Kesamaan Kinematis
 Kesamaan Dinamis

6
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
FAKULTAS TEKNIK
KAMPUS : Jl. Batu Aji Baru-batam-provinsi kepulauan riau-indonesia
telp. (0778)392 166 – 392 752 Fax: (0778)391 868

2.3.3 Konsep Tegangan


A. Tegangan Normal
Tegangan normal dapat diakibatkan dua hal yaitu yang disebabkan oleh
gaya aksial dan lenturan.
 Disebabkan oleh gaya aksial
p
σ=
A
dimana : A = luas penampang lintang (m2 )
P = gaya tarik (N)
 Disebabkan oleh lenturan, ada 2 kondisi lenturan yaitu :
−My
Pada batang lurus σ=
I
My
Pada lengkung simetrisσ
Ae (R− y )

 Disebabkan oleh momen lentur murni.


Sebagai akibat gaya aksial, tegangan aksia dapat diakibatkan juga oleh
momen lentur murni akibat kopel M yang terjadi di setiap ujungnya.
Tegangan yang terjadi akibat momen ini dikenal sebagai bending stress atau
tegangan lentur.
Dimana :
X = jarak dari sumbu netral ke sembarang titik disepanjang L pada
penampang
Iz = momen inersia bidang penampang melintang terhadap sumbu z
B. Tegangan Geser
Tegangan geser disebabkan oleh dua jenis yaitu, tegangan geser yang
disebabkan oleh puntiran dan gaya geser dalam balok.
 Disebabkan oleh Puntiran

ο Poros melingkar τ
Ip
T
ο Poros siku empat τ
abc ²
T
ο Tabung dinding tipis tertutup τ
2 At

7
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
FAKULTAS TEKNIK
KAMPUS : Jl. Batu Aji Baru-batam-provinsi kepulauan riau-indonesia
telp. (0778)392 166 – 392 752 Fax: (0778)391 868

Batang penampang bulat juga akan mengalami tegangan geser walau


besarnya tidak begitu bervariasi. Penyebab paling besar terjadinya tegangan
geser pada elemen penampang bulat seperti kaki dan bracing pada jacket
adalah momen puntiran aksial.
Pada gambar dibawah tampak batang silinder mengalami pembebanan puntiran pada
kedua ujungnya.

Tegangan maksimum yang akan terjadi pada permukaan luar batang dapat dihitung
dengan rumus :
T .R
σ
J
Dimana : J = Momen inersia kutub
T = Momen torsi terkonsentrasi
R =Jari-jari penampang batang
Nilai;
π 4
J :J = ( R 0−R14 ) ...................................untuk circular ring
2
π
J= ( R4 ) ................................................untuk round bar
2

8
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
FAKULTAS TEKNIK
KAMPUS : Jl. Batu Aji Baru-batam-provinsi kepulauan riau-indonesia
telp. (0778)392 166 – 392 752 Fax: (0778)391 868

Tegangan yang bekerja pada penampang lintang lingkaran dan R adalah jari-jari
penampang batang. Tegangan geser yang bekerja pada penampang melintang 24
lingkaran selalu berarah tegak lurus jari-jari dan mempunyai arah yang sama dengan
momen puntir.
C. Kriteria Tegangan Ijin
Bagian struktur yang menerima beban kompresi dan beban tekuk harus
memenuhi kriteria kekuatan dan kriteria stabilitas. Apabila total tegangan
pada setiap bagian konstruksi melebihi tegangan ijin maka kegagalan dari
struktur akan terjadi. Tegangan ijin untuk member silinder :
a. Tegangan tarik
Tegangan tarik ijin Ft, dirumuskan :
Ft = 0,6 Fy
Dimana : Fy adalah tegangan yield, ksi (MPa)
b. Tegangan tekan
Buckling pada kolom
Tegangan tekan yang diijinkan adalah Fa.
Untuk D/t ≤ 60
kL

Fa= Fa¿
[
1−
( )²

kL
r
2Cc ²] Fy

kL
kL
r
kL
, untuk <Cc ,untuk <Cc
r
3( ) ( )
5 r r
+ −
3 8Cc 8Cc ³

12 π ² E kL kL
Fa= untuk ≥Cc ,untuk ≥ Cc
Fa= kL r r
23( )²
r
Dimana:
2π ² E
Cc=Cc [ Fy ]
E = modulus elastisitas, ksi (MPa)
K = faktor panjang efektif
L = Panjang bebas member
r = jari-jari girasi
Untuk member dengan D/t > 60 dengan menggunakan local buckling

Local buckling

9
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
FAKULTAS TEKNIK
KAMPUS : Jl. Batu Aji Baru-batam-provinsi kepulauan riau-indonesia
telp. (0778)392 166 – 392 752 Fax: (0778)391 868

 LOCAL BUCKLING ELASTIC


Fxe = 2 Cet/D

Dimana :
C = koefisien tegangan kritis buckling
D = diameter luar
T = ketebalan pipa
secara teoritis harga C adalah 0,6

 LOCAL BUCKLING INELASTIC


Fxc = Fy [ 1,64-0.23(D/t)] ≤Fxe
(2.43)
Fxc=Fy, untuk(D/t) ≤60
c. Tegangan Tekuk
Tegangan bending ijin, Fb dinyatakan :
Fb = 0,75 Fy , untuk D/t ≤1500/Fy
(2.45)
D 10340
( t

Fy )
, Dalam satuan SI

FyD 1500 D 3000


[
Fb= 0,84−1,74 ]
Et
Fy ,untuk
Fy
< ≤
t Fy
10340 D 20860
( Fy
< ≤
t Fy )
, dalam satuan SI

FyD 3000 D
[
Fb= 0,72−0.58 ]
Et
Fy , untuk
Fy
< ≤ 300
t
d. Tegangan Geser
Untuk bagian tubular, besarnya tegangan geser maksimum adalah:
V
ƒy= fy=
0 .5 A

Dimana: f y = tegangan geser maksimum, ksi (MPa)


V = tegangan geser transversal, kips (MN)
A = luasan melintang, in²(m²)
Sedangkan tegangan geser pada beam yang diijinkan adalah:
ƒ y = 0,4 Fy
e. Tegangan Majemuk Tekan dan Tekuk Untuk Batang Silinder

10
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
FAKULTAS TEKNIK
KAMPUS : Jl. Batu Aji Baru-batam-provinsi kepulauan riau-indonesia
telp. (0778)392 166 – 392 752 Fax: (0778)391 868

Tegangan gabungan untuk member silindris dipengaruhi oleh


gabungan antara kompresi dan fleksur secara proporsional harus
memenuhi persyaratan berkut (API RP 2A WSD,2002) :
fa fxb²+ fby ²
+√ ≤1.0
0.6 Fy fb
(2.50) Dimana : F a = tegangan aksial yang diijinkan
fa
Apabila ≤0.15 , digunakan f a = tegangan aksial
Fa
F b = tegangan bending diijinkan
fa √ fxb ²+fby ² f b = tegangan bending
+ ≤ 1.0
Fa fb

2.3.4 Kriteria Kekuatan


A. Konsep Analisa Inelastis/Nonlinear
Analisis inelastis global dilakukan untuk mengetahui apakah
platform memiliki cukup kekuatan dan stabilitas untuk tetap menahan
kriteria pembebanan dengan overstress lokal dan kerusakan ijin, namum
tanpa keruntuhan. Pada level analisa ini, tegangan telah melampui level
elastis dan pemodelan overstress members, joints dan pondasi harus
mengenali kapasitas ultimate/batas atau juga prilaku post bukling
daripada batas pembebanan elastis (API RP 2A~WSD,21st edition).
Metoda analisis yang lebih spesifik tergantung pada tipe
pembebanan lingkungan ekstrim yang diterima struktur dan tujuan yang
diharapkan dari analisa. Metoda pushover dan time domain adalah
metoda yang biasa digunakan untuk analisa inelastis global. Harus
dicatat bahwa batasan kerusakan struktur dapat diterima atau tidak sesuai
dengan semakin kerasnya kondisi pembebanan lingkungan. Metode
analisa nonlinear diperlukan untuk menghitung displasement pada
member setelah batas elastis (post-elastis), plastis range.
Pada analisa kekuatan ultimate, elemen struktural diperbolehkan
untuk menerima beban melebihi kapasitasnya, elemen-elemen dapat
meneruskan beban untuk mencapai kapasitasnya, tergantung pada
duktilitasnya dan prilaku pasca elastis elemen-elemen tersebut. Beberapa
elemen mungkin akan menunjukkan gejala kerusakan, mengalami
crossed over bukling atau juga inelastis yielding

B. Analisa Batas Tegangan Ultimate (PushOver Analysis Method)


Analisa batas tegangan ultimate dilakukan untuk menentukan
kekuatan maksimum struktur untuk menahan beban yang terjadi.Analisa

11
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
FAKULTAS TEKNIK
KAMPUS : Jl. Batu Aji Baru-batam-provinsi kepulauan riau-indonesia
telp. (0778)392 166 – 392 752 Fax: (0778)391 868

tegangan ultimate dari struktur sangat sulit didapatkan. Metode nonlinear


dibutuhkan untuk menghitung kekakuan member dalam rentang post
elastis-plastis.

Kekakuan sistem struktur harus dimonitor dan diperbaharui terus


menerus karena berada pada daerah plastis/brittle. Untuk analisa ultimate
ini dilakukan dengan menggunakan metode Push-Over yaitu suatu
metode yang dipakai dalam menganalisa keruntuhan struktur dan
merupakan analisa nonlinear dengan pembebanan inkremental lateral
untuk menentukan secara otomatis pembebanan yang menyebabkan
struktur runtuh.

C. Kekuatan Cadangan dari Struktur Jacket (Structural RSR)


RSR dihitung dengan menggunakan analisa nonlinear finite element
model dari struktur sering juga disebut sebagai pushover analysis. Secara
dasar analisa ini dilakukan dengan cara menetapkan beban-beban yang
akan digunakan, biasanya beban vertikal (payload) adalah beban yang
dianggap tetap sedangkan beban lingkungan adalah beban yang
dinaikkan (incremental load), beban lingkungan ini dianaikkan secara
perlahan sampai batas kekuatan dari struktur tercapai. Beban-beban
lingkungan yang digunakan pada umumnya adalah beban dalam kondisi
ekstrim.

Struktur akan mempunyai nilai RSR yang berbeda-beda untuk setiap


kondisi arah pembebanan sehingga nilai yang diambil adalah nilai RSR
yang paling minim/kecil. Nilai RSR minimum untuk struktur jacket
dalam pembebanan kondisi ekstrim adalah 0.8 untuk struktur tanpa
personel dan 1.6 untuk struktur yang terdapat personel

Nilai RSR dapat dihitung berdasarkan :

beban saat struktur kolaps


RSR=
beban pada kondisi awal(designlevel)
P awal+ Total Pincrement
=
Pawal
Dimana:
Pawal = beban kondisi ekstrim (design level)
Pincre= beban kondisi collapse/instability

12
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
FAKULTAS TEKNIK
KAMPUS : Jl. Batu Aji Baru-batam-provinsi kepulauan riau-indonesia
telp. (0778)392 166 – 392 752 Fax: (0778)391 868

D. Persamaan Fungsi Batas Kekuatan (Limit State


Functions/Performance Functions)
Konsep limit state digunakan untuk mendefinisikan kegagalan dalam
analisa keandalan struktur. Limit state ukuran dari batas dari kemampuan
struktur menahan beban.

Batas ini digambarkan dalam sebuah persamaan yang disebut moda


kegagalan misalnya dalam moda kegagalan karena crack, bukling,
yielding, crushing. Dalam pendekatannya masing-masing moda
kegagalan dibuat terpisah, sehingga tiap moda didefinisikan dalam satu
limit state.

a. SLS (serviceability limit states)

SLS berhubungan dengan penurunan secara perlahan


kekuatan struktur yang berakibat pada ketidaknyamanan dan
biaya perawatan yang tinggi. Hal ini secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi dari integritas struktur.

b. ULS (ultimate limit states)

ULS berhubungan dengan kehilangan kekuatan untuk


menahan beban yang terjadi. Dalam analisa ini digunakan
metode non-linear collaps analysis (push-over analysis).
Beban yang dipertimbangkan adalah beban dalam 29 kondisi
storm yang pada akhirnya didapatkan nilai kekuatan dari struktur
yang digambarkan dalam RSR.
Moda kegagalan dalam kategori ULS ini adalah :
- kegagalan karena beban momen
- kegagalan las-lasan
- bukling dari brace
- yielding dari brace
- Combine stress.

c. FLS (fatigue limit states)

FLS berhubungan dengan kehilangan kekuatan dari struktur


akibat beban yang berulang-ulang (cyclic loads). Kegagalan dari

13
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
FAKULTAS TEKNIK
KAMPUS : Jl. Batu Aji Baru-batam-provinsi kepulauan riau-indonesia
telp. (0778)392 166 – 392 752 Fax: (0778)391 868

struktur merupakan akumulasi dari kerusakan akibat beban


berulang, sehingga timbul crack di struktur.

d. ALS (accidental limit states)

ALS berhubungan dengan kerusakan yang timbul dari


kecelakaan dan bencana yang terjadi yang berakibat pada
kerusakan struktur, misalnya akibat ship impact, extreme
environmental loads (typhoons, tsunami) dan beban seismik
pada saat gempa bumi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bangunan Lepas Pantai atau Pelantaran Lepas Pantai adalah struktur
atau bangunan yang dibangun di lepas pantai untuk mendukung
proses eksplorasi atau eksploitasi bahan tambang.
2. Biasanya anjungan lepas pantai memiliki sebuah rig pengeboran yang
berfungsi untuk menganalisis sifat geologis reservoir maupun untuk
membuat lubang yang memungkinkan pengambilan
cadangan minyak bumi atau gas alam dari reservoir tersebut.
3. Pembangunan anjungan lepas pantai di Indonesia khususnya jacket
dan topside deck masih memiliki potensi yang cukup tinggi, di mana
73 % cekungan hidrokarbon di Indonesia berada di lepas pantai di
mana 2/3 nya berada di laut dangkal dan sebagian besar belum di
produksi.
4. Bagian struktur yang menerima beban kompresi dan beban tekuk
harus memenuhi kriteria kekuatan dan kriteria stabilitas. Apabila

14
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
FAKULTAS TEKNIK
KAMPUS : Jl. Batu Aji Baru-batam-provinsi kepulauan riau-indonesia
telp. (0778)392 166 – 392 752 Fax: (0778)391 868

total tegangan pada setiap bagian konstruksi melebihi tegangan ijin


maka kegagalan dari struktur akan terjadi

B. Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat


banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

API Recommended Practice 2A -WSD (RP 2A -WSD), Twenty - First Edition, December 2007.
Biro Klasifikasi Indonesia, PT. Persero. 2006. “Rules for The Classification Contruction of Sea
Going Stell Ship Volume II”. Jakarta: Biro Klasifikasi Indonesia.
http://repository.maranatha.edu/22015/3/1221009_Chapter1.pdf .
https://docplayer.info/36421142-Bangunan-lepas-pantai.html.
https://id.scribd.com/document/289314147/Perencanaan-Bangunan-Lepas-Pantai
https://putrismechelon.wordpress.com/2015/11/08/teknologi-perencanaan-bangunan-lepas-
pantai/. file:///C:/Users/Window/Downloads/175709907-ANALISA-STRUKTUR.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai