PROPOSAL SKRIPSI
Indra Febriyanto
20151070
Mengetahui,
Menyetujui,
Kepala Program Studi Sarjana Teknik Mesin
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Siding Proposal......................................................................................
Daftar Isi ..................................................................................................................................
Daftar Table .............................................................................................................................
Daftar Gambar ........................................................................................................................
Daftar Lampiran.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Daftar Gambar
Gambar 1.1
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Gambar 2.10
Gambar 2.11
Gambar 2.12
Gambar 2.13
Gambar 2.14
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 3.5
Gambar 3.6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Putaran turbin yang dihasilkan berasal dari air yang dipanaskan boiler
dari fasa cair menjadi fasa uap, pada PLTU Banjarsari 2 X 135 MW bahan baku
air berasal dari sungai lematang yang dipompa menuju water treatment plant
(WTP) untuk diolah dengan foagulan dan koagulan untuk menggumpalkan
kotoran dan air, kemudian aliran air tersebut dibuang kadar oksigen dan mineral
dengan aerator, kadar oksigen pada air boiler tidak baik bagi keberangsungan
operasi pltu. Hal tersebut dapat berakibat terjadinya korosi hingga rusaknya
turbin yang berakibat pada terganggunya operasional pembangkit.
1.Casing
Casing turbine merupakan rumah turbine yang membentuk ruangan
disekeliling rotor, sehingga memungkinkan uap untuk mengalir melintasi sudu-
sudu turbine. Casing turbine juga sekaligus sebagai tempat dudukan
pemasangan sudu-sudu diam turbine, labirynth, governing valve, dan pipa
pancar. Pada turbine tekanan rendah, umumnnya memeiliki casing lapisan
tunggal (single shell) sedangkan pada turbine tekanan tinggi, bisa tersusun atas
dua lapisan (doubel shell).
6.Poros (Shaft)
Poros merupakan bagian turbine yang berputar, yaitu tempat
dipasangnya sudu-sudu gerak turbine, penyeimbang putaran tutbin, pompa
minyak pelumas utama (main oil pump) dan kopel ke poros generator.
Sepanjang poros dibuat alur-alur melingkat yang boiasa disebut root sebagai
tempat dudukan, sudu-sudu gerak moving blade).
7.Labyrint
labyrinth adalah salah satu bentuk mechanical seal yang meembentuk
lintasan berliku, berfungsi sebagai penyekat uap agar tidak terjadi kebocoran di
sela-sela atau celah poros turbine pada tiap tingkatan sudu.
Gambar 2.4 Labyrint
8.Bearing
Bantalan (bearing) memiliki fungsi untuk menyangga berat turbine
serta untuk menjaga radial dan axial aligment poros turbine agar tidak terjadi
pergeseran pada turbin. Ada dua type bantalan (bearing) untuk turbine uap,
yaitu : Journal bearing dan Thrust bearing. Adanya bantalan penyangga turbin
untuk menjaga rotor turbin tetap pada pada posisinya. Turbin uap umumnya
dilengkapi oleh bantalan jurnal (journal axial) dan bsntalan axial (thrust bearing)
9.Coupling
Coupling adalah komponen yang digunan sebagai penggerak dalam
turbin, berfungsi untuk menghubungkan poros turbine dengan mesin yang akan
digerakanya (compressor, pompa dan generator).
12.Turning gear
Turning gear merupakan perangkat yang ditempatkan poros utama atau
rotor turbin, berfungsi untuk memutar poros turbine, pada saat turbine akan
dioperasikan maupun setelah turbine baru distop. Tujuanya agar rotor turbine
mendapat proses pemanasan dan pendinginan yang merata. Sehingga poros
turbine tidak mengalami depleksi (bending).
Back pressure : adalah uap yang telah digunakan dan kembali diproses
di reheater untuk memutar intermedite pressure turbin
Condensing : merupakan uap masuk turbin langsung turun keproses
pendingin.
Fluida axial merupakan fluida yang bekerja dengan arah sejajar dengan
turbin
Fluida radial adalah fluooda yang bekerja dengan gaya yang tegak lurus
dengan turbin
Konstan dengan mengatur possi control valve dengan cara ditrotle agar
tekan uap dari boiler untuk memutar turbin dapat diatur pada valve
utama (valve utama tidak terbuka penuh) tetapi pengaturan putran
masih mengunaka control valve / gavenor valve.
Konstan dengan cara mengatur nozzle agar tekan uap yang berasal dari
boiler dapat digunakan untuk memutar turbin diatur pada control valve
atau gavenur valve sehinnga valve utama dapat terbuka pada posisi
penuh.
Dengan menggunakan sistem sliding control pada uap masuk turbin,
maka akan terkontrol langsung oleh satu valve.
Type single casing yaitu tipe turbin yang digunakan pada turbin berskala
kecil denga kapasitas di bawah 500 MW, misalnya : fan, boiler dan
generator dengan kapasitas dibawah 500 MW
Type double casing yaitu tipe turbin yang digunakan untuk turbin
bersekala besar dengan kapasitas diatas 500 MW, turbin jenis ini
digunakan untuk memutarkan generator pembangkit listrik
Bahan atau material merupakan kebutuhan manusia yang telah ada dari
zaman dahulu hinngga sekarang. Dalam dunia teknik, terutama teknik mesin
terutama material besi dan baja merupakan material yang paling banyak
dipakai, akan tetapi material jenis lain tidak dapat diabaikan terutama untuk
komponen pendukung. Material adalah segala sesuatu yang memiliki massa
dan ruang, secara garis besar material teknik klasifikasi menjadi dua, yaitu
material logam dan material non logam.
Berdasarkan dari kandungan karbon, baja terdiri dari empat macam, yaitu :
Baja karbon rendah (low carbon steel) mempunyai kadar besi dan
karbon dengan komposisi karbon dibawah 0,3 %
Baja karbon medium (medium carbon steel) mempunyai kadar besi dan
karbon dengan komposisi karbon antara 0,3 % −¿0,8 %
Baja karbon tinggi (high carbon steel) mempunyai kadar besi dan karbon
dengan komposisi karbon diatas 0,8 %−¿2 %
Baja karbon paduan (alloy steel) baja yang memiliki unsur paduan selain
jenis paduan lainnya, seperti chrom, molybdenum, vanadium dan lain
sebagainya
Dalam dunia teknik jarang kita temui penggunan logam besi murni, hal
tersebut terjadi karena dari segi kekuatan dan ketahanan kurang baik juga dari
segi evektifitas tidaklah efektif, rata-rata penggunaan logam di dunia industri
menggunakan logam paduan dangan menggabungkan berbagai unsur dan
karbon agar dapat digunakan secara efktif dari segi kekuatan bahan. Kadar
karbon dalam baja dapat menentukan kekerasan maupun keuletan logam,
apablia semakin tinggi kadar karbon pada baja, maka kekerasan akan semakin
kuat, manun tingkat keuletan pada baja justru sebaliknya akan semakin rendah
Disamping karbon, pada baja karbon juga mengandung unsur-unsur pemadu
lain, seperti Si, Mn, P, S atau lainnya dalam jumlah yang rendah. Penambahan
unsur pemadu ke dalam baja karbon yakni agar mendapatkan sifat-sifat
mekanis yang diinginkan, tetapi ada juga unsur-unsur yang bersifat impuritas.
Fungsi dari unsur unsur pemadu yang terkandung dalam baja karbon adalah
sebagai berikut ini :
1.Karbon (C)
Karbon merupakan elemen utama yang berpengaruh terhadap kekerasan
dan dalam penentuan jenis baja. Semakin tinggi kandungan karbon dalam baja
maka kekuatan meningkat namun keuletan, kemampuan las, dan kualitas
permukaan baja tersebut menurun. Baja dengan kualitas buruk butuh proses
khusus untuk memperbaiki kualitas baja tersebut, tanpa harus mengubah
kandungan karbon. Karbon juga berpengaruh terhadap adanya cacat pada baja
(seperti batas butir dan dislokasi).
2.Mangan (Mn)
3.Molybdenum (Mo)
4.Kromium (Cr)
Kromium merupakan unsur paduan paling penting pada baja karena dapat
meningkatkan kekerasan, ketahanan aus, ketahanan korosi, meningkatkan
kekuatan suhu tinggi, ketahanan terhadap tekanan tinggi.
5.Nikel (Ni)
Nikel adalah salah satu paduan baja yang dapat meningkatkan nilai
kekerasan pada material, hal tersebut apabila di gabungkan dengan Cr dan Mo
maka akan terbentuk baja dengan kekerasan, kekuatan impak, ketahan fatik
dalam baja. Nikel juga dapat meningkatkan ketahanan korosi.
6.Wolfram (W)
7.Vanadium
9.Silikon (Si)
Silikon merupakan salah satu pengikat oxida utama yang digunakan untuk
pembuatan baja karena itu, volume silikon juga dapat menentukan jenis baja
yang dihasilkan. Jika Mn dan Mo di gabungkan maka kemampuan baja akan
lebih keras, Si merupakan unsur paduan penting, dan meningkatkan kekerasan,
ketahanan aus, batas elastis, keuletan, dan ketahan panas.
Pada baja terjadi perubahan fasa yang terjadi akibat dari perubahan
temperatur, perubahan fasa baja dapat dilihat di diagram fasa Fe-Fe3C dengan
menampilkan hunungan antara temperatur selama proses perubahan fasa
brupa proses pendinginan lambat dan proses pemanasan lambat dengan
kandungan karbon. Diagram ini menjadi parameter dalam menetukan segala
jenis fasa yang ada di dalam baja serta barbagai hal yang terjadi pada baja
paduan.
Gambar 2.8 Diagram fasa FE-Fe3C
Struktur yang terkadung dalam besi dan baja terdiri dari berbagaki fasa-fasa,
sebagai berikut :
1.Ferit (ferrite)
Ferit adalah larutan padat dari instersiti dari atom-atom karbon pada besi
murni, fasa ferit mulai terbentuk pada temperatur antara 300°C hingga 727°C,
struktur besi yang dimiliki oleh ferit memiliki struktur BCC (body centered cubic)
dengan sifat ulet dan lunak.
3. Austenit (austennite)
Austenit adalah larutan padat karbon internsiti karbon dan besi yang memiliki
FCC (Face Centered Cubic) fase austenite terbentuk antara temperatur 912°C
hingga 1394°C, larutan autenit merupakan larutan padat yang berisi karbon dan
besi. Kelarutan karbon terjadi pada saat fasa austenit sekitar 2,14 %
5.Bainit
Bainit merupakan struktur mikro pada baja yang dihasilkan oleh
dekomposisi antenit menuju ke sementit dan ferit. Perubahan austenit ke bainit
dapat terjadi apabila baja didingikan ke temperatur antara 300°C hingga 550°C
Gambar 2.13
Struktur mikro bainit
(ASM International, 2004)
6.Martensit
Martensit merupakan suatu fasa yang terjadi akibat pendinginan yang
cepat. pada fasa ini tidak akan terjadi difusi, krena terjadinya proses difusi yang
sangat cepat. Baja yang berada pada fasa materrsit mempunyai sifat yang
keras dan kuat. Namun baja jenis ini bersifat rapuh dan getas.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
o Data Kerusakan
Pengumpulan data
o Data operasi
Uji Bahan :
Pengamatan
secara visual
Uji sem
Uji komposisi
kimia
Uji kekerasan
B BA
A
Analisa dan
Pembahasan
Kesimpulan
dan saran
Selesai
Gambar 3.1 alur diagram Flowchart
3.1.3 Pengujian
Pada bagian ini penulis ingin memaparkan tentang pengujian yang
dilakukan dari data kerusakan dan data operasi dari pengamatan yang telah
dilakukan oleh penguji untuk mendukung pengujian yang akan dilakukan,
berikut pengujian-pengujian yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam
kelancaran memperoleh data :
3.1.3.1 Pengamatan Visual
Pengamatan visual dilakukan di area sudu turbin yang mengalami
kerusakan. pengamatan visual bertujuan untuk melihat dan mengidentifikasi
masalah yang sesuai untuk dilakukan pengujian pada material tersebut.
material tersebut dilakukan pelepasan pada bagian bagian yang akan di lepas
menjadi beberapa bagian spesimen untuk kemudian dilakukan pengujian, hal
tersebut merupakan bagian dari preparasi sampel yang akan dilakukan
pengujian.
Tahun 2020
NO Kegiatan
Feb Maret April Mei Juni Juli
1 Studi literatur
2 Studi lapangan
3 Pengumpulan data
4 Analisis data
5 Pemnyusunan skripsi
Daftar Pustaka
Molodtov, Artjom. (2019). Investigation of steam turbine Blades and Reability
ina a power plant Vol. 779, No. 89-94.
ASTM 565 (Standard Specification For Martensitic Stainless Steel Bars For
High Temperature Service).