PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perguruan tinggi merupakan wadah awal untuk mahasiswa
mendapatkan ilmu pengetahuan yang nantinya akan digunakan sebagai bekal
diri memasuki dunia praktis atau industri. Kegiatan perkuliahan saja tidak cukup
untuk mempersiapkan seorang mahasiswa memasuki dunia kerja. Dibutuhkan
pengenalan dan pengalaman akan ruang lingkup pekerjaan dengan cara terjun
langsung ke lapangan.
PT PLN (Persero) UP3 Bekasi merupakan unit area PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat yang memiliki tugas pokok meliputi distribusi, penjualan
tenaga listrik dan pelayanan pelanggan. Merupakan salah satu tempat aplikasi
konsep ketenagalistrikan yang telah dipelajari untuk diterapkan ke dunia nyata
khususnya bagi mahasiswa teknik elektro. PT PLN (Persero) berperan dalam
menyediakan pelayanan energi listrik yang baik bagi pelanggan. Seiring
meningkatnya kebutuhan energi listrik masyarakat, penyedia tenaga listrik
harus berada dalam keadaan andal yaitu mampu meyuplai listrik secara kontinu
dengan kualitas yang baik.
Pada gardu distribusi terdapat suatu perangkat instalasi listrik yang
sering disebut kubikel. Fungsinya adalah sebagai pembagi beban, sarana
manuver serta pengukuran. Kubikel didalamnya mempunyai berbagai alat
seperti PMT, PT, CT, Relay, heater, dll. Dalam kubikel terdapat permasalahan
yang dapat mengganggu kinerja kubikel yaitu korona pada kubikel. Apabila
tidak segera diatasi akan menyebabkan gangguan pada penyulang, dan
apabila korona berlangsung secara terus menerus akan menimbulkan flashover
(loncatan bunga api) yang menyebabkan gangguan antar gasa ataupun fasa
dengan tanah.
Untuk itu perlu dilakukan pemeliharaan khusus agar kubikel tetap sesuai
dengan standart kinerjanya. Solusi yang diberikan pada permasalahan kubikel
korona tergantung kondisi di lapangan, sehingga analisa mendalam harus
dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut..
1
1.2 Ruang Lingkup
Dalam laporan kerja magang ini, penulis hanya membahas masalah
pada gangguan korona pada kubikel dan hal – hal yang dilakukan untuk
mengatasi gangguang tersebut di Gardu yang berada di UP3 Bekasi.
Pemeliharaan kubikel dilakukan setelah dilakukan inspeksi dan ditemukan
gangguan pada gardu beton yang kubikelnya terkena korona.
2
1. Metode interview atau wawancara kepada staf-staf atau orang-orang di
lapangan yang berkaitan dengan kegiatan kerja magang.
2. Metode studi literatur / studi pustaka untuk lebih menguasai dan memahami
dasar-dasar teori dan konsep-konsep yang mendukung kerja magang.
3. Metode observasi, melakukan observasi permasalahan yang terjadi pada
kegiatan kerja magang dan dilanjutkan dengan mengidentifikasinya.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Profil perusahaan berisi sejarah singkat dari PT. PLN (Persero) UP3
Bekasi dan bentuk kegiatan operasionalnya dan aplikasi pendukung bidang
produksi/jasa perusahaan PT. PLN.
4
Kantor PT PLN (Persero) UP3 Bekasi berada di Jalan Raya Cut
Meutia, No.44 Bekasi. Gedung PT PLN UP3 Bekasi memiliki 3 lantai
dengan 6 bidang, yaitu Bidang Transaksi Energi berada di lantai 1,
Bidang konstruksi, Bidang Keuangan, Bidang Perencanaan, SDM dan
Administrasi (KSA) berada di lantai 2. Sedangkan di lantai 3 terdapat
Bidang Distribusi
Fungsi dan Tugas Pokok PT PLN (Persero) UP3 Bekasi adalah
mengelola operasi jaringan distribusi tenaga listrik, mengelola transaksi
energi serta mengelola niaga dan pelayanan pelanggan sesuai dengan
kewenangannya dalam rangka meningkatkan target kinerja unit. Rincian
uraian fungsi dan tugas pokok PT PLN (Persero) UP3 Bekasi
selanjutnya ditetapkan oleh General Manager.
Tujuan PLN UP3 Bekasi adalah menjalankan bisnis kelistrikan
dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasaan pelanggan,
anggota perusahaan, dan pemegang saham; Menjadikan tenaga listrik
sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat;
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi;
Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
PT PLN (Persero) UP3 Bekasi memiliki beberapa aset. Di
antaranya gardu hubung, gardu distribusi, trafo distribusi, kubikel
penyulang JTM dan JTR. Hingga saat ini total pelanggan di PT PLN
(Persero) UP3 Bekasi sebanyak 1.695.526 Pelanggan dengan total
pegawai sebanyak 122 Pegawai.
5
Gardu Distribusi 7652 Buah
Trafo Distribusi 6671 Buah
Panjang JTM 5.878,81 kms
Panjang SKTM 3.825,34 kms
Panjang SUTM 2.053,48 kms
Panjang JTR 9.255,81 kms
Jumlah Pelanggan 1.695.526 Pelanggan
Pelanggan TM 1115 Pelanggan
Pelanggan Premium 121 Pelanggan
6
dan akutansi, asisten manajer niaga dan asisten manajer kontruksi. Masing-
masing asisten manajer didukung oleh beberapa supervisior dan masing-
masing staf.
7
Wewenang :
Membuat keputusan teknis.
Menandatangani surat keluar, SPJBTL, SPK, Surat perjanjian
kontrak kewenangannya.
Menetapkan target kinerja unit asuhannya.
Menandatangani surat berharga (Cek/BG)
Merumuskan kebijakan strategis.
2. Perencanaan
Tugas Utama :
Membagi tugas dan memberi arahan kepada bawahan dalam
rangka pelaksanan tugas.
Menyusun master plan, usulan RAKP dan PRK UP3.
Memantau realisasi RAKP (termasuk breakdown dan monitor
melalui Smart One)
Mengusulkan sasaran indikator kerja (KPI) UP3 dan Rayon.
Mengendalikan realisasi anggaran dan investasi secara berkala
untuk pengendalian anggaran.
Mengelola pengoperasian Sistem Teknologi Informasi.
Mengelola proses pemantauan, pemetaan pemutakhiran data
jaringan serta pelanggan existing.
Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.
Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
Wewenang :
Menyusun dan memantau Master Plan, RKAP dan PRK UP3.
Mengendalikan anggaraan operasi dan anggaran investasi UP3.
Mengelola dan mengendalikan sistem informasi teknologi.
Menyusun dan mengevaluasi rencana pengembangan distribusi.
3. Konstruksi
Tugas Utama:
Membagi tugas dan memberi arahan kepada bawahan dalam
rangka pelaksanan tugas.
8
Mengendalikan pekerjaan pembangunan jaringan distribusi.
Melaksanakan efisiensi operasi konstruksi distribusi.
Memantau realisasi pelaksanaan investasi untuk pelaporan
kepada manajemen.
Mengendalikan pelaksanaan penyambungan tenaga listrik.
Mengelola pergudangan dan persediaan material distribusi.
Mengendalikan proses pengadaan barang dan jasa.
Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.
Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
4. Jaringan
Tugas Utama :
Membagi tugas dan memberi arahan kepada bawahan dalam
rangka pelaksanaan tugas.
Mengusulkan rencana pengembangan sistem operasi distribusi
untuk mengoptimalkan beban dan jaringan efisiensi distribusi.
Melakukan pengendalian atas tercapainya efisiensi operasi dan
pemeliharaan aset jaringan distribusi (respon time, recovery time
dan jumlah gangguan).
Wewenang :
Mengatur operasi dan pemeliharaan jaringan dan gardu
distributor.
Mengendalikan pelaksanaan pembangunan jaringan distribusi.
5. Transaksi Energi
Tugas utama :
Membagi tugas dan memberi arahan kepada bawahan dalam
rangka pelaksanaan tugas.
Melakukan analisa dan evaluasi energi.
Menangani akurasi transaksi energi listrik internal perusahaan
(dengan unit lain) dan pelanggan.
9
Menyusun dan melaksanakan program penururan susut non
teknis.
Mengendalikan kegiatan pemasangan, perubahan daya,
pemutusan dan pemeliharaan APP.
Mengendalikan operasi dan pemeliharaan AMR dan sistem
telekomunikasi
Mengelola penurunan saldo tunggakan.
Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.
Wewenang :
Membuat program penurunan susut non-teknis.
Membuat program penurunan tunggakan.
Menganalisa penggunaan material-material APP.
10
Mengendalikan fungsi administrasi umum.
Mengendalikan fungsi keuangan dan akuntansi.
Mengendalikan fungsi SDM.
7. Rayon
Tugas Utama:
Membagi tugas dan memberi arahan kepada bawahan dalam
rangka pelaksanaan tugas.
Menyusun usulan PKK Rayon.
Melakukan evaluasi Realisasi Kinerja Rayon.
Menyusun dan mengevaluasi potensi pasar.
Menyusun program peningkatan pelayanan pelanggan.
Melakukkan evaluasi teknis kegiatan sistem operasi dan
pemeliharaan jaringan distribusi.
Melakukan evluasi terhadap aset sarana kerja dan fasilitas kantor.
Melakukan evaluasi terhadap optimalisasi aset teknik (jaringan
dan konstruksi distribusi tenaga listrik).
Melaksanakan program integritas publikk (ILP) Rayon.
Melakukan pengendalian komunikasi dan hubungan kerja internal
dan eksternal dengan stakeholder perusahaan.
Memasukan RAB, SPK dan berita acara pekerjaan selesai.
Membina dan mengembangkan kompetensi SDM untuk
memenuhi kompetensi jabatan.
Membuat laporan berkala sesuai bidangnya.
Mengawal pelaksanaan ISO 9001:2008 terpusat
Wewenang :
Membuat keputusan teknis.
Menandatangani surat keluar, SPJBTL, SPK, Surat perjanjian
kontrak sesuai kewenangannya.
11
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT PLN UP3 Bekasi
12
konsumen yang mana dengan cara memberikan pelayanan yang memuaskan
tehadap konsumen dan pemberian informasi yang benar, cepat, dan akurat
mengenai keadaan jaringan energi listrik kepada tiap-tiap daerah , sehingga
operasi sistem distribusi energi listrik yang handal, aman, serta dapat menjamin
mutu, stabilitas, dan kontinuitas penyaluran energi listrik kepada para
konsumen lebih dapat ditingkatkan.
13
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Perencanaan
Dalam melakukan kegiatan magang ini, penulis melakukan persiapan
yang berupa perencanaan pelaksanaan magang. Dalam perencanaan tersebut
terdiri dari rencana kegiatan, lokasi kegiatan magang, dan waktu pelaksanaan
magang.
14
3.1.3 Waktu Magang
Kegiatan magang dilaksanakan mulai tanggal 4 Februari 2019
sampai dengan 4 Mei 2019.
15
Adapun langkah kerjanya yaitu :
a. Menerima Surat Perintah Kerja.
b. Persiapkan peralatan kerja:
1) Thermovisi
2) HVPD (High Voltage Partial Discharge)
3) Tang Ampere
4) Senter
5) Formulir Check list
6) Kamera
16
seperti lampu penerangan, GFD, RTU, kWhmeter EXIM, kWhmeter
pantau, dan mencatat peralatan tersebut ke dalam checklist.
e. Memeriksa secara visual dan mencatat dalam check list : jenis,
ukuran, kondisi, dan konstruksi kabel Single Core Tegangan
Menengah (SCTM) beserta rak kabelnya.
f. Menginspeksi transformator dan mencatat dalam check list.
g. Menginspeksi PHB TM dan mencatat dalam check list.
h. Menginspeksi PHB TR dan mencatat dalam check list.
i. Memeriksa secara visual pentanahan gardu distribusi / pentanahan
sistem, mengukur tahanan pentanahannya, dan mencatat dalam
check list.
j. Membuat foto dokumentasi kondisi gardu, peralatan instalasi dan
perlengkapannya secara riil.
k. Membuat laporan pelaksanaan inspeksi berupa data pada formulir
inspeksi (check list), sample minyak trafo, foto thermal peralatan,
foto dokumentasi perlatan secara riil dan kelainan yang ditemukan
pada saat kegiatan inspeksi gardu.
l. Melaporkan ketidaknormalan instalasi yang terdapat dalam gardu
untuk dilakukan perbaikan dengan segera.
2. Pemeliharaan Kubikel 20 kV
1) Pengawas Pemeliharaan:
a. Menerima Surat Perintah Kerja (SPK).
b. Koordinasi dengan Pelaksana Pemeliharaan.
c. Membawa jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditanda tangani
Asman Distribusi dan surat pemberitahuan pemadaman
pelanggan yang ditandatangani oleh Manager.
d. Meminjam kunci gardu dan menuju lokasi gardu.
e. Memberi pengarahan urutan pelaksanaan kerja kepada
Pelaksana Pemeliharaan dan memeriksa pemakaian
perlengkapan K2, dilanjutkan dengan berdoa bersama.
f. Bersama Pelaksana Pemeliharaan mendata kubikel,
17
memeriksa posisi saklar-saklar kubikel dan mencatat dalam
check list.
g. Melapor ke Piket Pengatur Area bahwa pekerjaan
pemeliharaan kubikel siap dilaksanakan.
2) Piket Pengatur Area berkoordinasi dengan Piket Pengatur APD,
dan memerintahkan Pelaksana Operasi untuk pembebasan
tegangan kubikel yang akan dipelihara, selanjutnya
menginformasikan ke Pengawas Pemeliharaan.
3) Pengawas Pemeliharaan:
a. Meyakinkan bahwa kubikel benar-benar sudah bebas
tegangan dengan melihat lampu indikator padam / mengukur
tegangan pada terminal lampu indkator kubikel dengan volt
meter.
b. Membuka saklar pemutus beban, kemudian memasukkan
saklar pentanahan.
c. Memerintahkan Pelaksana Pemeliharaan mulai melaksanakan
pemeliharaan.
4) Pelaksana Pemeliharaan:
a. Membersihkan debu pada kompartemen kubikel sisi luar
dengan vacum cleaner.
b. Membuka pintu dan memasang grounding system, membuka
tutup mekanik dan tutup busbar kubikel.
c. Memeriksa sistem pentanahan, mengukur tahanan
pentanahan kubikel dan mencatat dalam check list.
d. Lakukan pengukuran tahanan isolasi busbar dengan magger
sebelum dipelihara dan catat dalam check list pemeliharaan.
18
Gambar 3.3 Megger
e. Mengukur tahanan kontak dengan micro ohm sebelum
dipelihara dan mencatat hasilnya di check list (saklar
pentanahan dikeluarkan).
f. Membersihkan debu pada kompartemen kubikel sisi dalam
dengan vacum cleaner.
g. Mengeringkan isolator, indoor terminal, busbar, kompartemen
kubikel secara merata dengan burner atau blender LPG.
h. Memeriksa kekencangan mur baut busbar dengan kunci torsi
dan membersihkan busbar dengan CONTACT CLEANER BR-
405.
i. Apabila kontak busbar terjadi korosi, lepaskan busbar dan
bersihkan kontak-kontaknya dengan METAL CLEANER BR-
707 dan di finishing dengan CONTACT CLEANER BR-405,
lapisi ulir baut busbar dengan Anti Saize BR-66 kemudian
busbar pasang kembali.
j. Membersihkan isolator penumpu busbar dengan cairan
ISOLATOR PROTECTION CLEANER BR-2810.
k. Apabila isolator sangat kotor dan terdapat bekas tracking,
bersihkan dengan ISOLATOR PROTECTION CLEANER BR-
2810 dan lapisi dengan RED INSULATING VARNISH BR-406.
l. Memeriksa kekencangan mur baut dan membersihkan indoor
terminal dengan CONTACT CLEANER BR-405.
19
m. Apabila kontak indoor terminal terjadi korosi, lepaskan indoor
terminal dan bersihkan kontak-kontaknya dengan METAL
CLEANER BR-707 dan di finishing dengan CONTACT
CLEANER BR-405, kemudian indoor terminal pasang kembali.
n. Membersihkan isolator-isolator pada kompartemen
indoor terminal dengan cairan ISOLATOR PROTECTION
CLEANER BR-2810.
o. Apabila isolator sangat kotor/terdapat bekas
tracking bersihkan dengan ISOLATOR PROTECTION
CLEANER BR-2810 dan lapisi dengan RED INSULATING
VARNISH BR-406.
p. Membersihkan mekanik kubikel dan memberi pelumasan
dengan POWER PROTECTION BR-1066.PS dan melakukan
ujicoba fungsi mekanik.
q. Membersihkan kompartemen dan body kubikel dengan
ISOLATOR PROTECTION CLEANER BR-2810.
r. Apabila terdapat karat/korosi, lapisi dengan sistem pelapisan
langsung di kuas menggunakan cairan RUST CONVERTER
COATING BR-C9.
s. Melapisi dengan kuas/spray kompartemen dan body kubikel
sisi dalam dengan POWER PROTECTION BR-1066.PS.
t. Memeriksa system pentanahan, mengukur tahanan
pentanahan kubikel dan mencatat dalam check list (setelah
pemeliharaan).
u. Memeriksa kondisi dan fungsi heater, heater harus kondisi baik
dan berfungsi.
v. Mengukur tahanan isolasi rangkaian busbar dan mencatat
dalam check list (setelah pemeliharaan).
w. Mengukur tahanan kontak individual dan rangkaian kubikel dan
mencatat dalam check list (setelah pemeliharaan).
x. Membuat foto dokumentasi setelah pekerjaan pemeliharaan.
y. Meyakinkan bahwa tidak ada peralatan yang tertinggal di
20
dalam kompartemen kubikel, memasang tutup mekanik &
busbar , melepas grounding system, memasang pintu kubikel,
dan membuat foto dokumentasi.
5) Pengawas Pemeliharaan:
a. Memeriksa hasil pemeliharaan.
b. Mengembalikan posisi saklar sesuai posisi awal dan mencatat
dalam check list.
c. Melapor ke Piket Pengatur Area bahwa pemeliharaan kubikel
gardu selesai dan kubikel siap dioperasikan.
6) Piket Pengatur Area memerintahkan Pelaksana Operasi untuk
memeriksa secara visual dan teliti hasil pemeliharaan, dan
melaporkan hasilnya ke Piket Pengatur Area bahwa pukul
............... pemeriksaan kubikel gardu ............... selesai dengan
hasil baik dan kubikel siap dioperasikan.
7) Piket Pengatur Area berkoordinasi dengan Piket Pengatur APD,
dan memerintahkan Pelaksana Operasi untuk menormalkan
tegangan pada kubikel yang selesai dipelihara, selanjutnya
menginformasikan ke Pengawas Pemeliharaan.
8) Pengawas Pemeliharaan :
a. Memeriksa kondisi kubikel setelah dioperasikan.
b. Mengembalikan kunci gardu.
c. Membuat laporan hasil pemeliharaan. d) Menyerahkan laporan
hasil pemeliharaan ke Supervisor Pemeliharaan.
9) Supervisor Pemeliharaan dan Asman Distribusi menganalisa dan
mengevaluasi hasil pemeliharaan.
3. Penggantian Kubikel
Adapun langkah-langkah yang dilakukan meliputi:
a. Laporkan ke Pengatur TM , bahwa penggantian kubikel siap
dilaksanakan.
b. Pergunakan perlengkapan K3.
21
c. Buka pintu gardu dan pastikan jaringan dalam keadaan aman dan
bebas tegangan.
d. Beri tanda urutan phasa dan bongkar indoor terminal.
e. Bongkar Rell Busbar dan kawat pentanahannya.
f. Bongkar kubikel yang rusak.
g. Pasang kubikel yang baru, rell busbar dan pentanahannya.
h. Pasang indoor terminal sesuai urutan phasanya
i. Periksa dan yakinkan pekerjaan sudah baik dan benar.
j. Laporkan ke Pengatur TM bahwa pekerjaan sudah selesai.
22
Kamis,7 Diskusi mengenai
Mengenali bagian-bagian dari
Februari penyulang
penyulang
2019
Pengoperasian penyulang baru
untuk penyalaan pelanggan TM
Jumat, 8 Pemasangan
Februari penyulang baru di
2019 Transpark Juanda
23
Melakukan kegiatan
inspeksi vendor di PT.
Putra Dua Perkasa dan PT.
Bisma Belis
Melakukan kegiatan
inspeksi vendor di PT.
Trilistrindo Pratama dan
PT. Tunggal Karya
Sejahtera
Melakukaan pemeriksaan
Kamis,14 Pengecekan berkas
kelengkapan berkas-
Februari 2019 terhadap vendor PLN
berkas vendor
Melakukaan pemeriksaan
Jumat, 15 Pengecekan berkas
kelengkapan berkas-
Februari 2019 terhadap vendor PLN
berkas vendor
24
Tabel 3.3 Kegiatan Magang Minggu Ke-3
Hari,
Pekerjaan Uraian
Tanggal
Senin, 18 Pembuatan surat Melengkapi pembuatan surat
Februari balasan terhadap balasan adendum terhadap
2019 vendor PLN vendor
Selasa, 19 Pembuatan surat Melengkapi pembuatan surat
Februari balasan terhadap balasan adendum terhadap
2019 vendor PLN vendor
Mengukur pembumian pada
gardu split dan gardu cantol
Rabu, 20
Pengukuran
Februari
pembumian
2019
Kamis, 21
Pengukuran tahanan Mengukur tahanan isolasi pada
Februari
isolasi kubikel
2019
25
Jumat, 22
Ke perpustakaan mencari
Februari Izin
referensi
2019
26
Februari 2019
Berdiskusi dengan
Senin, 4 Diskusi mengenai kubikel pembimbing lapangan
Maret 2019 20 kV mengenai bagian-bagian
kubikel 20 kV
Kamis, 7
LIBUR HARI RAYA NYEPI
Maret 2019
27
Tabel 3.6 Kegiatan Magang Minggu Ke-6
Hari,
Pekerjaan Uraian
Tanggal
Melakukan pemeliharaan
dikubikel yaitu dengan
mengganti CT ring di kubikel
Melakukan pemasangan
kubikel baru rayon Bekasi
Kota
28
dan pemeriksaan gardu.
Melakukan pemasangan
indoor terminasi dan
perapihan lubang
kompartemen kubikel
Jumat, 15
Izin Mengikuti pelatihan digsilent
Maret 2019
29
Tabel 3.7 Kegiatan Magang minggu ke-7
Hari, Tanggal Pekerjaan Uraian
Melakukan pemeriksaan
Selasa, 19 untuk mengetahui adanya
Inspeksi Gardu
Maret 2019 potensi-potensi gangguan
yang terdapat pada gardu
Rabu, 20 Diskusi mengenai proteksi Mengetahui proteksi
Maret 2019 terbaru dari PT. Schneider terbaru dari PT. Scneider
30
Memahami cara kerja
Rabu, 27
Diskusi mengenai CBO CBO dan bagian-
Maret 2019
bagiannya.
Kamis, 28 Mencari referensi laporan
Izin
Maret 2019 di perpustakaan
Jumat, 29 Konsultasi dengan dosen
Izin
Maret 2019 pembimbing
31
Tabel 3.10 Kegiatan Magang minggu ke-10
Hari, Tanggal Pekerjaan Uraian
Mempelajari cara kerja
AMR
Senin, 8 April
Diskusi mengenai AMR
2019
Mengenali komponen-
komponen pada AMR
Selasa, 9
Diskusi mengenai AMR
April 2019
32
Tabel 3.11 Kegiatan Magang minggu ke-11
Hari, Tanggal Pekerjaan Uraian
Melakukan pendataan
Senin, 15 gardu-gardu agar
Melakukan pendataan
April 2019 mengetahui kondisi yang
terbaru
Selasa, 16
Izin -
April 2019
Melakukan pendataan
Melakukan pendataan
Rabu, 17 gardu-gardu agar
gardu-gardu yang berada di
April 2019 mengetahui kondisi yang
UP3 Bekasi
terbaru
Kamis, 18 Melakukan pemeliharaan di Melakukan pemeliharaan
April 2019 gardu kubikel di gardu
Jumat, 19
LIBUR Wafat Yesus Kristus
April 2019
33
April 2019 pelanggan dari aplikasi
desktop ke excel,
kemudian di import ke
google maps untuk
mempermudah
mengakses data
pelanggan
Melakukan export data
pelanggan dari aplikasi
desktop ke excel,
Rabu, 24 April kemudian di import ke
Mapping
2019 google maps untuk
mempermudah
mengakses data
pelanggan
Melakukan export data
pelanggan dari aplikasi
desktop ke excel,
Kamis, 25 kemudian di import ke
Mapping
April 2019 google maps untuk
mempermudah
mengakses data
pelanggan
Melakukan export data
pelanggan dari aplikasi
desktop ke excel,
Jumat, 26 kemudian di import ke
Mapping
April 2019 google maps untuk
mempermudah
mengakses data
pelanggan
34
Tabel 3.13 Kegiatan Magang minggu ke-13
Hari, Tanggal Pekerjaan Uraian
Melakukan export data
pelanggan dari aplikasi
desktop ke excel,
Senin, 29 kemudian di import ke
Mapping
April 2019 google maps untuk
mempermudah
mengakses data
pelanggan
Melakukan penchecklistan
Selasa, 30
Cek surat masuk di surat-surat masuk yang
April 2019
sudah dibaca.
Rabu, 1 Pengukuran kWh metter di
Mei 2019 penyulang
Melakukan export data
pelanggan dari aplikasi
desktop ke excel,
Kamis, 2 kemudian di import ke
Mapping
Mei 2019 google maps untuk
mempermudah
mengakses data
pelanggan
Melakukan export data
pelanggan dari aplikasi
desktop ke excel,
Jumat, 3 kemudian di import ke
Mapping
Mei 2019 google maps untuk
mempermudah
mengakses data
pelanggan
35
3.4 Peluang dan Kendala yang Dihadapi
Dalam melaksanakan kerja magang tentunya ada beberapa
kendala-kendala yang dihadapi, diantaranya :
1. Tidak terlibat secara langsung dalam beberapa kegiatan pemeliharaan
gardu.
2. Adanya keterbatasan dalam alat/material, sehingga apabila salah satu
material tidak ada, maka pekerjaan akan terhenti.
3. Kadang kala ada konsumen yang tidak ingin padam pada jam yang
telah dijadwalkan untuk dilaksanakan pekerjaan, sehingga jadwal
pemeliharaan pada kubikel tersebut dibatalkan dan diatur jadwal
pemeliharaan ulang.
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kubikel 20 kV
Kubikel 20 kV adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada
gardu distribusi yang berfungsi sebagai pembagi, pemutus, penghubung
pengontrol dan proteksi sistem penyaluran tenaga listrik tegangan 20 kV.
Kubikel 20 kV biasa terpasang pada gardu distribusi atau gardu hubung yang
berupa beton maupun kios. Adapun fungsi kubikel 20 kV yaitu sebagai pembagi
tegangan 20 kV, pemutus tegangan dari GI ke konsumen apabila terjadi black
out pada sistem, penghubung pengontrol dan proteksi secara otomatis apabila
terjadi gangguan di sistem maka relay akan bekerja secara otomatis.
37
e. Kubikel PT (Potential TransformerI), berfungsi sebagai kubikel
pengukuran, didalam kubikel ini terdapat PMS (Pemisah) dan
transformator tegangan yang menurunkan tegangan dari 20 kV
menjadi 100 Volt.
f. Kubikel CBO (Circuit Breaker Outgoing), berfungsi untuk
memotong arus gangguan yang terjadi di jaringan, sehingga
arus gangguan yang terjadi tidak sampai mengakibatkan trip
pada PMT penyulang.
38
Gambar 4.1 Bagian-bagian Kubikel
Keterangan:
1. Kompartemen busbar
2. Kompartemen tegangan rendah
3. Pemutus beban dan saklar pentanahan
4. Kompartemen mekanik operasi
5. Kompartemen kabel
b. Rel / Busbar
Sebagai rel penghubung antara kubikel yang satu dengan
lainnya, posisi rel umumnya terletak pada bagian atas kubikel,
pada kubikel type RMU (Ring Main Unit) rel 20 kV terdapat
dalam tabung SF6 vacum bentuk rel ada yang bulat dan pipih.
c. Kontak Pemutus
Sebagai pemutus / penghubung aliran listrik. Kontak pemutus
terdiri dari dua bagian yaitu kontak gerak (moving contact) dan
kontak tetap (fixed contact). Sebagai peredam busur api pada
39
kubikel jenis LBS atau PMT digunakan media minyak, gas
SF6, vacum atau dengan hembusan udara.
d. Pemisah Hubung Tanah
Untuk mengamankan kubikel pada saat tidak bertegangan
dengan menghubungkan terminal kabel ketanah (grounding),
sehingga bila ada personil yang bekerja pada kubikel tersebut
terhindar terhadap adanya kesalahan operasi yang
menyebabkan kabel berisi tegangan.
e. Terminal Penghubung
Untuk menghubungkan bagian-bagian kubikel yang
bertegangan satu dengan yang lainnya, ada beberapa terminal
antara lain:
Terminal busbar, tempat dudukan busbar
Terminal kabel, tempat menghubungkan kabel incoming
dan outgoing
Terminal PT, tempat menyambung transformator
tegangan untuk pengukuran
Terminal CT, tempat menyambungkan transformator arus
untuk pengukuran
f. Fuse Holder
Untuk menempatkan fuse pengaman trafo pada kubikel PB
atau kubikel PT.
g. Mekanik Kubikel
Berfungsi untuk menggerakkan dan merubah posisi
membuka/menutup kontak LBS PMT dan PMS maupun
pemisah hubung tanah dibuat sedemikian rupa, sehingga pada
waktu membuka dan menutup kontak pemutus berlangsung
dengan cepat.
h. Lampu Indikator
Lampu indikator berfungsi untuk menandai adanya tegangan
(20 kV) pada sisi kabel.
i. Pemanas (Heater)
40
Heater berfungsi untuk memanaskan ruang terminal kabel
agar kelembabannya terjaga. Keadaan ini diharapkan dapat
mengurangi efek korona pada kubikel tersebut. Besarnya
tegangan heater 220 V, sumber tegangan dari trafo distribusi.
j. Handle kubikel
Handle kubikel berfungsi untuk menggerakkan mekanik
kubikel, yaitu membuka atau menutup posisi kontak hubung :
PMT, PMS, LBS, Pemisa tanah (grounding) atau pengisian
pegas untuk energi membuka / menutup kontak hubung. Pada
satu kubikel, jumlah handle yang tersedia bisa satu macam
atau lebih
41
penguapan bahan isolasi kabel juga akan mengotori permukaan isolator
penyangga rel melalui lubang ini.
Ada beberapa penyebab umum terjadinya korona pada kubikel selama
penulis berada di tempat magang, diantaranya:
Kelembaban di dalam kubikel yang tinggi
Kelembaban pada kubikel salah satunya disebabkan oleh Heater yang
tidak berfungsi. Fungsi Heater adalah untuk memanaskan udara di
dalam kubikel agar terhindar dari kelembaban. Seringkali ditemukan
heater pada kubikel dalam kondisi heater rusak atau pun kabel power
yang belum terpasang.
Usia komponen kubikel yang sudah tua
Usia kubikel dapat mempengaruhi terjadinya korona yang
mengakibatkan kinerja heater di dalam kubikel tidak maksimal.
Sehingga heater tidak berfungsi dengan baik.
Kondisi komponen kubikel yang kotor
Permukaan kubikel yang kotor akan mempengaruhi isolator pada kubikel
dan apabila terjadi penumpukan secara terus menerus akan
mempengaruhi atmosfir.
42
4.3 Pemeliharaan Kubikel 20 kV dari Gangguan Korona
Berdasarkan gangguan yang terjadi, pemeliharaan yang dilakukan
adalah Predictive Maintenance (Conditional Maintenance). Cara ini dilakukan
berdasarkan pengamatan beberapa data kemudian dilakukan analisis atas data
ini untuk menentukan kapan perlu dilakukan pemeriksaan atau pemeliharaan
suatu alat. Adapun cara penanggulangan korona yaitu terdiri dari:
4.3.1 Pemeriksaan/Inspeksi Prediktif
Pemeriksaan prediktif merupakan sistem pemeliharaan yang
berbasi kondisi (Condition Base Maintenance) dengan cara melakukan
pemeriksaan atau inspkesi pada gardu yang terdapat temuan korona.
Inspeksi gardu merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
adanya potensi-potensi gangguan yang terdapat pada gardu distribusi.
Salah satu potensi gangguan yang terdapat pada gardu yaitu kubikel
korona.
Pemeriksaan gardu dilakukan dalam keadaan bertegangan, dimana
gardu diperiksa dengan menggunakan alat Thermovison dan HVPD
(High Voltage Partial Discharge. Inspeksi gardu meliputi:
Pemeriksaan instalasi dengan alat infrared/thermovision
Pemeriksaan partial discharge terminal indoor
Hasil pemeriksaan dianalisa dan dievaluasi serta dibuatkan usul
rekomendasi antara lain perbaikan, pembersihan, sampai pada tindakan
penggantian kubikel.
Berikut ini merupakan data hasil inspeksi pada tanggal 18 April 2019
di Gardu KWEP dengan indikasi kubikel korona.
43
ADA
LBS
KWEP GAE NYALA ADA ADA SUARA
Manual
DESIS
LBS Schneider
OCCF NYALA TIDAK ADA
Motorized SM6
LBS Schneider
GALU NYALA TIDAK ADA
Motorized SM6
Pemeliharaan
1 Kubikel Korona Kubikel Beresiko ringan
Instalasi Gardu
44
terjadinya gangguan tersebut, maka dilakukan kegiatan pemeliharaan
kubikel untuk mengetahui potensi gangguan yang ada pada kubikel.
Dari hasil inspeksi yang telah dilakukan ditemukan satu buah
kubikel pada gardu KWEP yang mengalami korona dan kondisi heater
yang mati.
Berikut ini merupakan kegiatan pemeliharaan kubikel yang dilakukan
untuk mengatasi korona tersebut:
Membersihkan ruang dalam kubikel dan peralatan kubikel
Membersihkan kubikel beserta peralatan kubikel dari debu yang
menempel pada bagian dalam/luar dengan menggunakan kuas atau
kain majun.
45
Isolator dibersihkan dengan menggunakan alkohol 90%, dan di
chorium, setelah itu dilap dengan kain majun bersih yang diberi
cairan sakafen.
Pemeliharaan busbar
Terminating kabel Inlet dan Outlet : dibersihkan dengan
menggunakan alkohol 90% dan di chorium, pengecekan baut-baut.
Pengecekan fungsi heater
Pada saat melakukan inspeksi ditemukan kondisi kabel heater yang
tidak berfungsi yang disebabkan kabel power yang tidak terpasang,
oleh karena itu pada saat pemeliharaan dilakukan pemasangan
kabel power.
Pembersihan korona pada dinding kubikel dengan menggunakan
alkohol 90%.
Pembersihan dan pengeringan saluran kabel.
46
Gambar 4.4 Terminating Kubikel (Setelah Pemeliharaan)
47
e. Pemeriksaan kondisi isolator (isolator busbar, isolator titik terminasi, isolator
switch/saklar bergerak, dll)
f. Pemeriksaan kondisi titik terminasi (dudukan terminasi busbar dan kabel)
Apabila hal diatas sudah tidak memenuhi standar dari PLN maka perlu
dilakukan penggantian pada kubikel pada gardu distribusi tersebut.
Hal tersebut jika dibiarkan dapat merusak peralatan dan berbahaya bagi
lingkungan disekitar Gardu Distribusi tersebut. Untuk itu segera dilakukan
pemeliharaan Gardu KWEP. Hal-hal yang dilakukan adalalah:
1. Memasang kabel power yang berada pada gardu tersebut
2. Melakukan pembersihan kubikel dan revisi gardu
48
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari pembahasan yang penulis sampaikan diatas, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Salah satu penyebab terjadinya gangguan penyulang SKTM adalah indikasi
kubikel korona, dimana jika korona dibiarkan maupun tidak segera ditangani
maka dapat berakibat kerusakan pada peralatan.
2. Penyebab terjadinya korona adalah kelembaban yang tinggi dan kubikel
kotor.
3. Salah satu solusi untuk menghilangkan potensi gangguan yang disebabkan
kubikel korona adalah dengan melakukan inspeksi rutin, pelaksanaan
pemeliharaan dan penggantian kubikel apabila kubikel mengalami
kerusakan.
4. Kegiatan pemeliharaan terhadap peralatan-peralatan bertujuan
meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik dan meningkatkan usia
peralatan agar penjualan tenaga listrik dapat lebih maksimal.
5.2 Saran
Selama 3 bulan melaksanakan magang di PT.PLN (Persero) UP3
Bekasi, penulis memberikan beberapa saran:
1. Agar tidak menggangu aktivitas karyawan PLN, sebaiknya setiap kelompok
mahasiswa yang melakukan kerja praktek dapat dibimbing oleh seorang
pembimbing khusus yang ditunjuk oleh Asman atau supervisor masing-
masing.
2. Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, masih ada pengawas dan teknisi
kerja yang tidak memenuhi standar K3, seperi tidak memakai alat pelindung
diri seperti safety shoes. Maka perlu diperhatikan lagi kewajiban dalam
penggunaan alat pelindung diri dalam melakukan pekerjaan di lapangan agar
dapat menghindari bahaya dan kejadian yang tidak diinginkan.
49
DAFTAR PUSTAKA
50