TUGAS AKHIR
Disusun oleh:
11 0404 101
FAKULTAS TEKNIK
2017
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan
dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulisan
Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat penyelesaian Pendidikan
Sarjana di Bidang Studi MRK (Manajemen Rekayasa konstruksi) Departemen
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini hingga dapat
terselesaikan tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak. Pada kesempatan ini,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang berperan yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan., selaku Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk memberikan arahan
dan bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
2. Bapak Medis Sejahtera Surbakti, ST. MT., sebagai Ketua Departemen
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Ir. Andy Putra Rambe M.Ba dan Ibu Rezky Ariessa Dewi, ST.MT.,
sebagai Dosen Pembanding dan Penguji Departemen Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen staf pengajar Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan
memberikan pengajaran kepada penulis selama menempuh masa studi di
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
5. Seluruh staf pegawai Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
6. Kepada keluarga penulis atas segala bantuan dan motivasi hingga tugas
akhir ini dapat selesai.
7. Pimpinan Proyek Dermaga Kuala Tanjung dan khususnya abangda Aginta
Prinata Sianturi, ST., selaku site engineer PT. PP (persero), Tbk., pada
proyek ini yang juga telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas
akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang
membangun dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Tugas Akhir ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Halaman
ABSTRAK .............................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
5.1. Kesimpulan.................................................................................................48
5.2. Saran ...........................................................................................................48
LAMPIRAN GAMBAR
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia konstruksi saat ini semakin pesat, hal ini dapat
konstruksi dibutuhkan pula waktu yang cukup untuk menyelesaikannya dari awal
hingga akhir. Oleh karena itu dibutuhkan pemikiran yang matang untuk
suatu proyek konstruksi, juga melalui kerja sama yang baik antara berbagai pihak
yang terlibat terutama untuk proyek-proyek yang besar seperti gedung bertingkat
untuk meningkatkan kualitas kerja dan kuantitas kerja baik secara struktur
konstruksi, semakin besar proyek yang dikerjakan maka semakin besar pula
kendala yang dihadapi perusahaan jasa konstruksi tersebut. Oleh karena itu,
Salah satu hal yang juga harus diperhatikan adalah perencanaan beton.
Indonesia, jika dibandingkan dengan penggunaan material lain seperti kayu dan
didapat di Indonesia, cukup awet, mudah dibentuk dan harganya juga relatif
terjangkau.
lokasi proyek, tetapi metode ini biasanya memiliki beberapa kekurangan seperti
membutuhkan waktu yang lama, kontrol kualitas yang kurang baik, membutuhkan
banyak bekisting dan pekerja sehingga dirasa kurang efisien dari segi biaya dan
waktu.
Selain itu ada juga metode lain yang pada dasarnya sama seperti beton
bertulang biasa tetapi hanya dibedakan dari proses produksinya yang biasa
dilakukan di tempat produksi khusus pra cetak yaitu beton pre cast. Biasanya
beton pre cast dicetak oleh suatu tempat produksi kemudian di angkut ataupun di
antar ke lokasi proyek agar disusun menjadi utuh nantinya. Sehingga biasanya pre
cast tidak membutuhkan banyak bekisting juga tenaga kerja sehingga lebih efisien
Jadi perbedaan mendasar beton in situ dan pre cast adalah pada cara
pengerjaan dan pembuatan betonnya. Tetapi belum diketahui hal mendasar dari
kedua metode tersebut digunakan pada suatu proyek. Dari kedua metode tersebut
tentu ada keuntungan dan kerugiannya tergantung kepada sumber daya yang
tersedia di lapangan.
pembetonan abutmen trestle girder pada proyek terminal multi purpose yang
tersebut awalnya kontraktor menggunakan beton in situ tapi karena adanya faktor
keterlambatan oleh berbagai hal pada saat proses pengecoran maka kemudian
beralih ke penggunaan beton pre cast karena dianggap lebih efisien dari segi
Penelitian ini juga sudah pernah diteliti terlebih dahulu yang telah
dipublikasikan pada jurnal teknik (Fahrizal Fani, dkk. 2012) dengan judul
terhadap Biaya dan Waktu pada proyek Dian Regency Apartemen” yang
396 hari dengan biaya Rp. 25.887.838.200,-, dan metode pracetak dengan waktu
penggunaan beton konvensional memakan waktu 150 hari dengan biaya Rp.
Selain itu juga menurut studi literatur (Candy H.N., dkk. 2016) yang
membandingkan waktu dan biaya pada pelat pre cast dengan konvensional bahwa
pada pelaksanaan pre cast memerlukan waktu 198 hari dengan biaya Rp.
abutmen lebih lama waktunya dan membutuhkan tenaga kerja yang cukup
banyak. Maka jika menggunakan metode konstruksi pre cast merupakan salah
satu solusi penghematan dari segi waktu dan juga tenaga kerja yang dibutuhkan
dan juga lebih efisien pada tempat – tempat konstruksi yang kawasannya cukup
metode pelaksanaan in situ dan pre cast dilihat dari segi biaya dan waktu
yang lebih efisien sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan nantinya. Dan
teknik sipil.
masalah yaitu:
a. Berapa nilai biaya dan waktu metode pelaksanaan konstruksi in situ pada
b. Berapa nilai biaya dan waktu metode pelaksanaan konstruksi pre cast pada
konstruksi in situ dengan pre cast jika dilihat dari segi biaya dan waktu
Tanjung.
pre cast pada pekerjaan abutmen proyek terminal multi purpose Kuala
Tanjung.
konstruksi in situ dan pre cast pada pekerjaan abutmen proyek terminal
multi purpose Kuala Tanjung dilihat dari segi biaya dan waktu.
situ dengan pre cast pada pekerjaan abutmen proyek terminal multi
situ dengan pre cast pada pekerjaan abutmen proyek terminal multi
a. Bagi Peneliti
yang lebih efisien dilihat dari segi biaya dan waktu sehingga proyek
metode in situ dengan pre cast dilihat dari segi biaya dan waktu.
sistematis untuk mencapai hasil yang optimal dan penelitian kali ini menggunakan
metode studi kasus yaitu untuk mencari harga dan waktu yang lebih murah dan
efisien dari perbandingan pembetonan abutmen dengan cara in situ dan pre cast
MULAI
SURVEY LAPANGAN
STUDI LITERATUR
PENGUMPULAN DATA
DATA SEKUNDER :
ANALISIS DATA
KESIMPULAN
DAN SARAN
berikut :
a) Pendahuluan
Bab ini berisi pemikiran dan kerangka awal penelitian yang akan
dilakukan. Bab ini meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, serta
metodologi penelitian.
b) Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi kajian teori dari literatur atau bahan bacaan yang digunakan
dalam penelitian ini, baik itu dari jurnal, buku, internet, makalah dan sumber
bacaan lainnya.
c) Metodologi Penelitian
d) Analisa Data
Bab ini berisi tentang pembahasan atau hasil data-data yang dikumpulkan.
Bab ini berisi penjabaran mengenai hasil akhir penelitian dan saran-saran
dari peneliti yang dianggap dapat menjadi masukan bagi pihak lainnya.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Manajemen Proyek
pendek yang telah ditentukan. Fungsi manajemen klasik yang terdiri dari
disana sini serta menggunakan metode dan teknik baru agar mampu menghadapi
sifat-sifat dan prilaku yang khusus terdapat pada kegiatan proyek. Rekayasa nilai
adalah evaluasi secara sistematis atas rancangan atau desain suatu proyek untuk
mendapatkan nilai paling tinggi bagi setiap satuan biaya yang dikeluarkan
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek tersebut, ada tiga hal yang
selalu menjadi tolak ukur keberhasilan proyek tersebut, ketiga tolak ukur tersebut
yaitu :
Yaitu proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran.
Yaitu waktu pengerjaan proyek harus sesuai dengan kurun waktu yang telah
ditentukan.
ditentukan dan sesuai dengan yang diharapkan sampai kurun waktu yang telah
parameter tersebut diubah maka akan berdampak terhadap parameter lain yang
a. Planning/Perencanaan
data, informasi, asumsi atau fakta kegiatan yang dipilih dan akan dilakukan pada
masa mendatang.
penggambaran proyek.
penyelesaian proyek.
b. Pengorganisasian/Organizing
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan tata cara tertentu. Organisasi
yang dibentuk akan berhasil jika setiap anggotanya mampu bekerja sama
c. Actuating/Pelaksanaan
dengan keinginan dan usaha mereka untuk mencapai tujuan perusahaan serta
(George R. Terry).
dan membuat tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting.
agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan tidak menyimpang. Seluruh
kegiatan pekerjaan proyek tersebut harus benar-benar dicek dan diawasi oleh
pengawas lapangan.
biaya proyek yang digunakan untuk menyelesaikan kegiatan dalam jadwal proyek.
pelaksanaan proyek tetap sesuai anggaran biaya yang telah disetujui, yaitu :
Biaya adalah semua sumber daya yang harus dikgunakan untuk mencapai
tujuan spesifik atau untuk mendapatkan sesuatu sebagai gantinya. Biaya proyek
adalah biaya yang digunakan selama proyek itu berlangsung sampai proyek
Biaya langsung (direct) adalah biaya yang terkait langsung dengan suatu
proyek sehingga dapat ditellusuri secara tepat. Contoh dari biaya langsung yaitu,
Biaya tidak langsung (indirect) adalah biaya yang terkait dengan suatu
proyek, tetapi tidak dapat ditelusuri secara tepat. Contoh biaya tak langsung yaitu
tagihan listrik perusahaan, biaya sewa kantor untuk kegiatan perusahaan dan
2. Buruh : menghitung jam kerja yang diperlukan dan jumlah biaya nya.
biayanya.
pekerjaan.
biaya-biaya yang diperlukan untuk tiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi,
sehingga diperlukan total biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek. RAB
telah ditentukan, upah tenaga kerja, serta harga material yang dibutuhkan.
1. Biaya Langsung
c. Biaya Peralatan
a. Biaya Umum
b. Biaya Proyek
Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja
dalam suatu daftar yang dinamakan daftar harga satuan bahan. Upah tenaga kerja
didapatkan dilokasi, dikumpulkan dan dicatat dalam suatu daftar yang dinamakan
daftar harga satuan bahan. Harga satuan bahan dan upah tenaga kerja di setiap
daerah berbeda-beda. Jadi dalam menghitung dan menyusun anggaran biaya suatu
bangunan/proyek, harus berpedoman pada harga satuan bahan dan upah tenaga
merupakan nilai biaya material dan upah tenaga kerja untuk menyelesaikan satu
suatu koefisien/indeks pengali untuk material dan upah tenaga kerja per satu
satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Bahan. Setiap bahan atau material
mempunyai jenis dan kualitas tersendiri. Hal ini menjadi harga material tersebut
beragam. Analisa harga satuan bahan merupakan proses perkalian antara indeks
bahan dan harga bahan, sehingga diperoleh nilai Harga Satuan Bahan.
menunjukkan nilai satuan bahan/material, nilai satuan alat, dan nilai satuan upah
Upah tenaga kerja didapatkan di lokasi setempat yang kemudian dikumpulkan dan
didata dalam suatu daftar yang dinamakan daftar harga satuan upah tenaga kerja.
bahan/material, upah tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai berikut:
bangunan atau proyek ialah menghitung banyaknya biaya yang diperlukan untuk
bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan analisis, serta biaya-biaya lain yang
Estimate Real Of Cost berikut ini dapat dilihat dengan jelas bahwa biaya
sebagai berikut :
Pada Gambar 2.1 harga satuan pekerjaan adalah jumlah dari harga satuan
(Ibrahim,H.Bachtiar, 2001)
Keuntungan
tenaga yang diperlukan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan
dan alat sudah ditetapkan untuk menganalisa harga atau biaya yang diperlukan
material, upah tenaga kerja dan peralatan pada suatu pekerjaan juga sudah
ditetapkan dalam SNI tersebut kemudian dikalikan dengan harga yang berlaku
Di dalam analisa biaya SNI, indeks tenaga kerja dan indeks bahan
Analisa satuan upah adalah perhitungan jumlah tenaga kerja dan biaya
upah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek. Harga satuan upah
masing untuk menentukan jumlah tenaga kerja dan biaya upah yang diperlukan.
golongan yaitu :
Merupakan sistem pengupahan yang paling tua, dimana hasil pekerjaan tidak
Satuan upah dalam 1 hari kerja dan disingkat h.o atau m.d.,dimana 1 h.o.
(m.d) = upah standar dalam 1 hari kerja. Pekerja standar adalah pekerja
terampil yang dapat mengerjakan satu jenis pekerjaan saja misalnya pekerja
gali, pekerja kayu, tukangbatu, tukang kayu, mandor, kepala tukang, dan
lain-lain.
Pemberian upah tenaga kerja yang dihitung berdasarkan jam kerja efektif
dan diberikan kepada tenaga yang bekerja sungguh-sungguh dan tidak boleh
dan lain-lain.
Dengan sistem ini tenaga kerja dibayar untuk jumlah unit pekerjaan yang telah
2. 5. Abutmen
atas dan juga sebagai penahan tanah. Adapun fungsi abutmen ini antara lain :
karena salah satu fungsi dari abutmen adalah menahan tekanan akibat tanah.
parameter desain dari dinding penahan tanah. Dalam hal ini, perlu juga ditinjau
◦ Beban akibat tekanan tanah lateral dari berat tanah dan kohesi
◦ Beban akibat tekanan tanah dari beban tambahan (surcharge load), seperti:
◦ Tegangan kontak.
◦ Beban tambahan : merata (q), titik (P), line (L), strip (q)
2.6. Beton
komponen struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur
kolom dirancang untuk bisa menahan beban aksial tekan. Beton konvensional
dirancang secara manual dengan merangkai tulangan pada bangunan yang dibuat.
Pembetonan memerlukan biaya bekisting dan biaya upah kerja yang cukup
banyak.
d. Sambungan balok, kolom dan pelat lantai bersifat monolit (terikat penuh)
d. Terpengaruh oleh cuaca, apabila hujan maka pekerjaan beton tidak bisa
dilakukan.
Menurut Ervianto (2006), beton pre cast (pabrikasi) dihasilkan dari proses
tertentu.
f. Diperlukan lapangan yang luas untuk proses produksi dalam jumlah yang
besar.
mana yang lebih ekonomis menggunakan proses beton konvensional (in situ) atau
beton pabrikasi (pre cast). Berdasarkan alokasi biaya maka dapat ditunjukkan
Menurut Elly dan Supartono (2000), Struktur elemen pre cast memiliki
pondasi.
merupakan salah satu alasan mengapa struktur elemen pra cetak lebih
c. Variasi untuk permukaan finishing pada beton pra cetak lebih mudah
seperti warna dan model permukaan yang dapat dibentuk sesuai dengan
rancangan.
d. Dengan sistem pra cetak selain cepat dalam segi pelaksanaan juga tidak
memerlukan lahan yang terlalu luas, serta lahan proyek yang lebih bersih
b. Perlu ketelitian yang lebih tinggi agar tidak terjadi deviasi yang cukup
besar antara elemen yang satu dengan elemen yang lain, sehingga tidak
d. Jarak maksimum kapasitas alat angkut yang ekonmis adalah antara 150-
350 Km. Tetapi juga tergantung dar tipe produknya. Sedangkan untuk alat
angku laut jarak maksimum transportasi yang efisien dapat sampai di atas
1000 Km.
sambungan.
2.6.3. Pembetonan
balok terlebih dahulu dilakukan pekerjaan kolom. Pada dasarnya sistem struktur
b. Struktur rangka kolom kaku dengan pin joint sebagai alat sambungan pada
balok.
c. Struktur rangka dengan pin joint sebagai alat sambungan kolom dan unit
lantai.
peraturan untuk menjamin kualitas beton dari hasil pengecoran, sebagai yang
METODOLOGI PENELITIAN
dalam proses penelitian. Oleh karena itu, pada bab ini akan dijelaskan strategi
Purpose Dermaga Desa Kuala Tanjung, Jalan Akses Road Inalum, Kabupaten
di Proyek Terminal Multi Purpose Kuala Tanjung yang dimiliki oleh PT. Prima
Multi Terminal dengan nilai total proyek Rp. 2.432.307.167.999,- dan lama waktu
Pada tahap ini dilakukan pengecekan lokasi penelitian yang akan ditinjau.
Pada tahap ini dilakukan studi literatur dengan tujuan untuk memperoleh
dasar ilmu dan aturan yang akan digunakan untuk merancang langkah-langkah
pengambilan dan pengolahan data. Studi literatur ini dapat berupa landasan teori,
metode yang akan digunakan dalam mengolah data, serta hasil-hasil penelitian
untuk diolah sesuai dengan landasan teori yang didapat. Data sendiri terbagi dua;
data primer dan data sekunder. Data primer berupa data-data yang diperoleh dan
didapat bisa dengan cara mencari melalui internet, teman kerja maupun
pada penelitian ini yaitu dari PT. PP (persero) Tbk. Data sekunder yang
diperlukan adalah:
2. Jumlah Pekerja.
dan pre cast memiliki sedikit perbedaan dan dilakukan dengan beberapa tahap,
yaitu :
pemasangan head stock yaitu berupa cincin penyangga beton pre cast yang
pemasangan beton pre cast yang telah dipesan hanya untuk abutmen
pengecoran abutmen, sedangkan pada abutmen bagian atas beton pre cast
Setelah diperoleh data sekunder maka pada tahap ini, analisa data
pekerjaan diperoleh dari data gambar yang didapat dari lokasi proyek.
satuan bahan merupakan harga yang harus dibayarkan untuk membeli per
satuan jenis bahan bangunan. Harga satuan bahan ini diperoleh dari lokasi
proyek.
5. Menghitung kembali nilai anggaran biaya pembetonan in situ dan pre cast
dengan tahapan:
Membuat daftar harga satuan bahan dan daftar harga satuan upah.
Rencana anggaran biaya pembetonan in situ dan pre cast yang akan
dari instansi terkait dan data harga satuan upah yang telah diperoleh dari
SNI kemudian disusun berdasarkan skema yang telah dibuat (lihat Gambar
3.6).
Daftar Harga
Satuan Upah dan
Bahan
Daftar Volume
dan Harga Satuan
Pekerjaan
Rencana
Anggaran Biaya
pre cast berdasarkan analisa biaya dan waktu yang telah dihitung.
4.1. Pendahuluan
Pemasangan bekisting
Pemasangan besi
Pekerjaan beton
Data yang diperoleh berupa data sekunder yang di dapat dari Proyek
Dermaga Kuala Tanjung berupa sketsa gambar, data harga upah tenaga kerja,
harga bahan, dan juga harga peralatan. Adapun data tersebut yaitu :
yang akan dihitung pada penelitian kali ini. Data lengkap mengenai gambar
abutmen dapat dilihat pada lampiran penelitian ini. Berikut ini adalah gambar
vol.4
vol.3
vol.2
vol.1
a=1.12
vol.4
vol.3
vol.2
vol.1
a=1.45
Data harga bahan, upah dan peralatan untuk pekerjaan abutmen A1 yang
menggunakan data yang di dapat dari lapangan dan kemudian dihitung total durasi
waktunya.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari PT.PP (Persero) Tbk., bahwa
total durasinya adalah volume dibagi hasil kali dari jumlah pekerja dan
mengerjakan 54 kg besi per jam. Maka total durasinya adalah total waktu
B.pekerjaan beton
truck mixer 6m3/15menit penuangan pontoon pengecoran total durasi
produktivitas untuk 134,338 m3 0,041666667 0,002777778 0,020833333 0,033333333
5,597416667 0,373161111 2,798708333 4,477933333 13,2472194
jam hari
total waktu durasi 43,09444408 6,156349154
Sama halnya dengan analisa waktu pembetonan pre cast, bahwa dalam
pekerjaan pembetonan pre cast terdapat 3 macam pekerjaan, dengan lama waktu
pekerjaan dalam 1 hari adalah 7 jam, dan jumlah pekerja sebanyak 20 orang.
total durasinya adalah volume dibagi hasil kali dari jumlah pekerja dan
mengerjakan 54 kg besi per jam. Maka total durasinya adalah total waktu
B.pekerjaan beton
truck mixer 6m3/15menit penuangan pontoon pengecoran total durasi
produktivitas untuk 131,356 m3 0,041666667 0,002777778 0,020833333 0,016666667
5,416666667 0,361111111 2,708333333 2,166666667 10,6527778
jam hari
total waktu durasi 30,61011758 4,37287394
Dari hasil perhitungan tersebut maka didapat hasil waktu yang dibutuhkan
untuk mengerjakan pembetonan abutmen pre cast adalah sekitar 5 hari. Berikut
Perhitungan harga satuan abutmen beton in situ dan pre cast dianalisa
berdasarkan data yang telah diperoleh dari sketsa gambar dan data harga upah,
seperti berikut :
- Jumlah ( bh ) = 1 bh
vol.4 - area ( a ) = 1,12 m'
- panjang( p ) = 18,5 m'
vol.3
vol.2 3
- vol. 1 ( v1 ) v1 = p x l1 x t1 = 18.5 x 4.5 x 1 = 83,250 m
3
vol.1 - vol. 2 ( v2 ) v2 = p x l2 x t2 = 18.5 x 1.7 x 0.5 = 15,725 m
3
- vol. 3 ( v3 ) v3 = a x p = 18.5 x 1.12 = 20,729 m
3
- vol. 4 ( v4 ) v4 = p x l4 x t4 = 18.5 x 0.7 x 1.1 = 14,634 m
a=1.12 maka :
3
- volume ( v ) v = v1+v2+v3+v4 = 83.25+15.73+20.73+14.63 = 134,338 m
3
BETON ABUTMENT A1 = 134,338 m
- Jumlah ( bh ) = 1 bh
f w.4 - keliling ( k1 ) k1 = (2 x t1) + l1 = ( 2 x 1 ) + 4.5 = 6,50 m'
- keliling ( k2 ) k2 = (2 x t2) = 2 x 0.5 = 1,00 m'
f w.3
- keliling ( k3 ) k3 = cad measurment = 2,34 m'
f w.2
- keliling ( k4 ) k1 = (2 x t4) = ( 2 x 1.1 ) = 2,26 m'
f w.1
2
- area pen( a1 ) a1 = l1 x t1 = 4.5 x 1 = 4,50 m
2
- area pen( a2 ) a2 = l2 x t2 = 1.7 x 0.5 = 0,85 m
2
k=2.34 - area pen( a3 ) a3 = cad measurment = 1,12 m
2
- area pen( a4 ) a4 = l4 x t4 = 0.7 x 1.1 = 0,79 m
2
- formwo( fw1 ) fw1 = (k1 x p) + (2.a1) = (6.5 x 18.5) + (2 x 4.5) = 129,250 m
2
- formwo( fw2 ) fw2 = (k2 x p) + (2.a2) = (1 x 18.5) + (2 x 0.85) = 20,200 m
2
- formwo( fw3 ) fw3 = (k3 x p) + (2.a3) = (2.34 x 18.5) + (2 x 1.12) = 45,477 m
2
- formwo( fw4 ) fw4 = (k4 x p) + (2.a4) = (2.26 x 18.5) + (2 x 0.79) = 43,392 m
2
Vol. Fw ( Fw ) fw = fw1+fw2+ fw3+fw4 = 129.25+20.2+45.48+43.4 = 238,319 m
2
Total Fw ( Fwt ) fwt = fw x bh = 238.319 x 1 = 238,319 m
2
BEKISTING ABUTMENT A1 = 238,32 m
seperti berikut :
beton pre cast yang telah dirancang terlebih dahulu di atas tiang pancang yang
seperti berikut:
- Jumlah ( bh ) = 1 bh
maka :
3
- vol. Bruto ( vb ) v = v1 + v2 + v3 + v4 = 83.25 + 15.73 + 26.825 = 132,534 m
.+ 6.734
3
- vpengurang ( vp ) vp = (1/4.π.d2^2) = = (1/4 x 3.14 x 1.0^2) = 1,178 m
x t x jlh. Pcg x 0.15 x 10
3
- Vol. Bersih ( vn ) Vn = vn + vp = 132.534 - 1.178 = 131,356 m
- Panjang ( p) - - = 6,70 m
- Lebar ( l) - - = 4,50 m
- tebal ( t) - - = 0,20 m
- area ( a) a = autocad measurments = 1,22 m2
3
Vol. Bruto (Vb) vb = ( a x p ) = 1.2175 x 6.7 = 8,157 m
=
3
Vol. Pengurang (v5) v5 = p x l x tebal x jumlah = 1.3 x 1.3 x 0.2 x 2 0,676 m
3
Volume total (v t) vt = vb - v5 = 8.157 - 0.676 = 7,48 m
3
BETON PRECAST EXPANSIONT JOINT TENGAH = 7,481 m
- Panjang ( p) - - = 6,70 m
- Lebar ( l) - - = 4,50 m
- tinggi 1 ( h1 ) - - = 1,00 m
- tinggi 2 ( h2 ) h2 = h1 - t h2 = h1 - t = 0,80 m
- tebal ( t) - - = 0,20 m
=
2
Formwork 1 (fw1) fw1 = k1 x p = 6.5 x 4.6 43,550 m
=
2
Formwork 2 (fw2) fw2 = k2 x p = 1.6 x 4.6 10,720 m
=
2
Formwork 3 (fw3) fw3 = k3 x t x 2 = 5.2 x 0.2 x 2 2,080 m
=
2
formwork total (fwt) fwt = fw1 + fw2 + fw3 + 2.a = 43.55 + 10.72 + 2.08 + (2x5.718) 58,785 m
2
BEKISTING PRECAST EXPANSIONT JOINT TENGAH 58,785 m
- Panjang ( p) - - = 4,60 m
- Lebar ( l) - - = 4,50 m
- tinggi 1 ( h1 ) - - = 1,00 m
- tinggi 2 ( h2 ) h2 = h1 - t h2 = h1 - t = 0,80 m
- tebal ( t) - - = 0,20 m
=
3
Vol. 1 Dinding kanan (v1) v1 = p x t2 x tebal = 4.6 x 0.8 x 0.2 0,736 m
=
3
Vol. 2 Dinding kiri (v2) v2 = p x t2 x tebal = 4.6 x 0.8 x 0.2 0,736 m
=
3
Vol. 3 Penutup Tepi (v3) v3 = l2 x t2 x tebal = 4.1 x 0.8 x 0.2 0,656 m
=
3
Vol. 4 Alas (v4) v4 = l x p x tebal = 4.5 x 4.6 x 0.2 4,140 m
3
Vol. Bruto (Vb) v b = ( v 1 + v 2 + v 3 + v 4) = (0.736 + 0.736 + 0.656 + 4.14) = 6,268 m
=
3
Vol. 5 Pengurang (v5) v5 = p x l x tebal x jumlah = 1.3 x 1.3 x 0.2 x 2 0,676 m
3
Volume total (v t) vt = vb - v5 = 6.268 - 0.676 = 5,59 m
3
BETON PRECAST EXPANSIONT JOINT TEPI = 5,592 m
- Panjang ( p) - - = 4,60 m
- Lebar ( l) - - = 4,50 m
- tinggi 1 ( h1 ) - - = 1,00 m
- tinggi 2 ( h2 ) h2 = h1 - t h2 = h1 - t = 0,80 m
- tebal ( t) - - = 0,20 m
=
2
Formwork 1 (fw1) fw1 = k1 x p = 6.5 x 4.6 29,900 m
=
2
Formwork 2 (fw2) fw2 = k2 x p = 1.6 x 4.6 7,360 m
=
2
Formwork 3 (fw3) fw3 = k3 x t x 2 = 5.2 x 0.2 x 2 2,080 m
=
2
formwork total (fwt) fwt = fw1 + fw2 + fw3 + a = 29.9 + 7.36 + 2.08 + 5.718 45,058 m
2
BEKISTING PRECAST EXPANSIONT JOINT TEPI 45,058 m
seperti berikut :
5.1. Kesimpulan
pada salah satu abutmen yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
b. Metode pelaksanaan pre cast pada abutmen lebih praktis dan efisien dari
pada metode pelaksanaan in situ, karena pembetonan pre cast jauh lebih murah
5.2. Saran
pada abutmen yang telah dilakukan, diusulkan beberapa saran sebagai berikut :
hinggan pemasangannya.
Pustaka Umum.
Fani, F., dkk. 2012. Analisa Perbandingan Metode Pelaksanaan Cast In Situ
dengan Pra Cetak Terhadap Biaya dan Waktu pada Proyek Dian Regency
Ibrahim H. B.2001. Rencana dan Estimate Real of Cost. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Abutment.Semarang.
Najoan, H.C., dkk. 2016. Analisis Metode Pelaksanaan Pelat Precast dan Pelat
Komando dan Daerah Militer Manado). Vol.4 No. 5 (319-327), Mei 2016.
(850-860), 2014.
R.terr, George dan Leslie W.Rue. 2010. Dasar-Dasar Manajamen. Jakarta: Bumi
Aksara.