Anda di halaman 1dari 44

Pemberi Tugas :

PT. Prambanan Dwipaka

LAPORAN
HASIL PENGUJIAN TANAH

Proyek Pabrik AVIAN Kendari


(Lokasi : Kota Kendari - Sultra)
I

KATA PENGANTAR

Berdasarkan permohonan PT. Prambanan ilwipaka dalam rangka pelaksanaan


pekeryaan pengujian tanah di lapangan (Sondir dan Deep Rortng) di lokasi
Pembangunan Pabrik Avian Kendari Sultra yang telah disepakati, bersama ini
disampaikan Laporan Pengujian Pengeboran.
Laporan ini merupakan hasil pelaksanaan pengujian tanah dengan sondir dan bor
dalarn yang telah dilaksanakan Tini Pengeboran pada 1'anggal24 Februari 2018 sampai
dengan 'l'anggal 27 Februari 201S, yang memuat inthrmasi tentang metode pelaksanaan
pengujian, data dan analisis da-v-a dukung fondasi serta kesimpulan dan rekomendasi.
Kami berharap semoga Laporan ini bermant-aat dalam tahapan pelaksanaan
pekerj aan sel an j trtnya.

Kendari, l5 Maret 20 l8

Dibuat Oleh:

0r,lL
( Usrvilh Iugraha. S.T )
l-ahorun
Lap. Pengujian Tanah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................

A. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

B. TUJUAN ......................................................................................................... 2

C. LINGKUP PEKERJAAN ............................................................................... 2

D. PELAKSANAAN PENGUJIAN .................................................................... 3

1. Prosedur Pelaksanaan Pengujian Tanah di Lapangan ......................... 3

a. Dutch Cone Penetration Test (DCPT) / Sondir ............................ 6

b. Deep Boring (Bor Dalam) ............................................................. 7

E. DATA PENGUJIAN ....................................................................................... 10

a. Data dan analisis data Dutch Cone Penetration Test (DCPT) / Sondir .... 12

b. Data dan analisis data Deep Boring (Bor Dalam) ..................................... 13

F. ANALISIS DAYA DUKUNG FONDASI ..................................................... 15

1. Analisis Data Pengujian Dutch Cone Penetration Test (DCPT) / Sondir 15

2. Analisa Data Pengujian Deep Boring. ...................................................... 18

3. Perhitungan Daya Dukung Fondasi .......................................................... 22

Proyek Pembangunan Gedung dan Utilitas Terminal Petikemas (Paket – 3) Kendari - Sultra

ii
Lap. Pengujian Tanah

a. Metode analisis daya dukung fondasi tiang (berdasarkan data


Sondir) ................................................................................................. 22

b. Metode analisis daya dukung fondasi tiang (berdasarkan data Deep


Boring) ................................................................................................ 24

G. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ....................................................... 27

1. Kesimpulan ......................................................................................... 27

2. Rekomendasi ....................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENGUJIAN

Proyek Pembangunan Gedung dan Utilitas Terminal Petikemas (Paket – 3) Kendari - Sultra

iii
Lap. Pengujian Tanah

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kedalaman tanah keras dari interpretasi hasil pengujian Sondir ............ 12

Tabel 2 Faktor efisiensi Cb, Cs dan Cr (Skempton, 1986) .................................... 16

Tabel 3 Jenis-jenis tanah (SNI 1726-2002) ......................................................... 16

Tabel 4 Koreksi N-SPT (N60) dan jenis tanah keras menurut SNI-1726-2002... 17

Tabel 5 Pehitungan nilai cohesi undrained (cu) ................................................... 18

Tabel 6 Faktor ω de Ruiter dan Beringen (1979, dalam Hardiyatmo, 2010) ….. 22

Tabel 7 Perhitungan daya dukung fondasi tiang tunggal D=30cm tanah kohesif. 24

Tabel 8 Perhitungan daya dukung ultimate netto fondasi tiang bulat D = 30cm . 25

Tabel 9 Perhitungan daya dukung ijin netto (Qijin) fondasi tiang pancang ........... 25

Proyek Pembangunan Gedung dan Utilitas Terminal Petikemas (Paket – 3) Kendari - Sultra

iv
Lap. Pengujian Tanah

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Denah lokasi dan titik pengujian ............................................................ 5

Gambar 2 Alat Dutch Cone Penetration Test / Sondir ............................................ 7

Gambar 3 Alat bor mesin tipe XUL100 .................................................................. 9

Gambar 4 Tabung belah standar dan alat uji SPT (Hardiyatmo, 2010)................... 10

Gambar 5 Core box sampel pengujian .................................................................... 11

Gambar 6 Bor Log hasil pengujian BH-1 ............................................................... 14

Proyek Pembangunan Gedung dan Utilitas Terminal Petikemas (Paket – 3) Kendari - Sultra

v
Lap. Pengujian Tanah

A. PENDAHULUAN

Dari pengamatan visual di lapangan, tanah yang terdapat di alam memiliki

banyak variasi. Pada suatu kondisi tertentu, tanah mungkin saja homogen pada

suatu areal dengan jarak tertentu, baik secara horisontal maupun vertikal, akan

tetapi mungkin juga berbeda dalam jarak 1m, baik secara vertikal maupun

horisontal. Sehingga eksplorasi lapangan dilakukan untuk menyajikan data

mengenai kondisi permukaan dan bawah permukaan yang diperlukan untuk

kebutuhan perencanaan maupun pelaksanaan.

Pada umumnya untuk kebutuhan data perencanaan teknis, beberapa alat

pengujian tanah di lapangan sering digunakan yakni CPT (Sondir) serta bor

dalam. Namun pengujian CPT hanya berupa nilai hambatan konus, sedangkan

penyelidikan tanah dengan bor dalam dapat menyajikan data yang lebih spesifik

seperti jenis tanah, N-SPT, kedalaman muka air tanah, serta pengambilan

Undisturbed Sample (UDS) dan Disturbed Sample (DS) untuk pengujian

selanjutnya di laboratorium apabila diperlukan. Terkait penjelasan ini, setiap

pengujian tanah dengan sondir untuk bangunan yang berat dan mahal, data sondir

hanya sebagai pengujian pelengkap dari pengujian di lapangan yang utama

(Pengeboran).

Seperti halnya dalam tahap pelaksanaan renovasi Pembangunan Pabrik

Avian Kendari yang berlokasi di Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga,

Kota Madya Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, dimana data kondisi bawah

permukaan dari pengujian bor dalam diperlukan untuk memastikan kondisi

struktur bawah permukaan khususnya di bangunan gedung terminal, terkait sistem


Proyek Pabrik Avian Kendari

1
Lap. Pengujian Tanah

fondasi yang digunakan untuk mencegah kegagalan struktur akibat permasalahan

geoteknis.

B. TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan pengujian tanah (Deep Boring

dan Sondir) di lokasi Gedung Pabrik Avian Kendari yakni sebagai berikut :

1. Memperoleh informasi kekuatan struktur lapisan tanah berdasarkan

interpretasi nilai hambatan konus (qc, kg/cm2), yang selanjutnya

dikorelasikan dengan daya dukung tanah yang diizinkan (qa) untuk

keperluan perencanaan fondasi.

2. Mengetahui kedalaman, tebal struktur lapisan tanah dan parameter

kekuatannya (N-SPT) sehubungan dengan kapasitas daya dukung tanah.

3. Mengetahui lokasi tanah keras/batuan dasar (N-SPT > 60).

4. Mengetahui lokasi dan variasi muka air tanah.

C. LINGKUP PEKERJAAN

Sesuai dengan permohonan dari Pemberi Tugas (PT. Prambanan

Dwipaka), ruang lingkup yang termasuk dalam kegiatan pekerjaan ini yakni

pengujian tanah di Lapangan (Sondir dan Deep Boring) yakni sebagai berikut :

1. Pengujian tanah dengan sondir.

- Pengujian sondir di lokasi rencana yakni sebanyak 2 (dua) titik pengujian,

Proyek Pabrik Avian Kendari

2
Lap. Pengujian Tanah

- output data pengujian sondir dalam hal ini nilai hambatan konus dan

friction,

- evaluasi hasil pengujian sondir dalam bentuk tabel dan grafik,

- dokumentasi pelaksanaan pengujian.

2. Pembuatan lubang bor dan pengujian SPT.

- Pengujian bor di lokasi rencana yakni sebanyak 1 (satu) titik pengujian

- Pembuatan lubang bor sampai mencapai tanah keras (5 Kali N-SPT 60),

- pengujian Standard penetration Test (SPT) dengan interval kedalaman

pengujian 2m,

- pengambilan contoh tanah (Disturbed dan Undistrubed sample).

- deskripsi kondisi geoteknis.

D. PELAKSANAAN PENGUJIAN

Pelaksanaan pengujian tanah dilapangan dilaksanakan pada Tanggal 24

Februari 2018 sampai dengan Tanggal 27 Februari 2018, dimana dokumentasi

pelaksanaan pengujian disajikan pada Lampiran. Adapun prosedur pelaksanaan

pengujian akan dijelaskan secara spesifik pada sub bab berikut.

1. Prosedur Pelaksanaan Pengujian Tanah di Lapangan

Seperti dalam penjelasan sebelumnya pengujian tanah di lapangan yakni

pengujian Sondir dan Deep Boring di lokasi Pabrik Avian Kendari dilakukan

Proyek Pabrik Avian Kendari

3
Lap. Pengujian Tanah

selama 4 (empat) hari yakni mulai Tanggal 24 Februari 2018 sampai dengan

Tanggal 27 Februari 2018.

Jumlah pengujian tanah dengan Sondir sebanyak 2 (dua) titik, dan

pengeboran tanah dengan Deep Boring sebanyak 1 (satu) titik di lokasi yang

dimaksud. Denah lokasi dan lay out titik pengujian tanah di Lapangan disajikan

pada Gambar 1.

Prosedur pelaksanaan pengujian Sondir dan Deep Boring selanjutnya

dijelaskan sebagai berikut.

Proyek Pabrik Avian Kendari

4
Lap. Pengujian Tanah

Hotel Hotel Zahra


Dragon Inn

Pabrik Avian
Kendari

Kel. Korumba, Kec. Mandonga

Gambar 1 Denah lokasi dan titik pengujian

Proyek Pabrik Avian Kendari

5
Lap. Pengujian Tanah

a. Dutch Cone Penetration Test (DCPT) / Sondir

Prosedure pengujian didasarkan pada standarisasi pengujian alat

Dutch Cone Penetration Test (DCPT) / Sondir yakni mengikuti ketentuan SNI

2827-2008. Alat yang digunakan dalam penyelidikan ini yakni buatan PT.

Mektan Babakan Tujuh Utama (MBT) Bandung dengan kapasitas 2.5 ton

yang dilengkapi dengan “Adhesion Jacket Cone “. Spesipikasi alat penetrasi

DCPT yang digunakan, yaitu;

- Luas konus = 10 cm2

- Sudut puncak kerucut konus = 60 derajat

- Luas mantel (selimut konus) = 150 cm2

- Luas piston penekan = 10 cm2

Dalam pelaksanaannya, penyondiran dilakukan hingga mencapai

kedalaman permukaan tanah keras dengan indikasi yaitu pada saat nilai hambatan

konus (cone resistance) > 150 kg/cm2, jika kedalaman sondir telah mencapai 20

meter dan lapisan tanah keras belum ditemukan, maka pekerjaan sondir

dihentikan. Pembacaan local friction (fs) dilakukan pada setiap interval

kedalam 0,2 m, begitu juga dengan hambatan konus. Adapun Alat Sondir yang

digunakan disajikan pada Gambar 2.

Proyek Pabrik Avian Kendari

6
Lap. Pengujian Tanah

Gambar 2. Alat Dutch Cone Penetration Test /Sondir

b. Deep Boring (Bor Dalam)

Pendahuluan

Deep Boring (Bor Dalam) dapat dilakukan pada semua jenis tanah. alat ini

dapat digunakan pada lapisan tanah keras atau batu, sampai kedalaman > 60m.

Metode pelaksanaan pengeboran seperti metode pengeboran Auger umumnya

mengacu pada ASTM D 2113-94. Adapun ketentuan-ketentuan dalam

pelaksanaan pengeboran, dijelaskan sebagai berikut :

- Pendalaman dilakukan dengan menggunakan sistem putar (rotary drilling)

dengan diameter mata bor minimum 75 mm.

Proyek Pabrik Avian Kendari

7
Lap. Pengujian Tanah

- Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan kecepatan maksimum 1 putaran

per detik.

- Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm per detik.

- Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah deposit yang lunak dilakukan

dengan menggunakan bentonite (drilling mud) atau casing dengan diameter

minimum 100 mm.

- Apabila drilling mud digunakan pelaksana harus menjamin bahwa tidak terjadi

tekanan yang berlebih pada tanah.

- Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah mencapai 2 m atau lebih.

Posisi dasar casing minimal berjarak 50 cm dari posisi pengambilan sampel

berikutnya.

Khusus dalam pemboran inti untuk batuan, dapat digunakan mata bor

khusus yang yang diletakkan dalam tabung. Kecepatan mata bor diputar dengan

kecepatan tinggi (400 sampai 1000 rpm), sehingga dapat memotong batu dengan

cara abrasi.

Sebagai informasi tambahan, alat yang digunakan dalam penyelidikan ini

yakni XUL-100 dengan kapasitas putaran yakni 1083 rpm dan kedalaman

maksimum pengeboran yakni 100m. Adapun alat pengujian bor mesin yang

digunakan disajikan pada Gambar 3.

Proyek Pabrik Avian Kendari

8
Lap. Pengujian Tanah

Gambar 3. Alat bor mesin tipe XUL100

Pengujian SPT

Pengujian ini dilakukan karena sulitnya memperoleh contoh tanah tak

terganggu seperti jenis tanah granuler. Hal ini dilakukan jika kedalaman

pengeboran telah mencapai tanah yang akan diuji, mata bor dilepas dan diganti

dengan tabung belah standar (Standard split barrel sampler). Untuk tanah berbatu

tabung belah standar yang terbuka, digunakan berbentuk tertutup dan meruncing

30o pada ujungnya. Berat alat pemukul yang digunakan yakni 63,5 kg (140 pon),

dengan tinggi jatuh 76,2 cm (32”) dengan tipe pemukul donat dan mekanisme

Proyek Pabrik Avian Kendari

9
Lap. Pengujian Tanah

pemukul dilepas tangan. Adapun alat tabung belah standar yang digunakan

disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Tabung belah standar dan alat uji SPT (Hardiyatmo, 2010)

Metode pelaksanaan pengujian SPT (Standar Penetration Test) umumnya

mengacu pada ASTM D1586. Adapun prosedur uji SPT, dijelaskan sebagai

berikut :

- Uji SPT dilakukan setiap penetrasi bor 1,5 – 2 m, atau paling sedikit tiap-

tiap pergantian jenis lapisan tanah di sepanjang lubang bor.

- Tabung belah standar dipukul hingga sedalam 15 cm (6”).

Proyek Pabrik Avian Kendari

10
Lap. Pengujian Tanah

- Kemudian pada tanah kedua sedalam 30,48 cm (12”), dimana pada tahap

kedua ini didefinisikan sebagai nilai-N.

- Uji SPT dapat dihentikan jika jumlah pukulan melebihi 50 kali sebelum

penetrasi 30 cm tercapai, namun nilai penetrasinya tetap dicatat.

- Jika uji SPT dilakukan di bawah muka air tanah, maka harus dilakukan

dengan hati-hati, karena air tanah yang masuk kedalam tabung cenderung

melonggarkan pasir akibat tekanan rembesan ke atas. Sehingga perlu

memasukkan air untuk menyamakan kedudukan muka air di dalam dan

di luar tabung bor.

Pengambilan conton tanah

Umumnya pengambilan contoh tanah (sampling) dari sejumlah tanah

dengan tujuan pengujian fisis dan indeks di laboratorium untuk kebutuhan

klasifikasi, korelasi kekuatan, atau untuk pengujian sifat-sifat teknis biasanya

dikategorikan sebagai pengambilan contoh terganggu (disturbed) atau tak

terganggu (undisturbed). Sampel hasil pengeboran di masukkan dalam Core Box

seperti yang disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Core box sampel pengujian

Proyek Pabrik Avian Kendari

11
Lap. Pengujian Tanah

E. DATA DAN ANALISIS DATA PENGUJIAN

Dari prosedur pelaksanan di atas, dilakukan pengujian tanah di lapangan.

Data dan analisis data hasil pengujian selengkapnya disajikan secara spesifik pada

sub bab berikut.

a. Data dan Analisis Data Dutch Cone Penetration Test (DCPT) / Sondir

Dari 2 (dua) data pengujian Dutch Cone Penetration Test (DCPT) / Sondir

di lokasi yang dimaksud, kedalaman pengujian dimana nilai hambatan konus (qc)

mencapai >150 kg/cm2 berkisar antara +16,4 m sampai dengan +16,8 m.

Kedalaman titik pengujian masing-masing lokasi, secara spesifik disajikan pada

Tabel 1. Sedangkan data pengujian dan dokumentasi pelaksanaan pengujian dapat

dilihat pada Lampiran I.

Untuk memvisualisasikan kondisi profil tanah dari data hasil pengujian

Sondir dilakukan analisis data yang selanjutnya dibuat dalam bentuk grafik

grafik dengan indikasi pembacaan hambatan konus / cone resistance (qc) dan total

hambatan pelekat / comulative fricton (ft) dan friction ratio (fr) dan side friction

(fs). Adapun grafik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran I.

Tabel 1. Kedalaman tanah keras dari interpretasi hasil pengujian Sondir


Kedalaman Kedalaman qcsampai pada
No. Titik
Simbol (qc > 150 kg/cm2) Pengujian kedalaman pengujian
Pengujian
(m) (m) (kg/cm2)
Sondir 01 SO-01 16,4 16,4 175
Sondir 02 SO-02 16,8 17,6 175

Proyek Pabrik Avian Kendari

12
Lap. Pengujian Tanah

b. Data dan Analisis Data Deep Boring (Bor Dalam)

Data pengujian Deep Boring

Seperti pada penjelasan sebelumnya, pengujian tanah dengan pengeboran

di lokasi Gedung Pabrik Avian Kendari, dilaksanakan pada Tanggal 24 Februari

2018 sampai dengan Tanggal 27 Februari 2018 sebanyak 1 (Satu) titik. Kondisi

cuaca pada saat pelaksanaan pengujian yakni cerah, sedangkan kedalaman

pengujian pada BH-1 yakni +30m. Kedalaman pengujian ini mengacu pada

ketentuan di atas (bagian D poin 1).

Deskripsi kondisi geoteknis pada titik pengujian BH-1 yakni untuk

kedalaman 0 – 2,5m yakni lempung/lanau kuning namun terdapat sisipan border

batuan kapur pada kedalaman 0 – 1.5m. Kedalaman 2,5m – 4,5m yakni

lempung/lanau organik warna kuning dengan konsistensi sangat lunak – lunak,

kedalaman 4,5m – 10m berupa lempung/lanau berpasir warna abu-abu dengan

konsistensi lunak, kedalaman 10m – 15m berupa lempung/lanau warna abu-abu

dengan konsistensi sedang – kaku, kedalaman 15m – 18m berupa lempung/lanau

berpasir warna kuning dengan konsistensi kaku – sangat kaku, kedalaman

18m – 22,5m berupa lempung/lanau warna abu-abu dengan konsistensi sangat

kaku, kedalaman 22,5m – 24,5m berupa lempung/lanau warna abu-abu kekuning-

kuningan dengan konsistensi sangat kaku – keras, kedalaman 24,5m – 28,5m

berupa lempung/lanau warna putih kemerah-merahan dengan konsistensi keras,

dan selanjutnya sampai dengan kedalaman 30,5m berupa lempung/lanau warna

merah keabu-abuan dengan konsistensi keras. Dari hasil pengujian Number of

Proyek Pabrik Avian Kendari

13
Lap. Pengujian Tanah

Standard Penetration Test (N-SPT) pada interval 2m yang dilakukan pada titik ini

untuk kedalaman dimana N-SPT > 60 secara kontinyu yakni 24m.

Hasil pengujian bor dilokasi pembangunan terminal pada titik BH-1

selengkapnya dibuat dalam bentuk bor log yang disajikan pada Gambar 6.

Analisi data pengujian Deep Boring

Untuk kebutuhan perencanaan, hasil pengujian N-SPT yang diperoleh di

lapangan perlu dilakukan koreksi seperti prosedur pelaksanaan, dimana menurut

Skempton (1986, dalam Hardiyatmo, 2010) sebagai berikut :

N60 = (1/0,6) Ef . Cb . Cs . Cr . N …….……….……….……....…..(1)

dengan,

N60 = N-SPT telah dikoreksi

Ef = efisiensi pemukul

Cb = koreksi diameter lobang bor

Cs = koreksi oleh tipe tabung sampler SPT

Cr = koreksi untuk panjang batang bor

N = nilai N-SPT hasil uji lapangan.

Proyek Pabrik Avian Kendari

14
Lap. Pengujian Tanah

Gambar 6. Bor Log hasil pengujian BH-1

Proyek Pabrik Avian Kendari

15
Lap. Pengujian Tanah

Dari penjelasan sebelumnya, tipe pemukul yang digunakan yakni Donat

dengan mekanisme pelepasan pemukul yakni dilepas tangan, sehingga faktor

koreksi terhadap efisiensi yakni 0,55. Sedangkan faktor koreksi akibat pengaruh

lubang bor, tabung sampler dan panjang batang bor disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Faktor efisiensi Cb, Cs dan Cr (Skempton, 1986)


Faktor Variasi alat Nilai
koreksi
Diameter lubang bor 65-115 mm 1,00
(Cb)
150 mm 1,05
200 mm 1,15
Tabung sampler (Cs) Tabung sampler standar 1,00
Tabung sampler tanpa liner 1,20
(tidak direkomendasikan )

Panjang batang bor (Cr) 3-4 m 0,75


4-6 m 0,85
6-10 m 0,95
>10 1,00

Tabel 3. Jenis-jenis tanah (SNI 1726-2002)

Menurut SNI 1726-2002 seperti yang disajikan pada Tabel 3, tanah di

dikategorikan menjadi 3 jenis yakni tanah keras, sedang dan lunak, dimana salah

Proyek Pabrik Avian Kendari

16
Lap. Pengujian Tanah

satu penentuannya dilakukan berdasarkan data pengujian N-SPT. Adapun koreksi

N-SPT pada BH-1 berdasarkan Persamaan 1 dibuat dalam bentuk table yang

disajikan pada Tabel 4, dimana diameter lubang bor yakni 73mm (Cb = 1,0) dan

tabung sampler yang digunakan yakni tabung sampler standar (Cs = 1,0).

Tabel 4. Koreksi N-SPT (N60) dan jenis tanah keras menurut SNI-1726-2002

Kedalaman BH - 01
Titik Uji SPT N-SPT SNI-1726-
(m) N60
Lapangan 2002

2 2 1 Lunak

4 3 2 Lunak

6 2 1 Lunak

8 6 5 Lunak

10 8 6 Lunak

12 8 7 Lunak

14 28 25 Sedang

16 35 32 Sedang

18 41 37 Sedang

20 58 60 Keras

22 27 32 Sedang

24 68 60 Keras

26 61 55 Keras

28 65 60 Keras

30 72 60 Keras

Untuk kebutuhan analisis, data hasil pengujian SPT dilapangan kemudian

dikorelasikan terhadap parameter kuta gesr tanah. Menurut Terzaghi dan Peck

(1948, dalam Hardiyatmo,2010), korelasi parameter kuat geser tanah tanah

lempung dari pengujian N-SPT yakni sebagai berikut :

c u  6 . N ( kPa ) ……………….…………………………………….….. (2)

Proyek Pabrik Avian Kendari

17
Lap. Pengujian Tanah

Dengan cu yakni cohesi undrained dan N yakni nilai N-SPT. Perhitungan

Nilai cu berdasarkan hasil pengujian N-SPT pada BH-1 menggunakan Persamaan

2 dibuat dalam bentuk table yang disajikan pada Tabel 5. Adapun parameter N

yang digunakan pada Tabel 4 yakni nilai N yang telah dikoreksi terhadap

prosedur pelaksanaan lapangan (N60). Hal ini dilakukan dengan pertimbangan

kondisi tersebut pada sisi yang aman.

Tabel 5. Pehitungan nilai undrained cohesion (cu)


Kedalaman BH - 1
uji cu
(m) (N60)
(kN/m2)
2 1 6
4 2 12
6 1 6
8 5 30
10 6 36
12 7 42
14 25 150
16 32 192
18 37 222
20 60 360
22 24 144
24 60 360
26 55 330
28 60 360
30 60 360

F. ANALISIS DAYA DUKUNG FONDASI

Analisis daya dukung tanah yang dimaksud dalam hal ini adalah analisis

daya dukung fondasi tiang terhadap keruntuhan geser tanah dengan menggunakan

Proyek Pabrik Avian Kendari

18
Lap. Pengujian Tanah

data hasil pengujian DCPT/Sondir dan SPT. Adapun metode dan perhitungan

daya dukung fondasi, akan dibahas secara spesifik pada sub bab berikut.

1. Metode Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang

Persamaan umum daya dukung ultimate netto fondasi tiang pancang yakni

sebagai berikut :

Q U  Netto  Q b  Q s  Wp  A b f b  A s f s  Wp …………......………….. (3)

dengan,

Qu : kapasitas dukung ultimate netto

Ab : luas ujung bawah tiang

As : luas selimut tiang

fb : tahanan ujung tiang

fs : tahanan gesek satuan tiang

Wp : berat tiang

Selanjutnya metode analisi daya dukung fondasi tiang hasil pengujian

Sondir dan SPT selengkapnya sebagai berikut.

a. Metode Analisis Daya Dukung Fondasi Tiang Dari Data Sondir

Persamaan tahanan gesek satuan tiang untuk berbagai jenis tanah dari

beberapa peneliti sebelumnya yakni sebagai berikut :

 Tanah kohesif

Proyek Pabrik Avian Kendari

19
Lap. Pengujian Tanah

Menurut deRuiter dan Beringen, tahanan gesek satuan tanah

kohesif (lempung) ditentukan dari nilai kohesi tak terdrainase

(cu = qc/20 = 0,05 qc) sebagai berikut :

f s  0,05 . . q c , …………………………...…….…...…….. (4)

dengan,

fs : tahanan gesek satuan, dengan nilai maksimum 1.2 kg/cm2

(120 kPa)

qu : tahanan konus (kg/cm2)

α : faktor adhesi, diambil 1 untuk lempung terkonsolidasi

normal, dan 0.5 untuk lempung yang over konsolidasi

Sedangkan tahanan ujung fondasi tiang pada tanah lempung

dianalisis seperti halnya pada teori kapasitas daya dukung fondasi

dangkal sebagai berikut :

f b  5.c u ………………………….…….....…….…...…….. (5)

Dalam menghitung fb, nilai cu = qu/Nk yang digunakan harus

mewakili kondisi tanah di sekitar ujung tiang, yaitu dalam kisaran 8d

di atas dasar tiang dan 4d di bawahnya.

 Tanah tidak kohesif

Menurut Schmertmann dan Nottingham (1975, dalam

Hardiyatmo, 2010), tahanan ujung tiang persatuan luas, diperoleh dari

Proyek Pabrik Avian Kendari

20
Lap. Pengujian Tanah

nilai rata-rata qc disepanjang 4d di atas dasar tiang sampai 1d di bawah

dasar tiang. Hitungan tahanan ujung tiang yakni sebagai berikut :

f b   . qca  150 kg / cm 2 (15000 kN / m 2 ) ……..………..….. (6)

Selanjutnya tahanan gesek satuan tiang pada tanah tidak kohesif

dapat ditentukan dari tahanan konus dengan persamaan yakni sebagai

berikut :

f s  k c q c ( kg / cm 2 ) …………......…………………………….. (7)

dengan,

fb : tahanan ujung satuan tiang (kg/m2)

fs : tahanan gesek satuan, nilainya dibatasi sampai 1,2 kg/m2

(120 kPa)

ω : kefisien korelasi yang tergantung pada OCR (Tabel 6)

qc : tahanan konus (kg/cm2)

qca : tahanan konus rata rata di sepanjang 8d di atas dasar tiang

sampai 4d di bawah dasar tiang {qca = 1/2(qc1 + qc2)}

d : diameter tiang (cm)

Kc : Koefisien tak berdimensi yang tergantung pada tipe tiang

sebagai berikut :

- tiang baja ujung bawah terbuka, Kc = 0,8%

- tiang pipa ujung bawah tertutup, Kc = 1,8%

Proyek Pabrik Avian Kendari

21
Lap. Pengujian Tanah

- tiang beton, Kc = 1,2%

Tabel 6. Faktor ω de Ruiter dan Beringen (1979, dalam Hardiyatmo, 2010)


Kondisi tanah Faktor ω

Pasir terkonsolidasi normal (OCR =1) 1


Pasir mengandung banyak kerikil kasar dengan OCR = 2 – 4) 0,67
Kerikil halus; pasir dengan OCR = 6 - 10 0,50

Untuk faktor aman tiang dari hasil pengujian Sondir, untuk digunakan

dalam menetukan kapasitas daya dukung ijin (Qijin), digunakan nilai faktor aman

yakni 4.

b. Metode Analisis Daya Dukung Fondasi Tiang Dari Data SPT

Persamaan tahanan gesek satuan tiang pada tanah lempung menurut

deRuiter dan Beringen ditentukan dari nilai kohesi tak terdrainase (cu) sebagai

berikut :

f s  .c u …………..…..………………….…….....…….…...…….. (8)

dengan,

fs : tahanan gesek satuan, dengan nilai maksimum 1.2 kg/cm2 (120 kPa)

cu : kohesi tak terdrainase (undrained), (kN/m2)

α : faktor adhesi, diambil 1 untuk lempung terkonsolidasi normal, dan 0.5

untuk lempung yang over konsolidasi

Sedangkan tahanan ujung fondasi tiang pada tanah lempung dianalisis

seperti halnya pada teori kapasitas daya dukung fondasi dangkal sebagai berikut :
Proyek Pabrik Avian Kendari

22
Lap. Pengujian Tanah

f b  5 .c u …………………………………..….....…….…...…….. (9)

Dalam menghitung fb, nilai cu yang digunakan harus mewakili kondisi

tanah di sekitar ujug tiang, yaitu dalam kisaran 8d di atas dasar tiang dan 4d di

bawahnya.

2. Perhitungan Daya Dukung Fondasi

Perhitungan kapasitas daya dukung tiang berupa perhitungan daya dukung

ultimate netto fondasi tiang terhadap keruntuhan geser tanah untuk fondasi tiang

beton bertulang dengan penampang bulat D = 30cm, berat volume tiang yakni 24

kN/m3. Panjang fondasi tiang (L) yang akan dianalisis disesuaikan dengan data

pengujian.

Dengan memperhatikan data Bor Log, umumnya jenis lapisan tanah yakni

tanah kohesif. Kapasitas daya dukung fondasi tiang dari data pengujian titik SO-

01 dan SO-02 dianalisi dengan mengasumsikan jenis tanah berupa tanah kohesif

dan non kohesif. Adapun perhitungan daya dukung ultimate netto fondasi tiang

pancang menggunakan Persamaan 4 sampai dengan Persamaan 5, selanjutnya

perhitungannya dibuat dalam bentuk tabel yang mana analisis QU-Netto fondasi

tiang dengan asumsi tanah kohesif disajikan pada Tabel 7.

Perhitungan QU-Netto yang disajikan pada Tabel 7 selanjutnya dilakukan

perhitungan daya dukung ijin QIjin fondasi tiang pancang (Qu/SF), dimana SF

(faktor keamanan) diambil sebesar seperti dalam penjelasan sebelumnya yakni SF

= 4.

Proyek Pabrik Avian Kendari

23
Lap. Pengujian Tanah

Tabel 7. Perhitungan daya dukung fondasi tiang tunggal D=30cm tanah kohesif
Propertis Tiang qc Rata-rata
fs
L 4D di 8D di atas Qijin
Titik Luas Ujung Luas Selimut Berat fb Rata- QU-Netto
Tiang bawah dasar SF = 4
Sondir Ab As W (kg/cm2) rata (kg)
(m) dasar tiang tiang (ton)
(cm2) (cm2) (kg) (kg/cm2)
(kg/cm2) (kg/cm2)
Bentuk Tiang Bulat D = 30 cm
94247,780 1696,460 10 36,571 31,000 8,446 0,739 73943,406 18,5
103672,558 1866,106 11 46,429 33,692 10,015 0,780 86114,779 21,5
1 113097,336 2035,752 12 46,714 39,000 10,714 0,815 97684,248 24,4
122522,113 2205,398 13 46,429 43,538 11,246 0,844 109145,084 27,3
131946,891 2375,044 14 55,714 46,231 12,743 0,869 121296,252 30,3
706,858 94247,780 1696,460 10 26,000 20,692 5,837 0,616 60456,210 15,1
103672,558 1866,106 11 31,000 22,538 6,692 0,668 72102,866 18,0
113097,336 2035,752 12 39,286 27,231 8,315 0,711 84307,438 21,1
2
122522,113 2205,398 13 48,857 33,308 10,271 0,748 96760,410 24,2
131946,891 2375,044 14 57,857 41,231 12,386 0,780 109335,839 27,3
141371,669 2544,690 15 71,429 49,692 15,140 0,808 122370,651 30,6

Proyek Pabrik Avian Kendari

24
Lap. Pengujian Tanah

Perhitungan kapasitas daya dukung ultimate netto fondasi tiang pancang

dengan dari data SPT menggunakan Persamaan 8 sampai dengan Persamaan 9,

dimana perhitungannya dibuat dalam bentuk tabel yang disajikan pada Tabel 8

dan Tabel 9.

Tabel 8. Perhitungan daya dukung ultimate netto fondasi tiang bulat D = 30cm
L tiang fs-Rata2 As Qs fb Ab Qb W tiang Qu
2 2 2 2
m kN/m m kN kN/m m kN (kN) (kN)
BH -1
24 120,000 22,62 2714,336 150,0 0,071 10,603 40,715 2684,224
26 120,000 24,50 2940,531 150,0 0,071 10,603 44,108 2907,026
28 120,000 26,39 3166,725 150,0 0,071 10,603 47,501 3129,827

Selanjutnya dilakukan perhitungan daya dukung ijin netto fondasi tiang

pancang (Qu/SF) disajikan pada Tabel 8, dimana SF (faktor keamanan) diambil

sebesar 4.

Tabel 9. Perhitungan daya dukung ijin netto (Qijin) fondasi tiang pancang
L tiang Qu-Netto SF Qijin
m (kN) (kN)
24 2684,224 671
26 2907,026 4 727
28 3129,827 782

Proyek Pabrik Avian Kendari

25
Lap. Pengujian Tanah

G. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dari hasil pengujian tanah (Deep Boring dan Sondir) di lokasi Pabrik

Avian Kendari, Kel. Korumba, Kec. Mandonga, Kota Madya Kendari, Provinsi

Sulawesi Tenggara, selanjutnya dibuat kesimpulan dan rekomendasi. Adapun

kesimpulan dan rekomendasi selengkapnya disajikan pada sub bab berikut.

1. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil pengujian, analisis data serta perhitungan daya

dukung fondasi yakni sebagai berikut :

a. Dari 2 (dua) titik pengujian sondir di lokasi yang dimaksud, secara

keseluruhan kedalaman tanah keras qc > 150 kg/cm2 relatif relatif sama,

dimana kedalamannya berkisar antara +16,4 m sampai dengan +16,8 m.

b. Jenis lapisan tanah sampai kedalaman 30m hasil pengujian titik BH-1 umunya

berupa tanah lempung. Sedangkan kedalaman tanah keras dari interpretasi

hasil uji N-SPT > 60 secara ditemui pada kedalaman > 24m.

c. Hasil analisis daya dukung fondasi tiang pancang D=30cm berdasarkan data

pengujian Sondir (DCPT) dimana struktur lapisan tanah diasumsikan sebagai

tanah kohesif yakni sebagai berikut :

1. Daya dukung ijin (Qijin) fondasi tiang berdasarkan data pengujian

SO-01 untuk kedalaman 10m, 11m, 12m, 13m, dan 14m berturut-turut

18,5 ton; 21,5 ton; 24,4 ton; 27,3 ton; dan 30,3 ton.

Proyek Pabrik Avian Kendari

26
Lap. Pengujian Tanah

2. Daya dukung ijin (Qijin) fondasi tiang berdasarkan data pengujian

SO-02 untuk kedalaman 10m, 11m, 12m, 13m, 14m, dan 15m berturut-

turut 15,1 ton; 18,0 ton; 21,1 ton; 24,2 ton; 27,3 ton; dan 30,6 ton.

d. Sedangkan Qijin fondasi tiang pancang bulat D=30cm beton bertulang

minimum dari data pengujian BH - 1, dimana untuk panjang tiang (L) 24m,

26m dan 28m berturut-turut yakni 67,1 ton; 72,7 ton; dan 78,2 ton.

e. Untuk kebutuhan pemilihan spektrum percepatan tanah, jenis tanah di lokasi

pengujian sampai dengan kedalaman 30m menurut SNI-1726-2002 yakni

jenis tanah sedang.

2. Rekomendasi

Rekomendasi berdasarkan kesimpulan pada poin a sampai dengan poin b

di atas yakni sebagai berikut :

a. Dengan memperhatikan kesimpulan pada poin a dan poin g di atas, jika

beban bangunan cukup berat, tipe fondasi yang digunakan sebaiknya

fondasi dalam (fondasi tiang). Hal ini juga untuk mencegah penurunan

sehingga kegagalan struktur akibat differential settlement seminimal

mungkin.

b. Hasil perhitungan Qijin pada poin e di atas selain berdasarkan data satu titik

Deep Boring dan 2 titik Sondir, beban yang digunakan dalam analisis yakni

beban vertikal. Sehingga untuk lebih memvalidasi kekuatannya perlu

dilakukan analisis kekuatan fondasi tiang terhadap beban horizontal (beban

Proyek Pabrik Avian Kendari

27
Lap. Pengujian Tanah

gempa), serta analisis penurunan untuk mencegah terjadinya angular

distortion.

c. Umumnya dalam pelaksanaan pemancangan pendekatan yang digunakan

yakni kalendering. Jika tidak terjadi perubahan kondisi geoteknis yang

signifikan terhadap hasil pengujian titik BH-1 di sekitar lokasi pengujian,

kemungkinan kalendering akan memenuhi di kedalaman >28m.

d. Sebagai tambahan dalam pelaksanaan kedepan, pemancangan dihentikan

apabila penetrasi 25mm pada jumlah pukulan 6-8 untuk fondasi tiang beton

bertulang. Sedangkan bahan tiang dari baja yakni 25mm dengan jumlah

pukulan 12-15. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kerusakan fondasi

tiang.

Proyek Pabrik Avian Kendari

28
Lap. Pengujian Tanah

DAFTAR PUSTAKA

American Society for Testing and Materials., 1997, Annual Book of ASTM

Srandard. Vol. 04-08, Soil and Rock, ASTM 100 Barr Harbor Drive, West

Conshohocken, PS. 19428

Bowles, J.E.,1977, Foundation Analysis and Design, McGraw-Hill Kogakusha,

Ltd, Tokyo, Japan.

Hardiyatmo, H.C., 2007, Mekanika Tanah II, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Hardiyatmo, H.C., 2010, Analisis dan Perancangan Fondasi, Bagian I, Gadjah

Mada University Press, Yogyakarta.

Hardiyatmo, H.C., 2010, Analisis dan Perancangan Fondasi, Bagian II, Gadjah

Mada University Press, Yogyakarta.

Look, B.G., 1997, Handbook of Geotechnical Investigation and Design Table,

Taylor & Francis Group, London, United Kingdom.

SNI 1726-2002, 2002, Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk

Struktur Bangunan Gedung, Badan Standarisasi Nasional, Balitbang

Departemen PU, Jakarta.

SNI 4153-2008, 2008, Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan SPT, Badan

Standarisasi Nasional, Balitbang Departemen PU, Jakarta.bvv

Proyek Pabrik Avian Kendari

29
A. LAMPIRAN DATA PENGUJIAN SONDIR
TABEL A1. Data Pengujian Sondir 01 (SO-01)

Lampiran I - 1
TABEL A2. Data Pengujian Sondir 02 (SO-02)

Lampiran I - 2
B. LAMPIRAN DOKUMENTASI PENGUJIAN SONDIR

GAMBAR B1. Dokumentasi Pengujian Sondir 01 (SO-01)

GAMBAR B2. Dokumentasi Pengujian Sondir 02 (SO-02)

Lampiran I - 3
C. LAMPIRAN GRAFIK HASIL ANALISIS PENGUJIAN SONDIR

GAMBAR C1. Kurva Hasil Analisis Data Pengujian Sondir 01 (SO-01)

Lampiran I - 4
GAMBAR C2. Kurva Hasil Analisis Data Pengujian Sondir 02 (SO-02)
`

Lampiran I - 5
D. CERTIFIKAT KALIBRASI MANOMETER

GAMBAR D1. Certifikat Kalibrasi Pressure Gauge Kapasitas 60 kg/cm2

Lampiran I - 6
GAMBAR D2. Certifikat Kalibrasi Pressure Gauge Kapasitas 250 kg/cm2

Lampiran I - 7
E. DOKUMENTASI PENGEBORAN TITIK BH - 01

Gambar a. Pelaksanaan Pengeboran Titik BH - 01

Lampiran I - 8
Gambar b. Sampel Pengujian Titik BH - 01

Lampiran I - 9

Anda mungkin juga menyukai