Anda di halaman 1dari 34

Pembari Tugas :

PT. RAJAKARYA ALAM UTAMA

Pekerjaan :
Pembangunan Rusun Sultra 1 / Kolaka
(Lokasi : Kel. Mangolo, Kec. Latambaga, Kab. Kolaka)
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
PRODI D-III TEKNIK SIPIL
BENGKEL VOKASI DIVISI KETEKNIKSIPILAN
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ v

A. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

B. TUJUAN ......................................................................................................... 2

C. LINGKUP PEKERJAAN ............................................................................... 2

D. PELAKSANAAN PENGUJIAN .................................................................... 3

1. Lokasi dan kedalaman titik pengeboran .............................................. 3

2. Bor Putar (Bor Mesin) ......................................................................... 5

3. Pengujian SPT ..................................................................................... 7

4. Pengambilan Contoh Tanah ................................................................ 8

E. DATA PENGUJIAN ....................................................................................... 10

F. ANALISIS DAYA DUKUNG FONDASI ..................................................... 14

1. Analisis Data Pengujian ...................................................................... 14

2. Pehitungan Daya Dukung Fondasi ...................................................... 17

G. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ....................................................... 23

1. Kesimpulan ......................................................................................... 23

2. Rekomendasi ....................................................................................... 24

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

ii
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

Daftar Pustaka

LAMPIRAN DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENGUJIAN

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

iii
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Faktor efisiensi Cb, Cs dan Cr (Skempton, 1986) ................................... 15

Tabel 2 Jenis-jenis tanah (SNI 1726-2002) .......................................................... 15

Tabel 3 Koreksi N-SPT ........................................................................................ 16

Tabel 4 Pehitungan nilai cohesi undrained (cu) ................................................... 17

Tabel 5 Perhitungan daya dukung ultimate netto fondasi tiang bulat D = 30cm . 21

Tabel 6 Perhitungan daya dukung ijin netto (Qijin) fondasi tiang pancang ......... 22

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

iv
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Denah lokasi dan titik pengujian ............................................................ 4

Gambar 2 Alat bor mesin tipe XUL100 .................................................................. 6

Gambar 3 Tabung belah standar dan alat uji SPT (Hardiyatmo, 2010)................... 8

Gambar 4a Core box sampel pengujian BH-1 .......................................................... 9

Gambar 4b Core box sampel pengujian BH-2 .......................................................... 10

Gambar 5 Bor Log hasil pengujian BH-1 ............................................................... 12

Gambar 6 Bor Log hasil pengujian BH-2 ............................................................... 13

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

v
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

A. PENDAHULUAN

Dari pengamatan visual di lapangan, tanah yang terdapat di alam memiliki

banyak variasi. Pada suatu kondisi tertentu, tanah mungkin saja homogen pada

suatu areal dengan jarak tertentu, baik secara horisontal maupun vertikal, akan

tetapi mungkin juga berbeda dalam jarak 1 m, baik secara vertikal maupun

horisontal. Sehingga eksplorasi lapangan dilakukan untuk menyajikan data

mengenai kondisi permukaan dan bawah permukaan yang diperlukan untuk

kebutuhan perencanaan maupun pelaksanaan.

Pada umumnya untuk kebutuhan data perencanaan teknis, beberapa alat

pengujian tanah di lapangan sering digunakan yakni CPT (Sondir) serta bor

dalam. Namun pengujian CPT hanya berupa nilai hambatan konus, sedangkan

penyelidikan tanah dengan bor dalam dapat menyajikan data yang lebih spesifik

seperti jenis tanah, N-SPT, kedalaman muka air tanah, serta pengambilan

Undisturbed Sample (UDS) dan Disturbed Sample (DS) untuk pengujian

selanjutnya di laboratorium apabila diperlukan. Terkait penjelasan ini, setiap

pengujian tanah dengan sondir untuk bangunan yang berat dan mahal, data sondir

hanya sebagai pengujian pelengkap dari pengujian di lapangan yang utama

(Pengeboran).

Seperti halnya dalam tahap pelaksanaan pembangunan Pembangunan

Rusun yang berlokasi di Kelurahan Mangolo Kecamatan Latambaga Kabupaten

Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara, dimana data kondisi bawah permukaan dari

pengujian bor dalam diperlukan untuk memastikan kondisi struktur bawah

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

1
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

permukaan khususnya di bangunan gedung Rusun, terkait sistem fondasi yang

digunakan untuk mencegah kegagalan struktur akibat permasalahan geoteknis.

B. TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan pengujian tanah dengan bor

dalam (bor mesin) di lokasi Pembangunan Rusun Kelurahan Mangolo Kecamatan

Latambaga Kabupaten Kolaka - Sultra yakni sebagai berikut :

1. Mengetahui kedalaman, tebal struktur lapisan tanah dan parameter

kekuatannya (N-SPT) sehubungan dengan kapasitas daya dukung tanah.

2. Mengetahui lokasi tanah keras/batuan dasar (N-SPT > 60).

3. Mengetahui lokasi dan variasi muka air tanah.

C. LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup yang termasuk dalam kegiatan pekerjaan pengeboran di

lokasi rencana antara lain yakni sebagai berikut :

1. Penentuan lokasi pengujiaan.

2. Pembuatan lubang bor dan pengujian SPT.

3. Pengambilan contoh tanah (disturbed dan undistrubed sample).

4. Deskripis kondisi geoteknis & analisis daya dukung tanah.

5. Kesimpulan dan rekomendasi.

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

2
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

D. PELAKSANAAN PENGUJIAN

Pelaksanaan pengujian tanah dengan bor dalam di lokasi Pembangunan

Rusun Kelurahan Mangolo Kecamatan Latambaga Kabupaten Kolaka - Sultra

dilakukan pada Tanggal 14 April 2018 sampai dengan Tanggal ……… April

2018, dimana dokumentasi pelaksanaan pengujian disajikan pada Lampiran.

Adapun prosedur pelaksanaan pengujian akan dijelaskan secara spesifik pada sub

bab berikut.

1. Lokasi dan Kedalaman Titik Pengeboran

Penentuan lokasi umumnya tergantung pada topografi lapangan/lokasi

struktur yang akan dibangun. Namun pengeboran yang cukup harus dilakukan

pada lokasi-lokasi dimana informasi maksimum dapat diperoleh. Pengeboran

yang cukup harus dilakukan sehingga perkiraan kondisi tanah bawah permukaan

cukup menyakinkan.

Sesuai dengan petunjuk Kerangka Acuan Kerja (KAK), dalam pekerjaan

Pembangunan Rusun Kelurahan Mangolo Kecamatan Latambaga Kabupaten

Kolaka - Sultra yang dimandatkan kepada PT. Rajakarya Alam Utama (Persero),

dilakukan pengeboran sebanyak 2 (dua) titik di lokasi yang dimaksud. Denah

lokasi dan lay out titik pengujian disajikan pada Gambar 1.

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

3
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

Gambar 1. Denah lokasi dan titik pengujian

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolol Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

4
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

Selanjutnya dalam pelaksanaan pengujian, kedalaman pengeboran untuk

tujuan ini dilakukan dengan perkiraan tegangan-tegangan akibat bangunan sudah

tidak berarti lagi / mencapai tanah keras (N-SPT > 60). Untuk memastikan

konsistensi pengujian telah mencapai lapisan tanah keras, pengeboran dilanjutkan

dengan interval uji SPT yang sama sebanyak 5 (lima) kali pengujian. Apabila

hasil pengujian SPT pada kedalaman selanjutnya N-SPT > 60, maka pengeboran

dihentikan.

2. Bor Putar (Bor Mesin)

Bor putar (bor mesin) dapat dilakukan pada semua jenis tanah. alat ini

dapat digunakan pada lapisan tanah keras atau batu, sampai kedalaman > 60m.

Metode pelaksanaan pengeboran seperti metode pengeboran Auger umumnya

mengacu pada ASTM D 2113-94. Adapun ketentuan-ketentuan dalam

pelaksanaan pengeboran, dijelaskan sebagai berikut :

a. Pendalaman dilakukan dengan menggunakan sistem putar (rotary

drilling) dengan diameter mata bor minimum 75 mm.

b. Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan kecepatan maksimum 1

putaran per detik.

c. Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm per detik.

d. Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah deposit yang lunak

dilakukan dengan menggunakan bentonite (drilling mud) atau casing

dengan diameter minimum 100 mm.

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

5
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

e. Apabila drilling mud digunakan pelaksana harus menjamin bahwa tidak

terjadi tekanan yang berlebih pada tanah.

f. Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah mencapai 2 m atau

lebih. Posisi dasar casing minimal berjarak 50 cm dari posisi

pengambilan sampel berikutnya.

Gambar 2 Alat bor mesin tipe XUL100

Khusus dalam pemboran inti untuk batuan, dapat digunakan mata bor

khusus yang yang diletakkan dalam tabung. Kecepatan mata bor diputar dengan

kecepatan tinggi (400 sampai 1000 rpm), sehingga dapat memotong batu dengan

cara abrasi.

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

6
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

Sebagai informasi tambahan, alat yang digunakan dalam penyelidikan ini

yakni XUL-100 dengan kapasitas putaran yakni 1083 rpm dan kedalaman

maksimum pengeboran yakni 100 m. Adapun alat pengujian bor mesin yang

digunakan disajikan pada Gambar 2.

3. Pengujian SPT

Pengujian ini dilakukan karena sulitnya memperoleh contoh tanah tak

terganggu seperti jenis tanah granuler. Hal ini dilakukan jika kedalaman

pengeboran telah mencapai tanah yang akan diuji, mata bor dilepas dan diganti

dengan tabung belah standar (Standard split barrel sampler). Untuk tanah berbatu

tabung belah standar yang terbuka, digunakan berbentuk tertutup dan meruncing

30o pada ujungnya. Berat alat pemukul yang digunakan yakni 63,5 kg (140 pon),

dengan tinggi jatuh 76,2 cm (32”) dengan tipe pemukul donat dan mekanisme

pemukul dilepas tangan. Adapun alat tabung belah standar yang digunakan

disajikan pada Gambar 3.

Metode pelaksanaan pengujian SPT (Standar Penetration Test) umumnya

mengacu pada ASTM D1586. Adapun prosedur uji SPT, dijelaskan sebagai

berikut :

a. Uji SPT dilakukan setiap penetrasi bor 1,5 – 2 m, atau paling sedikit tiap-

tiap pergantian jenis lapisan tanah di sepanjang lubang bor.

b. Tabung belah standar dipukul hingga sedalam 15 cm (6”).

c. Kemudian pada tanah kedua sedalam 30,48 cm (12”), dimana pada tahap

kedua ini didefinisikan sebagai nilai-N.

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

7
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

d. Uji SPT dapat dihentikan jika jumlah pukulan melebihi 50 kali sebelum

penetrasi 30 cm tercapai, namun nilai penetrasinya tetap dicatat.

e. Jika uji SPT dilakukan di bawah muka air tanah, maka harus dilakukan

dengan hati-hati, karena air tanah yang masuk kedalam tabung cenderung

melonggarkan pasir akibat tekanan rembesan ke atas. Sehingga perlu

memasukkan air untuk menyamakan kedudukan muka air di dalam dan di

luar tabung bor.

Gambar 3. Tabung belah standar dan alat uji SPT (Hardiyatmo, 2010)

4. Pengambilan Contoh Tanah

Umumnya pengambilan contoh tanah (sampling) dari sejumlah tanah

dengan tujuan pengujian fisis dan indeks di laboratorium untuk kebutuhan

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

8
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

klasifikasi, korelasi kekuatan, atau untuk pengujian sifat-sifat teknis biasanya

dikategorikan sebagai pengambilan contoh terganggu (disturbed) atau tak

terganggu (undisturbed). Sampel hasil pengeboran di masukkan dalam Core Box.

Adapun gambaran hasil pengambilan sampel di lokasi pengujian disajikan pada

seperti dalam Gambar 4a, dan Gambar 4b.

Gambar 4a Core box sampel pengujian BH-01

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

9
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

Gambar 4b. Core box sampel pengujian BH-02

E. DATA PENGUJIAN

Seperti pada penjelasan sebelumnya, pengujian tanah dengan pengeboran

di lokasi Pembangunan Rusun Kelurahan Mangolo Kecamatan Latambaga

Kabupaten Kolaka - Sultra, dilaksanakan pada Tanggal 14 April 2018 sampai

dengan Tanggal 20 April 2018 sebanyak 2 (dua) titik. Kondisi cuaca pada saat

pelaksanaan pengujian yakni cerah, sedangkan kedalaman pengujian pada BH-01

dan BH-02 sama yakni +32 m. Kedalaman pengujian ini mengacu pada ketentuan

di atas (bagian D poin 1).

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

10
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

Deskripsi kondisi geoteknis pada titik pengujian BH-01 untuk kedalaman

0 – 1m yakni lempung/lanau berpasir halus sampai sedang warna abu-abu dengan

konsistensi sangat lunak, kedalaman 1m – 2m berupa pasir halus smapai sedang

warna abu-abu dengan tingkat kepadatan sangat lepas, kedalaman 2m – 4,5m

berupa lempung/lanau berpasir halus sampai sedang berwarna abu-abu dengan

konsistensi sangat lunak sampai sedang, kedalaman 4,5m – 14,5m berupa

lempung/lanau berwarna abu-abu kehitam-hitaman dengan konsistensi sedang

sampai kaku, kedalaman 14,5m – 22,5 m berupa lempung/lanau abu-abu

konsistensi kaku sampai sangat kaku, kedalaman 22,5 m – 32,5 m berupa

lempung/lanau berpasir halus - sedang dan berkerikil berwarna abu-abu dengan

konsistensi sangat kaku sampai keras. Dari hasil pengujian Number of Standard

Penetration Test (N-SPT) pada interval 2m yang dilakukan pada titik ini untuk

kedalaman dimana N-SPT > 60 secara kontinyu yakni 24 m.

selanjutnya titik pengujian BH-02 kedalaman 0 – 2m yakni tanah tibunan

berupa lempung/lanau warna cokelat kemerahan dengan konsistensi sangat lunak

sampai sedang, kedalaman 2m – 2,5m berupa pasir halus sampai sedang warna

abu-abu dengan kepadatan sedang, kedalaman 2,5m – 20,5m berupa

lempung/lanau berpasir halus sampai sedang berwarna abu-abu dengan

konsistensi sangat lunak sampai kaku, kedalaman 20,5m – 22,5m berupa

lempung/lanau berwarna abu-abu dengan konsistensi sedang sampai sangat kaku

dan terakhir kedalaman 22,5 m – 32,5 m berupa lempung/lanau berpasir halus -

sedang dan berkerikil berwarna abu-abu dengan konsistensi sangat kaku sampai

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

11
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

Gambar 5. Bor Log hasil pengujian BH-01


Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

12
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

Gambar 6. Bor Log hasil pengujian BH-02

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

13
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

keras. Dari hasil pengujian Number of Standard Penetration Test (N-SPT) pada

interval 2m yang dilakukan pada titik ini untuk kedalaman dimana N-SPT > 60

secara kontinyu yakni 24 m.

Hasil pengujian bor dilokasi pembangunan Rusun pada titik BH-1 dan titik

BH-2 selengkapnya dibuat dalam bentuk bor log yang disajikan pada Gambar 5,

dan Gambar 6.

F. ANALISIS DAYA DUKUNG FONDASI

Analisis daya dukung tanah yang dimaksud dalam hal ini adalah analisis

daya dukung terhadap keruntuhan geser tanah dengan menggunakan data hasil

pengujian SPT. Untuk kebutuhan perencanaan data pengujian SPT lapangan perlu

dilakukan analisis data hasil pengujian. Adapun analis data dan perhitungan daya

dukung fondasi, akan dibahas secara spesifik pada sub bab berikut.

1. Analisis Data Pengujian

Hasil pengujian N-SPT yang diperoleh di lapangan perlu dilakukan

koreksi seperti prosedur pelaksanaan, dimana menurut Skempton (1986, dalam

Hardiyatmo, 2010) sebagai berikut :

N60 = (1/0,6) Ef . Cb . Cs . Cr . N …….……….……….……....…..(1)

dengan,

N60 = N-SPT telah dikoreksi

Ef = efisiensi pemukul
Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

14
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

Cb = koreksi diameter lobang bor

Cs = koreksi oleh tipe tabung sampler SPT

Cr = koreksi untuk panjang batang bor

N = nilai N-SPT hasil uji lapangan.

Dari penjelasan sebelumnya, tipe pemukul yang digunakan yakni Donat

dengan mekanisme pelepasan pemukul yakni dilepas tangan, sehingga faktor

koreksi terhadap efisiensi yakni 0,55. Sedangkan faktor koreksi akibat pengaruh

lubang bor, tabung sampler dan panjang batang bor disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Faktor efisiensi Cb, Cs dan Cr (Skempton, 1986)


Faktor Variasi alat Nilai
koreksi
Diameter lubang bor 65-115 mm 1,00
(Cb)
150 mm 1,05
200 mm 1,15
Tabung sampler (Cs) Tabung sampler standar 1,00
Tabung sampler tanpa liner 1,20
(tidak direkomendasikan )

Panjang batang bor (Cr) 3-4 m 0,75


4-6 m 0,85
6-10 m 0,95
>10 1,00

Menurut SNI 1726-2002 seperti yang disajikan pada Tabel 2, tanah di

dikategorikan menjadi 3 jenis yakni tanah keras, sedang dan lunak, dimana salah

satu penentuannya dilakukan berdasarkan data pengujian N-SPT. Adapun koreksi

N-SPT pada BH-1 dan BH-2 berdasarkan Persamaan 1 dibuat dalam bentuk tabel

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

15
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

yang disajikan pada Tabel 3, dimana diameter lubang bor yakni 73 mm (Cb =

1,0) dan tabung sampler yang digunakan yakni tabung sampler standar (Cs = 1,0).

Tabel 2. Jenis-jenis tanah (SNI 1726-2002)

Tabel 3. Koreksi N-SPT (N60) dan jenis tanah keras menurut SNI-1726-2002

Kedalaman Titik BH - 01 BH - 02
Uji SPT N-SPT SNI-1726- N-SPT SNI-1726-
(m) N60 N60
Lapangan 2002 Lapangan 2002

2 0 0 Lunak 11 7 Lunak

4 8 5 Lunak 12 8 Lunak

6 10 7 Lunak 8 6 Lunak

8 12 10 Lunak 2 1 Lunak

10 12 10 Lunak 4 3 Lunak

12 11 10 Lunak 4 3 Lunak

14 16 14 Lunak 8 7 Lunak

16 18 16 Sedang 12 11 Lunak

18 23 21 Sedang 11 10 Lunak

20 23 21 Sedang 9 8 Lunak

22 24 22 Sedang 24 22 Sedang

24 60 55 Keras 60 55 Keras

26 58 53 Keras 60 55 Keras

28 65 59 Keras 67 60 Keras

30 61 55 Keras 76 60 Keras

32 79 60 Keras 80 60 Keras

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

16
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

Untuk kebutuhan analisis, data hasil pengujian SPT dilapangan kemudian

dikorelasikan terhadap parameter kuat geser tanah. Menurut Terzaghi dan Peck

(1948, dalam Hardiyatmo, 2010), korelasi parameter kuat geser tanah tanah

lempung dari pengujian N-SPT yakni sebagai berikut :

c u  6 . N (kPa) ……………….…………………………………….….. (2)

Dengan cu yakni cohesi undrained dan N yakni nilai N-SPT. Perhitungan

Nilai cu berdasarkan hasil pengujian N-SPT pada BH-1 dan BH-2 menggunakan

Persamaan 2 dibuat dalam bentuk tabel yang disajikan pada Tabel 4. Adapun

parameter N yang digunakan pada Tabel 3 yakni nilai N yang telah dikoreksi

terhadap prosedur pelaksanaan lapangan (N60). Hal ini dilakukan dengan

pertimbangan kondisi tersebut pada sisi yang aman.

Tabel 4. Pehitungan nilai undrained cohesion (cu)


Kedalaman BH - 01 BH - 02
uji cu cu
(m) (N60) (N60)
(kN/m2) (kN/m2)
0 0 0 0 0
2 0 0 0 0
4 5 30 8 48
6 7 42 6 36
8 10 60 1 6
10 10 60 3 18
12 10 60 3 18
14 14 84 7 42
16 16 96 11 66
18 21 126 10 60
20 21 126 8 48
22 22 132 22 132
24 55 330 55 330
26 53 318 55 330
28 59 354 60 360
30 55 330 60 360
32 60 360 60 360

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

17
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

2. Perhitungan Daya Dukung Fondasi

Tinjauan perhitungan daya dukung fondasi yang dimaksudkan disini yakni

fondasi tiang, dimana tinjuannya yakni akibat keruntuhan geser tanah. Adapun

metode analisis yang digunakan menyesuaikan dengan data pengujian serta

korelasi parameter tanah yang dapat dilakukan dari beberapa pengujian terdahulu

seperti yang telah dijelaskan di atas. Adapun metode analisis dan perhitungan

daya dukung fondasi selengkapnya disajikan pada sub bab berikut.

a. Metode analisis daya dukung fondasi tiang

Seperti penjelasan sebelumnya, analisis daya dukung fondasi tiang

dilakukan dengan pendekatan empiris berdasarkan data N-SPT. Persamaan umum

daya dukung ultimate netto fondasi tiang pancang sebagai berikut :

Q U Netto  Q b  Q s  Wp  A b f b  A s f s  Wp …………......………….. (3)

dengan,

Qu : kapasitas dukung ultimate netto

Ab : luas ujung bawah tiang

As : luas selimut tiang

fb : tahanan ujung tiang

fs : tahanan gesek satuan tiang

Wp : berat tiang

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

18
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

Metode perhitungan daya dukung tiang dari uji SPT terdiri dari metode

perhitungan untuk tanah kohesif dan non kohesif sebagai berikut.

Perhitungan daya dukung tiang tanah kohesif

Persamaan tahanan gesek satuan tiang pada tanah lempung menurut

deRuiter dan Beringen ditentukan dari nilai kohesi tak terdrainase (c u) sebagai

berikut :

f s  .c u …………………..………………….…….....…….…...…….. (4)

dengan,

fs : tahanan gesek satuan, dengan nilai maksimum 1.2 kg/cm 2 (120 kPa)

cu : kohesi tak terdrainase (undrained), (kN/m2)

α : faktor adhesi, diambil 1 untuk lempung terkonsolidasi normal, dan 0.5

untuk lempung yang over konsolidasi

Sedangkan tahanan ujung fondasi tiang pada tanah lempung dianalisis

seperti halnya pada teori kapasitas daya dukung fondasi dangkal sebagai berikut :

f b  5.c u …………………………………..….…….....…….…...…….. (5)

Dalam menghitung fb, nilai cu yang digunakan harus mewakili kondisi

tanah di sekitar ujug tiang, yaitu dalam kisaran 8d di atas dasar tiang dan 4d di

bawahnya.

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

19
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

Perhitungan daya dukung tiang tanah non kohesif

Menurut Schmertmann and Nottingham (1976, dalam Hardiyatmo, 2010)

menyarankan tahanan ujung tiang pada tanah lanau tidak plastis yakni sebagai

berikut :

f b  0,4N 60 (L / d) r  3N 60  r (kN / m 2 ) ……….…………….. (6)


, ,

Sedangkan tahanan ujung tiang pada tanah tidak kohesif (pasir) yakni

sebagai berikut :

f b  0,4N 60 (L / d) r  4N 60  r (kN / m 2 ) …………………….. (7)


, ,

Nilai maksimum dari Persamaan 6 diberikan bila L/d > 10 untuk lanau

dan L/d > 7,5 untuk pasir dan kerikil Persamaan 7. Selanjutnya tahanan gesek

satuan tiang pada tanah tidak kohesif untuk perpindahan besar yakni sebagai

berikut :

1
fs   r N 60 (kN / m 2 ) …………………………….………………….. (8)
50

dengan,

fb : tahanan ujung satuan tiang (kN/m2)

fs : tahanan gesek satuan tiang (kN/m2)

σr : tegangan referensi = 100 kN/m2

N60 : N-SPT yang dikoreksi terhadap pengaruh prosedur lapangan saja

L : kedalaman penetrasi tiang (m)

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

20
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

d : diameter tiang (m)

Serupa dalam perhitungan tahan ujung di atas, dalam menghitung fb, nilai

N-SPT yang digunakan harus mewakili kondisi tanah di sekitar ujug tiang, yaitu

dalam kisaran 1d di atas dasar tiang dan 2d di dasar tiang.

b. Perhitungan daya dukung fondasi tiang

Perhitungan kapasitas daya dukung tiang berupa perhitungan daya dukung

fondasi ultimate netto tiang terhadap keruntuhan geser tanah untuk fondasi tiang

beton bertulang dengan penampang persegi dimensi 25cm x 25cm, berat volume

tiang yakni 24 kN/m3, sedangkan panjang tiang yang akan dianalisis untuk BH-01

dan BH-02 yakni 28 m, 30 m dan 32 m.

Dengan memperhatikan struktur lapisan hasil pengujian BH-1 dan BH-2,

dilakukan perhitungan daya dukung ultimate netto fondasi tiang pancang dengan

menggunakan Persamaan 3 sampai dengan Persamaan 8, dimana

perhitungannya dibuat dalam bentuk tabel yang disajikan pada Tabel 5 dan

Tabel 6.

Tabel 5. Perhitungan daya dukung ultimate netto fondasi tiang dimensi 25cm x25cm
L W
fs,rata2 As Qs fb Ab Qb Qu-Netto
tiang tiang
2 2 2 2
kN/m m kN kN/m m kN kN
m kN

BH - 01
28 80,857 28,00 2264,000 0,0 0,071 0,000 47,501 2216,499
30 83,467 30,00 2504,000 0,0 0,071 0,000 50,894 2453,106
32 85,750 32,00 2744,000 0,0 0,071 0,000 54,287 2689,713
BH - 02
28 58,857 28,00 1648,000 150,0 0,071 10,603 47,501 1611,102
30 62,933 30,00 1888,000 150,0 0,071 10,603 50,894 1847,709
32 66,500 32,00 2128,000 150,0 0,071 10,603 54,287 2084,316

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

21
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

Selanjutnya dilakukan perhitungan daya dukung ijin netto fondasi tiang

pancang (Qu/SF) disajikan pada Tabel 6, dimana SF (faktor keamanan) diambil

sebesar 4.

Tabel 6. Perhitungan daya dukung ijin netto (Qijin) fondasi tiang pancang
L tiang Qu-Netto Qijin
SF Keterangan
(m) (kN) (kN)
28 2216,499 554
Data
30 2453,106 4 613
BH - 01
32 2689,713 672
28 1611,102 403
Data
30 1847,709 4 462
BH - 02
32 2084,316 521

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

22
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

G. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dari hasil pengeboran pengujian tanah dengan bor dalam di lokasi

Pembangunan Rusun Kelurahan Mangolo Kecamatan Latambaga Kabupaten

Kolaka - Provinsi Sulawesi Tenggara, selanjutnya dibuat kesimpulan dan

rekomendasi. Adapun kesimpulan dan rekomendasi selengkapnya disajikan pada

sub bab berikut.

1. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil pengujian, analisis data serta perhitungan daya

dukung fondasi yakni sebagai berikut :

a. Lapisan tanah sampai kedalaman +32m hasil pengujian titik BH-01 dan

BH-02 umumnya berupa lempung/lanau.

b. Kedalaman tanah keras dari interpretasi hasil uji N-SPT > 60 secara

kontinyu kedua titik (BH-01 dan BH-02) ditemui pada kedalaman > 24m,

dengan tinggi muka air tanah yakni + 1,0m.

c. Untuk kebutuhan pemilihan spektrum percepatan tanah, jenis tanah di

lokasi pengujian sampai dengan kedalaman 30m menurut SNI-1726-2002

yakni jenis tanah sedang.

d. Qijin fondasi tiang pancang dimensi 25cm x 25cm beton bertulang minimum

dari data pengujian BH-01, dimana untuk panjang tiang (L) 28m, 30m dan

32m berturut-turut yakni 55 ton, 61 ton dan 67 ton. Sedangkan dari data

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

23
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

pengujian BH-02 untuk dimensi dan L yang sama berturut-turut yakni 40

ton, 46 ton dan 52 ton.

2. Rekomendasi

Rekomendasi berdasarkan kesimpulan pada poin a sampai dengan poin d

di atas yakni sebagai berikut :

a. Dengan memperhatikan kesimpulan pada poin a dan poin b di atas, jika

beban bangunan cukup berat, jenis fondasi yang digunakan sebaiknya

fondasi dalam (fondasi tiang).

b. Hasil perhitungan Qijin pada poin e di atas selain berdasarkan data

pengujian BH-01 dan BH-02, beban yang digunakan dalam analisis yakni

beban vertikal. Sehingga untuk lebih memvalidasi kekuatannya perlu

dilakukan analisis kekuatan fondasi tiang terhadap beban horizontal (beban

gempa), serta analisis penurunan untuk mencegah terjadinya anggular

distortion.

c. Umumnya dalam pelaksanaan pemancangan pendekatan yang digunakan

yakni kalendering. Jika tidak terjadi perubahan kondisi geoteknis yang

signifikan terhadap hasil pengujian titik BH-01 dan BH-02, kemungkinan

kalendering akan memenuhi di kedalaman > 30m.

d. Selanjutnya untuk memastikan dasar tiang diletakkan pada tanah keras, dari

data pengujian di atas, sebaiknya dalam perencanaan kedalaman fondasi

tiang pancang yakni 32m.

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

24
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

e. Terkait rekomendasi poin b dan c di atas, kedalaman tiang pancang tidak

harus didasarkan data kalendering karena daya dukung tiang dalam hal ini

friction antara tiang dan tanah saat pelaksanaan belum termobilisasi

sepenuhnya, sehingga kedalaman tiang dapat diletakkan sesuai analisis,

untuk memvalidasi dapat dilakukan PDA Test.

f. Sebagai tambahan dalam pelaksanaan kedepan, pemancangan dihentikan

apabila penetrasi 25mm pada jumlah pukulan 6-8 untuk fondasi tiang beton

bertulang. Sedangkan bahan tiang dari baja yakni 25mm dengan jumlah

pukulan 12-15. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kerusakan fondasi

tiang.

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

25
Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

DAFTAR PUSTAKA

American Society for Testing and Materials., 1997, Annual Book of ASTM

Srandard. Vol. 04-08, Soil and Rock, ASTM 100 Barr Harbor Drive, West

Conshohocken, PS. 19428

Bowles, J.E.,1977, Foundation Analysis and Design, McGraw-Hill Kogakusha,

Ltd, Tokyo, Japan.

Hardiyatmo, H.C., 2007, Mekanika Tanah II, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Hardiyatmo, H.C., 2010, Analisis dan Perancangan Fondasi, Bagian I, Gadjah

Mada University Press, Yogyakarta.

Hardiyatmo, H.C., 2010, Analisis dan Perancangan Fondasi, Bagian II, Gadjah

Mada University Press, Yogyakarta.

Look, B.G., 1997, Handbook of Geotechnical Investigation and Design Table,

Taylor & Francis Group, London, United Kingdom.

SNI 1726-2002, 2002, Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk

Struktur Bangunan Gedung, Badan Standarisasi Nasional, Balitbang

Departemen PU, Jakarta.

SNI 4153-2008, 2008, Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan SPT, Badan

Standarisasi Nasional, Balitbang Departemen PU, Jakarta.

Proyek Pembangunan Rusun Kel. Mangolo Kec. Latambaga Kab. Kolaka - Sultra

26
A. DOKUMENTASI PENGEBORAN TITIK BH - 01

Gambar a. Pelaksanaan Pengeboran Titik BH - 01

Gambar b. Sampel Pengujian Titik BH – 01


B. DOKUMENTASI PENGEBORAN TITIK BH – 02

Gambar a. Pelaksanaan Pengeboran titik BH - 02

Gambar b. Sampel Pengujian titik BH - 02

Anda mungkin juga menyukai