Anda di halaman 1dari 89

Kementerian

Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat

Aspek Lingkungan dan Sosial pada Pekerjaan Jalan

Tangerang, 16-18 Maret 2020

Workshop Pelaksanaan dan Supervisi Pekerjaan Jalan PRIM/PHJD


1
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
PRASYARAT PROGRAM (BAB 6 PM M )

1. Aspek Lingkungan dan Sosial:


a. Dokumen lingkungan
b. Aspek Sosial: pengadaan tanah dan masyarakat adat
c. Kesetaraan Gender
d. Penanganan Penyandang Disabilitas
e. Perlindungan Anak

2. Keselamatan Jalan

3. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) khususnya dalam pengadaan


barang dan jasa

PMM
2
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Tahapan dalam PRIM /PHJD:

❑ Perencanaan, Pemrograman dan Penganggaran


❑ Survei dan Desain
❑ Pengadaan Lahan
❑ Pengadaan Barang dan Jasa
❑ Pelaksanaan
❑ Pemeliharaan

CROSS CUTTING:
Isu lingkungan–sosial-GESI

3
Kementerian

Dasar Hukum Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Dalam Penyelenggaraan Jalan


1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
7. PP Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
9. PP No. 61 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas PP No.24 Tahun 2012 tentang Penggunaan Kawasan Hutan.
10. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penundaan Dan Penyempurnaan Tata Kelola Pemberian Izin Baru
Hutan Alam Primer Dan Lahan Gambut.
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19 Tahun 2011 tentang Persyaratan dan Perencanaan Teknis Jalan.
12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.38/Menhut-II/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan
Nomor P.18/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan.
13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P38 Tahun 2019 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P27 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan
Hutan.
15. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup.
16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P26 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan dan
4
Penilaian serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Sosial Ekonomi
Diterima secara sosial Menguntungkan secara
(socially acceptable) ekonomi (economically viable)

“Pembangunan yang memenuhi


kebutuhan generasi sekarang tanpa
mengurangi kemampuan generasi
mendatang untuk memenuhi
kebutuhannya” (World Commission Lingkungan
on Enviromental Development: Our
Common Future) Ramah lingkungan
(environmentally sound)

5
Pembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pembangunan Jalan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan

UU No 32 Tahun 2009 tentang PPLH UU No 38 Tahun 2004 tentang Jalan


“…Pembangunan ekonomi nasional “Jalan sebagai bagian sistem
sebagaimana diamanatkan oleh transportasi nasional mempunyai
Undang-Undang Dasar Negara Republik peranan penting terutama dalam
Indonesia Tahun 1945 diselenggarakan mendukung bidang ekonomi, sosial dan
berdasarkan prinsip pembangunan budaya serta lingkungan dan
berkelanjutan dan berwawasan dikembangkan melalui pendekatan
lingkungan.” pengembangan wilayah…”

6
Kementerian
Instrumen Pencegahan Kerusakan Lingkungan Hidup Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
(UU 32/2009)

KLHS a Instrumen ekonomi


h LH
Tata ruang b
Baku mutu LH c i PUU berbasis LH

Anggaran berbasis
Kriteria baku j
kerusakan LH d LH

AMDAL e k Analisis risiko LH

UKL-UPL f l Audit LH
Perijinan g Instrumen lain sesuai
Lingkungan Hidup m kebutuhan

Salah satu instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup adalah

7
Dokumen Lingkungan (Amdal atau UKL-UPL) dan Ijin Lingkungan
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

KEWAJIBAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN


(UU 32/2009)
PASAL 22 :
• Setiap usaha dan/atau kegiatan yg berdampak penting thd
lingkungan hidup wajib memiliki AMDAL

PASAL 34 :
• Setiap usaha dan/atau kegiatan yg tdk termasuk dlm kriteria
wajib AMDAL wajib memiliki UKL - UPL

PASAL 37 :
• Usaha dan/atau kegiatan yg tdk wajib dilengkapi UKL-UPL wajib
membut SPPL

Catatan: SPPL hanya untuk kegiatan UKM, jadi tidak dapat digunakan untuk proyek jalan

8
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Dokumen Lingkungan Lengkap

1. Tersedianya dokumen lingkungan hidup:


▪ Dokumen AMDAL/DELH, atau
▪ Dokumen UKL–UPL/DPLH.
2. Dilengkapi dengan Ijin Lingkugan,
3. Dan ijin-ijin lainnya yang terkait.

9
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Izin Lingkungan Perumahan Rakyat

a. Izin lingkungan wajib dimiliki untuk:


 Dokumen AMDAL
 Dokumen UKL–UPL
 DELH
 DPLH
b. Prosedur penerbitan Izin Lingkungan berdasarkan:
 PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (pasal 42-49),
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P26 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penilaian
serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup.

10
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Ijin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)

❑ Ijin Lingkungan sebagai prasyarat mendapatkan ijin usaha dan/atau


kegiatan, dimana Ijin PPLH merupakan prasyarat dalam Ijin Lingkungan
untuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
❑ Ijin PPLH sudah diidentifikasi jumlah dan jenisnya saat penyusunan
dokumen lingkungan, dan dimasukkan ke dalam RKL-RPL atau UKL-UPL
berikut matriksnya yang akan ditetapkan dalam Surat Keputusan
Kelayakan Lingkungan Hidup (SKKLH) serta Ijin Lingkungan.

11
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

▪ Izin pembuangan limbah cair,


Ijin Ijin Lainnya ▪ Izin pemanfaatan air limbah untuk aplikasi ke tanah,
▪ Izin penyimpanan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun (B3),
▪ Izin pengumpulan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3),
▪ Izin pengangkutan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3),
▪ Izin pemanfaatan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3),
▪ Izin pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3),
▪ Izin Penyimpanan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
▪ Izin penimbunan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3),
▪ Izin pembuangan air limbah ke laut,
▪ Izin dumping,
▪ Izin reinjeksi ke dalam formasi,
▪ Izin venting,
▪ Izin operasional alat berat
▪ Izin laik operasi AMP
▪ Izin lingkungan AMP
▪ Izin Quarry
▪ Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (apabila melintasi hutan lindung)
▪ Izin peningkatan jalan dalam kawasan Taman Nasional.
12
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

TIDAK MEMILIKI IJIN


LINGKUNGAN?

Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan TANPA MEMILIKI


IZIN LINGKUNGAN, dipidana dengan PIDANA PENJARA paling singkat 1
tahun & paling lama 3 tahun dan DENDA paling sedikit Rp.
1.000.000.000,- dan paling banyak Rp. 3.000.000.000
UU No. 32 Tahun 2009 ttg PPLH (Pasal 109)

13
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Komitmen Pembangunan Jalan Berkelanjutan Perumahan Rakyat

Perangkat Perundangan dalam Pengamanan Lingkungan Hidup Bidang Jalan

UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Kewajiban Penyusunan Dokumen


Lingkungan dan Sanksi
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Memasukkan Rekomendasi Lingkungan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19 Tahun 2011 yang Terdapat di Dalam Dok. Lingk ke
tentang Persyaratan dan Perencanaan Teknis Jalan Dalam Perencanaan Teknis Rinci

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2015 tentang


Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
Pedoman Umum Implementasi Konstruksi Berkelanjutan pada
pada Penyelenggaraan Infrastruktur
Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan Bidang PU (termasuk bidang jalan)
Permukiman

Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 Divisi 1.17 Pengamanan Lingkungan


Hidup

14
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Komitmen Pembangunan Jalan Berkelanjutan

Spesifikasi Bina Marga 2018 (Divisi


1.17) tentang Pengamanan
Lingkungan Hidup

15
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Spesifikasi Bina Marga 2018 (Divisi 1.17)


Pengamanan Lingkungan Hidup

Dampak Lingkungan Hidup yang harus ditangani pada Pekerjaan Jalan:


1. Dampak terhadap kualitas air (sungai, danau, mata air, air bawah tanah
2. Dampak terhadap kualitas udara ambien
3. Dampak kebisingan dan/atau getaran
4. Dampak terhadap lalu lintas, harta milik yang bersebelahan, dan utilitas
5. Keselamatan dan kesehatan manusia
6. Dampak terhadap flora dan fauna
7. Dampak terhadap tanah
8. Pembuangan Limbah
9. Limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3)
10. Dampak terhadap daerah sensitif
16
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Spesifikasi Bina Marga 2018 (Divisi 1.17) Perumahan Rakyat

Pengamanan Lingkungan Hidup

Jika rencana pekerjaan jalan tidak termasuk kategori Amdal/UKL-UPL/DELH/DPLH, maka:


Wakil pengguna jasa menyampaikan secara tertulis kepada Penyedia Jasa untuk berkewajiban
melakukan pengelolaan lingkungan hidup dengan:
❑ memenuhi ketentuan spesifikasi ini,

❑ memenuhi ketentuan dalam peraturan/perundangan lingkungan hidup bidang jalan,

❑ memenuhi peraturan daerah setempat dan peraturan perundangan terkait lainnya

❑ serta berdasarkan persetujuan instansi lingkungan hidup terkait.

Jika pekerjaan jalan termasuk kategori Amdal/UKL-UPL/DELH/DPLH, maka:


Wakil pengguna jasa menyampaikan secara tertulis kepada Penyedia Jasa untuk mematuhi dan
mengimplementasikan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang tercantum dalam:
❑ dokumen lingkungan,

❑ surat keputusan kelayakan lingkungan hidup (SKKLH),

❑ dan/atau Izin Lingkungan.


17
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Spesifikasi Bina Marga 2018 (Divisi 1.17)


Pengamanan Lingkungan Hidup

Penyedia Jasa harus:


• Melaksanakan penanganan dampak lingkungan (dan sosial) untuk setiap
pekerjaan konstruksi jalan, baik di dalam maupun di luar lapangan: jalan akses,
termasuk basecamp dan instalasi lainnya.
• Untuk memperkecil gangguan terhadap penduduk sekitar, maka kegiatan harus
dibatasi dalam jam pengoperasian.
• Membuat rencana kerja pengelolaan dan pemantauan lingkungan (RKPPL)
berdasarkan dokumen lingkungan, SKKLH, dan/atau Izin Lingkungan, yang telah
tersedia pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan (PCM) untuk dibahas
dan disetujui.
• Menyiapkan semua persyaratan Izin Lingkungan yang berkaitan dengan aktivitas
di semua lokasi kegiatan seperti quarry, AMP, CBP, Base Camp dan menyerahkan
salinannya pada saat PCM.

18
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Spesifikasi Bina Marga 2018 (Divisi 1.17)


Pengamanan Lingkungan Hidup

Penyedia Jasa harus:


• Mengambil sampel dan menguji parameter sesuai ketentuan dalam
dokumen lingkungan, dll.
• Jika pengambilan sampel tidak diatur dalam dokumen lingkungan dll,
sampel harus tetap diambil dan diuji untuk kualitas air, kualitas udara
ambient, kebisingan dan/atau getaran.

19
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Spesifikasi Bina Marga 2018 (Divisi 1.17)


Pengamanan Lingkungan Hidup

Pengawas pekerjaan harus:


• Berdasarkan RKPPL, melakukan pemantauan sesuai ketentuan dalam
dokumen lingkungan.
• Menyampaikan pelaporan pelaksanaan RKL-RPL Amdal atau DELH, atau
pelaporan pelaksanaan UKL-UPL atau DPLH untuk diteruskan oleh
pengguna jasa kepada instansi lingkungan hidup.

20
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Spesifikasi Bina Marga 2018 (Divisi 1.17)


Pengamanan Lingkungan Hidup

Pengelolaan Lingkungan pada dampak terhadap kualitas air

Antara lain:
• Akibat galian
• Akibat ceceran/tumpahan B3
• Akibat pencucian kendaraan dan peralatan
• Air limbah domestik dari basecamp

21
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Spesifikasi Bina Marga 2018 (Divisi 1.17)


Pengamanan Lingkungan Hidup

Pengelolaan Lingkungan pada dampak terhadap kualitas udara ambien

Antara lain:
• Akibat dari pengoperasian AMP, CBP, Stone Crusher dll
• Akibat ceceran/tumpahan dari truk
• Akibat kegiatan penghamparan dan pemadatan material

22
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Spesifikasi Bina Marga 2018 (Divisi 1.17)


Pengamanan Lingkungan Hidup

Pengelolaan Lingkungan pada dampak terhadap lalu lintas, harta milik


yang bersebelahan, dan utilitas

Antara lain:
• Perlu merujuk pada seksi 1.8 tentang manajemen dan keselamatan lalu lintas.
• Akibat kegiatan galian
• Penyedia jasa perlu berkoordinasi dengan instansi terkait mengenai keberadaan
utilitas
• Memelihara akses jalan masuk bagi kendaraan dan pejalan kaki menuju rumah,
daerah bisnis, industri dll.

23
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Spesifikasi Bina Marga 2018 (Divisi 1.17)


Pengamanan Lingkungan Hidup

Pengelolaan Lingkungan pada keselamatan dan kesehatan manusia

Antara lain:
• Perlu merujuk pada seksi 1.19 tentang K3
• Fasilitas pengendalian limbah sanitair harus disediakan untuk
semua staf dan pekerja.

24
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Spesifikasi Bina Marga 2018 (Divisi 1.17)


Pengamanan Lingkungan Hidup

Pengelolaan Lingkungan pada dampak terhadap flora dan fauna

Antara lain:
• Setiap pohon yang ditebang harus diganti 2 pohon
• Perlu membatasi pergerakan para tenaga kerja dan untuk
memperkecil kerusakan terhadap tanaman alami, terganggunya
fauna, khususnya pada daerah sensitif, misalnya kawasan hutan,
kawasan rawan bencana, kawasan permukiman, kawasan lahan
pertanian pangan berkelanjutan dan lainnya.
25
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Spesifikasi Bina Marga 2018 (Divisi 1.17)


Pengamanan Lingkungan Hidup

Pengelolaan Lingkungan pada dampak terhadap tanah

Antara lain:
• Akibat galian dan timbunan dapat terjadi kelongsoran dan erosi
tanah.

26
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Spesifikasi Bina Marga 2018 (Divisi 1.17)


Pengamanan Lingkungan Hidup

Pengelolaan Lingkungan pada limbah B3

Antara lain:
• Harus sesuai ketentuan dan perizinan terkait pengelolaan limbah B3
(misalnya oli bekas, lampu bekas, baterai bekas, sisa kemasan
bekas/terkontaminasi B3).

27
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Spesifikasi Bina Marga 2018 (Divisi 1.17)


Pengamanan Lingkungan Hidup

Pengelolaan Lingkungan pada dampak terhadap daerah sensitif

Antara lain:
• Pengawas pekerjaan harus berkoordinasi dengan instansi terkait.
• Quarry harus mempunyai izin
• Semua bahan kayu yang dibeli, harus melampirkan surat keterangan
sahnya hasil hutan.
• Semua bagian dari lokasi pekerjaan harus dikembalikan ke kondisi semula
seperti pada saat sebelum pekerjaan dimulai.
28
Komitmen Pembangunan Jalan Berkelanjutan Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengelolaan Pemantauan Pelaporan

Pelaporan dilakukan setiap bulan


(internal) dan per-enam bulan sekali
(eksternal)

Melaksanakan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup sebagaimana dituangkan dalam RKL-RPL/UKL-UPL
dalam tiap tahapan pembangunan jalan, serta melaksanakan Pelaporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
29 lingkungan hidup baik secara internal maupun eksternal (kepada Instansi Lingkungan Hidup)
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Dampak Sosial Umum akibat Pekerjaan Jalan

a. Persoalan lahan.
b. Adanya Masyarakat Adat.
c. Jalan akses ke property/rumah/sekolah dan lain-lain.
d. Penutupan jalan saat konstruksi (Spek. Umum 1.8?)
e. Drainase: genangan dan elevasi saluran (seharusnya sampai badan air/outlet).
f. Sub kontrak (pekerjaan apa, kriteria, biaya)
g. Komplain masyarakat atas terjadinya dampak-dampak lingkungan lain yang
mengganggu masyarakat.
h. HIV/AIDS.
i. Relokasi Utilitas dan Pelayanan yang Ada.
j. Konsultasi Masyarakat.

30
Kementerian
Konsultasi Masyarakat Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

❑ Konsultasi/Partisipasi Masyarakat: peserta kaum perempuan, laki-laki, disabilitas


secara proporsional.
❑ Informasi/materi:
✓ Program dan manfaat bagi masyarakat (termasuk kesempatan
keterlibatan/lowongan pekerjaan), serta permintaan partisipasi masyarakat
mendukung mendukung program.
✓ Kesempatan dan upah yang sama antara laki-laki dan perempuan untuk
pekerjaan yang sama.
✓ Tidak memperkerjakan anak (dibawah 18 tahun).
✓ Tidak boleh ada anak berkeliaran di area proyek.
✓ Tidak membeli dari supplier yang memperkerjakan anak.
✓ Prosedur penyampaian keluhan.
✓ Dampak lingkungan kegiatan pekerjaan jalan.
✓ Dampak terhadap utilitas (jika ada).
31
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Komponen Kegiatan yang Berpotensi Menimbulkan Dampak


(Lingkungan dan Sosial)

32
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

PERSIAPAN KONSTRUKSI

PEMBANGUNAN –
MOBILISASI TENAGA MOBILISASI PERALATAN
PENGOPERASIAN
KERJ A BERAT
BASE CAMP

33
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MOB. TENAGA KERJA & OPERASI BASECAMP, PLANT

❑ TIMBULNYA KECEMBURUAN ❑ PENCEMARAN UDARA ❑ PENURUNAN KUALITAS


SOSIAL ❑ GANGGUAN ESTETIKA BADAN AIR
❑ KESEHATAN DAN LINGKUNGAN ❑ KEBISINGAN
KESELAMATAN KERJA (K3) ❑ PENURUNAN KUALITAS
TANAH

34
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MOBILISASI PERALATAN BERAT

❑ KECELAKAAN KERJA & ❑ JALAN UMUM RUSAK ❑ KEMACETAN


KECELAKAAN LALU LINTAS ❑ KEBISINGAN
❑ PENCEMARAN UDARA (DEBU)

35
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pembersihan Lahan Pekerjaan Tanah Pekerjaan Drainase

Pelaksanaan
Penghijauan & Konstruksi Pekerjaan Perkerasan
Pertamanan jalan

Pengambilan Material Pekerjaan Jembatan Pemasangan


Perlengkapan Jalan

Penyimpanan Material Kegiatan AMP &


Pekerjaan Pembongkaran
Stone crusher

36
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

PEM BERSIHAN LAHAN

PENURUNAN POPULASI VEGETASI PENCEMARAN UDARA


PERUBAHAN TATA
& HABITAT SATWA LIAR (DEBU) & KEBISINGAN
GUNA LAHAN
TERGANGGU

GANGGUAN UTILITAS GANGGUAN ALIRAN AIR GANGGUAN STABILITAS LERENG &


UMUM & GANGGUAN PERMUKAAN & PENURUNAN TERJADI EROSI
ESTETIKA LINGKUNGAN KUALITAS AIR DAN SEDIMENTASI

37
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengelolaan Pembersihan Lahan

PRIM-SOP-012 (draft)
38
Kementerian
Pekerjaan Umum dan

Pengelolaan Pembersihan Lahan Perumahan Rakyat

39
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DAMPAK EROSI DAN BANJIR KARENA PENEBANGAN POHON

DAMPAK EROSI/LONGSOR
40
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DAMPAK PEKERJAAN GALIAN TERHADAP RUMAH PENDUDUK YANG BERBATASAN DENGAN PROYEK

POTENSI GANGGUAN LALU LINTAS KARENA TIDAK ADA PENGATUR LALU LINTAS DAN PEMBUANGAN TANAH GALIAN
41
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DAMPAK GANGGUAN UNTUK DAMPAK GANGGUAN ALIRAN


PENGGUNA JALAN AIR PERMUKAAN
PEKERJAAN
DRAINASE

DAMPAK PENURUNAN
DAMPAK SEDIMENTASI
KUALITAS AIR

42
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

43
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

TANAH BEKAS PEKERJAAN GORONG2 GENANGAN AIR KARENA TIDAK TERSEDIA SALURAN
MENGGANGGU LALU LINTAS DRAINASE

PEKERJAAN DRAINASE MENYEBABKAN GANGGUAN TANAH BEKAS PEKERJAAN DRAINASE


ESTETIKA AKAN MENGGANGGU ALIRAN AIR HUJAN

44
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DAMPAK GANGGUAN UNTUK DAMPAK GANGGUAN ALIRAN AIR


PENGGUNA JALAN PERMUKAAN

PEKERJAAN
PERKERASAN
JALAN

DAMPAK PENURUNAN KUALITAS DAMPAK SEDIMENTASI


AIR

45
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Kebisingan, Gangguan Estetika, Pencemaran Udara Dan Kemacetan Lalu Lintas

46
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DAMPAK GANGGUAN DAMPAK GANGGUAN DAMPAK KEMACETAN


AKSESIBILITAS ESTETIKA LALU LINTAS

47
Pengelolaan Kebisingan dan Getaran
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

48 PRIM-SOP-010 (draft)
Kementerian

Pengelolaan Kebisingan dan Getaran


Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

49
Kementerian
Pengelolaan Kualitas Udara Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

50 PRIM-SOP-009 (draft)
Pengelolaan Kualitas Udara
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

51
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

GANGGUAN ALIRAN
PERMUKAAN DAMPAK KEBISINGAN
& &
GANGGUAN LALU LINTAS PENCEMARAN UDARA
PERAIRAN PEKERJAAN
JEMBATAN

DAMPAK DAMPAK PENURUNAN DAMPAK


KECELAKAAN KUALITAS AIR SEDIMENTASI
KERJA

52
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DAMPAK PENCEMARAN DAN


DAMPAK GANGGUAN
GANGGUAN ALIRAN
KEMACETAN LALU LINTAS
AIR PERMUKAAN

53
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DAMPAK POSITIF
KESJAL

PEKERJAAN
PENGHIJAUAN DAMPAK
& KEMACETAN
PEMASANGAN JALAN
PERLENGKAPAN
JALAN DAMPAK
KECELAKAAN
LALULINTAS

54
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

GANGGUAN
PENCEMARAN
STABILITAS LERENG
UDARA
(EROSI/LONGSOR)

GANGGUAN GANGGUAN
FLORA – FAUNA ESTETIKA
& BIOTA AIR LINGKUNGAN

DEGRADASI DASAR
GANGGUAN ALIRAN AIR PENGAMBILAN MATERIAL
PERMUKAAN & PENU SUNGAI & DARI QUARRY
RUNAN KUALITAS AIR SEDIMENTASI

55
TERBENTUKNYA KUBANGAN-KUBANGAN AKIBAT Kementerian
PENCEMARAN DEBU DARI STONE Pekerjaan Umum dan
PENGGALIAN MATERIAL Perumahan Rakyat
CRUSHER DI LOKASI QUARRY
DI QUARRY DARAT

56
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

POT ENSI EROSI AKIBAT PENGGAL IAN MAT ERIAL DI


QUARRY DARAT & SUNGAI

57
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DAMPAK PEKERJ AAN


GAL IAN T ERHADAP RUMAH
PENDUDUK YANG
BERBATASAN DENGAN
PROYEK

58
Kementerian

Pengelolaan Tanah
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

59 PRIM-SOP-013 (draft)
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

60
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengelolaan Tanah

61
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

PENGANGKUTAN MATERIAL
DARI QUARRY KE PROYEK

TIDAK DITUTUP TERPAL

❖ RUSAKNYA JALAN UMUM DAMPAK PENCEMARAN UDARA


DAMPAK GANGGUAN
❖ MENINGKATNYA KEBISINGAN (DEBU)
KEMACETAN LALU LINTAS

62
Kementerian
KEGIATAN DI LOKASI AMP Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

CECERAN OLI STONE CRUSHER

Dampak Dampak kebisingan


pencemaran tanah

PEMANASAN ASPAL

Dampak Dampak Pencemaran


Pencemaran Udara Air Tanah &
(Debu) Permukaan

63
Kementerian

Pengelolaan dan Pembuangan Limbah


Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

PRIM-SOP-008 (draft)
64
Kementerian

Pengelolaan dan Pembuangan Limbah


Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

• Mengurangi limbah akan:


o menghemat biaya;
o mendorong praktik kerja yang lebih baik dan lebih efisien;
o mendukung tempat kerja yang lebih bersih; dan
o mengurangi kekhawatiran masyarakat tentang penumpukan limbah di lokasi kerja.
• Bahan limbah harus dibuang di tempat pembuangan akhir khusus kecuali ada tempat
pembuangan lain yang diketahui dan disetujui oleh semua pemangku kepentingan
dan pihak berwenang terkait.
• Dalam hal material limbah akan dibuang di luar Jalur Resmi, Kontraktor harus
mendapatkan izin tertulis dari pemilik lahan di mana bahan limbah akan ditempatkan,
sebelum dibuang.
• Jika bahan limbah dan tempat pembuangan terlihat dari jalan, Kontraktor harus
meratakannya agar terlihat harmonis dengan daerah sekitar kawasan dan
lingkungannya, agar dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan dan pemilik lahan.

65
Kementerian

Pengelolaan dan Pembuangan Limbah


Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

o Eliminasi
▪ Identifikasi apakah mungkin untuk tidak menghasilkan limbah, misalnya hanya pesan
jumlah material yang dibutuhkan untuk mengurangi sisa kelebihan dan kemasan
▪ Identifikasi apakah ada kemungkinan mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan
(misalnya memperkirakan secara teliti jumlah aspal yang perlu diproduksi untuk
meminimalkan jumlah kelebihan aspal yang akan dibuang)
o Substitusi
▪ Manfaatkan kantong sampah yang mudah terurai
o Teknik
▪ Gunakan kembali drum penyimpanan aspal sebagai drum.
▪ Daur ulang baterai lama.
▪ Wadah untuk sisa makanan dan sampah akan disediakan dan dikosongkan secara
berkala.
▪ Pilah bahan yang dapat didaur ulang.
▪ Hanya kendaraan dan alat berat servis yang sedang mengisi bahan bakar yang boleh
ada di tempat kerja khusus.
▪ Membersihkan jalan berlumpur untuk menghentikan sedimen agar tidak terbawa ke
selokan dan sungai.
66
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

67
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Kewajiban Pemrakarsa

Pengamanan Lingkungan

✓ Memastikan adanya item pengelolaan lingkungan dalam


klausul kontrak
✓ Melakukan pelaporan pelaksanaan RKL dan RPL atau
UKL-UPL dan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan dan
Izin Lingkungan

68
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Kewajiban Kontraktor

Pengamanan Lingkungan

Memenuhi semua ketentuan-


ketentuan tentang Pengamanan Mengambil semua langkah yang Membatasi jam operasional
Lingkungan Hidup, termasuk layak untuk melindungi pekerjaan
dalam pasal-pasal Seksi lain yang lingkungan
terkait

Mempunyai ijin dari instansi


Melakukan pengambilan sampel berwenang untuk penggunaan
Menyiapkan Rencana Kerja untuk pengukuran baku mutu air alat-alat pekerjaan jalan yang
Pengelolaan dan Pemantauan dan udara dan, getaran serta menggunakan material yang
Lingkungan (RKPPL) kebisingan (bekerjasama dengan dapat menyebabkan radiasi dan
instansi lingkungan hidup) potensi menurunkan kualitas
lingkungan hidup

69
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Kewajiban Konsultan Supervisi

Pengamanan Lingkungan

Melakukan pengawasan pengelolaan


lingkungan yang dilakukan oleh PJ
Konstruksi (berdasarkan RKPPL yang dibuat
oleh PJ Konstruksi), sesuai periode yang
ditentukan dalam dokumen

Memberi advis pengelolaan lingkungan

Pemantauan dilakukan pada setiap lokasi


kegiatan di lapangan, quarry dan lokasi base
camp termasuk jalan akses terkait tindak lanjut
pengelolaan lingkungan

70
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

71
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

72
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

73
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

74
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

75
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

76
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

77
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

78
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

79
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MONITORING
LINGKUNGAN

ISU SOSIAL

RONA AWAL PEKERJAAN TEKNIS

ISU LINGKUNGAN

80
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Sampling dan Pengujian Parameter

a. Lokasi di beberapa titik penerima dampak


b. Dilaksanakan 3 kali, saat sebelum dimulai pekerjaan, saat
pekerjaan puncak dan saat pekerjaan sudah selesai.

81
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Sampling Perumahan Rakyat

RKL-RPL/ Izin
SKKL
UKL-UPL Lingkungan

3-4 Titik Sampling

Pra konstruksi, Konstruksi, Pasca Konstruksi

Lokasi Sampling

Kantor
Sumber Air Basecamp

Pasar
Puskesmas/RS Quarry

82
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Laporan Internal:
✓ Laporan pelaksanaan RKPPL, disusun oleh penyedia jasa kepada
pengawas pekerjaan.
✓ Frekwensi bulanan

Laporan Eksternal:
✓ Laporan pelaksanaan RKL-RPL, atau
✓ Laporan pelaksanaan UKL-UPL
✓ Frekwensi umumnya 6 bulan atau disebutkan dalam dokumen lingkungan
Disusun oleh penyedia jasa untuk disampaikan kepada pemegang izin
lingkungan/pemrakarsa/PPK melalui pengawas pekerjaan untuk diteruskan
kepada instansi lingkungan hidup.
83
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Pelaporan Pelaksanaan Perumahan Rakyat

Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

Kepmen LH No 45 Tahun 2005 tentang Pedoman


Eksternal Penyusunan Laporan RKL dan RPL
Internal
(Dinas LH) BAB I PENDAHULUAN
A. IDENTITAS PERUSAHAAN
B. LOKASI USAHA DAN ATAU KEGIATAN
C. DESKRIPSI KEGIATAN
Format dan metode D. PERKEMBANGAN LINGKUNGAN SEKITAR
Format dan metode
pelaporan internal
pelaporan diatur
diatur diatur dalam BAB II PELAKSANAAN DAN EVALUASI
dalam Kepmen LH No.
Spesifikasi Umum A. PELAKSANAAN
45 Tahun 2005
Tahun 2018 1. RKL
2. RPL
B. EVALUASI
Frekuensi sesuai 1. Evaluasi Kecenderungan (trend evaluation)
2. Evaluasi Tingkat Kritis (criticial level evaluation)
Frekuensi yang tercantum 3. Evaluasi Penaatan (compliance evaluation)
Bulanan dalam SKKLH/Izin
Lingkungan BAB III KESIMPULAN

84
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Biaya Lingkungan dalam Kontrak Pekerjaan Jalan


a. Pengambilan sampel dan pengujian berdasarkan rekomendasi dari dokumen
lingkungan atau sedikitnya kualitas air, kualitas udara ambien, kebisingan dan/atau
getaran.
b. Penanaman pohon akan dibayar dalam seksi 9.2.
c. Biaya pelaporan sudah termasuk dalam harga satuan dari semua mata pekerjaan,
dan merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua bahan, pekerja,
peralatan, perlengkapan, metode, dan biaya lainnya yang diperlukan untuk
pengelolaan lingkungan.
d. Pekerjaan pengamanan lingkungan hidup, dibayar atas dasar jumlah pengujian
menurut daftar kuantitas di bawah ini, dan sudah termasuk biaya pelaporan yang
merupakan rekomendasi hasil pengukuran baku mutu.
e. Setiap adanya kejadian dan/atau kelalaian akibat tidak dilaksanakannya ketentuan
dalam seksi 1.17 ini maka pemotongan pembayaran akan diterapkan sesuai uraian
pasal 1.6.2.4
85
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

86
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK

87
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

BAB IX. Rancangan kontrak


II. Syarat-Syarat Umum Kontrak

88
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Terima Kasih

janyagustin@yahoo.com
0816981697
89

Anda mungkin juga menyukai