Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

PERHITUNGAN
STRUKTUR
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................ i

DAFTAR TABEL ......................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iii

A. PEMODELAN DERMAGA ............................................................... 1

1. Pembuatan Geometri Dermaga .................................................... 1

2. Pendefinisian material dan dimensi penampang struktur.............. 4

3. Pembebanan ................................................................................ 5

4. Analisis struktur ............................................................................ 5

B. OUTPUT ANALISIS SAP2000 ......................................................... 6

1. Gaya dalam struktur dermaga ...................................................... 6

2. Kapasitas elemen struktur tiang .................................................... 6

3. Output displacement ..................................................................... 8

C. PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENULANGAN .............................. 8

1. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Balok Tumpuan ...................... 8

2. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Balok Lapangan ................... 12

3. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Pelat ..................................... 15

D. PERHITUNGAN DAYA DUKUNG TIANG PANCANG ................... 17

E. LAMPIRAN ..................................................................................... 21

i
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Dimensi rencana pembangunan Dermaga TPI Kendari ................ 2
Tabel 2 Kekuatan struktur berdasarkan warna .......................................... 6
Tabel 3 Hasil analisis kapasitas tiang ........................................................ 7
Tabel 4 Output displacement SAP2000 ..................................................... 8
Tabel 5 Analisis Daya Dukung Tiang ....................................................... 18
Tabel 6 Faktor Aman Yang Disarankan Oleh Reese dan O'Neill (1989,
Dalam Hardiyatmo 2010) ......................................................................... 19

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Ilustrasi Fixity Point ................................................................... 2
Gambar 2 Layout Dermaga ....................................................................... 3
Gambar 3 Pemodelan struktur dermaga pada program Sap2000 ............. 3
Gambar 4 Pendefenisian material, (a) Beton; (b) Baja .............................. 4
Gambar 5 Pendefenisian penampang struktur, (a) Balok; (b) Poer; (c) Tiang
pancang; (d) Pelat...................................................................................... 4
Gambar 6 Hasil analisis struktur dermaga ................................................. 5
Gambar 7 Hasil analisis kapasitas tiang .................................................... 7

iii
A. PEMODELAN DERMAGA
Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui gaya-gaya dalam yang bekerja
pada struktur dermaga untuk keperluan analisis kebutuhan tulangan dan
analisis daya dukung tiang pancang. Analisis dilakukan menggunakan
bantuan program SAP2000 v.14. Adapun tahapan analisis struktur
dermaga adalah sebagai berikut.

1. Pembuatan Geometri Dermaga


Langkah awal dalam pemodelan dermaga adalah membuat desain
dermaga kedalam program untuk dianalisis. Gambar pada program analisis
dibuat serupa dengan data penampang dermaga mencakup dimension
balok, pelat dan tiang pancang. Dalam menentukan panjang tiang pancang,
terlebih dahulu ditentukan titik jepit tiang (fixity point), yaitu suatu titik
dimana tiang sudah dianggap berperilaku jepit di dalam tanah (Gambar 1).
Perhitungan fixity point diuraikan sebagai berikut:

N = 10
kh = 0,15 x 10 = 1,5 kg/cm3
D = 45.72 cm
A = 172.360 cm2
I = 45035.999 cm4
, .
𝛽   =
, .

= 0.00251
Zr = 1 / β = 1 / 0.00251 = 3.97 m ≈ 4.000 m

Nilai N diperoleh dari korelasi data penyelidikan tanah yaitu pengujian


sondir. Panjang total tiang yang dimodelkan adalah 5 m + 4 m = 9 m. Data
dermaga yang dimodelkan dalam analisis Terdapat pada Tabel 1. Hasil
pemodelan dermaga terdapat pada Gambar 2 dan Gambar 3. Bagian yang
dimodelkan pada program merupakan bagian tempat sandar kapal (area

1
garis merah pada Gambar 2) pada dermaga karena merupakan bagian ini
aktfitas bongkar muat terjadi disbanding jalan masuk dermaga.

Se a b e d

Zr Fixity P o in t
(Titik je p it)

Gambar 1 Ilustrasi Fixity Point


Tabel 1 Dimensi rencana pembangunan Dermaga TPI Kendari

Karakteristik Desain Struktur


Panjang = 21 m
1 Ukuran
Lebar =8m
Melintang = 40 x 65 cm
2 Balok
Memanjang = 40 x 65 cm
Lantai Tebal Pelat = 0,25 m
4 Tiang Pancang Ø = 45,72 cm, t = 12mm, panjang = > 14 m
5 Poor 80 x 80 x 80 cm
6 Mutu Beton K 350 / f’c = 29 MPa
Untuk Tulangan Polos = U10
7 Mutu Baja
Untuk Tulangan Ulir = U22
Kekuatan Tarik = 40 kg/mm2 atau lebih
Standar mutu Tiang
8 Yield Point = 32 kg/mm2 atau lebih
Pancang
Perpanjangan = 15 % atau lebih

2
Gambar 2 Layout Dermaga

Gambar 3 Pemodelan struktur dermaga pada program Sap2000

3
2. Pendefinisian material dan dimensi penampang struktur
Tahap ini bertujuan untuk mendefinisikan jenis material pada struktur
dermaga dalam hal ini material beron pada balok, plat dan poer dermaga
serta material baja pada struktur tiang pancang. Pendefinisian material dan
penampang struktur terdapat pada Gambar 4 dan Gambar 5.

Gambar 4 Pendefenisian material, (a) Beton; (b) Baja

Gambar 5 Pendefenisian penampang struktur, (a) Balok; (b) Poer; (c)


Tiang pancang; (d) Pelat

4
3. Pembebanan
Berdasarkan permintaan dari pihak pemberi kerja, beban yang dianalisis
dalam dermaga ini hanya beban mati (berat struktur) dan beban hidup.
Beban hidup yang bekerja dimodelkan sebagai beban merata dengan besar
2 ton/m2. Kombinasi beban yang digunakan dalam analisis adalah 1,2 DL +
1,6 LL.

4. Analisis struktur
Setelah dilakukan input pembebanan kemudian dilakukan analisis struktur
untuk mengetahui gaya dalam yang bekerja pada struktur dermaga guna
analisis kebutuhan tulangan dan daya dukung tiang pancang. Hasil analisis
struktur dermaga terdapat pada Gambar 6.

Gambar 6 Hasil analisis struktur dermaga

5
B. OUTPUT ANALISIS SAP2000
1. Gaya dalam struktur dermaga
Gaya dalam yang digunakan untuk keperlan analisis tulangan merupakan
nilai terbesar pada balok melintang dan memanjang. Analisis tidak
dilakukan terpisah karena nilainya yang tidak berbeda secara signifikan.
Gaya dalam pada struktur dermaga adalah sebagai berikut.

a. Momen Tumpuan = 191.051 kN.m


b. Momen Lapangan = 198.357 kN.m
c. Gaya Geser = 165.815 kN

2. Kapasitas elemen struktur tiang


Untuk tiang pancang, output program SAP2000 sehubungan analisis
kapasitas tiang pancang yakni berupa tampilan grafis yang menampilkan
rentang warna sebagai parameter kekuatan tiang pancang dalam menahan
kombinasi beban yang diberikan. Warna-warna yang ditunjukkan
menjelaskan parameter kekuatan struktur dalam menahan kombinasi
beban yang diberikan, dimana perhitungannya yakni sebagai berikut:

Tabel 2 Kekuatan struktur berdasarkan warna

No. Warna Keterangan


1 Abu-abu Tidak dianalisis
Ru
2 Biru
.Rn ≤ 0,5
Ru
3 Hijau
0,5 < .Rn ≤ 0,7
Ru
4 Kuning
0,7 < .Rn ≤ 0,9
Ru
5 Orange
0,9< .Rn ≤1
Ru
6 Merah
.Rn ≥ 1

6
Hasil analisis kapasitas elemen tiang pancang terdapat pada Tabel 3 dan
Gambar 7. Hasil analisis menunjukkan nilai UCR < 1, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kapasitas tiang cukup dalam menerima beban.

Tabel 3 Hasil analisis kapasitas tiang

TABLE: Steel Design 1 - Summary Data - AISC-LRFD93


Frame DesignSect DesignType Status Ratio Combo
Text Text Text Text Unitless Text
52 PANCANG Column No Messages 0.27266 COMB2
53 PANCANG Column No Messages 0.33458 COMB2
54 PANCANG Column No Messages 0.30267 COMB2
55 PANCANG Column No Messages 0.30267 COMB2
56 PANCANG Column No Messages 0.33458 COMB2
57 PANCANG Column No Messages 0.27266 COMB2
64 PANCANG Column No Messages 0.27512 COMB2
65 PANCANG Column No Messages 0.32716 COMB2
66 PANCANG Column No Messages 0.29557 COMB2
67 PANCANG Column No Messages 0.29557 COMB2
68 PANCANG Column No Messages 0.32716 COMB2
69 PANCANG Column No Messages 0.27512 COMB2
76 PANCANG Column No Messages 0.27266 COMB2
77 PANCANG Column No Messages 0.33458 COMB2
78 PANCANG Column No Messages 0.30267 COMB2
79 PANCANG Column No Messages 0.30267 COMB2
80 PANCANG Column No Messages 0.33458 COMB2
81 PANCANG Column No Messages 0.27266 COMB2

Gambar 7 Hasil analisis kapasitas tiang

7
3. Output displacement
Selain UCR pada tiang pancang, output displacement turut diperhatikan
dalam perencanaan ini, dimana toleransi displacement (U1, U2 dan U3)
maksimum menurut ketentuan yakni < 10 cm. Nilai displacement
maksimum berdasarkan output SAP2000 adalah sebagai berikut:

Tabel 4 Output displacement SAP2000

Arah Displacement
No. Keterangan
displacement mm
1 U1 12.2 Combo2
2 U2 12.6 Combo2
3 U3 2.5 Combo2

C. PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENULANGAN


1. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Balok Tumpuan

8
Perhitungan Tulangan

Untuk : f c' ≤ 30 MPa, b1 = 0.85


Untuk : f c' > 30 MPa, b 1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = -
Faktor bentuk distribusi tegangan beton,  b1 = 0.85
Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b 1* 0.85 * f c ’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) = 0.0314
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * f y * [1 – ½*0.75* rb * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = 7.6254
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts +  + D/2 = 81.00 mm
Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * d s ) / ( 25 + D ) = 5.06
Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns = 4 bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * d s ) / ( ns - 1 ) = 50.00 mm
Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 = 47.00 mm

1. TULANGAN MOMEN POSITIF

Momen positif nominal rencana, Mn = Mu+ / f = 238.814 kNm


Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 95 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 555.00 mm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 1.9383
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c ’ / f y * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c ’ ) ] = 0.00505
Rasio tulangan minimum, rmin =  f c ' / ( 4 * f y ) = 0.00337
Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / f y = 0.00350
Rasio tulangan yang digunakan,  r = 0.00505
2
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 1122 mm
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / ( p / 4 * D 2 ) = 2.951
Digunakan tulangan, 4 D 22
2
Luas tulangan terpakai, As = n * p / 4 * D2 = 1521 mm
Jumlah baris tulangan, nb = n / ns = 1.00
nb < 3  (OK)
Baris Jumlah Jarak Juml. Jarak
ke ni yi ni * yi
1 4 81.00 324.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 4 S [ ni * yi ] = 324
Letak titik berat tulangan,  d' = S [ ni * yi ] / n = 81.00 mm
81.00 < 95  perkiraan d' (OK)
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 569.00 mm
a = As * f y / ( 0.85 * f c ' * b ) = 61.685 mm
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10-6 = 327.314 kNm
Tahanan momen balok, f * Mn = 261.851 kNm
Syarat : f * Mn ≥ Mu+
261.851 > 191.051  AMAN (OK)

9
2. TULANGAN MOMEN NEGATIF

Momen negatif nominal rencana, Mn = Mu- / f = 238.814 kNm


Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 95 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 555.00 mm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 1.9383
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00505
Rasio tulangan minimum, rmin =  f c' / ( 4 * f y ) = 0.00337
Rasio tulangan minimum, r min = 1.4 / f y = 0.00350
Rasio tulangan yang digunakan,  r = 0.00505
2
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 1122 mm
2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / ( p / 4 * D ) = 2.951
Digunakan tulangan, 4 D 22
A s = n * p / 4 * D2 =
2
Luas tulangan terpakai, 1521 mm
Jumlah baris tulangan, nb = n / ns = 1.00
nb < 3  (OK)

Baris Jumlah Jarak Juml. Jarak


ke ni yi ni * yi
1 4 81.00 324.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 4 S [ ni * yi ] = 324
Letak titik berat tulangan,  d' = S [ ni * yi ] / n = 81.00 mm
81.00 < 95  perkiraan d' (OK)
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 569.0 mm
a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = 61.685 mm
Momen nominal, Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10-6 = 327.314 kNm
Tahanan momen balok, f * Mn = 261.851 kNm
-
Syarat : f * Mn ≥ Mu
261.851 > 191.051  AMAN (OK)

10
3. TULANGAN GESER

Gaya geser ultimit rencana, Vu = 165.815 kN


Faktor reduksi kekuatan geser, f= 0.60
Tegangan leleh tulangan geser, fy = 240 MPa
Kuat geser beton, Vc = (√ f c') / 6 * b * d * 10-3 = 199.251 kN
Tahanan geser beton, f * Vc = 119.551 kN
 Perlu tulangan geser
Tahanan geser sengkang, f * V s = V u - f * Vc = 46.264 kN
Kuat geser sengkang, Vs = 77.107 kN
Digunakan sengkang berpenampang : 1 P 10
Av = ns * p / 4 * P2 =
2
Luas tulangan geser sengkang, 78.54 mm
3
Jarak sengkang yang diperlukan : s = Av * f y * d / ( Vs * 10 ) = 135.67 mm
Jarak sengkang maksimum, smax = d / 2 = 284.50 mm
Jarak sengkang maksimum, smax = 250.00 mm
Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 135.67 mm
Diambil jarak sengkang :  s= 130 mm
Digunakan sengkang, 1 P 10 130

11
2. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Balok Lapangan
B. DATA BALOK (LAPANGAN)

BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, fc' = 29 MPa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, fy = 400 MPa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser, fy = 240 MPa
DIMENSI BALOK
Lebar balok b= 400 mm
Tinggi balok h= 650 mm
Diameter tulangan (deform) yang digunakan, D= 22 mm

Diameter sengkang (polos) yang digunakan, P= 10 mm


Tebal bersih selimut beton, ts = 60 mm

MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA


Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Mu+ = 135.285 kNm
Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Mu - = 198.357 kNm
Gaya geser rencana akibat beban terfaktor, Vu = 165.815 kN

Perhitungan Tulangan

Untuk : f c ' ≤ 30 MPa, b1 = 0.85


Untuk : f c ' > 30 MPa, b 1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = -
Faktor bentuk distribusi tegangan beton,  b1 = 0.85
Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b 1* 0.85 * f c’/ f y * 600 / ( 600 + f y ) = 0.0314
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * f y * [1 – ½*0.75* rb * f y / ( 0.85 * f c’ ) ] = 7.6254
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts +  + D/2 = 81.00 mm
Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = 5.06
Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns = 5 bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * ds ) / ( ns - 1 ) = 32.00 mm
Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 = 47.00 mm

12
1. TULANGAN MOMEN POSITIF

Momen positif nominal rencana, Mn = Mu+ / f = 169.106 kNm


Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 85 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 565.00 mm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 1.3243
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00340
Rasio tulangan minimum, rmin =  f c' / ( 4 * f y ) = 0.00337
Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / f y = 0.00350
Rasio tulangan yang digunakan,  r = 0.00350
2
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 791 mm
2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / ( p / 4 * D ) = 2.081
Digunakan tulangan, 4 D 22
A s = n * p / 4 * D2 =
2
Luas tulangan terpakai, 1521 mm
Jumlah baris tulangan, nb = n / ns = 0.80
nb < 3  (OK)
Baris Jumlah Jarak Juml. Jarak
ke ni yi ni * yi
1 4 81.00 324.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 4 S [ ni * yi ] = 324
Letak titik berat tulangan,  d' = S [ ni * yi ] / n = 81.00 mm
81.00 < 85  perkiraan d' (OK)
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 569.00 mm
a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = 61.685 mm
Momen nominal, Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10-6 = 327.314 kNm
Tahanan momen balok, f * Mn = 261.851 kNm
+
Syarat : f * Mn ≥ Mu
261.851 > 135.285  AMAN (OK)

13
2. TULANGAN MOMEN NEGATIF

Momen negatif nominal rencana, Mn = Mu- / f = 247.946 kNm


Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 85 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 565.00 mm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 1.9418
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c’ / f y * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c’ ) ] = 0.00506
Rasio tulangan minimum, rmin =  f c' / ( 4 * f y ) = 0.00337
Rasio tulangan minimum, r min = 1.4 / f y = 0.00350
Rasio tulangan yang digunakan,  r = 0.00506
2
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 1144 mm
2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / ( p / 4 * D ) = 3.010
Digunakan tulangan, 4 D 22
A s = n * p / 4 * D2 =
2
Luas tulangan terpakai, 1521 mm
Jumlah baris tulangan, nb = n / ns = 0.80
nb < 3  (OK)

Baris Jumlah Jarak Juml. Jarak


ke ni yi ni * yi
1 4 81.00 324.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 4 S [ ni * yi ] = 324
Letak titik berat tulangan,  d' = S [ ni * yi ] / n = 81.00 mm
81.00 < 85  perkiraan d' (OK)
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 569.0 mm
a = As * f y / ( 0.85 * f c' * b ) = 61.685 mm
Momen nominal, Mn = As * f y * ( d - a / 2 ) * 10-6 = 327.314 kNm
Tahanan momen balok, f * Mn = 261.851 kNm
-
Syarat : f * Mn ≥ Mu
261.851 > 198.357  AMAN (OK)

14
3. TULANGAN GESER

Gaya geser ultimit rencana, Vu = 165.815 kN


Faktor reduksi kekuatan geser, f= 0.60
Tegangan leleh tulangan geser, fy = 240 MPa
Kuat geser beton, Vc = (√ f c') / 6 * b * d * 10-3 = 202.841 kN
Tahanan geser beton, f * Vc = 121.705 kN
 Perlu tulangan geser
Tahanan geser sengkang, f * V s = V u - f * Vc = 44.110 kN
Kuat geser sengkang, Vs = 73.517 kN
Digunakan sengkang berpenampang : 1 P 10
Av = ns * p / 4 * P2 =
2
Luas tulangan geser sengkang, 78.54 mm
3
Jarak sengkang yang diperlukan : s = Av * f y * d / ( Vs * 10 ) = 144.86 mm
Jarak sengkang maksimum, smax = d / 2 = 284.50 mm
Jarak sengkang maksimum, smax = 150.00 mm
Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 144.86 mm
Diambil jarak sengkang :  s= 140 mm
Digunakan sengkang, 1 P 10 140

3. Perhitungan Kebutuhan Tulangan Pelat


A. DATA BAHAN STRUKTUR

Kuat tekan beton, fc' = 29 MPa


Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, fy = 400 MPa

B. DATA PLAT LANTAI

Panjang bentang plat arah x, Lx = 3.00 m


Panjang bentang plat arah y, Ly = 4.00 m
Tebal plat lantai, h= 250 mm
Diameter tulangan yang digunakan, = 16 mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 30 mm

Momen rencana (maksimum) plat,  Mu = 64.260 kNm/m

15
C. PENULANGAN PLAT

Untuk : f c ' ≤ 30 MPa, b1 = 0.85


Untuk : f c ' > 30 MPa, b 1 = 0.85 - 0.05 * ( f c' - 30) / 7 = -
Faktor bentuk distribusi tegangan beton,  b1 = 0.85
Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b 1* 0.85 * f c'/ f y * 600 / ( 600 + f y ) = 0.0314
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * f y * [ 1 – ½* 0.75 * rb * fy / ( 0.85 * f c') ] = 7.6254
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts +  / 2 = 38.0 mm
Tebal efektif plat lantai, d = h - ds = 212.0 mm
Ditinjau plat lantai selebar 1 m,  b= 1000 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu / f = 80.325 kNm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10-6 / ( b * d2 ) = 1.78722
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * f c' / f y * [ 1 -  [ 1 – 2 * Rn / ( 0.85 * f c' ) ] = 0.0046
Rasio tulangan minimum, rmin = 0.0025
Rasio tulangan yang digunakan,  r = 0.0046
2
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 984 mm
2
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 *  * b / As = 204 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 2 * h = 500 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm
Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 200 mm
Diambil jarak sengkang :  s= 200 mm
Digunakan tulangan,  16 - 200
As = p / 4 *  2 * b / s =
2
Luas tulangan terpakai, 1005 mm

16
D. KONTROL LENDUTAN PLAT

Modulus elastis beton, Ec = 4700*√ f c' = 25310 MPa


Modulus elastis baja tulangan, Es = 2.00E+05 MPa
Beban merata (tak terfaktor) padaplat, Q = QD + Q L = 28.130 N/mm
Panjang bentang plat, Lx = 3000 mm
Batas lendutan maksimum yang diijinkan, Lx / 240 = 12.500 mm
3 3
Momen inersia brutto penampang plat, I g = 1/12 * b * h = 1302083333 mm
Modulus keruntuhan lentur beton, f r = 0.7 * √ fc' = 3.76961536 MPa
Nilai perbandingan modulus elastis, n = Es / E c = 7.90
Jarak garis netral terhadap sisi atas beton, c = n * As / b = 7.944 mm
Momen inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sbb. :
I cr = 1/3 * b * c3 + n * As * ( d - c )2 = 330941747 mm
4

yt = h / 2 = 125 mm
Momen retak : Mcr = f r * I g / yt = 39266827 Nmm
Momen maksimum akibat beban (tanpa faktor beban) :
Ma = 1 / 8 * Q * Lx2 = 31646250 Nmm
Inersia efektif untuk perhitungan lendutan,
I e = ( Mcr / Ma )3 * I g + [ 1 - ( Mcr / Ma )3 ] * I cr = 2186152299 mm
4

Lendutan elastis seketika akibat beban mati dan beban hidup :


4
d e = 5 / 384 * Q * Lx / ( Ec * I e ) = 0.536 mm
Rasio tulangan slab lantai : r = As / ( b * d ) = 0.0047
Faktor ketergantungan waktu untuk beban mati (jangka waktu > 5 tahun), nilai :
z 2.0
l = z / ( 1 + 50 * r ) = 1.6167
Lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut :
4
d g = l * 5 / 384 * Q * Lx / ( Ec * I e ) = 0.867 mm
Lendutan total, dtot = de + dg = 1.403 mm
Syarat : dtot ≤ Lx / 240
1.403 < 12.500  AMAN (OK)

D. PERHITUNGAN DAYA DUKUNG TIANG PANCANG


Perhitungan daya dukung tiang pancang menggunakan persamaan
berdasarkan data sondir sebagai berikut:

Qu  Ab f b  As f s  W p

17
atau
Qu  Ab qca  As K f q f  W p

dengan,

Ab = Luas ujung bawah tiang (cm2)


As = Luas selimut tiang (cm2)
fb = Tahanan ujung satuan (kg/cm2)
fs = Tahanan gesek satuan (kg/cm2)
qca = Tahanan konus rata-rata (kg/cm2)
Kf = Koefisien tak berdimensi
 = Koefisien korelasi
Hasil analsisis daya dukung tiang pada lokasi dermaga terdapat pada tabel
berikut:

Tabel 5 Analisis Daya Dukung Tiang


Perlawanan Jumlah
Hambatan
Kedalaman penetrasi konus perlawanan Qb Qs W Qull SF
lekat (qf)
(qc) (qc+qf)
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) kg kg kg Ton
12.00 140 145 5 152544.13 3028.60 1580.88 153.99 4.11
13.00 170 175 5 170494.23 3658.96 1712.62 172.44 4.60
14.00 170 175 5 181150.12 3940.41 1844.36 183.25 4.89

Untuk memperoleh kapasitas ijin tiang, maka kapasitas ultimit tiang dibagi
dengan faktor aman tertentu. Fungsi faktor aman adalah:

a. Untuk memberikan keamanan terhadap ketidakpastian dari nilai kuat


geser dan kompresibilitas yang mewakili kondisi lapisan tanah.
b. Untuk meyakinkan bahwa penurunan tidak seragam diantara tiang-
tiang masih dalam batas-batas toleransi.
c. Untuk meyakinkan bahwa bahan tiang cukup aman dalam mendukung
beban yang bekerja.
d. Untuk meyakinkan bahwa penurunan total yang terjadi pada tiang
tunggal atau kelompok tiang masih dalam batas-batas toleransi.

18
e. Untuk mengantisipasi adanya ketidakpastian metode hitungan yang
digunakan

Sehubungan dengan alasan butir (d), dari hasil banyak pengujian-


pengujian beban tiang, baik tiang pancang maupun tiang bor yang
berdiameter kecil sampai sedang, penurunan akibat beban kerja (working
load) yang terjadi lebih kecil dari 10 mm untuk faktor aman yang tidak
kurang dari 2,5 (Tomlinson, 1977). Besarnya beban kerja (Working load)
atau kapasitas dukung tiang ijin (Ԛa) dengan memperhatikan keamanan
terhadap keruntuhan adalah nilai kapasitas ultimit (Ԛu) dibagi dengan faktor
aman (F) yang sesuai. Reese dan O’Neill (1989) menyarankan pemilihan
faktor aman (F) untuk perancangan fondasi tiang yang dipertimbangkan
faktor-faktor sebagai berikut:

 Tipe dan kepentingan dari struktur.


 Variabilitas tanah (tanah tidak uniform).
 Ketelitian penyelidikan tanah.
 Tipe dan jumlah tanah yang dilakukan.
 Ketersediaan data di tempat (uji beban tiang).
 Pengawasan/kontrol kualitas di lapangan.
 Kemungkinan beban desain aktual yang terjadi selama beban layanan
struktur.

Nilai-nilai faktor aman yang disarankan oleh Reese dan O’Neill (1989,
Dalam Hardiyatmo 2010) ditunjukkan dalam Tabel 6.

Tabel 6 Faktor Aman Yang Disarankan Oleh Reese dan O'Neill (1989,
Dalam Hardiyatmo 2010)

Faktor aman (F)


Klasifikasi
Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol
struktur
baik normal jelek Sangatjelek
Monumental 2,3 3 3,5 4
Permanen 2 2,5 2,8 3,4
Sementara 1,4 2,0 2,3 2,8

19
Dari hasil perhitungan, nilai SF jika kedalaman tiang pancang diambil 14 m
dari seabed, maka diperoleh nilai SF yakni 4,9. Dengan memperhatikan
penjelasan di atas Tabel 6, maka kedalaman untuk tiang trestel dan
dermaga yang digunakan dalam perencanaan yakni 12m dari seabed,
dimana nilai SF berada di atas 4.

20
E. LAMPIRAN

21

Anda mungkin juga menyukai