Anda di halaman 1dari 109

MITIGASI RISIKO PADA PROYEK JASA KONSTRUKSI

STUDI KASUS: PROYEK JALAN TOL TEBING TINGGI


PARAPAT – SERBELAWAN TAHAP 1 ZONA 1A

TESIS

Oleh :
DWI WAHYUNINGSIH
NIM : 177007095

MAGISTER MANAJEMEN
SEKOLAH PASCASARAJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


ii

Universitas Sumatera Utara


Tanggal Lulus : 30 Januari 2020
Telah diuji pada
Tanggal : 30 Januari 2020

PANITIA PENGUJI TESIS


Ketua : Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M. Eng
Anggota : Dr. Ir. Nazarudin Matondang, MT
Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, M.SIE
Dr. Nisrul Irawati, SE, MBA
Prof. Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME

iii

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Pelaksanaan proyek jalan tol merupakan proyek jasa konstruksi yang

mempunyai banyak ketidakpastian yang sulit diprediksi, sehingga diperlukan

mitigasi risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan faktor risiko yang

paling dominan mempengaruhi pembangunan proyek. Serta berapa besar dampak

yang ditimbulkan pada saat konstruksi dilaksanakan.

Metode yang dilakukan melalui survei untuk mengetahui berbagai

kemungkinan risiko konstruksi serat berapa besar konsekuensi atau dampak risiko

pada saat konstruksi tersebut. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode

deskriptif kausal dengan pendekatan kuantitatif dengan tahapan sebagai berikut:

Identifikasi risiko, Penilaian Risiko dan Risk Maping serta Penanganan Risiko.

Pembentukan Risk Map dan penentuan kategori risiko sebagai acuan untuk

mengambil keputusan langkah pengelolaan risiko. Identifikasi risiko awal yang

juga teridentifikasi pada penelitian ini adalah 90 risiko dan menjadi 78 risiko yang

relevan. Hasil penelitian menunjukan dari 78 risiko relevan terdapat 12 risiko yang

tergolong high risk, dengan prosentase 58% bersumber dari risiko internal, 25%

bersumber dari risiko eksternal, 17% bersumber dari risiko proyek. Data hasil

penelitian menunjukkan bahwa risiko yang paling memiliki probabilitas dan

dampak terbesar adalah faktor risiko keterlambatan penerbitan SPMK (Surat

Perintah Mulai Kerja) dengan nilai faktor risiko 0,99, keterlambatan pembebasan

lahan 0.99, dan faktor cuaca 0.99.

Kata Kunci: mitigasi risiko, proyek jalan tol, identifikasi, penilaian, penanganan

iv

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

The implementation of the toll road project is a construction service project

that has many uncertainties that are difficult to predict, so risk mitigation is needed.

This study aims to obtain the most dominant risk factors affecting project

development. And how much impact is caused when construction is carried out.

The method is carried out through a survey to determine the various possible

risks of fiber construction how big the consequences or impact of the risks during

the construction. The data collected was analyzed using a causal descriptive method

with a quantitative approach with the following stages: Risk identification, Risk

Assessment and Risk Maping and Risk Management. Forming a Risk Map and

determining risk categories as a reference for making decisions on risk management

steps. The initial risk identification that was also identified in this study was 90 risks

and became 78 relevant risks. The results showed that of 78 relevant risks there

were 12 risks classified as high risk, with a percentage of 58% sourced from internal

risk, 25% sourced from external risk, 17% originated from project risk. The

research data shows that the risk that has the highest probability and greatest impact

is the risk factor for delays in the issuance of SPMK (Work Orders) with a risk

factor value of 0.99, delays in land acquisition 0.99, and weather factors 0.99.

Keywords: risk mitigation, toll road projects, identification, assessment, treatment

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

Judul Tesis

MITIGASI RISIKO PADA PROYEK JASA KONSTRUKSI


STUDI KASUS: PROYEK JALAN TOL TEBING TINGGI
PARAPAT – SERBELAWAN TAHAP 1 ZONA 1A

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Magister Manajemen pada program studi Magister Manajemen
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar hasil karya peneliti
sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang peneliti lakukan pada bagian-bagian


tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah peneliti
cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan
ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini
bukan hasil karya peneliti sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagaian
tertentu, peneliti bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang
peneliti sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.

Medan, 30 Januari 2020


Peneliti,

Dwi Wahyuningsih

vi

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

Puji Syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
tesis ini. Sholawat serta Salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat-sahabatnya dan para pengikut beliau yang telah
dengan ikhlas memeluk agama Allah SWT dan mempertahankannya sampai akhir
hayat.

Alhamdulillah, tesis yang peneliti beri judul Mitigasi Risiko Pada Proyek
Jasa Konstruksi Studi Kasus : Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat –
Serbelawan Tahap 1 Zona 1A dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.

Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu SH., M.Hum, selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara
2. Bapak Prof. Dr. Robert Sibarani MS., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME., selaku Ketua Program Studi Sekolah
Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara dan selaku
Tim Komisi Pembanding atas saran dan kritik positif yang diberikan untuk
meyempurnakan tesis ini.
4. Bpak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng, selaku Ketua Komisi
Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan peneliti dalam
penulisan tesis ini.
5. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin Matondang, MT, selaku Anggota Komisi
Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan peneliti dalam
menyelesaikan penulisan tesis ini.

viii

Universitas Sumatera Utara


6. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, M.SIE, Ibu Dr. Nisrul Irawati, SE.,
MBA., dan Bapak Dr. Rulianda Purnomo Wibowo, SP., selaku Komisi
Pembanding atas saran dan kritik yang diberikan.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Sekolah Pascasarjana Magister
Manajemen Universitas Sumatera Utara khususnya dosen-dosen USU yang
telah membekali dengan pengetahuan serta wawasan yang cukup kepada
peneliti sehingga mampu menyelesaikan kegiatan akademik sampai
penyusunan tesis ini.
8. Suami dan anak-anak tercinta yang selalu mendoakan, membantu dan
memberikan semangat dalam penyelesaian tesis ini.
9. Kedua orang tua serta keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikan
semangat kepada peneliti.
10. Teman – teman Tim Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan
Tahap 1 Zona 1A dan Tim Divisi Infrastruktur I PT Waskita Karya (Persero)
Tbk.
11. Rekan-rekan seperjuangan Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara
Angkatan Eksekutif 22.
12. Seluruh pihak baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
peneliti dalam penyelesaian tesis ini.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekhilafan dan kekurangan dalam


penyusunan tesis ini. Oleh sebab itu, peneliti sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun dari para pembaca demi lebih sempurnnya tesis yang
peneliti susun ini.

Besar harapan peneliti semoga tesis ini dapat berguna, bermanfaat, barokah,
maslahah di Dunia dan di Akhirat. Amin.

Wassalamu'alaikum. Wr. Wb.

Medan, 30 Januari 2020


Peneliti,

Dwi Wahyuningsih
NIM : 177007095

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................................iv
ABSTRACT .......................................................................................................................v
PERNYATAAN...............................................................................................................vi
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................xiv
BAB I ................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................8
1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ..............................................................9
BAB II ............................................................................................................................. 10
2.1 Deskripsi Teori ................................................................................................. 10
2.1.1 Pengertian proyek ..................................................................................... 10
2.1.2 Pengertian risiko ....................................................................................... 11
2.1.3 Manajemen risiko proyek ......................................................................... 13
2.1.4 Biaya proyek ............................................................................................ 14
2.1.5 Penjadwalan proyek.................................................................................. 14
2.1.6 Pengendalian biaya ................................................................................... 15
2.2 Review Hasil Penelitian ................................................................................... 16
2.2.1 Kesamaan berdasarkan substansi .............................................................. 16
2.2.2 Kesamaan berdasarkan metode................................................................. 18
2.2.3 Resume hasil - hasil penelitian ................................................................. 19
2.3 Kerangka Konseptual ....................................................................................... 20
2.4 Definisi Operasional ......................................................................................... 21
2.4.1 Mitigasi risiko .......................................................................................... 21
2.4.2 Faktor – Faktor risiko ............................................................................... 21
2.4.3 Indikator faktor risiko ............................................................................... 22
BAB III ........................................................................................................................... 23
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................. 23
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 23
3.3 Metodologi Pengumpulan Data ........................................................................ 23
3.3.1 Populasi .................................................................................................... 24

Universitas Sumatera Utara


3.3.2 Sampel ...................................................................................................... 25
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 25
3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................................ 26
3.6 Analisis dan Hasil Faktor Risiko ...................................................................... 28
3.7 Risk Ranking .................................................................................................... 28
3.8 Matriks Risiko .................................................................................................. 29
BAB IV............................................................................................................................ 31
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................ 31
4.1.1 Gambaran umum PT Waskita Karya (Persero) Tbk ................................. 31
4.1.2 Visi, misi dan budaya PT Waskita Karya (Persero) Tbk........................... 32
4.1.3 Gambaran umum Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan
Tahap 1 Zona 1A...................................................................................................... 33
4.1.4 Struktur organisasi Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan
Tahap 1 Zona 1A...................................................................................................... 35
4.1.5 Karakteristik responden ............................................................................ 36
4.1.6 Penentuan risiko-risiko yang relevan ........................................................ 37
4.1.7 Tingkat analisis risiko............................................................................... 38
4.1.8 Risk ranking ............................................................................................. 38
4.1.9 Matriks risiko ........................................................................................... 39
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ..................................................................... 40
4.2.1 Deskriptif hasil analisis ............................................................................ 45
4.2.2 Alokasi risiko ........................................................................................... 46
4.2.3 Mitigasi risiko .......................................................................................... 48
4.3 Implikasi Manajerial ........................................................................................ 65
BAB V ............................................................................................................................. 69
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 69
5.2 Saran ................................................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 71

xi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data evaluasi operasional progress (keterlambatan) ............................... 3


Tabel 1.2 Data evaluasi operasional BK/PU (over budget) ................................... 5
Tabel 1.3 Data evaluasi keuangan – piutang termin ............................................... 6
Tabel 2.1 Indikator faktor risiko ........................................................................... 22
Tabel 3.1 Klasifikasi skala penilaian dan dampak ................................................ 28
Tabel 4.1 Karakteristik responden Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat –
Serbelawan Tahap 1 Zona 1A ...............................................................36
Tabel 4.1 Karakteristik responden Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat -
Serbelawan Tahap 1 Zona 1A ............................................................................... 36
Tabel 4.2 Faktor risiko yang relevan..................................................................... 41
Tabel 4.3 Ranking faktor risiko tinggi .................................................................. 46
Tabel 4.4 Alokasi faktor risiko.............................................................................. 47

xii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Road map manajemen risiko PT. Waskita Karya (Persero) Tbk .....................2
Gambar 1.2 Grafik evaluasi proyek divisi infrastruktur 1 periode september 2019 ...........6
Gambar 2.1 Kerangka konseptual .................................................................................... 20
Gambar 2.2 Risk allocation structure in construction project (Zavadskas, 2008) ............. 22
Gambar 3.1 Alur penelitian .............................................................................................. 24
Gambar 3.2 Matriks peta risiko ........................................................................................ 29
Gambar 4.1 Peta lokasi Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan
Tahap 1 Zona 1A ........................................................................................ 34
Gambar 4.2 Struktur organisasi Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat –
Serbelawan Tahap 1 Zona 1A .................................................................... 35
Gambar 4.3 Pengalaman kerja responden ........................................................................ 37
Gambar 4.4 Presentase level risiko .................................................................................. 40
Gambar 4.5 Presentase tingkat penerimaan risiko ............................................................ 40

xiii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ........................................................................................... 74


Lampiran 2 Hasil perhitungan relevansi faktor risiko........................................... 86
Lampiran 3 Faktor risiko yang relevan beserta probabilitas dan kategori
berdasarkan penilaian ..........................................................................74
Lampiran 4 Faktor risiko dengan penilaian dampak ............................................. 91
Lampiran 5 Analisa risk ranking ........................................................................... 93
Lampiran 6 Analisa kategori level risiko .............................................................. 96

xiv

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT Waskita Karya (Persero) Tbk merupakan salah satu perusahaan milik

negara yang memiliki lini bisnis di Industri Konstruksi. PT Waskita Karya (Persero)

Tbk saat ini memiliki 5 (lima) bidang bisnis yang meliputi Jasa Konstruksi, Beton

Precast, Properti, Engineering dan Procurement, serta Jasa Pengoperasian dan

Pemeliharaan Jalan Tol. Perkembangan lingkungan bisnis dan kemajuan teknologi

yang terjadi sangat pesat selama dekade terakhir dan telah menghasilkan persaingan

bisnis yang lebih ketat. Kondisi ini membutuhkan banyak kesiapan dari sebuah

perusahaan untuk menghindari tersapu akibat perubahan yang terjadi.

Sebagai perusahaan yang dinamis, PT Waskita Karya (Persero) Tbk selalu

siap beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dari waktu ke waktu. Secara umum,

industri jasa konstruksi merupakan usaha yang melibatkan risiko tinggi. Dengan

nilai kontrak yang diselesaikan sebelum proses produksi, perusahaan sering

dihadapkan dengan ketidakpastian. Manajemen risiko merupakan bagian dari

sistem manajemen PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang dirancang untuk

mengantisipasi dan mengendalikan potensi risiko. Penerapan Manajemen Risiko

yang telah dilaksanakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk, diharapkan berguna

untuk menentukan profil risiko strategis, rencana mitigasi dan tindak lanjut serta

indikator Risiko Kunci (Key Risk Indicator) profil risiko korporat. Praktek

Manajemen Risiko mencakup seluruh tingkat perusahaan dari Kantor Pusat ke

proyek, dan mencakup keseluruhan fungsi perusahaan seperti pemasaran,

penganggaran, produksi, keuangan dan sumber daya manusia. Penerapan

Universitas Sumatera Utara


2

Manajemen Risiko telah dilaksanakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk sejak

Tahun 2014 untuk mengidentifikasi, memitigasi, mengelola dan mengevaluasi

risiko-risiko yang dihadapi oleh perusahaan.

Sebagai langkah penyesuaian terhadap perkembangan bisnis perusahaan,

maka pada tahun 2014 PT Waskita Karya (Persero) Tbk melakukan pembaruan

framework COSO ERM. Selain itu dilakukan pula perubahan kriteria rating risiko

untuk menilai tingkat risiko seiring dengan pertumbuhan perusahaan, serta

penerapan early warning system dengan tujuan agar risiko yang memiliki dampak

signifikan dapat terdeteksi sejak dini dan pada tahun 2017, PT Waskita Karya

(Persero) Tbk bekerja sama dengan konsultan Manajemen Risiko untuk menyusun

Prosedur Waskita bidang Manajemen Risiko (PW Manajemen Risiko) terbaru

dengan mengacu kepada COSO ERM 2017. Pembaruan PW Manajemen Risiko

tersebut bertujuan untuk mengefektifkan pengelolaan risiko dimulai dari perubahan

struktur organisasi manajemen risiko, pelaporan risiko dari anak perusahaan, serta

penilaian risiko yang lebih akurat dengan memperkuat pengukuran kuantitatif.

Sumber: waskita.co.id (2019)

Gambar 1.1 Road map manajemen risiko PT. Waskita Karya (Persero) Tbk

Universitas Sumatera Utara


3

Fenomena pelaksanaan proyek konstruksi pada lingkungan PT Waskita

Karya (Persero) Tbk masih sering terjadi kondisi penyelesaian pekerjaan yang tidak

sesuai dengan apa yang diharapkan. Berdasarkan data evaluasi secara korporat,

menunjukkan beberapa proyek masih terjadi keterlambatan dalam penyelesaian

pekerjaan dan berakibat pada denda keterlambatan, yang berpengaruh terhadap

kenaikan biaya penyelesaian pekerjaan, serta penambahan waktu penyelesaian

pekerjaan sehingga berakibat bertambahnya pemakaian sumber daya yang

menyebabkan biaya pada akhir penyelesaian pekerjaan bertambah (rugi). Sehingga

untuk dapat mengantisipasi besarnya risiko yang akan terjadi perlu dilakukan

evaluasi terhadap penerapan manajemen risiko, melalui upaya mitigasi risiko.

Data evaluasi Proyek periode bulan September Tahun 2019 pada

lingkungan Divisi Infrastruktur 1 secara korporat, dapat dilihat pada Tabel 1.1

sampai dengan Tabel 1.3 dan secara infografis dapat dilihat pada Gambar 1.2:

Tabel 1.1 Data evaluasi operasional progress (keterlambatan)

Sumber: Materi Laporan Divisi Infrastruktur 1 Periode September 2019

Universitas Sumatera Utara


4

Pada Tabel 1.1 terdapat data nama-nama proyek yang berada dalam cakupan

Unit Bisnis Divisi Infrastruktur 1, beserta target rencana maupaun realisasi progres

pekerjaan masing-masing proyek beserta selisih (deviasi) antara target rencana dan

realisasi progress dan juga jadwal mulai serta berahirnya pelaksanaan pekerjaan,

serta jadwal perpanjangan (addendum) penyelesaian pekerjaan masing-masing

proyek. Berdasarkan data pada Tabel 1.1 terdapat 4 proyek mengalami

keterlambatan progress realisasi dibandingakan dari target rencana untuk periode

bulan September 2019, dari total kontrak proyek yang ada di Divisi Infrastruktur 1

sebanyak 29 proyek, proyek yang mengalami keterlambatan progres pekerjaan

termasuk didalamnya adalah Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan

Tahap 1 zona 1A. Keterlambatan progress pada proyek Jalan Tol Tebing Tinggi

Parapat – Serbelawan Tahap 1 zona 1A adalah sebesar 0,99%, dari target rencana

progres untuk bulan September 2019 adalah 5,02% realisasi progres hanya mampu

mencapai 4,04%.

Adapun untuk data hasil evaluasi yang berkaitan dengan masalah

penyerapan biaya operasional proyek sesuai dengan progress prestasi berjalan

sampai dengan bulan September 2019, dapat dilihat dari data laporan Evaluasi

Bulanan Divisi Infrastruktur 1 Periode bulan September 2019 berdasarkan pada

Tabel 1.2, yang menampilkan data nama proyek dengan target rencana pemakaian

biaya atau disingkat dengan BK (Biaya Kerja) dengan perolehan pendapatan atau

disingkat dengan PU (Pendapatan Usaha) sehingga untuk rencana pemakaian biasa

disebut dengan BK/PU sedangkan untuk data rencana anggaran proyek biasa

disebut MAPP kepanjangan dari Master Anggaran Pelaksanaan Proyek yang

biasanya merupakan kesepakatan antara direktur dengan manajemen proyek.

Universitas Sumatera Utara


5

Tabel 1.2 Data evaluasi operasional BK/PU (over budget)

Sumber: Materi Laporan Divisi Infrastruktur 1 Periode September 2019

Pada Tabel 1.2 dari keseluruhan jumlah proyek yang berada dalam lingkup

unit bisnis Divisi Infrastruktur 1 yang berjumlah 29 proyek, terdapat 11 proyek

mengalami kenaikan biaya operasional proyek dari rencana anggaran yang sudah

disepakati bersama antara manajemen perusahaan dengan tim proyek pada periode

bulan September 2019. Beradasarkan data dari Tabel 1.2 proyek yang mengalamai

kenaikan biaya operasional diantaranya dari proyek Jalan Tol Tebing Tinggi

Parapat – Serbelawan Tahap 1 zona 1A. Nilai kenaikan biaya operasional terhadap

progress pendapatan pada periode bulan September 2019 adalah sebesar 0,46%.

Universitas Sumatera Utara


6

Tabel 1.3 Data evaluasi keuangan – piutang termin

Sumber: Materi Laporan Divisi Infrastruktur 1 Periode September 2019

Pada Tabel 1.3 dari total nilai piutang divisi Infrastruktur 1 pada periode

bulan September 2019 yang berjumlah Rp. 954.761.000.000,- terdapat nilai piutang

yang berumur lebih dari 90 hari senilai Rp. 784.436.000.000,-.

Sumber: Materi Laporan Divisi Infrastruktur 1 Periode September 2019

Gambar 1.2 Grafik evaluasi proyek divisi infrastruktur 1 periode september 2019
Berdasarkan Tabel 1.1 sampai dengan Tabel 1.3 dan secara infografis pada

Gambar 1.2, bahwa pada periode September 2019 dari total jumlah proyek yang

sedang berjalan (on progress) sebanyak 29 proyek (13,79%) mengalami

keterlambatan penyelesaian pekerjaan, serta 37,93% proyek mengalami kerugian.

Kenaikan biaya Beban Kerja (BK) penyelesaian pekerjaan sudah melebihi Master

Universitas Sumatera Utara


7

Anggaran Pelaksanaan Proyek (MAPP) yang sudah direncanakan dan disepakati

bersama secara korporat. Sedangkan untuk kondisi laporan keuangan sampai

dengan periode September 2019 nilai umur tagihan (piutang) yang umur

piutangnya sudah lebih dari 90 hari, nilai piutangnya sebesar Rp.784.436.000.000,-

Kondisi piutang yang nilainya besar, sangat berpengaruh terhadap cash flow proyek

itu sendiri dan juga berdampak signifikan secara korporat. Fenomena dari kondisi

proyek yang berpotensi mengalami keterlambatan progres penyelesaian pekerjaan

dan berpotensi mengalami kenaikan biaya kerja terhadap anggaran yang disepakati

tentunya sangat berdampak bagi kondisi finansial dan juga performa PT Waskita

Karya (Persero) Tbk.

Fenomena ini sangat menarik untuk dilakukan Mitigasi Risiko pada Proyek

Jasa Konstruksi dengan melakukan penelitian dan laporan penelitian yang akan

ditulis ke dalam tesis dengan judul Mitigasi Risiko pada Proyek Jasa Konstruksi

dengan studi kasus Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan Tahap 1

Zona 1A.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang yang telah dijelaskan, permasalahan yang terjadi

adalah tingginya potensi keterlambatan penyelesaian proyek, potensi kenaikan

biaya terhadap rencana, serta keterlambatan pembayaran piutang oleh pihak

Pengguna Jasa pada Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan Tahap

1 Zona 1A, yang semuanya menyebabkan terjadinya risiko finansial.

Universitas Sumatera Utara


8

1.3 Tujuan Penelitian

Merujuk pada rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan hasil faktor-faktor yang berpengaruh terhadap mitigasi risiko

pada Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona 1A.

2. Untuk menentukan strategi mitigasi risiko sehingga potensi kerugian finansial

dapat diminimalisasi pada Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat –

Serbelawan Tahap 1 Zona 1A.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi PT Waskita Karya (Persero) Tbk – Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi

Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona 1A.

Memberikan sumbangan informasi berdasarkan hasil penelitian dan hasil

mitigasi risiko yang dituangkan pada implementasi manajerial proyek dan

saran yang positif dalam upaya selalu melakukan mitigasi risiko pada

pelaksanaan proyek serta selalu melakukan monitoring terhadap hasil mitigasi

risiko yang berpotensi dimungkinkan selalu muncul agar dapat diminimalisasi

segala potensi risiko pekerjaan pada pelaksanaan proyek, khususnya Proyek

Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona 1A.

2. Bagi Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen.

Menjadi sumber referensi pada pengembangan penelitian selanjutnya melalui

pengujian terhadap manajemen strategi perusahaan yang berkaitan dengan

upaya minimalisir risiko finansial melalui upaya mitigasi risiko pada

perusahaan jasa konstruksi.

Universitas Sumatera Utara


9

3. Bagi Program Studi Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara.

Menjadi bahan studi kepustakaan dan literatur internal, khususnya bagi

Pendidikan di Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Universitas

Sumatera Utara.

4. Bagi Peneliti

Menjadi sarana untuk memecahkan masalah praktek menggunakan metode

ilmiah dan memperluas pengetahuan pada konsentrasi manajemen strategi,

khususnya yang berkaitan dengan upaya melakukan mitigasi risiko dalam

meminimalisasi dan bahkan menghilangkan risiko-risiko pekerjaan pada

perusahaan jasa konstruksi.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian

ini, maka ruang lingkup dan batasan penelitian yang dilakukan meliputi:

1. Mitigasi risiko dilakukan pada Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat –

Serbelawan Tahap 1 Zona 1A sebagai studi penelitian.

2. Jumlah populasi responden sebanyak jumlah tim manajerial Proyek Jalan Tol

Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona 1A.

3. Resiko yang dianalisis adalah risiko yang berkaitan dengan mitigasi risiko

finansial Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona

1A.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Pengertian proyek

Kegiatan proyek merupakan suatu kegiatan sementara yang berlangsung

dalam jangka waktu terbatas, dengan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk

melaksanakan tugas yang sasaran dan tujuannya telah digariskan dengan jelas

(Soeharto, 1997). Dalam Proses mencapai hasil akhir kegiatan proyek tersebut telah

ditentukan batasan-batasan yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, jadwal

dan mutu yang harus dipenuhi. Ketiga batasan tersebut dikenal dengan istilah tiga

kendala (triple constrain). Menurut Kerzner (2006) manajemen proyek sukses atau

berhasil apabila proyek tersebut telah mencapai tujuan proyek yang diinginkan;

telah mencapai periode waktu yang dialokasikan; biaya yang dianggarkan; pada

level performa/teknologi yang diinginkan; diterima oleh pelanggan dan

menggunakan sumber daya yang ditentukan secara efektif dan efisien.

Proyek didefinisikan sebagai rangkaian aktifitas unik yang saling terkait

untuk mencapai suatu hasil tertentu dan dilakukan dalam periode waktu tertentu

pula (Santosa, 2009). Menurut Project Management Body of Knowledge (PMBOK)

Guide (2000) sebuah proyek memiliki beberapa karakteristik yaitu:

1. Sementara (temporary), yang berarti setiap proyek selalu memiliki jadwal yang

jelas kapan dimulai dan kapan diselesaikan.

2. Unik, yang artinya bahwa setiap proyek menghasilkan suatu produk, solusi,

service ataupun output tertentu yang berbeda-beda satu atau lainnya.

10

Universitas Sumatera Utara


11

3. Progressive elaboration, yang berarti setiap proyek terdiri dari langkah-

langkah yang terus berkembang dan berlanjut sampai proyek berakhir.

Menurut Ervianto (2001), proyek konstruksi mempunyai tiga karakteristik

yang dapat dipandang secara tiga demensi yaitu:

1. Bersifat unik: tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persis (tidak

ada proyek yang identik, yang ada adalah proyek sejenis), proyek bersifat

sementara dan selalu melibatkan grup pekerja yang berbeda.

2. Dibutuhkan sumber daya: setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya

yaitu tenaga kerja, uang, peralatan, metode dan material.

3. Organisasi: setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan di dalamnya

terlibat sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi. Dalam proses

mencapai tujuan proyek telah ditentukan tiga batasan/kendala (triple

constraint) yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, mutu dan jadwal

yang harus dipenuhi.

2.1.2 Pengertian risiko

Risiko merupakan kombinasi dari probabilitas suatu kejadian dan

konsekuensi dari kejadian tersebut, dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada

lebih dari satu konsekuensi untuk satu kejadian, dan konsekuensi bisa merupakan

hal yang positif maupun negatif (Shortreed, 2003). Definisi risiko menurut

Vaughan (1978), yaitu:

1. Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian)

2. Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian)

3. Risk is Uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian)

Universitas Sumatera Utara


12

Menurut The Institute of Risk Management (IRM) (2002), risiko dilihat dari

faktor internal dan faktor eksternalnya. Risiko proyek menurut The Institute of Risk

Management (IRM), 2002 dapat dikategorikan menjadi risiko operasional, risiko

finansial, risiko hazard, dan risiko strategis.

1. Risiko Operasional

Risiko ini timbul dari dalam perusahaan itu sendiri karena adanya kesalahan

dalam operasional perusahaan (Pramana, 2011). Kejadian risiko yang

berhubungan dengan operasional organisasi mencakup risiko yang

berhubungan dengan sistem organisasi, proses kerja, teknologi dan sumber

daya manusia (Santosa, 2009). Faktor-faktor dari risiko operasional antara lain

perijinan, kebijakan atau peraturan pemerintah, campur tangan pemerintah

(Wang, 2004), ketidaksesuaian peraturan dengan pelaksanaan, sumber daya

manusia, desain bermasalah (Jamil, 2008).

2. Risiko Finansial

Risiko yang berdampak pada kinerja keuangan organisasi seperti kejadian

risiko akibat dari fluktuasi mata uang, tingkat suku bunga termasuk risiko

pemberian kredit, likuiditas dan pasar (Santosa, 2009). Faktor-faktor yang

merupakan risiko finansial antara lain inflasi dan suku bunga, fluktuasi mata

uang asing, cost overrun (Firmansyah, 2006).

3. Risiko Hazard

Risiko yang berhubungan dengan kecelakan fisik seperti kejadian atau

kerusakan yang menimpa harta perusahaan dan adanya ancaman perusahaan

(Santosa, 2009). Hazard atau bahaya dalam Darmawi, 2010, adalah suatu

keadaan yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peristiwa

Universitas Sumatera Utara


13

yang menimbulkan kerugian. mengakibatkan menurunnya kinerja proyek yang

diterima oleh perusahaan. Faktor-faktor yang merupakan risiko hazard antara

lain ketidak stabilan politik, kredibilitas mitra lokal yang buruk, korupsi, force

majeure (Wang, 2004), akses lokasi (Jamil, 2008).

4. Risiko Strategis

Risiko strategis terjadi karena terpengaruhnya aspek keuangan perusahaan

akibat keputusan strategis yang tidak sesuai dengan lingkungan eksternal dan

internal perusahaan (Pramana, 2011). Risiko yang berkaitan dengan reputasi

organisasi kepemimpinan dan termasuk perubahan keinginan pelanggan

(Santosa, 2009). Faktor-faktor dari risiko strategi antara lain pengakhiran joint

venture, kompetisi, perlindungan intellectual property (Wang, 2004).

2.1.3 Manajemen risiko proyek

Secara umum manajemen risiko didefinisikan sebagai proses,

mengidentifikasi, mengukur dan memastikan risiko dan mengembangkan strategi

untuk mengelola risiko tersebut. Tujuan manajemen risiko adalah mencegah atau

mengurangi pengaruh tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga melalui

menghindari risiko atau mempersiapkan rencana kontingensi yang berkaitan

dengan risiko tersebut (Santosa, 2009). Dalam kerangka pemikiran teoritis ini,

menggambarkan adanya pengaruh risiko operasional, risiko finansial, risiko hazard,

dan risiko strategis terhadap kinerja proyek.

Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan

mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai

sasaran organisasi atau perusahaan yang telah ditentukan. Yang dimaksud dengan

proses adalah mengerjakan sesuatu dengan pendekatan yang sistematis. Sedang

Universitas Sumatera Utara


14

sumber daya perusahaan terdiri dari tenaga, keahlian, dana, dan informasi. Dalam

melaksanakan suatu manajemen dikenal kegiatankegiatan manajemen yang

merupakan langkah-langkah pokok dalam melaksanakan fungsi manajemen yang

baik. Langkah-langkah itu dikenal dengan fungsi-fungsi manajemen, yaitu

(Soeharto, 1997):

1. Merencakanan (Planning)

2. Mengorganisasi (Organizing)

3. Mengisi jabatan (Staffing)

4. Mengarahkan (Directing)

5. Mengendalikan (Controling)

2.1.4 Biaya proyek

Biaya proyek konstruksi (yang termasuk modal tetap) dapat dibagi dua,

yaitu (Sutjipto, 1985):

1. Biaya Langsung (Direct Cost) yang terdiri dari: Bahan/Material, Upah Buruh /

Man Power, dan Biaya Peralatan/ Equipments.

2. Biaya tak langsung (Indirect Cost) yang terdiri dari: Overhead, Biaya tak

terduga/ Contigencies, dan Keuntungan/ Profit.

2.1.5 Penjadwalan proyek

Penjadwalan menentukan kapan aktivitas-aktivitas dimulai, ditunda dan

diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber daya akan disesuaikan

waktunya menurut kebutuhan yang ditentukan. Semua kegiatan dalam suatu proyek

selanjutnya dihubungkan berdasarkan hubungan yang logis, sehingga membentuk

suatu jaringan pekerjaan (network diagram) yang berisi lintasan-lintasan peristiwa

dan kegiatan. Pada saat ini teknik penjadwalan yang umum digunakan adalah:

Universitas Sumatera Utara


15

1. Bar Chart dengan kurva S

2. Network Planning (Jaringan Kerja)

a. Activity On Arrow (AOA)

1) Metode Jalur Kritis (CPM)

2) Metode Teknik Evaluasi dan Review Proyek (PERT)

b. Activity On Node (AON) - Metode Diagram Precedence (PDM)

2.1.6 Pengendalian biaya

Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang

sesuai dengan sasaran perencanaan, merencanakan sistem informasi,

membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisa kemungkinan adanya

penyimpangan antara pelaksanaan dengan standar, kemudian mengambil tindakan

pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien

dalam rangka mencapai sasaran (Soeharto, 1997).

1. Pengendalian Pembiayaan

Yang dimaksud dengan pengendalian pembiayaan disini adalah bukan

pengendalian biaya (cost control) dalam rangka menekan biaya pelaksanaan,

tetapi merupakan kebijakan pembelanjaan melalui upaya-upaya agar realisasi

biaya yang terjadi sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan dan tidak berlebihan

(over stock) dan membatasi seminimal mungkin kegiatan yang belum dapat

ditagihkan pembayarannya.

2. Pengendalian Penerimaan

Yang dimaksud pengendalian penerimaan adalah suatu upaya agar realisasi

penerimaan dapat sesuai dengan jadwal atau bahkan kalau mungkin lebih maju

dari jadwal.

Universitas Sumatera Utara


16

2.2 Review Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai

tolak ukur dan acuan untuk menyelesaikannya, penelitian terdahulu memudahkan

penulis dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan

penelitian dari segi teori maupun konsep.

2.2.1 Kesamaan berdasarkan substansi

1. Rehacek (2017) dalam jurnalnya yang berjudul Risk Management in

Construction Projects telah melakukan penelitian terkait mitigasi risiko pada

proyek konstruksi dengan alokasi risiko proyek konstruksi menjadi tiga

kelompok yaitu risiko eksternal, risiko proyek dan risiko internal.

Berdasarkan hasil penelitiannya bahwa pengambilan keputusan sangat

penting dalam manajemen konstruksi seperti hasil penilaian risiko dalam

proyek konstruksi, pemilihan kontraktor maupun supplier. Setiap manajer

proyek harus memiliki pengetahuan dasar tentang risiko yang terkait dengan

suatu proyek dan cara menanganinya. Risiko dikelola setiap hari di industri

tetapi tidak sedemikian terstruktur seperti yang dijelaskan literatur. Beberapa

teori yang disediakan oleh literatur manajemen risiko tidak semuanya berlaku

untuk industri konstruksi. Seperti yang dikonfirmasi oleh peneliti lain,

pengetahuan tentang manajemen risiko hampir nol, meskipun konsep

manajemen risiko menjadi lebih populer di sektor konstruksi. Profesional di

industri konstruksi menggunakan teknik yang dijelaskan dalam literatur

tentang manajemen risiko tetapi tidak menyadarinya. Teknik manajemen risiko

jarang digunakan oleh peserta dalam proyek konstruksi. Para peserta biasa

menangani risiko dengan pendekatan informal. Teknik ini tidak digunakan

Universitas Sumatera Utara


17

karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran di kalangan industri konstruksi.

Teknik manajemen risiko harus diterapkan pada setiap proyek konstruksi pada

tahap awal proyek untuk mendapatkan manfaat maksimal dari teknik tersebut.

Oleh karena itu, ada kebutuhan yang berkembang untuk memiliki prosedur

yang terdokumentasi dengan baik yang harus menjadi solusi satu atap untuk

semua bahaya yang mungkin terjadi selama siklus hidup proyek. Seharusnya

ada pendekatan yang lebih sehat terhadap manajemen risiko dari pada

pendekatan sporadis saat ini terhadap risiko.

2. Al-Ajmi (2018) dalam jurnalnya yang berjudul Risk Management in

Constraction Projects telah melakukan mitigasi risiko pada proyek konstruksi

dengan menggunakan metodologi yang dapat meminimalkan risiko bagi semua

pihak yang terlibat dalam proyek. Tidak ada proyek yang sepenuhnya bebas

risiko. Namun sejumlah besar risiko dapat diminimalkan dengan hati-hati

menyusun dokumen kontrak. Metodologi tersebut harus dicapai dengan

mengidentifikasi risiko dalam proyek, bidang-bidang yang mempengaruhi

kinerja proyek secara luas, menganalisisnya, dan menentukan respons yang

sesuai untuk mengurangi risiko-risiko ini.

Berdasarkan hasil penilitiannya identifikasi risiko selama penyusunan

kontrak baru dan memberikan tanggapan yang sesuai untuk setiap yang

diidentifikasi risiko akan mengarah pada dampak positif pada proyek dalam

hal waktu, kualitas dan biaya. Respons untuk risiko negatif yang diidentifikasi

dikelola dengan menggunakan strategi menghindari risiko, mentransfer risiko,

memitigasi risiko, dan menerima risiko.

Universitas Sumatera Utara


18

3. Serpella (2014) dalam jurnalnya yang berjudul Risk Management in

Constraction Projects: a knowledge-based approach telah melakukan

penelitian mitigasi risiko dalam praktek manajemen risiko pada proyek

konstruksi dengan menggunakan pendekatan berbasis pengetahuan yang lebih

dititik beratkan pada manajemen proyek.

Berdasarkan hasil penelitiannya bahwa salah satu peran utama yang

dilakukan oleh manajer proyek adalah dapat melakukan manajemen risiko

proyek, namun tugas yang sangatr komplek dan akan menjadi tidak efisien jika

manajemen risiko yang baik tidak dilakukan sejak awal proyek. Evaluasi

praktik manajemen risiko dalam organisasi proyek konstruksi, dimana

manajemen risiko dalam bisnis konstruksi dan proyek konstruksi harus menjadi

bagian dari budaya organisasi.

2.2.2 Kesamaan berdasarkan metode

1. Tatan Rustandi (2017) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul Kajian

Risiko Tahap Pelaksanaan Konstruski Proyek Peningkatan Jaringan Irigasi

Bendung Leuwigoong telah melakukan penelitian terkait kajian risiko pada

untuk mendapatkan faktor risiko, yang paling dominan mempengaruhi

pembangunan proyek daerah irigasi bendung, besar dampak yang ditimbulkan

saat konstruksi dilaksanakan, penilaian klasifikasi risiko dan upaya

penanganan terhadap risiko yang muncul.

Metode yang dilakukan melalui survai untuk mengetahui berbagai

kemungkinan risiko konstruksi serta berapa besar konsekuensi atau dampak

risiko pada saat konstruksi tersebut. Data yang terkumpul dianalisis dengan

Universitas Sumatera Utara


19

metode deskritif dengan tahapan sebagai berikut: Indentifikasi risiko, Penilaian

risiko dan Penanganan risiko.

Hasil dari mitigasi risiko dari identifikasi awal faktor risiko pada

pelaksanan di Bendung Leuwigoong diperoleh 54 faktor risiko yang mungkin

terjadi, dan dari hasil analisis diperoleh 10 faktor yang paling besar probabilitas

dan dampak baiknya terhadap waktu maupun terhadap biaya. Didalam

memutuskan tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengelola risiko yang

terjadi yaitu 1) melakukan rekayasa lapangan antara pengguna jasa, pengawas

dan penyedia jasa, 2) membuat jaminan dari bank terkait dengan keadaan

keuangan dari pihak kontraktor, 3) mendapatkan data terkait cuaca dan BMKG

pada okasi proyek serta 4) penyediaan SDM dan alat. Sehingga segala jenis

risiko yang akan terjadi bisa di identifikasi sedini mungkin.

2.2.3 Resume hasil - hasil penelitian

Berdasarkan hasil-hasil resume penelitian menunjukkan bahwa:

1. Dalam setiap proyek konstruksi sangat penting dilakukan manajemen risiko

untuk menghindari kerugian atas biaya, mutu dan jadwal proyek.

2. Manajemen risiko merupakan Pendekatan yang dilakukan terhadap risiko yaitu

dengan memahami, mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko suatu proyek.

Kemudian mempertimbangkan apa yang akan dilakukan terhadap dampak

yang ditimbulkan dan kemungkinan pengalihan risiko kepada pihak lain atau

mengurangi resiko yang terjadi.

3. Penilaian risiko yang dilakukan meliputi: Identifikasi risiko, memahami

kebutuhan atau mempertimbangkan risiko, menganalisis dampak dari risiko

Universitas Sumatera Utara


20

tersebut/evaluasi risiko, menetapkan siapa yang bertanggung jawab terhadap

risiko tertentu (alokasi risiko).

4. Melakukan tindakan penanganan yang dilakukan terhadap risiko yang

mungkin terjadi (respon risiko) dengan cara: menahan risiko (risk retention),

mengurangi risiko (risk reduction), mengalihkan risiko (risk transfer),

menghindari risiko (risk avoidance).

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan pengertian, landasan teori, perumusan masalah, dan tujuan

penelitian, penulis membuat suatu hubungan dari variabel-variabel dan membuat

kerangka konseptual penelitian menjadi sbb:

Gambar 2.1 Kerangka konseptual

Universitas Sumatera Utara


21

2.4 Definisi Operasional

2.4.1 Mitigasi risiko

Risk response adalah tanggapan atau reaksi terhadap risiko yang dilakukan

oleh setiap orang atau perusahaan dalam pengambilan keputusan, yang dipengaruhi

oleh risk attitude dari pengambil keputusan (Flanagan dan Norman, 1993).

Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi risiko yang muncul tersebut disebut

tindakan mitigasi/penanganan risiko (risk mitigation). Risiko yang muncul kadang-

kadang tidak dapat dihilangkan sama sekali tetapi hanya dapat dikurangi sehingga

akan timbul residual risk (sisa risiko).

2.4.2 Faktor – Faktor risiko

Risk Identification (identifikasi risiko) adalah langkah pertama dan utama

dari proses manajemen risiko. Ini menggambarkan kondisi daya saing dan

klarifikasi faktor risiko dan ketidakpastian (Rutkauskas, 2008; Zayed, 2008)

pengakuan sumber risiko potensial dan tanggung jawab peristiwa ketidakpastian

(Asgari, 2016). Risiko proyek dapat dibagi menjadi tiga kelompok:

1. Risiko eksternal,

2. Risiko proyek, dan

3. Risiko internal.

Risiko eksternal adalah risiko yang berada di luar kendali tim manajemen

proyek. Risiko internal dapat dibagi menurut pihak yang mungkin merupakan

pencetus kejadian risiko seperti stakeholders, designer, contractor. Ada beberapa

klasifikasi metode manajemen risiko. Struktur alokasi risiko proyek konstruksi

dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Universitas Sumatera Utara


22

Gambar 2.2 Risk allocation structure in construction project (Zavadskas, 2008)

2.4.3 Indikator faktor risiko

Indikator faktor-faktor risiko pada proyek jasa konstruksi tersebut dapat

diuraikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Indikator faktor risiko

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kausal dengan

pendekatan kuantitatif untuk dapat memberikan suatu deskripsi yang akurat dan

sistematik tentang sesuatu keadaan dan hubungan yang terjadi antar keadaan yang

diteliti.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini difokuskan pada lokasi Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi

Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona 1A. Waktu penelitian ini adalah bulan

September 2019 – Nopember 2019.

3.3 Metodologi Pengumpulan Data

Penelitian yang dilakukan pada proses konstruksi Proyek Jalan Tol Tebing

Tinggi Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona 1A menggunakan metode wawancara

dan survey lapangan yang bertujuan untuk mendapatkan opini dari responden

mengenai risiko-risiko yang mungkin terjadi pada pelaksanaan konstruksi proyek

jalan tol. Proses penelitian ini dapat dilihat dari Gambar 3.1.

23

Universitas Sumatera Utara


24

Gambar 3.1 Alur penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pihak pelaku konstruksi yang terlibat

dan memiliki peranan serta sebagai penentu kebijakan (expert) dalam Proyek Jalan

Tol Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona 1A, yaitu:

1. Project Manager

Universitas Sumatera Utara


25

2. Site Contract Adsministration & Risk Manager

3. Site Engineering Manager

4. Site Operasional Manager

5. Site Procurement Logistic & Equipment Manager

6. Site Adsministrasi Manager

7. Site Contract Adsministration & Risk Officer

8. Site Engineering Officer

9. Junior Superintendent

10. Site Procurement Logistic & Equipment Officer

11. Site Adsministration Officer

3.3.2 Sampel

Penelitian ini menggunakan metode sampling non probability sampling

yaitu pengambilan sampling bukan acak. Dan jenis yang digunakan adalah

purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan terlebih dahulu menetapkan

tujuan perencanaan tertentu atau sudah ada predefinisi terhadap kelompok-

kelompok dan kekhususan yang dicari. Metode yang digunakan adalah expert

sampling yaitu penentuan sampel yang diketahui mempunyai pengalaman maupun

keahlian dalam suatu bidang. Jumlah responden dalam penelitian ini diambil

berdasarkan metode non probability sampling yaitu tanpa rumus dan diambil

berdasarkan keahliannya, dengan menggunakan sampel jenuh, karena semua

populasi akan diambil sebagai sampel.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan menggunakan

kuesioner serta kunjungan lapangan dengan responden yang berkompeten dan

Universitas Sumatera Utara


26

berpengalaman (expert). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan

kuesioner mengenai penilaian risiko (risk assessment) tentang opini responden baik

mengenai kemungkinan kejadian (likelihood to accurrence) maupun pengaruh

(potensial consequences) risiko.

3.5 Teknik Analisis Data

1. Identifikasi dan klasifikasi faktor risiko

Pada tahap ini dilakukan studi literasi tentang faktor risiko apa saja yang

relevan dan mungkin terjadi pada proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat –

Serbelawan Tahap 1 Zona 1A, dari beberapa sumber data sekunder dan data

primer dilakukan survai atau kuesioner kepada expert dilapangan.

2. Analisis data hasil kuesioner 1 berdasarkan survai lapangan 1

Pada analisis ini digunakan skala guttman, yaitu skala yang digunakan untuk

jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. (Ridwan, 2010:89). Dalam

skala guttman ini untuk menentukan relevan atau tidak relevannya variabel

risiko dengan mengunakan penilaian Iya/Tidak yaitu jika jawaban Iya = Skor

1, dan jika jawaban Tidak = Skor 0, dan untuk kumulatif perhitungan data hasil

kuesioner menggunakan rumus:

P x 100% (1)

dimana:

P = presentase,

F = frekuensi jawaban, dan

N = jumlah responden.

Universitas Sumatera Utara


27

Setelah data dianalisis dan diketahui mana saja faktor risiko yang relevan,

selanjutnya dilakukan survai ke 2 untuk mengetahui tingkat probabilitas dan

dampaknya risiko tersebut (penilaian risiko).

3. Analisis data hasil kuesioner 2 berdasarkan survai lapangan 2

Setelah data dari kuesioner ke 2 dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan

severity index (SI), FI menunjukkan indeks frekuensi dari kemunculan faktor-

faktor risiko yang potensial terjadi pada pelaksanaan peningkatan jaringan

irigasi, dan SI menunjukkan indeks dampak setiap faktor-faktor risiko bila

variabel risiko itu terjadi terhadap dampak risiko.

Dalam perhitungan Severity Index, rumusnya adalah sebagai berikut:

(2)

dimana:

ai = Konstanta penilai

xi = Frekuensi responden

I = 0,1,2,3,4,…...n

x0, x1, x2, x3, x4, = respon frekuensi responden

a0 = 0, a1 = 1, a2 = 2, a3 = 3, a4 = 4

x0 = frekuensi responden “sangat rendah/kecil” dari survey, maka a0 = 0

x1 = frekuensi responden “sangat rendah/kecil” dari survey, maka a1 = 1

x2 = frekuensi responden “rendah/kecil” dari survey, maka a2 = 2

x3 = frekuensi responden “tinggi/besar” dari survey, maka a3 = 3

x4 = frekuensi responden “sangat tinggi/besar” dari survey, maka a4 = 4

Universitas Sumatera Utara


28

3.6 Analisis dan Hasil Faktor Risiko

Data hasil survei kedua dilakukan analisis secara menyeluruh menggunakan

skala penilaian dan dampak sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Klasifikasi skala penilaian dan dampak

3.7 Risk Ranking

Risk ranking adalah hasil pengolahan data berdasarkan waktu dan biaya

yang dilakukan pada tahap analisis data menggunakan persamaan faktor risiko yang

didefinisikan sebagai perkalian antara besaran masing-masing dampak dan

probabilitas kejadian risiko (Pusjatan, 2005), yang dihitung dari persamaan berikut

ini yaitu:

FR = (L+I) – (LxI) (3)

dengan:

FR = Faktor risiko, dengan skala 0-1,

L = Probabilitas kejadian risiko (0 – 100%),

I = Besaran dampak risiko.

Universitas Sumatera Utara


29

3.8 Matriks Risiko

Setelah diketahui faktor kemungkinan (probability) dan dampak (impact)

risiko yang terjadi, maka dilanjutkan dengan analisis risiko menggunakan matriks

probabilitas dan dampak. Menurut Williams (1993) Probability Impact Matrix

adalah sebuah pendekatan yang dikembangkan menggunakan dua kriteria yang

penting untuk mengukur risiko, yaitu:

1. Kemungkinan (Probability), adalah kemungkinan (probability) dari suatu

kejadian yang tidak diinginkan.

2. Dampak (Impact), adalah tingkat pengaruh atau ukuran dampak (Impact) pada

aktifitas lain, jika peristiwa yang tidak diinginkan terjadi.

Tingkat risiko merupakan perkalian dari skor probabilitas dan skor dampak

yang didapat dari responden (Well-Stam, 2004). Untuk mengukur risiko dapat

menggunakan rumus:

R=PxI (4)

dimana:

R = Tingkat Risiko,

P = Kemungkinan (Probability) risiko yang terjadi,

I = Dampak (Impact) Risiko yang terjadi.

5 5 10 15 20 25 Risiko Tinggi
4 4 8 12 16 20 Risiko Sedang
Probability

3 3 6 9 12 15 Risiko Rendah
2 2 4 6 8 10
1 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Impact
Gambar 3.2 Matriks peta risiko

Universitas Sumatera Utara


30

Proses pengerjaan matriks probabilitas dan dampak adalah dengan cara

memplotkan nilai risiko yang telah didapat ke dalam matriks. Setelah itu didapat

nilai yang dijadikan acuan untuk mengetahui risiko-risiko mana saja yang

kemungkinan terjadinya besar dan menimbulkan dampak yang signifikan.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran umum PT Waskita Karya (Persero) Tbk

PT Waskita Karya (persero) Tbk didirikan pada 1 Januari 1961 Waskita

Karya adalah salah satu perusahaan negara terkemuka di Indonesia yang berperan

besar dalam pembangunan negara. Berasal dari perusahaan Belanda bernama

"Volker Aannemings Maatschappij N.V.", yang diambil alih berdasarkan

Keputusan Pemerintah No.62 / 1961, Waskita Karya awalnya telah mengikuti

perkembangan terkait air termasuk reklamasi, pengerukan, pelabuhan dan irigasi.

Namun, sejak tahun 1973, status hukum Waskita Karya telah berubah

menjadi "Persero" PT. Waskita Karya, dengan panggilan yang lebih familliar

"Waskita". Sejak saat itu, perusahaan mulai mengembangkan bisnisnya sebagai

kontraktor umum yang terlibat dalam berbagai kegiatan konstruksi yang lebih luas

termasuk jalan raya, jembatan, pelabuhan, bandara, bangunan, pabrik limbah,

pabrik semen, pabrik dan fasilitas industri lainnya.

Pada tahun 1980, Waskita mulai melakukan berbagai proyek yang

melibatkan teknologi maju. Pengalihan teknologi dilakukan melalui aliansi bisnis

berupa joint operation dan joint venture dengan perusahaan asing terkemuka.

Prestasi signifikan dan menonjol yang menjadi kebanggaan nasional adalah

Bandara Sukarno-Hatta, Reaktor Serbaguna Siwabessy, dan Pembangkit Listrik

Tenaga Uap Muara Karang di Jakarta.

31

Universitas Sumatera Utara


32

Memasuki tahun 1990, Waskita telah menyelesaikan gedung bertingkat

tinggi dengan reputasi baik seperti BNI City (gedung tertinggi di Indonesia),

Gedung Kantor Bank Indonesia, Menara Graha Niaga, Menara Mandiri Plaza,

Hotel Shangri-La dan beberapa apartemen bertingkat. Bangunan di Jakarta dan

kota-kota lain di Indonesia.

Waskita telah mencapai kinerja yang luar biasa dalam pembangunan

jembatan beton pratinjau jangka panjang dengan menggunakan sistem kantilever

gratis dengan berhasil menyelesaikan tiga jembatan: Raja Mandala, Rantau

Berangin, dan Barelang IV. Prestasi besar lainnya dengan menggunakan teknologi

serupa telah dilakukan dalam pembangunan jembatan darat dan kabel yang

"Pasteur-Cikapayang-Surapati" di Bandung. Kisah sukses yang sama juga dicapai

dalam pembangunan beberapa bendungan utama seperti Pondok, Grogkak, Tilong,

Gapit, dan Sumi, yang selesai lebih cepat dari jadwal dengan kualitas memuaskan.

Upaya untuk selalu mengutamakan kualitas sebelum hal lain

memungkinkan Waskita memperoleh sertifikasi ISO 9002: 1994 pada bulan

November 1995; Yang menjadi pengakuan internasional yang meyakinkan

mengenai Sistem Manajemen Mutu ISO yang diterapkan oleh perusahaan dan titik

awal menuju era persaingan global. Pada bulan Juni 2003, Waskita telah berhasil

memperbarui Sistem Manajemen Mutu dan dapat memperoleh sertifikasi ISO 9001:

2000. Hal ini menjadi indikasi kuat bagaimana perusahaan memahami dan selalu

berusaha untuk memenuhi kebutuhan spesifik pelanggannya.

4.1.2 Visi, misi dan budaya PT Waskita Karya (Persero) Tbk

Visi dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk menjadi perusahaan Indonesia

terpercaya dan berkelanjutan di bidang konstruksi terintegrasi dan investasi.

Universitas Sumatera Utara


33

Misi PT Waskita Karya (Persero) Tbk meningkatkan nilai perusahaan yang

berkelanjutan dengan:

1. Mengembangkan sistem dan teknologi yang terintegrasi,

2. Membangun fundamental keuangan yang kuat,

3. Menerapkan Enterprise Risk Management yang prima,

4. Membentuk SDM yang kompeten dan berkinerja unggul,

5. Mencapai portofolio yang seimbang melalui investasi di bidang usaha baru.

Nilai budaya perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk disingkat IPTEx.

Integrity : Jujur, Adil, Disiplin, Beretika Kehidupan, Berdedikasi

Professionalism : Perencanaan yang Detail, Eksekusi yang Efektif dan Efisien,

Mengevaluasi terus menerus, Melakukan Perbaikan terus

menerus, Militan

Team Work : Terbuka, Peduli, Komunikatif, Partisipatif, Flexible

Excellence : Mencintai Pekerjaan, Berorientasi QDC (Quality, Delivery,

Cost) dan QHSE (Quality, Health, Safety, Environment)

Terbaik.

4.1.3 Gambaran umum Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat –

Serbelawan Tahap 1 Zona 1A

Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona 1A,

merupakan bagian Program Strategis Nasional (PSN) Seksi 3 dari ruas jalan tol

Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat yang pengerjaannya dilakukan oleh 3

BUMN yang bersinergi dalam satu wadah yaitu PT Hutama Marga Waskita

(Humawas), dengan panjang 7,5 km dengan lokasi STA. 6+000 sampai dengan

STA. 13+500. Pembangunan tol yang nantinya akan terhubung dengan tol Trans

Universitas Sumatera Utara


34

Sumatera ini, mampu mempercepat perjalanan menuju kawasan destinasi Danau

Toba, yang terkoneksi baik dari Kuala Tanjung maupun ke destinasi Kawasan

Danau Toba. Jadwal pelaksanaan proyek adalah tanggal 12 Juni 2019 sampai

dengan 11 Juni 2021, dengan jangka waktu masa pemeliharaan adalah 1095 hari

kalender. Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona 1A

dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Sifat kontrak pada proyek ini

adalah kontrak lumpsum, dengan sisitem pembayaran termin adalah progress

payment. Peta lokasi Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan Tahap

1 Zona 1A dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Peta lokasi Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat - Serbelawan
Tahap 1 Zona 1A

Universitas Sumatera Utara


35

4.1.4 Struktur organisasi Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat –

Serbelawan Tahap 1 Zona 1A

Struktur organisasi yang digunakan pada Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi

Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona 1A berdasarkan Surat No.57/WK/SCM/2019

tanggal 17 Juli 2019, Perihal Nomor AB, Profit Centre, ID Project dan ID

Procurement Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat (Zona 1 dan 1A). Sebagai

organisasi yang terpisah dari organisasi induk menjadi organisasi tersendiri dalam

staf teknis tersendiri, adminsitrasi tersendiri dan ikatan dengan organisasi berupa

laporan kemajuan atau kegagalan yang dilakukan secara periodik. Pimpinan proyek

(Project Manager) dapat melakukan pengadaan sumber daya dari luar seperti sub-

kontraktor atau supplier selama sumber daya tersebut tidak tersedia atau tidak

efektif dan efisien bila diselenggarakan secara internal. Struktur organisasi Proyek

Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona 1A dapat dilihat pada

Gambar 4.2 berikut.

Sumber: Surat SVP No. 57/WK/SCM/2019 tanggal 17 Juli 2019

Gambar 4.2 Struktur organisasi Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat -
Serbelawan Tahap 1 Zona 1A

Universitas Sumatera Utara


36

4.1.5 Karakteristik responden

Metode sampling yang digunakan adalah non probability sampling yaitu

pengambilan sampling bukan acak. Dan jenis yang digunakan adalah purposive

sampling yaitu pengambilan sampel dengan terlebih dahulu menetapkan tujuan dan

perencanaan tertentu atau sudah ada predefinisi terhadap kelompok – kelompok dan

kekhususan yang dicari. Metode yang digunakan adalah expert sampling yaitu

penentuan sampel yang diketahui mempunyai pengalaman atau keahlian dalam

suatu bidang. Jumlah responden dalam penelitian ini diambil berdasarkan metode

non probability sampling yaitu tanpa rumus dan dapat diambil berdasarkan

kepakarannya. Responden dalam penelitian ini dipilih berdasarkan keterlibatan

pada Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona 1A yang

memiliki jabatan sesuai keahlian di proyek. Pada penelitian ini ada 11 responden

yang ditunjuk. Hasil karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai

berikut.

Tabel 4.1 Karakteristik responden Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat -
Serbelawan Tahap 1 Zona 1A

Sumber: Sumber Olahan, 2019

Universitas Sumatera Utara


37

Berdasarkan data responden dari Tabel 4.1 didapatkan beberapa informasi

tentang profil responden, yaitu jabatan para responden di Proyek Jalan Tol Tebing

Tinggi Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona 1A, pendidikan terahir dan juga

lamanya pengalaman kerja dari responden. Dari data Tabel 4.1 komposisi

responden terdiri dari 1 responden Project Manager (PM), 5 responden Manager

masing-masing bidang, serta 5 responden staf (officer) masing-masing bidang.

Sumber: Sumber Olahan, 2019

Gambar 4.3 Pengalaman kerja responden

Dari data survey didapat data mengenai pengalaman kerja responden. Dari

data tersebut didapat 8 responden 0 – 10 tahun, 2 responden 11 – 20 tahun, dan 1

orang responden 21 – 30 tahun.

4.1.6 Penentuan risiko-risiko yang relevan

Berdasarkan analisis hasil data penilaian responden pada lampiran 1, hasil

perhitungan relevansi fakor risiko menunjukkan, berdasarkan hasil survey ada 11

responden yang ditunjuk. Variabel risiko dapat dikatakan relevan jika lebih dari

50% responden menjawab relevan. Jika diketahui minimal 6 responden menyatakan

Universitas Sumatera Utara


38

risiko tersebut relevan, maka risiko tersebut dinyatakan relevan atau variabel risiko

tersebut mungkin dapat terjadi pada proyek. Dari analisis hasil data penilaian

responden terhadap 90 faktor risiko, yang teridentifikasi terdapat 78 risiko yang

relevan, sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran 2.

Setelah data analisis dan diketahui faktor risiko yang relevan, selanjutnya

dilakukan analisis data untuk mengetahui tingkat probabilitas dan dampaknya

risiko.

4.1.7 Tingkat analisis risiko

Data penilaian responden selanjutnya dianalisis dengan menggunakan

severity index (SI), SI menunjukkan indeks frekuensi dari kemunculan faktor-faktor

risiko yang potensial terjadi pada pelaksanaan Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi

Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona 1A, dan SI menunjukkan indeks dampak setiap

faktor-faktor risiko itu terjadi.

Data hasil survey dilakukan analisis secara menyeluruh menggunakan skala

penilaian dan dampak sebagaimana telah dijelaskan pada tabel 3.1. Data hasil

perhitungan faktor risiko yang relevan beserta probablitas dan dampaknya

menggunakan severity indeks, dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.1.8 Risk ranking

Risk rangking adalah pengolahan data berdasarkan dampak yang dilakukan

pada tahap analisis data menggunakan persamaan faktor risiko yang didefinisikan

sebagai perkalian antara besaran masing – masing dampak dan probabilitas

kejadian risiko (Pusjatan, 2005), yang dihitung menggunakan persamaan berikut ini

yaitu:

Universitas Sumatera Utara


39

FR = (L+I) – (LxI) (3)

Hasil perhitungan analisis Faktor Risiko (FR) dan anilisis level risiko (risk

rangking) untuk 78 variabel risiko pelaksanaan Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi

Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona 1A, pada Lampiran 4.

4.1.9 Matriks risiko

Kategori risiko dibagi atas 4 kuadran, yaitu; (i) risiko rendah, dimana risiko

biasanya diabaikan karena probabilitas kejadiannya relatif rendah dan kalaupun

terjadi, maka dampaknya relatif kecil, (ii dan iii) risiko sedang, dimana salah satu

dari probabilitas ataupun dampaknya relatif rendah, sehingga perlu dilakukan

langkah-langkah antisipasi untuk mengelolanya, dan (iv) risiko tinggi, dimana

probabilitas kejadiannya dan dampaknya relatif tinggi. sehingga perlu dibuat

rencana pengelolaan dan penurunan risiko yang mungkin terjadi.

Hasil analisis level risiko, untuk level risiko pada pelaksanaan Proyek Jalan

Tol Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona 1A dapat dilihat pada

Lampiran 5.

Dari data Lampiran 5, dapat kita lihat bahwa hasil perhitungan risiko yang

ada dapat dipetakan kedalam peta risiko. Peta risiko ini menunjukkan letak dari

risiko berdasarkan levelnya. Peta risiko digunakan untuk mengevaluasi risiko yang

ada. Risiko – risiko yang dievaluasi adalah risiko yang tergolong tinggi saja, karena

mempunyai potensi besar mempengaruhi pelaksanaan proyek. Berdasarkan data

dari lampiran 4 terdapat 42 faktor risiko yang tergolong tinggi, 33 faktor risiko yang

tergolong sedang dan 3 faktor risiko yang tergolong rendah. Besaran masing-

masing level risiko dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Universitas Sumatera Utara


40

Sumber: Sumber Olahan, 2019

Gambar 4.4 Presentase level risiko

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji dan menilai risiko-risiko yang

mungkin atau potensial terjadi dalam pelaksanaan Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi

Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona 1A guna menentukan tindakan yang harus

diambil guna mencegah dan menangani risiko yang terjadi pada pelaksanaan

Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona 1A.

Berdasarkan data analisis penilaian responden, gambaran presentase untuk faktor

risiko yang relevan dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Sumber: Sumber Olahan, 2019

Gambar 4.5 Presentase tingkat penerimaan risiko

Universitas Sumatera Utara


41

Dari hasil analisis didapatkan 19 kategori risiko dan 78 faktor risiko yang

relevan terjadi pada Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan Tahap 1

Zona 1A, faktor risiko dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Faktor risiko yang relevan atas analisis penilaian responden

Klasifikasi Risiko Kode Faktor Risiko

Apakah Kebijakan Pemerintah terkait PSN


A. Risiko Politik A1 (Proyek Strategis Nasional) mempengaruhi
pelaksanaan proyek

A2 Apakah masalah perijinan rumit

A3 Perubahan Peraturan Pemerintah

A4 Ketidakstabilan moneter

B. Ekonomi B1 Ketersediaan Dana

B2 Keterlambatan pembayaran oleh pemilik

B3 Inflasi

B4 Fluktuasi

C. Sosial C1 Gangguan keamanan


Kondisi budaya dan adat istiadat masyarakat
C2
sekitar lokasi proyek
C3 Masalah sosial (lingkungan sekitar)

C4 Hari libur keagamaan atau hari libur lainnya

D. Kondisi Cuaca D1 Curah Hujan yang tinggi

D2 CuacaEkstrim (Angin, Asap)

E. Risiko Waktu E1 Keterlambatan penerbitan SPMK

E2 Keterlambatan pembebasan lahan

E3 Keterlambatan pengadaan material

Universitas Sumatera Utara


42

Klasifikasi Risiko Kode Faktor Risiko

E4 Keterlambatan pengadaan Alat

E5 Keterlambatan approval gambar

E6 Keterlambatan approval material


Keterlambatan approval ijin pelaksanaan
E7
pekerjaan
F. Risiko Biaya F1 Harga Material lebih mahal

F2 Penambahan biaya sewa alat

F3 Upah pekerjaan lebih mahal

F4 Biaya pemeliharaan Alat tinggi

F5 Biaya operasional tinggi

F6 Tingginya biaya koordinasi

F7 Biaya overtime akibat kondisi alam


Rework akibat kualitas pekerjaan yang tidak
G. Risiko Mutu (Quality) G1
sesuai spesifikasi
Risiko pada saat pengetesan pekerjaan secara
G2
berkala
G3 Akibat dari defective workmanship
Tidak tersedianya/kurangnya tenaga kerja
G4
berkeahlian khusus
Differing site conditions misalnya kondisi
H. Risiko Konstruksi H1
tanah/ batuan/ galian di luar perkiraan
Adanya perubahan design selama proses
H2
konstruksi
Perbedan hasil pengukuran volume pekerjaan
H3
awal dengan kondisi aktual
Ketidaktepatan dalam penggunaan metode
H4
kerja
H5 Keterlambatan dalam penanganan masalah

I. Risiko Teknologi I1 Metode kerja kurang baik/kurang efisien;


Proyek dengan teknologi khusus yang belum
I2
dikenal baik
I3 Kerugian terhadap kesalahan desain
Kesalahan dalam memahami hal-hal teknis
I4
mengenai kontruksi dan metode kerjanya
Universitas Sumatera Utara
43

Klasifikasi Risiko Kode Faktor Risiko

Kurangnya jumlah personil yang


J. Risiko Sumber Daya J1
berkompeten
J2 Produktivitas pekerja yang rendah
Kepindahan/tidak berperannya tenaga kerja
J3
inti/senior
J4 Tenaga kerja yang kurang kompeten

J5 Perselisihan tenaga kerja

K. Risiko Tim Proyek K1 Kekurangan personil dalam pengawasan

K2 Kurangnya koordinasi antar bagian

K3 Kurangnya memonitor dalam pengawasan


Konflik antar bagian yang tidak segera
K4
diselesaikan
Pelaksanaan pengawasan pekerjaan tidak
K5
sesuai prosedur
Keterlambatan akibat lamanya keputusan
L. Risiko Stakeholder L1 diambil atau tidak disetujuinya langkah
percepatan yang diperlukan
Peningkatan biaya akibat hambatan
L2 stakeholder terhadap approval langkah untuk
mengatasi risiko proyek
Hal-hal yang tidak diharapkan akibat
L3
tingginya konflik yang tidak teratasi
Kurangnya survey pendahuluan tentang
M. Risiko Perencanaan M1
lokasi proyek
M2 Data-data dari owner yang kurang lengkap

Adanya ketidaksesuaian gambar rencana dan


M3
kondisi riil di lokasi proyek
Adanya kesalahan perhitungan volume
pekerjaan oleh konsultan perencana sehingga
M4
menyebabkan additional work pada saat
pelaksanaan proyek
Adanya additional work yang melebihi 10%
M5
dari nilai kontrak
Adanya perbedaan spesifikasi teknis
(technical specification ), gambar rencana
M6
(drawings ) dan rencana anggaran biaya (bill
of quantity )

Universitas Sumatera Utara


44

Klasifikasi Risiko Kode Faktor Risiko

N. Risiko Kontraktor N1 Keterlambatan penyerahan lahan oleh owner

Denda akibat keterlambatan penyelesaian


N2
pekerjaan

N3 Keterlamabatan pembayaran termin

N4 Cacat material akibat kelalaian pekerjaan


Kelebihan volume akibat kesalahan
N5
perhitungan akibat kontrak Lumpsum
Kesalahan estimasi biaya penawaran
O. Risiko Subkontraktor O1
pekerjaan
Kerugian beruntun akibat defective
O2
material/workmanship
Biaya tambahan untuk kerja lembur dan
O3
pengangkutan cepat
Kondisi cuaca yang tidak mendukung
O4
pekerjaan
Spesifikasi material tidak sesuai dengan
P. Risiko Supplier P1
kontrak
P2 Keterlambatan pengiriman material

Keamanan di lingkungan proyek yang


P3
mengancam pengadaan material dan peralatan
Perbedaan volume pengiriman dengan
P4
penerimaan dilapangan
P5 Keterlambatan pembayaran
Kepindahan/tidak berperannya tenaga kerja
Q. Risiko Tim Kerja Q1
inti/senior
Q2 Tenaga kerja yang kurang kompeten

Q3 Produktivitas tenaga kerja yang rendah

Q4 Perselisihan tenaga kerja

Q5 Keterlambatan dalam memecahkan masalah

Universitas Sumatera Utara


45

Klasifikasi Risiko Kode Faktor Risiko

R. Risiko Pekerjaan Kurangnya perhatian dan aplikasi aspek aspek


R1
Lapangan K3 dilapangan

R2 Kecelakaan kerja akibat fisik proyek

R3 Metode kerja kurang baik/kurang efisien

R4 Kinerja subkontraktor yang buruk

R5 Losses penggunaan material

R6 Kesulitan mobilisasi alat dan material

S. Risiko Dokumen dan Kontrak dengan pasal-pasal yang tidak


S1
Informasi menguntungkan pihak proyek

Kesalahan dalam memahami hal-hal teknis


S2
mengenai kontruksi dan metode kerjanya
Risiko bagian kontrak kerja yang telah
S3
diserahterimakan
Dokumen pekerjaan penting yang tidak
S4
terarsip dengan baik

Kurang teliti dan memahami isi pasal kontrak


S5
hak dan kewajiban

Sumber: Hasil Penelitian, 2019 (Data diolah)

4.2.1 Deskriptif hasil analisis

Berdasarkan hasil analisis terhadap 78 faktor risiko di atas didapat kan 12

ranking terbesar faktor risiko yang memiliki probabilitas dampak terbesar

sebagaimana terlihat pada Tabel 4.3.

Universitas Sumatera Utara


46

Tabel 4.3 Ranking faktor risiko atas hasil analisis probabilitas dampak

There are no sources in the current document.bSumber: Hasil Penelitian, 2019 (Data diolah)

Apabila dari hasil analisis terdapat hasil perhitungan yang sama, maka

tujuan dari ranking faktor risiko adalah untuk dapat menganalisis faktor risiko yang

paling besar nilai dampak muncul setelah hasil pengolahan data untuk selanjutnya

dapat dilakukan mitigasi dari faktor risiko tersebut.

4.2.2 Alokasi risiko

Pada tahap ini risiko-risiko yang termasuk kategori risiko tinggi

dialokasikan kepemilikannya pada pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek

yaitu pemilik proyek, konsultan dan kontraktor. Sehingga semua risiko-risiko

tersebut berada di bawah kontrol masing-masing pihak dan dapat tertangani dengan

baik, dengan demikian potensi kerugian akibat terjadinya risiko tersebut dapat

Universitas Sumatera Utara


47

dikendalikan dengan optimal sesuai dengan kepemilikan potensi risiko yang

muncul, adapun data alokasi disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Alokasi faktor risiko atas kepemilikan pihak yang terlibat proyek

Sumber: Hasil Penelitian, 2019 (Data diolah)

Berdasarkan data Tabel 4.4 Alokasi faktor risiko atas kepemilikan pihak

yang terlibat pada pelaksanaan proyek, pihak pengguna jasa dalam hal ini sebagai

pemilik proyek (owner) merupakan pihak yang paling besar pengaruhnya dalam

memunculkan potensi risiko. Dari data tabel pemetaan alokasi risiko hampir semua

dari klasifikasi ranking risiko yang terbesar alokasi kepemilikan munculnya risiko

berada pada pihak pemilik proyek dalam hal ini pengguna jasa, berikutnya dari

pihak kontraktor sebagai penyedia jasa dan pihak konsultan.

Universitas Sumatera Utara


48

4.2.3 Mitigasi risiko

Risiko dengan kategori risiko tinggi perlu mendapatkan perhatian khusus,

karena risiko-risiko ini akan mempunyai dampak yang signifikan terhadap

pelaksanaan proyek. Pada tahap ini akan diidentifikasi tindakan-tindakan mitigasi

yang diperlukan untuk meminimalisir akibat risiko itu.

Berdasarkan hasil penelitian penerimaan risiko dan penilaian risiko

dihasilkan risiko yang tergolong risiko tinggi (high risk) terbesar adalah yang

bersumber dari risiko proyek dan risiko internal. Dengan demikian penanganan

risiko lebih menitikberatkan pada proses perencanaan pelaksanaan proyek atau

bagaimana manajemen konstruksi dapat diaplikasikan di lapangan untuk mencapai

sasaran atau tujuan proyek, proyek konstruksi sipil mempunyai karakteristik yang

berbeda dengan proyek industri lainnya yaitu mempunyai sifat yang unik dan

tunggal. Kondisi ini menuntut adanya perencanaan dan program pembangunan

yang berbeda dengan proyek-proyek sebelumnya. Konsekuensi dari karakteristik

proyek jasa konstuksi ini adalah menimbulkan kebutuhan suatu teknik atau

manajemen yang lebih fleksibel untuk dapat diaplikasikan di berbagai proyek.

Pengelolaan proyek akan berhasil baik jika semua fungsi manajemen dijalankan

secara efektif. Hal ini dapat dicapai dengan menyediakan sumber daya yang

dibutuhkan untuk melaksanakan setiap fungsi dan menyediakan kondisi yang tepat

sehingga memungkinkan setiap personil proyek untuk melaksanakan tugasnya

masing-masing.

Setelah seluruh faktor risiko dapat diidentifikasi, diukur dan dianalisis,

maka tahap selanjutnya adalah memutuskan tindakan apa yang akan dilakukan

Universitas Sumatera Utara


49

untuk mengelola risiko tersebut sebelum maupun apabila terjadi. Berikut ini adalah

data mitigasi risiko yang sudah teridentifikasi dan telah dianalisis:

1. Keterlambatan Penerbitan SPMK

Klasifikasi Risiko:

Keterlambatan Penerbitan SPMK masuk dalam jenis klarifikasi risiko waktu, yang

berpotensi menimbulkan beberapa dampak, antara lain:

a. Keterlambatan penyerapan progress pekerjaan, akibat penerbitan SPMK

yang tidak segera dikeluarkan oleh pihak pengguna jasa (owner), sehingga

lahan kerja yang banyak belum diserahterimakan, yang berdampak pada

sequence of work (urut-urutan pelaksanaan pekerjaan) sesuai jadwal

pekerjaan yang sudah disepakati.

b. Keterlambatan waktu penyelesaian pekerjaan sesuai dengan kontrak kerja

akibat keterlambatan penerbitan SPMK.

Upaya mitigasi risiko:

Untuk dapat mengendalikan dampak risiko dari keterlambatan penerbitan SPMK,

maka beberapa upaya mitigasi dapat dilakukan, sebagai berikut:

a. Sebagai pihak penyedia jasa yang sangat besar terkena dampak risiko akibat

keterlambatan penerbitkan SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja), maka

segera bersurat ke pihak Pengguna Jasa terkait risiko yang akan timbul

apabila SPMK tidak segera diterbitkan maka, pihak Penyedia Jasa (PT

Waskita Karya) akan mengajukan klaim terhadap waktu penyelesaian dan

penambahan Biaya Adsministrasi Proyek yang timbul.

b. Melampirkan data-data kesepakatan perjanjian kerja yang sudah legal

(resmi) sebagai backup data dasar pengajuan untuk segera SPMK dapat

Universitas Sumatera Utara


50

diterbitkan oleh pihak pengguna jasa. Adapun data-data yang diperlukan

sebagai bahan lampiran diantaranya jadwal rencana kerja yang sudah

ditandatanganai sesuai dokumen kontrak, pasal-pasal dalam kontrak kerja

terkait syarat dimulainya pekerjaan, serta menyiapkan perhitungan

penambahan biaya sebagai dampak keterlambatan penerbitan SPMK yang

berpengaruh pada biaya operasional penyelesaian pekerjaan.

2. Keterlambatan pembebasan lahan

Klasifikasi Risiko:

Keterlambatan pembebasan lahan masuk dalam jenis klarifikasi risiko waktu,

potensi dampak risiko yang mungkin terjadi, antara lain:

a. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan sesuai jadwal yang disepakati dan

ditentukan bersama, akibat adanya lahan yang belum dibebaskan oleh pihak

pengguna jasa (owner), sehingga berdampak pada sequence of work (urut-

urutan pelaksanaan pekerjaan) sesuai jadwal pekerjaan yang sudah

disepakati, dan dapat berakibat pada kelanjutan maupun penyelesaian

pekerjaan pada lahan kerja yang lainnya.

b. Keterlambatan waktu penyelesaian pekerjaan akibat lahan kerja yang belum

dibebaskan oleh pihak pengguna jasa berakibat mundurnya waktu

pengerjaan yang pada ahirnya menyebabkan keterlambatan penyelesaian

pekerjaan.

Upaya mitigasi risiko:

Agar dapat mengendalikan dampak risiko dari keterlambatan pembebasan lahan,

maka beberapa upaya mitigasi dapat dilakukan, sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


51

a. Menerbitkan surat ke pihak Pengguna Jasa terkait lokasi lahan yang belum

bebas, yang akan berdampak pada mundurnya target penyelesaian

pekerjaan, dan kemunduran penyelesaian pekerjaan yang terjadi akan

berakibat pada penambahan biaya, sebab keterlambatan serah terima lahan

merupakan tanggung jawab penuh pihak pengguna jasa sesuai yang

tercantum pada pasal kontrak.

b. Melampirkan data-data legal (resmi) sebagai backup agar pembebasan

lahan yang masih terkendala dan belum diserahterimakan dapat segera

ditindaklanjuti oleh pengguna jasa. Data-data yang dimaksud seperti jadwal

pekerjaan berikut milestone pekerjaannya, pasal-pasal kontrak terkait

kewajiban pengguna jasa sebagai pihak yang wajib membebaskan lahan

kerja untuk penyedia jasa, perhitungan dampak keterlambatan pembebasan

lahan terhadap waktu dan biaya.

c. Untuk mitigasi risiko keterlambatan waktu terkait penyelesaian pekerjaan,

penyerapan progress maupun penambahan biaya, maka pihak penyedia jasa

dapat membuat action plan terhadap kondisi lahan kerja yang belum

dibebaskan, agar risiko keterlambatan penyelesaian pekerjaan maupun

penambahan biaya dapat dihindari, dengan menggunakan sumber daya dan

metode kerja seefektif dan seefisien mungkin, dan segera diajukan kepada

pihak konsultan agar dapat disetujui dan tidak menyalahi dari peraturan

pekerjaan yang telah disepakati Bersama.

Universitas Sumatera Utara


52

3. Curah hujan yang tinggi

Klasifikasi Risiko:

Curah hujan yang tinggi masuk dalam jenis klarifikasi risiko dari kondisi cuaca,

potensi dampak risiko yang mungkin terjadi, antara lain:

a. Keterlambatan penyerapan progress pelaksanaan pekerjaan sesuai jadwal

yang ditentukan bersama sehingga berdampak pada progress yang tidak

tercapai sesuai jadwal pekerjaan

b. Banyaknya sumber daya seperti tenaga kerja (tim pekerja lapangan, mandor

borong, tim survey, tim quality control, pengawas lapangan maupun alat

berat penunjang pekerjaan (terutama pekerjaan tanah, seperti dump truck,

excavator, bulldozer) yang idle akibat kondisi cuaca yang pada umumnya

curah hujan yang tinggi berdampak terhentinya pekerjaan, sebab sebagaian

jalan akses maupun lokasi pekerjaan untuk jalan tol sangat berisiko.

c. Penambahan biaya operasional terkait sewa alat maupun sumber daya

manusia yang tidak bisa berprogres secara optimal dan efisien.

Upaya mitigasi risiko:

Agar dapat mengendalikan dampak risiko dari curah hujan yang tinggi, maka

beberapa upaya mitigasi dapat dilakukan, sebagai berikut:

a. Tim proyek menyiapkan monitoring cuaca harian, yang ditandatangani

pihak konsultan pengawas dan Penyedia Jasa setiap minggunya sebagai

legal back up data yang merupakan bagian dari force majore pekerjaaan

yang dapat berdampak pada keterlambatan penyelesaian pekerjaan akibat

cuaca yang sangat buruk dan berakibat terhentinya beberapa tahapan

pekerjaan, dengan melengkapi data-data yang akurat dari BMKG setempat,

Universitas Sumatera Utara


53

sehingga keterlambatan penyerpan progress pekerjaan agar tidak dijadikan

klaim keterlambatan oleh pihak pengguna jasa.

b. Tim proyek menyiapkan action plan pekerjaan terkait potensi risiko apabila

kondisi curah hujan yang tinggi. Sehingga dapat dipilih bebrapa alternativ

pekerjaan yang masih bisa dilakukan oleh tim pekerja maupun alat berat

pada saat kondisi curah hujan tinggi, dan terus menerus.

c. Tim proyek mengupayakan metode kerja maupun item pekerjaan yang

masih bisa dikerjakan pada saat kondisi cuaca hujan secara efektif dan

efisien sehingga pekerja maupun alat berat tetap bisa produktif. Seperti

melakukan perbaikan maupun penyiapan lahan akses jalan yang tetap bisa

dilalui meskipun curah hujan tinggi, dengan memasang beberapa alat bantu

seperti penangkal petir dilokasi yang berpotensi menjadi sumber kecelakaan

kerja, melengkapi peralatan K3 yang memadai untuk bekerja pada saat

cuaca dengan curah hujan yang tinggi.

4. Ketersediaan Dana

Klasifikasi Risiko:

Ketersediaan dana masuk dalam jenis klarifikasi risiko ekonomi, potensi dampak

risiko yang mungkin terjadi, antara lain:

a. Ketersediaan dana merupakan bagian dari alokasi risiko yang dimiliki oleh

pihak pengguna jasa, yang berakibat pada proses pelaksanaan pekerjaan,

apabila pengajuan termin dari penyedia jasa tidak segera dicairkan dapat

merusak cash flow pada manajemen proyek khusunya dan secara

perusahaan pada umumnya.

Universitas Sumatera Utara


54

b. Pembayaran material, sewa peralatan, upah tenaga kerja maupun biaya

operasioanal menjadi terhambat dan dapat berakibat pada supply material

yang terkendala dan menyebabkan keterlambatan progres pekerjaan.

Upaya mitigasi risiko:

Agar dapat mengendalikan dampak risiko dari ketersediaan dana, maka beberapa

upaya mitigasi dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Membuat monitoring termin secara rutin lengkap dengan jadwal jatuh

tempo sesuai dengan syarat pembayaran yang tercantum dalam pasal

kontrak, berdasarkan data-data yang sudah dilegalkan dan diterima oleh

pihak pejabat berwenang baik konsultan maupaun pengguna jasa.

b. Tetap mengajukan dan melengkapi semua back up data berkas termin sesuai

progres payment yang telah ditandatangani dan disyahkan oleh konsultan

pengawas serta pihak pengguna jasa dengan kelengkapannya, sesuai syarat

kontrak, serta secara intensif menyampaikan hasilnya ke pihak pengguna

jasa terkait progres payment yang sudah pihak penyedia jasa sampaikan dan

kepastian pencairan termin, bila perlu meminta jaminan bank untuk

kepastian pencairan termin.

c. Terkait dengan kepastian ketersediaan dana, disamping bersurat terkait

target penyelesaian pekerjaan juga risiko apabila umur piutang yang terlalu

lama dapat berdampak pada proses pelaksanaan kerja, dimana sesuai pasal

kontrak pihak penyedia jasa berhak menghentikan sebagian ataupun

keseluruhan pekerjaan apabila tidak ada kejelasan pembayaran termin

sampai dengan batas waktu umur piutang lebih dari 90 hari.

Universitas Sumatera Utara


55

5. Adanya kesalahan perhitungan volume pekerjaan oleh konsultan perencana

sehingga menyebabkan additional work pada saat pelaksanaan proyek

Klasifikasi Risiko:

Adanya kesalahan perhitungan volume pekerjaan oleh konsultan perencana

sehingga menyebabkan additional work pada saat pelaksanaan proyek masuk dalam

jenis klarifikasi risiko perencanaan, potensi dampak risiko yang mungkin terjadi,

antara lain:

a. Kesalahan perhitungan volume pekerjaan oleh konsultan perencana

sehingga menyebabkan additional work pada saat pelaksanaan proyek

merupakan bagian dari alokasi risiko yang dimiliki oleh konsultan dan juga

pihak pengguna jasa, yang dampak terbesarnya menjadi bagian risiko

penyedia jasa, yang secara umum pihak penyedia jasa berisiko tidak dibayar

sebagai akibat over volume maupun item pekerjaan yang tidak masuk dalam

kontrak kerja tetapi harus dikerjakan oleh pihak penyedia jasa.

b. Penambahan biaya beban kerja (BK) tanpa adanya pendapatan usaha (PU)

yang dapat menyebabkan kenaikan BK/PU dari target rencana, dampak

terbesarnya dapat menyumbangkan kerugian karena tidak diakui progress

pekerjaannya.

Upaya mitigasi risiko:

Agar dapat mengendalikan dampak risiko dari kesalahan perhitungan volume

pekerjaan oleh konsultan perencana sehingga menyebabkan additional work pada

saat pelaksanaan proyek, maka beberapa upaya mitigasi dapat dilakukan sebagai

berikut:

Universitas Sumatera Utara


56

a. Tim proyek segera melengkapai berkas maupun dokumen legal atas

perubahan volume sebagai akibat dari perbedaan data awal perencana yang

diberikan oleh pengguna jasa terhadap penyedia jasa, dan memastikan

penambahan pekerjaan disetujui oleh pihak konsultan pengawas maupun

pengguna jasa sebelum dikerjakan agar tidak terjadi dispute dikemudian

hari, sehingga penambahan volume maupun item pekerjaan dapat dibayar

dan dapat menjadi tambahan nilai kontrak, tanpa menyalahi prosedur

kontrak yang ada.

b. Tidak mengerjakan item pekerjaan yang sifatnya belum jelas kepastian

pembayarannya, apabila tidak masuk dalam cakupan lingkup kerja sesuai

dengan dokumen kontrak, sebelum ada secara legal dari pihak pengguna

jasa dokumen intruksi kerja tertulis dari pengguna jasa beserta konsultan

terkait kepastian pembayaran dan pengakuan item pekerjaan sebagai

additional work item pekerjaan, dengan dilengkapi dokumentasi foto

gambar dan dokumen legal lainnya yang ditandatangani Bersama antara

pengguna jasa, konsultan dan pihak penyedia jasa.

6. Keterlambatan penyerahan lahan oleh owner

Klasifikasi Risiko:

Keterlambatan penyerahan lahan oleh owner masuk dalam jenis klarifikasi risiko

kontraktor, potensi dampak risiko yang mungkin terjadi, antara lain:

a. Keterlambatan penyerahan lahan oleh owner akibat adanya lahan yang

belum dibebaskan oleh pihak pengguna jasa (owner), dapat berdampak pada

keterlambatan target rencana penyerapan progress pekerjaan.

Universitas Sumatera Utara


57

b. Keterlambatan waktu penyelesaian pekerjaan akibat lahan kerja yang belum

diserahterimakan oleh pihak pengguna jasa berakibat mundurnya waktu

pengerjaan yang pada ahirnya menyebabkan keterlambatan penyelesaian

pekerjaan.

Upaya mitigasi risiko:

Agar dapat mengendalikan dampak risiko dari keterlambatan penyerahan lahan,

maka beberapa upaya mitigasi dapat dilakukan, sebagai berikut:

a. Menerbitkan surat ke pihak Pengguna Jasa terkait lokasi lahan yang belum

diserahterimakan, yang akan berdampak pada tidak tercapainya target

penyerapan progress pekerjaan dan keterlambatan penyelesaian pekerjaan

yang akan berakibat pada penambahan biaya kerja, sebab keterlambatan

serah terima lahan merupakan tanggung jawab penuh pihak pengguna jasa

sesuai yang tercantum pada pasal kontrak.

b. Melampirkan backup data terkait lokasi lahan yang belum atau terlambat

diserahterimakan berikut penjelasan dampak pekerjaan yang terjadi akibat

keterlambatan penyerahan lahan oleh pihak pengguna jasa.

c. Pihak penyedia jasa (tim proyek) membuat action plan terkait lahan yang

terlambat diserahterimakan oleh pihak penyedia jasa sebagai mitigasi risiko

keterlambatan waktu terkait penyelesaian pekerjaan, penyerapan progress

maupun penambahan biaya.

Universitas Sumatera Utara


58

7. Adanya additional work yang melebihi 10% dari nilai kontrak

Klasifikasi Risiko:

Adanya additional work yang melebihi 10% dari nilai kontrak masuk dalam jenis

klarifikasi risiko perencanaan, potensi dampak risiko yang mungkin terjadi antara

lain:

a. Adanya additional work yang melebihi 10% pada saat pelaksanaan proyek

merupakan bagian dari alokasi risiko yang dimiliki oleh konsultan dan juga

pihak pengguna jasa, yang dampak terbesarnya menjadi bagian risiko

penyedia jasa, yang secara umum pihak penyedia jasa berisiko tidak dibayar

sebagai akibat dari data perhitungan realisasi dilapangan lebih besar dari

data kontrak awal.

b. Risiko rugi sebagai akibat penambahan biaya beban kerja (BK) tanpa

adanya pendapatan usaha (PU) yang dapat menyebabkan kenaikan BK/PU

dari target rencana, karena tidak diakui progress pekerjaannya.

Upaya mitigasi risiko:

Agar dapat mengendalikan dampak risiko dari Adanya additional work yang

melebihi 10% dari nilai kontrak, maka beberapa upaya mitigasi dapat dilakukan

sebagai berikut:

a. Tim proyek melakukan pengecekan data ulang agar lebih akurat, seperti

melakukan kembali tes tanah dasar dibeberapa lokasi yang tidak sesuai

dengan hasil rencana, maupun menambah data tes terkait untuk lebih

memastikan kondisi dasar lokasi yang mempunyai potensi over volume.

b. Melakukan efisiensi pekerjaan maupun value engineering dengan

melakukan improvement maupun bekerjasama dengan expert agar

Universitas Sumatera Utara


59

penyelesaian pekerjaan bisa balance budget dan tetap aman dari segi

konstruksi bangunan.

c. Tim proyek segera melengkapai berkas maupun dokumen legal atas

perubahan volume sebagai akibat dari perbedaan data awal perencana yang

diberikan oleh pengguna jasa terhadap penyedia jasa, dan memastikan

bahwa additional work yang melebihi 10% dari nilai kontrak dapat diakui

dan dibayar oleh pihak pengguna jasa.

8. Kelebihan volume akibat kesalahan perhitungan pada kontrak Lumpsum

Klasifikasi Risiko:

Kelebihan volume akibat kesalahan perhitungan pada kontrak lumpsum masuk

dalam jenis klarifikasi risiko kontraktor, potensi dampak risiko yang mungkin

terjadi antara lain:

a. Kelebihan volume akibat kesalahan perhitungan pada kontrak lumpsum

merupakan bagian dari alokasi faktor risiko yang dimiliki oleh pengguna

jasa sebagai pihak yang berkompeten dalam memutuskan pengakuan

anggaran, selain itu peranan konsultan sebagai kontrol dilapangan terkait

pengakuan progress dan efisiensi baik volume maupun item pekerjaan

sesuai dengan kondisi riil di lapangan, adapun dampak terbesarnya menjadi

bagian risiko penyedia jasa dimana besar risiko pekerjaan yang wajib

dikerjakan dapat berpotensi tidak dibayar apabila pihak konsultan maupun

pengguna jasa tidak bisa saling sama-sama melakukan backup data.

Universitas Sumatera Utara


60

Upaya mitigasi risiko:

Agar dapat mengendalikan dampak risiko kelebihan volume akibat kesalahan

perhitungan pada kontrak Lumpsum, maka beberapa upaya mitigasi dapat dilakukan

sebagai berikut:

a. Melakukan penyelidikan ulang terkait data base sebagai back up data untuk

dapat mengajukan kelebihan volume pekerjaan kontrak lumpsum, sebagai

akibat ketidaksesuaian data awal dari pengguna jasa yang diterima penyedia

jasa dalam melakukan proses perhitungan volume, sehingga kelebihan

volume dapat dibayar oleh pengguna jasa. Selain itu memastikan seluruh

item dan volume pekerjaan yang berakibat pada penambahan volume

pastikan untuk di setujui oleh pihak konsultan dan pengguna jasa sebagai

item yang dapat dibayar dan diakui sebelum dikerjakan oleh penyedia jasa.

9. Masalah perijinan rumit

Klasifikasi Risiko:

Masalah perijinan rumit masuk dalam jenis klarifikasi risiko politik, potensi

dampak risiko yang mungkin terjadi antara lain:

a. Masalah perijinan yang rumit merupakan bagian dari alokasi faktor risiko

yang dimiliki oleh pengguna jasa sebagai pihak yang berkompeten dalam

memudahkan proses perijinan lahan kerja, selain itu peranan konsultan

sebagai pengawasan dan kontrol dalam pelaksanaan pekerjaan. Dampak

dari rumitnya masalah perijinan bisa menghambat kelancaran pelaksanaan

pekerjaan, yang berakibat pada tidak tercapainya progress yang

direncankan.

Universitas Sumatera Utara


61

b. Risiko keterlambatan penyelesaian pekerjaan akibat rumitnya masalah

perijinan juga akan menjadi dampak besar untuk menyelesaikan pekerjaan

sesuai waktu yang disepakati.

c. Bertambahnya biaya operasional terkait rumitnya masalah perijinan juga

akan muncul apabila, terlalu lama sumber daya yang ada menunggu untuk

proses perijinan yang sulit dikeluarkan oleh pihak-pihak terkait.

Upaya mitigasi risiko:

Agar dapat mengendalikan dampak risiko dari rumitnya masalah perijinan, maka

beberapa upaya mitigasi dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Besurat kepihak pengguna jasa terkait kesulitan penyedia jasa atas perijinan

yang terkendala dari intansi terkait, dengan dilengkapi data-data kendala

yang akurat beserta time line proses pengajuan perijinan yang sudah

penyedia jasa lakukan terhadap instansi terkait.

b. Menyiapkan data-data dan juga risiko keterlambatan dan faktor lainnya

yang akan terjadi apabila masalah perijinan terlalu lama dikeluarkan

maupun diputuskan pihak terkait, serta tetap melakukan pendekatan secara

persuasif terhadap pihak-pihak yang terkait.

10. Data-data dari owner yang kurang lengkap

Klasifikasi Risiko:

Data – data dari owner yang kurang lengkap masuk dalam jenis klarifikasi risiko

perencanaan, potensi dampak risiko yang mungkin terjadi antara lain:

a. Data-data dari owner yang kurang lengkap merupakan bagian dari alokasi

faktor risiko yang dimiliki oleh pengguna jasa sebagai pihak yang

berkewajiban memberikan data-data secara lengkap dan detail sebelum

Universitas Sumatera Utara


62

pekerjaan dimulai. Dampak dari ketidak lengkapan data dari owner akan

berisiko menimbulkan dispute pelaksanaan pekerjaan di lapangan baik

dengan konsultan pengawas maupun dengan penyedia jasa.

b. Kesulitan dalam mampu telusur masalah, baik terkait masalah quality

maupun secara kuantitas pekerjaan dapat menimbulkan perubahan volume

yang sangat signifikan, dengan risiko besar tuntutan dari pengawas lapangan

yang besar dan menyulitkan penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan,

dan apabila terjadi over volume maupun over quality lebih dari kontrak awal

penyedia jasa bisa tidak diakui atau tidak dibayar.

Upaya mitigasi risiko:

Agar dapat mengendalikan dampak risiko dari rumitnya masalah perijinan, maka

beberapa upaya mitigasi dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Bersurat secara intensif kepada pengguna jasa dan konsultan terkait data-

data yang kurang lengkap, dengan disertakan akibat/ pengaruh dari

keterbatasan data yang tidak diberikan akan berdampak terhadap

pelaksanaan pekerjaan, sehingga apabila dikemudian hari terjadi kegagalan

konstruksi penyedia jasa dibebaskan dari semua risiko karena sepenuhnya

menjadi tanggung jawab pengguna jasa.

b. Tim proyek melengkapi semua data-data yang dirasa perlu apabila data

sebelumnya tidak ada, dengan segera dilegalkan ke pihak pengguna jasa

maupun pihak konsultan pengawas dan perencana.

Universitas Sumatera Utara


63

11. Adanya ketidaksesuaian gambar rencana dan kondisi riil di lokasi proyek

Klasifikasi Risiko:

Adanya ketidaksesuaian gambar rencana dan kondisi riil di lokasi proyek masuk

dalam jenis klarifikasi risiko perencanaan, potensi dampak risiko yang mungkin

terjadi antara lain:

a. Adanya ketidaksesuaian gambar rencana dan kondisi riil di lokasi proyek

dapat menimbulkan risiko dispute pada saat pelaksanaan pekerjaan, baik

dari segi metode kerja maupun pemakaian material di lapangan.

b. Potensi ketidaksesuaian dapat berpotensi menjadi temuan apabila terjadi

pemeriksaan dari pihak terkait.

Upaya mitigasi risiko:

Agar dapat mengendalikan dampak risiko dari ketidaksesuaian gambar rencana dan

kondisi riil di lokasi proyek, maka beberapa upaya mitigasi dapat dilakukan sebagai

berikut:

a. Melakukam koordinasi dengan pihak konsultan secara intensif, terkait

ketidaksesuaian gambar rencana dengan kondisi riil di lokasi pekerjaan,

dengan dilengkapai data-data yang akurat dan legal, serta meminta

kepastian kesesuaian data dan penyelesaian metode pengerjaan dengan

pihak konsultan mauapun pengguna jasa, dengan kondisi tidak merugikan

pihak penyedia jasa.

b. Setiap terjadi ketidaksesuaian gambar rencana dengan kondisi riil, sebelum

pekerjaan dilaksanakan penyedia jasa wajib melengkapi data-data legal

terkait persetujuan maupun approval dari pihak terkait, baik dari konsultan

perencana maupun dari pihak pengguna jasa.

Universitas Sumatera Utara


64

12. Kontrak dengan pasal-pasal yang tidak menguntungkan pihak proyek

Klasifikasi Risiko:

Kondisi kontrak dengan pasal – pasal yang tidak menguntungkan pihak proyek

masuk dalam jenis klarifikasi risiko dokumen dan informasi, potensi dampak risiko

yang mungkin terjadi antara lain:

a. Pasal – pasal dalam kontrak yang tidak menguntungkan pihak proyek

(penyedia jasa) dapat menimbulkan risiko terhadap pihak penyedia jasa,

dalam hal ini akan berpengaruh dalam proses pelaksanaan pekerjaan baik

dalam menetukan metode kerja, quality maupun kuantitas pekerjaan sebagai

sumber data dan backup perhitungan pengakuan progress penyerapan

termin tagihan pekerjaan.

b. Adanya pasal-pasal dalam kontrak yang tidak menguntungkan pihak

penyedia jasa, dapat menyebabkan kerugian secara biaya beban pelaksanaan

pekerjaan yang dapat menaikkan BK/PU dari target kesepakatan awal

secara internal korporat.

Upaya mitigasi risiko:

Agar dapat mengendalikan dampak risiko dari pasal-pasal kontrak yang tidak

menguntungkan pihak penyedia jasa, maka beberapa upaya mitigasi dapat

dilakukan sebagai berikut:

a. Melakukan identifikasi terkait pasal-pasal yang merugikan, melengkapi

backup data agar pasal-pasal dalam kontrak tersebut tidak memberatkan

pihak penyedia jasa, melalui koordinasi secara intensif dengan pengguna

jasa.

Universitas Sumatera Utara


65

b. Melakukan upaya backup data menggunakan jasa expert dibidang terkait

sebagai pendampingan guna mereduksi klausal pasal-pasal dalam kontrak

agar tidak memberatkan penyedia jasa terkait pada hak dan kewajiban

dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan kontrak Kerjasama dan

berdasarkan peraturan perundangan jasa kontruksi yang berlaku.

4.3 Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil pengolahan data sesuai dengan proses penelitian, dapat

disimpulkan bahwa sumber risiko yang mempunyai ranking risiko tinggi dan

menyebabkan dampak risiko cukup besar adalah risiko proyek terkait penerbitan

SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) dan proses serah terima lahan yang sangat

besar pengaruhnya dalam pelaksanaan penyelesaian proyek, serta risiko internal

proyek itu sendiri, terkait sifat proyek lumpsum yang sangat besar risikonya apabila

dari awal proses persiapan penawaran pekerjaan (tender) data-data yang dimiliki

kurang lengkap, sehingga dalam melakukan analisa anggaran biaya dapat

berpotensi overbudget maupun additional work item di luar kontrak kerja yang

sudah disepakati, kondisi seperti ini yang dapat menyebabkan kesulitan pihak

owner sebagai pengguna jasa dan sebagai kuasa pengguna anggaran untuk dapat

menjadikan nilai penambahan kontrak apabila backup data dan dokumen legal

tidak kuat dalam pengajuan pekerjaan tambahan menjadi nilai tambah dalam

pendapatan usaha ataupun penambahan nilai kontrak.

Dengan demikian menunjuk hasil dari penelitian ini perlu diberi perhatian

oleh pengambil kebijakan di Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat - Serbelawan

Tahap 1 Zona 1A, sehingga implikasi secara manjerial yang dapat dilakukan oleh

manajemen adalah:

Universitas Sumatera Utara


66

1. Melakukan pendekatan secara intensif dan juga persuasif dengan pihak

pengguna jasa dalam hal ini PT Hamawas, terkait masalah penerbitan SPMK

(Surat Perintah Mulai Kerja) kepada pihak penyedia jasa PT Waskita Karya

(Persero) Tbk, agar tidak menyalahi pasal kontrak terkait syarat dimulainya

pekerjaan. Sehingga penerbitan surat dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk

terkait permohonan pengajuan agar segera diterbitkan SPMK dapat segera

ditindaklanjuti oleh pihak PT Hamawas. Dalam melakukan persuratan terhadap

pengguna jasa, dilampirkan backup data seperti jadwal pekerjaan yang sudah

legal ditandatangani bersama, disertai milestone pekerjaan yang dampaknya

dapat berpengaruh dengan pekerjaan berikutnya, dengan konsekuaensi terdapat

klaim biaya yang akan terus bertambah atas keterlambatan penerbitan SPMK

yang harus dibayarkan pengguna jasa kepada penyedia jasa sesuai dengan yang

tercantum dalam pasal kontrak.

2. Tim Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat - Serbelawan Tahap 1 Zona 1A,

segera melakukan backup data terahadap kondisi kelengkapan data yang

banyak berbeda dari kondisi kontrak awal, antara lain:

a. Melakukan soil investigasi kembali dibeberapa lokasi yang dicurigai

kondisi tanah maupun lokasi pekerjaan hasilnya tidak sesuai dengan data

yang diberikan pengguna jasa.

b. Melakukan perhitungan ulang segera mungkin agar dapat diketahui

kondisi realisasi lapangan dibanding dengan kondisi kontrak awal,

sehingga dapat menentukan Langkah-langkah tepat dalam penyelesaian

pekerjaan.

Universitas Sumatera Utara


67

c. Segera mengajukan approval gambar yang berkaitan dengan kondisi riil

dilapangan,apabila terdapat perbedaan dengan data gambar awal maupun

proyek dapat segera diberi keputusan baik oleh konsultan maupun

pengguna jasa terhadap aspek legal untuk pengerjaannya.

d. Memastikan tim kerja lapangan internal PT Waskita Karya (Persero) Tbk

untuk Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat - Serbelawan Tahap 1 Zona

1A, tidak melakukan aktifitas kerja yang tidak ada dalam perjanjian kerja,

maupun menyelesaikan pekerjaan yang sudah over volume dari rencana,

sebelum ada kejelasan maupun intruksi tertulis dan disepakati bersama

terkaiat pengakuan pekerjaan menjadi progress termin yang dapat dibayar

oleh pihak pengguna jasa.

3. Tim Proyek Jalan Tol Tebing Tinggi Parapat - Serbelawan Tahap 1 Zona 1A

melakukan kerjasama dengan expert terkait pendampingan penyusunan

metode kerja secara efektif, efisiensi dan juga aman terkait upaya

meminimalkan anggaran apabila terjadi penambahan biaya yang belum dapat

diakui secara tertulis oleh pihak yang berkompeten.

4. Pihak manajemen unit bisnis terkait seperti Kepala Bagian Produksi dan

Pengendalian serta Kepala Bagian Teknik dapat saling bersinergi dengan

proyek terkait kendala-kendala diproyek melalui sistem mitigasi risiko yang

secara periodik disampaikan oleh tim proyek, agar dapat di fasilitasi untuk

proses penyelesaian setiap risiko yang sifatnya sangat tinggi. Sehingga laporan

mitigasi risiko dapat benar-benar teridentifikasi dan risiko-risiko besar dapat

segera dengan cepat ditangani oleh manajemen unit bisnis. Sebab selama ini

mitigasi risiko hanya dijalankan sekedar collecting data tanpa ada tindak lanjut

Universitas Sumatera Utara


68

dari pihak manajemen proyek, sehingga masalah-maslah yang sifatnya berisiko

tinggi tidak segera ditindaklanjuti dan berdampak besar bagi proyek, tanpa ada

feed back pendampinagn dari manajemen unit bisnis seolah-olah proyek tidak

melakukan penyampaian masalah secara berkala.

5. Pihak manajemen unit bisnis juga dapat memfasilitasi terkait pembayaran dari

pihak owner atas umur-umur piutang yang jatuh tempo tetapi belum dilakukan

pembayaran oleh pihak owner (pengguna jasa), sebab disini penandatangan

kontrak adalah dari pihak manajemen unit bisnis, agar langkah-langkah

strategis dari perusahaan dapat dijalankan terkait umur piutang yang akan

berdampak pada cash flow manajemen proyek dan secara korporat.

6. Tim proyek bersama-sama dengan konsultan dilapangan harus segera

melakukan legalitas backup data dilengkapi dengan aspek legal apabila

berkaitan dengan instansi terkait seperti BMKG untuk backup data cuaca,

maupun dinas pengairan, PT PLN , PT KAI maupun instansi terkait yang

berhubungan dengan masalah desain maupun kontruksi di luar scope of work

dalam kontrak agar pihak pengguna jasa dapat segera memutuskan

keberterimaan atas penambahan item kerja maupun volume akibat kondisi riil

di lapangan, sebelum dikerjakan oleh pihak penyedia jasa.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dalam penelitian ini dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Identifikasi awal faktor risiko pada pelaksanaan pelaksanaan Proyek Jalan Tol

Tebing Tinggi Parapat – Serbelawan Tahap 1 Zona 1A diperoleh 90 faktor

risiko yang mungkin terjadi, dan dari hasil analisis diperoleh 12 faktor risiko

yang paling besar probabilitas dan dampaknya terhadap waktu yaitu: 1)

Keterlambatan penerbitan SPMK 0.99, 2) Keterlambatan pembebasan lahan

0.99, 3) cuaca 0.99. dan terhadap biaya yaitu: 1) Ketersedian dana dari pihak

Penyedia Jasa 0.97, 2) Kesalahan perhitungan volume oleh pihak perencana

akibat kontrak lumpsum 0.97, 3) Adanya additional work melebihi 10% nilai

kontrak 0.97.

2. Setiap elemen risiko sebaiknya dialokasikan kepada pihak yang paling mampu

mengelola risiko tersebut yaitu: 1) ketidakpastian kondisi dilapangan oleh

penyedia jasa, 2) terhambatnya keuangan pihak kontraktor oleh penyedia jasa,

3) cuaca oleh pengguna jasa dan penyedia jasa, 4) produktivitas oleh penyedia

jasa dan penyedia jasa

3. Didalam memutuskan tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengelola

risiko yang terjadi yaitu: 1) melakukan rekayasa lapangan antara penguna jasa,

pengawas dan penyedia jasa, 2) membuat jaminan dari bank terkait dengan

69

Universitas Sumatera Utara


70

keadan keuangan dari pihak kontraktor, 3) mendapatkan data terkait cuaca dari

BMKG pada lokasi proyek, 4) penyediaan SDM dan alat.

5.2 Saran

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada Pengguna Jasa

dan Penyedia Jasa sehingga faktor-faktor risiko yang berakibat kegagalan

konstruksi bisa dihindari dan pekerjaan selesai sesuai dengan jadwal dalam

menyelesaikan suatu proyek baik biaya, waktu dan mutu.

Terkait besarnya risiko yang sering muncul pada proyek jasa konstruksi

terutama pada proyek jalan tol, terkait dengan lambatnya penerbitan SPMK yang

biasanya terkendala karena belum semua lahan lokasi kerja sudah dibebaskan oleh

pengguna jasa, maka pihak penyedia jasa harus lebih memperhatikan klausal terkait

penerbitan SPMK dan pembebasan lahan pada pasal dalam kontrak kerjasama

dengan pihak pengguna jasa (owner), lengkap dengan klausal terkait dampak biaya

maupun kemunduran penyelesaian akibat keterlamabatan pembebasan lahan dapat

dijadikan klaim biaya dan juga waktu bagi penyedia jasa.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Al-Ajmi, Hadyan Fahad. 2018. Risk Management in Construction Industry. Journal


of Advanced Management Science Vol. 6, No. 2, June 2018.

Ervianto, A.U dan Joshua, 2001, Manajemen Proyek Konstruksi, Yogyakarta:


Andi.

Firmansyah, Bayu Aditya, Alin Veronika and Bambang T., 2006, “Risk Analysis
in Feasibility Study of Building Construction Project: Case Study - PT.
Perusahaan Gas Negara Indonesia”. The Tenth East Asia-Pacific
Conference on Structural Engineering and Construction.

https://www.waskita.co.id/.

Institute of Risk Management (IRM), 2002, A Risk Management Standard.

Jamil, Misbah, Nadeem Ahmad M. And Ammad Hassan K., 2008, “Risk
Identification for International Joint Venture Construction Projects”, First
International Conference on Construction in Developing Countries
(ICCIDC–I).

Kangari, R. 1995. “Risk Management Perceptions and Trends of US Construction”,


Journal of Construction Engineering and Management, ASCE, vol. 121, no.
4, pp. 422-429.

Kerzner, Harold, PhD. 2006. Project Management, A System Approach to


Planning, Scheduling, and Controlling Ninth Edition. New Jersey: John
Wiley & Sons, Inc.

Labombang, M. 2011. Manajemen Risiko pada Proyek Konstruksi. Jurnal


SMARTek Vol.9 No.1, 39-46.

71

Universitas Sumatera Utara


72

Mhetre, Krantikumar., Konnur, B.A., Landage, Amarsinh B. 2016. Risk


Management in Construction Industry. International Journal of Engineering
Research, vol. no. 5, pp. 153-155, 2016.

Munang, Aswan., RM, Faisal., Mansur, Agus. 2016. Evaluasi dan Perencanaan
Mitigasi Risiko Proyek Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Semarang-
Bojonegoro. Teknoin Vol. 22 No. 2 Juni 2016: 01-10.

Pramana, Tony. 2011. Manajemen Risiko Bisnis, Sinar Ilmu Publishing.

Project Management Institute, 2000, A Guide to The Project Management Body of


Knowledge (PMBOK Guide), Pensylvania.

PT Waskita Karya. 2018. Prosedur Waskita Bidang Manajemen Risiko (Risk


Management) (PW-RM). Jakarta.

Pusjatan. 2005. Pedoman Penilaian Risiko Investasi Jalan Tol. Bandung.

Rehacek, Petr. 2017. Risk Management in Construction Projects. Journal of


Engineering and Applied Sciences 12(20): 5347-5352, 2017.

R Sutjipto, Nugraha Paulus dan Natan Ishak. 1985. Manajemen Proyek Konstruksi
1. Surabaya: Kartika Yudha.

Rustandi, Tatan. Kajian Risiko Tahap Pelaksanaan Konstruksi Proyek Peningkatan


Jaringan Irigasi Bendung Leuwigoong. 2017. Jurnal Infrastruktur Vol.3
No.01 Juni 2017:1-19.

Santosa, Budi, 2009. Manajemen Proyek. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sanyavitri, Ari. 2008. Manajemen Risiko Di Proyek Konstruksi. 2008. Media


Komunikasi Teknik Sipil. Tahun 17, No. 1 Februari 2008.

Serpella, A. F., Ferrada, X., Howard, R., Rubio, L. 2014. Risk Management in
Construction Projects: A Knowledge-based Approach. Procedia - Social and
Behavioral Sciences 119 (2014) 653 – 662.

Universitas Sumatera Utara


73

Setiawan, A., Walujodjati, E., & Farida, I. (2014). Analisis Manajemen Risiko pada
Proyek Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu (Studi Kasus: Development of
Cileumyi - Sumedang Dawuan Toll Road Phase I). Jurnal Konstruksi STT
Garut Vol 11 No.1, 1-11.

Shortreed, John, Cindy Jardine, and Steve Hrudey, et al, 2003. “Risk Management
Frameworks for Human Health and Environmental Risks”. Journal of
Toxicology and Environmental Health, Vol. 6, pp 569-720.

Sinulingga, Sukaria. 2014. Metode Penelitian Edisi 3, Medan: USU Press.

Soeharto, I., 1997. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional,


Erlangga, Jakarta.

Thompson, P., & Perry, J. 1991. Engineering Construction Risk. London: Thomas
Telford Ltd.

Vaughan, Emmet J. 1978. Fundamental of Risk and Insurance. 2nd. New York:
John Willey.

Wang, Shou Qing, Mohammed Fadhil D. And Muhammad Yousuf A., 2004, “Risk
Management Framework for Construction Projects in Developing
Countries”, Construction Management and Economics, Vol. 22, pp. 237-
252.

William, A. C., Smith, M., & Young, P. C. 1998. Risk Management and Insurance.
Boston: McGraw Hill.2

Universitas Sumatera Utara


74

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN
(RESPONDEN)

MITIGASI RISIKO PADA PROYEK JASA KONSTRUKSI


STUDI KASUS: PROYEK JALAN TOL TEBING TINGGI PARAPAT –
SERBELAWAN TAHAP 1 ZONA 1A

Oleh
DWI WAHYUNINGSIH
NIM: 177007095

SEKOLAH PASCA SARJANA


PROGRAM STUDY MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


77

DATA RESPONDEN (Mohon diisi)

1. Nama Responden (Expert) : ………………………………………

2. Nama Proyek : ………………………………………

3. Jabatan Pada Proyek : ………………………………………

4. Perusahaan : ………………………………………

5. Pengalaman Kerja : ………………………………………

6. Pendidikan Terakhir : S1/ S2/ S3 (Coret yang tidak perlu)

Petunjuk Pengisian Kuesioner:

1. Berikut ini merupakan risiko-risiko yang umum terjadi pada proyek


konstruksi berikan tanda √ untuk setuju/tidak terhadap relevansi risiko
tersebut pada proyek ini.

Kriteria Penilaian:
1) R = Relevan
2) TR = Tidak Relevan

Universitas Sumatera Utara


78

Universitas Sumatera Utara


79

Universitas Sumatera Utara


80

Universitas Sumatera Utara


81

Universitas Sumatera Utara


82

2. Dibawah ini terdapat sejumlah risiko-risiko yang umum terjadi pada proyek
konstruksi berikan tanda chek (√) atau tanda silang (x) pada kolom yang
tersedia dengan satu pilihan jawaban.

Kriteria Penilaian :
I. Kriteria Kuantitatif II. Kriteria Kualitatif
1 = Kemungkinan Terjadi ≤ 20% 1. SK = Sangat Kecil = Cenderung tidak mungkin terjadi
2 = 20% < Kemungkinan Terjadi < 40% 2. K = Kecil = Kemungkinan kecil terjadi
3 = 40% < Kemungkinan Terjadi < 60% 3. C = Cukup/ Sedang = Sama kemungkinannya terjadi & tidak terjadi
4 = 60% < Kemungkinan Terjadi < 80% 4. B = Besar = Kemungkinan besar terjadi
5 = 80% < Kemungkinan Terjadi < 100% 5. SB = Sangat Besar = Sangat mungkin pasti terjadi/ Sering

Universitas Sumatera Utara


83

Universitas Sumatera Utara


84

Universitas Sumatera Utara


85

Universitas Sumatera Utara


86

Lampiran 2

Hasil Perhitungan Relevansi Faktor Risiko

Universitas Sumatera Utara


87

Universitas Sumatera Utara


88

Sumber: Hasil Penelitian, 2019 (Data diolah)

Universitas Sumatera Utara


89

Lampiran 3
Faktor risiko yang relevan beserta probabilitas dan kategori berdasarkan penilaian

Universitas Sumatera Utara


90

Sumber: Hasil Penelitian, 2019 (Data diolah)

Universitas Sumatera Utara


91

Lampiran 4

Faktor risiko dengan penilaian dampak

Universitas Sumatera Utara


92

Sumber: Hasil Penelitian, 2019 (Data diolah)

Universitas Sumatera Utara


93

Lampiran 5

Analisa ranking FR terhadap dampak

Universitas Sumatera Utara


94

Universitas Sumatera Utara


95

Sumber: Hasil Penelitian, 2019 (Data diolah)

Universitas Sumatera Utara


96

Lampiran 6

Analisis kategori level risiko

Universitas Sumatera Utara


97

Universitas Sumatera Utara


98

Kemungkinan Dampak
(Probability ) (Impact ) Risk
R Risk
Faktor Risiko Matrik
P Nilai I Nilai Ranking
Level
% P % I P xI

I1 Metode kerja kurang baik/kurang efisien; 0,52 3 0,52 3 9 Sedang 61

I3 Kerugian terhadap kesalahan desain 0,52 3 0,52 3 9 Sedang 62


Pelaksanaan pengawasan pekerjaan tidak sesuai
K5 0,52 3 0,52 3 9 Sedang 63
prosedur
N4 Cacat material akibat kelalaian pekerjaan 0,52 3 0,52 3 9 Sedang 64
Dokumen pekerjaan penting yang tidak terarsip
S4 0,52 3 0,52 3 9 Sedang 65
dengan baik

F4 Biaya pemeliharaan Alat tinggi 0,50 3 0,50 3 9 Sedang 66

H4 Ketidaktepatan dalam penggunaan metode kerja 0,50 3 0,50 3 9 Sedang 67

Kesalahan dalam memahami hal-hal teknis


I4 0,50 3 0,50 3 9 Sedang 68
mengenai kontruksi dan metode kerjanya

P1 Spesifikasi material tidak sesuai dengan kontrak 0,50 3 0,50 3 9 Sedang 69

C3 Masalah sosial (lingkungan sekitar) 0,48 3 0,48 3 9 Sedang 70

F7 Biaya overtime akibat kondisi alam 0,48 3 0,48 3 9 Sedang 71


Risiko pada saat pengetesan pekerjaan secara
G2 0,48 3 0,48 3 9 Sedang 72
berkala
Kerugian beruntun akibat defective
O2 0,48 3 0,48 3 9 Sedang 73
material/workmanship

A3 Perubahan Peraturan Pemerintah 0,45 3 0,45 3 9 Sedang 74

F6 Tingginya biaya koordinasi 0,43 3 0,43 3 9 Sedang 75


Kondisi budaya dan adat istiadat masyarakat sekitar
C2 0,39 2 0,39 2 4 Rendah 76
lokasi proyek
B3 Inflasi 0,36 2 0,36 2 4 Rendah 77

B4 Fluktuasi 0,36 2 0,36 2 4 Rendah 78

Sumber: Hasil Penelitian, 2019 (Data diolah)

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai