Anda di halaman 1dari 40

INSPEKSI BETON BERTULANG DENGAN ELEMEN KOLOM

MENGGUNAKAN ALAT ULTRASONIC PULSE


VELOCITY DAN PROFOMETER

Disusun oleh:

Alpin Maulidin NIM. 171158002

Azzumar Utami NIM. 171158004

Feny Novita M. Sianturi NIM. 171158005

Gamma Ade Pertiwi NIM. 171158006

M. Idham Chalid NIM. 171158010

Morin Morisa Lumban NIM. 171158011

Pagit Juni Sartika NIM. 171158012

PROGRAM STUDI
MAGISTER TERAPAN REKAYASAN INFRASTRUKTUR
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................iii
DAFTAR TABEL...............................................................................................iv

A. ULTRASONIC PULSE VELOCITY (UPV)

1. Latar Belakang .............................................................................................. 1


2. Tujuan dan Manfaat ...................................................................................... 1
3. Dokumentasi Pelaksanaan............................................................................. 1
4. Prinsip Kerja Alat dan Faktor Pengaruh Pengukuran ................................... 6
5. Pengambilan Data ........................................................................................ 11
5.1. Proses Pengambilan Data....................................................................... 11
5.2. Hasil Pengambilan Data......................................................................... 12

B. PROFOMETER

1. Latar Belakang .............................................................................................. 13


2. Tujuan dan Manfaat ...................................................................................... 14
3. Dokumentasi Pelaksanaan............................................................................. 14
4. Dasar Teori.................................................................................................... 14
4.1. Prinsip Alat Kerja................................................................................... 14
4.2. Peralatan................................................................................................. 16
4.3. Faktor Pengaruh Pengukuran ................................................................. 17
5. Langkah Pengambilan Data Profometer ...................................................... 18
5.1. Pengambilan Data Profometer Dengan Cara Model S........................... 18
5.2. Pengambilan Data Profometer Dengan Scan Log.................................. 18
6. Hasil Pengambilan Data dengan Alat Profometer pada Kolom .................. 19
7. Dokumentasi Pelaksanaan ............................................................................ 21

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Gel Alat Pundit......................................................................... 2


Gambar 2 Alat Pundit ............................................................................... 2
Gambar 3 Transducer ............................................................................... 3
Gambar 4 Proses Kalibrasi Alat................................................................ 3
Gambar 5 Hasil Pengujian Salah Satu Kolom .......................................... 4
Gambar 6 Alat Kalibrasi ........................................................................... 4
Gambar 7 Kabel Penghubung Alat Pundit dengan Transducer................ 5
Gambar 8 Tampak Atas Lokasi Pengujian ............................................... 5
Gambar 9 Tampak Samping Lokasi Pengujian......................................... 6
Gambar 10 Tampak Depan Lokasi Pengujian ............................................ 6
Gambar 11 Sistem Aliran Medan Magnet Profometer ............................... 15
Gambar 12 Prinsip Arus Eddy .................................................................... 16
Gambar 13 Alat Profometer........................................................................ 17
Gambar 14 Denah Lokasi Kolom Tampak Atas ......................................... 19
Gambar 15 Tampak Samping Lokasi Pengujian......................................... 20
Gambar 16 Tampak Depan Lokasi Pengujian ............................................ 20
Gambar 17 Scan Car................................................................................... 21
Gambar 18 Cable Connector ...................................................................... 22
Gambar 19 Profometer ............................................................................... 22
Gambar 20 Strap ......................................................................................... 23
Gambar 21 Connector Transfer to PC........................................................ 23

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kriteria Penilaian Pundit .......................................................... 10


Tabel 2 Hasil Pengujian Pundit............................................................. 12
Tabel 3 Hasil Pengecekan Tulangan Utama Kolom ............................. 20
Tabel 4 Hasil Pengecekan Jaringan Tulangan pada Kolom .................. 21

iv
A. ULTRASONIC PULSE VELOCITY (UPV)

1. Latar Belakang

Sebagaimana telah diketahui bahwa beton merupakan bagian yang


terpenting dari suatu konstruksi, baik itu konstruksi bangunan gedung maupun
bangunan jalan. Untuk itu beton hasil pengecoran yang digunakan untuk suatu
konstruksi harus memiliki kekuatan yang kurang lebih sama dengan kekuatan
yang direncanakan. Untuk mengetahui kekuatan ataupun kekerasan dari suatu
beton yang telah dibuat maka perlu dilakukan pengujian. Pengujian dapat
dilakukan di lapangan atau di laboratorium, namun untuk mempermudah
pengujian dan tanpa harus merusak konstruksinya maka dilakukan pengujian di
lapangan yang salah satunya dengan menggunakan alat pundit. Pundit yang
merupakan singkatan dari Portable Ultrasonic Non-Destructive Digital Indicating
Tester. Pundit menghasilkan frekuensi pulsa ultrasonic rendah yang diperlukan
untuk mengukur waktu yang dibutuhkan antara dua transducer yang masuk dari
suatu media.

2. Tujuan dan Manfaat

Praktikum ini dilakukan dengan tujuan dan manfaat sebagai berikut ini:

a. Untuk menentukan kedalaman retak dari plat uji bahan


b. Untuk menentukan mutu beton

3. Dokumentasi Pelaksanaan

Praktik penggunaan alat pundit dilaksanaan di daerah Laboratorium Teknik


Sipil, Politeknik Negeri Bandung. Berikut ini merupakan dokumentasi
pelaksanaan praktik penggunaan alat pundit:

1
Gambar 1 Gel Alat Pundit

Gambar 2 Alat Pundit

2
Gambar 3 Transducer

Gambar 4 Proses Kalibrasi Alat

3
Gambar 5 Hasil Pengujian Salah Satu Kolom

Gambar 6 Alat Kalibrasi

4
Gambar 7 Kabel Penghubung Alat Pundit dengan Transducer

Selain itu, berikut ini merupakan tampak atas dan tiga dimensi dari lokasi
pengujian yang telah dilakukan:

Gambar 8 Tampak Atas Lokasi Pengujian

5
Gambar 9 Tampak Samping Lokasi Pengujian

Gambar 10 Tampak Depan Lokasi Pengujian

4. Prinsip Kerja Alat dan Faktor Pengaruh Pengukuran

Pundit singkatan dari portable ultrasonic non-destructive digital


indicatening test, sesuai dengan namanya pundit dirancang untuk pengujian di
lapangan, dimana alatnya harus :

a. Mudah dibawa (portable)


b. Mudah pengoperasiannya
c. Daya akurasi tinggi

Alat ini digunakan untuk pengujian mutu beton dengan cara tidak
merusak, yaitu dengan mengukur kecepatan pulsa ultrasonik melalui beton tadi.

Kecepatan pulsa ultrasonik pada beton akan dipengaruhi oleh kepadatan


dan kehomogenitasan beton. Makin padat dan makin homogen suatu beton,
kecepatan lewatnya pulsa ultrasonik tadi makin cepat (waktunya yang
diperlukan makin pendek) dan sebaliknya jika betonnya kurang padat dan
terjadi rongga atau retakan, waktu yang diperlukan semakin lambat.

6
Kecepatan lewatnya pulsa ultrasonik dapat terganggu dengan adanya
tulangan baja dalam beton, karena baja (atau logam lainnya) yang bersifat lebih
homogen dari pada beton, akan dilewati jauh lebih cepat oleh pulsa ultrasonik
(1,2 sampai 1,9 lebih cepat bila dibandingkan dengan beton tanpa tulangan).
Oleh karena itu, sebelum penggunaan perlu dilakukan kalibrasi (mencari angka
koreksi dari suatu benda uji dan menjadikannya sesuai standar untuk alat uji itu
sendiri) terlebih dahulu. Adapun nilai dari kalibrasi untuk pundit adalah (25,8 x
6
10 s) .

Dalam pelaksanaan di lapangan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,


diantaranya adalah metode pengukuran. Ada pun metode-metode yang dapat
dilakukan dengan mengunakan pundit adalah seperti berikut:

1) Direct Transmission (secara langsung)

T x B e to n

R x

2) Semi Direct Transmission (semi langsung)

R x B e to n

T x

7
3) Indirect of Surface Transmission (tidak langsung)

Tx
R x B e to n

Dimana : - Rx = Receptor

- Tx = Transistor

Kedua buah Tx dan Rx ini, jika pemasangannya terbalik pun tidak akan apa-
apa, metode pengukuran pulsa boleh diaplikasikan untuk menguji bidang datar
dari beton yang bertulang biasa yang dicor setempat atau di pabrik (precast).
Pengukuran pulsa dapat digunakan untuk:

1) Homogenitas beton

2) Mendeteksi keretakan

3) Menentukan modulus elastisitas

4) Mendeteksi rongga

5) Memperkirakan modulus elastisitas beton

6) Memperkirakan kuat tekan beton

Khusus untuk memperkirakan kuat tekan beton dalam pengujian mutu beton
pada umumnya dinilai dari hasil penekanan kubus atau silinder beton hingga
retak. Telah diketahui bahwa tidak mudah dalam menentukan secara langsung
hubungan antara kekuatan beton dengan kecepatan pulsa, karena hubungan itu
sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain:

1) Jenis agregat

2) Cara perawatan beton

8
3) Susunan butir dan besar butir agregat

Dianjurkan sekali untuk pengukuran kecepatan pulsa dengan kesalahan


tidakboleh lebih dari ±2% dimana toleransi kesalahan harus kurang dari
±1%. Dengan catatan, yang perlu dilakukan dan diperhatikan adalah seperti
berikut:

1) Untuk lebar titik tengah merupakan titik uji untuk setiap pengujian
PUNDIT

2) Lakukan kalibrasi alat terlebih dahulu jika pengukuran dan pemberian


tanda telah selesai dilakukan.

3) Bersihkan permukaan benda uji dengan menggunakan scrap jika


terdapat benda-benda lain yang dapat mengganggu laju pulsa ultrasonic.

4) Berikan stempet pada setiap benda uji serta pada transistor dan reseptor.

Untuk mendapatkan kekuatan beton dari uji ultrasonic ini, diperlukan


pengukuran dengan ketelitian yang tinggi. Pengukuran uni dapat dilakukan
dengan menggunakan pulsa dan sesuai dengan cara yang akurat dalam
mengukur waktu tempuhnya (transit time).

Jarak yang ditempuh pulsa dari material tersebut (panjang lintasan) juga
harus diukur untuk dapat menentukan kecepatan. Persamaan yang digunakan
adalah sebagai berikut:

L km
V  ; Dimana : - L = panjang litasan (mm)
t s

- t = waktu transit (s)

Panjang lintasan dan waktu tempuh diukur secara terpisah dengan tingkat
akulasi ±1% . Kriteria dalam penilaian untuk Pundit adalah sbb. :

9
Tabel 1 Kriteria Penilaian Pundit

Kecepatan pulsa Mutu kepadatan beton

> 4.5 Memuaskan

3.5 – 4.5 Baik

3.0 – 3.5 Meragukan

2–3 Buruk

4) Peralatan dan Bahan

Peralatan

Peralatan yang digunakan pada pengujian mutu kepadatan beton adalah:

a. Alat pundit, nilai kalibrasinya harus mencapai 25,8 s

b. Reference bar, digunakan pada saat pengkalibrasian

c. Transducer, digunakan untuk mendeteksi kepadatan beton atau


homogenitas beton.

d. Kabel, alat penghubung antara transducer dan alat pundit.

e. Kapur, digunakan untuk memberi titik atau tanda untuk mengetahui


penempatan transducer pada benda uji.

f. Lap, untuk membersihkan benda uji dari grese.

Bahan

Bahan yang digunakan adalah 3 buah kolom yang berada di koridor Lab
Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung.

10
5. Pengambilan Data

5.1. Proses Pengambilan Data

Berikut ini merupakan langkah kerja dari penggunaan alat pundit hingga
data diperoleh:

1) Persiapkan alat serta bahan yang akan digunakan.


2) Kalibrasi alat pundit dengan cara:
 Aliri permukaan transducer dan receiver serta reference bar
dengan grese, lalu tempelkan reference bar dengan transducer dan
receiver yang terhubung dengan alat pundit.
 Baca transit pada alat pundit sampai menunjukan angka 25,8 s.
3) Jika sudah menunjukan angka 25,8 s berarti alat pundit sudah siap
untuk digunakan.
4) Tentukan titik serta benda uji yang akan diuji.
5) Ukur posisi titik yang akan diuji sesuai dengan yang ditentukan, lalu
olesi titik atau olesi pada transducer tersebut dengan grese.
6) Tempelkan transducer serta receiver ke permukaan titik yang telah
ditandai tadi.
7) Baca transit time (t) yang tertera pada alat pundit.
8) Hitung kecepatan rambatnya (V).
9) Setelah semua terbaca kemudian bersihkan kembali benda uji dengan
lap, serta bereskan kembali peralatan ke tempat semula.

11
5.2. Hasil Pengambilan Data
Berikut ini merupakan hasil yang diperoleh dari pengujian pundit:

Tabel 2 Hasil Pengujian Pundit

L t1 t2 V V Quality of
No Elemen Pengujian ID
(m) (µs) (µs) (m/s) (km/s) Concrete
1 0.10 1 27.7 58.4 3257 3.257 doubtful
Indirect
2 Kolom 0.06 2 9.8 28 3297 3.297 doubtful
3 1 0.25 3 113.4 - 2205 2.205 poor
Direct
4 0.35 4 122.7 - 2852 2.852 poor
5 0.10 5 26.5 77.4 1965 1.965 very poor
Indirect
6 Kolom 0.06 6 13.9 28.8 4027 4.027 good
7 2 0.25 7 70.9 - 3526 3.526 good
Direct
8 0.35 8 103.7 - 3375 3.375 doubtful
9 0.10 9 30.3 70.2 2506 2.506 poor
Kolom Indirect
10 0.06 10 14.2 47.8 1786 1.786 very poor
3
11 Direct 0.25 11 71.4 - 3501 3.501 good

12
B. PROFOMETER
1. Latar Belakang
Beton masih merupakan pilihan yang dominan dewasa ini dalam mendirikan
bangunan-bangunan. Dalam teknik sipil, beton digunakan untuk struktur
bangunan gedung, air, jalan dan jembatan. Jadi beton hampir digunakan dalam
aspek teknik sipil, baik beton tak bertulang maupun beton bertulang. Dalam
pembahasan selanjutnya, materi bahan ajar ini akan difokuskan pada tulangan
beton dari hasil pelaksanaan beton bertulang, sebagai bahan acuan untuk
melakukan tindakan perawatan dan perbaikan struktur beton. Beton bertulang
sudah cukup lama, dan juga ilmu pengetahuan sudah berkembang demikian
pesatnya, tetapi kegagalan-kegagalan tetap saja kita jumpai sampai detik ini.
Fakta-fakta menunjukkan bahwa kegagalan utama dari struktur bangunan
bersumber dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan manusia (human error),
seperti ketidaktahuan, kelalaian, kurang perhatian, komunikasi yang tidak
bersambung, ketidak-jelasan tanggung jawab, korupsi dan birokratis.
Kegagalan-kegagalan tersebut dapat terjadi pada setiap tahap dari suatu
proses pembangunan, mulai dari tahap rancangan sampai dengan penggunaan
bangunan tersebut. Pada pelaksanaan pekerjaan beton bertulang, tulangan
merupakan faktor terpenting sehingga harus dilindungi dari pengaruh luar. Namun
pada kenyataannya sering terjadi bahwa tulangan beton kurang mendapatkan
perlindungan sehingga setelah beberapa waktu kemudian posisi tulangan beton
akan tampak.
Oleh karena itu untuk mengetahui kesesuaian struktur beton yang sudah jadi
atau terpasang dengan hasil perencanaan, maka perlu dilakukan pengecekan
terhadap struktur beton tersebut. Apalagi jika bangunan tersebut akan ditingkat
lagi kapasitasnya, maka konfigurasi tulangan didalam beton perlu diketahui.
Untuk mendapatkan data-data tersebut dapat digunakan alat electromagnetic
diantaranya yaitu alat PROCEQ PROFOMETER 5.

13
2. Tujuan dan Manfaat
Alat Profometer ini merupakan salah satu peralatan untuk metode pengujian
yang tidak merusak (Non Destructive Testing – NDT). Adapun tujuan dan
manfaat dari alat ini adalah sebagai berikut :
1) Kontrol kualitas, untuk menentukan ketepatan tebal selimut beton,
terutama pada produksi massal untuk elemen beton yang dipabrikasi.
2) Penerimaan pemeriksaan ketebalan selimut setelah bekisting dilepas.
3) Menentukan lokasi dan arah dari tulangan serta ukuran (diameter)
tulangan.
4) Penentuan data elemen konstruksi yang hilang atau tidak ada.
5) Penentuan letak tulangan sebelum diadakan core drilling (pengeboran
beton) agar mengurangi resiko pemotongan tulangan.
6) Deteksi elemen baja selain tulangan seperti pipa air, sambungan baja
dan kabel-kabel listrik.

3. Dokumentasi Pelaksanaan

Praktek penggunaan alat profometer dilaksanakan di area laboratorium


Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung, berikut gambar dokumentasi
pelaksanaan praktek penggunaan alat profometer.

4. Dasar Teori

4.1 Prinsip Alat Kerja


Alat electromagnetic yang salah satu fungsinya untuk mengukur ketebalan
selimut (covermeter), pertama kali dikembangkan pada tahun 1955 seperti
ditunjukkan pada gambar 11 , dan hampir selama tiga puluh tahun prinsip kerja
dari alat tersebut tidak berubah. Sebuah inti besi berbentuk U diberi energi AC
frekuensi rendah, dan sinyal yang akan terdeteksi. Tulangan beton yang terdeteksi.
Tulangan beton yang terdeteksi oleh inti besi akan mempengaruhi jalur magnetic,
sehingga akan meningkatkan sinyal. Sinyal maksimum akan terjadi Prober
(search head) sejajar dengan tulangan beton, dan akan meningkat perlahan-lahan
sesuai dengan jarak (penutup). Hasil pengukuran sangat dipengaruhi oleh variasi

14
perubahan suhu dan medan magnet eksternal dan juga dengan agregat magnetik
dalam beton.

Gambar 11 Sistem Aliran Medan Magnet Profometer

Alat ukur Profometer 5+ didasarkan pada pengukuran perubahan medan


magnet yang disebabkan oleh tulangan yang terdapat di dalam beton. Medan
magnet ditimbulkan oleh sistem muatan listrik dalam coil. Alat ukur Profometer
5+ ini menggunakan prinsip arus eddy dengan induksi pulsa sebagai metode
pengukurannya Prober diletakkan pada permukaan beton dan pengukur
menunjukkan respons perubahan medan magnet. Instrumen ini bekerja pada
frekuensi 1 kHz sehingga sangat peka terhadap keberadaan besi atau baja yang
ada disekitarnya. Data-data dari hasil pengecekan di lapangan dapat disimpan
pada memori alat, sampai 60 objek secara berturut-turut. Alat ukur Profometer 5+
ini jua bisa mengirimkan data yang terukur ke sebuah PC.

15
Gambar 12 Prinsip Arus Eddy

4.2 Peralatan
Penggunaan alat Profometer 5+ perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemudahan di lapangan. Alat Profometer 5+ tersedia dengan dua model, yaitu
model S dan model Scan Log berikut dengan bagian-bagiannya seperti
ditunjukkan pada Gambar 13 , adapun bagian-bagian dari alat Profometer 5+
terdiri dari:
1. Indicating Device
2. Universal probe
3. Kabel probe
4. Scancar
5. Kabel scancar

16
Gambar 13 Alat Profometer

4.3 Faktor Pengaruh Pengukuran

Dalam beberapa kondisi, hasil pengukuran sangat dipengaruhi oleh beberapa


faktor, yaitu antara lain:

a) Deteksi hanya bisa dilakukan sebatas tulangan terluar saja, sehingga bila
terdapat beberapa lapis tulangan, maka lapis tulangan yang dalam tidak
bisa terdeksi dengan baik, termasuk dalam hal ini adalah pengaruh
overlap/sambungan lewatan dan bundle tulangan.
b) Jarak antar tulangan yang terlalu rapat, sehingga bisa mempengaruhi
akurasi pembacaan/perkiraan diameter tulangan.
c) Pengaruh dari kandungan besi dalam agregat yang berlebih atau
penggunaan jenis semen yang khusus.
17
5. Langkah Pengambilan Data Profometer

5.1 Pengambilan Data Profometer Dengan Cara Model S

Adapun langkah-langkah untuk pengambilan data dengan cara model S


adalah sebagai berikut:

1. Pasang kabel probe ke indicating device dan universal probe kemudian


tekan tombol ON
2. Tekan tombol “Menu”
3. Pilih “Object No.” Kemudian tekan tombol “Start”. Isi kode sesuai kode
model S. Kode nomor ada 6 digit, pada digit pertama diisi dengan angka 1
(model S). digit selanjutnya dapat diisi dengan angka 1 sampai 9
4. Tekan tombol “Menu” sehingga kembali pada tampilan awal.
5. Pilih “Measure w. Staistic” kemudisn teksn tombol start sehingga alat siap
digunakan untuk pengukuran.
6. Probe digerakkan sehingga timbul bunyi. Semakin dekat dengan tulangan,
maka sinyal semakin kuat yang ditandai dengan tanda flow bar semakin
besar. Begitu juga sebaliknya.
7. Tekan tombol panah arah ke atas maka diameter tulangan akan muncul
pada layar.
8. Catat diameter dan tebal selimut yang terlihat pada layar.
9. Simpan data tebal selimut beton dengan menekan tombol “Print Store”.

5.2 Pengambilan Data Profometer Dengan Model Scan Log


Untuk pengecakan tulangan pada permukaan yang luas, dapat dilakukan
dengan cara model Scan Log. Tulangan-tulangan yang terdeteksi pada arah X dan
arah Y, akan menunjukkan bentuk jaringan tulangan yang terpasang dengan jarak
tertentu. Data-data yang diperoleh dari pengukuran ini, adalah data jarak antara
tulangan berikut dengan ketebalan selimut beton pada setiap tulangan yang
terdeteksi pada masing-masing arah.
Adapun langkah-langkah untuk pengambilan data dengan cara model Scan
Log adalah sebagai berikut:
18
1) Setelah alat disetting dengan pilihan “Scanning Bars”, kemudian
membuat marking untuk melihat posisi tulangan arah X dan Y pada
permukaan beton yang akan dicek. Tentukan arah X dan arah Y.
2) Untuk memulai pengecekan tulangan, scan car diletakkan pada
permukaan beton dan digerakkan ke arah X untuk memperoleh data
tulangan Layer 1.
3) Setelah Scancar mencapai jarak sesuai dengan scan area yang disetting,
tekan tombol arah ke kanan sehingga siap untuk pengecekan tulangan
pada Layer 2.
4) Scancar diletakkan pada permukaan beton dan digerakkan ke arah Y
sampai mencapai jarak sesuai dengan scan area yang di setting, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
5) Simpan data menekan tombol “Print Store”.

6. Hasil Pengambilan Data dengan Alat Profometer pada Kolom

Kolom yang dijadikan objek pengamatan pada praktikum ini yaitu kolom
K1, K2, K3. Adapun denah kolom pada lokasi yang ditinjau ditunukkan pada
gambar berikut ini.

Gambar 14 Denah Lokasi Kolom Tampak Atas

19
Gambar 15 Tampak Samping Lokasi Pengujian

K3
K1 K2

Gambar 16 Tampak Depan Lokasi Pengujian

Hasil pengecekan tulangan kolom pada kegiatan praktikum dapat dilihat


pada tabel berikut ini.
Tabel 3 Hasil Pengecekan Tulangan Utama Kolom

Jumlah Tulangan Diameter Tebal Selimut

Posisi Utama Tulangan Utama Beton


Elemen
Lantai Arah X Arah Y Min Max Min Max
(buah) (buah) (mm) (mm) (mm) (mm)

Kolom 1 3 1 18,7 25,3 37 63


Lantai
Kolom 2 3 1 19,3 >41 32 61
Dasar
Kolom 3 2 1 22 >41 38 69

20
Tabel 4 Hasil Pengecekan Jaringan Tulangan pada Kolom

Diameter Jumlah
Jumlah Tebal Selimut
Tulangan Tulangan
Sengkang Beton
Posisi Sengkang Utama
Elemen
Lantai Arah Arah Arah Arah
Min Max Min Max
X Y X Y
(mm) (mm) (mm) (mm)
(buah) (buah) (buah) (buah)

Kolom
12 6 24,4 >41 3 1 38 61
1

Lantai Kolom
9 9 9,3 28,3 3 1 40 57
Dasar 2

Kolom
10 10 - - 2 1 42 93
3

7. Dokumentasi Pelaksanaan

Praktik penggunaan alat profometer dilaksanaan di daerah Laboratorium


Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung. Berikut ini merupakan dokumentasi
pelaksanaan praktik penggunaan alat profometer:

Gambar 17 Scan Car

21
Gambar 18 Cable Connector

Gambar 19 Profometer

22
Gambar 20 Strap

Gambar 21 Connector Transfer to PC

23
ULTRASONIC PULSE VELOCITY

PROFOMETER METODE S

PROCEQ - PROFOMETER 5 (V2.3.1, 57.8387) Rebar Locator


Title: 188001 Date: 15-Sep-2017 Name: Kolom 1
Remarks:

0 Set parameters
Bar diameter D = 16 mm

10 Statistic
Number of measured bars N = 8
Average measured cover m = 55.5 mm
20 Standard deviation sa = 8.4 mm
Maximum of measured covers Max = 63 mm
Minimum of measured covers Min = 41 mm
30 Span R = 22 mm
Cover [mm]

Measured covers [mm]


40
41 61 46 63 60 41 59 63 51

46
50
51

60 59
61 60
63 63
PROCEQ - PROFOMETER 5 (V2.3.1, 57.8387) Rebar Locator
Title: 188002 Date: 20-Sep-2017 Name: Kolom 1
Remarks:

0 Set parameters
Bar diameter D = 16 mm

10 Statistic
Number of measured bars N = 6
Average measured cover m = 45.8 mm
Standard deviation sa = 6.6 mm
20 Maximum of measured covers Max = 54 mm
Minimum of measured covers Min = 37 mm
Span R = 17 mm
Cover [mm]

30
Measured covers [mm]
44 51 49 37 54 40
37
40
40

44

50 49
51
54

PROCEQ - PROFOMETER 5 (V2.3.1, 57.8387) Rebar Locator


Title: 188003 Date: 20-Sep-2017 Name: Kolom 1
Remarks:

0 Set parameters
Bar diameter D = 16 mm

10 Statistic
Number of measured bars N = 6
Average measured cover m = 55.2 mm
20 Standard deviation sa = 3.5 mm
Maximum of measured covers Max = 61 mm
Minimum of measured covers Min = 52 mm
Span R = 9 mm
Cover [mm]

30

Measured covers [mm]


40
53 58 52 54 61 53

50
52
53 54 53

60 58
61
PROCEQ - PROFOMETER 5 (V2.3.1, 57.8387) Rebar Locator
Title: 188004 Date: 20-Sep-2017 Name: Kolom 1
Remarks:

0 Set parameters
Bar diameter D = 16 mm

Statistic
10 Number of measured bars N = 6
Average measured cover m = 41.0 mm
Standard deviation sa = 3.3 mm
Maximum of measured covers Max = 45 mm
Minimum of measured covers Min = 38 mm
20
Span R = 7 mm
Cover [mm]

Measured covers [mm]


30 45 39 45 41 38 38

40 38 38
39
41

45 45

PROCEQ - PROFOMETER 5 (V2.3.1, 57.8387) Rebar Locator


Title: 189001 Date: 20-Sep-2017 Name: Kolom 2
Remarks:

0 Set parameters
Bar diameter D = 16 mm

10 Statistic
Number of measured bars N = 8
Average measured cover m = 53.0 mm
20 Standard deviation sa = 5.4 mm
Maximum of measured covers Max = 61 mm
Minimum of measured covers Min = 45 mm
Span R = 16 mm
Cover [mm]

30

Measured covers [mm]


40
50 47 45 55 61 53 56 57

45
47
50
50
53
55 56 57
60
61
PROCEQ - PROFOMETER 5 (V2.3.1, 57.8387) Rebar Locator
Title: 189002 Date: 20-Sep-2017 Name:
Remarks:

0 Set parameters
Bar diameter D = 16 mm

Statistic
10 Number of measured bars N = 4
Average measured cover m = 39.3 mm
Standard deviation sa = 6.7 mm
Maximum of measured covers Max = 48 mm
20 Minimum of measured covers Min = 32 mm
Span R = 16 mm
Cover [mm]

30 Measured covers [mm]


32 48 40 37 32

37
40
40

50 48

PROCEQ - PROFOMETER 5 (V2.3.1, 57.8387) Rebar Locator


Title: 189003 Date: 20-Sep-2017 Name: Kolom 2
Remarks:

0 Set parameters
Bar diameter D = 16 mm

10 Statistic
Number of measured bars N = 6
Average measured cover m = 52.8 mm
Standard deviation sa = 4.5 mm
20
Maximum of measured covers Max = 58 mm
Minimum of measured covers Min = 47 mm
Span R = 11 mm
Cover [mm]

30

Measured covers [mm]


40 47 51 49 57 55 58

47
50 49
51
55
57 58
60
PROCEQ - PROFOMETER 5 (V2.3.1, 57.8387) Rebar Locator
Title: 189004 Date: 20-Sep-2017 Name: Kolom 2
Remarks:

0 Set parameters
Bar diameter D = 16 mm

10 Statistic
Number of measured bars N = 5
Average measured cover m = 48.8 mm
Standard deviation sa = 6.8 mm
20 Maximum of measured covers Max = 56 mm
Minimum of measured covers Min = 40 mm
Span R = 16 mm
Cover [mm]

30

Measured covers [mm]


56 55 45 48 40
40
40

45
50 48

55
56
60

PROCEQ - PROFOMETER 5 (V2.3.1, 57.8387) Rebar Locator


Title: 190001 Date: 20-Sep-2017 Name: Kolom 3
Remarks:

0 Set parameters
Bar diameter D = 16 mm

10
Statistic
Number of measured bars N = 6
Average measured cover m = 59.0 mm
20
Standard deviation sa = 9.9 mm
Maximum of measured covers Max = 69 mm
Minimum of measured covers Min = 49 mm
30
Span R = 20 mm
Cover [mm]

40
Measured covers [mm]
67 50 68 51 69 49
50 49
50 51

60

67 68
70 69
PROCEQ - PROFOMETER 5 (V2.3.1, 57.8387) Rebar Locator
Title: 190002 Date: 20-Sep-2017 Name: Kolom 3
Remarks:

0 Set parameters
Bar diameter D = 16 mm

10 Statistic
Number of measured bars N = 5
Average measured cover m = 43.6 mm
Standard deviation sa = 7.4 mm
20 Maximum of measured covers Max = 56 mm
Minimum of measured covers Min = 38 mm
Span R = 18 mm
Cover [mm]

30

Measured covers [mm]


45 40 39 38 56
40 39 38
40

45
50

56
60

PROCEQ - PROFOMETER 5 (V2.3.1, 57.8387) Rebar Locator


Title: 190003 Date: 20-Sep-2017 Name: Kolom 3
Remarks:

0 Set parameters
Bar diameter D = 16 mm

Statistic
20 Number of measured bars N = 6
Average measured cover m = 77.5 mm
Standard deviation sa = 9.6 mm
Maximum of measured covers Max = 93 mm
40 Minimum of measured covers Min = 67 mm
Span R = 26 mm
Cover [mm]

Measured covers [mm]


60
93 83 78 69 75 67
67
69
75
80 78
83

93
100
PROCEQ - PROFOMETER 5 (V2.3.1, 57.8387) Rebar Locator
Title: 190004 Date: 20-Sep-2017 Name: Kolom 3
Remarks:

0 Set parameters
Bar diameter D = 16 mm

Statistic
20 Number of measured bars N = 7
Average measured cover m = 60.7 mm
Standard deviation sa = 13.1 mm
Maximum of measured covers Max = 84 mm
Minimum of measured covers Min = 42 mm
40 Span R = 42 mm
Cover [mm]

42

Measured covers [mm]


54 53
42 65 63 64 54 84 53
60
63 64
65

80

84
PROFOMETER METODE SCANLOG

PROCEQ - PROFOMETER 5 (V2.3.1, 57.8387) Rebar Locator


Title: 288001 Date: 20-Sep-2017 Name: Kolom 1
Remarks:

x [m]
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 Cover [mm]
0.00 < 10
10-19
20-29
30-39
0.50
40-49
50-59
60-69
70-79
y [m]

1.00
>= 80

1.50

2.00

Set parameters Statistic x y


Bar diameter D = 16 mm Number of measured bars N = 3 12
X grid width dX = 20 mm Average measured cover m = 66.7 70.4 mm
Y grid width dY = 20 mm Standard deviation sa = 11.8 11.3 mm
Maximum of measured covers Max = 74 83 mm
Minimum of measured covers Min = 53 55 mm
Span R = 21 28 mm

Measured covers
x [m] Cover [mm] y [m] Cover [mm]

0.02 73 0.02 83
0.14 74 0.10 66
0.26 53 0.16 71
0.28 81
0.36 58
0.44 78
0.54 82
0.60 59
0.72 83
0.84 55
0.92 74
1.14 55
PROCEQ - PROFOMETER 5 (V2.3.1, 57.8387) Rebar Locator
Title: 288002 Date: 20-Sep-2017 Name: Kolom 1
Remarks:

x [m]
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 Cover [mm]
0.00 < 10
10-19
20-29
30-39
0.50
40-49
50-59
60-69
70-79
y [m]

1.00
>= 80

1.50

2.00

Set parameters Statistic x y


Bar diameter D = 16 mm Number of measured bars N = 1 6
X grid width dX = 20 mm Average measured cover m = 56.0 58.8 mm
Y grid width dY = 20 mm Standard deviation sa = - 2.0 mm
Maximum of measured covers Max = 56 62 mm
Minimum of measured covers Min = 56 56 mm
Span R = 0 6 mm

Measured covers
x [m] Cover [mm] y [m] Cover [mm]

0.12 56 0.16 56
0.44 59
0.68 58
0.94 58
1.22 60
1.50 62
PROCEQ - PROFOMETER 5 (V2.3.1, 57.8387) Rebar Locator
Title: 289001 Date: 20-Sep-2017 Name: Kolom 2
Remarks:

x [m]
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 Cover [mm]
0.00 < 10
10-19
20-29
30-39
0.50
40-49
50-59
60-69
70-79
y [m]

1.00
>= 80

1.50

2.00

Set parameters Statistic x y


Bar diameter D = 16 mm Number of measured bars N = 3 9
X grid width dX = 20 mm Average measured cover m = 42.3 70.0 mm
Y grid width dY = 20 mm Standard deviation sa = 2.1 8.3 mm
Maximum of measured covers Max = 44 83 mm
Minimum of measured covers Min = 40 61 mm
Span R = 4 22 mm

Measured covers
x [m] Cover [mm] y [m] Cover [mm]

0.08 44 0.14 69
0.18 43 0.30 62
0.28 40 0.48 66
0.70 63
0.90 78
1.12 61
1.32 80
1.58 83
1.86 68
PROCEQ - PROFOMETER 5 (V2.3.1, 57.8387) Rebar Locator
Title: 289002 Date: 20-Sep-2017 Name: Kolom 2
Remarks:

x [m]
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 Cover [mm]
0.00 < 10
10-19
20-29
30-39
0.50
40-49
50-59
60-69
70-79
y [m]

1.00
>= 80

1.50

2.00

Set parameters Statistic x y


Bar diameter D = 16 mm Number of measured bars N = 1 9
X grid width dX = 20 mm Average measured cover m = 33.0 60.0 mm
Y grid width dY = 20 mm Standard deviation sa = - 13.4 mm
Maximum of measured covers Max = 33 75 mm
Minimum of measured covers Min = 33 38 mm
Span R = 0 37 mm

Measured covers
x [m] Cover [mm] y [m] Cover [mm]

0.12 33 0.14 75
0.28 72
0.46 69
0.70 62
0.84 70
1.16 61
1.30 51
1.54 42
1.84 38
PROCEQ - PROFOMETER 5 (V2.3.1, 57.8387) Rebar Locator
Title: 290001 Date: 14-Sep-2017 Name: Kolom 3
Remarks:

x [m]
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 Cover [mm]
0.00 < 10
10-19
20-29
30-39
0.50
40-49
50-59
60-69
70-79
y [m]

1.00
>= 80

1.50

2.00

Set parameters Statistic x y


Bar diameter D = 16 mm Number of measured bars N = 2 10
X grid width dX = 20 mm Average measured cover m = 58.5 74.1 mm
Y grid width dY = 20 mm Standard deviation sa = 14.8 6.4 mm
Maximum of measured covers Max = 69 85 mm
Minimum of measured covers Min = 48 65 mm
Span R = 21 20 mm

Measured covers
x [m] Cover [mm] y [m] Cover [mm]

0.08 48 0.06 76
0.26 69 0.30 65
0.46 85
0.68 68
0.90 76
1.12 70
1.28 68
1.46 75
1.74 76
1.86 82
PROCEQ - PROFOMETER 5 (V2.3.1, 57.8387) Rebar Locator
Title: 290002 Date: 20-Sep-2017 Name: Kolom 3
Remarks:

x [m]
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 Cover [mm]
0.00 < 10
10-19
20-29
30-39
0.50
40-49
50-59
60-69
70-79
y [m]

1.00
>= 80

1.50

2.00

Set parameters Statistic x y


Bar diameter D = 16 mm Number of measured bars N = 1 10
X grid width dX = 20 mm Average measured cover m = 45.0 73.5 mm
Y grid width dY = 20 mm Standard deviation sa = - 13.6 mm
Maximum of measured covers Max = 45 92 mm
Minimum of measured covers Min = 45 53 mm
Span R = 0 39 mm

Measured covers
x [m] Cover [mm] y [m] Cover [mm]

0.10 45 0.02 92
0.26 82
0.42 86
0.62 83
0.82 73
1.06 82
1.22 68
1.42 58
1.68 53
1.80 58

Anda mungkin juga menyukai