Anda di halaman 1dari 5

Vol.18 No.

2 Agustus 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

TINJAUAN KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU DENGAN BETON

Oleh:

Mulyati1), Arman A. 2)
1
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang

Abstrak

Bambu memiliki kuat tarik yang cukup tinggi, dan dapat digunakan sebagai alternatif pengganti tulangan
baja pada beton. Bambu memiliki kelemahan, yaitu sifat kembang susutnya cukup tinggi. Tujuan penelitian
ini adalah untuk meninjau kuat lekat tulangan bambu dengan beton. Penelitian ini menggunakan jenis
bambu Petung dan bambu Wulung yang berumur 2-3 tahun untuk dijadikan tulangan, kemudian bambu
diberi perlakuan pengawetan dengan merendam dalam air, memberi lapisan kedap air dengan divernis, dan
teknik pembuatan tulangan bambu dengan cara pilinan dan melilitkan dengan kawat. Agregat campuran
beton dengan komosisi 1 bagian semen, 2 bagian pasir, dan 3 bagian kerikil. Pengujian yang dilakukan
diantaranya adalah kuat tekan beton, kuat tarik bambu, dan kuat lekat tulangan bambu dengan beton. Hasil
pengujian menunjukkan, bahwa kuat tekan beton pada umur 28 hari diperoleh sebesar14,06 MPa, kuat tarik
bambu dengan lama perendaman 3 minggu diperoleh untuk bambu Petung tanpa buku dan dengan buku
adalah 199 MPa dan 161 MPa, dan untuk bambu Wulung tanpa buku dan dengan buku adalah 182 MPa
dan 168 MPa, serta kuat lekat tulangan bambu Petung pilinan, persegi vernis, persegi lilitan, bulat vernis,
bulat lilitan adalah 0,62 MPa, 2,22 MPa,1,90 MPa, 1,70 MPa,1,49 MPa, dan kuat lekat tulangan bambu
Wulung pilinan, persegi vernis, persegi lilitan, bulat vernis, bulat lilitan adalah 0,62 MPa, 1,33 MPa,0,95
MPa, 1,12 MPa,0,98 MPa. Dengan demikian tulangan bambu persegi vernis menunjukkan kuat lekat yang
tinggi pada beton.

Kata Kunci: kuat lekat, tulangan bambu, beton

1. Pendahuluan peluang digunakan sebagai tulangan balok


rumah sederhana.
Beton bertulang banyak digunakan Dalam aplikasi beton bertulang, kinerja
masyarakat sebagai struktur utama bangunan, tulangan bambu perlu dikaji terutama dalam
baik untuk gedung maupun untuk prasaranan hal kuat lekat dengan beton. Bambu
lain. Tulangan yang digunakan umumnya memiliki kelemahan, yaitu sifat kembang
dari baja, namun harganya mahal, sehingga susutnya cukup besar yang mengakibatkan
tidak semua masyarakat mampu membelinya. kuat lekat dengan beton berkurang. Salah
Untuk itu diperlukan adanya alternatif satu persyaratan dalam struktur beton
material tulangan lain yang lebih murah dan bertulang adalah adanya lekatan antara
dapat digunakan sebagai tulangan konstruksi tulangan dan beton sehingga dapat
beton bertulang. Berdasarkan hasil penelitian menghindari terjadinya slip antara beton dan
para ahli sebelumnya telah ditemukan tulangan pada saat struktur beton tersebut
material alternatif pengganti baja tulangan diberikan beban.
berupa hasil alam yaitu bambu yang mudah Penelitian tentang kuat lekat tulangan
didapat terutama di daerah pedesaan. bambu yang sudah pernah dilakukan,
Morisco (1999) menyelidiki bahwa diantaranya adalah tinjauan kuat lekat bambu
bambu dapat digunakan sebagai pengganti dalam beton untuk perencanaan bamboocrete
baja tulangan yang mempunyai kekuatan oleh Suseno (2001), peningkatan kinerja
tarik yang tinggi mendekati kekuatan baja tulangan bambu pada balok beton bertulang
struktur. Pathurahman dan Kusuma (2003) dengan cara perbaikan kuat lekat diberi
menyatakan bahwa bambu memiliki peluang lapisan vernis dan dipilin oleh Rocbman
untuk digunakan sebagai tulangan balok (2005), kajian kuat lekat tulangan bambu
beton, khususnya untuk struktur sederhana, pilinan dan tulangan baja polos pada beton
begitu juga Suroso dan Widodo (2011) normal dengan variasi jenis bambu oleh
menyatakan bahwa bambu mempunyai Gilang (2011), dan kuat lentur balok beton

DOI 10.21063/JM.2016.V18.2.1-5
© 2016 ITP Press. All right reserved. 1
Vol.18 No.2 Agustus 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

tampang persegi dengan tulangan bambu


wulung diberi ikatan kawat oleh Pratidina
(2011). Oleh karena itu perlu perlakuan yang
tepat terhadap tulangan bambu guna
meningkatkan kuat lekat dengan beton,
karena tulangan bambu sangat banyak
digunakan dalam aplikasi beton bertulang,
khususnya pada bangunan rumah tinggal.
Penelitian ini dilakukan untuk meninjau kuat
lekat tulangan bambu dengan proses
pengawetan bambu dengan cara merendam
dalam air selama lebih kurang tiga minggu, Gambar 2: Bambu Wulung
pelapisan tulangan bambu dengan bahan
kedap air seperti vernis dan teknik pembuatan Benda uji yang digunakan dalam
tulangan bambu dengan cara pilinan dan penelitian ini berbentuk silinder beton dengan
dengan dililit dengan kawat untuk melihat diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk kuat
sejauh mana perlakuan dapat mengurangi tekan beton dan kuat lekat tulangan.
pengaruh kembang susut tulangan bambu, Komposisi campuran beton digunakan 1
sehingga dapat mengoptimalkan kuat lekat bagian semen : 2 bagian pasir : 3 bagian
tulangan pada beton. kerikil. Tulangan bambu Petung dan bambu
Wulung, masing-masing dibuat 5 variasi
2. Metode Penelitian dengan panjang 50 cm, yaitu pilinan dengan
diameter 10 mm, persegi dengan lebar 10 mm
Penelitian yang dilakukan bersifat dan tebal 10 mm dilapisi vernis dan lilitan
eksperimen. Bahan yang digunakan dalam kawat, serta bulat dengan diameter 10 mm
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) dilapisi vernis dan lilitan kawat. Tulangan
Bambu Petung dan bambu Wulung berasal bambu ditanam pada pusat beton silinder
dari Nagari Sitanang Kecamatan Lareh Sago sedalam 15 cm sebagaimana terlihat pada
Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota Gambar 3.
sebagaimana terlihat pada Gambar 1 dan
Gambar 2., 2) Semen PCC produksi PT. Tulangan persegi Tulangan bulat
Semen Padang, 3) Agregat kasar berupa 10 mm
kerikil dan agregat halus berasal dari sungai 10 mm 10 mm
Batang Sinamar Kabupaten Lima Puluh Kota.

15 cm 15 cm
30 cm 30 cm

15 cm 15 cm

Gambar 3: Benda Uji Kuat Lekat Tulangan

Pengujian yang dilakukan pada


Gambar 1: Bambu Petung penelitian ini, antara lain: 1) Sifat fisik
agregat, 2) Kuat tekan beton untuk umur
beton 3 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28
hari, 3) Kuat tarik bambu tanpa buku dan
dengan buku setelah direndam selama 3
minggu dan dioven, 4) Kuat lekat tulangan
bambu untuk umur beton 28 hari,
sebagaimana terlihat pada Gambar 4.

2
Vol.18 No.2 Agustus 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

P singgung antara batang tulangan dengan


beton.
Menurut Youngsi Jung (2006)
Tulangan bambu kelayakan penggunaan bambu sebagai
pengganti baja tulangan, maka harus
dievaluasi melalui uji tarik (pull out test).
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
15 cm
dilakukan tentang uji tarik tulangan bambu
dibandingkan dengan tulangan baja, bahwa
30 cm kekuatan lekatan bambu lebih rendah dari
baja, yaitu sekitar 8 MPa. Nilai kuat tarik
Silinder
Beton
pada pull out bervariasi tergantung pada
pengolahan beban, penguatan, diameter
tulangan, kuat tekan beton dan tingkat ikatan
Gambar 4: Pengujian Kuat Lekat
lekat. Kuat lekat tulangan dipengaruhi oleh
beberapa kondisi, antara lain ukuran
3. Kajian Literatur tulangan, pemodelan kulit tulangan, kondisi
3.1 Kuat Tarik Bambu kelembaban, jarak penanaman dan kualitas
beton.
Penelitian tentang sifat mekanik bambu Menurut ASTM C-234-91a yang
telah dilakukan oleh Morisco pada tahun disebut dengan tegangan lekat kritis adalah
1994 – 1999, diawali dengan tegangan terkecil yang menyebabkan
membandingkan kuat tarik bambu Ori dan terjadinga penggelinciran pada beton
bambu Petung tanpa buku dengan baja beton sehingga bambu yang tertanama dalam beton
yang mempunyai tegangan leleh 240 MPa. bergeser sebesar 0,25 mm. Oleh karena itu
Hasil pengujian diperoleh kuat tarik kulit bila sesar beton melebihi 0,25 mm maka
bambu Ori cukup tinggi yaitu hampir beton bisa dianggap sudah runtuh.
mencapai 500 MPa atau sekitar dua kali
tegangan leleh baja, dan kuat tarik bambu 4. Hasil dan Pembahasan
Petung bagian luar juga lebih tinggi dari 4.1 Sifat Fisik Agregat
tegangan leleh baja yaitu rata-rata 285 MPa.
Selanjutnya juga dilakukan pengujian kuat Hasil pemeriksaan agregat kasar dan
tarik bambu kering oven untuk bambu Ori, agregat halus dapat dilihat dalam Tabel 1.
bambu Petung, bambu Wulung, bambu Legi,
bambu Tutul, bambu Galah, dan bambu Apus Tabel 1: Sifat Fisik Agregat
yang diperoleh kuat tarik rata-rata tanpa buku Kerikil
dan dengan buku berturut-turut adalah 291 Modulus halus butir 5,72
MPa dan 128 MPa, 190 MPa dan 116 MPa, Berat isi 1,20 gr/cm3
166 MPa dan 147 MPa, 288 MPa dan 126 Berat jenis Apparent 2,59 gr
Berat jenis kering 2,44 gr
MPa, 216 MPa dan 74 MPa, 253 MPa dan
Berat jenis SSD 2,5 gr
124 MPa, 151 MPa dan 55 MPa. Penyerapan 2,35%
Keausan 31,76%
3.2 Kuat Lekat Tulangan Dengan Beton Pasir
Modulus halus butir 4,13
Dipohusodo (1999) menyatakan salah Berat isi 0,13 gr/cm3
satu dasar anggapan yang digunakan dalam Berat jenis Apparent 2,40 gr
perancangan dan analsis struktur beton Berat jenis kering 2,19 gr
bertulang adalah ikatan antara tulangan dan Berat jenis SSD 2,28 gr
beton yang mengelilinginya berlangsung Penyerapan 3,97%
Kotoran organik No.4
sempurna tanpa terjadi pergeseran. Kadar lumpur 1,84%
Berdasarkan anggapan tersebut dan juga
sebagai akibat lebih lanjut, pada waktu
Berdasarkan hasil pemeriksaan sifat
komponen struktur beton bertulang bekerja fisik agregat, terlihat bahwa kerikil dan pasir
menahan beban akan timbul tegangan lekat
tergolong ringan karena memiliki berat isi 1,2
yang berupa shear interlock pada permukaan

3
Vol.18 No.2 Agustus 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

gr/cm3, dan pasirnya banyak mengandung dengan kawat (PPL), tulangan bambu Petung
kotoran organik, terbukti warna pada bulat divernis (PBV), tulangan bambu Petung
tintometer melebihi batas maksimum no.3. bulat dililit dengan kawat (PBL), dan untuk
variasi tulangan bambu Wulung pilinan
4.2 Kuat Tekan beton (WP), tulangan bambu Wulung persegi
divernis (WPV), tulangan bambu Wulung
Hasil pengujian kuat tekan beton persegi dililit dengan kawat (WPL), tulangan
sesuai umur beton untuk komposisi campuran bambu Wulung bulat divernis (WBV),
1:2:3 seperti terlihat pada Gambar 5. tulangan bambu Wulung bulat dililit dengan
kawat (WBL). Analisa hasil pengujian
15.00 10.80 11.59 14.06 dilakukan sampai beban tarik maksimum,
Kuat Tekan (MPa)

10.00 5.30 6.35 dalam arti beton bisa dianggap sudah runtuh.
5.00 Benda uji kuat lekaat tulangan bambu dengan
0.00 beton yang sudah dilakukan pengujian pull
3 hari7 hari 14 21 28 out test dilihat pada Gambar 6. Hasil analisa
hari hari hari kuat lekat antara beton dengan berbagai
variasi tulangan bambu dapat dilihat pada
Umur Beton Gambar 7.

Gambar 5: Hubungan Kuat Tekan Beton


Dengan Umur Beton

Kuat tekan beton meningkat sesuai


dengan pertambahan umur. Kuat tekan beton
pada umur 28 hari diperoleh kecil dari 15
MPa, dengan demikian tidak mencapai kuat
tekan beton normal, namun masih dapat
digunakan untuk struktur beton bangunan
sederhana seperti rumah tinggal.
4.3 Kuat Tarik Bambu Gambar 6: Hasil Pengujian Benda Uji Kuat
Lekat Tulangan Bambu Dengan Beton
Pengujian kuat tarik bambu kering
oven diperoleh hasil sebagaimana terlihat 3 2.221.90
1.701.49 1.33
Kuat Lekat (MPa)

dalam Tabel 2. 2 1.12


1 0.62 0.62 0.95 0.98
Tabel 2: Kuat Tarik Bambu
0
Jenis Kuat Tarik Kuat Tarik
PP

WPV
WPL
WBV
WBL
PPV
PPL
PBV
PBL
WP

Bambu Tanpa Buku Dengan Buku


(MPa) (MPa)
Petung 199 161 Variasi Tulangan Bambu
Wulung 182 168

Hasil pengujian kuat tarik Gambar 7: Hubungan Variasi Tulangan


menunjukkan bahwa kuat tarik bambu tanpa Bambu Dengan Kuat Lekat
buku lebih tinggi dari pada dengan buku, dan
kuat tarik bambu Petung juga lebih tinggi dari Pada Gambar 7 terlihat perbandingan
pada bambu Wulung. nilai kuat lekat tulangan bambu Petung
hampir seluruh variasi lebih tinggi dari
4.4 Kuat Lekat Tulangan Bambu bambu Wulung, namun terdapat satu variasi
yang sama dengan bambu Wulung, yaitu
Hasil pengujian kuat lekat dilakukan tulangan pilinan. Berdasarkan variasi bentuk
dengan panjang penanaman 150 mm untuk tulangan bambu, kuat lekat tertinggi
variasi tulangan bambu Petung pilinan (PP), diperoleh pada bentuk persegi yang dilapisi
tulangan bambu Petung persegi divernis vernis, untuk bambu Petung dan bambu
(PPV), tulangan bambu Petung persegi dililit Wulung berturut-turut adalah 2,22 MPa dan

4
Vol.18 No.2 Agustus 2016 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

1,33 MPa. Dengan demikian dapat and Environmental Engineering, The


dinyatakan bahwa perlakuan pengawetan University of Texas at Arlington.
pada bambu dan pelapisan permukaan Morisco, 1999, Rekayasa Bambu, Nafiri
tulangan dengan vernis dapat mengurangi Offset, Yogyakarta.
kembang susut bambu. Pathurahman, Fajrin, J, dan Kusuma, A.D.,
Aplikasi Bambu Pilinan Sebagai
5. Kesimpulan Tulangan Balok Beton, Civil
Engineering Dimension, Vol.5, No.1,
Dari hasil pengujian kuat lekat 39-44, Mach 2003.
tulangan bambu pada beton, diperoleh kuat Praditina, Y., 2011, Kuat Lentur Balok Beton
lekat tulangan bambu Petung pilinan, persegi Tampang Persegi Dengan Tulangan
vernis, persegi lilitan, bulat vernis, bulat Bambu Wulung, Thesis S-2,
lilitan berturut-turut adalah 0,62 MPa, 2,22 Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
MPa, 1,90 MPa, 1,70 MPa, 1,49 MPa, dan Rocbman, A., 2005, Peningkatan Kinerja
kuat lekat tulangan bambu Wulung pilinan, Tulangan Bambu Pada Balok Beton
persegi vernis, persegi lilitan, bulat vernis, Bertulang Dengan Cara Perbaikan
bulat lilitan berturut-turut adalah 0,62 MPa, Kuat Lekat, Jurnal Teknik Gelagar,
1,33 MPa, 0,95 MPa, 1,12 MPa, 0,98 MPa. Fakultas Teknik Universitas
Dengan demikian tulangan bambu petung Muhammadiyah Surakarta, volume 16,
menunjukkan kuat lekat yang lebih tinggi No.1, April 2005.
dari tulangan bambu Wulung, dan bentuk Suseno, W., 2001, Tinjauan Kuat Lekat
tulangan bambu persegi yang dilapisi vernis Bambu Dalam Beton Untuk
menghasilkan kuat lekat yang tinggi untuk Perencanaan Bamboocrete, Jurnal
bambu Petung dan bambu Wulung. Teknik Sipil “SIPIL SOEPRA”,
volume 3 No.8, hal 66-76.
Ucapan Terima Kasih Suroso, H, dan Widodo, A, 2011, Analisis
Bambu Walesan, Bambu Ampel dan
Terima kasih saya ucapkan kepada Ranting Bambu Ampel Sebagai
Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Tulangan Lentur Balok Beton Rumah
Pendidikan Tinggi, Koordinator Kopertis Sederhana, Jurnal Kompetensi Teknik,
Wilayah X, dan Ketua Lembaga Penelitian Semarang.
ITP yang telah memfasilitasi terlaksananya
penelitian ini.

Daftar Pustaka

ASTM C 234-91a, 1991, Standard Test


Method for Comparing Concretes on
the Basis of the Bond Developed with
Reinforcing Steel, ASTM Book of
Standards, ASTM International, West
Conshokockeb, PA
Dipohusodo, I., 1999, Struktur Beton
Bertulang, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Gilang, C,.P., 2011, Kajian Kuat Lekat
Tulangan Bambu Pilinan dan Tulangan
Baja Polos Pada Beton Normal Dengan
Variasi Jenis Bambu, Skripsi, Jurusan
Teknik Sipil, Universita Sebelas Maret,
Surakarta.
Jung, Y., 2006, Investigation of Bamboo as
Reinforcement in Concrete,
Dissertation, Master of Science in Civil

Anda mungkin juga menyukai