Anda di halaman 1dari 25

Prilaku FRP Pada Struktur Beton Bertulang

Material Konstruksi dan Perawatan Infrastruktur

ALPIN MAULIDIN
171158002
1. Behavior Of Full-Scale Reinforced Concrete Beams Retrofitted
For Shear And Fexural With FRP Laminates
Penelitian ini melakukan perkuatan terhadap balok dengan skala penuh, terdapat 4
balok yang diduplikasi identik dengan balok eksisting pada jembatan. Dari 4 balok
yang ada, 1 balok digunakan sebagai balok kontrol dan tiga sisanya dilakukan
perkuatan menggunakan FRP dengan berbagai konfigurasi komposit CFRP dan
GRFP. FRP digunakan untuk meningkatkan kapasitas lentur dan untuk mengurangi
kegagalan geser. 4 tipe balok yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 1 dibawah:
Studi ini mengkaji daya dukung beban dan karakteristik lentur dari hasil
penggunaan FRP untuk balok beton bertulang dengan memeriksa defieksi dan
regangan sebagai fungsi dari beban eksternal. Spesifikasi material yang
digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa balok bertulang yang diperkuat
dengan FRP menunjukkan kemapuan memikul beban dan kekakuan yang lebih
tinggi balok kontrol. Mode kegagalan balok dapat dilihat pada Tabel 3.
Hampir setiap perhitungan kapasitas momen beton bertulang dengan
perkuatan FRP diasumsikan bahwa FRP melekat sempurna pada permukaan
balok. Walaupun pada kenyataannya, lekatan antara FRP dengan permukaan
balok tidak sempurna. Hasil pengujian ditampilkan dalam Gambar 1.
Meskipun alat uji eksperimental tidak dapat menghasilkan kapasitas geser
atau momen dari balok beton bertulang yang diperkuat oleh FRP, maka
dilakukan asumsi yang dibuat dari data yang tersedia. Hasil Perhitungan
menunjukkan bahwa beban ultimate balok akan dibatasi oleh keruntuhan
beton yang terjadi.
Dari hasil data yang diperoleh berdasarkan pengujian yang dilakukan,
terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan simpulan yaitu:
1. Perkuatan struktur beton dengan menggunakan FRP dapat
meningkatkan kapasitas beban statis sebesar 150% dibandingkan
dengan tanpa perkuatan. Hal ini juga tergantung pada mode keruntuhan,
dimensi, dan sifat material.
2. Perbaikan/perkuatan Jembatan Horsetail Creek dengan hanya
menggunakan FRP pada bagian lentur masih dapat menghasilkan
tegangan diagonal 31 % lebih besar.
3. Perbaikan/perkuatan Jembatan Horsetail Creek dengan menggunakan
kedua jenis perbaikan yaitu GFRP untuk geser dan CFRP untuk lentur,
dapat meningkatkan kapasitas momen statik dari 658 kN.m menjadi 868
kN.m.
2. Evaluation of Thermal Resistance of FRP Reinforced Concrete
Beams in Fire

Pada penelitian ini melakukan evaluasi terkait prilaku balok beton bertulang
CFRP dan GFRP terhadap ketahanan pada temperatur tinggi. Penyelidikan
ketahanan api dari struktur beton selama bertahun-tahun telah menghasilkan
peningkatan pemahaman tentang kinerja struktural. Penelitian tentang
penggunaan FRP telah mengidentifikasi beberapa masalah yang terkait dengan
aplikasinya pada struktur beton bertulang. Sifat-sifat khas dalam penggunaan
FRP diantaranya sifat getis, daya tahan jangka panjang, tahan api, dll.
Penampang dari masing-masing balok adalah 120 × 200 mm. Panjang total
dan bentang balok masing-masing 2000 mm dan 1750 mm. Terdapat tiga
jenis desain balok yang berbeda, yaitu: BECS20, BEGS20 dan BESS20.
Setiap balok uji didefinisikan oleh huruf yang berartikan jenis material
perkuatannya, kondisi suhu, dan selimut beton.
Mutu beton rencana yang digunakan adalah 35 MPa. Penggunaannya sama
untuk setiap balok uji dengan ukuran agregat maksimal 10 mm, dan dengan
nilai slump 40-50 mm. desain beton dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Dalam tahap pengujian Balok diinstrumentasi untuk mengukur lendutan, suhu
dan slip batang FRP. Lendutan pada bagian tengah balok uji diukur
menggunakan LVDT, sedangkan untuk mengukur suhu saat pengujian digunakan
termokopel.
Dari hasil pembakaran, defleksi yang terjadi selama pembakaran dapat dilihat
pada Gambar 8. dalam tingkat lendutan untuk balok BEGS20-1 dan BEGS20-2
sangat mirip dengan balok BESS20-1 hingga hampir 25 menit selama
pemanasan.
Berdasarkan penelitian dan analisis yang dilakukan terkait prilaku tulangan
CFRP dan GFRP terhadap temperatur tinggi, maka dapatkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Suhu di bagian bawah balok cukup tinggi karena bagian ini sepenuhnya
terkena panas. Balok beton bertulang yang menggunakan FRP mengalami
kegagalan pada suhu 500oC. Tulangan CFRP meningkatkan kapasitas
beban sehingga keruntuhan terjadi terlebih dahulu pada bagian beton.
2. Balok bertulang FRP didesain over-reinforced sedangkan untuk balok
beton bertulang baja didesain uder-reinforced. Dari hasil pengujian
penurunan kekakuan yang dialami oleh tulangan FRP dan baja memiliki
prilaku yang sama dan tidak terpengaruh tingkat beban dan mudulus
tulagan.
3. Experimental Performances Of RC Beams Strengthened With
FRP Materials

Pada penelitian ini membahas terkait kinerja balok beton bertulang dengan
perkuatan FRP, perkuatan yang dilakukan menggunakan dua metode yaitu
metode eksternal CFRP dan Near Surface Mounted (NSM). Pengujian yang
dilakukan dengan metode statik motonik thrid point load dan metode cyclic
load.
Penelitian ini menggunakan 21 buah benda uji balok, yang dibagi kedalam 2
kelompok menjadi tipe A dan B. perbedaannya kedua tipe tersebut terletak
pada penggunaan diameter tulangan tarik dan panjang balok uji. Untuk tipe A
menggunakan tulangan diameter 10 mm dengan panjang balok 2.0 m, dan
diameter 12 mm dengan panjang balok 1.8 m untuk tipe B.
Lebar dari perkuatan external CFRP sheets (bf) adalah 100 mm untuk
semua benda uji, sedangkan jarak antara ujung balok dengan bagian
perkuatan (a) adalah 300 mm untuk balok tipe A, dan 400 mm untuk
balok tipe B. Pada beberapa balok uji digunakan angukur sebagai
pengikat CFRP.
Tabel dibawah meunjukan hasil dari pengujian keseluruhan balok, beban
maksimum, peningkatan kekuatan dari hasil perkuatan external dan lain-lain.
Peningkatan kekuatan paling signifikan yang terjadi pada balok tipe A
dengan persentasr tulangan baja yang sedikit yaitu antara 26% sampai
51% hal ini tergantung kepada konfigurasi perkuatan eksternal.
Sedangkan pada tipe B beban ultimate meningkat dibandingkan
dengan balok kontrol yaitu sebesar 10% dampai 30%. Berikut adalah
beberapa model kegagalan yang dialami oleh balok uji.

End debonding pada balok A3


End debonding setelah robeknya angkur U-strip pada balok A7
kegagalan lekatan antara epoxy dan beton pada balok dan
kerusakan beton akibat tekanan pada balok B8.
Hasil dari penelitian ini adalah untk membuktikan efisiensi memperkuat balok
beton bertulang dengan menggunakan bahan FRP baik dengan metode
pernkuatan eksternal (EBR) dan near surface mounted (NSM). Pada balok
yang diperkuat dengan sistem EBR FRP beban terjadi peningkatan kapasitas
beban yang bervariasi antara 26% dan 50%. Tingkat elastisitas balok yang
berkurang diakibatkan dari kegagalan getas yang disebabkan oleh terjadinya
debonding pada penguatan FRP.

Anda mungkin juga menyukai