PENDAHULUAN
1
2
Dalam tulisan jurnal oleh Genstile, et al., (2000), GFRP digunakan sebagai
perkuatan jembatan kayu pada tensile side dan diuji dengan metode four point
bending. 5 LVDT dipasang pada balok kayu dan hasil pengujian ditunjukkan
dengan meningkatnya kekuatan lentur (Fb) sebesar 25% hingga 50%.
Pada jurnal Cruz, et al., (2001), FRP digunakan sebagai perkuatan pada panel
dinding batu dan memberikan hasil menjanjikan dan berpotensi baik jika
dikerjakan in-situ untuk pasangan bata. Perbaikan dan perkuatan FRP mampu
meningkatkan kekuatan dinding panel sebesar 73% hingga 127% dari kekuatan
awal dinding panel, dan peningkatan daktalitas antara 158% hingga 316% dari
deformasi maksimum pengujian diagonal.
Perkuatan pada balok kayu menggunakan GFRP dalam jurnal Gentile, et al.,
2002) dibagi menjadi 2 skala pengujian. 22 spesimen dengan skala setengah dan 4
balok kayu dengan skala penuh, diuji lentur dan persentase rasio perkuatan
terhadap balok adalah 0,27% s/d 0,82 %. Kegagalan pada benda uji berubah dari
4
kegagalan brittle menjadi gagal compression, dan kuat lentur (Fb) meningkat dari
18% hingga 46%.
Perkuatan pada balok kayu menggunakan CFRP (Buell, et al., 2005) diuji
mengikuti standar tes (ASTM, D198-15), dengan 3 variasi model lekatan dan
diuji geser, terbukti mampu meningkatkan kekuatan geser 68%, dari pada tanpa
perkuatan. Daktalitas lendutan balok kayu meningkat sebesar 29%-40%
dibandingkan terhadap balok tanpa perkuatan.
Fiber digunakan sebagai material perkuatan kayu laminasi (Andre, 2006). Sifat
dari beberapa serat alam (bambu, rami, kapas, woll, dll) menjanjikan jika
digunakan sebagai alternatif dari serat kaca perkuatan pada beberapa aplikasi.
Efektifitas FRP sebagai perkuatan geser lentur kayu (Hay, et al., 2006) mengacu
kepada konsep ramah lingkungan, murah tetapi tetap tahan lama dan diuji
menggunakan balok kayu Cemara dengan penampang 100 mm x 400 mm dan
panjang 3650 mm, diambil dari bagian jembatan berusia 40 tahun. Konstribusi
lekatan diagonal terbukti mampu meningkatkan kekuatan balok sekitar 12% dari
beban layan dan 40% dari beban ultimit. hasil ini membuktikan metoda lekatan
FRP secara diagonal lebih efektif dari pada menggunakan sistem lekatan vertikal
pada daerah ujung balok, yang disebut dengan daerah gagal geser.
Pengaruh perkuatan fiber glass pada serat tensile balok laminasi kayu Meranti
(Anshari, 2006) menggunakan 3 specimens lentur 5x5x76 cm3 mampu
meningkatkan kuat lentur (Fb) laminasi balok, pada tensile side sebesar 9,52%
dan 12,53%, menggunakan fiber glass di atas lapisan terbawah dibandingkan
dengan tanpa perkuatan sama sekali.
5
Perkuatan lentur pada balok kayu laminasi menggunakan steel dan Carbon Fiber
Reinforced Polymer (CFRP) dalam jurnal Jacob, et al. (2007) mampu
meningkatkan kekakuan dari 80% hingga 107%, momen (M) balok laminasi
meningkat dari 57% hingga 96% (hasil pengujian).
Perkuatan FRP digunakan pada balok kayu dengan sistem lekatan luar dalam
jurnal Rismunarsi (2009) dengan uji eksperimental balok. Kuat lentur meningkat
dari 1,81% hingga 28,92% jika dibandingkan dengan balok kayu kruing tanpa
perkuatan. Ketika diberi beban sebesar 5500 kg terjadi penurunan defleksi ()
sebesar 1,6%, dengan perkuatan FRP pada sepertiga bentang, dan 19,9% di
sepanjang bentang, dibandingkan tanpa FRP
Aplikasi perbaikan dan perkuatan struktur dilakukan pada pile dermaga dengan
teknik FRP-bracing, steel jacket dan fiberglass untuk meningkatkan masa layan
dan mempertahankan nilai sejarah dari bangunan kayu dermaga (Jack W, et al.,
2010).
Performa kayu laminasi dengan perkuatan geser dan lentur menggunakan FRP
dalam tulisan jurnal Gentry (2011), pada kayu laminasi dan menyatu menjadi
Ply-wood-FRP. FRP juga dimasukkan kedalam lubang yang sudah dibor tegak
lurus arah laminasi untuk menambahkan kuat geser laminasi balok kayu, yang
disebut dengan metode pin, terbukti mampu meningkatkan kekuatan geser
laminasi balok kayu dari 40% hingga 100%.
Kekuatan lentur (fb) dan kekakuan (EI) pada balok kayu diperkuat menggunakan
GFRP (Alhayek, et al., 2012) dan diuji dengan konfigurasi three-point-bending,
dibagi menjadi 2 grup pengujian. Grup pertama, balok kayu diperkuat pada sisi
tension saja terbukti mampu meningkatkan kekuatan dan kekakuan balok masing-
masing sebesar 36% dan 3%. Pada Grup kedua, balok diperkuat pada tension and
kompresi, kekuatan balok berhasil ditingkatkan sebesar 31% dan kekakuan 3,5%
pada balok kayu.
Tinjauan lentur laminasi Meranti balok kayu (Pratama, 2012) menggunakan fiber
stripe, direkatkan pada lapisan paling bawah balok kayu, terbukti baik untuk
6
meningkatkan kuat lentur (ft) sebesar 448 kg/cm2. Pada pengujian lentur balok
laminasi kombinasi, balok kayu mampu menerima beban maksimum sebesar 2950
kg.
Daktalitas dari balok kayu dengan diperkuat FRP (Ahmad, 2013), diuji pada 5
spesimens dimensi 100 mm x 200 mm x 3000 mm dan diberi lubang-lubang
kecil dengan diameter 2 mm dan berjarak 10 mm untuk meningkatkan kapasitas
ikatan FRP-kayu, mampu memberikan presentase peningkatan daktalitas sebesar
37,5% dan indeks daktalitas tertinggi mengalami kenaikan sebesar 88,2%. Semua
balok dalam penelitian ini tidak mengalami kegagalan karena terkelupas atau
debonding, hal itu membuktikan bahwa fungsi lubang sebagai pengikat
permukaan kayu dan FRP, bekerja dengan baik.
Analisis dari perkuatan kayu menggunakan punched metal plate dalam jurnal
Jacob (1999) diuji lentur (three-point-bending) menunjukkan peningkatan hasil
kekuatan dan kekakuan (EI) balok 120 mm sebesar 20 hingga 30%. Tetapi, fungsi
dari perkuatan tersebut tidak berpengaruh pada balok 170 mm.
Dari semua penelitian sebelumnya mengenai perkuatan dan perbaikan balok kayu
menggunakan CFRP dan NP, belum ada satupun penelitian menggunakan balok
kayu dengan artificial crack maupun decay.