Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN

PENGUJIAN KAYU

Dosen Pengampu:
Dr. Agus Santoso M.Pd.

Disusun Oleh :

Suryo Irawan (21505241037)


Aulia Putri Balqis (21505241039)
Annisa Dwi Ariani (21505241045)
Sasmita Vrda Nurbalisa (21505241049)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2022
A. LATAR BELAKANG PENGUJIAN KAYU

Kayu merupakan material struktural danbanyak disediakan oleh alam


dan diminati di beberapa daerah di Indonesia. Material utama
padabangunan tradisional Indonesia mayoritas adalah kayu. Peminat kayu pada
dunia konstruksi meningkat dalam beberapa dekade terakhir, dari sisi
arsitektur dinilai indah, mewah, penuh seni, dan nyaman sebagai tempat
tinggal. Kerusakan konstruksi kayu disebabkan oleh beberapa penyebab,
diantaranya adalah cendawan/ jamur, bakteri, serangga pengerek (rayap),
dan pengausan mekanis.

Ditinjau dari perencanaan mekanika, konstruksi kayu memiliki perbedaan


dengan konstruksi lain, seperti pada beton bertulang atau baja. Pada konstruksi
kayu akan ditemukan kondisi sambungan yang tidak mungkin rigid seperti pada
beton bertulang atau pada konstruksi baja. Pada konstruksi kayu terdapat batasan 2
deformasi atau displacement pada sambungannya dimana batasan displacement
sambungan yang diizinkan adalah sampai dengan 1,5 mm (Felix, 1992). Untuk
alat sambung sendiri ada beberapa macam yaitu alat sambung perekat (epoxy),
pasak, paku dan baut. Efektifitas masing – masing alat sambung berbeda – beda
tergantung dari karakterisatik masing – masing sambungan.

Masyarakat Indonesia, dinilai konsumtif dalam pemeliharaan struktur kayu.


Perbaikan dan perkuatan struktur kayu dengan mengganti dinilai tidak
ekonomis, tidak praktis, lama untuk dikerjakan, dan tidak efektif karena kualitas
material pengganti belum tentu akan lebih baik dari sebelumnya, sehingga
diperlukan teknik khusus untuk penyelesaian masalah tersebut.Penggunaan
material komposit Carbon Fiber Reinforced Polymer(CFRP) dan punched
metal plate atau NailPlate(NP) pada balok kayu struktural direkomedasikan
sebagai bahan perbaikan dan perkuatan kayu struktural. Sifat dan bentuk fisik
CFRP adalah ringan, memiliki kekuatan struktur baik, Modulus of
Elastisitas(MoE) mendekati baja, dan lentur namun menjadi sangatkaku
ketika diberi perekat epoxi. NP dibuat dari plat baja ringan berduri/berpaku
akibat di Punch.
B. TUJUAN PENGUJIAN

1. Pengujian Kuat Tekan Kayu


(1) Mahasiswa mengetahui besar daya kuat tekan dari sampel kayu yang
diuji;
(2) Mahasiswa dapat membuat laporan hasil pengujian berdasarkan
sistematika yang telah ditetapkan oleh dosen pengajar.

2. Pengujian Kuat Geser Kayu


(1) Mahasiswa mengetahui besarnya daya kuat geser dari kayu yang
diuji;
(2) Dapat membuat laporan pengujian berdasarkan sistematika yang
telah ditetapkan dosen pengajar.

3. Pengujian Kuat Lentur Kayu


(1) Mahasiswa mengetahui besarnya daya kuat lentur kayu yang diuji
(2) Mahasiswa dapat membuat laporan hasil pengujian berdasarkan
sistematika yang telah ditetapkan oleh dosen pengajar.

4. Pengujian Kuat Tarik Kayu


(1) Mahasiswa dapat mengetahui bbesarnya daya kuat tarik kayu yang
diuji;
(2) Dapat membuat laporan hasil pengujian berdasarkan sistematika
yang telah ditetapkan oleh dosen pengajar.
C. MANFAAT PENGUJIAN

1. Pengujian Kuat Tekan Kayu

Manfaatnya adalah mahasiswa dapat memperoleh wawasan


mengenai cara pengujian kuat tekan kayu yang nantinya akan digunakan
untuk mengetahui kualitas kayu dilihat dari besarnya kuat tekan kayu
tersebut.

2. Pengujian Kuat Geser Kayu


Manfaatnya adalah mahasiswa dapat memperoleh wawasan mengenai cara
pengujian kuat geser kayu yang nantinya akan digunakan untuk mengetahui
kualitas kayu dilihat dari besarnya kuat geser kayu tersebut

3. Pengujian Kuat Lentur Kayu

Manfaatnya adalah mahasiswa dapat memperoleh wawasan


mengenai cara pengujian kuat Lentur kayu yang nantinya akan digunakan
untuk mengetahui kualitas kayu dilihat dari besarnya kuat lentur kayu
tersebut.

4. Pengujian Kuat Tarik Kayu

Manfaatnya adalah mahasiswa dapat memperoleh wawasan


mengenai cara pengujian kuat tarik kayu yang nantinya akan digunakan
untuk mengetahui kualitas kayu dilihat dari besarnya kuat tarik kayu
tersebut.

.
D. LANDASAN TEORI
1. Pengujian Kuat Tekan Kayu
Kekuatan tekan suatu bahan merupakan perbandingan antara beban
maksimum dengan luas permukaan benda yang diberi beban tersebut dengan
arah beban yang mendekati bahan yang diuji atau dengan kata lain, tegangan
yang terjadi dalam benda uji pada pemberian beban hingga benda uji
tersebut hancur. Secara Matematis, Rumus kuat Tekanadalah:

Dalam pengujian kuat tekan kayu ada dua, yaitu : (1) kuat tekan sejajar
arah serat, yaitu kekuatan kayu memikul beban yang bekerja padanya searah
serat kayu; (2) kuat tekan tegak lurus yaitu kekuatan kayu memikul beban
yang bekerja tegak lurus dengan serat kayu.

Pada umumnya dalam perencanaan struktur kayu hanya cukup


membandingkan sifat-sifat sejajar serat kayu dengan tegak lurus serat kayu.
Kekuatan kayu tergantung pada gaya lentur, tekan, tarik, geser dan lain-lain.
Kekuatan kayu akan seimbang dengan banyaknya serat kayu yang
terlindungi. Serat kayu tergantung pada bentuk susunan serat kayu dan zat
lignin serta serat itu merupakan pipa atau sel.

Besarnya kuat tekan kayu menurut RSNI-PKKI-NI15 (Revisi PKKI Tahun


1961) seperti ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Dalam PKKI tegangan yang diijinkan untuk kayu mutu A, seperti dalam
tabel berikut, sedangkan untuk mutu kayu B harus dikalikan dengan faktor
0,75

Kelas Tegangan tekan // serat Elastisitas(E)


kuat kayu (σ tkn //) (kg/cm2) (kg/cm2)
I > 650 125.000

II 650 – 425 100.000

III 425 – 300 80.000

IV 300 – 215 60.000

V < 215 _
2. Pengujian Kuat Geser Kayu
Kuat geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
mengakibatkan kayu bergeser. Dalam konstruksi kayu harus dilakukan
penyambungan sesuai kebutuhan yang diinginkan dikarenakan dimensi
panjang kayu yang terbatas. Pada daerah sambungan tersebut terjadi geser
yang diakibatkan oleh adanya gaya geser yang bekerja, karena itu dilakukan
pengujian kuat geser kayu dan besarnya beban geser yang dapat ditahan
oleh bidang geser kayu. Kuat geser kayu sangat berpengaruh terhadap
kekuatan kayu dalam menopang beban, terutama di daerah sambungan kayu
agar dapat menopang beban lebih besar, oleh karena itu kayu harus memiliki
kuat geser yang besar. Secara matematis kuat geser kayu adalah :

Kuat Geser

P = Gaya maksimum (Newton)


b = lebar kayu (mm)
h = tinggi kayu (mm)

Kekuatan kayu tergantung pada gaya lentur, tekan, tarik, geser dan lain-
lain. Kekuatan kayu akan seimbang dengan banyaknya serat kayu yang
terlindungi.

Besarnya kuat geser kayu menurut RSNI-PKKI-NI15 (Revisi PKKI Tahun


1961) seperti ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Dalam PKKI tegangan yang diijinkan untuk kayu mutu A, seperti dalam
tabel berikut, sedangkan untuk mutu kayu B harus dikalikan dengan faktor
0,75

Kelas kuat τ // absolut Elastisitas (E)

kayu (kg/cm2) (kg/cm2)

I > 100 125.000

II 60 – 100 10.000

III 40 – 60 80.000

IV 23,89 – 40 60.000

V < 23,89 _
3. Pengujian Kuat Lentur Kayu
Kuat lentur adalah kemampuan balok kayu yang diletakkan pada dua
perletakan untuk menahan gaya dengan arah tegak lurus sumbu benda uji,
yang diberikan padanya, sampai benda uji patah dan dinyatakan dalam Mega
Pascal (MPa) gaya tiap satuan luas. Jika ditulis dalam rumus :

Pada umumnya dalam perencanaan struktur kayu hanya cukup


membandingkan sifat-sifat sejajar serat kayu dengan tegak lurus serat kayu.
Kekuatan kayu tergantung pada gaya lentur, tekan tarik, geser dan lain-lain.
Kekuatan kayu akan seimbang dengan banyaknya serat kayu yang
terlindungi. Serat kayu tergantung pada bentuk susunan serat kayu dan zat
lignin serta serat itu merupakan pipa atau sel.

Besarnya kuat lentur kayu menurut RSNI-PKKI-NI15 (Revisi PKKI Tahun


1961) seperti ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Dalam PKKI tegangan yang diijinkan untuk kayu mutu A, seperti dalam
tabel berikut, sedangkan untuk mutu kayu B harus dikalikan dengan faktor
0,75

Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat lentur kayu adalah :


a. Jenis kayu, yaitu: macam-macam bentuk kayu berdasarkan arah serat
dan kuat tekannya.
b. Kadar air kayu, yaitu: banyaknya air yang terkandung dalam sepotong
kayu.
c. Kecepatan pembebanan, yaitu: kecepatan pada saat pemberian beban
dalam pengujian.
d. Lama pembebanan, lama pembebanan sangat berpengaruh karena
waktu pembebanan itu akan terjadi retak-retak yang apabila diteruskan
akan pecah.

4. Pengujian Kuat Tarik Kayu


Sifat mekanik kayu adalah sifat yang berhubungan dengan ukuran
kemampuan kayu untuk menahan gaya dari luar yang membebani kayu.
Kayu yang dibebani akan menyebabkan tegangan kayu tersebut dan dapat
berubah bentuk kayu, salah satunya adalah uji kuat tarik kayu.
Kekuatan tarik kayu adalah kemampuan kayu untuk menahan beban tarik.
Secara matematis kuat tarik kayu adalah :

Kuat Tarik

P = Gaya maksimum (Newton)


B = lebar kayu (mm)
h = tebal kayu (mm)

Uji kuat tarik dilakukan dengan cara merampingkan bagian tengah kayu
(lihat dalam gambar pada lampiran). Bagian yang dibuat ramping merupakan
bagian yang diamati kerusakannya, apabila kerusakan tidak terjadi pada
bagian ini, maka data tidak valid dan pengujian harus diulang dengan
spesimen kayu yang baru. Kekuatan kayu tergantung pada gaya lentur, tekan,
tarik, geser dan lain-lain. Kekuatan kayu akan seimbang dengan banyaknya
serat kayu yang terlindungi.
Besarnya kuat tekan kayu menurut RSNI-PKKI-NI15 (Revisi PKKI
Tahun 1961) seperti ditunjukkan dalam tabel berikut ini.

Dalam PKKI tegangan yang diijinkan untuk kayu mutu A, seperti dalam
tabel berikut, sedangkan untuk mutu kayu B harus dikalikan dengan faktor
0,75
E. PERALATAN YANG DIGUNAKAN
1. Pengujian Kuat Tekan Kayu
a) Satu set Alat UTM (Universal Testing Machine)
b) Jangka sorong

2. Pengujian Kuat Geser Kayu


a) Satu set Alat UTM (Universal Testing Machine)
b) Jangka sorong

3. Pengujian Kuat Lentur Kayu


a) Satu set Alat UTM (Universal Testing Machine)
b) Jangka sorong
c) rol meter

4. Pengujian Kuat Tarik Kayu


a) Satu set Alat UTM (Universal Testing Machine)
b) Jangka sorong
c) rol meter

F. BAHAN YANG DIGUNAKAN


1. Pengujian Kuat Tekan Kayu
a. Kayu dengan ukuran (50 x 50 x 150) mm sebanyak 2 buah

2. Pengujian Kuat Geser Kayu


a. Kayu dengan ukuran ukuran seperti dalam gambar lampiran sebanyak 2
buah.
3. Pengujian Kuat Lentur Kayu
a. Kayu dengan ukuran ukuran (50 x 50 x 760) mm sebanyak 2 buah

4. Pengujian Kuat Tarik Kayu


a. Kayu dengan ukuran ukuran seperti dalam gambar pada lampiran
sebanyak 2 buah
G. LANGKAH KERJA
1. Pengujian Kuat Tekan Kayu
a. Siapkan benda uji dengan ukuran (50 x 50 x 150) mm
b. Beri nomor atau kode pengujian, sebelum dipasang pada alat uji, ukur
benda uji dengan alat ukur jangka sorong atau rol meter; dan catat pada
lembar data/formulir pengujian;
c. Letakkan benda uji secara sentris terhadap alat pembebanan;
d. Untuk pengujian kuat tekan sejajar serat; jalankan mesin uji dengan
kecepatan 1 mm per menit
e. Untuk pengujian kuat tekan tegak lurus arah serat, jalankan mesin uji
dengan kecepatan 0,3 mm per menit;
f. Lakukan pembebasan sampai beban maksimum;
g. Baca dan catat data beban;
h. Hitung kuat

2. Pengujian Kuat Geser Kayu


a. Siapkan benda uji dengan ukuran seperti gambar 1 pada lampiran
b. Beri nomor atau kode pengujian, sebelum dipasang pada alat uji, ukur
benda uji dengan alat ukur jangka sorong atau rol meter; dan catat
pada lembar data/formulir pengujian;
c. Pasang benda uji pada alat uji sedemikian rupa sehingga tidak longgar
atau tidak bergerak dengan jalan mengencangkan skrup penjepit
d. Beri beban dengan kecepatan gerak beban secara tetap, (kecepatan
gerakan beban 0,6 mm/menit untuk kecepatan gerakan beban yang
dapat diukur, atau kecepatan gerakan beban 5000 N/menit untuk
kecepatan gerakan beban yang tidak dapat diukur)
e. Hitung kuat geser berdasarkan ketentuan

3. Pengujian Kuat Lentur Kayu


a. Siapkan benda uji dengan ketentuan ukuran (50 x 50 x 760) mm
sebanyak 2 buah
b. Beri nomor atau kode pengujian untuk setiap jenis kayu dalam setiap
pengujian, sebelum dipasang pada alat uji, ukur lebar dan tinggi benda
c. Catat pada lembar data/formulir pengujian;
d. Atur jarak tumpuan, pasang benda uji pada alat uji;
e. letakkan bantalan penekan di atas benda uji pas di tengah-tengah
panjang kayu
f. jalankan mesin uji dengan kecepatan gerakan beban 2,5 mm per menit
dan hentikan mesin jika kayu sudah patah;
g. Hitung kuat lentur dari benda uji.

4. Pengujian Kuat Tarik Kayu


a. Siapkan benda uji dengan ketentuan ukuran seperti dalam gambar pada
lampiran
b. Sediakan alat uji tarik, alat ukur (meteran, jangka sorong), lembaran
data pengujian;
c. Beri nomor atau kode pengujian, sebelum dipasang pada alat uji, ukur
penampang bidang tarik benda uji dengan alat ukur
d. Atur jarum penunjuk skala beban sehingga menunjukkan angka 0 (nol);
e. Letakan benda uji pada mesin tarik dan dijepit pada kedua ujungnya
dengan kedudukan vertikal
f. Jalankan mesin uji, kemudian beri beban secara tetap sampai beban
maksimum, dengan kecepatan beban sebesar 20 MPa/menit
g. Hitung besarnya kuat tarik

H. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA


1. Pengujian Kuat Tekan Kayu
Kayu Lebar Tebal Beban Uji Kuat Tekan
Kayu Kayu (P) (MPa)
(b) mm (h) mm Newton
1 49,09 48,59 85400 35,80
2 49,60 48,60 84600 35,50
3 48,37 49 71200 30,04
4 49,32 48,01 88200 37,24
Rata-rata 34,64

Perhitungan Kuat Tekan Kayu


1) Pengujian 1

= = 35,80
2) Pengujian 2

= = 35,50

3) Pengujian 3

= = 30,04

4) Pengujian 4

= = 37,24

2. Pengujian Kuat Geser Kayu


Kayu Lebar Tinggi Beban Uji Kuat Geser
Kayu Kayu (P) (MPa)
(b) mm (h) mm Newton
1 49,13 55,79 14620 5,3
2 47,5 56 15690 5,9
3 47 56,8 14320 5
4 48,53 55,16 13470 5
Rata-rata 5,3

Pengujian Kuat Geser Kayu


1) Pengujian 1

= = 5,3

2) Pengujian 2

= = 5,9

3) Pengujian 3

= =5

4) Pengujian 4

= =5
3. Pengujian Kuat Lentur Kayu
Kayu Lebar Tinggi Panjang Beban Uji Kuat
Kayu Kayu Tumpuan (P) Lentur
(b) mm (h) mm L (mm) Newton (MPa)
1 45,16 49,68 770 7400 75,3
2 47,3 48,3 772 7990 77,1
3 48 48 780 8800 84,7
4 49,35 50,64 766 8510 71,6
Rata-rata 77,2

Pengujian Kuat Lentur Kayu


1) Pengujian 1
L = 770mm
b = 45,16
h = 49,68
p = 7400
fb = (MPa) = 75,3

2) Pengujian 2
L = 772mm
b = 47,3
h = 48,3
p = 7990
fb = (MPa) = 77,1

3) Pengujian 3
L = 780mm
b = 48
h = 50,64
p = 8510
fb = (MPa) = 84,7

4) Pengujian 4
L = 766mm
b = 49,3
h = 48
p = 8800
fb = (MPa) = 71,6
4. Pengujian Kuat Tarik Kayu
Kayu Lebar Tinggi Beban Uji Kuat Tarik
Kayu Kayu (P) (MPa)
(b) mm (h) mm Newton
1 7,6 9,6 7600 118
2 7,5 7,2 7680 142
3 8,3 11,1 2360 26
4 6,3 10,1 6300 99
Rata-rata 96,25

Pengujian Kuat Tarik Kayu


1) Pengujian 1

= = 118

2) Pengujian 2

= = 142

3) Pengujian 3

= = 26

4) Pengujian 4

= = 99
I. PEMBAHASAN
1. Pengujian Kuat Tekan Kayu
Berdasarkan uji tekan yang sudah dilakukan terhadap kayu, dihasilkan kuat
tekan sebesar 34,64 Mpa.
Berdasarkan Peraturan Konstuksi Indonesia (PKKI-NI-5) tahun 1961, kayu
di Indonesia diklasifikasikan kedalam beberapa kelas yaitu I , II , III , IV dan
V. Kayu yang di uji pada kuat tekannya termasuk kedalam kelas III karena
kuat tekannya berada 425 – 300 kg/ .

2. Pengujian Kuat Geser Kayu


Berdasarkan uji tekan yang sudah dilakukan terhadap kayu, dihasilkan kuat
tekan sebesar 5,3 Mpa.
Berdasarkan Peraturan Konstuksi Indonesia (PKKI-NI-5) tahun 1961, kayu
di Indonesia diklasifikasikan kedalam beberapa kelas yaitu I , II , III , IV dan
III. Kayu yang di uji pada kuat tekannya termasuk kedalam kelas II karena
kuat tekannya berada 60-100 kg/ .

3. Pengujian Kuat Lentur Kayu


Berdasarkan uji lentur yang sudah dilakukan terhadap kayu, dihasilkan
kuat lentur sebesar 77,2 Mpa.
Berdasarkan Peraturan Konstuksi Indonesia (PKKI-NI-5) tahun 1961,
kayu di Indonesia diklasifikasikan kedalam beberapa kelas yaitu I , II , III ,
IV dan V. Kayu yang di uji pada kuat lenturnya termasuk kedalam kelas I
karena kuat tariknya berada ≥ 650 kg/ .

4. Pengujian Kuat Tarik Kayu


Berdasarkan uji tarik yang sudah dilakukan terhadap kayu, dihasilkan kuat
tarik sebesar 96,25Mpa.
Berdasarkan Peraturan Konstuksi Indonesia (PKKI-NI-5) tahun 1961, kayu
di Indonesia diklasifikasikan kedalam beberapa kelas yaitu I , II , III , IV dan
V. Kayu yang di uji pada kuat tariknya termasuk kedalam kelas I karena kuat
tariknya berada ≥ 650 kg/
J. KESIMPULAN
1. Pengujian Kuat Tekan Kayu
Dari hasil yang sudah diuji kuat tekanya, dapat disimpulkan kayu tersebut
termasuk kedalam kelas III klasifikasi kayu di Indonesia karena
menghasilkan kuat tekan sebesar 34,64 Mpa.

2. Pengujian Kuat Geser Kayu


Dari hasil yang sudah diuji kuat gesernya, dapat disimpulkan kayu tersebut
termasuk kedalam kelas II klasifikasi kayu di Indonesia karena
menghasilkan kuat geser sebesar 5,3 Mpa.

3. Pengujian Kuat Lentur Kayu


Dari hasil yang sudah diuji kuat lenturnya, dapat disimpulkan kayu
tersebut termasuk kedalam kelas I klasifikasi kayu di Indonesia karena
menghasilkan kuat lentur sebesar 77,2 Mpa.

4. Pengujian Kuat Tarik Kayu


Dari hasil yang sudah diuji kuat tariknya, dapat disimpulkan kayu tersebut
termasuk kedalam kelas I klasifikasi kayu di Indonesia karena menghasilkan
kuat tarik sebesar 96,25Mpa.

K. SARAN
Sebaiknya pengujian semua pengujian pada praktik kerja kayu dilakukan
sebanyak dua kayu atau lebih dengan jenis kayu yang berbeda agar bisa
dibandingkan klasifikasi kelasnya dan kuat Tarik,Lentur,Geser,dan Tekannya.

Dapat diketahui bahwa kayu diklasifikasi menjadi beberapa kelas dan setiap
kelasnya memiliki kelebihan dan keunggulan. Untuk itulah, pemilihan jenis kayu
yang tepat harus disesuaikan dengan penggunaan kayu kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional (2002). RSNI3-Revisi PKKI-INI-5. Tata cara perencanaan


konstruksi kayu Indonesia. Jakarta: BSN.

Badan Standardisasi Nasional . (1995) SNI 03-3400-1994: Metode pengujian kuat geser
kayu di laboratorium. Jakarta : BSN

Badan Standardisasi Nasional. (1995) SNI 03-3959-1995: Metode pengujian kuat lentur
kayu di laboratorium. Jakarta : BSN

Badan Standardisasi Nasional. (1995) SNI 03-3399-1994: Metode pengujian kuat tarik
kayu di laboratorium. Jakarta : BSN

Badan Standardisasi Nasional. (1995) SNI 03-3958-1995: Metode pengujian kuat tekan
kayu di laboratorium. Jakarta : BSN
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai