Anda di halaman 1dari 27

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Material dari kayu banyak digunakan dalam pembuatan berbagai bangunan hingga berbagai peralatan
yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari. Setiap jenis kayu memiliki sifat yang berbeda-beda. Hal ini
sangat berpengaruh terhadap pemilihan jenis kayu yang cocok sebagai material rancangan bangunan agar
dapat mempertahankan kekokohannya. Karakteristik kayu dapat diketahui dengan melakukan berbagai
pengujian.
Salah satu pengujian yang dilakukan untuk menguji kekuatan kayu adalah pengujian kuat tekan kayu.
Pada pengujian ini, kayu diberikan pembebanan untuk mengetahui batas beban maksimal yang mampu
ditahan oleh kayu tersebut pada tiap luasannya sebelum mengalami kerusakan. Alat untuk melakukan uji
ini adalah alat sederhana yang disebut alat Brazilian test.
Kayu merupakan jenis material yang memiliki sel. Sifatnya cukup kompleks karena bahan kayu bersifat
anisotropik. Anisotropik merupakan struktur dan sifat-sifat bahan (kayu) berbeda dalam arah yang
berbeda. Peninjauan sifat kayu untuk dijadikan material bukan hanya berdasarkan kuat tekannya. Selain
kuat tekan, ada faktor-faktor lain yang juga diperhitungkan, yaitu mencakup sifat fisik dan sifat mekanis
kayu. Kayu juga memiliki nilai elastisitas yang berbeda-beda dan dapat diperhitungkan dengan
menggunakan alat tertentu.

1.2 Tujuan
BAB 2
DASAR TEORI

2.1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan kuat tekan


Kuat tekan merupakan besarnya nilai beban setiap satuan luas yang dapat mengakibatkan
benda uji hancur jika diberikan beban dengan gaya yang telah ditentukan. Gaya tersebut
berasal dari mesin tekan atau mesin pembeban dengan nilai yang bergantung pada bahan atau
material yang digunakan. Nilai kuat tekan benda uji diperoleh dari pengujian standar yang
dilakukan dengan benda uji yang memiliki bentuk silinder. Kuat tekan juga mengidentifikasikan
mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi kekuatan struktur yang dikehendaki dan
diperbolehkan, maka semakin tinggi pula mutu benda uji yang didapatkan. Terdapat kuat tekan
pada beton serta kuat tekan pada kayu. Pada beton, nilai kuat tekan ditentukan oleh
perbandingan komposisi semen, agregat halus, agregat kasar, air, dan berbagai jenis campuran.
Faktor utama yang menentukan kuat tekan beton berupa perbandingan air terhadap semen.
Sedangkan, kuat tekan pada kayu merupakan sifat mekanik ketika kayu menerima gaya aksial
tekan. Penentuan besar kuat tekan kayu dapat diperoleh melalui pengujian sesuai standar
yang berlaku (Kamil, 2021).
Pada umumnya, nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar.
Pengujian standar dilakukan dengan menggunakan bantuan alat berupa mesin uji. Hal tersebut
dilakukan melalui cara dengan memberikan beban tekan bertingkat pada benda uji silinder
sampai hancur. Dengan begitu, mesin uji yang menjadi penyebab benda uji hancur apabila
diberikan beban dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan. Adapun
dimensi benda uji standar yaitu dengan tinggi 300 mm dan diameter 150 mm. Kuat tekan
masing-masing benda uji ditentukan oleh tegangan tekan tertinggi (fc’) yang dicapai benda uji
pada saat berumur 28 hari yang disebabkan oleh beban tekan pada saat percobaan (Abdien,
2020).

2.2 Jelaskan definisi Elastisitas Uji tekan kayu!


Elastisitas uji tekan kayu didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan dan
regangan kayu yang disebabkan terdapatnya pengujian kuat tekan sejajar serat kayu. Pada
umumnya, nilai tegangan kayu dinyatakan dalam satu MPa, sedangkan nilai regangan kayu
dinyatakan dalam persen. Pengujian kuat tekan sejajar kayu dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin uji UTM atau Universal Testing Machine. Elastisitas uji tekan kayu disebut
juga sebagai kemampuan kayu dalam menahan perubahan bentuk atau lentur sebelum tepat
mencapai batas elastisitasnya. Apabila nilai beban yang diperoleh lebih besar, maka tegangan
yang ditimbulkan juga lebih besar. Hal tersebut mengakibatkan perubahan bentuk hingga
mencapai batas elastis. Perhitungan elastis kayu dilakukan dengan pemberian beban sebagai
tegangan bagi kayu (Monica et al., 2019).

2.3 Sebutkan faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan menara kayu!
Pada perancangan menara kayu terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti
karakteristik material kayu. Kayu memiliki sifat fisis dan juga mekanis. Sifat fisis kayu memiliki
kaitan dengan karakteristik kuantitatif dari kayu dan memiliki dampak ketika dipengaruhi
komponen luar tanpa mempertimbangkan gaya. Sifat fisis kayu akan berpengaruh terhadap
kekuatan kayu yang digunakan dalam suatu struktur bangunan. Adapun sifat fisik kayu yaitu
kadar air, kepadatan, berat jenis dan cacat kayu. Sedangkan, sifat mekanis kayu yang perlu
diperhatikan yaitu perancangan struktur dari kayu seperti kuat tekan kayu, kuat tarik kayu, kuat
lentur kayu dan kuat geser kayu (Nasution, 2017).
Umumnya, pada suatu konstruksi bangunan, kayu digunakan sebagai bahan dalam
struktur bangunan. Profil kayu dengan ukuran yang sangat besar digunakan dalam pekerjaan
konstruksi seperti pembuatan kolom, kuda-kuda, atau jembatan. Menara dapat dibangun dan
disusun dengan menggunakan balok kayu berukuran dan dengan kekuatan yang sama atau
berbeda-beda. Adapun faktor yang mempengaruhi besar tekan suatu menara adalah kayu
yang digunakan, desain menara yang dibangun, luas penampang, dan beban yang diberikan
pada menara. Balok yang memiliki nilai tekan lebih diletakkan pada posisi yang membutuhkan
kuat tekan lebih. Sedangkan, balok kayu yang memiliki kuat tekan kecil diletakkan pada posisi
yang lebih membutuhkan kuat tekan sedikit (Siagian et al., 2017).
Perancangan menara kayu juga perlu memperhatikan beberapa faktor lain salah satunya
stabilitas kayu. Stabilitas kayu merupakan kondisi pembebanan dan tumpuan, penampang
komponen struktur, dan panjang tak tertumpu. Kayu atau balok yang memiliki permukaan
lebar akan menjadi lebih stabil jika dibandingkan dengan balok berukuran tipis. Balok dengan
ukuran yang lebih tipis dan memiliki ukuran yang lebih panjang mengakibatkan balok tersebut
mengalami puntiran, sehingga diperlukan tumpuan lateral agar balok menjadi lebih stabil
ketika menerima beban. Selain itu, faktor ukuran dimensi kayu dengan rasio yang bervariasi
yang akan memberikan kekuatan yang paling efektif dalam menahan beban. Terdapat faktor
internal seperti cacat-cacat bawaan dari kayu. Ukuran dan dimensi kayu yang berkaitan
perencanaan suatu struktur bangunan membutuhkan kekuatan dan kekakuan bahan.
Kekakuan berkaitan dengan modulus elastisitas bahan dan momen inersia. Untuk
mendapatkan momen inersia yang besar tentu memerlukan dimensi balok yang besar juga.
Selanjutnya, kekuatan bahan yang untuk menahan beban eksternal yang menimbulkan
deformasi yang besar dapat menyebabkan kegagalan suatu struktur. Secara prinsip untuk
memperoleh kekakuan besar, diperlukan tinggi yang besar juga namun kelebihan tinggi
peluang akan terjadinya peluang gagal (Hayatunnufus et al., 2022).

2.4 Jelaskan apa yang dimaksud dengan sifat mekanik kayu


Pada umumnya, sifat mekanik kayu merupakan ketahanan dan kekuatan yang terjadi
terhadap perubahan bentuk suatu kayu. Sifat mekanik kayu didefinisikan juga sebagai sifat
yang memiliki hubungan dengan ukuran menahan gaya luar dengan memberi beban pada
kayu. Adapun kayu yang dibebani akan menyebabkan tegangan dalam kayu tersebut dan dapat
memiliki kecenderungan untuk mengubah bentuk dan besar kayu tersebut. Ketahanan kayu
tersebut dipengaruhi oleh besar gaya dan cara pembebanan tarik, tekan, geser atau pukul.
Perubahan bentuk pada kayu disebabkan oleh beban atau gaya luar yang membebani kayu,
perubahan kadar air atau terdapatnya gaya pada seluruh kayu, serta perubahan suhu atau
muai dan sudut pada kayu. Sifat mekanik kayu menjadi bagian terpenting untuk produk kayu
terutama pada kayu yang digunakan untuk keperluan bangunan (Rifai, 2017).
Sifat mekanik kayu merupakan kapabilitas kayu untuk menahan gaya dari luar. Gaya yang
dimaksud merupakan gaya-gaya yang terdapat di luar benda dengan kecenderungan yang
dimiliki untuk mengubah bentuk dan besarnya kayu. Setiap jenis kayu memiliki kekuatan yang
berbeda. Selain itu, nilai sifat mekanik kayu dapat menjadi salah satu parameter untuk
penentuan penggunaan kayu sebagai bahan pembangunan. Sifat-sifat mekanis kayu di
antaranya adalah kuat lentur, kuat geser, kuat tekan, dan kuat tarik kayu. Untuk menentukan
sifat mekanis kayu, terdapat beberapa parameter yaitu kekuatan tarik, kekuatan tekan,
kekuatan geser, kekuatan lentur, dan kekerasan (Nasution, 2017).

2.5 Sebutkan dan jelaskan persamaan yang digunakan untuk uji tekan !
Umumnya, kekuatan material pada saat dikenakan gaya yang digunakan diketahui melalui
uji tekan. Uji tekan dihitung melalui cara membagi beban tekan maksimum yang diterima
benda uji selama pengujian dengan luar penampang melintang. Pada sebuah bahan yang
memiliki luas penampang A, diberikan gaya tekan aksial sebesar P. Dengan demikian,
perhitungan besarnya kuat tekan dilakukan melalui persamaan 𝑓 ′ 𝑐 = 𝑃/𝐴 . Uji tekan sangat
penting untuk menghitung kekuatan suatu bahan dalam mengalami tekanan kompresi (Bahar,
2020).
Pengujian Kekuatan tekan pada dasarnya melalui bahan beton dengan tujuan untuk
menguji kinerja utama benda uji. Kekuatan benda uji merupakan perbandingan antara beban
dan luas penampang benda. Terdapat persamaan untuk menghitung nilai kuat tekan beton
yaitu 𝑓 ′ 𝑐 = 𝑃/𝐴. Adapun, f’c merupakan kuat tekan benda uji yang diwakili oleh tegangan
tekan maksimum dengan satuan MPa, P merupakan besarnya beban tekan dalam satuan (N),
dan A adalah luas penampang benda uji dalam satuan mm2 (Aidinur, 2021).

2.6 Sebutkan dan jelaskan alat yang digunakan untuk uji kuat tekan !
Pada uji tekan terdapat alat uji tekan yang merupakan salah satu alat uji mekanik dengan
tujuan untuk mengetahui kekuatan bahan terhadap gaya tekan. Hal tersebut dilakukan dengan
cara memberikan gaya tekan kepada bahan uji. Pelaksanaan pengujian tekan, memerlukan
benda uji yang lainnya. Pengujian kuat tekan dilakukan dengan menggunakan mesin uji tekan
yang memiliki dua bagian pelat jepit, yaitu bagian untuk memberikan pembebanan bagi benda
uji yang diletakkan di antara dua pelat. Alat pembebanan terdiri dari dua pelat berbahan baja
bagian atas dan bawah. Pada bagian atas permukaan pelat, terdapat alat berbentuk bola atau
spherical. Mesin uji kuat tekan yang digunakan dapat melakukan pembebanan dan deformasi
secara bertahap dengan interval beban maksimum 50 N/mm dan interval deformasi
maksimum 0,01 mm/mm, dan pencatatan dapat dilakukan secara otomatis. Selain itu,
terdapat pula mesin yang hanya mampu mengukur beban dengan akurasi 1% dan mengukur
deformasi mencapai ketelitian 0,01 mm (Sumajouw et al., 2018).
Uji kuat tekan dilakukan berdasarkan standar ASTM C496/496 M, EN 12390-6, dan ISO
1920-4. Pengujian kuat tekan disebut dengan braziliant test. Alat uji tekan braziliant test
digunakan dengan cara menempatkan benda uji secara horizontal pada permukaan
pembebanan mesin uji tekan. Selanjutnya, benda akan dikenakan gaya tekan yang berbatasan
langsung di sepanjang sumbu vertikalnya. Gaya tekan yang mengenai benda akan
menyebabkan benda uji patah jika gaya tekan tersebut sudah mencapai batas maksimal benda
menahan beban. Uji brazilian atau disebut juga sebagai uji belah (splitting tension test)
merupakan salah satu uji yang paling umum digunakan untuk mengetahui kapasitas tarik dari
material getas seperti beton. Cara pengujiannya cukup sederhana, silinder beton diletakkan
dengan posisi ditidurkan kemudian beban terpusat diberikan pada kedua kutub alat tersebut
(Revuelta, 2021).

2.7 Sebutkan dan jelaskan metode uji kuat tekan kayu !


Pengujian kuat tekan kayu dapat dilakukan dengan menggunakan metode pemberian beban pada
batang kayu. Umumnya, dilakukan dengan memberikan berat 300 gram hingga 40% dari beban
maksimum yang dapat ditahan oleh suatu balok sehingga balok tersebut mengalami kerusakan.
Pengujian kuat tekan kayu yang dilakukan pada laboratorium memiliki syarat-syarat
berdasarkan SNI 03-3958-1995. Benda yang diujikan harus memenuhi ketentuan seperti
berukuran 50 x 50 x 50 mm3 serta ketelitian benda ujinya tidak melebihi 0,25 mm. Benda yang
diuji tersebut diberikan beban dengan alat uji tekan hingga batas maksimum benda mampu
menahan beban tersebut. Perhitungan nilai kuat tekan benda uji dihitung berdasarkan
perbandingan nilai beban uji maksimum terhadap luas penampang benda ujinya. Jika suatu
kayu memiliki kemiringan yang rendah, maka kayu tersebut memiliki sifat kekakuan yang rendah.
Sedangkan, jika kayu menghasilkan kemiringan yang besar maka sifat kekakuan kayu tersebut relatif
besar (Zihni et al., 2017).
Kayu memiliki sifat orthotropis, pengujian kuat tekan kayu dibedakan menjadi kekuatan
tekan sejajar serat dan kekuatan tekan tegak lurus serat. Pengujian kekuatan tekan tegak lurus
serat, dilakukan melalui cara yaitu memberikan tekanan pada seluruh permukaan kayu atau
tekanan pada sebagian permukaan kayu. Hasil pengujian kuat tekan tegak lurus serat diambil
berdasarkan nilai tegangan serat pada batas proporsi dan saat sifat kayu masih elastis. Selain
itu, pengujian kuat tekan sejajar serat di laboratorium dapat dilakukan dengan menggunakan
sepotong benda uji pendek yang sesuai dengan alat pengujian. Nilai yang dihitung berdasarkan
kekuatan tekan maksimum, tegangan serat pada batas proporsi, dan modulus elastisitas.
Pengujian kuat tekan sejajar serat kayu dilakukan dengan menggunakan mesin uji UTM atau Universal
Testing Machine. Alat tersebut dirancang untuk pengujian kuat tekan sehingga memerlukan alat bantu
untuk pengujian kuat tekan berupa dudukan dengan permukaan plat yang rata ().
DAFTAR PUSTAKA

Abdien PS. 2020. Analisa Kuat Tekan Beton K-175 dengan Bahan Tambah Viscocrete-10 dan Limbah Las
Karbit. Skripsi. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area.
Aidinur AN. 2021. Perbandingan Hasil Kuat Tekan Beton dan Kuat Belah Beton dengan Menggunakan
Variasi Agregat Kasar. Skripsi. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau
Pekanbaru.
Bahar AT. 2020. Studi Laboratorium Hubungan Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton Busa dengan
Menggunakan Semen PCC. Skripsi. Program Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.
Hayatunnufus A, Nugroho N, Bahtiar ET. 2022. Faktor Stabilitas Balok Kayu pada Konfigurasi
Pembebanan Terpusat. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan 7(2): 130-146.
Kamil B. 2021. Perbandingan Kuat Tekan Beton Menggunakan Pasir Sungai Wampu Sebagai Agregat
Halus dengan Variasi Bahan Tambah Sica Fume Pada Perendaman Air Tawar Dan Air Laut. Skripsi.
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Monica I, Kamaldi A, Novan A. 2019. Kajian Kuat Tekan Sejajar Serat dan Kuat Geser Kayu Tembusu
(Fragraea Fragrans) di Pekanbaru Terhadap SNI 7973:2013. Jurnal Teknik 13(1): 25-34.
Nasution SMI. 2017. Analisis dan Eksperimen Pengujian Balok Kayu yang Diawetkan terhadap Kuat
Lentur Balok Kayu. Skripsi. Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Revuelta MB. 2021. Construction Materials Geology, Production and Appications. Springer,
Gewerbestrasse.
Rifai A. 2017. Perubahan Sifat Fisik dan Sifat Mekanis Kayu Agatis (Agathis Sp.) Hasil Densifikasi Setelah
Direndam dengan Natrium Diposfat. Skripsi. Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan,
Universitas Hasanuddin Makassar.
Siagian C, Dapas SO, Pandaleke R. 2017. Pengujian Kuat Lentur Kayu Profil Tersusun Bentuk Kotak.
Jurnal Sipil Statik 5(2): 95-102.
Sumajouw AJ, Pandaleke R, Wallah SE. 2018. Perbandingan Kuat Tekan Menggunakan Hammer Test
Pada Benda Uji Portal Beton Bertulang dan Menggunakan Mesin Uji Kuat Tekan Pada Benda Uji
Kubus. Jurnal Sipil Statik 6(11): 941-948.
Zihni AAZ, Manik P, Arswendo B. 2017. Analisa Kekuatan Tekan dan Kekuatan Tarik Balok Laminasi Kayu
Keruing Dan Bambu Petung Untuk Komponen Kapal Kayu. Jurnal Teknik Perkapalan 5(1):300-308.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Hafiz A. 2021. KARAKTERISTIK KEKUATAN TARIK BETON SERAT ALAMI DENGAN ABU SEKAM PADI
MENGGUNAKAN METODE SCC. Skripsi. PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA MEDAN.
Merry NMK, Steenie EW, Pandaleke R. 2017. PERBANDINGAN NILAI KUAT TARIK LANGSUNG DAN TIDAK
LANGSUNG PADA BETON YANG MENGGUNAKAN FLY ASH. Jurnal Sipil Statik 5(7): 383-392.
Suhardiman, Mukhlis A. 2016. Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk
Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu. Jurnal Surya Tenika 1(4): 25-29.
LAMPIRAN LITERATUR
LAMPIRAN TAMBAHAN

Anda mungkin juga menyukai