Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH STRUKTUR KONSTRUKSI 

PENDALAMAN KAIDAH FIRMITAS DALAM SISTEM STRUKTUR DAN


KONSTRUKSI BANGUNAN KAYU UNTUK MENDUKUNG PERANCANGAN
ARSITEKTUR (TRIMATRA)  

 
DISUSUN OLEH : 
1. MUHAMMAD THAARIQ ANNUR (21020122 
1. RAMA RIZKIYARSO (21020122130068) 
3. KANYAKA VIERA WIJNAPRABA (21020122 
4. ALYA SAMHA AMALINA (21020122 
5. CHOIRUNNISA AZZAHRA (21020122 

 
KELAS A 
KELOMPOK 13
DEPARTEMEN ARSITEKTUR 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS DIPONEGORO 
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang hingga saat ini
memberikan kita berkat kesehatan, sehingga penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah mengenai “Pendalaman Kaidah Firmitas dalam Sistem Struktur dan
Konstruksi Bangunan Kayu untuk Mendukung Perancangan Arsitektur (Trimatra)”.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah Struktur Konstruksi.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya terhadap pihak yang telah
mendukung serta membantu penulis selama proses penyususnan hingga terselesaikannya
makalah ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan khususnya kepada Bapak Dr. Ir. Budi
Sudarwanto M.T selaku dosen pengampu mata kuliah Struktur Konstruksi yang telah
memberi arahan awal serta pemahaman materi dalam penyusunan makalah ini.

Makalah ini akan membahas mengenai hal – hal yang berkaitan dengan firmitas kayu
sebagai struktur dan konstruksi bangunan. Oleh karena itu, penulis berharap dengan
dibuatnya makalah ini mampu menambah wawasan serta pengetahuan lebih lanjut mengenai
firmitas kayu sebagi struktur dan konstruksi bangunan.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna
sehingga tidak menutup kemungkinan ada beberapa kesalahan dalam makalah ini yang
berada jauh di atas kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati terbuka
dan menerima segala kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis berharap
makalah ini mampu berguna bagi semua pihak.

Semarang, 22 September 2022

Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memuat (1) Latar Belakang Masalah), (2) Rumusan Masalah, dan (3) Tujuan
Penulisan.
A. Latar Belakang Masalah
Kayu adalah salah satu dari beberapa bahan konstruksi tertua yang dikenal oleh
masyarakat. Kayu merupakan bahan konstruksi yang paling mudah didapatkan, yaitu dari
tanaman yang tumbuh di alam, serta dapat diperbaharui secara alami. Faktor lain seperti
kesederhanaan dalam pengerjaan, ringan, ramah lingkungan, dan sesuai dengan
lingkungan (environmental compatibility) telah membuat kayu terkenal dalam bidang
konstruksi ringan (light construction).
Dalam konstruksi, pengetahuan akan sifat mekanik kayu sangat diperlukan untuk
mengukur kemampuan kayu untuk menahan muatan ataupun gaya yang berasal dari luar.
Dalam perkembangan teknik, penggunaan kayu struktural seperti jenis – jenis dan sifat –
sifat kayu, sambungan, alat penyambung, serta keawetan menjadi faktor penunjang
dalam pemahaman lebih dalam mengenai sifat mekanik kayu.
Keterbatasan penggunaan kayu selama ini diakibatkan susahnya mendapatkan kayu
alami yang lurus dan relatif panjang sesuai keinginan. Dengan semakin berkembangnya
bahan konstruksi bangunan yang pesat, membuat kekuatan kayu terlihat inferior
dibandingkan bahan seperti beton dan baja, sehingga kayu lebih sering digunakan
sebagai bahan penunjang estetika. Oleh karena itu, pengetahuan dasar akan sifat mekanik
kayu akan sangat penting pada perancangan struktur konstruksi kayu.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang menjadi dasar dalam pengukuran kekuatan kayu?
2. Bagaimana struktur sambungan kayu sederhana dalam konstruksi?
3. Bagaimana sifat – sifat kayu dalam berbagai jenis tanaman?
4. Apakah faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu?
C. Tujuan Penulisan
Bagian ini akan menjelaskan
1. Dasar dalam pengukuran kekuatan kayu.
2. Struktur sambungan kayu sederhana dalam konstruksi.
3. Sifat – sifat kayu dalam berbagai jenis tanaman.
4. Faktor yang mempengaruhi kekuatan struktural kayu.
BAB II
PEMBAHASAN
Bab ini mengungkapkan (1) Dasar dalam Pengukuran Pekuatan Kayu, (2) Struktur
Sambungan Kayu Sederhana dalam Konstruksi, (3) Sifat – Sifat Kayu dalam Berbagai
Jenis Tanaman (4) Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Struktural Kayu.
A. Dasar dalam Pengukuran Kekuatan Kayu
Sifat – sifat mekanik atau kekuatan kayu adalah kemampuan kayu untuk menahan
tekanan / muatan dari luar. Muatan dari luar merupakan gaya di luar benda yang
memiliki kecenderungan mampu mengubah bentuk dan besar suatu benda. Kekuatan
kayu memegang peran penting dalam penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi.
Dalam hal ini dibedakan menjadi berbagai macam seperti berikut :
1. Kekuatan tarik serat
Kuat tarik kayu pada arah
panjang batang (sejajar serat)
lebih besar dibandingkan arah
radial (tegak lurus serat), sehingga
pada konstruksi kayu harus
dihindari pembebanan tarik yang
tegak lurus serat kayu. Kegagalan
tarik memiliki kecendrungan
untuk bergerak melalui bagian yang lebih rendah kepadatannya (kayu muda/gubal),
tetapi berbentuk zig-zag pada kayu yang kepadatannya tinggi (kayu teras). Sehingga,
kekuatan tarik yang lemah membuat kayu rawan terhadap resiko pembelahan jika
diberi gaya tarik besar.
2. Kekuatan tekan (kompresi) serat
Batang kayu yang mengalami gaya
tekan terbesar akan dijumpai pada
konstruksi kuda – kuda dan elemen kolom
pada bangunan. Kekuatan kompresi tegak
lurus arah serat pada kayu lebih kecil
dibandingkan kekuatan kompresi sejajar
arah serat. Kayu yang baik digunakaan
sebagai kolom / blandar memiliki kekakuan dan daya tekan yang besar sehingga
mampu menahan perubahan bentuk / lengkungan. Menurut Koebler (1980), untuk
batang yang memiliki panjang lebih dari 11 kali tebal batang, kegagalan tekan batang
akan disertai dengan munculnya tekuk atau buckling pada kayu.
3. Kekuatan lengkung (lentur)
Kekuatan lengkung (lentur) kayu
menjadi sifat unik dibandingkan bahan
konstruksi konvensional lainnya. Akibat
kekuatan lentur yang tinggi dan berat
jenis yang kecil menyebabkan kayu
banyak dipakai pada struktur ringan konstruksi seperti balok dan kuda - kuda.
Kegagalan lengkung (lentur) ditentukan oleh jenis kayu itu sendiri, contohnya pada
kayu yang tidak diawetkan diawali dari daerah tekan kemudian diikuti kegagalan
daerah tarik kayu tersebut. Pada saat keruntuhan bangunan, kayu akan mengalami
tegangan lentur maksimum.
4. Kekuatan geser serat
Pada batang yang mengalami beban bending
moment seringkali disertai dengan gaya geser. Kekuatan
geser kayu merupakan sifat mekanik kayu yang paling
lemah disbanding dengan sifat mekanik lainnya. Kayu
memiliki kuat geser tegak lurus serat yang lebih besar
dibandingkan dengan kuat geser sejajar serat. Kecacatan kayu seperti retak akan
mempengaruhi kuat geser kayu.

5. Keuletan
Keuletan kayu dapat diartikan kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah
energi yang relatif besar atau terhadap beberapa energi kejutan dan juga tegangan –
tegangan yang berulang dan konsisten hingga melampaui batas proporsional serta
mengakibatkan kerusakan permanen ataupun sebagian. Kayu yang ulet akan patah
secara berangsung – angsur dan memberi suara peringatan atas kerusakannya
sehingga mudah untuk dicari dan diganti.
6. Kekerasan
Kekerasan kayu dapat diartikan kemampuan kayu untuk menahan kikisan
(abrasi). Kekerasan kayu menjadi pertimbangan dalam menentukan jenis kayu yang
akan dipakai sebagai kolom, lantai rumah, balok dan yang lainnya menyesuaikan
kondisi lingkungan lokasi rumah yang akan dibangun. Kekerasan searah serat pada
umumnya melebihi kekeran kayu dalam arah lain. Kekerasan juga mempengaruhi
kekuatan belah kayu, sehingga kayu akan lebih mudah terbelah sepanjang jari – jari
(arah radial) daripada arah sejajar lingkaran tahun.
B. Struktur Sambungan Kayu Sederhana dalam Konstruksi Bangunan
Sambungan kayu adalah 2 batang kayu/lebih yang disambung-sambung sehingga
menjadi satu buah kayu panjang, baik mendatar ataupun tegak, dalam satu bidang (2
dimensi). Hubungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang dihubung-hubungkan
menjadi satu benda atau satu bagian konstruksi dalam satu bidang (dua dimensi) maupun
dalam satu ruang berdimensi tiga.
Bahan kayu merupakan bahan bangunan alam, maka dari pohonnya kayu dapat dibentuk
berbagai macam ukuran yang berupa balok dan papan.Untuk penggunaan pada konstruksi
kayu biasanya dilakukan sambungan. Karena keterbatasan panjang kayu yang ada dipasaran,
maka untuk suatu konstruksi kayu yang panjang diperlukan adanya sambungan kayu.Kayu
bentuk balok berarti sambungan memanjang dan untuk papan disebut sambungan melebar.
Ukuran kayu umumnya yang ada dipasaran sudah ditentu, antara lain :
Sambungan kayu terbagi menjadi 3 kategori berdasarkan letak kayu, yaitu:
1. Sambungan kayu ke arah memanjang (untuk menyambung balok,
tembok, gording dan sebagainya).
2. Sambungan kayu ke arah melebar/sambungan papan (pada bibir
lantai, dinding atau atap).
3. Sambungan kayu ke arah menyudut (pada hubungan-hubungan pintu,
jendela, kuda-kuda dan sebagainya).

C. Sifat – Sifat Kayu dalam Berbagai Jenis Tanaman


Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda.
Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak
sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umumterdapat pada
semua jenis kayu yaitu :
1. Tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding
selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa(karbohidrat) serta
lignin (non karbohidrat).
2. Bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji
menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).
3. Bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air.

SIFAT-SIFAT MEKANIK KAYU


1. Kuat Tarik
Kuat tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik
kayu. Terdapat 2 macam kuat tarik yaitu :
a. Kuat tarik sejajar arah serat dan
b. Kuat tarik tegak lurus arah serat.

2. Kuat tekan / Kompresi


Terdapat 2 (dua) macam kuat tekan yaitu :
a. Kuat tekan sejajar arah serat dan
b. Kuat tekan tegak lurus arah serat.

3. Kuat Geser
Terdapat 3 (tiga) macam kuat geser yaitu :
a. Kuat geser sejajar arah serat
b. Kuat geser tegak lurus arah serat dan
c. Kuat geser miring
4. Kuat lengkung (lentur)
Terdapat 2 (dua) macam kuat lentur yaitu :
a. Kuat lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara
perlahan-lahan.
b. Kuat lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara
mendadak.
5. Kekakuan
Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus
elastisitas
6. Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar
atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang
melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan
kerusakan sebagian.
7. Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan
atau kikisan (abrasi)

D. Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Struktural Kayu.


Kekuatan kayu tergantung pada faktor-faktor:

1. Suhu lingkungan

2. Sifat struktur anatomi kayu

3. Berat jenis

4. Kadar air

5. Lamanya pemberian gaya/muatan

6. Umur pohon dan kecepatan tumbuhnya

Anda mungkin juga menyukai