Anda di halaman 1dari 30

STRUKTUR BANGUNAN KAYU

TEKNOLOGI BAHAN KAYU

 Kayu adalah suatu bahan konstruksi yang


didapatkan dari tumbuhan dalam alam.
 Kayu merupakan salah satu bahan konstruksi
pertama di dalam sejarah umat manusia,
tetapi mungkin juga menjadi yang terakhir.
 Sebagai salah satu bahan konstruksi yang
pertama jauh sebelum ilmu pengetahuan
mulai dibicarakan.
Mengapa Memilih Kayu

 Kayu adalah bahan yang ramah lingkungan, yang


memiliki jangkauan luas dalam hal sifat fisika dan
mekanika pada semua spesies kayu
 Kayu adalah sumber daya alam yang dapat
diperbaharui.
 Kayu memiliki perbandingan kekuatan dan berat
(strength to weight ratio) diatas bangunan lain yang
dibangun dengan menggunakan baja dan beton.
 Kayu merupakan material yang ringan sehingga
menghasilkan gaya inersia yang kecil selama terjadi
gempa.
Mengapa memilih kayu

 Kayu merupakan material konstruksi yang


sangat diharapkan karena energi yang
diperlukan untuk memproduksi kayu jauh
lebih rendah dari material yang lain, seperti
baja, beton atau plastik.
 Kayu menyimpan banyak karbon di dalam
serat-seratnya dan melepaskan hanya sedikit
karbon ke udara.
Konstruksi kayu merupakan material yang
tahan terhadap gempa, disebabkan karena:
1. Komponen konstruksinya bertindak sebagai
satu kesatuan.
2. Bentuk denah cenderung simetri
3. Sistem penyerapan energi terjadi pada
sambungannya.
Yang special tentang kayu

 Kayu adalah material bangunan yang tidak


homogen.
 Kayu hanya tahan terhadap cuaca tertentu.
 Kayu mudah dikerjakan.
 Kayu adalah material bangunan yang
unisotropik.
 Sambungan kayu umumnya merupakan
bagian-bagian terlemah dari sebuah
konstruksi kayu
Struktur Kayu

 Pertumbuhan kayu dipengaruhi oleh kondisi tanah dan


lingkungan disekitarnya.
 Fungsi utama kayu adalah untuk mendukung tegaknya
pohon dan tempat penyaluran dan penyimpanan sari-
sari makanan.
 Kayu dapat diklasifikasi menjadi dua: Sapwood (gubal)
dan heartwood (teras).
 Lokasi sapwood dekat dengan kambium. Fungsi
utamanya adalah tempat penyimpanan makanan dan
merupakan sistem transport tumbuhan. Ketebalan
sapwood biasanya antara 20-100 mm.
Struktur Kayu

 Heartwood terdiri dari inti utama dan sel kayu yang telah
berubah secara fisika dan mekanika dari sapwood yang
lunak menjadi heartwood yang keras. Warna heartwood
lebih gelap.
 Pertumbuhan kayu ditandai dengan adanya lingkaran tahun.
Lingkaran tahun yang terbentuk selama musim panas lebih
tipis dibandingkan yang terjadi selama musim hujan.
 Lingkaran tahun lebih jelas terlihat pada kayu yang tumbuh
di daerah subtropis dengan 4 musim.
 Usia pohon bisa ditentukan dengan melihat lingkaran
tahunnya.
Bagian-bagian kayu
Sifat fisika kayu (arah
sumbu)
 Diameter kayu bertambah dalam tiga arah
selama masa pertumbuhan kayu, oleh karena
itu ada tiga sumbu utama pada kayu :
longitudinal, radial dan tangensial
 Perbedaan gaya yang bekerja antara sumbu
radial dan tangensial sangat kecil jika
dibandingkan dengan perbedaan gaya yang
bekerja antara sumbu radial dan tangensial
dengan sumbu longitudinalnya.
Sifat fisika kayu (Kadar
air)
 Kadar air kayu didefinisikan sebagai berat air dalam
kayu terhadap berat kering oven.
 Pada pohon yang hidup, kadar air kayu bervariasi dari
25% sampai 250%.
 Kadar air kayu dimana dinding sel kayu masih jenuh
tetapi tidak ada air yang terlihat dalam sel kayu
disebut sebagai titik jenuh serat (fiber saturated point).
 Kayu adalah material yang bersifat hydroscopic
artinya menyerap air dalam lingkungan yang lembab
dan melepaskan air dalam lingkungan yang kering.
Sifat fisika kayu

 Pada temperatur dan kelembaban konstan,


kayu akan mencapai kadar air seimbangnya
(equilibrium moisture content IEMC)).
 Diatas FSP, kayu akan memiliki sifat kembang
susut yang besar, dan bisa mengalami
perubahan dimensi akibat kadar air yang
berubah-ubah.
 Perubahan dimensi bisa menyebabkan kayu
mengalami retak, patah ataupun pecah.
Sifat fisika kayu (kepadatan
dan berat jenis)
 Kepadatan/kerapatan kayu adalah masa
kayu/volume (massa jenis) pada kondisi
tertentu. Perhitungan masa jenis kayu harus
disertai dengan perhitungan kadar airnya.
 Berat jenis kayu = Berat kering oven/Volume
kering oven
 Untuk keperluan rekayasa konstruksi, berat jenis
kayu yang dipakai adalah berat kering oven
dibagi dengan volume awal saat kadar air 12%.
Sifat kimia kayu

 Kayu dapat diserang oleh jamur dan


organisme penghancur lainnya.
 Kayu tidak akan diserang jamur dan
organisme lainnya jika dijaga tetap kering
(Kadar air < 20%), atau berada di dalam air
terus menerus pada kedalaman tertentu.
 Untuk menghindari jamur perlu dilakukan
perawatan dan pengawetan kayu.
Sifat termal kayu

 Kayu memiliki thermal conductivity yang rendah


sehingga perambatan panasnya rendah.
 Kayu adalah bahan yang combustible yaitu mudah
terbakar.
 Tetapi apabila terbakar, bagian kayu yang paling luar
akan berubah menjadi arang. Arang ini berfungsi
sebagai pelindung dari kayu bagian dalam. Pasca
kebakaran kayu bagian dalam masih utuh.
 Perilaku kayu dalam hal kebakaran lebih baik dari
pada baja dan beton.
Sifat mekanika kayu

 Modulus elastisitas kayu (E) lebih ditentukan oleh


pengujian lentur dari pada pengujian aksial. EL
mencakup deformasi geser.
 Poission’s Ratio = perbandingan antara regangan
transversal dan regangan axial. Poission’s Ratio
bervariasi antara spesies kayu satu dan lainnya dan
dipengaruhi oleh kadar air dan berat jenisnya.
 Pengujian yang dilakukan pada kayu adalah pengujian
lentur, pengujian tekan searah serat dan tegak lurus
serat, pengujian tarik searah serat dan tegak lurus serat,
pengujian geser searah serat dan tegak lurus serat
Berat jenis dan kelas kuat
kayu
 Berat jenis kayu yang digunakan adalah berat
jenis kering udara. Berat jenis kayu
menentukan kekuatan kayu.
 Selain berat jenis, kekuatan kayu juga
ditentukan oleh mutu kayu.
 Mutu kayu dibedakan dalam dua macam, yaitu
mutu A dan mutu B (PKKI 1961). Untuk kayu
mutu B, tegangan-tegangan ijin dalam daftar
harus dikalikan dengan faktor reduksi 0,75.
Berat jenis dan kelas kuat
kayu
 Apabila diketahui berat jenis kayu (g), maka tegangan-tegangan
ijin kayu mutu A dapat langsung dihitung dengan rumus:
 Tegangan lentur lt = 170 . g (kg/cm2)
 Tegangan desak dan tarik searah serat
ds // = tr // = 150 . g (kg/cm2)
 Tegangan desak tegak lurus serat
ds  = 40 . g (kg/cm2)
 Tegangan geser searah serat
// = 20 . g (kg/cm2)
Untuk kayu mutu B, rumus tersebut di atas harus dikalikan faktor
reduksi sebesar 0,75
Berat jenis dan kelas kuat
kayu
 Kelas kuat kayu digunakan untuk menentukan
modulus elastisitas kayu searah serat(E).
 Apabila telah diketahui berat jenis kayu, maka untuk
menentukan modulus elastisitas kayu harus diketahui
pula kelas kuat kayu.
 Hubungan antara kelas kuat kayu dan berat jenis kayu.
Klas I II III IV V
kuat
Berat  0,90 0,60 – 0,40 – 0,30 – < 0,30
jenis 0,89 0,59 0,39
Berat jenis dan kelas kuat
kayu
 Daftar kayu Indonesia beserta berat jenis dan
kelas kuat kayu dapat dilihat pada Peraturan
Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961)
Produk kayu yang tercakup
dalam SNI 7973:2012
 Kayu yang dipilah secara visual
 Kayu yang dipilah secara mekanis
 Glulam struktural
 Tiang kayu
 Pancang kayu
 Balok kayu prepabrikasi
 Kayu komposit struktural
 Panel struktural kayu
Penggunaan Kayu

 Kayu digunakan sebagai material struktur


dan juga non struktur.
 konstruksi bangunan kayu adalah bentuk
dasar (prototype) suatu bangunan pre-
fabricated dan bangunan rangka.
Konstruksi bangunan kayu kita bagi atas dua
golongan menurut pembangunannya yaitu :
1. Konstruksi rangka-rangka tersusun dengan
pembangunan konstruksi dinding setingkat
demi setingkat berkonstruksi biasanya
dengan balok –balok.
2. Konstruksi rangka-rangka terusan dengan
pembangunan konstruksi dinding dengan
tiang-tiang yang menembus melalui semua
tingkat bangunan berkonstruksi biasanya
dengan papan.
Konstruksi rangka rangka tersusun yang
tradisional.

1. kasau
2. tambahan kasau miring
3. dinding
4. balok loteng
5. tiang
6. Palang
7. bantalan
8. tiang sudut
9. kuda-kuda penopang
10. ambang jendela
11. balok loteng ekor
Contoh struktur yang menggunakan kayu
Struktur Kuda-Kuda Kayu
Bagian-bagian dari konstruksi kuda-kuda

1. balok/alas kuda-kuda ( 6/12), 9. gording


(8/12), (8/15) 10. kasau
2. kaki kuda-kuda ( 6/12), (8/12),
11. reng
(8/15)
3. batang penggantung (6/12),
12. anak kuda-kuda
(8/12) (8/15) 13. ring balok
4. batang tekan / schoor ( 6/12), 14. dinding
(8/12) 15. balok sambungan kuda
5. batang tarik.
6. balok bubungan
7. papan bubungan
8. karpus
Selain batang-batang utama kuda-kuda kayu (terutama untuk
penutup atap genteng) juga dilengkapi dengan :
1. Reng, yaitu tempat mengaitkan penutup atap (genteng) dan
mneruskan bebannya ke kaso, jarak dan dimensi reng
berbeda-beda tergantung dari penutup atap genteng yang
digunakan.
- berat bahan penutup atap :
- jenis bahan penutup atap : sirap dengan 2/3 dengan jarak
15-20 cm
- genteng biasa reng 2/3 dengan jarak 20 cm.
- genteng beton, reng ¾ dengan jarak 35 cm.
2. Kasau, yaitu bagian yang menumpu reng dan meneruskan
bebannya ke gording jarak antara kasau dan biasanya
dipergunakan adalah antara 50-60 cm.
3. Gording, yaitu bagian yang menumpu
kasau dan meneruskan bebannya ke kuda-
kuda. Jarak gording untuk
- genteng beton 1,5 m
- genteng biasa 1.5-2.0 m
- sirap 2-2.5
- asbes gelombang 0.8-1.2 m
Adapun perletakan gording adalah di
kuda-kuda.
Produk rekayasa kayu

 Plywood
 Oriented Strand Board (OSB)
 Glued Laminated Timber (Glulam)
 Cross Laminated Timber (Cross-lam, X-lam)

Anda mungkin juga menyukai