Anda di halaman 1dari 9

Pondasi foot plat dipergunakan pada kondisi tanah dengan daya dukung tanah (sigma) antara :

1,5 – 2,00 kg/cm2. Pondasi foot plat ini biasanya dipakai untuk bangunan gedung 2 – 4 lantai,
dengan kondisi tanah yang baik dan stabil. Bahan dari pondasi ini dari beton bertulang. Untuk
menentukan dimensi dari pondasi ini dengan perhitungan konstruksi beton bertulang.
Beton adalah campuran antara bahan pengikat Portland Cement (PC) dengan bahan tambahan
atau pengisi yang terdiri dari pasir dan kerikil dengan perbandingan tertentu ditambah air
secukupnya.
Sedangkan komposisi campuran beton ada 2 macam yaitu:
a. Berdasarkan atas perbandingan berat
b. Berdasarkan atas berbandingan isi (volume)
Perbandingan campuran beton untuk konstruksi beton adalah 1 PC :2 pasir : 3 kerikil atau 1 PC :
3 pasir : 5 kerikil, sedang untuk beton rapat air menggunakan campuran 1 PC : 1 ½ pasir : 2 ½
kerikil. Beton mempunyai sifat sanggup mendukung tegangan tekan dan sedikit mendukung
tegangan tarik. Untuk itu agar dapat jugamendukung tegangan tarik konstruksi beton tersebut
memerlukan tambahan besi berupa tulangan yang dipasang sesuai daerah tarik yang
memerlukan.
Konstruksi pondasi pelat lajur beton bertulang digunakan apabila bobot bangunan sangat besar.
Bilamana daya dukung tanah kecil dan untuk memperdalam dasar pondasi tidak mungkin sebab
lapisan tanah yang baik letaknya sangat dalam sehingga sistem pondasi pelat beton bertulang
cukup cocok. Bentuk pondasi pelat lajur tersebut kedua tepinya menonjol ke luar dari bidang
tembok sehingga dimungkinkan kedua sisinya akan melentur karena tekanan tanah. Agar tidak
melentur maka pada pelat pondasi diberi tulangan yang diletakkan pada daerah tarik yaitu
dibidang bagian bawah yang disebut dengan tulangan pokok.Besar diameter tulangan pokok Ø
13 – Ø 16 mm dengan jarak 10 cm– 15 cm, sedang pada arah memanjang pelat dipasang
tulangan pembagi Ø 6 – Ø 8 mm dengan jarak 20 cm – 25 cm. Campuran beton untuk konstruksi
adalah 1 PC : 2 pasir : 3 kerikil dan untuk lantai kerja sebagai peletakan tulangan dibuat
betondengan campuran 1 PC : 3 pasir : 5 kerikil setebal 6 cm.
Luas bidang pelat beton sebagai telapak kaki pondasi biasanyaberbentuk bujur sangkar atau
persegi panjang. Telapak kaki yangberbentuk bujur sangkar biasanya terletak di bawah
kolombangunan bagian tengah. Sedangkan yang berbentuk empatpersegi panjang ditempatkan
pada bawah kolom bangunan tepi atau samping agar lebih stabil. Luas telapak kaki pondasi
tergantung pada beban bangunan yang diterima dan daya dukung tanah yang diperkenankan ( σ
tanah), sehingga apabila daya dukung tanahnya makin besar, maka luas pelat kakinya
dapatdibuat lebih kecil.
Tiang Pancang
Pemancangan Tahap Awal dan Pemancangan Selanjutnya

Pondasi yang digunakan untuk causeway adalah tiang pancang baja dengan diameter 600 mm
dengan spesifkasi sesuai dengan ASTM A252 Grade 2. Panjang masing-masing pipa 12 m,
dengan kedalaman pemancangan rata-rata untuk

Sisi Surabaya sekitar 25 m dan sisi Madura 33 m.

Pelaksanaan pekerjaan tiang pancang ini meliputi pekerjaan pemancangan, pengisian pasir,
pengisian beton tanpa tulangan dan pengisian beton dengan tulangan. Kedalaman dari masing-
masing pengisian ini didasarkan atas kondisi daya dukung tanah dan penggerusan tanah
(scouring).

, pemancangan di tahap awal dilakukan dengan memanfaatkan jalan kerja yang dibuat dengan
menimbun, yaitu di Abutment (A0), Pilar 1-5 untuk sisi Surabaya. Sementara di sisi Madura di
Abutment (A102), dan Pilar 101 sampai dengan pilar 96. Untuk pilar selanjutnya pekerjaan
pemancangan dilaksanakan dengan menggunakan ponton pancang.

Persiapan
Hal penting yang harus diperhatikan adalah monitoring stok tiang pancang pipa baja yang sudah
di-coating, sesuai kebutuhan untuk menjaga kontinuitas pekerjaan pemancangan. Selanjutnya
adalah pemindahan stok pipa ke tepi pantai sesuai dengan kebutuhan. Peralatan yang digunakan
untuk pemindahan ini adalah crane service 25 ton dan truk trailer.

harus sudah dipersiapkan di posisi yang telah ditentukan. Kemudian crane ditempatkan di titik
yang ditentukan dan dikontrol dengan teropong teodolit.

Metode Pelaksanaan Pemancangan


Ponton service ditarik boat mendekati stok tiang pancang yang telah diposisikan di dekat pantai.
Dengan bantuan crane, tiang pancang diletakkan di atas ponton service untuk dibawa menuju
ponton pancang.
Tahapan selanjutnya adalah pengukuran posisi dengan mengunakan teodolit (lihat penjelasan
metoda pengukuran). Lalu mengarahkan leader crane pancang yang memegang tiang pancang di
atas kapal ponton ke sasaran bidik teropong yang telah disetting dengan komando

dari surveyor. Apabila sudah sesuai dengan posisi yang diinginkan, maka tiang pancang sudah
siap untuk dipancang.

Untuk tiang pancang dengan kondisi miring (sudut 1:10) maka dibuat perbandingan dengan
menggunakan mal yang dilengkapi dengan waterpass. Apabila sudah tepat maka tiang pancang
di turunkan sesuai dengan kemiringannya dan siap untuk dipancang.

Pelaksanaan pemancangan disesuaikan dengan nomor urut dengan pengondisian ponton, alat
ukur, dan crane pancang. Dan setelah dilakukan kalendering (10 pukulan terakhir maksimal
sebesar 2,5 cm) maka pemancangan dihentikan.

Selanjutnya tiang pancang yang elevasinya tidak sama dipotong dengan menggunakan alat las,
setelah terlebih dahulu diukur dengan menggunakan teodolit.

Pengisian Pasir
Pengisian pasir dilakukan dengan menggunakan ponton 120 ft, yang mampu menampung pasir
200 m3 sesuai dengan kebutuhan satu pile cap serta excavator PC 200 dengan kapasitas ± 67
m3/ jam.

Pengisian beton
Besi isian pancang dipersiapkan di stockyard. Stok besi diangkut dengan truk menggunakan
bantuan crane menuju dermaga dan dinaikkan ke atas ponton. Besi isian dimasukan ke tiang
pancang dengan bantuan crane. Untuk mengantisipasi agar tulangan besi tersebut tidak jatuh,
maka pada ujung tulangan dimasuki besi melintang yang panjangnya lebih dari diameter pipa
pancang.

Selanjutnya truk mixer dari batching plan menuju ke pompa pengecoran (concrete pump).
Pengecoran dilakukan dengan concrete pump yang dilengkapi dengan belalai untuk memasukkan
beton ke tiang pancang.

Metode Penentuan Posisi (Stakeout) Tiang Pancang di Laut

Secara prinsip Metoda Perpotongan Kemuka yang digunakan untuk Sisi Surabaya dan Sisi
Madura diuraikan sebagai berikut:

Titik-titik tempat alat ukur digeser ke kiri atau ke kanan dari as BM sejauh setengah diameter
pipa pancang (300 mm), disesuaikan dengan posisi tepi tiang pancang yang akan dibidik. Untuk
memudahkan pelaksanaan, bagian tiang pancang yang di-stake-out atau dibidik adalah tepi tiang
pancang, bukan bagian tengahnya.
Tahapan pelaksanaan pengukuran di lapangan adalah sebagai berikut:

 Alat ukur teodolit-1 dan teodolit-2 didirikan di titik-titik BM yang telah direncanakan
(menggeser ke kiri ke kanan dari as BM), dengan posisi kedudukan teropong mendatar
(90°).

 Bacaan sudut vertikal teodolit-1 dan teodolit-2 diset pada elevasi 2,50 meter dengan
melalui perhitungan pengesetan sudut vertikal.

 Bacaan sudut horizontal teodolit-1 dengan acuan arah centerline jembatan diset sebesar
b = 03º 59' 42" mengarah ke garis singgung tepi tiang pancang.

 Bacaan sudut horizontal teodolit-2 dengan acuan terhadap arah centerline jembatan diset
sebesar b = 273º 59' 42", mengarah ke garis singgung tepi tiang pancang. Settingsinggung
tepi tiang pancang. Setting sudut a dan b untuk masing-masing titik pancang (1-36)
dibuatkan dalam bentuk tabel sesuai koordinat titik-titik rencana.

 Mengarahkan ladder crane pancang yang memegang tiang pancang di atas kapal ponton
ke sasaran bidik teropong teodolit-1 dan teodolit-2. Kemudian singgungkan tepi tiang
pancang (seperti gambar ilustrasi) dengan komando dari surveyor. Apabila tepi kiri dan
tepi kanan sudah tepat bersinggungan, maka tiang pancang tersebut sudah berada di
posisi yang tepat dan siap pancang. Cara tersebut digunakan untuk tiang pancang tegak

 Untuk tiang pancang miring dengan perbandingan sudut 1:10, ladder crane pancang diset
membentuk sudut 1:10 dengan menggunakan mal yang dilengkapi dengan waterpass.
Tiang pancang kemudian diarahkan ke arah bidikkan teropong teodolit-1 dan teodolit-2
dan disinggungkan ke tepi kiri dan tepi kanannya hingga tepat. Apabila sudah tepat, maka
tiang pancang tersebut diturunkan sesuai kemiringan dan siap untuk dipancang. Secara
prinsip dari 2 (dua) setting sudut horizontal saja sudah cukup memadai untuk penentuan
posisi secara tepat, sedang setting sudut horizontal yang ketiga, keempat dan seterusnya
hanya berfungsi sebagai control/ checking, apakah 2 (dua) setting suduthorizontal yang
kita lakukan sudah benar atau tidak.

 Dalam pelaksanaan penentuan titik-titik pancang tersebut, perlu adanya alat komunikasi,
guna koordinasi antara tim pengukur (surveyor) dengan tim pancang, serta operator
crane. Penentuan titik-titik BM yang dipakai untuk referensi posisi alat ukur berdiri
disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan maksud memudahkan pengukuran dan
sasaran tidak terhalang. Metoda perpotongan kemuka yang dipilih untuk penentuan posisi
titik-titik pancang Jembatan Suramadu, secara teknis memenuhi persyaratan dan tidak
terlalu sulit dilaksanakan.

Fondasi tiang digolongkan berdasarkan kualitas bahan material dan cara pelaksanaan.
Menurut kualitas bahan material yang digunakan, tiang pancang dibedakan menjadi empat
yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja dan tiang pancang composite
(kayu – beton dan baja – beton).
a. Tiang Pancang Beton
Tiang pancang beton berdasarkan cara pembuatannya dibedakan menjadi dua macam yaitu :
– Cast in place (tiang beton cor ditempat atau fondasi tiang bor) dan
– Precast pile (tiang beton dibuat ditempat lain atau dibuat dipabrik).
Fondasi tiang pancang dibuat ditempat lain (pabrik, dilokasi) dan baru dipancang sesuai
dengan umur beton setelah 28 hari. Karena tegangan tarik beton adalah kecil, sedangkan berat
sendiri beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah diberi tulangan yang cukup
kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan
pemancangan. Pemakaian fondasi tiang pancang beton mempunyai keuntungan dan kerugian
antara adalah sebagai berikut ini :
Keuntungan nya yaitu :
1. Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kualitas ketat, hasilnya lebih dapat
diandalkan. Lebih – lebih karena pemeriksaan dapat dapat dilakukan setiap saat.
2. Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah
3. Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang pancang sehingga mempermudah
pengawasan pekerjaan konstruksi.
4. Cara penumbukan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vertikal.
Kerugian nya :
1. Karena dalam pelaksanaannya menimbulkan getaran dan kegaduhan maka pada daerah yang
berpenduduk padat di kota dan desa, akan menimbulkan masalah disekitarnya.
2. Pemancangan sulit, bila dimeter tiang terlalu besar
3. Bila panjang tiang pancang kurang, maka untuk melakukan penyambungannya sulit dan
memerlukan alat penyambung khusus.
4. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan memerlukan
waktu yang lama.
Metode pelaksanaan :
1. Penentuan lokasi titik dimana tiang akan dipancang.
2. Pengangkatan tiang.
3. Pemeriksaan kelurusan tiang.
4. Pemukulan tiang dengan palu (hummer) atau dengan cara hidrolik
b. Tiang Pancang Kayu

Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat digunakan sebagai tiang pancang pada suatu
dermaga. Persyaratan dari tiang pancang tongkat kayu tersebut adalah : bahan kayu yang
dipergunakan harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak cacat, contohnya kayu belian.
Semula tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk
memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi
yang diijinkan.
Semua kayu lunak yang digunakan untuk tiang pancang memerlukan pengawetan, yang harus
dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133 – 86 dengan menggunakan instalasi peresapan
bertekanan. Bilamana instalasi semacam ini tidak tersedia, pengawetan dengan tangki terbuka
secara panas dan dingin, harus digunakan. Beberapa kayu keras dapat digunakan tanpa
pengawetan, tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk mengawetkan kayu keras tergantung pada
jenis kayu dan beratnya kondisi pelayanan.
Kepala Tiang Pancang
Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang harus
diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang pancang sampai
penampang melintang menjadi bulat dan tegak lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin
baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih efektif.
Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap
panjangnya sampai bagian kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap)
dipasang.
Bilamana tiang pancang kayu lunak membentuk pondasi struktur permanen dan akan dipotong
sampai di bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan
bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada atau di bawah permukaan air tanah yang
terendah yang diperkirakan. Bilamana digunakan pur (pile cap) dari beton, kepala tiang pancang
harus tertanam dalam pur dengan ke dalaman yang cukup sehingga dapat memindahkan gaya.
Tebal beton di sekeliling tiang pancang paling sedikit 15 cm dan harus diberi baja tulangan untuk
mencegah terjadinya keretakan.
Sepatu Tiang Pancang
Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi ujung tiang selama
pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada tanah yang lunak. Sepatu
harus benar-benar konsentris (pusat sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang
dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara sepatu dan kayu harus cukup untuk
menghindari tekanan yang berlebihan selama pemancangan.
Pemancangan
Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan
menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan
jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu harus sama dengan beratnya
tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan selama
pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu
dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam
posisi yang relatif pada tempatnya.

Penyambungan
Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua batang atau lebih,
permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadap panjangnya untuk
menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang tiang pancang. Pada tiang pancang yang
digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau pelat penyambung baja, atau profil
baja seperti profil kanal atau profil siku yang dilas menjadi satu membentuk kotak yang
dirancang untuk memberikan kekuatan yang diperlukan. Tiang pancang bulat harus diperkuat
dengan pipa penyambung. Sambungan di dekat titik-titik yang mempunyai lendutan maksimum
harus dihindarkan.
c. Tiang Pancang Baja Struktur

Pada umumnya, tiang pancang baja struktur harus berupa profil baja gilas biasa, tetapi tiang
pancang pipa dan kotak dapat digunakan. Bilamana tiang pancang pipa atau kotak digunakan,
dan akan diisi dengan beton, mutu beton tersebut minimum harus K250.
Perlindungan Terhadap Korosi
Bilamana korosi pada tiang pancang baja mungkin dapat terjadi, maka panjang atau ruasruasnya
yang mungkin terkena korosi harus dilindungi dengan pengecatan menggunakan lapisan
pelindung yang telah disetujui dan/atau digunakan logam yang lebih tebal bilamana daya
korosi dapat diperkirakan dengan akurat dan beralasan. Umumnya seluruh panjang tiang baja
yang terekspos, dan setiap panjang yang terpasang dalam tanah yang terganggu di atas muka air
terendah, harus dilindungi dari korosi.
Kepala Tiang Pancang
Sebelum pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap
panjangnya dan topi pemancang (driving cap) harus dipasang untuk mempertahankan sumbu
tiang pancang segaris dengan sumbu palu. Setelah pemancangan, pelat topi, batang baja atau
pantek harus ditambatkan pada pur, atau tiang pancang dengan panjang yang cukup harus
ditanamkan ke dalam pur (pile cap).
Perpanjangan Tiang Pancang
Perpanjangan tiang pancang baja harus dilakukan dengan pengelasan. Pengelasan harus
dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja semula dapat ditingkatkan.
Sambungan harus dirancang dan dilaksanakan dengan cara sedemikian hingga dapat menjaga
alinyemen dan posisi yang benar pada ruas-ruas tiang pancang. Bilamana tiang pancang pipa
atau kotak akan diisi dengan beton setelah pemancangan, sambungan yang dilas harus kedap air.
Sepatu Tiang Pancang
Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak diperlukan pada profil H atau profil baja gilas
lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan dipancang di tanah keras, maka ujungnya dapat
diperkuat dengan menggunakan pelat baja tuang atau dengan mengelaskan pelat atau siku baja
untuk menambah ketebalan baja. Tiang pancang pipa atau kotak dapat juga dipancang tanpa
sepatu, tetapi bilamana ujung dasar tertutup diperlukan, maka penutup ini dapat dikerjakan
dengan cara mengelaskan pelat datar, atau sepatu yang telah dibentuk dari besi tuang, baja
tuang atau baja fabrikasi.
Perbandingan Jenis Pondasi Dalam (Deep Foundation) Berdasarkan Metode
Konstruksinya
Pengeboran (Drilled)

 Kelebihan:

1. Tidak menimbulkan getaran dan kegaduhan yang dapat menggangu lingkungan sekitar.
2. Cocok untuk pondasi yang berdiameter besar.
3. Pondasi dapat dicetak sesuai kebutuhan.

 Kekurangan:

1. Pekerjaan agak rumit karena pondasi dicetak di lapangan.


2. Lebih banyak memerlukan alat bantu seperti mesin bor, casing, cleaning bucket dan alat bantu
pengecoran sehingga mengeluarkan biaya yang lebih besar.
3. Rentan terhadap pengaruh tanah dan lumpur di dalam lubang.
4. Waktu pengerjaan lebih lama.
Pemancangan

 Kelebihan:
1. Pemeriksaan kualitas pondasi sangat ketat sesuai standar pabrik.
2. Pemancangan lebih cepat, mudah dan praktis.
3. Pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah.
4. Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang.
5. Sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vertikal.

 Kekurangan:

1. Pelaksanaannya menimbulkan getaran dan kegaduhan.


2. Pemancangan sulit, bila dimeter tiang terlalu besar.
3. Kesalahan metode pemancangan dapat menimbulkan kerusakan pada pondasi.
4. Bila panjang tiang pancang kurang, maka untuk melakukan penyambungannya sulit dan
memerlukan alat penyambung khusus.
5. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan memerlukan
waktu yang lama.
Tekan (Pressed)

 Kelebihan:

1. Tidak menimbulkan getaran dan kegaduhan yang dapat menggangu lingkungan sekitar.

1. Tidak menimbulkan kerusakan pada pondasi akibat benturan.

2. Pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah.

3. Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang.

4. Sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vertikal.

5. Pemeriksaan kualitas pondasi sangat ketat sesuai standar pabrik.

6. Pemancangan lebih cepat, mudah dan praktis.

 Kekurangan:

1. Bila panjang tiang pancang kurang, maka untuk melakukan penyambungannya sulit dan
memerlukan alat penyambung khusus.

2. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan
memerlukan waktu yang lama.

3. Tidak cocok untuk pondasi dengan diameter yang agak besar.

4. Memerlukan mesin hydraulic press untuk menekan pondasi.

Anda mungkin juga menyukai