Anda di halaman 1dari 18

Tiang Pancang

Pemancangan Tahap Awal dan Pemancangan Selanjutnya


Pondasi yang digunakan untuk causeway adalah tiang pancang baja dengan diameter
600 mm dengan spesifkasi sesuai dengan ASTM A252 Grade 2. Panjang masingmasing pipa 12 m, dengan kedalaman pemancangan rata-rata untuk Sisi Surabaya
sekitar 25 m dan sisi Madura 33 m.
Pelaksanaan pekerjaan tiang pancang ini meliputi pekerjaan pemancangan, pengisian
pasir, pengisian beton tanpa tulangan dan pengisian beton dengan tulangan. Kedalaman
dari masing-masing pengisian ini didasarkan atas kondisi daya dukung tanah dan
penggerusan tanah (scouring).
Saat pelaksanaan 2003-2004, pemancangan di tahap awal dilakukan dengan
memanfaatkan jalan kerja yang dibuat dengan menimbun, yaitu di Abutment (A0), Pilar
1-5 untuk sisi Surabaya. Sementara di sisi Madura di Abutment (A102), dan Pilar 101
sampai dengan pilar 96. Untuk pilar selanjutnya pekerjaan pemancangan dilaksanakan
dengan menggunakan ponton pancang.
Persiapan
Hal penting yang harus diperhatikan adalah monitoring stok tiang pancang pipa baja
yang sudah di-coating, sesuai kebutuhan untuk menjaga kontinuitas pekerjaan
pemancangan. Selanjutnya adalah pemindahan stok pipa ke tepi pantai sesuai dengan
kebutuhan. Peralatan yang digunakan untuk pemindahan ini adalah crane service 25 ton
dan truk trailer.

3_causeway
harus sudah dipersiapkan di posisi yang telah ditentukan. Kemudian crane ditempatkan
di titik yang ditentukan dan dikontrol dengan teropong teodolit.
Metode Pelaksanaan Pemancangan
Ponton service ditarik boat mendekati stok tiang pancang yang telah diposisikan di
dekat pantai. Dengan bantuan crane, tiang pancang diletakkan di atas ponton service

untuk dibawa menuju ponton pancang.


Tahapan selanjutnya adalah pengukuran posisi dengan mengunakan teodolit (lihat
penjelasan metoda pengukuran). Lalu mengarahkan leader crane pancang yang
memegang tiang pancang di atas kapal ponton ke sasaran bidik teropong yang telah
disetting dengan komando
dari surveyor. Apabila sudah sesuai dengan posisi yang diinginkan, maka tiang pancang
sudah siap untuk dipancang.
Untuk tiang pancang dengan kondisi miring (sudut 1:10) maka dibuat perbandingan
dengan menggunakan mal yang dilengkapi dengan waterpass. Apabila sudah tepat
maka tiang pancang di turunkan sesuai dengan kemiringannya dan siap untuk
dipancang.
Pelaksanaan pemancangan disesuaikan dengan nomor urut dengan pengondisian
ponton, alat ukur, dan crane pancang. Dan setelah dilakukan kalendering (10 pukulan
terakhir maksimal sebesar 2,5 cm) maka pemancangan dihentikan.
Selanjutnya tiang pancang yang elevasinya tidak sama dipotong dengan menggunakan
alat las, setelah terlebih dahulu diukur dengan menggunakan teodolit.
Pengisian Pasir

Pengisian pasir dilakukan dengan menggunakan


ponton 120 ft, yang mampu menampung pasir 200 m3 sesuai dengan kebutuhan satu
pile cap serta excavator PC 200 dengan kapasitas 67 m3/ jam.
Dump truck mengambil pasir pada stok area dengan bantuan excavator. Selanjutnya
dump truck yang telah berisi pasir menuju dermaga dan menuangkan pasir. Diatas
pontoon diposisikan sebuah excavator untuk memindahkan pasir dari dermaga ke
ponton.
Untuk pengisian pasir dipasang tremi di ujung tiang pancang, dan excavator mengisi
pasir ke dalam tiang pancang dengan bantuan tremi.

Selanjutnya dilakukan pengukuran


kedalaman tiang pancang dengan menggunakan tali yang ujungnya diberi pemberat dan
diukur dengan meteran, agar bisa mencapai kedalaman rencana dari pasir pada tiang
pancang.
Pengisian beton
Besi isian pancang dipersiapkan di stockyard. Stok besi diangkut dengan truk
menggunakan bantuan crane menuju dermaga dan dinaikkan ke atas ponton. Besi isian
dimasukan ke tiang pancang dengan bantuan crane. Untuk mengantisipasi agar
tulangan besi tersebut tidak jatuh, maka pada ujung tulangan dimasuki besi melintang
yang panjangnya lebih dari diameter pipa pancang.
Selanjutnya truk mixer dari batching plan menuju ke pompa pengecoran (concrete
pump). Pengecoran dilakukan dengan concrete pump yang dilengkapi dengan belalai
untuk memasukkan beton ke tiang pancang.
Metode Penentuan Posisi (Stakeout) Tiang Pancang di Laut
Secara prinsip Metoda Perpotongan Kemuka yang digunakan untuk Sisi Surabaya dan
Sisi Madura diuraikan sebagai berikut:
Titik-titik tempat alat ukur digeser ke kiri atau ke kanan dari as BM sejauh setengah
diameter pipa pancang (300 mm), disesuaikan dengan posisi tepi tiang pancang yang
akan dibidik. Untuk memudahkan pelaksanaan, bagian tiang pancang yang di-stake-out
atau dibidik adalah tepi tiang pancang, bukan bagian tengahnya.
Tahapan pelaksanaan pengukuran di lapangan adalah sebagai berikut:
Alat ukur teodolit-1 dan teodolit-2 didirikan di titik-titik BM yang telah
direncanakan (menggeser ke kiri ke kanan dari as BM), dengan posisi
kedudukan teropong mendatar (90).
Bacaan sudut vertikal teodolit-1 dan teodolit-2 diset pada elevasi 2,50 meter
dengan melalui perhitungan pengesetan sudut vertikal.

Bacaan sudut horizontal teodolit-1 dengan acuan arah centerline jembatan diset
sebesar b = 03 59' 42" mengarah ke garis singgung tepi tiang pancang.

Bacaan sudut horizontal teodolit-2 dengan acuan terhadap arah centerline


jembatan diset sebesar b = 273 59' 42", mengarah ke garis singgung tepi tiang

pancang. Settingsinggung tepi tiang pancang. Setting sudut a dan b untuk


masing-masing titik pancang (1-36) dibuatkan dalam bentuk tabel sesuai
koordinat titik-titik rencana.

Mengarahkan ladder crane pancang yang memegang tiang pancang di atas kapal
ponton ke sasaran bidik teropong teodolit-1 dan teodolit-2. Kemudian
singgungkan tepi tiang pancang (seperti gambar ilustrasi) dengan komando dari
surveyor. Apabila tepi kiri dan tepi kanan sudah tepat bersinggungan, maka
tiang pancang tersebut sudah berada di posisi yang tepat dan siap pancang. Cara
tersebut digunakan untuk tiang pancang tegak

Untuk tiang pancang miring dengan perbandingan sudut 1:10, ladder crane
pancang diset membentuk sudut 1:10 dengan menggunakan mal yang
dilengkapi dengan waterpass. Tiang pancang kemudian diarahkan ke arah
bidikkan teropong teodolit-1 dan teodolit-2 dan disinggungkan ke tepi kiri dan
tepi kanannya hingga tepat. Apabila sudah tepat, maka tiang pancang tersebut
diturunkan sesuai kemiringan dan siap untuk dipancang. Secara prinsip dari 2
(dua) setting sudut horizontal saja sudah cukup memadai untuk penentuan
posisi secara tepat, sedang setting sudut horizontal yang ketiga, keempat dan
seterusnya hanya berfungsi sebagai control/ checking, apakah 2 (dua) setting
suduthorizontal yang kita lakukan sudah benar atau tidak.

Dalam pelaksanaan penentuan titik-titik pancang tersebut, perlu adanya alat


komunikasi, guna koordinasi antara tim pengukur (surveyor) dengan tim
pancang, serta operator crane. Penentuan titik-titik BM yang dipakai untuk
referensi posisi alat ukur berdiri disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan
maksud memudahkan pengukuran dan sasaran tidak terhalang. Metoda
perpotongan kemuka yang dipilih untuk penentuan posisi titik-titik pancang
Jembatan Suramadu, secara teknis memenuhi persyaratan dan tidak terlalu sulit
dilaksanakan.

Abutment dan Pier Head

Pelaksanaan Pembuatan dilakukan Bertahap


Dimensi Pile Cap
Dimensi Atas:

Dimensi bawah

Panjang

: 32

Panjang : 30 m

Lebar

:2m

Lebar

Tinggi

: 1.05 m

Tinggi : 1.5 m

:4m

Pelaksanaan pembuatan pier head/ pile cap dilakukan dalam tiga tahap, yaitu
pembuatan bekisting, pembesian, dan pengecoran. Pengecoran dilakukan dalam dua
tahap, yaitu bagian bawah pier dan bagian atas pier.
Setelah bekisting selesai dikerjakan, dilakukan pekerjaan pembesian yang meliputi
pemasangan/ pengelasan besi WF pengikat tiang pancang, pembesian tulangan pilar
bagian bawah, pilar samping, dan pilar bagian atas. Setelah semua tulangan terpasang,
tahap berikutnya adalah pekerjaan pengecoran.

Beton dengan K-350 dibuat berdasarkan hasil


test pencampuran/ trial mix. Untuk setiap truk mixer beton yang berasal dari batching
plant, dilakukan uji slump beton. Slump yang dipersyaratkan adalah t 8-12 cm.
Truk mixer kemudian membawa beton ke lokasi proyek untuk dituangkan ke concrete
pump. Sebelum dituang, dilakukan pengambilan benda uji sebanyak 48 buah untuk tiap
pile cap serta pengujian slump ulang. Dengan bantuan concrete pump, beton tersebut
dituangkan ke dalam pile cap lapis demi lapis sambil dipadatkan. Tebal tiap lapisan
30 cm. Setelah itu dilaksanakan pekerjaan finishing pada permukaan beton
Hal penting yang perlu diperhatikan selama pelaksanaan pengecoran beton dengan
massa besar (mass concrete)adalah perbedaan suhu. Agar didapat suhu beton merata
tanpa terjadi perbedaan yang besar dilakukan perawatan atau curing beton dengan
karung basah selama 14 hari.

Penggunaan Balok PCI Garder


Struktur atas causeway Proyek Jembatan Suramadu menggunakan balok PCI Girder
berkekuatan beton K-500, dengan panjang 40 meter, yang terbagi menjadi 7 segmen.
Pembagian ini mengingat kondisi lapangan yang tidak memungkinkan, untuk

memindahkan balok PCI Girder tersebut secara utuh --sesuai panjang bentang--, dari
lokasi pembuatan (pabrik) ke lokasi pemasangan. Selanjutnya dilakukan post tension
dengan menggabungkan beberapa segmen balok untuk kemudian disatukan dengan
menggunakan perekat dan ditegangkan (stressing).
Stressing Girder
Hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan PCI Girder ini adalah elevasi
stressing bed. Lokasi post tensioning harus diusahakan sedatar mungkin agar tidak
menyebabkan girder mengalami perpindahan dalam arah lateral. Setelah itu ketujuh
segmen balok girder yang telah menjadi satu kesatuan, dijajarkan sesuai bagiannya.
Sebelumnya dipersiapkan terlebih dahulu perletakan sementara untuk masing-masing
segmen. Di bagian ujung pertemuan harus diberi oli atau pelumas agar balok dapat
bergerak mengimbangi gaya pratekan yang diberikan.
Kabel strand dipotong sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Pemotongan diusahakan
seminimal mungkin agar tidak ada kabel yang terbuang. Berikutnya kabel strand
dimasukkan ke dalam duct secara manual pada tiap-tiap tendon sesuai dengan
perencanaan. Lalu di pasang pengunci kabel strand di ujung kabel. Penegangan
(stressing) dilakukan sampai tegangan 8.000 Psi dengan dilakukan pengontrol tegangan
dan perpanjangan kabel. Pencatatan dilakukan pada setiap kenaikan tegangan 1.0002.000Psi. Dan hasilnya dibandingkan dengan perhitungan teoritis yang dilakukan
sebelum penarikan.

12_causeway

Erection Girder
Metode pelaksanaan pemasangan PCI Girder untuk sisi Surabaya dan Madura memiliki
perbedaan. Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi setempat. Di sisi Madura,
kedalaman laut relatif dalam dan tidak terpengaruh adanya pasang-surut air laut.
Sedangkan di sisi Surabaya, kondisi laut cukup dangkal dan sangat terpengaruh pasangsurut. Hal ini menyebabkan sistem yang digunakan berbeda. Di sisi Surabaya
digunakan metode 'kura-kura' atau roller , sedangkan di sisi Madura Menggunakan
crane.

Metode pelaksanaan pemasangan PCI Girder untuk


sisi Surabaya dan Madura memiliki perbedaan. Hal ini disebabkan karena perbedaan
kondisi setempat. Di sisi Madura, kedalaman laut relatif dalam dan tidak terpengaruh
adanya pasang-surut air laut. Sedangkan di sisi Surabaya, kondisi laut cukup dangkal
dan sangat terpengaruh pasang-surut. Hal ini menyebabkan sistem yang digunakan
berbeda. Di sisi Surabaya digunakan metode 'kura-kura' atau roller , sedangkan di sisi
Madura Menggunakan crane.

15_causeway
Panjang PCI Girder setelah terangkai adalah 40 meter, dengan tinggi 2,1 meter, dan
berat 80 ton. PCI Girder tersebut didesain untuk hanya menerima beban vertikal dan
tidak untuk menerima beban horisontal. Hal ini menyebabkan proses pengangkutan PCI
Girder tersebut dari lokasi penyimpanan (stockyard) sampai ke lokasi pemasangan
harus dibuat sedatar dan selurus mungkin. Ini untuk menghindarkan terjadinya gaya
horisontal akibat gerakan truk yang berlebihan yang dapat menyebabkan balok girder
patah.
Tahapan pemindahan girder dimulai dengan pengangkatan menggunakan dua crane dan
diletakkan pada boogy . Girder tersebut kemudian diangkut dengan boogy ke
masingmasing pier. Proses selanjutnya adalah pemindahan dari boogy ke pile cap yang
dilaksanakan dengan metode yang berbeda antara sisi Surabaya dan sisi Madura

Diafragma And Deck Slab


Diafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk memberikan ikatan antara PCI
Girder sehingga akan memberikan kestabilan pada masing PCI Girder dalam arah
horisontal. Sistem difragma yang digunakan pada causeway Jembatan Suramadu adalah
sistem pracetak. Pengikatan tersebut dilakukan dalam bentuk pemberian stressing pada
diafragma dan PCI Girder sehingga dapat bekerja sebagai satu kesatuan. Deck slab
merupakan elemen non-struktural yang berfungsi sebagai lantai kerja dan bekisting
bagi plat lantai jembatan. Deck slab tersebut dibuat dari beton dengan mutu K-350.

Plat Lantai
Pekerjaan plat lantai jembatan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: tahap persiapan,
pembesian lantai, dan pengecoran plat lantai. Pekerjaan persipan dimulai dari
penyiapan material besi di stockyard untuk selanjutnya potongan besi dibawa ke lokasi
pembesian dengan menggunakan truk.

Besi yang sudah difabrikasi di gudang diletakkan atau ditata


berdasarkan tipe yang ada pada . Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses
pemasangan tulangan. Untuk menghindari adanya karat akibat angin dan air laut, besi
ditutup dengan menggunakan terpal. Selain itu disiapkan scupper juga dan pipa PVC.
Untuk mengetahui posisi dan elevasi pembesian, dilakukan pengukuran, dengan
menggunakan teodalit dan waterpass. Yang pertama dipasang adalah tulangan dalam
arah lebar jembatan kemudian dalam arah memanjang.
Selanjutnya adalah pembesian pembatas jembatan pada bagian tepi. Sebagai proses
terakhir pembesian dilakukan pemasangan dudukan untuk kanal dan bajaWF yang
berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan pengecoran dan menghindarkan terinjaknya
tulangan pada saat pengecoran.
Persiapan terakhir sebelum dilakukan pengecoran adalah pembersihan lokasi
pembesian dari kotoran berupa sisa-sisa kawat bendrat maupun kotoran lain yang dapat
mengganggu pada saat pengecoran. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan beton
K -350 yang dilaksanakan dalam satu tahap. Setelah pengecoran selesai dilakukan,
beton tersebut kemudian dirawat curring dengan menggunakan curring compound yang
bertujuan untuk menghindarkan terjadi keretakan (cracked) . Metode dengan karung
basah juga dilaksanakan curing sampai dengan umur beton 28 hari.

Metode Konstruksi Cable Stayed


Pelaksanaan Pekerjaan Platform
Platform merupakan konstruksi pendukung sementara yang berfungsi sebagai tempat
untuk menginstalasi batching plan, menyimpan material seperti tiang pancang serta
sebagai tempat bagi berbagai aktivitas di tengah laut selama kegiatan konstruksi
berlangsung.
Pelaksanaan Pekerjaan Bored Pile
Pemasangan Casing Baja.
Pengeboran sampai kedelaman yang diinginkan.

Pemasangan tulangan Pengecoran lubang bored pile dengan beton.

Pelaksanaan Pekerjaan Pile Cap

Setelah pekerjaan bored pile selesai dikerjakan, semua komponen platform yang
menumpu ke steel casing di bongkar.
Caisson baja yang berfungsi sebagai bekisting bawah pile cap kemudian
dipasang.

Pengecoran lapisan sealing concrete untuk menahan masukkan air laut ke pile
cap Pemasangan tulangan pile cap.

Pengecoran beton pile cap yang dilakukan tiga lapis.

Pelaksanaan Pekerjaan Pylon

Konstruksi dasar pylon dan lengan bawah dari pylon.


Instalasi elevator pada pylon.

Konstruksi balok pengikat pylon bagian bawah.

Konstruksi lengah pylon di tengah.

Konstruksi balok pengikat tengah.

Konstruksi lengan atas pylon.

Konstruksi balok pengikat atas.

Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas

Pemasangan struktur bantu sementara di atas pile cap.


Pemasangan segmen girder baja pertama dengan crane barge, hubungan antara
segmen dengan pylon dibuat tetap (fix) untuk sementara.

Pemasangan cantilever crane pada lantai jembatan untuk mengakat segmen


berikutnya.

Pemasangan girder baja dengan mneggunakan cantilever crane diikiti dengan


penenganan kabel.

Pemasangan pelat lantai jembatan pada segmen pertama dan kedua dilanjutkan
dengan pengecoran sambungan.

Pemasangan girder baja selanjutnya dengan menggunakan cantilever crane


diikuti dengan peregangan kabel. Pada saat bersamaan dipasang pilar sementara
di dekat pilar V.

Urutan Pekerjaan Bore Pile

Pier Cap dan Pier Work


Seluruh persiapan untuk pekerjaan form work dilakukan di stock yard, balok IWF steel
plat dan balok kayu dipindahkan dari stock yard ke ponton material pembuatan form
work untuk pile cap diangkut dari dermaga Gresik menuju lokasi pile cap dengan
menggunakan ponton form work ponton. Seluruh bahan penyusun beton dibawa
menuju ke ponton baching plan.
Tahap - tahap pekerjaan pembuatan form work pile cap adalah :

Pemasangan steel plat yg diklem yg digunakan sebagai dudukan steel support.


Pemasangan balok penyangga searah longitudinal balok jembatan dan balok
penyangga arah transversal jembatan sebagai penerus beban dari balok
penyangga dengan baja IWF.
Pemasangan balok bottom formwork dan multiplek. skirting panel dipersiapkan
selain sebagai bagian dari pile cap juga digunakan sebagai side form work.

Skirting panel merupakan segmental precast concrete. pemasangan rebar


dilakukan setelah proses instalasi botom dan side form work selesai
perangkaian rebar dari semi finis menjadi fix di lokasi pekerjaan pile cap.

Rebar pertama dipasang untuk pengecoran beton pertama setinggi 0.5 meter.

Setelah beton cukup kuat pemasangan rebar dilanjutkan ke tahap berikutnya.


Penulangan beton pertama setinggi 0.5 meter, dilakukan setelah bottom form work, side
form work dan rebar terpasang. Beton setinggi 0.5 meter selain digunakan sebagai
penahan untuk tahap pengecoran selanjutnya juga, digunakan sebagai tumpuan
pemasangan skirting panel.

Metode pengecoran beton yang digunakan adalah dengan menggunakan pipa. Saat
pengecoran, beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 150 cm.
Pemasangan climbing form dimulai dari pemasangan bottom formwork dilanjutkan
side formwork pada keempat sisi.
Setelah beton mencapai kekuatan yang dipersyaratkan climbing form dapat
dipindahkan ke segment selanjutnya. pekerjaan ter-sebut diulang sampai pada tinggi
pier yg ditentukan. Penempatan rebar dilakukan beriringan langkah demi langkah
dengan proses form work dan pengecoran setelah form work terpasang. Pekerjaan
tahap pertama rebar dilanjutkan dengan pekerjaan pengecoran. Begitu seterusnya
hingga ketinggian yang ditentukan. Pengecoran beton untuk pier dilakukan dalam

beberapa tahap tergantung pada ketinggian pier.


Tinggi pengecoran maksimum dengan menggunakan climbing form adalah 4 meter.
Pengecoran pertama dilakukan setinggi 50 cm. pengecoran selanjutnya dilakukan
dengan tinggi yang bervariasi begitu seterusnya sampai pada ketinggian yang
ditentukan.

Pier Table

Tahap - tahap pekerjaan pier table adalah pemasangan


concrete box bagian bawah rencana Pier table pemasangan horisontal IWF suport dan
vertikal IWF support pemasangan side formwork, inner formwork dan bottom
formwork.
Side formwork akan didukung steel trust sedangkan inner formwork akan didukung
oleh portal bracing. Formwork frame dibentuk dari berbagai kombinasi bentuk baja dan
plat. Pekerjaan pemotongan dan pembengkokan rebar akan dilakukan di stock yard
sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan. Proses finalisasi perakitan dilakukan
dilokasi pekerjaan. Pengecoran pier table dilakukan dalam dua kali pengecoran, bottom
slab dan sebagian web akan dicor terlebih dahulu sedangkan top slab dan sebagian web
sisanya akan dicor pada pengecoran ke dua.
Pekerjaan stressing vertikal akan dilakukan setelah pekerjaan pier table memenuhi
kekuatan yang dipersyaratkan.

Pekerjaan V - Pier

Pada review desain Pier 42 dan Pier 45 berbentuk V, V - Pier merupakan rigid frame
dan mempunyai panjang deck longitudinal sepanjang 32 m. V - pier digunakan sebagai
tumpuan balance cantilever approach bridge dan cable stay Main Span, karena itu
pekerjaan V - Pier menjadi pekerjaan yang krusial..

Concreate Box Girder


Sesuai untuk kebutuhan bentang panjang, maka dipilihlah metode balance cantilever.
Metode ini cocok dilakukan untuk pekerjaan di laut dengan bentang 120 meter. Metode
pengecoran box girder adalah menggunakan form traveller, yang terdiri dari sistem
trust stimuler utama, sistem bottom basket, sistem suspensi, sistem form work, sistem
anchoring dan sistem gerak.

Sistem form work terdiri dari side formwork, inner form work dan diafragma
formwork. Formwork siap digunakan setelah seluruh kegiatan perangkaian selesai.
Proses semifinish rebar dilakukan di stockyard dan proses finalisasi rebar dilakukan di
lokasi pekerjaan. Penempatan rebar dilakukan beriringan langkah demi langkah dengan
proses formwork dan pengecoran. Proses penempatan rebar dilakukan setelah
formwork terpasang.

Pengecoran segmental box girder yang akan digunakan adalah pengecoran cast insitu.
Pengecoran rebar dilakukan setelah rebar dan duct terpasang dengan baik. Pengecoran
dilakukan dengan menggunakan concrete pump dengan bantuan pipa.
Pekerjaan stressing adalah pekerjaan yang sangat penting untuk pekerjaan bentang
panjang yang kontinyu.

Anda mungkin juga menyukai