1
Struktur Jalan Rel
a. Struktur bangunan atas
Rel (rail)
Penambat (fastening)
Bantalan (sleeper, tie)
b. Struktur bangunan bawah
Balas (subbalast)
o Balas atas (top ballast)
o Balas bawah (bottom balast)
Tanah dasar (improve subgrade)
Tanah asli (natural ground)
2
Rel
Rel adalah pijakan tempat menggelindingnya roda
Kereta Api
3
Balas
Kegunaanya:
Untuk memindahkan tekanan yang disebabkan oleh
lokomotif dan kereta-kereta pengangkut dari atas
bantalan ke atas permukaan yang lebih luas terhadap
jalan tanah
Untuk mengikat sepur sebaik-baiknya
Untuk menjaga agar sepur dalam keadaan kering
4
Kekuatan Rel
Kuat tarik minimum rel adalah 90 km/mm2
dgn perpanjangan 10 %
Sepur
Merupakan susunan rel, bantalan serta penambat atau
jarak antara jarak antara sisi sebelah dalam kepala rel
5
Struktur jalan rel yang baik harus menjamin:
Kekakuan (stiffness)
Elastisitas (Reilience)
Ketahanan terhadap deformasi tetap
Stabilitas
Adjustability
a. Kekakuan (stiffness)
untuk menjaga deformasi vertikal dimana deformasi
vertikal merupakan indikator utama dari umur,
kekuatan dan kwalitas rel
Deformasi vertikal yang berlebihan akan
menyebabkan geometri jalan rel tidak baik dan
keausan yang besar diantara komponen-komponen
struktur jalan rel.
6
b. Elastisitas (Reilience)
untuk kenyamanan perjalanan KA,
menjaga patahnya as, roda, meredam kejut, impact,
getaran vertikal.
Jika jalan rel terlalu kaku misalnya dengan pemakaian
bantalan beton, maka untuk menjamin elastisitas
diperlukan alas karet (rubber pads) yang dipasang di
bawah kaki rel
7
d. Stabilitas
jalan rel yang stabil harus mampu tetap pada posisi
semula (vertikal dan horizontal) setelah pembebanan
terjadi. Untuk itu dibutuhkan balas dengan kepadatan
yang baik, bantalan yang terikat dan drainase yang
baik
e. Adjustability
Jalan rel harus bisa diatur/dipelihara untuk
dikembangkan ke posisi geometrik yang benar, jika
terjadi perubahan geometri karena beban yang
berjalan
8
Beban yang bekerja pada struktur jalan rel
a. Gaya vertikal
• Gaya lokomotif
o Lokomotif BB: beban ditumpu oleh 2 bogie, masing-masing bogie terdiri
dari 2 gandar dan satu gandar terdiri dari 2 roda
Jika berat lokomotif (Wlok) = 56 ton, maka:
Gaya pada bogie (Pbogie=Pb)=Wlok/2= 56/2 = 28 ton
Gaya gandar (Pgandar=Pg)= Pb/2= 28/2 = 14 ton
Gaya roda statis (Pstatis=Ps)= Pg/2= 14/2 =7 ton
Gaya gandar lebih dikenal dengan beban gandar (axle load)
9
Lokomotif CC.201
10
Lokomotif BB 301
11
Beban yang bekerja pada struktur jalan rel (lanjutan)
• Gaya kereta
Kereta dipakai untuk angkutan penumpang, sehingga
karakteristiknya adalah kenyamanan (perlu ruang yang cukup)
dan kecepatan yang tinggi (faktor gaya dinamis).
Berat kereta jika dimuati adalah sekitar 40 ton, dan ditumpu
dengan 2 bogie (Pb=20 ton), dengan masing-masing bogie terdiri
2 gandar (Pg=10 ton), sehingga Ps=5 ton
• Gaya gerbong
Gaya gerbong dipakai untuk angkutan barang, dimana yang
diperlukan terutama dari segi beratnya sehingga muatannya dapat
besar (massal dan berat).
Prinsip beban sama, dan satu gerbong dapat terdiri dari 2 gandar
(tanpa bogie) dan 4 gandar (dengan 2 bogie)
12
Beban yang bekerja pada struktur jalan rel (lanjutan)
• Faktor Dinamis
Diakibatkan oleh getaran-getaran dari kendaraan rel, akibat
angin, dan kondisi geometri (ketidakrataan) jalan.
Cth:
Loc CC-201...., dengan V = 100 km/jam dan Ps = 7 ton, maka:
Ip = 1 +0,01 (100/1,609-5) = 1,57
Pd = Ps x Ip = 7 x 1,57 ton = 10,99 ton
13
Besarnya gaya lateral, dibatasi agar rel roda tidak keluar
rel, besarnya adalah:
Plateral/Pvertikal < 1,2
14
Cara memperbaiki kondisi rel
(tahanannya terhadap aus):
Kepala rel dibuat lebih keras daripada badan dan
kakinya
Merubah susunan kimia dari bahannya
Memakai rel yang profilnya besar
15
Penampang rel untuk tram kota
16
Patahnya rel disebabkan oleh:
Susunan chemis yang kurang baik dari bahannya
Pendinginan yang salah sesudah dilindis
Payahnya bahan oleh tegangan-tegangan berganti
yang berulang-ulang , diderita waktu dilalui
kendaraan
Irisan berkurang karena karat
Kesalahan-kesalahan sewaktu melindas
17