Anda di halaman 1dari 17

Tujuan Pembangunan Perkeretaapian

Untuk meningkatkan kemampuan angkut dan


meningkatkan mutu pelayanan kereta api agar
berfungsi sebagai angkutan umum yang murah, tertib,
cepat dan aman dengan mengusahakan peningkatan
efisiensi pengusahaannya

1
Struktur Jalan Rel
a. Struktur bangunan atas
 Rel (rail)
 Penambat (fastening)
 Bantalan (sleeper, tie)
b. Struktur bangunan bawah
 Balas (subbalast)
o Balas atas (top ballast)
o Balas bawah (bottom balast)
 Tanah dasar (improve subgrade)
 Tanah asli (natural ground)

2
Rel
Rel adalah pijakan tempat menggelindingnya roda
Kereta Api

Berfungsi untuk meneruskan beban roda ke


bantalan
Type rel terdiri dari:
Kelas Jalan Tipe Rel
I R60 / R54
II R54 / R50
III R54 / R50 / R42
IV R54 / R50 / R42
V R42

3
Balas
Kegunaanya:
 Untuk memindahkan tekanan yang disebabkan oleh
lokomotif dan kereta-kereta pengangkut dari atas
bantalan ke atas permukaan yang lebih luas terhadap
jalan tanah
 Untuk mengikat sepur sebaik-baiknya
 Untuk menjaga agar sepur dalam keadaan kering

Syarat dasar balas


 Mempunyai bentuk bahan yang serba sama
(homogen) memudahkan pengerjaan
 Mempunyai sifat yang elastis memikul tumbukan
 Cepat mengalirkan air hujan
 Butir-butirnya sedapat mungkin sama besar tidak
terjadi pergeseran sewaktu terjadi tekanan
 Tidak berubah sifat akibat perubahan cuaca
 Tidak hancur akibat muatan yang lalu diatasnya

4
Kekuatan Rel
Kuat tarik minimum rel adalah 90 km/mm2
dgn perpanjangan 10 %

Sepur
Merupakan susunan rel, bantalan serta penambat atau
jarak antara jarak antara sisi sebelah dalam kepala rel

5
Struktur jalan rel yang baik harus menjamin:
 Kekakuan (stiffness)
 Elastisitas (Reilience)
 Ketahanan terhadap deformasi tetap
 Stabilitas
 Adjustability

a. Kekakuan (stiffness)
 untuk menjaga deformasi vertikal dimana deformasi
vertikal merupakan indikator utama dari umur,
kekuatan dan kwalitas rel
 Deformasi vertikal yang berlebihan akan
menyebabkan geometri jalan rel tidak baik dan
keausan yang besar diantara komponen-komponen
struktur jalan rel.

6
b. Elastisitas (Reilience)
 untuk kenyamanan perjalanan KA,
 menjaga patahnya as, roda, meredam kejut, impact,
getaran vertikal.
 Jika jalan rel terlalu kaku misalnya dengan pemakaian
bantalan beton, maka untuk menjamin elastisitas
diperlukan alas karet (rubber pads) yang dipasang di
bawah kaki rel

c. Ketahanan terhadap deformasi tetap


 deformasi vertikal yang berlebihan cenderung menjadi
deformasi tetap, sehingga geometri jalan rel
(ketidakrataan vertikal, horizontal, puntir) menjadi
tidak baik, yang pada akhirnya kenyamanan menjadi
terganggu

7
d. Stabilitas
 jalan rel yang stabil harus mampu tetap pada posisi
semula (vertikal dan horizontal) setelah pembebanan
terjadi. Untuk itu dibutuhkan balas dengan kepadatan
yang baik, bantalan yang terikat dan drainase yang
baik

e. Adjustability
 Jalan rel harus bisa diatur/dipelihara untuk
dikembangkan ke posisi geometrik yang benar, jika
terjadi perubahan geometri karena beban yang
berjalan

8
Beban yang bekerja pada struktur jalan rel
a. Gaya vertikal
• Gaya lokomotif
o Lokomotif BB: beban ditumpu oleh 2 bogie, masing-masing bogie terdiri
dari 2 gandar dan satu gandar terdiri dari 2 roda
Jika berat lokomotif (Wlok) = 56 ton, maka:
Gaya pada bogie (Pbogie=Pb)=Wlok/2= 56/2 = 28 ton
Gaya gandar (Pgandar=Pg)= Pb/2= 28/2 = 14 ton
Gaya roda statis (Pstatis=Ps)= Pg/2= 14/2 =7 ton
Gaya gandar lebih dikenal dengan beban gandar (axle load)

o Lokomotif CC: ditumpu oleh 2 bogie, masing-masing bogie terdiri dari 3


gandar dan masing-masing gandar terdiri dari 3 roda
Jika berat lokomotif (Wlok) = 84 ton, maka:
Gaya pada bogie (Pbogie=Pb) = Wlok/2 =84/2 = 42 ton
Gaya gandar (Pgandar=Pg)= Pb/3= 42/3 = 14 ton
Gaya roda statis (Pstatis=Ps)= Pg/2= 14/2 =7 ton
Di Indonesia, jenis lokomotif CC ada 2 jenis beratnya:
 CC-202...., dengan berat 108 ton, atau beban gandar 18 ton
 CC-201....., dan CC-203....., dengan berat 84 ton atau beban gandar 14 ton

9
Lokomotif CC.201

10
Lokomotif BB 301

11
Beban yang bekerja pada struktur jalan rel (lanjutan)
• Gaya kereta
Kereta dipakai untuk angkutan penumpang, sehingga
karakteristiknya adalah kenyamanan (perlu ruang yang cukup)
dan kecepatan yang tinggi (faktor gaya dinamis).
Berat kereta jika dimuati adalah sekitar 40 ton, dan ditumpu
dengan 2 bogie (Pb=20 ton), dengan masing-masing bogie terdiri
2 gandar (Pg=10 ton), sehingga Ps=5 ton
• Gaya gerbong
Gaya gerbong dipakai untuk angkutan barang, dimana yang
diperlukan terutama dari segi beratnya sehingga muatannya dapat
besar (massal dan berat).
Prinsip beban sama, dan satu gerbong dapat terdiri dari 2 gandar
(tanpa bogie) dan 4 gandar (dengan 2 bogie)

12
Beban yang bekerja pada struktur jalan rel (lanjutan)
• Faktor Dinamis
Diakibatkan oleh getaran-getaran dari kendaraan rel, akibat
angin, dan kondisi geometri (ketidakrataan) jalan.

Transformasi gaya statis kepada gaya dinamis:


Ip = 1 + 0,01 (V/1,609-5)
Dimana: V = kecepatan kereta api (km/jam)

Cth:
Loc CC-201...., dengan V = 100 km/jam dan Ps = 7 ton, maka:
Ip = 1 +0,01 (100/1,609-5) = 1,57
Pd = Ps x Ip = 7 x 1,57 ton = 10,99 ton

Beban yang bekerja pada struktur jalan rel (lanjutan)


b. Gaya transversal (lateral)
 gaya yang disebabkan adanya gaya sentrifugal,
‘snake motion’, dan ketidakrataan geometrik jalan rel
yang bekerja pada titik yang sama dengan gaya
vertikal di rel

Gaya ini menyebabkan tercabutnya ‘terpon’ dan


geseran pelat landas (base plate) pada bantalan kayu,
sehingga dapat merubah geometri jalan rel, dan pada
kondisi tertentu mengakibatkan loncatannya roda
keluar rel (anjlokan, derailment)

13
Besarnya gaya lateral, dibatasi agar rel roda tidak keluar
rel, besarnya adalah:
Plateral/Pvertikal < 1,2

Pada kondisi dimana rel dan roda sama-sama aus, maka


pembatasan lebih kecil, yaitu:
Plateral/Pvertikal<0,75

Beban yang bekerja pada struktur jalan rel (lanjutan)


c. Gaya longitudinal
Diakibatkan oleh perubahan suhu pada rel (‘thermal
strees’), dan pada konstruksi KA modern diaman
dipakai rel panjang (long welded rails), gaya ini
memegang peranan penting.
Tambahan gaya ini :
 Gaya adhesi (akibat gesekan roda dan rel)
 Gaya rem (akibat pengereman kendaraan rel)

14
Cara memperbaiki kondisi rel
(tahanannya terhadap aus):
 Kepala rel dibuat lebih keras daripada badan dan
kakinya
 Merubah susunan kimia dari bahannya
 Memakai rel yang profilnya besar

Profil rel harus memenuhi syarat:


 Momen pertahanannya harus cukup besar menahan
tegangan-tegangan lentur.
 Permukaan rel harus sesuai dengan bentuk rodanya
 Rel harus mudah diletakkan dan ditambat pada
bantalan

15
Penampang rel untuk tram kota

16
Patahnya rel disebabkan oleh:
 Susunan chemis yang kurang baik dari bahannya
 Pendinginan yang salah sesudah dilindis
 Payahnya bahan oleh tegangan-tegangan berganti
yang berulang-ulang , diderita waktu dilalui
kendaraan
 Irisan berkurang karena karat
 Kesalahan-kesalahan sewaktu melindas

17

Anda mungkin juga menyukai