PENGALAMAN KARIR
1998 PLH KASI PERHUBUNGAN DAN TELEKOMUNIKASI, BAPPEDA KOBAR
1999 KASI PERHUBUNGAN DAN TELEKOMUNIKASI, BAPPEDA KOBAR
2002 KASUBID PERHUBUNGAN DAN TELEKOMUNIKASI, BAPPEDA KOBAR
2007 KABID FISIK DAN PRASARANA, BAPPEDA KOBAR
2008 KABID SARANA DAN PRASARANA, BAPPEDA KOBAR
2013 KABID BINA MARGA, DINAS PUPR KOBAR
2017 TENAGA PENGAJAR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
2019 SEKRETARIS DINAS PUPR KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
2020 KEPALA DINAS PUPR KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
2021 KEPALA BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
KARYA TULIS
MENAKAR KEBIJAKAN PENYEDIAAN TERMINAL PENUMPANG DARI PERSPEKTIF GOOD GOVERNANCE
KONSTRUKSI JALAN TERAPUNG DI ATAS TANAH LUNAK
01 Latar Belakang
03 Tinjauan Pustaka
04 Metode Penelitian
05 Hasil Penelitian
06 Kesimpulan
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Tanah lunak di Indonesia kurang Jalan diatas tanah lunak
lebih 30 persen dan sering bermasalah
sebagian besar sering terendam karena daya dukung
air ( rawa ) tanah lunak yang rendah
Penggunaan Konstruksi
Perlu inovasi kontruksi terapung box culvert
untuk meningkatkan kombinasi geo-foam
daya dukung tanah sebagai salah satu
lunak solusi pilihan
Rumusan Masalah & Tujuan
Rumusan Masalah
06 Stability
EPS Geofoam yang tepat dianggap sebagai
material yang permanen
07 Insulasi
EPS Geofoam merupakan insulasi panas maupun suara
yang sangat baik
Sustainbility
08 Karenan beban yang ringan, EPS Geofoam tidak
membutuhkan delivery dengan truk yang berukuran
besar sehingga mengurangi konsumsi bahan bakar dan
memperkecil polusi
ASTM D6817
Physical Property Requirement of EPS Geofoam
Rtiang
03 Karl von Terzaghi pada tahun 1925
"Bapak Mekanika Tanah" 06 = tahanan tiang
Katzenbach, et al(tanpa satuan)
(2000) mendefinisikan
pondasi tiang-rakit sebagai jenis
pondasi yang bekerja sebagai struktur
Stot = beban total struktur (MN)
komposit
Penelitian
State Of TheTerdahulu
Art
Penelitian Terdahulu
Elhakim, A.F., (2014)
01 Three dimensional modeling of laterally
loaded pile groups resting in sand
Willis Diana, (2016)
02 Small-Scale experimental investigation on
the behavior of naile slab system in
expansive soil.
Pengecoran Pile
Persiapan Prototype Raft Pile Foundation dan Geofoam
• Pemasangan instrument strain gauge pada bagain luar b
eton ➢ Pengecoran dilakukan dan mutu beton
sekurangnya umur beton 21 hari setelah
pengecoran (sudah mencapai 100% ),
➢ Beukesting pada bagian pelat maupun bagian
tiang dilepas dan dipasang strain gauge dengan
tipe PL-60-10 pada beton pelat maupun beton
tiang.
➢ Pemasangan srtrain gauge berfungsi untuk
mendapatkan nilai atas dan bawah pada
permukaan beton pelat dibagian tengah dan
pinggir pelat dan juga pada bagian atas dan
tengah bagian tiang beton, hal ini untuk
mengetahui pola pergerakan beton pelat dan
tiang.
Komponen Utama Keseluruhan Elektrikal
HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian
Grafik Perbandingan Settlement struktur
Uji Laboratorium Tanah floating dengan matrik model skala
Laboratorium vs Pemodelan Komputasi
FEM
Grafik Uji Laboratorium dan Deformasi Tanah dan Settlement
Grafik Pemodelan Komputasi Hasil Analisi Pemrograman Plaxis
FEM
Dari ketiga hasil uji tersebut, karakteristik tanah sample yang digunakan adalah tanah lunak.
Jika mengacu pada Soil Strength Look (2007) nilai qc = 4 kg/cm2 = 0,392 Mpa (Tanah lunak)
Karakteristik Tanah Lokasi (Demak)
Sifat Mekanis Two
Columns
Uji Direct Shear Test (DST) :
Designed
oKategori tanah berbutir halus
oNilai sudut geser sebesar 14,412°
oKohesi sebesar 0,122 kg/cm2
(Look 2007)
PENGUJIAN SIFAT-SIFAT MEKANIK
Pengujian Direct Shear Test (DST). masuk dalam kategori tanah berbutir halus dengan hasil test nilai
sudut geser sebesar 14,412° dan kohesi sebesar 0,122 kg/cm2
20 20
BEBAN (kN)
BEBAN (kN)
0
0 0 1 2 3 4 5 6 7
0 1 2 3 4 5 6 7
SETTLEMENT (cm)
SETTLEMENT (cm)
TANPA MAT
DIBAWAH GEOFOAM TANPA MAT DIBAWAH GEOFOAM
20 20
BEBAN (KN)
BEBAN (KN)
0 0
0 1 2 3 4 5 6 7 0 1 2 3
SETTLEMENT (CM) SETTLEMENT (CM)
F1 = p x l x t x g SF = F2 / (Fo
Fo = m x g beton x g
F2 = ρ x g x v
+ F1)
1 0 0 4704 0 0
2 0,5 140,728 4704 6860 1,4
3 0,9 258,132 4704 10.780 2,1
Hubungan ketebalan Geofoam dengan berat sendiri beton
Hasil
1. Grafik FEM dan
Grafik
Eksperimen
memiliki
kecenderungan
sama.
2. Semakin tebal
Geofoam semakin
kecil penurunan
Grafik Perbandingan Settlement struktur floating dengan Muka Air
di bawah geofoam model skala Laboratorium vs Pemodelan Komputasi
FEM
25
20
Hasil
FEM (Tebal Sampel
0,50 m)
1. Grafik FEM dan Grafik
15 Eksperimen memiliki
Eksperimen
Laboratorium kecenderungan sama.
(Tebal Sampel 0,50
m)
10 2. Semakin tebal Geofoam
Eksperimen
Laboratorium
semakin kecil
(Tebal Sampel 0,90
5 m) penurunan
FEM (Tebal Sampel
0,90 m)
0
0 20 40 60
Grafik Perbandingan Settlement struktur floating Muka Air di atas
Geofoam model skala Laboratorium vs Pemodelan Komputasi FEM
25
Hasil
FEM (Tebal Sampel 0,50 m)
20 1. Grafik FEM dan
Grafik
15
Eksperimen
Eksperimen Laboratorium
(Tebal Sampel 0,50 m) memiliki
kecenderungan
10
Eksperimen Laboratorium
sama.
(Tebal Sampel 0,90 m)
2. Semakin tebal
5
Geofoam
FEM (Tebal Sampel 0,90 m)
semakin kecil
0
0 10 20 30 40
penurunan
Deformasi Tanah dan Settlement
Hasil Analisi Pemrograman Plaxis
Daya dukung total raft pile foundation dengan geofoam
DAYA DUKUNG
TOTAL RAFT PILE
FOUNDATION TANPA
GEOFOAM , DENGAN
GEOFOAM0,5 M DAN
GEOFOAM 0,9 M.
Novelty
+ 𝑅
𝑖=1
+ 𝑅𝑢𝑝𝑙𝑖𝑓𝑡
𝑡𝑖𝑎𝑛𝑔 , 𝑖 𝑔
“
Implikasi Praktis
REKOMENDASI
Untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan raft
01 pile foundation yang terletak di atas geofoam perlu
mempertimbangkan gaya horizontal yang bekerja akibat
tekanan air yang bekerja dari samping kiri atau kanan