Anda di halaman 1dari 95

PENYUSUNAN MASTER PLAN DALAM

PENGELOLAAN AIR LIMBAH


DOMESTIK
Disampaikan dalam Bimbingan Teknis Perencanaan Sistem Air Limbah Domestik
8 November 2016
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
OVERVIEW
Apa perbedaan Master Plan dengan
Rencana Induk?
Siapa yang memiliki kepentingan
untuk menyusun?
Mengapa perlu menyusun Rencana
Induk dalam Pengelolaan Air Limbah
Domestik?
MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
PENYUSUNAN RI-PALD
MAKSUD
Memberi pedoman bagi pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun rencana induk
Sarana dan Prasarana bidang air limbah, agar proses dan produk yang dihasilkan
menjadi:
Perencanaan yang efektif : Pilihan prioritas tepat sasaran, didukung oleh
kelembagaan (Operator dan Regulator) yang efektif dan mendapat dukungan
partisipasi masyarakat.
Perencanaan yang efisien : Pilihan teknologi tepat guna dan terjangkau sesuai
dengan kondisi daerah setempat.
Perencanaan yang terpadu : Produk perencanaan telah dipadukan (Integrated)
dengan perencanaan sektor-sektor terkait, baik dari aspek keterpaduan
pemanfaatan ruang, keterpaduan program dan keterpaduan pengaturan.
Perencanaan yang berwawasan lingkungan : Perencanaan yang telah
mempertimbangkan faktor keamanan lokasi, keamanan lingkungan dan
keamanan teknologi terutama yang berkaitan dengan resiko kesehatan dan
pelestarian sumber air.
Perencanaan yang berkelanjutan : Mendukung untuk keberlanjutan program-
program yang lain sesuai dengan prinsip pengembangan wilayah.
MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
PENYUSUNAN RI-PALD

Tujuan : agar setiap Kabupaten/Kota memiliki


Rencana Induk Air Limbah dengan kualitas
perencanaan yang memenuhi standar nasional

Sasaran : Agar setiap Kabupaten/Kota memiliki


Rencana Induk pengembangan prasarana dan sarana
air limbah yang sitematis, terarah, terpadu dan
tanggap terhadap kebutuhan sesuai karakteristik
lingkungan dan sosial ekonomi daerah, serta tanggap
terhadap kebutuhan stakeholder (pemerintah,
investor dan masyarakat).
ACUAN NORMATIF
Kota Metropolitan atau kota-kota yang memiliki kepadatan penduduk yang
tinggi diwajibkan memiliki Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
yang terpadu dengan pembuangan Air Limbah secara terpusat;
Perlindungan air baku dilakukan melalui keterpaduan pengaturan
pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Sarana dan
prasarana Sanitasi mengacu pada UU RI No. 11 Tahun 1974 tentang
Pengairan;
Perencanaan Jangka Panjang Daerah adalah dokumen perencanaan 20
(dua puluh) tahun (UU No. 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional);
UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001, Tentang Peruntukan Badan Air;
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Tahun 2016
tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
KEDUDUKAN RENCANA INDUK
DALAM PALD
Penyusunan Rencana Induk Pengelolaan Air Limbah
Domestik mengacu pada prinsip pengembangan
wilayah; RUTRW/K, RPJPN maupun perundang-
undangan yang berlaku.
Kedudukan Rencana Induk SPAL berada dibawah
kebijakan spasial di masing-masing daerah baik
pada skala Propinsi maupun Kabupaten/Kota.
Kedudukannya adalah sebagai petunjuk teknis dalam
penyusunan strategi pembangunan per kawasan,
serta mempengaruhi rencana program investasi
infrastruktur.
KEDUDUKAN RENCANA INDUK
DALAM PALD
KEBIJAKAN SPASIAL KEBIJAKAN SEKTORAL
PROGRAM
NASIONAL
RTRWN RPJMN

PROPINSI RTRW PROPINSI RPJM PROPINSI

KABUPATEN/KOTA RTRW KAB/KOTA RPJM KAB/KOTA

STRATEGI PEMBANGUNAN
KAB/KOTA (SSK)*)

RENCANA INDUK
SPAL STRATEGI PEMBANGUNAN PER
KAWASAN

Rencana Program Investasi


infrastruktur

RPIJM
KEDUDUKAN RI-PALD DAL AM
DOKUMEN PERENCANAAN
OVERVIEW

Bagaimana Cara Menyusun


Rencana Induk Sistem
Pengelolaan Air Limbah
Terpusat ?
TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK
PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

6 TAHAPAN PENYUSUNAN RI-PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

2 4 6

1 3 5
MILESTONE 1: PENYAMAAN
KONSEP DAN PARADIGMA

Output
Output yang diharapkan dari kegiatan “Penyamaan Konsep dan paradigma”
ini adalah:
Disepakatinya Konsep dan Paradigma dalam penyusunan Rencana Induk
Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten/Kota.
Disepakatinya perencanaan yang akan disusun (Rencana Induk atau Outline
Plan).

Input ke Dokumen Rencana Induk


Bab I : Pendahuluan
MILESTONE 1: PENYAMAAN
KONSEP DAN PARADIGMA
Menjelaskan mengenai :

Latar belakang,
Maksud, tujuan,
Manfaat dari penyusunan
Rencana Induk
Kabupaten/Kota,
Cakupan dan Jenis
Rencana Induk,
Kedudukan Rencana
Induk, Peraturan
Perundangan, Standar
teknis yang digunakan
dalam penyusunan rencana
induk
MILESTONE 1: PENYAMAAN
KONSEP DAN PARADIGMA
1.1 Pengantar
Berikan penjelasan mengenai pentingnya penyusunan rencana induk
Kabupaten/Kota
Beri penjelasan bahwa penyusunan kebijakan strategi SPAL daerah
termasuk RPJM, dsb harus didasarkan pada rencana induk
Perlu dicantumkan dokumen-dokumen terkait rencana induk SPAL yang
telah dibuat sebelumnya, seperti Buku Putih Sanitasi dan SSK

1.2 Maksud dan Tujuan


 Beri penjelasan mengenai maksud dan tujuan disusunnya rencana induk
 Beri penjelasan manfaat dari penyusunan rencana induk SPAL
MILESTONE 1: PENYAMAAN
KONSEP DAN PARADIGMA
1.3 Cakupan dan Jenis Rencana Induk
Dijelaskan rencana induk ini termasuk kategori yang mana (RI-SPALT Kab./Kota atau RI-SPALT
Lintas Kab./Kota atau RI-SPALT Lintas Provinsi, atau RI- SPALT Kawasan Strategis Nasional)

RI- SPALT Kawasan


RI-SPALT Kab./Kota RI-SPALT Lintas Kab./Kota RI-SPALT Lintas Provinsi
Strategis Nasional
Diperuntukkan Kota Diperuntukkan lebih dari satu Diperuntukkan lebih dari satu Diperuntukkan untuk
Metropolitan (> 1.000.000 wilayah administrasi wilayah administrasi kawasan-kawasan strategis
jiwa) dan Kota Besar (> kabupaten dan/atau kota kabupaten dan/atau kota serta menurut kebijakan nasional/
500.000) dalam satu provinsi di dalam lebih dari satu daerah
provinsi

Note : untuk Kota Sedang (>100.000) cukup menyusun Rencana Induk Sederhana (Outline Plan) dan Kota
Kecil (>20.000) cukup membuat SSK (Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota).
MILESTONE 1: PENYAMAAN
KONSEP DAN PARADIGMA
1.4 Kedudukan Rencana Induk
Dijelaskan posisi rencana induk berada di bawah kebijakan spasial di masing-
masing daerah baik pada skala Propinsi maupun Kabupaten/Kota.
Dijelaskan hubungan rencana induk air limbah dengan rencana induk lainnya
Petunjuk teknis dalam penyusunan strategi pembangunan per kawasan, serta
mempengaruhi rencana program investasi infrastruktur

1.5 Peraturan dan Perundangan


Dijelaskan mengenai peraturan-peraturan terkait pengelolaan limbah
domestik :
1.5.1 Pengelolaan Air Limbah
1.5.2 Pemerintah
1.5.3 Kemitraan Pemerintah dan Swasta
1.5.4 Peraturan Daerah (PerDa) Kota Perencanaan
1.5.5 Dokumen-dokumen yang terkait dengan Rencana Penyusunan SPAL
MILESTONE 1: PENYAMAAN
KONSEP DAN PARADIGMA

1.6 Standard Teknis dan Keluaran


Berikan penjelasan standard teknis apa saja yang digunakan
dalam menyusun rencana induk dan keluaran dari rencana
induk ini

1.7 Sistematika Penulisan


Berikan penjelasan mengenai sistematika penulisan laporan
rencana induk untuk tiap Kabupaten/Kota
MILESTONE 2: PENYIAPAN KONSEP
PENYUSUNAN RENCANA INDUK

Output melalui kesepakatan FGD/ Workshop


Disepakatinya Visi dan Misi dalam bidang pengelolaan air limbah Kabupaten/Kota yang mendukung
RPJMD.
Disepakatinya konsep penyusunan dan periode perencanaan dalam Rencana Induk SPAL Kabupaten/Kota.
Disepakatinya kriteria perencanaan dalam penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah
Terpusat Kabupaten/Kota.
Ditetapkan wilayah-wilayah yang perlu dilakukan survey berkaitan dalam penyusunan Rencana Induk SPAL.
Didapatkan hasil analisis mengenai keterpaduan SPAL dengan sektor sanitasi lainnya dan kontribusi SPAL
dalam program Perubahan Iklim.
Input ke Dokumen Rencana Induk
Bab II: Konsep Penyusunan dan Kriteria Rencana Induk
MILESTONE 2: PENYIAPAN KONSEP
PENYUSUNAN RENCANA INDUK
Menjelaskan mengenai :
Konsep penyusunan RI
Periode perencanaan
Evaluasi rencana induk,
Kriteria
perencanaan/pelayanan
Survey penyusunan RI
pengembangan SPAL
Keterpaduan
Perencanaan SPAL
dengan sektor lain
Konstribusi SPAL dalam
Program Perubahan
Iklim
MILESTONE 2: PENYIAPAN KONSEP
PENYUSUNAN RENCANA INDUK

2.1 Periode Perencanaan


 Konsep penyusunan dan Periode perencanaan rencana induk harus
disesuaikan dengan target-target yang telah dibuat oleh Pemerintah
 Perlu dicatat bahwa pembuatan rencana induk yang dilakukan oleh konsultan
juga didampingi oleh tim teknis yang ditunjuk oleh pemerintah daerah
 Dijelaskan secara detail rencana kegiatan yang akan dilakukan sesuai periode
perencanaan :
2.1.1.  Perencanaan Jangka Pendek (Tahap Mendesak)
2.1.2.  Perencanaan Jangka Menengah
2.1.3.  Perencanaan Jangka Panjang
MILESTONE 2: PENYIAPAN KONSEP
PENYUSUNAN RENCANA INDUK

Perencanaan Jangka Pendek


• Pembangunan yang dilaksanakan dalam satu sampai dua tahun
anggaran
• Prioritas pembangunan yang mendesak

Perencanaan Jangka Menengah


• Tahapan pembangunan 5 tahun setelah program jangka pendek

Perencanaan Jangka Panjang


• Rangkaian dari keseluruhan pembangunan di sektor air limbah untuk
20 tahun yang akan datang
MILESTONE 2: PENYIAPAN KONSEP
PENYUSUNAN RENCANA INDUK
MILESTONE 2: PENYIAPAN KONSEP
PENYUSUNAN RENCANA INDUK
MILESTONE 2: PENYIAPAN KONSEP
PENYUSUNAN RENCANA INDUK
2.2 Evaluasi Rencana Induk
Dilakukan setiap 5 tahun
Disesuaikan dengan perubahan rencana induk sanitasi lainnya, misalnya rencana
induk SPAM, rencana induk tata ruang
Hasil rekomendasi audit lingkungan kota (air limbah permukiman) 
2.3 Kriteria dan Standard Pelayanan
2.3.1 Tingkat Pelayanan
Dilakukan penilaian dan uji parameter terhadap kriteria
Persyaratan pemilihan sistem setempat (baik sistemnya ataupun
lokasi/ wilayah yang akan dibangun sistem tersebut)
Persyaratan pemilihan sistem terpusat (baik sistemnya ataupun
lokasi/ wilayah yang akan dibangun sistem tersebut)
Kabupaten/Kota dengan jumlah masyarakat minimal 50.000 jiwa
yang telah memiliki tangki septik diharapkan memiliki sebuah
IPLT dengan kualitas effluent tidak melampaui baku mutu.
MILESTONE 2: PENYIAPAN KONSEP
PENYUSUNAN RENCANA INDUK

Skema Pembahasan Opsi Teknologi


MILESTONE 2: PENYIAPAN KONSEP
PENYUSUNAN RENCANA INDUK
2.3.2 Cakupan dan Jenis Opsi Pelayanan
 Kriteria cakupan pelayanan wilayah sistem setempat/terpusat Dapat
didasarkan pada Target SDG’s (misalnya)
 Terdapat beberapa aspek perbedaan Cakupan Pelayanan Sistem suatu kota
(Tabel 2.1)
 Berdasarkan muatannya, saluran air limbah dibagi 2 jenis:
 Saluran gabungan (dihilangkan secara bertahap)
 Saluran terpisah

2.3.3 Rencana Keterpaduan Program Sanitasi


 Didasarkan prioritas adanya sumber air baku
 Didasarkan pada visi dan misi kota/kabupaten yang bersangkutan
 Didasarkan pada kebijakan penataan ruang kota/kabupaten
 Disadarkan pada sistem layanan prasarana lingkungan lainnya
MILESTONE 2: PENYIAPAN KONSEP
PENYUSUNAN RENCANA INDUK

Tabel 2.1 Perbandingan


Cakupan Pelayanan Sistem
untuk Suatu Kota
MILESTONE 2: PENYIAPAN KONSEP
PENYUSUNAN RENCANA INDUK

Tabel 2.2 Perbandingan


Saluran Sederhana dan
Saluran Biasa
MILESTONE 2: PENYIAPAN KONSEP
PENYUSUNAN RENCANA INDUK

2.3.4 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat


Setidaknya memuat (terdiri dari) :
Unit Pelayanan
Unit Pengumpulan
Unit Pengolahan
Teknologi Pengolahan Lumpur

2.3.5 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat


Setidaknya memuat (terdiri dari) :
Unit Penampung Tinja Setempat
Sarana Pengangkutan Lumpur Tinja (SPLT)
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
MILESTONE 2: PENYIAPAN KONSEP
PENYUSUNAN RENCANA INDUK
2.4 Survey Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Air Limbah
Domestik
 Survei pengkajian Wilayah Studi dan Wilayah Pelayanan
 Mendapatkan batasan wilayah studi, wilayah proyek, dan wilayah pelayanan, badan air
penerima, dan jalur transmisi air limbah
 Kondisi detail wilayah pelayanan saat ini dan akan datang
 Survei Pengkajian Kualitas Air Limbah
-   Kualitas badan air penerima sesuai baku mutu dan sesuai golongannya
 Survei pengkajian Demografi dan Ketatakotaan
-    Ada data statistik sampai 10 tahun terakhir
-    Terdapat pembagian wilayah berdasarkan jumlah penduduk
-    Terdapat rumus perhitungan proyeksi penduduk
 Apabila data yang diambil tidak tersedia di lapangan (misalkan data kebutuhan air
minum), maka dapat menganalogikannya dengan menggunakan data dari Kabupaten/Kota
lain yang sejenis
MILESTONE 2: PENYIAPAN KONSEP
PENYUSUNAN RENCANA INDUK
2.5 Keterpaduan Perencanaan SPAL dengan Sektor Lain
 Dibahas mengenai keterpaduan dengan perencanaan pengembangan Air Minum
Data tentang air bersih yang dibutuhkan adalah sumber air minum yang digunakan penduduk, tingkat
pemakaian dan proyeksi kebutuhan air minum untuk 20 tahun yang akan datang. Debit air limbah
yang berasal dari buangan air minum dapat diketahui pula untuk 20 tahun yang akan datang. Data-
data tersebut dilengkapi dengan peta presentasi pelayanan oleh PDAM dan peta sumber air di
daerah rencana.
 Dibahas mengenai keterpaduan dengan perencanaan pengembangan Drainase
Pada umumnya penduduk membuang air limbah rumah tangga ke saluran. Data
yang diperlukan adalah data jaringan drainase di daerah rencana, panjang
saluran, keadaan saluran, serta kualitas air dalam saluran. Dilengkapi dengan
peta perkiraan genangan yang umumnya terjadi apabila musim hujan.
 Dibahas mengenai keterpaduan dengan perencanaan pengembangan Sampah
Persampahan di daerah rencana perlu dicermati, karena pengelolaan sampah
yang kurang baik dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan dan badan
air baik langsung maupun tidak langsung. Data yang dibutuhkan yaitu data
timbulan sampah, jenis-jenis sampah, kondisi pelayanan persampahan, dan data-
data lain tentang persampahan di daerah rencana. Data–data dilengkapi dengan
peta sistem pengelolaan sampah yang ada.
MILESTONE 2: PENYIAPAN KONSEP
PENYUSUNAN RENCANA INDUK

2.6 Kontribusi SPALD dalam Program Perubahan


Iklim
Membahas tentang Program Nasional berkaitan dengan
peranan pengelolaan air limbah dalam Perubahan Iklim
sesuai peraturan yang berlaku
Membahas hubungan antara SPAL dengan mitigasi GRK
Data pendukung yang berkaitan dengan model perhitungan
pengurangan emisi GRK berdasarkan IPCC
MILESTONE 3: PENJABARAN DESKRIPSI
DAERAH PERENCANAAN

OUTPUT
 Terkumpulnya data sekunder dan primer
 Tergambarnya deskripsi wilayah Kabupaten/Kota

Input ke Dokumen Rencana Induk


 Bab I : Pendahuluan
 Bab III : Deskripsi Daerah Perencanaan
MILESTONE 3: PENJABARAN DESKRIPSI
DAERAH PERENCANAAN

Menjelaskan mengenai data-data :

 Kondisi daerah rencana (batas


wilayah administrasi, kondisi fisik, tata
ruang kota, demografi, prasarana kota,
kondisi kesehatan masyarakat, UU
lingkungan, kondisi social ekonomi,
dan kelembagaan),
 Kondisi eksisting SPAL,
 Permasalahan-permasalahan yang
terjadi di lapangan
MILESTONE 3: PENJABARAN DESKRIPSI
DAERAH PERENCANAAN

Pengumpulan dan Analisis Data


MILESTONE 3: PENJABARAN DESKRIPSI
DAERAH PERENCANAAN

3.1 Data Kondisi Daerah Rencana


 Dijelaskan mengenai Kabupaten/Kota yang diamati dan direncanakan.
 Dijelaskan bahwa ketentuan yang ada dalam rencana induk ini untuk Kota
Kabupaten yang diamati dan direncanakan, sedangkan kota yang tidak
direncanakan dalam satu Kabupaten yang diamati, jika ingin melakukan
pengelolaan air limbah dapat melihat SSK.
3.1.1 Batas Wilayah Administrasi
Dijelaskan Kondisi Administrasi dan Keuangan Daerah (batas-batas wilayah,
topografi, hidrologi, dan tata guna lahan/RTRW)
3.1.2 Kondisi Fisik
Data yang harus ada dan disertai dengan gambar :
Topografi dan Kemiringan, Geologi dan Iklim, Sungai dan Rencana
Pengelolaan SDA, Laut dan Data Hidrologi, Permeabilitas Tanah, Potensi
Bencana Alam
MILESTONE 3: PENJABARAN DESKRIPSI
DAERAH PERENCANAAN
3.1.3 Tata Ruang Kota
Penggunaan lahan, dilengkapi dengan peta dan RURTK
3.1.4 Demografi (Kependudukan)
Dijelaskan demografi saat ini dan proyeksi penduduk 20 tahun
mendatang
3.1.5 Prasarana Kota
 Dijelaskan mengenai prasarana Air Minum yang ada
 Dijelaskan mengenai prasarana Persampahan
 Dijelaskan mengenai prasarana Drainase Perkotaan
3.1.6 Kondisi Kesehatan Masyarakat
 Dijelaskan mengenai Fasilitas Pelayanan Kesehatan
 Dijelaskan mengenai Tingkat Kejangkitan Penyakit
MILESTONE 3: PENJABARAN DESKRIPSI
DAERAH PERENCANAAN
3.1.7 Undang-undang Lingkungan
Dijelaskan mengenai peraturan-peraturan lingkungan yang berlaku di
daerah perencanaan dan buku mutu kualitas air limbah. Disajikan
dalam bentuk tabel.
3.1.8 Kondisi Sosial Ekonomi
Dijelaskan mengenai besarnya Pendapatan masyarakat
Dijelaskan mengenai Sumber Mata Pencaharian
Dijelaskan mengenai kondisi Kepemilikan Rumah
Dijelaskan mengenai data Non-Permukiman
Dilakukan Analisis Kemiskinan
3.1.9 Kondisi Kelembagaan
Dijelaskan struktur kelembagaan sektor air limbah dan sanitasi (bagi
yang sudah ada SPALnya)
MILESTONE 3: PENJABARAN
DESKRIPSI DAERAH PERENCANAAN
Tabel 3.1 Luas Penggunaan Lahan Kabupaten/Kota…
(Contoh)

Contoh

Tabel 3.9 Baku Mutu Kualitas Air Limbah (KepMen LH No. 112 Tahun 2003)

Keterangan :
*)
Jika sudah terdapat peraturan daerah yang mengatur mengenai baku mutu
kualitas air limbah, maka yang digunakan adalah peraturan daerah tersebut
MILESTONE 3: PENJABARAN DESKRIPSI
DAERAH PERENCANAAN
Tabel 3.11 Alokasi Anggaran Dana dari Pemerintah
terkait Pengelolaan Air Limbah (contoh)

to h
Con
MILESTONE 3: PENJABARAN DESKRIPSI
DAERAH PERENCANAAN
3.2 Data Kondisi Eksisting SPAL
 Data teknis pencapaian SPAL-DT dan SPAL-DS, contohnya data analisis kualitas air
tanah untuk mendeteksi kebocoran septic tank, dsb.
 Data non-teknis SPAL-DT dan SPAL-DS
 Penyusunan Buku Putih Sanitasi
 Peta dasar dan peta identifikasi
 Identifikasi permasalahan eksisting (disajikan dalam bentuk peta)
 Kondisi kepadatan penduduk dibandingkan aspek air bersih (didapatkan dari data
sekunder)
 Kondisi % kejadian penyakit (didapatkan dari data sekunder) dibandingkan cakupan
jamban sehat (didapatkan dari data primer)
 Kondisi tingkat kemiskinan (didapatkan dari data sekunder) dan prioritas pelayanan
(didapatkan dari data sekunder : overlay peta)
MILESTONE 3: PENJABARAN DESKRIPSI
DAERAH PERENCANAAN
3.3 Permasalahan yang Dihadapi
Dijelaskan permasalahan terkait Teknis dan Lingkungan (Pencemaran eksisting dan proyeksi 20
tahun) : Didapatkan dari Data Primer dan Sekunder
Dijelaskan permasalahan terkait Kelembagaan : Didapatkan dari Data Sekunder
Dijelaskan permasalahan terkait Pembiayaan :(Didapatkan dari Data Sekunder), meliputi :
 Sumber-sumber pembiayaan pengelolaan SPAL
 Besarnya alokasi dana APBD
 Tarif retribusi yang ditetapkan
 Mekanisme penarikan retribusi
 Realisasi penerimaan retribusi saat ini
Dijelaskan permasalahan terkait Peraturan perundangan : Didapatkan dari Data Sekunder
Dijelaskan masalah terkait Peran serta Masyarakat dan Swasta : Didapatkan dari Data Primer
dan Sekunder
Dijelaskan permasalahan terkait Sosial ekonomi : Didapatkan dari Data Primer dan Sekunder
MILESTONE 3: PENJABARAN DESKRIPSI
DAERAH PERENCANAAN
Permasalahan Teknis dan Lingkungan

Pencemaran Air Limbah saat ini Pencemaran air limbah di masa


mendatang

dilakukan dengan Dilakukan dengan memproyeksikan


membandingkan tingkat pencemaran air limbah yang akan
terjadi dengan skenario tidak
pencemaran dengan
melakukan tindakan apapun
standar lingkungan yang terhadap pencemaran air limbah
berlaku
MILESTONE 3: PENJABARAN DESKRIPSI
DAERAH PERENCANAAN

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA


PERUSAHAAN DAERAH PENGELOLAAN AIR LIMBAH PROVINSI DKI JAKARTA
(PD PAL JAYA)

Permasalahan Jl. SULTAN AGUNG NO. 1 SETIABUDI, JAKARTA SELATAN 12980

Kelembagaan PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN


DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
Permasalahan kelembagaan data berupa KABUPATEN TABANAN
JL. PAHLAWAN NO 1A TABANAN-BALI
masalah bentuk institusi yang mengelola,
dasar hukum pembentukan institusi yang PEMERINTAH KOTA SURAKARTA
masih belum ada, atau masalah sumber PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
Jl. LU Adi Sucipto No. 143 Telp. 712465 – 723093 Fax.
712536
daya manusia yang ada dalam
kelembagaan tersebut
MILESTONE 3: PENJABARAN DESKRIPSI
DAERAH PERENCANAAN
Permasalahan Pembiayaan

Permasalahan biaya yang telah terjadi berhubungan dengan sumber


-sumber pembiayaan pengelolaan SPAL, besarnya alokasi dana
APBD, tarif retribusi yang ditetapkan, mekanisme penarikan retribusi
dan realisasi penerimaan saat ini.

Permasalahan Peraturan Perundangan

Permasalahan peraturan perundangan berupa permasalahan dalam


implementasi dan kekinian peraturan-peraturan terkait dalam
pengelolaan SPAL dan penerapan sanksi yang diberikan apabila ada
yang melanggar peraturan yang telah dibuat selama ini.
MILESTONE 3: PENJABARAN DESKRIPSI
DAERAH PERENCANAAN

Permasalahan Peran Serta Masyarakat dan Swasta

Permasalahan peranserta masyarakat dan swasta berupa permasalahan


dalam bidang budaya dan sosial ekonomi. Permasalahan budaya seperti
kebiasaan penduduk untuk membuang air limbah langsung ke saluran atau
ke sungai juga perlu diperhatikan. Dijelaskan pula akibat dari perilaku atau
kebiasaan penduduk setempat dalam perilakunya membuang air limbah.

Permasalahan Sosial dan Ekonomi

Permasalahan sosial ekonomi hubungannya erat dengan kemampuan


penduduk memiliki fasilitas sanitasi yang sehat. Faktor-faktor yang
mempengaruhinya berupa tingkat pendapatan, kerelaan, dan kesediaan
penduduk untuk memenuhi tingkat sanitasi yang sehat.
MILESTONE 3: PENJABARAN DESKRIPSI
DAERAH PERENCANAAN

3.4 Analisis Profil Pelayanan


Air Limbah
 Dijelaskan Area Beresiko Sanitasi
 Dijelaskan besarnya Beban Air
Limbah

..
OH
 Dijelaskan Pelayanan Air Limbah

NT
yang ada

CO
 Dijelaskan Pelayanan Lumpur Tinja
 Hasil Sampel Air Limbah (Sampel
diambil dengan metoda sampling di
beberap lokasi pemantauan utama)
MILESTONE 3: PENJABARAN DESKRIPSI
DAERAH PERENCANAAN

ta n
ad a
a Kep
n gk
n A
r ka
da sa
Be r
i s
ta uk
r
P rio ndud
r l ay Pe
Ove
in g
pp
h Ma
to
Con
MILESTONE 3: PENJABARAN DESKRIPSI
DAERAH PERENCANAAN

i s i
ond
a K
n gk
ka nA
sa r
rda
Be
s
ita
r ior asi
y P nit
rl a Sa
Ove
in g
pp
h Ma
to
Con
MILESTONE 3: PENJABARAN DESKRIPSI
DAERAH PERENCANAAN

B OD
gka
An
kan
a sar
erd
B
r i tas
o
Pri
r lay
Ove
i ng
M app
toh
n
Co
MILESTONE 3: PENJABARAN DESKRIPSI
DAERAH PERENCANAAN

i tan
s ak
a Ke
n gk
ka nA
sa r
da
s Ber
ita
r ior
P
r l ay
Ove
pi ng
p
Ma
ntoh
Co
MILESTONE 3: PENJABARAN DESKRIPSI
DAERAH PERENCANAAN

hi r
n Ak
ga
ng kin
ra
s Pe
ita
r ior
P
r lay
Ove
g
ap pin
h M
to
Con
MILESTONE 3: PENJABARAN DESKRIPSI
DAERAH PERENCANAAN

n Ai r Li m bah
e re ncanaa
ngolahan P
t Siste m Pe
oh Layou
Cont

52
unt uk
ca n a sial
Ren o te n
Pi pa
ka s iP
yout ta L o
nto h La
to h Pe IPAL
Co Co n
MILESTONE 4: PENETAPAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SPALD

Output
Disepakatinya Tujuan, Sasaran, dan Strategi.
Disepakatinya indikator capaian dari sasaran yang ditetapkan

Input ke Dokumen Rencana Induk


Bab IV : Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah
MILESTONE 4: PENETAPAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SPALD
Menjelaskan mengenai :
1.Kebijakan-kebijakan yang
dibuat terkait
pengembangan prasarana
air limbah,
2.Tujuan dan target
penanganan,
3.Macam-macam pilihan
arah pengembangan SPAL,
4.Cara penetapan arah
pengembangan,
5.Pembagian zona
perencanaan,
6.Penetapan zona prioritas, ,
7.Arah perkembangan SPAL
pada permukiman baru,
8.Berbagai macam strategi
pengembangan
MILESTONE 4: PENETAPAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SPALD
4.1 Umum
 Harus sesuai dengan arahan kebijakan nasional dalam bidang air limbah,
RUTK, MDG, dan Deklarasi Kyoto/France Summit 2016
 Setiap kebijakan/strategi yang dibuat harus memperhatikan program nasional
yang telah ada, agar terjadi sinkronisasi antara strategi yang dibuat dengan
program nasional
 Strategi mencakup pembiayaan air limbah
4.2 Kebijakan Pengembangan Prasarana Air Limbah
4.2.1 Visi dan Misi
Dijelaskan mengenai visi dan misi Kabupaten/Kota terkait pengelolaan air
limbah
4.2.2 Tujuan dan Saharan Strategis
Dijelaskan tujuan dan sasaran strategis dari sistem pengelolaan air limbah
MILESTONE 4: PENETAPAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SPALD
4.2.3 Kebijakan Umum Air Limbah Kota
Dijelaskan kebijakan umum air limbah kota yang telah ada

4.2.4 Alasan Utama Pembangunan Sarana Air Limbah di Kota


Perencanaan
Dijelaskan alasan dari segi Kesehatan
Dijelaskan alasan dari segi Lingkungan
Dijelaskan alasan dari segi Kesejahteraan Sosial
Dijelaskan alasan dari segi Kesinambungan

4.3 Tujuan dan Target Penanganan


Dijelaskan tujuan dan target penanganan untuk setiap periode, yaitu :
Jangka Pendek : Kebutuhan dasar sanitasi sebagai dasar pengelolaan air limbah
Jangka Menengah : Sesuai permasalahan dan strategi yang dilaksanakan
Jangka Panjang : Menekan laju pencemaran badan air dan air tanah
MILESTONE 4: PENETAPAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SPALD
Tabel 2. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan
SPAL (Contoh)

n t oh
Co

Tabel 3. Kerangka Kerja Logis (Contoh)

on to h
C
MILESTONE 4: PENETAPAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SPALD
4.4 Pilihan Arah Pengembangan
Harus mempertimbangkan 4 hal:
• Mengoptimalkan sistem setempat (on-site) yang sudah berjalan;
• Mengembangkan sistem off-site pada kawasan tertentu;
• Mengembangkan sistem off-site skala kota; dan
• Mengembangkan sistem off-site dengan teknologi maju.
Metode pemilihan dengan metode SWOT
Analisis Kekuatan/Strengths, Kelemahan/Weakness, Peluang/Opportunities, dan Ancaman/Threats
atau dengan metoda lainnya.
Pemilihan teknologi (gambar diagram alir pemilihan teknologi) dengan mempertimbangkan faktor :
• Kepadatan penduduk
• Tingkat pendapatan
• Pelayanan air minum (sumber air bersih yang ada, peruntukan sumber air)
• Beban pencemaran KgBOD/ha/hari
• Kemiringan tanah dan ketersediaan lahan IPAL
• Keinginan dan kemampuan membiayai/kecocokan (Real Demand Survey / RDS)
• Pilihan teknologi pengolahan air limbah (konvensional/ kombinasi saluran air hujan/ Small Bore
Sewerage/ Shallow Sewerage/ Vacuum Sewerage/ tangki septik & filter anaerobik, dsb.
MILESTONE 4: PENETAPAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SPALD
4.5 Penetapan Arah Pengembangan
Analisis SWOT (memperhatikan 8 pertimbangan), ada 4 kuadran.
Penetapan arah pengembangan didasarkan posisi kuadran hasil analisis
SWOT, ada 4 strategi (Gambar grand strategi pengembangan)

Matriks SWOT
MILESTONE 4: PENETAPAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SPALD
Analisa SWOT Arah Pengembangan SPAL
Analisa SWOT untuk peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana air limbah pada
zona prioritas di permukiman terbangun, dilakukan dengan pertimbangan berikut ini:

Analisa SWOT
Kondisi sistem pengelolaan air limbah
Kondisi tingkat pencemaran air tanah
Kondisi tingkat pencemaran badan air penerima
Kondisi sosial ekonomi masyarakat
Tingkat kesediaan membayar retribusi
Kondisi prasarana lingkungan permukiman lainnya (jalan,
drainase dan sebagainya) dan
Proyeksi kapasitas pendanaan investasi dari APBD
MILESTONE 4: PENETAPAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SPALD
Penjelasan Kuadran Analisa SWOT
Grand Strategi Kuadran I : Optimasi Sistem Setempat
Arah Pengembangan Strategi kuadran 1 meliputi
1. Pengawasan dan pengendalian sarpras SPAL Setempat, termasuk opsi tangki septik bersama
2. Optimalisasi pemanfaatan IPLT Terbangun
3. Peningkatan pelayanan penyedotan lumpur tinja
4. Pengembangan prasarana air limbah berbasis masyarakat

Grand Strategi Kuadran II : Pengembangan Selektif SPALD Terpusat


Arah pengembangan Strategi Kuadran 2 meliputi
1. Pengawasan dan pengendalian sarpras SPAL Terpusat
2. Optimalisasi pemanfaatan IPAL (baik skala besar maupun skala kawasan) yang telah
terbangun
3. Peningkatan pelayanan penyedotan lumpur tinja SPALDT
4. Pengembangan prasarana air limbah berbasis masyarakat
5. Pengembangan SPAL Kawasan pada daerah prioritas
MILESTONE 4: PENETAPAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SPALD
Penjelasan Kuadran Analisa SWOT (lanjutan)
Grand Strategi Kuadran III : Pengembangan agresif SPAL Terpusat
Arah Pengembangan Strategi kuadran 1 adalah mengembangkan sarpras air
limbah terpusat skala kota, dengan cara sistem terpusat akan ditingkatkan secara
bertahap

Grand Strategi Kuadran IV : Pengembangan dengan teknologi maju


1. Arah pengembangan Strategi Kuadran 2 adalah Pengembangan dengan
teknologi maju;
2. Arah pengembangan strategi ini merupakan gambaran dimana kondisi
permasalahan pencemaran air limbah telah demikian serius, sementara sarana
prasarana konvensional sudah tidak memungkinkan dan tidak efektif lagi. Hal ini
menyebabkan diperlukan teknologi pengolahan limbah lanjut agar kualitas air
limbah yang dihasilkan dapat memenuhi peraturan pemerintah setempat.
MILESTONE 4: PENETAPAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SPALD
4.6 Pembagian Zona Perencanaan
Ditetapkan beradasarkan 6 kriteria:
 Keseragaman tingkat kepadatan penduduk;
 Keseragaman bentuk topografi dan kemiringan lahan;
 Keseragaman tingkat kepadatan bangunan;
 Keseragaman tingkat permasalahan pencemaran air tanah dan permukaan;
 Kesamaan badan air penerima; dan
 Pertimbangan batas administrasi

4.7 Penetapan Zona Prioritas


 Zona yang dibangun terlebih dahulu pada tahap mendesak
 Dibagi dalam cluster-cluster
 Ditetapkan berdasarkan 6 hal:
 Tingkat permasalahan pencemaran air limbah terhadap air tanah dan badan air penerima;
 Tingkat kemudahan pelaksanaan;
 Tingkat kelayakan ekonomi dan keuangan;
 Kajian lingkungan; dan kajian kelembagaan
MILESTONE 4: PENETAPAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SPALD
4.7 Penetapan Zona Prioritas

Gambar 4.4 Peta


Pembagian Cluster h
(Contoh) to
n
Co
MILESTONE 4: PENETAPAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SPALD
Tabel 4.2 Kriteria untuk Zona prioritas (Contoh)

o h
nt
Co
Tabel 4.3 Zona Prioritas yang Terpilih untuk Dilakukan Pengelolaan Air Limbah (Contoh)

Contoh
MILESTONE 4: PENETAPAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SPALD
4.8 Arah Pengembangan SPAL para
Permukiman Baru
 Dijelaskan bahwa ada 3 pilihan arah pengembangan SPAL:
 Mengembangkan sistem setempat (on-site);
 Mengembangkan sistem terpusat skala kawasan tersendiri; dan
 Di integrasikan dengan sistem terpusat yang sudah terbangun.

 Penetapan arah pengembangan didasarkan pada;


1. Permukiman baru yang akan dan sedang dikembangkan oleh developer
wajib memiliki Rencana Induk air limbah tersendiri;
2. Rencana induk Air Limbah kawasan permukiman baru tersebut harus
mengacu pada Rencana Induk air limbah kota.
MILESTONE 4: PENETAPAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SPALD
4.9 Strategi Pengembangan Prasarana
 Dijelaskan mengenai Strategi Sanitasi Kab./Kota (SSK), proses penyusunan SSK
 Disesuaikan dengan perkiraan debit air limbah
 Perkiraan kondisi sosial ekonomi, dan lingkungan masa datang
 Sistem pengembangan pengelolaan
 Sistem pelayanan dibagi jadi 2 (individu dan komunal)
 Cakupan pelayanan sistem setempat min.60%,
 Kepadatan penduduk > 300 jiwa/ha punya satu IPAL dan SPAL
 Masyarakat min. 50.000 jiwa punya IPLT
 Adanya aturan untuk mendukung SPAL yang bermutu
 Strategi Operasional dan Pemeliharaan Prasarana Sarana
MILESTONE 4: PENETAPAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SPALD
4.10 Strategi Pengembangan Kelembagaan
 Dijelaskan bahwa dasar-dasar penyusunan kelembagaan, yakni:
1. Klarifikasi jenis sarpras yang harus dikelola dan dioperasikan
2. Menganalisa kapasitas sarpras yang harus dikelola dalam satuan orang dengan rincian
orang/hari
3. Mengelompokkan bagian sejenis untuk memudahkan penyusunan bidang organisasi
kelembagaan
4. Operator terpisah dari regulator
5. Menjamin terselenggaranya fungsi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan
 Dijelaskan kondisi kelembagaan pengelolaan air limbah
 Diberikan keterangan mengenai kebutuhan pengembangan kelembagaan disertai dengan
model-model kelembagaan
 Dijelaskan peran dan tanggung jawab kelembagaan
 Dijelaskan kapasitas kelembagaan korelasi dengan luas wilayah layanan
 Diberikan penjelasan mengenai kelembagaan yang dibentuk oleh masyarakat sendiri (jika ada)
MILESTONE 4: PENETAPAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SPALD

4.11 Strategi Pengembangan Peraturan


Untuk pedoman pelaksanaan pengelolaan prasarana dan sarana air limbah di daerah, perlu
dibuat Peraturan Daerah yang didasarkan pada ketentuan-ketentuan dalam Peraturan ini.
Apabila daerah belum mempunyai Peraturan Daerah, maka terhadap pengelolaan prasarana
dan sarana air limbah di daerah diberlakukan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan ini.

4.12 Strategi Pengembangan Edukasi dan Peran Serta Masyarakat


 Dibagi menjadi 2 hal (pemberdayaan masyarakat dan kampaye publik)
 Dijelaskan bahwa terdapat 4 kriteria perilaku yang menandakan SPALnya efektif
 Kampanye publik dilakukan secara kontinu hingga masyarakat dapat berpartisipasi
 Dijelaskan ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan sosialisasi yang melibatkan gender
 Kebutuhan pengembangan peran masyarakat dalam hal :
-   Membantu penyediaan lahan IPAL
-   Pelaksanaan pembangunan infrastruktur
-   Operasional dan pemeliharaan
MILESTONE 4: PENETAPAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SPALD

Strategi Pengembangan Edukasi dan Peran Serta


Masyarakat
Strategi Pengembangan Pemberdayaan dan peran Masyarakat.
Efektivitas SPAL sangat terkait terkait dengan perilaku masyarakat dalam bersikap dan bertindak
terhadap air limbah yang dihasilkan. Di bidang air limbah, perubahan perilaku masyarakat yang
diharapkan untuk mendukung sistem pengelolaan air limbah yang efektif berkaitan dengan
perilaku sebagai berikut:
1. Bersedia tidak membuang air limbah sembarangan pada lingkungan
2. Bersedia membangun tangki septik sesuai standard
3. Bersedia menguras lumpur tangki septik secara rutin
4. bersedia membayar retribusi air limbah bagi yang dilayani oleh jaringan perpipaan air
limbah
MILESTONE 4: PENETAPAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SPALD

Strategi Pengembangan
Edukasi dan Peran Serta
Masyarakat
•Proses rekayasa sosial di bid.air
limbah secara umum terdiri alas
1. Kampanye Publik
2. Penegakan hukum dan
peraturan
•Pelaksanaan kampanye publik harus
direncanakan secara
berkesinambungan agar proses Rangkaian kegiatan rekayasa sosial

perubahan masyarakat dapat


terwujudnya partisipasi
MILESTONE 4: PENETAPAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SPALD

Strategi Pengembangan Economy


dan Pembiayaan
 Pendanaan selain dari pemerintah (pajak
APBD dan APBN), dapat berasal dari Sumber Pendanaan SPAL, yaitu :
masyarakat/swasta (retribusi, kemitraan) Proyek SPAL Lintas Provinsi,
 Dijelaskan bahwa sumber dana investasi sumber dananya dari APBD.
tergantung area cakupan pelayanan Proyek SPAL Lintas Kab/Kota,
 Disebutkan juga bahwa terdapat sumber dananya dari APBD
3 sumber pendanaan SPAL Provinsi tempat berlangsungnya
 Dilakukan analisis ekonomi untuk
proyek.
menetapkan tingkat pendapatan Proyek SPAL Kab/Kota, sumber
masyarakat (high/medium/low income),
dananya dari APBD Kota/
sehingga bisa dilakukan analisis subsidi
Kabupaten tersebut.
silang
MILESTONE 5: PENYUSUNAN
PROGRAM DAN KEGIATAN SPALD

Output
Disepakatinya daftar Program dan Kegiatan Pengembangan Sistem
Pengelolaan Air Limbah.
Teridentifikasinya indikasi pendanaan kegiatan dari APBD, APBD
Provinsi, dan APBN

Input ke Dokumen Rencana Induk


Bab V : Rencana Program dan Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
MILESTONE 5: PENYUSUNAN
PROGRAM DAN KEGIATAN SPALD
Menjelaskan mengenai :

 Rencana program yang


dibuat terkait
pengembangan
pengelolaan air limbah
Rencana pembiayaan,
 Indikasi rencana
investasi proram,
Sosialisasi dokumen
rencana induk,
 Tahap legalisasi dari
rencana induk
MILESTONE 5: PENYUSUNAN
PROGRAM DAN KEGIATAN SPALD
5.1 Rencana Program
5.1.1 Rencana Program Umum
 Diberikan keterangan mengenai Kriteria Desain Rencana Air Limbah dan Sanitasi
 Disebutkan usulan Zona On-Site dan Off-Site Pembangunan Air Limbah
 Disebutkan usulan Perbaikan Saluran Air Limbah dan Saluran Drainase
 Disebutkan Fasilitas Air Limbah Setempat yang Diajukan
 Diinformasikan Fasilitas Pengolahan Air Limbah Terpusat dan Lokasi IPAL yang
Diajukan
 Dijelaskan cara Pengelolaan Lumpur Tinja
 Rangkuman dari praktek masa kini dan isu-isu
 Strategi dasar jangka panjang untuk pengelolaan lumpur tinja
 Pengelolaan penyedotan
 Diinformasikan mengenai Pembebasan Lahan dan Pemindahan Tempat Tinggal
 Dijelaskan Luas Dampak Lingkungan dari Rencana Induk
MILESTONE 5: PENYUSUNAN
PROGRAM DAN KEGIATAN SPALD
5.1 Rencana Program
5.1.1 Rencana Program Umum
Tabel … Ringkasan Rencana Program Pengelolaan Air
Limbah

o h..
t
Co n
MILESTONE 5: PENYUSUNAN
PROGRAM DAN KEGIATAN SPALD
5.1 Rencana Program
5.1.1 Rencana Program Umum
Tabel … Zona yang Diusulkan until Penerapan Pengelolaan Air Limbah
Domestik dengan Sistem Setempat dan Terpusat

o h ..
t
Con
MILESTONE 5: PENYUSUNAN
PROGRAM DAN KEGIATAN SPALD
5.1 Rencana Program
5.1.1 Rencana Program Umum
Tabel … Analisis Alternatif Usulan Proses Opsi Teknologi Pengolahan Air
Limbah Domestik Sistem Setempat

o h..
t
Co n
MILESTONE 5: PENYUSUNAN
PROGRAM DAN KEGIATAN SPALD
5. 1 Rencana Program
5.1.2 Kriteria Desain dan Proyeksi Pembebanan
 Diberikan keterangan mengenai Kriteria Desain :
 Pendekatan Strategis Sanitasi
 Aplikasi Pendekatan Strategis Sanitasi untuk Rencana Induk
 Dianalisis Cakupan Suplai Air Minum dan Proyeksi Permintaan
 Dilakukan Proyeksi Volume dan Kuantitas Air Limbah
 Dilakukan Proyeksi Tangki Septik dan Volume Lumpurnya
 Dianalisis Karakteristik Air Limbah
 Dianalisis Beban Pencemaran Air Limbah
MILESTONE 5: PENYUSUNAN
PROGRAM DAN KEGIATAN SPALD
5.1 Rencana Program
5.1.3 Rencana Jaringan
 Disesuaikan dengan rencana pengembangan tata kota dan jaringan distribusi utama
 Disebutkan bahwa terdapat 5 tahapan pelaksanaan perencanaan jaringan distribusi air limbah
 Disebutkan data-data yang dibutuhkan :
-    Peta kemiringan lahan dan tata guna lahan
-    Peta rencana pelayanan air minum
-    Peta kepadatan penduduk
 Dijelaskan bahwa terdapat rencana pembagian zona system SPAL berdasarkan topografi, tata
guna lahan, dan kondisi wilayah perencanaan. Pembagian bisa berdasarkan wilayah
administrasi seperti kelurahan/ kecamatan/kabupaten, dst.
 Dijelaskan bahwa pemilihan dan pentahapan untuk system air limbah terpusat/ setempat
didasarkan diagram pemilihan PPSP
 Pembuatan peta zona prioritas
MILESTONE 5: PENYUSUNAN
PROGRAM DAN KEGIATAN SPALD
5.1.4 Review Opsi Teknologi Air Limbah dan Sarana
Prasarana Sanitasi
 Dijelaskan kendala Sistem Sanitasi dan Saluran Air Limbah
 Dijelaskan Pendekatan Strategis Sanitasi dan Air Limbah
 Pendekatan strategis pengembangan sanitasi
 Pendekatan strategis saluran air limbah
 Dijelaskan alternatif teknik Sistem Saluran Air Limbah
 Dilakukan analisis Teknik Sistem Saluran Air Limbah dan Pengolahannya
5.1.5 Kriteria dan Standard Pelayanan
 Dijelaskan bahwa sasaran pelayanan awal diprioritaskan pada daerah dengan kepadatan penduduk
tinggi dan kawasan strategis
5.1.6 Rencana Keterpaduan dengan Sarana dan
Prasarana Sanitasi
 Dijelaskan bahwa keterpaduan dilakukan sejak tahap perencanaan hingga tahap akhir agar beban
IPAL bertahap sesuai kapasitasnya
MILESTONE 5: PENYUSUNAN
PROGRAM DAN KEGIATAN SPALD
5.1.7 Rencana Pengembangan Kelembagaan
 Dijelaskan bahwa pengembangan kelembagaan dilakukan melalui 4 tahapan
 Yang perlu diperhatikan adalah SDM dan struktur organisasi penyelenggara
 Dilakukan perbandingan bentuk-bentuk kelembagaan pengelolaan air limbah
(PD/PT/UPTD/Dinas/BLUD)
 Dilakukan perumusan isu-isu strategis dikaitkan dengan indikasi program kelembagaan yang
sesuai
 Dilakukan Pembaruan Sektor (Pengaturan Regulasi dan Peran dan “Suara” Masyarakat )
 Dijelaskan mengenai Agenda Hukum Daerah
 Dijelaskan mengenai Bidang Indikasi Perkembangan dan Sistem Pemantauan
 Dijelaskan Tujuan dari Rencana Aksi Pengembangan Kelembagaan Lokal
 Dijelaskan maksud dari Service Delivery Organization (SDO)
 Pilihan SDO dan Indikator Kinerja SDO
 Dijelaskan Tujuan Rencana Peningkatan Kinerja Keuangan dan Pengoperasian
 Dijelaskan cara Pengaturan Pengelolaan Proyek
MILESTONE 5: PENYUSUNAN
PROGRAM DAN KEGIATAN SPALD
5.1.8 Rencana Pengelolaan Keuangan
 Dijelaskan Garis Besar dari ekonomi dan analisis keuangan terhadap opsi
pengembangan
 Dianalisis Pengembalian dana, kemampuan, kerelaan membayar, serta
alternatif sistem tariff
 Dijelaskan Pilihan/ opsi pemasukan lainnya
 Dijelaskan mengenai sumber keuangan
 Evaluasi sumber keuangan yang sudah ada
 Rencana keuangan yang diajukan
MILESTONE 5: PENYUSUNAN
PROGRAM DAN KEGIATAN SPALD
5.1.8 Rencana Pengelolaan Keuangan

ana
na an D
g g u
Pe n
da n
be r
S um
toh
Con
MILESTONE 5: PENYUSUNAN
PROGRAM DAN KEGIATAN SPALD
5.2 Rencana Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
5.2.1 Rencana Jangka Pendek/Tahap Mendesak
 Dijelaskan bahwa sistem yang digunakan umumnya sistem pengolahan air
limbah setempat
 Dijelaskan bahwa program pendukung dapat berupa rencana teknis detail/
penyuluhan, dsb.
 Disebutkan rencana kebutuhan biaya konstruksi dan non-konstruksi
5.2.2 Rencana Jangka Menengah
 Dijelaskan bahwa sistem yang digunakan dipilih berdasarkan alternatif yang
ada
 Dijelaskan bahwa program pendukung dapat berupa rencana teknis detail/
penyuluhan, dsb.
 Disebutkan rencana kebutuhan biaya konstruksi dan non-konstruksi
MILESTONE 5: PENYUSUNAN
PROGRAM DAN KEGIATAN SPALD
5.2 Rencana Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
5.2.3 Rencana Jangka Panjang
 Dijelaskan bahwa daerah pelayanan sampai 20 tahun melingkupi area studi
 Dijelaskan bahwa sistem yang digunakan dipilih berdasarkan alternatif yang ada
 Dijelaskan program pendukung dapat berupa rencana teknis detail/ penyuluhan, dll.
 Disebutkan rencana kebutuhan biaya konstruksi dan non-konstruksi, perlu
memperhatikan tingkat inflasi
5.3 Rencana Pembiayaan
 Dijelaskan bahwa rencana pembangunan sarana &prasarana dibagi jadi 3 tahap
 Diperlukan jadwal pembiayaan untuk mempermudah
 Dijelaskan mengenai 3 hal yang perlu diperhatikan dalam rencana keuangan (sumber
dana, kemampuan, dan kemauan masyarakat)
 Dilakukan analisis keuangan mengenai kemampuan daerah (income per capita) dalam
mengelola air limbah
MILESTONE 5: PENYUSUNAN
PROGRAM DAN KEGIATAN SPALD
5.4 Indikasi Rencana Investasi Program
 Dijelaskan bahwa terdapat 5 hal yang harus diperhatikan dalam investasi program yakni
1. Program pengembangan dalam rencana induk harus dikelompokkan atas 4 tahapan
pengembangan 5 tahun
2. Seluruh program 5 tahunan harus dihitung nilai investasinya dengan standar harga saat ini
3. rencana biaya investasi dari Rencana Induk harus dibandingkan dengan rencana penduduk
terlayani sehingga dapat diketahui nilai biaya investasi per kapita
4. Nilai biaya investasi per kapita tersebut harus dibandingkan dengan pemasukan per kapita
per tahun dari kota yang bersangkutan
5. Kelayakan proyek program 5 tahunan dapat dilakukan kemudian sesuai tahapan
pembangunan
 Harus dihitung kelayakan proyeknya berdasarkan studi kelayakan
MILESTONE 5: PENYUSUNAN
PROGRAM DAN KEGIATAN SPALD
5.5 Sosialisasi Dokumen Rencana Induk
 Dijelaskan bahwa melakukan konsultasi publik min. 3 kali selama 12 bulan ketika
menyusun rencana induk
 Dijelaskan bahwa konsultasi harus melibatkan stakeholder sebagai berikut:
a. Stakeholder yang berwenang dalam membuat kebijakan pengendalian pencemaran
air
b. Stakeholder yang mewakili masyarakat wilayah layanan
c. Stakeholder yang mewakili masyarakat yang terkena dampak, dan
d. Stakeholder yang mewakili interest group seperti LSM, perguruan tinggi, tokoh
masyarakat
MILESTONE 5: PENYUSUNAN
PROGRAM DAN KEGIATAN SPALD
5.6 Tahap Legalisasi Rencana Induk
 Dilakukan penetapan oleh kepala daerah
Tahap ini merupakan tahapan terakhir dalam penyusunan Rencana Induk.
Untuk keterpaduan pengaturan bidang sanitasi tentang rencana induk SPAL
dapat disatukan dengan Peraturan Bupati/Walikota/Gubernur
MILESTONE 5: PENYUSUNAN
PROGRAM DAN KEGIATAN SPALD
Tabel … Skematik Penyusunan Rencana Program

..
Contoh

Tabel … Cara Menentukan Prioritas Program

..
Contoh
MILESTONE 5: PENYUSUNAN
PROGRAM DAN KEGIATAN SPALD
Tabel … Rencana Program dan Nilai Invests Master Plan Jangka Pendek

nto h..
Co
MILESTONE 6: FINALISASI RENCANA
INDUK PENGELOLAAN AIR LIMBAH
DOMESTIK

Output
Tersusunnya Draft Rencana Induk Kabupaten/ Kota
Pengesahan Rencana Induk Kabupaten/Kota oleh Kepala Daerah yaitu Bupati/ Walikota

Input ke Dokumen Rencana Induk


Bab V : Rencana Program (Sub-Bab 5.6)
Bab VI : Kesimpulan dan Rekomendasi
MILESTONE 6: FINALISASI RENCANA
INDUK PENGELOLAAN AIR LIMBAH
DOMESTIK
MILESTONE 6: FINALISASI RENCANA
INDUK PENGELOLAAN AIR LIMBAH
DOMESTIK

6.1 Kesimpulan
 Berisi tentang konsep penyusunan rencana induk air limbah, permasalahan
yang ada pada kondisi eksisting, strategi-strategei yang diajukan dan rencana
program untuk mengatasi permasalahan yang terdapat pada daerah
perencanaan dan untuk mengembangkan sistem pengelolaan air limbahnya.

6.2 Rekomendasi
 Berisi tentang tindak lanjut dari Rencana Induk Sistem Pembuangan Air
Limbah Terpusat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai