tercantum dalam dokumen lelang pengadaan jasa konsultasi. Dalam dokumen lelang tersebut telah
diuraikan berbagai hal yang berkaitan dengan aspek administrasi, aspek biaya dan aspek teknis serta
contoh format yang harus dibuat oleh konsultan, dimana dalam penjelasannya memberikan
gambaran yang cukup jelas dan singkat mengenai maksud dan tujuan kegiatan, ruang lingkup
kegiatan, serta lokasi kegiatan yang menjadi bagian atau tugas konsultan selaku penyedia jasa
dalam kegiatan dimaksud.
Pihak Konsultan telah menelaah secara seksama serta mempelajari Kerangka Acuan Kerja (KAK)
yang tercantum dalam dokumen lelang pengadaan jasa konsultasi. Dalam dokumen lelang tersebut
telah diuraikan berbagai hal yang berkaitan dengan aspek administrasi, aspek biaya dan aspek teknis
serta contoh format yang harus dibuat oleh konsultan, dimana dalam penjelasannya memberikan
gambaran yang cukup jelas dan singkat mengenai maksud dan tujuan kegiatan, ruang lingkup
kegiatan, serta lokasi kegiatan yang menjadi bagian atau tugas konsultan selaku penyedia jasa
dalam kegiatan dimaksud.
Berdasarkan hal tersebut, terdapat beberapa hal dalam KAK yang perlu untuk ditanggapi, meliputi:
(1) latar belakang dan rumusan persoalan; (2) maksud, tujuan, dan sasaran; (3) ruang lingkup
wilayah dan kegiatan; (4) tenaga ahli yang terlibat; dan (5) jangka waktu pelaksanaan kegiatan.
Tanggapan terhadap kelima hal tersebut diperlukan dalam kaitannya untuk :
Memperjelas poin-poin yang disampaikan dalam KAK untuk kemudian menjadi dasar dalam
menjelaskan apreasiasi dan inovasi yang akan diusulkan,
Merumuskan penjadwalan.
Secara ringkas keterkaitan poin-poin tanggapan tersebut dalam kaitannya untuk memperkuat
pemahaman dapat dilihat dalam Gambar berikut.
Kondisi geografis, topografis dan geologis serta aspek sumber daya manusia yang berbeda di
setiap wilayah berpengaruh terhadap penyediaan air baku. Tingkat pelayanan air minum yang
berbeda juga akan berdampak pada penyelenggaran SPAM yang berbeda pula untuk masing-masing
wilayah. Disamping itu permasalahan tumpang tindih program pengembangan sarana dan prasarana
air minum yang terjadi di masa lampau perlu diselesaikan secara tersistem dan terintegrasi.
Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan air Minum (RI-SPAM) dapat menjadi dasar
terencananya suatu program pelaksanaan Sistem Penyediaan Air Minum yang menyeluruh
(comprehensive), berkelanjutan (sustainable) dan terarah (focus). Kota Cimahi telah menyusun
dokumen RISPAM dengan masa perencanaan mulai tahun 2011-2025.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum, kewajiban menyusun Review Rencana Induk Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (RISPAM) merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengembangan Air Minum, dokumen RISPAM dapat dilakukan peninjauan ulang (review) per 5
tahun.
3. Hal-hal yang menjadi perhatian dalam RISPAM ini adalah kondisi eksisting SPAM Kota
Cimahi, yaitu mulai dari sumber air baku, cakupan pelayanan, pelayanan, serta
mengidentifikasi permasalahan utama dalam SPAM Kota Cimahi mencakup unit air baku,
produksi, distribusi, kebocoran air sehingga semuanya dapat diperoleh gambaran yang
utuh akan Proyeksi Pengembangan Kota sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah
(RTRW) Kota Cimahi.
4. Di tingkat daerah, Kota Cimahi telah menyusun Rencana Pembangunan Induk Jangka
Menengah (RPIJM), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Review
Masterplan Air Minum dan lain-lain. Begitu pula halnya dengan pelayanan air minum di
Kota Cimahi, melalui RPJMD Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi berupaya untuk
menyediakan layanan air minum dengan terus meningkatkan cakupan pelayanan selaras
dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) di sektor air minum yaitu akses air
minum untuk masyarakat harus memenuhi kriteria sebagai air minum aman, yaitu
berasal dari sumber air yang layak, berada di dalam atau di halaman rumah, dapat
diakses setiap saat dibutuhkan, dan kualitasnya memenuhi standar kesehatan bagi
seluruh masyarakat
5. Dalam meningkatkan cakupan pelayanan bagi masyarakat Kota Cimahi, dibutuhkan
strategi yang tepat, strategi yang tepat harus dimulai dari mengetahui kondisi eksisting
yang dimiliki lalu melihat proyeksi 20 tahun kedepan, untuk dapat melihat dan menyusun
cakupan pelayanan yang baik dibutuhkan Rencana Induk Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (RISPAM).
Latar belakang yang diuraikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah dapat menjawab,
kenapa akhirnya Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) harus
segera dilaksanakan. Namun demikian, kami selaku calon konsultan pelaksana dapat
menambahkan beberapa tanggapan dan saran sebagai penyempurnaan.
1. Bahwa Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) dibutuhkan sebagai
petunjuk dan arahan dalam pengembangan dan pembangunan;
2. Bahwa RISPAM merupakan amanat dari peraturan perundang-undangan, diantaranya
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 16 tahun 2005 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik
Indonesia Nomor 27/PRT/M/2016;
3. Bahwa RISPAM dibutuhkan sebagai langkah awal di dalam pengelolaan air minum yang
baik, secara teknis, keuangan, kelembagaan, maupun secara sosial budaya;
Tujuan Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kota Cimahi adalah
melakukan penyesuaian dokumen rencana sistem penyediaan air minum yang telah ada terhadap
kondisi perkembangan yang ada hingga tahun 2036.
Sasaran: Pemerintah Kota Cimahi selaku pemegang kepentingan dan kebijakan penerapan
hasil dari Penyusunan Dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kota Cimahi tahun
2021-2036 tersedianya dokumen review RISPAM di Kota Cimahi.
Tanggapan
Tersediannya dokumen rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kota Cimahi Periode 2021-
2036 untuk memperoleh gambaran terhadap kebutuhan pengembangan SPAM meliputi unit air
baku, pruduksi, transmisi, distribusi dan cakupan pelayanan serta adanya strategis dan program
pengembangan SPAM baik dari aspek kelembagaan, pola investasi, rencana pembiayaan, serat
tahapan rencana pembangunan SPAM termasuk di dalamya rencana perlindungan terhadap air baku
untuk jangka panjang. Selain itu adanya rencana induk pengembangan SPAM bertujuan untuk
mendapatkan izin prinsip hak guna air oleh Pemerintah.
Untuk maksud, tujuan dan sasaran menurut konsultan sudah cukup jelas.
Untuk lingkup wilayah tanggapan dari konsultan sudah cukup jelas yaitu sebelum jadwal
ekpos/rapat pendahuluan melakukan survey dan pemilihan lokasi dulu.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32);
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha
Milik Daerah (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
6173);
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan
Sumber Daya (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
5801);
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 5802);
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 6178);
13. Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2016 tentang Badan Peningkatan Penyelenggaraan
Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
232).
14. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2020 – 2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 10);
16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2013 Tahun 2013 tentang
Pedoman Pemberian Izin Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum Oleh Badan Usaha Dan Masyarakat Untuk Memenuhi Kebutuhan Sendiri (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1059).
17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2013 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1462)
19. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 19/PRT/M/2016
Tahun 2016 tentang Pemberian Dukungan Oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah
Daerah dalam Kerjasama Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 752).
20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2016
Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1154).
21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 4/PRT/M/2020
tentang Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minu
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 130).
22. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 846);
23. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 1 Tahun 2020 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Cimahi Tahun 2020 – 2040 (Lembaran Daerah Tahun 2020 Nomor 42)
Tanggapan
Untuk dasar hukum menurut konsultan perlu ditambahkan terkait dengan Permendagri No 21
Tahun 2020 tentang perubahan Atas Peraturan Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2016 tentang
Perhitungan dan Penetapan Tarif Air Minum.
nasional.
4) Melakukan evaluasi kondisi eksisting SPAM, dengan menginventarisasi peralatan dan
perlengkapan sistem penyediaan air minum eksisting
5) Melakukan identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan, perkiraan
kebutuhan air dan identifikasi air baku
6) Menentukan kriteria dan standar pelayanan. Kriteria dan standar pelayanan diperlukan
dalam perencanaan dan pembangunan SPAM untuk dapat memenuhi tujuan
tersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi persyaratan
air minum, tersedianya air setiap waktu atau kesinambungan serta tersedianya air
dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat atau pemakai.
7) Menghitung perkiraan kebutuhan air berdasarkan data eksisting dan proyeksi penduduk
serta kondisi sosial ekonomi dan kategori jenis wilayah.
8) Menentukan skala prioritas penggunaan sumber air baku, kebutuhan kapasitas air baku
(disesuaikan dengan rencana kebutuhan air minum), dan penyusun rencana alokasi air
baku yang dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan.
9) Menyusun identifikasi potensi pencemar air baku, identifikasi area perlindungan air
baku, dan menentukan jenis proses pengelolaan sanitasi (terutama air limbah dan
persampahan) di sekitar sumber air baku petensial.
10) Menyusun rencana kebutuhan air minum.
11) Memetakan daerah aliran sumber air baku menggunakan SIG.
12) Menyusun program dan investasi pengembangan SPAM untuk jangka pendek (2 tahun),
jangka menengah (5 tahun), dan jangka panjang (10-15 tahun) di wilayah perencanaan
baik untuk kawasan perkotaan maupun perdesaan berupa rencana tahapan
pengembangan, rencana pengembangan kelembagaan dan SDM, rekayasa awal sistem,
rekomendasi langkah - langkah penguasaan dan pengamanan sumber air baku, serta
rencana tindak lanjut studi kelayakan.
13) Menyusun rencana pembiayaan dan pola investasi, yang berupa indikasi besar biaya
tingkat awal, sumber pembiayaan, dan pola pembiayaan bagi pengembangan SPAM,
serta analisis finansial (tarif air).
14) Menyusun rencana konsep pengembangan kelembagaan penyelenggara SPAM dan
rencana berjalannya penyelenggaraan SPAM tersebut serta peninjauan aspek
pemasaran dan manajemen.
C. Kriteria
Adapun persyaratan Sistem Penyediaan Air Minum yang harus dipenuhi adalah:
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan air bersih yang sesuai dengan syarat-syarat air bersih.
b. Syarat-syarat air bersih yang akan dipenuhi dalam perencanaan SPAM ini adalah :
Persyaratan kualitas : menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku dan air
bersih. Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik, persyaratan kimia, dan persyaratan
biologis.
Persyaratan Kontinuitas : Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus
menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau
maupun musim hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus
tersedia 24 jam per hari, atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan
tetapi kondisi ideal tersebut hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah di
Prioritas pemakaian air yaitu minimal selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas
kehidupan, yaitu pada pukul 06.00 – 18.00 WIB.
Tanggapan
Rencana jaringan dibuat untuk perluasan pelayanan dan cakupan dari SPAM (sistem transmisi
dan distribusi) dengan jaringan perpipaan yang telah ada saat ini, maupun untuk meningkatkan
pelayanan dari SPAM bukan jaringan perpipaan menjadi SPAM dengan jaringan perpipaan.
Rencana jaringan direncanakan sesuai dengan:
a) Rencana pengembangan tata kota
b) Jaringan distribusi utama
Program dan Kegiatan Pengembangan
Identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan dilakukan berdasarkan hasil analisis.
Pengembangan sistem penyediaan air minum dalam hal ini dapat berupa:
a) Pengembangan cakupan atau pelayanan SPAM dengan jaringan perpipaan eksisting.
b) Pengembangan SPAM bukan jaringan perpipaan terlindungi menjadi SPAM dengan
jaringan perpipaan.
c) Pengembangan SPAM bukan jaringan perpipaan tidak terlindungi menjadi terlindungi.
Hal-hal yang perlu diidentifikasi antara lain adalah:
a) Kinerja pelayanan;
b) Tingkat kebocoran;
c) Jumlah langganan tunggu/potensial;
d) Kapasitas belum dimanfaatkan (idle capacity);
e) Kebutuhan pengembangan jaringan distribusi dan/atau kapasitas pengolahan;
f) Kinerja kelembagaan, sumber daya manusia dan keuangan.
Untuk mengidentifikasi ketersediaan air baku di suatu wilayah bagi kebutuhan air minum
diperlukan studi hidrologi dan studi hidrogeologi untuk memperoleh informasi mengenai :
a) Jarak dan beda tinggi sumber air;
b) Debit optimum (safe yield) sumber air;
c) Kualitas air dan pemakaian sumber air saat ini
Umumnya terdapat sejumlah alternatif sumber air yang berbeda dan alternatif yang terpilih
harus dipertimbangkan terhadap aspek ekonomi dan kehandalan sumber. Jenis sumber air yang
dapat dijadikan sebagai pilihan alternatif sumber meliputi mata air, sungai, danau, air tanah dan
air hujan. Studi hidrologi dimaksudkan untuk menilai kehandalan sumber-sumber air di suatu
wilayah ditinjau dari siklus hidrologi: curah hujan, evaporasi, aliran permukaan (run off),
infiltrasi dan perkolasi.
Prosedur pemilihan sumber dalam penyusunan rencana induk SPAM adalah memberikan
identifikasi sumber-sumber yang akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sesuai waktu
perencanaan, dengan penekanan pada :
a) Pengaruh yang ditimbulkan akibat pengambilan sumber air;
b) Investasi untuk biaya eksploitasi serta biaya pengoperasian dan pemeliharaan dibuat yang
terendah;
c) Dampak lingkungan yang mungkin timbul diusahakan sekecil mungkin.
Prosedur pemilihan sumber air baku yang direkomendasikan mengikuti urutan sebagai berikut:
a) Identifikasi, termasuk aspek perizinan;
b) Evaluasi sumber dengan tujuan terhadap sektor-sektor lain yang menggunakan/memakai
sumber;
c) Evaluasi finansial
Kriteria dan Standar Pelayanan
Kriteria dan standar pelayanan diperlukan dalam perencanaan dan pembangunan SPAM untuk
dapat mentukan jenis pelayanan yang dapat ditawarkan kepada masyarakat atau pemakai
sehingga mampu memenuhi tujuan tersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas
yang memenuhi persyaratan air minum, tersedianya air setiap waktu atau kesinambungan,
serta terciptanya kemudahan akses air minum melalui harga yang terjangkau.
Rencana Sumber dan Alokasi Air Baku.
1. Tentukan kebutuhan air berdasarkan:
a. Proyeksi penduduk, harus dilakukan selama 20 (dua puluh) tahun mengikuti
Perencanaan penyusunan Rencana Induk SPAM (Tahun 2021-2041).
b. Identifikasi jenis penggunaan nondomestik sesuai RSNI T-01-2003 butir 5.2 tentang
Tata Cara Perencanaan Plambing.
c. Pemakaian air untuk setiap jenis penggunaan sesuai RSNI T-01-2003 butir 5.2 tentang
Tata Cara Perencanaan Plambing.
d. Perhitungan kebutuhan air domestik dan nondomestik berdasarkan perhitungan butir
a, b, dan c.
Indikasi biaya dan pola investasi dihitung dalam bentuk nilai sekarang (present value) dan harus
dikonversikan menjadi nilai masa datang (future value) berdasarkan metode analisis finansial,
serta sudah menghitung kebutuhan biaya untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang. Dalam penyusunan pembiayaan atau keuangan harus memperhatikan sumber dana,
kemampuan dan kemauan masyarakat serra kemampuan keuangan daerah.
Rencana Pengembangan Kelembagaan.
Rencana pengembangan kelembagaan sistem penyediaan air minum dilakukan melalui:
a) Pengkajian kembali perundang-undangan terkait kelembagaan.
b) Melakukan kajian terhadap batas wilayah administrasi pemerintahan, tugas dan
kewenangan instansi tertentu, mekanisme pendanaan, kebiasaan atau adat masyarakat.
c) Melakukan kajian terhadap struktur organisasi yang ada.
d) Menganalisis jumlah kebutuhan Sumber Daya Manusia serta penempatan tugasnya yang
sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
e) Membuat rencana pengembangan kelembagaan yang mampu untuk mengelola SPAM
yang direncanakan.
f) Analisis dan membuat rekomendasi peningkatan kinerja aspek organisasi dan manajemen
dalam penyehatan Badan Usaha selaku penyelenggaraan penyediaan air minum.
adalah salah satu komponen dari SPAM yang berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber ke
reservoir air dan instalasi pengolahan air serta dari reservoir ke reservoir lainnya.
3. Program dan kegiatan pengembangan dalam penyusunan rencana induk meliputi identifikasi
permasalahan dan kebutuhan pengembangan, perkiraan ketersediaan sumber dan jumlah air
baku yang memenuhi kualitas sesuai dengan persyaratan.
4. Rencana untuk Pemenuhan Pelayanan menjadi 100%. Dari beberapa lokasi yang sudah terlayani
dilakukan inventarisasi dan dipadukan dengan beberapa lokasi yang masih belum terlayani,
sehingga pelayanan dapat tercapai maksimal.
5. Kriteria dan standar pelayanan, mencakup kriteria teknis yang dapat diaplikasikan dalam
perencanaan yang sudah umum digunakan, namun jika ada data hasil survei maka kriteria teknis
menjadi bahan acuan.
6. Rencana sumber dan alokasi air baku
Dari sekian banyak sumber air baku yang ada, dibuat skala prioritas penggunaan sumber air
tersebut. Kebutuhan kapasitas air baku disusun untuk menentukan rencana alokasi air baku yang
dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan. Kebutuhan kapasitas air baku yang sudah
mendapatkan izin tertulis Surat Izin Pemakaian Air (SIPA) dari instalasi terkait, serta kebutuhan
kapasitas sumber air baku ditentukan berdasarkan kebutuhan air.
7. Mengevaluasi Sumber Air baku
Melakukan Penilaian terhadap kualitas sumber air baku, sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, serta perkiraan
adanya sumber percemaran air baku.
8. Rencana keterpaduan dengan sarana dan prasarana (PS) sanitasi, meliputi:
a) Menyusun identifikasi potensi pencemaran air baku, identifikasi area perlindungan air baku;
b) Proses pengolahan buangan dari IPA;
c) Menentukan jenis proses pengelolaan sanitasi (terutama air limbah dan persampahan)
yang berada di sekitar sumber air baku potensial.
9. Rencana pembiayaan dan pola investasi, berupa indikasi besar biaya tingkat awal, sumber dan
pola pembiayaan. Dimana perhitungan biaya tingkat awal mencakup seluruh komponen
pekerjaan perencanaan, pekerjaan konstruksi pajak pembebasan tanah dan perizinan.
10. Rencana pengembangan kelembagaan.
Kelembagaan penyelenggara meliputi struktur organisasi dan penempatan tenaga ahli sesuai
dengan latar belakang pendidikannya mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.
11. Kota Cimahi mampu mempunyai sumber air baku sendiri seperti waduk atau embung atau situ,
sehingga tidak bergantung pada daerah sekitar mengenai ketersediaan air bersih, serta
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan melalui pengelolaan air limbah dan sebisa mungkin
melibatkan peran serta komunitas masyarakat.
Untuk Pencapaian Keluaran menurut konsultan sudah cukup jelas. Untuk metodologi
pekerjaan menurut konsultan sudah cukup jelas. Tanggapan terhadap Metodologi pekerjaan ini,
menjelaskan di Bagian E Pemahaman Terhadap Kualitas Metodologi Proposal Teknis pekerjaan ini.
Untuk menyikapi hal tersebut, maka strategi keunggulan yang ditawarkan oleh Pihak
Konsultan adalah pengalokasian kegiatan dan tenaga ahli dirumuskan sedemikian rupa sehingga
seefektif mungkin dapat menghemat waktu pelaksanaan kegiatan dan supervisi dengan Pihak
Pemberi Kerja maupun pemerintah daerah. Pihak konsultan juga akan melakukan studi referensi
sebanyak-banyaknya untuk memperoleh informasi dan data yang sekitarnya relevan didalam
mencapai tujuan dan sasaran dalam pekerjaan ini.
Untuk mengantisipasi padatnya waktu kegiatan, maka alokasi tenaga ahli dan proses
dilapangan menjadi kunci penting. Alokasi tenaga ahli diatur sedemikian rupa sehingga proses
trasfer ilmu dan pengetahuan proses ketataruangan melalui kegiatan ini dapat berjalan beriringan.
Oleh karena itu, ketersediaan alat-alat pendukung juga menjadi faktor penentu keberhasilan proses
pelaksanaan pekerjaan hingga batas waktu yang telah ditentukan.
staff, konsultan cukup merasa optimis tujuan pekerjaan ini tercapai dengan baik. Adapun Tenaga
Ahli tersebut yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
Tenaga Ahli:
1. Team Leader
2. Ahli Teknik Sipil
3. Ahli Geodesi
4. Ahli Mekanikal/Elektrikal
5. Ahli K3 Konstruksi
Asisten Ahli/Teknisi:
1. Asisten Ahli Sipil
2. Asisten Ahli Air Minum
Tenaga pendukung:
1. Surveyor
2. Estimator
3. Sekertaris/Administrasi
4. Drafter/CAD
Untuk kegiatan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum menurut kami untuk tambahan nya
adalah pada asisten tenaga ahli harusnya yang dimasukan adalah asisten ahli air minum karena
dengan luasan serta waktu yang dibutuhkan maka dibutuhkan tambahan untuk ahli air minum.