Kata Pariwisata yang berasal dari bahasa sangsekerta, menurut etimologis terbentuk
dari kata “Pari” dan “ Wisata” Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, dan Wisata
berarti perjalanan, bepergian. Pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-
kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain.
Pariwisata adalah bepergiannya orang-orang untuk sementara dalam jangka waktu
pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan tempat bekerja sehari-hari, serta
kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat tujuan tersebut.
Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi
wisatawan, bisnis pemerintah tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam proses
menarik dan melayani wisatawan serta pengunjung lainnya.
Model adalah pola, macam atau jenis. Model Pariwisata adalah jenis dari bentuk
suatu kegiatan kepariwisataan dengan melihat objek dan kegiatan dari tempat pariwisata itu
sendiri. Ada beberapa model-model pariwisata yang sekarang berkembang di Indonesia,
model-model tersebut antara lain adalah :
1. Model Ekowisata, yaitu jenis pariwisata yang berwawasan lingkungan, maksudnya
melalui aktivitas yang berkaitan dengan alam, wisatawan diajak melihat alam dari
dekat. Ekowisata bukan jenis wisata yang semata-mata menghamburkan uang atau
pariwisata glamor, melainkan jenis pariwisata yang dapat meningkatkan
III - 1
Penyusunan Model-model Pariwisata
Di Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi
Gambar 3.1
Salah satu contoh jenis ekowisata taman laut di Pulau Wakatobi
2. Model Wisata Bahari, Wisata bahari dengan kesan penuh makna bukan semata-mata
memperoleh hiburan dari berbagai suguhan atraksi dan suguhan alami lingkungan
pesisir dan lautan tetapi juga diharapkan wisatawan dapat berpartisipasi langsung
untuk mengembangkan konservasi lingkungan sekaligus pemahaman yang
mendalam tentang seluk beluk ekosistem pesisir sehingga membentuk kesadaran
bagaimana harus bersikap untuk melestarikan wilayah pesisir dan dimasa kini dan
masa yang akan datang. Jenis wisata yang memanfaatkan wilayah pesisir dan lautan
secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan langsung diantaranya berperahu,
berenang, snorkeling, diving, pancing. Kegiatan tidak langsung seperti kegiatan
olahraga pantai, piknik menikmati atmosfer laut. Konsep wisata bahari di dasarkan
pada view, keunikan alam, karakteristik ekosistem, kekhasan seni budaya dan
karaktersitik masyarakat sebagai kekuatan dasar yang dimiliki oleh masing-masing
daerah.
Alam
Out put tak langsung
Output langsung
Input Konservasi alam
Gambar 3.2
Salah satu jenis aktivitas model wisata bahari
Manusia Ekotourisme
Input bahari
III - 2
Out put langsung (Hiburan,
Pengetahuan
Penyusunan Model-model Pariwisata
Di Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi
Gambar 3.3
Skema Konsep Pengembangan Wisata Bahari
3. Model Agrowisata, kegiatan pariwisata agrowisata tidak lain adalah suatu jenis
pariwisata yang khusus menjadikan hasil pertanian, perternakan atau perkebunan
sebagai daya tarik bagi wisatawan. Contoh : Agrowisata kawasan puncak, lembang,
dan malang.
Gambar 3.4
Salah satu contoh jenis agrowisata taman bunga di Lembang Jawa barat
4. Model Wisata Budaya, model wisata ini menjadikan keunikan dan kekhasan budaya
masyarakat setempat sebagai daya tarik wisatanya. Dengan model ini daerah yang
dijadikan sebagai tempat wisata diharudkan untuk selalu menjaga dan
mempertahankan keaslian budaya dan adat istiadatnya. Contoh objek wisata
Kampung Naga di Tasik, Objek wisata Suku Baduy di Banten.
5. Model Wisata Belanja, dalam model wisata belanja ini pemerintah setempat
menyediakan suatu wilayah khusus yang dijadikan sebagai tempat pusat
perbelanjaan. Model dianggap sebagai salah satu model yang paling menguntungkan
dari segi ekonomi, karena pada umumnya para wisatawan telah menyiapkan dana
khusus yang akan dipakai untuk berbelanja di tempat tersebut. Contoh kawasan FO
(factory outlet) di Bandung, Kawasan belanja Singapura dan Hongkong.
III - 3
Penyusunan Model-model Pariwisata
Di Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi
Gambar 3.5
Salah satu contoh jenis wisata belanja factory outlet (FO) di Bandung
6. Model Wisata Taman Rekreasi, pada umumnya model wisata ini bertemakan konsep
“fun” artinya para wisatawan yang datang bertujuan untuk bersenang-senang dengan
disuguhkan taman-taman dan arena rekreasi atau wahana bermain yang dapat
dinikmati oleh semua kalangan usia dari anak-anak, remaja dan usia dewasa. Contoh
Dunia fantasi di kawasan Ancol.
Gambar 3.6
Salah satu contoh jenis wisata taman Rekreasi
III - 4
Penyusunan Model-model Pariwisata
Di Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi
III - 5
Penyusunan Model-model Pariwisata
Di Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi
III - 6
Penyusunan Model-model Pariwisata
Di Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi
III - 7
Penyusunan Model-model Pariwisata
Di Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi
Semakin baiknya arti perlindungan lingkungan alam dari kerusakan akibat kegiatan
pembangunan fisik perkotaan,
Telah membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah-daerah terpencil,
Memberikan kesempatan pada daerah-daerah terpencil dan terisolir untuk
berkembang karena menerima pembangunan prasarana dan sarana dasar seperi
listrik, jalan dan penunjang akomodasi lainnya,
Memberikan harapan yang lebih baik terhadap pendapatan daerah dan
kesejahteraan masyarakat pedesaan bila dikelola secara baik.
2. Konsep Agrowisata
Wisata agro adalah cara baru dalam memberikan pelayanan wisata alam dengan
produk yang dijual adalah lingkungan pedesaan yang dipadu dengan aktivitas pertanian,
perkebunan, perternakan dan perikanan. Oleh karena konsep utamanya adalah
mengedepankan sisi-sisi alamiah, maka dalam prakteknya konsep agro wisata sering
dipadukan dengan wisata petualangan (baik individu maupun kelompok). Secara sederhana
konsep wisatawan/pengunjung dapat turut aktif langsung dalam proses produksi setempat.
Sebagian prasyarat dalam pengembangan konsep agrowisata, atau lokasi wisata
haruslah memiliki persyaratan sebagai berikut :
Lokasi, bertipe pedesaan atau kawasan homogen produktif seperti kawasan kebun
teh, kebun apel, sayur mayor, bunga, perikanan dan lain sebagainya,
Memungkinkan terjadi interaksi yang menonjol antara lokasi objek dengan
wisatawan, seperti tidak adanya kendaraan untuk mencapai satu titik dengan titik
lainnya,
Faktor tradisional yang kental, karena konsep agro lebih mengedepankan sisi-sisi
tradisional.
III - 8
Penyusunan Model-model Pariwisata
Di Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi
a. Faktor View
View yang terlihat pada tapak untuk suatu objek wisata adalah sangat penting untuk
menciptakan suasana yang menyenangkan dan rekreatif bagi kegiatan wisatanya.
Potensi view yang memungkinkan ada pada tapak antara lain danau, hutan, gunung,
dan lahan pertanian. Kebutuhan akan sudut pandang yang baik dan mendukung kesenangan
agar menikmati kegiatan wisata perlu ditindak lanjut dengan penentuan titik-titik optimum.
Untuk hal tersebut pendekatan perancangan yang dapat dilakukan adalah:
o Orientasi perencanaan tapak yang diarahkan untuk mendapatkan view yang bagus,
misalnya mengarah bebas ke perairan dan pengunungan atau mengarah pada
tatanan objek wisata buatan (taman rekreasi).
o Orientasi dan bukan bangunan-bangunan yang ada pada tapak mengarah pada view
yang bagus.
o Bangunan atau venues buatan yang bagus dan membentuk landmark yang unik
dapat menghasilkan view yang bagus dan berpotensi memberikan pengarahan
pandangan yang menyenangkan dan khas.
Untuk mendapatkan dan merencanakan view yang baik dan maksimal perlu
dipertimbangkan beberapa aspek antara lain aspek penggunaan lahan, aspek topografi,
aspek ruang jarak pandang, dan aspek kontur.
b. Faktor Vegetasi
Penanaman vegetasi pada perencanaan tapak, dapat berfungsi membentuk suasana
keasrian, keindahan dan keselarasan antara elemen buatan dan elemen alamiah, dan dalam
perencanaan untuk objek wisata, penanaman vegetasi dapat berfungsi sebagai penambah
nilai estetika lingkungan wisata. Penanaman vegetasi harus direncanakan secara terpadu
antara fungsi penanaman, peletakkan, dan bentuk atau jenis vegetasi yang ditanam.
Berdasarkan fungsinya, penanaman vegetasi pada tapak dapat dimanfaatkan untuk
menciptakan suasana dalam ruang kegiatan wisata yaitu:
1. Sebagai kontrol pandangan dan fisik, dimana vegetasi dipergunakan untuk
melingkupi tapak area objek wisata agar terpisah secara harmonis atau membentuk
pemisahan antara area pergerakan dan ruang tunggal,
2. Sebagian pengendali iklim, dimana vegetasi dimanfaatkan untuk mereduksi
gangguan lingkungan dan merubahnya menjadi iklim mikro yang diinginkan dalam tapak,
III - 9
Penyusunan Model-model Pariwisata
Di Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi
seperti menjadi peneduh dari radiasi matahari, menghalangi hembusan angin dan cuaca
panas, serta menjadi tirai penyaringan suhu udara,
3. Sebagai pendukung nilai estetika, dalam hal ini vegetasi dapat menambah nilai
estetika dan keindahan pada objek wisata antara lain dengan penggunaan warna-warna
daun, bentuk tanaman, dan garis-garis irama tanaman secara horizontal. Peletakan
tanaman juga dapat menjadi pemisah area dan membentuk pengarah jalur pergerakan di
dalam kawasan wisata.
c. Faktor Pencapaian
Pencapaian ke suatu objek rekreasi bertujuan untuk memberikan kesan menerima,
menarik, dan mempertimbangkan kemudahan gerak. Untuk keperluan tersebut lokasi/objek
wisata memerlukan penggunaan jalur akses penghubung melalui causeways (jalan lintasan
yang ditinggikan dengan melawati perairan) atau jembatan. Pada lingkungan mikro,
kemudahan gerak pencapaian ke kawasan wisata harus dapat diselaraskan dengan elemen-
elemen pendukung kawasan wisata, dimana pencapaian masing-masing elemen dilakukan
dengan akses terbatas berupa koridor tersebut perlu dilakukan sejak gerbang utama, ticket
box, lahan parker, gedung-gedung atraksi, dan akomodasi pendukung wisata lainnya. Jadi
pencapaian akan dilakukan secara bertahap yaitu pencapaian dengan menggunakan
kendaraan dan pencapaian dengan berjalan kaki.
d. Faktor Sirkulasi
Pola sirkulasi dalam suatu objek wisata merupakan prasyarat penting bagi ke
langsungan kegiatan wisata. Pola sirkulasi akan terbagi menjadi :
Pola sirkulasi pejalan kaki, dalam hal ini pola sirkulasi harus memiliki citra rekreatif
yang menunjang fungsi wisata dengan menggunakan prinsip meminimalkan adanya
crossing antara manusia dan kendaraan,
Pola sirkulasi kendaraan, dalam pengaturan objek wisata yang berpola, arus
kendaraan dikendalikan dalam suatu arus searah terpusat menuju area pengumpilan
(lahan parkir). Oleh karena dalam pengembangan kawasan terdapat pula objek dan
elemen wisata yang terletak berjauhan, maka peran jalan penghubung menjadi sangat
penting. Untuk pola sirkulasi pada kondisi demikian, dapat dilakukan pemisahan arus
untuk masing-masing elemen wisata dengan tidak mengorbankan sisi-sisi kemudahan
yang diharapkan oleh pengunjung/wisatawan.
III 1- 0
Penyusunan Model-model Pariwisata
Di Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi
Dalam perancangan lebih lanjut, pola sirkulasi pengunjung harus dapat disebar
sehingga para pengunjung memiliki pilihan yang beragam dalam menentukan elemen wisata
yang dipilih untuk dikunjungi. Cara penyebaran haruslah mempertimbangkan aspek-aspek
kenyamanan, kemudahan, dan jarak tempuh serta mempergunakan pola-pola yang tidak
monoton seperti mempergunakan suasana yang berbeda dan jalan-jalan berbelok.
III 1- 1
Penyusunan Model-model Pariwisata
Di Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi
Oleh karena itu rencana pengembangan ini betul-betul harus menjadi kesepakatan
bersama dari semua pihak yang terkait,
3) Disertai dengan pemilihan produk, penciptaan citra, dan penentuan produk
(positioning) yang baik, didalam pendekatan “Breakthrough” harus ada upaya
pemasaran yang dilakukan secara paralel dengan pembangunan kawasan wisata.
Didalam pemasaran ini, konsep produk yang ditawarkan harus menarik dan khas dan
mampu memberikan citra yang kuat. Konsep produk yang dikembangkan dapat
berakar pada potensi khas pariwisata yang ada ataupun merupakan produk yang
dikembangkan.
Diagram berikut ini memperlihatkan hubungan-hubungan yang apabila terjadi dapat
mendukung keberhasilan pendekatan “Breakthrough” ini :
Investasi Pengembalian
Investasi
Surplus
Usaha Besar
Pembangunan Kapasitas
Kawasan (Daya Tampung
Tinggi)
Demand Kunjungan
Wisatawan Tinggi
Gambar 3.7
Pendekatan Breakthrough
Pendekatan Breakthrough ini memerlukan investasi awal yang amat besar baik untuk
pembangunan kawasan maupun untuk pemasaran Internasional. Bersama dengan besarnya
investasi ini juga akan dihadapi resiko financial yang tinggi. Apabila pendekatan ini ditempuh
maka harus betul-betul didasari perhitungan financial yang ketat.
3.3 Produk Wisata
Wisata menurut UU RI No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Bab Pasal 1 Ayat 1
adalah Kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara
III 1- 2
Penyusunan Model-model Pariwisata
Di Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi
sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Kemudian
dimaksud dengan produk wisata meliputi :
1. Transportasi
Berkaitan dengan aksesibilitas dan alasan utama mengapa wisatawan melakukan
perjalanan, serta moda transportasi yang digunakan dari dan ke suatu destinasi.
2. Akomodasi dan Jasa Boga
Berkaitan dengan dua hal yang wisatawan perlukan yaitu tempat tinggal dan makanan
serta minuman.
3. Atraksi Wisata
Berkaitan dengan alasan utama mengapa wisatawan memilih suatu destinasi.
4. Pelayanan
Berkaitan dengan pelayanan-pelayanan yang diberikan kepada wisatawan selama
wisatawan tersebut tinggal dalam suatu destinasi.
III 1- 3
Penyusunan Model-model Pariwisata
Di Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi
III 1- 4
Penyusunan Model-model Pariwisata
Di Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi
Bentuk atau tipe karakter spesifik yang mampu menampilkan kualitas dan daya tarik
produk serta implikasinya dalam mencapai pasar sasaran.
3. Creativity, atau kretivitas dalam promosi
Artinya promosi tersebut berbasis pada product knowledge dan pemberdayaan sumber.
4. Stakeholders, keikutsertaan semua pelaku kepariwisataan baik sebagai aktor, mediator,
transformer, dan audience.
Dalam perencanaan strategi promosi, konsideran-konsideran dasar yang perlu
dilakukan adalah market segmentation and competitive positioning determination of
promotional strategy, dan the promotional appropriation. Secara lebih tegas, promosi
merupakan fungsi komunikasi dari pemasaran, sehingga kegiatan promosi bersifat
multifaceted dan kompleks.
III 1- 5
Penyusunan Model-model Pariwisata
Di Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi
III 1- 6
Penyusunan Model-model Pariwisata
Di Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi
Tabel III.1
Faktor-Faktor Pembentuk Daya Tarik Wisata Menurut Para Ahli
Charles
H. Daugles Peters
Robert W.i 1977 Gearing
Robinson1969 GP.1969 1976
1974
Cuaca Atraksi Sumber Alam Alam Budaya
wisata
Pemandangan Transportasi Prasarana Sosial Taradisi
Budaya
Fasilitas Akomodasi Transportasi Sejarah Pemandangan
Sejarah dan Pelayanan Sarana(infrastruktur) Fas. Rekrasi Hiburan
Budaya
Aksesibilitas Prasarana Keramah Tamahan Parasarana Daya tarik lain
dan
Akomodasi
III 1- 7
Penyusunan Model-model Pariwisata
Di Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi
ekosistem, tetapi pemanfaatan itu haruslah dilakukan dengan cara menjamin adanya
kesinambungan yang berarti kepunahan jenis dan kerusakan ekosistem tidak boleh terjadi.
Dengan terjaganya keaneka ragaman jenis, proses ekologi yang esensial dalam sistem
pendukung kehidupan akan dapat terpelihara yaitu salah satunya fungsi hidrologi.
III 1- 8
Penyusunan Model-model Pariwisata
Di Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi
III 1- 9
Penyusunan Model-model Pariwisata
Di Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi
Pelestarian situs bersejarah dan arkeologi serta pendirian fasilitas pendukung sebagai
suatu atraksi wisata yang akan dihargai masyarakat local sebagai aspek penting dari
pelestarian budaya dan sejarah nenek moyang
Pembangunan dan renovasi museum, taman botani, kebun binatang, akuarium dan
tempat rekreasi lainnya
Pelestarian dan terkadang upaya penyegaran kembali budaya masyarakat lokal berupa
tarian tradisional, musik, drama, seni bela diri, kerajinan tangan, pakaian tradisional,
upacara adat dan gaya arsitektur tradisional yang juga merupakan atraksi penting bagi
wisatawan
Terciptanya kebanggaan dan percaya diri dari masyarakat lokal atas aset budaya yang
dapat disajikan kepada wisatawan
Pendidikan bagi masyarakat lokal melalui kontak dengan wisatawan tentang perbedaan
budaya, gaya hidup dan kebiasaan masyarakat lainnya didunia
Terciptanya kegiatan industri pendidikan yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata
bersangkutan. Kegiatan industri pariwisata didaerah bersangkutan diharapkan dapat
menghasilkan tenaga-tenaga terampil yang dipergunakan bagi kegiatan pariwisata
Menurut Young, 1973 mengemukakan bahwa pariwisata memberi peluang
munculnya kegiatan yang tidak diinginkan seperti perjudian, perdagangan narkotika dan
pelacuran yang menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat lokal. Begitu juga halnya
seperti yang dikemukan oleh Inskeep, pariwisata dapat menimbulkan hal-hal yang buruk
sepert minuman-minuman keras, kriminalitas serta prostitusi.
3. Dampak Kegiatan Pariwisata Terhadap Lingkungan
Lingkungan merupakan sumber daya utama bagi kegiatan pariwisata baik alami
maupun budaya dan buatan. Pembangunan pariwisata dapat menimbulkan dampak positif
maupun negatif. Secara umum dampak positif dari pembangunan pariwisata terhadap
lingkungan adalah perlindungan sumberdaya alam seperti flora dan fauna, konservasi
kawasan lindung dan sebagainya. Sedangkan dampak negatif dapat berbentuk polusi tanah,
air udara dan rusaknya ekologi lingkungan disekitar objek serta polusi arsitektur atau visual
yaitu kegagalan memadukan prasarana kawasan dengan estetika lingkungan alam.
III 2- 0