PROJECT
MANDIRI
Judul Project :
Pemetaan dan Zonasi Daya Tarik Wisata Objek Wisata Baru Di Desa Batujai,
Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah
OLEH :
FIRMAN BRAMANDHYTA
MULYAWAN NIM. 21101179
Pembimbing, Mahasiswa,
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Pariwisata
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul..........................................................................................................i
Halaman Pengesahan................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi.........................................................................................1
1.2 Permasalahan............................................................................................2
1.3 Tujuan Kegiatan.......................................................................................2
1.4 Target Luaran...........................................................................................2
1.5 Manfaat.....................................................................................................2
1.6 Konsep dan Teori.....................................................................................3
BAB II. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Pemilihan Sasaran....................................................................................7
2.2 Uraian Program........................................................................................8
2.3 Target Capaian.........................................................................................8
2.4 Bentuk Pelaksanaan..................................................................................9
2.5 Jadwal.......................................................................................................10
BAB III. HASIL DAN EVALUASI
3.1 Hasil Kegiatan..........................................................................................11
3.2 Kendala Kegiatan.....................................................................................14
3.3 Rencana Tindak Lanjut............................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................15
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tata ruang wilayah dengan konsep pariwisata merupakan salah satu wujud susunan
dari suatu tempat kedudukan yang berdimensi luas dan memliki isi dalamnya dengan
memperhatikan pemanfaatan potensi alam dan budayamasyarakat sesuai daya dukung
dan daya tampung lingkungan, perlindungan terhadap situs Peninggalan kebudayaan masa
lampau. pembatasan pendirian bangunan hanyauntuk menunjang kegiatan pariwisata serta
struktur pola dari tempat tersebut berdasarkan potensi dan kearifan lokal yang tersedia.
Secara normatif aspek administratif dan aspek fungsional juga dibutuhkan untuk mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan demi kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.
Lokasi khusus destinasi baru dalam pembuatan skema rencana tata ruang daya tarik
wisata ini bertempat di perbatasan antara Dusun Waki dan Dusun Sorak. Secara aspek
kondisi lahan tempat ini masih dipergunakan sebagai lahan pertanian. Mayoritas penduduk
bekerja dalam bidang pertanian dan peternak. Dari aspek pemukiman penduduk ternyata
ditempat ini masih ditemukan rumah yang memiliki tampilan rumah adat yang berpotensi
dijadikan sebagai salah satu atraksi wisata.
Selain itu, ditempat ini juga masih ditemukan masyarakat yang melestarikan budaya
membuat tenun. Kain Tenun merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang berasal
dari Pulau Lombok. Kerajinan tangan ini termasuk dalam kain tradisional nusantara yang
sudah ada sejak dahulu. Melihat hal ini, menjadi salah satu inspirasi untuk membuat ruang
khusus tempat mempertunjukkan hasil tenun ini seperti pembuatan pusat kesenian (art
center).
Dengan meilihat adanya potensi yang cukup baik untuk membuat objek wisata baru,
maka hal ini perlu dilakukan kajian tentang Pemetaan dan Zonasi Daya Tarik Wisata Objek
Wisata Baru Di Desa Batujai, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah sebagai
dasar untuk mewujudkan destinasi wisata baru yang bisa berkembang dimasa yang akan
datang.
1
1.2 Permasalahan
Adapun permasalahan yang ditemukan ialah bagaimanakah konsep tata ruang dan
zonasi daya tarik wisata yang ada di lokasi rencana pembuatan destinasi baru sebagai
penunjang pengembangan pariwisata di Desa Batujai?
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara visual terhadap tata ruang
pariwisata yang dibutuhkan dalam rencana pembuatan destinasi wisata baru di Desa Batujai.
1.5 Manfaat
1. Menjadi relefansi kajian ilmu pariwisata tentang rencana tata ruang kawasan
destinasi wisata.
2. Memberikan kesempatan kepada pihak akdemisi untuk melakukan kajian
mengenasi potensi dan peluang, serta hambatan dan tantangan dalam
merencanakan suatu kawasan pariwisata baru.
3. Menjadi pedoman bagi pemerintah setempat terhadap perkembangan wilayah baik
dari aspek ekonomi, sosial, dan budaya.
4. Membuka wawasan masyarakat lokal tentang pariwisata.
5. Menarik minat investor, stakeholder, maupun Lembaga lainnya untuk ikut serta
dalam pembuatan destinasi baru yang memiliki potensi secara nyata.
2
1.6 Konsep dan Teori
1.6.1 Konsep
1. Konsep Destinasi Pariwisata
Destinasi adalah area geografis sebagai lokasi yang dapat menarik wisatawan untuk
tinggal secara sementara yang terdiri dari berbagai produk periwisata, sehingga
membutuhkan berbagai prasarat untuk merealisasikannya (Tuohino & Konu, 2014).
Pengertian destinasi pariwisata menurut UU no 10 tahun 2009 adalah kawasan geografis yang
berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik
wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyrakat yang saling terkait
dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
3
Secara sederhana Atraksi dan daya tarik wisata sering kali diklasifikasikan
berdasarkan pada jenis dan temanya, yaitu biasanya dibagi menjadi tiga jenis tema daya tarik
wisata sebagai berikut:
a. Daya tarik wisata alam
Daya tarik wisata alam adalah daya tarik wisata yang dikembangkan dengan lebih
banyak berbasis pada anugrah keindahan dan keunikan yang telah tersedia di alam, seperti:
Pantai, laut, danau, gunung, huta, dan air terjun.
b. Daya tarik wisata budaya
Daya tarik wisata budaya adalah daya tarik wisata yang dikembangkan dengan lebih
banyak berbasis pada hasil karya dan hasil cipta manusia, baik yang berupa peninggalan
budaya (situs/heritage) maupun yang nilai budaya yang masih hidup (the living cultural)
dalam kehidupan di suatu masyarakat, karya seni, seni sastra, maupun seni rupa.
c. Daya tarik wisata minat khusus
Daya tarik wisata minat khusus (special interest) adalah daya tarik wisata yang
dikembangkan dengan lebih banyak berbasis pada aktivitas untuk pemenuhan keinginan
wisatawan secara spesifik seperti, pengamatan satwa tertentu (bird watching), memancing
(fishing), berbelanja (shopping), kesehatan dan penyegaran badan (spa and rejouvenation),
dan lain sebagainya.
Menurut Yoeti, (2006) daya taik wisata dibagi menjadi empat (4) bagian yaitu:
a. Daya Tarik Wisata Alam, yang meliputi pemandangan alam, laut, pantai, dan
pemandangan alam lainya.
b. Daya Tarik Wisata Dalam Bentuk Bangunan, yang meliputi arsitektur bersejarah dan
modern, peninggalan arkeologi, lapangan golf, dan tempat-tempat perbelanjaan
lainya.
c. Daya Tarik Wisata Budaya, yang meliputi sejarah, agama, seni, teater, hiburan, dan
museum.
d. Daya Tarik Wisata Sosial, yang meliputi cara hidup masyarakat setempat, bahasa,
kegiatan sosial masyarakat, fasilits dan pelayanan masyarakat.
Menurut Mariotti 1985, dan Yoeti 1987, dalam Sunaryo (2013), bahwa daya tarik dari
suatu destinasi merupakan faktor yang paling penting dalam rangka mengundang wisatawan
untuk mengunjungi. Agar supaya suatu destinasi dapat menarik wisatawan untuk
mengunjunginya, paling tidak harus memenuhi tiga sarat utama yaitu:
a. Destinasi tersebut harus mempunyai apa yang disebut dengan ‘’something to see’’.
4
Maksudnya, destinasi tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang bisa dilihat oleh
5
wisatawan, disamping itu juga harus mempunyai atraksi wisata yang dapat dijadikan
sebagai ‘’entertaiments’’ bila orang datang untuk mengunjunginya.
b. Selanjutnya destinasi tersebut juga harus mempunyai ‘’something to do’’. Selain banyak
yang dapat dilihat dan disaksikan, harus juga disediakan beberapa fasilitas rekreasi atau
amusements dan tempat atau wahana yang bisa digunakan oleh wisatawan untuk
beraktivitas seperti olah raga, kesenian maupun kegiatan yang lain yang dapat membuat
wisatawan menjadi betah tinggal lebih lama.
c. Destinasi juga harus mempunyai ‘’something to buy’’. Di tempat teersebut harus barang-
barang cindera mata (souvenir) seperti halnya kerajinan rakyat setempat yang bisa dibeli
wisatawan sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal masing-masing.
2. Amenitas atau Akomodasi
Komponen produk berikutnya yang juga sangat penting untuk diperhatikan adalah
fasilitas amenitas. Fasilitas amenitas atau akomodasi dalam pengertian ini adalah berbagai
jenis fasilitas dan kelengkapan yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk beristirahat dan
bersantai dengan nyaman serta menginap selama melakukan kunjungan ke suatu destinasi.
Fasilitas akomodasi pariwisata ini biasanya dilengkapi dengan fasilitas
komplementernya seperti restoran, kolam renang, bar maupun fasilitas entertainment yang
lain dan dibedakan kedalam berbagai jenis dan tingkatan yang merentang mulai dari: Home
stay, penginapan/hotel dan jenis akomodasi lainnya.
3. Aksesibilitas dan Transportasi
Komponen produk selanjutnya yang juga membutuhkan perhatian untuk
dikembangkan adalah aksesibilitas dan transportasi dalam pengertian ini adalah segenap
fasilitas dan modal angkutan yang memungkinkan dan memudahkan serta membuat nyaman
wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi. Beberapa jenis aksesibilitas dan fasilitas
transportasi tadi biasanya dibedakan kedalam berbagai matra yang meliputi: Matra
transportasi darat termasuk kereta api dan angkutan penyebrangan; Matra transportasi laut
termasuk kapal pesiarnya dan matra transportasi udara dengan penerbangan komersial
maupun penerbangan charter yang semuanya berfungsi sebagai sarana fasilitas pendukung
bagi pergerakan wisatawan dari suatu tempat ke tempat lain.
4. Infrastruktur Pendukung
Infrastruktur pendukung dalam pengertian ini adalah keseluruhan jenis fasilitas umum
yang berupa prasarana fisik seperti; komponen pendukung perhubungan seperti: pelabuhan
(seaport), bandara (airport), stasiun kreta api dan jaringan telekomunikasi serta beberapa
fasilitas fisik yang lain seperti jaringan listrik, air minum, toilet dan sebagainya.
6
5. Fasilitas Pendukung Lainnya
Fasilitas pendukung lainnya dalam pengertian ini adalah berbagai jenis fasilitas
pendukung kepariwisataan yang berfungsi memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi
wisatawan selama melakukan kunjungan di suatu destinasi, seperti; keamanan, rumah makan,
biro perjalanan, toko cinderamata, fasilitas perbangkan, dan beberapa skema kebijakan
khusus yang diadakan untuk mendukung kenyamanan bagi wisatawan dalam kunjungannya
di destinasi.
Menurut Cooper dkk dalam Sugiama (2014), sebuah destinasi wisata terdiri atas
pengkombinasian empat komponen kepariwisataan, di antaranya:
a. Attraction merupakan suatu objek yang memiliki daya tarik bagi sesorang untuk
menikmati/menyaksikan objek tersebut.
b. Access mencakup fasilitas prasarana dan sarana yang memungkinkan wisatawan dapat
menjangkau atau sampai ke destinasi wisatanya. Beberapa faktor dalam komponen
aksesibilitas adalah fasilitas lokal transport, dan transport terminal.
c. Amenities meliputi beragam fasilitas untuk memenuhi kebutuhan akomodasi (tempat
penginapan), penyediaan kuliner dan minuman (food and beverage outlets), tempat
hiburan (entertainment), tempat-tempat perbelanjaan (retailing) dan layanan lainnya
seperti kebutuhan penunjang untuk kesehatan, perbankan, dan jaminan keamanan.
d. Ancillary, merupakan keberadaan berbagai organisasi yang ditujukan untuk
memfasilitasi dan mendorong terus makin berkembangnya kepariwisataan di destinasi
bersangkutan.
7
BAB II
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
Desa Batujai merupakan salah satu dari 10 Desa di Wilayah Kecamatan Praya Barat,
yang terletak 1 Km ke arah Utara dari kota Kecamatan. Desa Batujai mempunyai luas
wilayah seluas 1.176 Ha yang terbagi menjadi 19 dusun. Sebagai lokasi khusus kegiatan ini
berada di perbatasan 2 dusun yakni Dusun Waki dan Dusun Sorak.
Aksesibilitas menuju lokasi ini sangat baik karena berada di jalur Bypass Lombok
sebagai akses menuju Bandara International Lombok. Lokasi ini berada di koodrinat 7 km
dari Bandara International Lombok atau sekitar 10 menit waktu tempuh menuju bandara.
Alasan dipilihnya lokasi ini karena memiliki potensi yang cukup baik untuk
dikembangkan seperti bentang lahan untuk dikemas sebagai agrowisata, memiliki sejarah
cerita tentang budaya dan kearifan lokal. Hal lainnya juga lokasi ini karena tempat ini dekat
dengan pusat perbelanjaan (mini market), bengkel, apotek, pusat Kesehatan, pusat kerajinan
tangan, penarikan uang tunai, serta posko keamanan.
8
2.2 Uraian Program
Upaya yang dapat dilakukan untuk mendapatkan hasil capaian dalam kegiatan tersusun
dalam beberapa rangkaian program antaralain:
1. Melengkapi data administrasi wilayah
2. Mengkaji potensi wilayah
3. Merancang dan melakukan konsultasi skema
4. Validasi skema perencanaan tata ruang
9
2.4 Bentuk Pelaksanaan
Dalam memenuhi segala program yang telah disusun, adapun Langkah-langkah yang
harus dilakukan untuk memudahkan memperoleh hasil sesuai dengan target yang harus
dicapai seperti :
1
2.5 Jadwal
Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan program pengabdian secara langsung
dilapangan yang berlangsung selama 2 (dua) bulan, berikut merupakan timeline pelaksaan
kegiatan:
1
BAB III
HASIL DAN EVALUASI
1
3.2 Kendala Kegiatan
Selama proses pembuatan skema ini tentunya terdapat berbagai kendala yang
dihadapi baik itu secara internal maupun eksternal. Adapun kendala yang dihadapi yakni:
1. Minimnya data pasti terkait ukuran lahan yang akan di Kelola, jadi untuk pengukuran
batas wilayah yang gunakan menggunakan perkiraan dari bantuan alat peta digital
yakni ‘goole earth’, untuk mengukur batas dan jarak pada layout yang dibuat.
2. Minimnya material pendukung untuk membuat skema gambar yang sesuai wujud asli
yang dibutuhkan.
3. Peta administrasi Desa Batujai masih sederhana dengan tampilan hitam putih, jadi
masih sulit untuk menentukan Batasan wilayah dengan keadaan bangunan yang sudah
ada saat ini.
4. Belum adanya ciri khas yang paling menonjol untuk dijadikan atraksi unggulan
sehingga pada saat membuat bayangan gambar harus berimajinasi mengikuti trend
apa yang sedang popular di sekitar tempat perencanaan destinasi baru ini
1
DAFTAR PUSTAKA
A.Gima. Sugiama. 2014. Metode Riset Bisnis dan Manajemen. Edisi Keempat. Bandung:
Guardaya Intimarta.
Alwi Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional Balai Pustaka
Anonim.2020.Konsep Perencanaan Ruang Wilayah.dalam website Konsep Perencanaan
Ruang Wilayah – Tata Ruang Provinsi Bali (baliprov.go.id). Diakses pada 18
Desember 2022
Sunaryo, Bambang. 2013 Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata : Konsep dan
aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta; Gava Media.
Tuohino, Anja., dan Konu, Henna. 2014. Local stakeholders’ view about destination
management: who are leading tourism development? Tourism Review, Vol. 69,
No. 3, Hal. 202-215.
Undang-Undang No. 10 tahun 2009
Yoeti, A. Oka. 2006. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, Cetakan
Pertama.Pradnya Paramita. Jakarta
1
LAMPIRAN
Lampiran 1. Proyeksi rencana tata ruang objek wisata
Lampiranr 12. Melakukan interaksi dengan segala tokoh yang ada di lokasi untuk
berdiskusi terkait potensi dan segala hambatannya
Lampiranr 13. Menggambar secara manual landscape lokasi