Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

PROJECT
MANDIRI

Judul Project :

Pemetaan dan Zonasi Daya Tarik Wisata Objek Wisata Baru Di Desa Batujai,
Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah

OLEH :
FIRMAN BRAMANDHYTA
MULYAWAN NIM. 21101179

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA MATARAM


MATARAM
2022
PEMETAAN DAN ZONASI DAYA TARIK WISATA OBJEK WISATA
BARU DI DESA BATUJAI, KECAMATAN PRAYA BARAT, KABUPATEN
LOMBOK TENGAH

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Laporan ini telah disetujui oleh


pembimbing Pada tanggal Bulan
Tahun

Pembimbing, Mahasiswa,

Dr. Murianto, M.Par Firman Bramandhyta M.


NIP. 105.2014.095 NIM. 21101179

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Pariwisata

Dr. Syech Idrus, M.Si


NIP. 19591231198703015

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................i
Halaman Pengesahan................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi.........................................................................................1
1.2 Permasalahan............................................................................................2
1.3 Tujuan Kegiatan.......................................................................................2
1.4 Target Luaran...........................................................................................2
1.5 Manfaat.....................................................................................................2
1.6 Konsep dan Teori.....................................................................................3
BAB II. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Pemilihan Sasaran....................................................................................7
2.2 Uraian Program........................................................................................8
2.3 Target Capaian.........................................................................................8
2.4 Bentuk Pelaksanaan..................................................................................9
2.5 Jadwal.......................................................................................................10
BAB III. HASIL DAN EVALUASI
3.1 Hasil Kegiatan..........................................................................................11
3.2 Kendala Kegiatan.....................................................................................14
3.3 Rencana Tindak Lanjut............................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................15
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Tata ruang wilayah dengan konsep pariwisata merupakan salah satu wujud susunan
dari suatu tempat kedudukan yang berdimensi luas dan memliki isi dalamnya dengan
memperhatikan pemanfaatan potensi alam dan budayamasyarakat sesuai daya dukung
dan daya tampung lingkungan, perlindungan terhadap situs Peninggalan kebudayaan masa
lampau. pembatasan pendirian bangunan hanyauntuk menunjang kegiatan pariwisata serta
struktur pola dari tempat tersebut berdasarkan potensi dan kearifan lokal yang tersedia.
Secara normatif aspek administratif dan aspek fungsional juga dibutuhkan untuk mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan demi kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.

Lokasi khusus destinasi baru dalam pembuatan skema rencana tata ruang daya tarik
wisata ini bertempat di perbatasan antara Dusun Waki dan Dusun Sorak. Secara aspek
kondisi lahan tempat ini masih dipergunakan sebagai lahan pertanian. Mayoritas penduduk
bekerja dalam bidang pertanian dan peternak. Dari aspek pemukiman penduduk ternyata
ditempat ini masih ditemukan rumah yang memiliki tampilan rumah adat yang berpotensi
dijadikan sebagai salah satu atraksi wisata.

Selain itu, ditempat ini juga masih ditemukan masyarakat yang melestarikan budaya
membuat tenun. Kain Tenun merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang berasal
dari Pulau Lombok. Kerajinan tangan ini termasuk dalam kain tradisional nusantara yang
sudah ada sejak dahulu. Melihat hal ini, menjadi salah satu inspirasi untuk membuat ruang
khusus tempat mempertunjukkan hasil tenun ini seperti pembuatan pusat kesenian (art
center).

Dengan meilihat adanya potensi yang cukup baik untuk membuat objek wisata baru,
maka hal ini perlu dilakukan kajian tentang Pemetaan dan Zonasi Daya Tarik Wisata Objek
Wisata Baru Di Desa Batujai, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah sebagai
dasar untuk mewujudkan destinasi wisata baru yang bisa berkembang dimasa yang akan
datang.

1
1.2 Permasalahan
Adapun permasalahan yang ditemukan ialah bagaimanakah konsep tata ruang dan
zonasi daya tarik wisata yang ada di lokasi rencana pembuatan destinasi baru sebagai
penunjang pengembangan pariwisata di Desa Batujai?

1.3 Tujuan Kegiatan

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara visual terhadap tata ruang
pariwisata yang dibutuhkan dalam rencana pembuatan destinasi wisata baru di Desa Batujai.

1.4 Target Luaran

Pada kegiatan yang telah dilakukan ini diharapkan agar:

1. Desa Batujai memiliki gambaran visual sebagai panduan untuk merancang


destinasi wisata baru yang akan dibuat
2. Masyarakat dapat memiliki imajinasi secara nyata terkait destinasi wisata baru
yang di usulkan

1.5 Manfaat

Adapun manfaat yang didapatkan dalam kegiatan ini adalah:

1. Menjadi relefansi kajian ilmu pariwisata tentang rencana tata ruang kawasan
destinasi wisata.
2. Memberikan kesempatan kepada pihak akdemisi untuk melakukan kajian
mengenasi potensi dan peluang, serta hambatan dan tantangan dalam
merencanakan suatu kawasan pariwisata baru.
3. Menjadi pedoman bagi pemerintah setempat terhadap perkembangan wilayah baik
dari aspek ekonomi, sosial, dan budaya.
4. Membuka wawasan masyarakat lokal tentang pariwisata.
5. Menarik minat investor, stakeholder, maupun Lembaga lainnya untuk ikut serta
dalam pembuatan destinasi baru yang memiliki potensi secara nyata.

2
1.6 Konsep dan Teori
1.6.1 Konsep
1. Konsep Destinasi Pariwisata
Destinasi adalah area geografis sebagai lokasi yang dapat menarik wisatawan untuk
tinggal secara sementara yang terdiri dari berbagai produk periwisata, sehingga
membutuhkan berbagai prasarat untuk merealisasikannya (Tuohino & Konu, 2014).
Pengertian destinasi pariwisata menurut UU no 10 tahun 2009 adalah kawasan geografis yang
berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik
wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyrakat yang saling terkait
dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

2. Konsep Rencana Tata Ruang


Proses perencanaan tata ruang, yang diartikan sebagai uapaya untuk menciptakan
kondisi tata ruang wilayah yang lebih baik di masa mendatang. Oleh karenanya dalam proses
perencanaan tata ruang selain mempertimbangkan hal-hal yang dibutuhkan di masa
mendatang, juga perlu melihat pengalaman dan kecenderungan yang berkembang di masa
lalu hingga saat ini di wilayah perencanaan (Anonim, 2020).

1.6.2 Teori Pengembangan Pariwisata


Pengembangan merupakan suatu proses, cara, pembuatan menjadikan sesuatu menjadi
lebih baik, maju, sempurna dan berguna. Pengembangan merupakan suatu proses/aktivitas
menjadikan sesuatu yang dianggap perlu untuk ditata sedemikian rupa dengan meremajakan
atau memelihara yang sudah berkembang agar menjadi lebih menarik dan berkembang (Alwi,
et al, dalam kamus besar bahasa Indonesia, 2005:538).
Goverumental sektor adalah sektor yang berperan untuk mengeluarkan dan
menerapkan undang-undang dan peraturan. Dalam bidang pariwisata sektor pemerintah telah
melakukan banyak peran penting selain regulasi. Dalam penandaan taman nasional,
disamping melindungi alam dan budaya juga telah banyak menarik kunjungan wisatawan.
Menurut Sunaryo (2013), Utamanya pada sub system produk pariwisata, berbagai
komponen yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pengembangan destinasi pariwisata
(tourism product desingning) adalah sebagai berikut :
1. Atraksi dan Daya Tarik Wisata

3
Secara sederhana Atraksi dan daya tarik wisata sering kali diklasifikasikan
berdasarkan pada jenis dan temanya, yaitu biasanya dibagi menjadi tiga jenis tema daya tarik
wisata sebagai berikut:
a. Daya tarik wisata alam
Daya tarik wisata alam adalah daya tarik wisata yang dikembangkan dengan lebih
banyak berbasis pada anugrah keindahan dan keunikan yang telah tersedia di alam, seperti:
Pantai, laut, danau, gunung, huta, dan air terjun.
b. Daya tarik wisata budaya
Daya tarik wisata budaya adalah daya tarik wisata yang dikembangkan dengan lebih
banyak berbasis pada hasil karya dan hasil cipta manusia, baik yang berupa peninggalan
budaya (situs/heritage) maupun yang nilai budaya yang masih hidup (the living cultural)
dalam kehidupan di suatu masyarakat, karya seni, seni sastra, maupun seni rupa.
c. Daya tarik wisata minat khusus
Daya tarik wisata minat khusus (special interest) adalah daya tarik wisata yang
dikembangkan dengan lebih banyak berbasis pada aktivitas untuk pemenuhan keinginan
wisatawan secara spesifik seperti, pengamatan satwa tertentu (bird watching), memancing
(fishing), berbelanja (shopping), kesehatan dan penyegaran badan (spa and rejouvenation),
dan lain sebagainya.
Menurut Yoeti, (2006) daya taik wisata dibagi menjadi empat (4) bagian yaitu:
a. Daya Tarik Wisata Alam, yang meliputi pemandangan alam, laut, pantai, dan
pemandangan alam lainya.
b. Daya Tarik Wisata Dalam Bentuk Bangunan, yang meliputi arsitektur bersejarah dan
modern, peninggalan arkeologi, lapangan golf, dan tempat-tempat perbelanjaan
lainya.
c. Daya Tarik Wisata Budaya, yang meliputi sejarah, agama, seni, teater, hiburan, dan
museum.
d. Daya Tarik Wisata Sosial, yang meliputi cara hidup masyarakat setempat, bahasa,
kegiatan sosial masyarakat, fasilits dan pelayanan masyarakat.

Menurut Mariotti 1985, dan Yoeti 1987, dalam Sunaryo (2013), bahwa daya tarik dari
suatu destinasi merupakan faktor yang paling penting dalam rangka mengundang wisatawan
untuk mengunjungi. Agar supaya suatu destinasi dapat menarik wisatawan untuk
mengunjunginya, paling tidak harus memenuhi tiga sarat utama yaitu:
a. Destinasi tersebut harus mempunyai apa yang disebut dengan ‘’something to see’’.

4
Maksudnya, destinasi tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang bisa dilihat oleh

5
wisatawan, disamping itu juga harus mempunyai atraksi wisata yang dapat dijadikan
sebagai ‘’entertaiments’’ bila orang datang untuk mengunjunginya.
b. Selanjutnya destinasi tersebut juga harus mempunyai ‘’something to do’’. Selain banyak
yang dapat dilihat dan disaksikan, harus juga disediakan beberapa fasilitas rekreasi atau
amusements dan tempat atau wahana yang bisa digunakan oleh wisatawan untuk
beraktivitas seperti olah raga, kesenian maupun kegiatan yang lain yang dapat membuat
wisatawan menjadi betah tinggal lebih lama.
c. Destinasi juga harus mempunyai ‘’something to buy’’. Di tempat teersebut harus barang-
barang cindera mata (souvenir) seperti halnya kerajinan rakyat setempat yang bisa dibeli
wisatawan sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal masing-masing.
2. Amenitas atau Akomodasi
Komponen produk berikutnya yang juga sangat penting untuk diperhatikan adalah
fasilitas amenitas. Fasilitas amenitas atau akomodasi dalam pengertian ini adalah berbagai
jenis fasilitas dan kelengkapan yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk beristirahat dan
bersantai dengan nyaman serta menginap selama melakukan kunjungan ke suatu destinasi.
Fasilitas akomodasi pariwisata ini biasanya dilengkapi dengan fasilitas
komplementernya seperti restoran, kolam renang, bar maupun fasilitas entertainment yang
lain dan dibedakan kedalam berbagai jenis dan tingkatan yang merentang mulai dari: Home
stay, penginapan/hotel dan jenis akomodasi lainnya.
3. Aksesibilitas dan Transportasi
Komponen produk selanjutnya yang juga membutuhkan perhatian untuk
dikembangkan adalah aksesibilitas dan transportasi dalam pengertian ini adalah segenap
fasilitas dan modal angkutan yang memungkinkan dan memudahkan serta membuat nyaman
wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi. Beberapa jenis aksesibilitas dan fasilitas
transportasi tadi biasanya dibedakan kedalam berbagai matra yang meliputi: Matra
transportasi darat termasuk kereta api dan angkutan penyebrangan; Matra transportasi laut
termasuk kapal pesiarnya dan matra transportasi udara dengan penerbangan komersial
maupun penerbangan charter yang semuanya berfungsi sebagai sarana fasilitas pendukung
bagi pergerakan wisatawan dari suatu tempat ke tempat lain.
4. Infrastruktur Pendukung
Infrastruktur pendukung dalam pengertian ini adalah keseluruhan jenis fasilitas umum
yang berupa prasarana fisik seperti; komponen pendukung perhubungan seperti: pelabuhan
(seaport), bandara (airport), stasiun kreta api dan jaringan telekomunikasi serta beberapa
fasilitas fisik yang lain seperti jaringan listrik, air minum, toilet dan sebagainya.

6
5. Fasilitas Pendukung Lainnya
Fasilitas pendukung lainnya dalam pengertian ini adalah berbagai jenis fasilitas
pendukung kepariwisataan yang berfungsi memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi
wisatawan selama melakukan kunjungan di suatu destinasi, seperti; keamanan, rumah makan,
biro perjalanan, toko cinderamata, fasilitas perbangkan, dan beberapa skema kebijakan
khusus yang diadakan untuk mendukung kenyamanan bagi wisatawan dalam kunjungannya
di destinasi.
Menurut Cooper dkk dalam Sugiama (2014), sebuah destinasi wisata terdiri atas
pengkombinasian empat komponen kepariwisataan, di antaranya:
a. Attraction merupakan suatu objek yang memiliki daya tarik bagi sesorang untuk
menikmati/menyaksikan objek tersebut.
b. Access mencakup fasilitas prasarana dan sarana yang memungkinkan wisatawan dapat
menjangkau atau sampai ke destinasi wisatanya. Beberapa faktor dalam komponen
aksesibilitas adalah fasilitas lokal transport, dan transport terminal.
c. Amenities meliputi beragam fasilitas untuk memenuhi kebutuhan akomodasi (tempat
penginapan), penyediaan kuliner dan minuman (food and beverage outlets), tempat
hiburan (entertainment), tempat-tempat perbelanjaan (retailing) dan layanan lainnya
seperti kebutuhan penunjang untuk kesehatan, perbankan, dan jaminan keamanan.
d. Ancillary, merupakan keberadaan berbagai organisasi yang ditujukan untuk
memfasilitasi dan mendorong terus makin berkembangnya kepariwisataan di destinasi
bersangkutan.

7
BAB II
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Pemilihan Sasaran

Gambar 1. Lokasi Rencana Pembuatan Destinasi Baru


Sumber : Google Earth, 2022

Desa Batujai merupakan salah satu dari 10 Desa di Wilayah Kecamatan Praya Barat,
yang terletak 1 Km ke arah Utara dari kota Kecamatan. Desa Batujai mempunyai luas
wilayah seluas 1.176 Ha yang terbagi menjadi 19 dusun. Sebagai lokasi khusus kegiatan ini
berada di perbatasan 2 dusun yakni Dusun Waki dan Dusun Sorak.
Aksesibilitas menuju lokasi ini sangat baik karena berada di jalur Bypass Lombok
sebagai akses menuju Bandara International Lombok. Lokasi ini berada di koodrinat 7 km
dari Bandara International Lombok atau sekitar 10 menit waktu tempuh menuju bandara.
Alasan dipilihnya lokasi ini karena memiliki potensi yang cukup baik untuk
dikembangkan seperti bentang lahan untuk dikemas sebagai agrowisata, memiliki sejarah
cerita tentang budaya dan kearifan lokal. Hal lainnya juga lokasi ini karena tempat ini dekat
dengan pusat perbelanjaan (mini market), bengkel, apotek, pusat Kesehatan, pusat kerajinan
tangan, penarikan uang tunai, serta posko keamanan.

8
2.2 Uraian Program
Upaya yang dapat dilakukan untuk mendapatkan hasil capaian dalam kegiatan tersusun
dalam beberapa rangkaian program antaralain:
1. Melengkapi data administrasi wilayah
2. Mengkaji potensi wilayah
3. Merancang dan melakukan konsultasi skema
4. Validasi skema perencanaan tata ruang

2.3 Target Capaian


Upaya yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil dalam kegiatan yang telah tersusun
dalam rangkaian program memiliki target capaian kegiatan antaralain:

Tabel. 1 Target Capaian Program

No. Program Target Capaian


1. Mendapatkan data batasan wilayah
1. Melengkapi data administrasi wilayah 2. Mendapatkan data luas wilayah
3. Mendapatkan data topografi wilayah
1. Memiliki hasil observasi dan catatan
denah ruangan sesuai pengamatan
langsung
2. Mengkaji potensi wilayah
2. Mengetahui jenis dan fungsi ruang di
setiap bidang
3. Memperoleh gambar denah pemetaan
1. Memiliki rancangan skema sederhana
2. Memiliki hasil persetujuan konsep
Merancang dan melakukan konsultasi dengan pemerintah, tokoh, maupun
3. pakar pada bidang ini.
skema
3. Memiliki rancangan skema pemetaan
visuals
4. Validasi skema perencanaan tata 1. Sosialisasi rencana tata ruang
ruang
Sumber : Project Mandiri, 2022

9
2.4 Bentuk Pelaksanaan
Dalam memenuhi segala program yang telah disusun, adapun Langkah-langkah yang
harus dilakukan untuk memudahkan memperoleh hasil sesuai dengan target yang harus
dicapai seperti :

Tabel. 2 Bentuk Pelaksanaan Program

No. Program Bentuk Pelaksanaan


Melakukan interaksi dengan pemerintah
1.
wilayah
1. Melengkapi data administrasi wilayah
Melakukan interaksi dengan perangkat
2. pengurus wilayah setempat
1. Melakukan interaksi dengan perangkat
pengurus wilayah setempat untuk berdiskusi
terkait potensi dan segala hambatannya, serta
segala data yang dibutuhkan untuk membuat
rancangan destinasi pariwisata
2. Mengkaji potensi wilayah
2. Melakukan interaksi dengan segala tokoh
yang ada di lokasi untuk berdiskusi terkait
potensi dan segala hambatannya, serta segala
data yang dibutuhkan untuk membuat
rancangan destinasi pariwisata
1. Menggambar secara manual landscape lokasi
dengan membandingkannya dengan
pengamatan melalui bantuan perangkat.
Merancang dan melakukan konsultasi
3. 2. Melakukan konsultasi dan evaluasi dengan
skema sumber yang dirasa tepat
3. Membuat skema tata ruang destinasi baru
dengan tampilan visual yang mendukung
1. Mengundang seluruh perangkat dan pihak
Validasi skema perencanaan tata
4. wilayah setempat untuk mengkaji dan menilai
ruang
skema rencana tata ruang yang telah dibuat
Sumber : Project Mandiri, 2022

1
2.5 Jadwal
Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan program pengabdian secara langsung
dilapangan yang berlangsung selama 2 (dua) bulan, berikut merupakan timeline pelaksaan
kegiatan:

Tabel. 3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


No. Kegiatan Hari, Tanggal Durasi Waktu
Melakukan interaksi dengan pemerintah Minggu, (17/10) 1 Hari
1
wilayah
Melakukan interaksi dengan perangkat Kamis, (27/10) 3 Jam
2
pengurus wilayah setempat
Melakukan interaksi dengan perangkat Senin, (24/10) 3 Jam
pengurus wilayah setempat untuk berdiskusi
3 terkait potensi dan segala hambatannya, serta
segala data yang dibutuhkan untuk membuat
rancangan destinasi pariwisata
Melakukan interaksi dengan segala tokoh Rabu, (26/10) 3 Jam
yang ada di lokasi untuk berdiskusi terkait
4 potensi dan segala hambatannya, serta segala
data yang dibutuhkan untuk membuat
rancangan
destinasi pariwisata
Menggambar secara manual landscape lokasi Selasa, (1/11) 5 hari
5 dengan membandingkan dengan pengamatan
melalui bantuan perangkat.
Melakukan konsultasi dan evaluasi dengan Jum’at (18/11) 2 Jam
6
sumber yang dirasa tepat
Membuat skema tata ruang destinasi baru Kamis (10/11) 10 hari
7
dengan tampilan visual yang mendukung
Mengundang seluruh perangkat dan pihak Senin, (22/11) 2 Jam
8 wilayah setempat untuk mengkaji dan menilai
skema rencana tata ruang yang telah dibuat

1
BAB III
HASIL DAN EVALUASI

3.1 Hasil Kegiatan


Pelaksanaan rangkaian kegiatan zonasi dan pemetaan suatu destinasi baru tentunya membutuhkan waktu yang cukup panjang agar bisa
memperoleh rancangan gambar yang sesuai dengan apa yang akan menjadi ekspektasi dimasa yang akan datang. Zonasi diartikan sebagai
pembagian lingkungan kota ke dalam zona-zona dan menetapkan pengendalian pemanfaatan ruang/memberlakukan ketentuan hukum yang
berbeda-beda (Perumusan Dokumen Teknis Peraturan Zonasi, 2012: 29). Dalam pelaksanaannya secara sitematis tertera pada tabel berikut:

Tabel.4 Hasil Kegiatan


No Hari, Tanggal Program Bentuk Kegiatan Hasil Bukti- Bukti
1 Minggu, (17/10) Melengkapi data administrasi Pemerintah desa hanya Terlampir
wilayah Melakukan interaksi dengan pemerintah memberikan profil perkembangan
wilayah desa tidak menyertakan dengan
foto peta administrasi desa.
2 Kamis, (27/10) Melakukan interaksi dengan perangkat Memberikan rekomendasi Terlampir
pengurus wilayah setempat berkonsultasi dengan pihak desa
yang memegang arsip administasi
desa Batujai secara detail.
3 Senin, (24/10) Mengkaji potensi wilayah Melakukan interaksi dengan perangkat Dapat mengetahi potensi apa yang Terlampir
pengurus wilayah setempat untuk berdiskusi harus dibuat dari penjelaskan
terkait potensi dan segala hambatannya, serta bagian-bagian pemukiman
segala data yang dibutuhkan untuk membuat penduduk dan beberapa fungsi
rancangan destinasi pariwisata lahan pertanian yang digunakan
oleh masyarakat
4 Rabu, (26/10) Melakukan interaksi dengan segala tokoh Mendapatkan informasi terkait Terlampir
yang ada di lokasi untuk berdiskusi terkait potensi budaya yang masih tetap
potensi
1
dan segala hambatannya, serta segala data ada. Sekaligus merekomendasikan
yang dibutuhkan untuk membuat rancangan untuk menyediakan tempat pusat
destinasi pariwisata kerajinan.
5 Selasa, (1/11) Merancang dan melakukan Menggambar secara manual landscape lokasi Mendapatkan gambaran kasar dari Terlampir
konsultasi skema dengan membandingkan dengan pengamatan tata letak atraksi wisata yang akan
melalui bantuan perangkat. dibuat, dan fasilitas yang akan di
kembangkan.
6 Jum’at (18/11) Melakukan konsultasi dan evaluasi dengan Mendapatkan koreksi tata letak Terlampir
sumber yang dirasa tepat parkiran dari skema awal yang
telah dibuat.
7 Kamis (10/11) Membuat skema tata ruang destinasi baru Memperoleh gambaran peta Terlampir
dengan tampilan visual yang mendukung landscape 2D dan 3D serta video
animasi untuk mempermudah
menjelaskan tampilan
rangancangan yang akan dibuat
8 Senin, (22/11) Validasi skema perencanaan Mengundang seluruh perangkat dan pihak Pihak pemerintahan, para tokoh, Terlampir
tata ruang wilayah setempat untuk mengkaji dan menilai dan masyarakat memberikan
skema rencana tata ruang yang telah dibuat apresiasi atas gagasan skema
rancangan tata ruang yang telah di
tampilkan, namun masih terdapat
beberapa hal yang harus
dipertimbangkan Kembali seperti
ketersediaan fasilitas umum, dan
tempat makan.
Sumber: Project Mandiri, 2022
Dari hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pembagian zonasi daya tarik wisata di destinasi wisata baru ini nantinya akan dikemas
dalam bentuk “kampung Eduwisata” yang selanjutnya dalam pengelolaannya destinasi ini disebut dengan “Agrowisata Wakilang”. Pemilihan
konsep tersebut berdasarkan hasil perundingan yang telah ditetapkan bersama, begitu pula dengan penamaan lokasi wisata ini juga telah
disepakati bersama. Dasar pemikiran pemberian nama ini menyesuaikan dengan histori tempat ini, dan juga sebagai bentuk persatuan antar
wilayah yakni
1
Dasan Malang yang menjadi bagian Dusun Sorak kemudian disatukan dengan Dusun Waki, sehingga memperoleh nama “Wakilang”. Dari hasil
perundingan dan kesepakatan bersama juga, terdapat 5 prioritas rencana yang diharapkan yakni:

1. Identitas Lokasi dengan membuat penanda masuk ke lokasi


2. Pelestarian rumah adat
3. Pembuatan Pusat Kerjaninan (Art. Center)
4. Tersedianya aula Gedung pertemuan
5. Memiliki atraksi tambahan
6. Terdapat tempat penginapan dengan nuansa yang masih mempertahankan budaya

1
3.2 Kendala Kegiatan
Selama proses pembuatan skema ini tentunya terdapat berbagai kendala yang
dihadapi baik itu secara internal maupun eksternal. Adapun kendala yang dihadapi yakni:

1. Minimnya data pasti terkait ukuran lahan yang akan di Kelola, jadi untuk pengukuran
batas wilayah yang gunakan menggunakan perkiraan dari bantuan alat peta digital
yakni ‘goole earth’, untuk mengukur batas dan jarak pada layout yang dibuat.
2. Minimnya material pendukung untuk membuat skema gambar yang sesuai wujud asli
yang dibutuhkan.
3. Peta administrasi Desa Batujai masih sederhana dengan tampilan hitam putih, jadi
masih sulit untuk menentukan Batasan wilayah dengan keadaan bangunan yang sudah
ada saat ini.
4. Belum adanya ciri khas yang paling menonjol untuk dijadikan atraksi unggulan
sehingga pada saat membuat bayangan gambar harus berimajinasi mengikuti trend
apa yang sedang popular di sekitar tempat perencanaan destinasi baru ini

3.3 Rencana Tindak Lanjut


Berdasarkan capaian program kegiatan ini diharpak untuk dimasa yang akan datang,
destinasi baru ini akan segera terwujud. Jadi dalam hal ini adapun rencana tindak lanjut yang
sudah akan terlaksana yakni :

1. Pengaspalan jalan utama yang berada didalam objek wisata ini


2. Menerima persetujuan Kerjasama dengan Bank BNI dalam tahap pengembangan
awal lokasi destinasi wisata dengan melakukan beberapa bentuk Kerjasama dan
telah masuk ketahap selanjutnya menjadi sponsor utama dalam program
Pemberdayaan Masyarakat Agrowisata Wakilang
3. Membuat rancangan event tahunan untuk memperkenalkan keberadaan lokasi
wisata baru ini, dan menarik minat investor untuk berinvestasi dalam
pengembangan lokasi yang berpotensi ini.

1
DAFTAR PUSTAKA

A.Gima. Sugiama. 2014. Metode Riset Bisnis dan Manajemen. Edisi Keempat. Bandung:
Guardaya Intimarta.
Alwi Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional Balai Pustaka
Anonim.2020.Konsep Perencanaan Ruang Wilayah.dalam website Konsep Perencanaan
Ruang Wilayah – Tata Ruang Provinsi Bali (baliprov.go.id). Diakses pada 18
Desember 2022
Sunaryo, Bambang. 2013 Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata : Konsep dan
aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta; Gava Media.
Tuohino, Anja., dan Konu, Henna. 2014. Local stakeholders’ view about destination
management: who are leading tourism development? Tourism Review, Vol. 69,
No. 3, Hal. 202-215.
Undang-Undang No. 10 tahun 2009
Yoeti, A. Oka. 2006. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, Cetakan
Pertama.Pradnya Paramita. Jakarta

1
LAMPIRAN
Lampiran 1. Proyeksi rencana tata ruang objek wisata

Lampiran 2. Proyeksi rencana pintu masuk objek wisata


Lampiran 3. Proyeksi rencana rumah adat objek wisata baru

Lampiranr 4. Proyeksi rencana Art. Center objek wisata


Lampiran 5. Proyeksi rencana aula terbuka objek wisata baru

Lampiran 6. Proyeksi rencana Bale Lumbung objek wisata


Lampiran 7. Proyeksi rencana Spot Landing Shoot objek wisata baru

Lampiran 8. Visual 3D objek wisata


Lampiranr 9. Melakukan interaksi dengan pemerintah wilayah

Lampiranr 10. Melakukan interaksi dengan perangkat pengurus wilayah


Lampiranr 11. Melakukan interaksi dengan perangkat pengurus wilayah setempat untuk
berdiskusi terkait potensi dan segala hambatannya

Lampiranr 12. Melakukan interaksi dengan segala tokoh yang ada di lokasi untuk
berdiskusi terkait potensi dan segala hambatannya
Lampiranr 13. Menggambar secara manual landscape lokasi

Lampiranr 14. Melakukan konsultasi dan evaluasi dengan sumber


Lampiranr 15. Membuat skema tata ruang destinasi baru dengan tampilan visual

Lampiranr 16. Validasi skema perencanaan tata ruang

Anda mungkin juga menyukai