WIWIT ARINATI
NIM: 105611125419
2022
HALAMAN PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL
Kabupaten Bulukumba
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
DAFTAR ISI................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
A. Latar Belakang Penelitian...................................................................................
B. Rumusan Masalah Penelitian..............................................................................
C. Tujuan penelitian................................................................................................
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................
BAB II KAJIAN TEORI...........................................................................................
A. Penelitian Terdahulu.........................................................................................
B. Peran pemerintah..............................................................................................
C. Pengelolaan.......................................................................................................
D. Objek Wisata....................................................................................................
1. Pariwisata......................................................................................................
2. Kepariwisataan..............................................................................................
3. Potensi Wisata...............................................................................................
E. Kerangka Pikir..................................................................................................
F. Fokus penelitian................................................................................................
G. Deskripsi Fokus Penelitian...........................................................................
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................
A. Waktu Dan Lokasi Penelitian...........................................................................
B. Jenis Dan Tipe Penelitian.................................................................................
C. Sumber Data.....................................................................................................
D. Informan Penelitian..........................................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data...............................................................................
F. Teknik Analisis Data........................................................................................
G. Keabsahan Data............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Pariwisata merupakan salah satu hal penting bagi suatu negara. Dengan
adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah
tempat objek wisata itu berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap
objek wisata. Berkembangnya sektor pariwisata di suatu negara akan menarik
sektor lain untuk berkembang pula karena produk-produknya diperlakukan
untuk menunjang industri wisata, seperti sektor pertanian, peternakan,
perkebunan, kerajinan rakyat, peningkatan kesempatan kerja, dan lain
sebagainya. Mata rantai kegiatan yang terkait dengan industri pariwisata
tersebut mampu menghasilkan devisi dan dapat pula digunakan sebagai sarana
untuk menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran
dan meningkatkan angka kesempatan kerja.
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan diatas, maka
tujuan yang akan diteliti adalah:
1. Untuk mengetahui peran pemerintah daerah dalam penelolaan
potensi pariwisata reliti makam Dato Tiro di Kabupaten
Bulukumba.
2. Untuk mengetahui Faktor apa saja yang mrnjadi pendukung dan
penghambat dalam pengelolaan potensi pariwisata Religi Makam
Dato Tiro Di Kabupaten Bulukumba?
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis, hasil penelitian ini memberikan informasi
mengenai peran pemerintah daerah dalam pengelolaan potensi
pariwisata religi makam dato Tiro Di Kabupaten Bulukumba.
2. Manfaat Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
informasi dan dapat menambah pengetahuan tentang peran
pemerintah dalam penegelolaan potensi pariwisata religi makam
Dato Tiro Kabupaten Bulukumba.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu bertuajuan untuk mendapatkan bahan perbandingan atau
acuan. Selain dari itu penelitian terdahulu juga untuk mengatasi anggapan
persamaan dari penelitian ini, maka peneliti mencantumkan hasil-hasil penelitian
terdahulu sebagai berikut:
1. Hasil penelitian Hasni Maddimunri
Penelitian Hasni Maddimunri, (2015), yang bertajuk “Peran
Pemerintah Dalam Pengembangan Potensi Wisata Alam Bantimurung
Di Dinas Pariwisata Kabupaten Maros”. Berdasarkan uraian dari Bab-
Bab sebelumnya mengenai peran pemerintah dalam pengembangan
potensi wisata alam Bantimurung di Dinas Pariwisata Kabupaten
Maros, maka peneliti memberikan kesimpulan sebagai berikut:
Peran Pemerintah dalam pengembangan potensi wisata alam
Bantimurimg di Dinas Pariwisata Kabupaten Maros: Peran
Pemerintah sebagai regulator, Peran Pemerintah sebagai Fasilitator,
Peran pemerintah sebagai motivator.
2. Hasil penelitian Nurfadila
Penelitian Nurfadila, (2018), yang berjudul “Peran Pemerintah
Dalam Pengelolaan Objek Wisata Alam Lewaja Di Kabupaten
Enrekang” Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran pemerintah
dalam hal ini Dispora dalam pengembangan pariwisata alam Lewaja
di Kabupaten Enrekang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Pengelolaan objek wisata alam Lewaja di Kabupaten Enrekang
oleh pemerintah (Dispora) seperti menyediakan sarana dan
prasarana penunjang bagi wisatawan.
b. Faktor Pendukung dalam pengelolaan objek wisata alam Lewaja
kabupaten Enrekang yang paling utama yaitu dukungan dari
masyarakat seperti turut serta mengambil bagian seperti menjaga
kebersihan di objek wisata sekitar tempat tinggal mereka
3. Hasil penelitian Zeferino Martins, Syamsul Alam Paturusi, Ida Bagus
Ketut Surya
Penelitian Zeferino Martins, Syamsul Alam Paturusi, Ida Bagus Ketut
Surya (2017), yang berjudul “Peran Pemerintah Dalam Pengembangan
Potensi Pariwisata Di Area Branca Metiaut, Dili” Berdasarkan kesimpulan,
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Pengembangan Area Branca
Metiaut sebagai daerah wisata menghadapi faktor pendukung dan hambatan.
Faktor Pendukung Area Branca Metiaut sebagai sebuah daerah tujuan wisata
yang memiliki daya tarik utama berupa pemandangan alam pantai yang landai
indah, dengan pasir yang berwarna putih. Hal ini menjadi faktor pendukung
pemerintah untuk mengembangkan pariwisata di Pasir Putih. Daya tarik
wisata Pasir Putih Cristo Rei, Dili sangat cocok digunakan untuk kegiatan
rekreasi bagi wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan
mancanegara yang berkunkjung di TimorLeste. Kegiatan yang bisa dinikmati
oleh wisatawan di lokasi ini adalah berjemur (sun-bathing) dan bersantai
(relax).
B. Peran pemerintah
Setiap manusia dalam kehidupannya masing-masing memiliki peran dan
fungsi dalam menjalankan kehidupan. Dalam melaksanakan perannya, setiap
manusia memiliki cara atau sikap yang berbeda-beda. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan sosialnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010), menjelaskan pengertian peran
sebagai berikut:
1. Peran adalah pemain yang diandaikan dalam sandiwara maka ia adalah
pemain sandiwara atau pemain utama.
2. Peran adalah bagian yang dimainkan oleh seorang pemain dalam
sandiwara, ia berusaha bermain dengan baik dalam semua peran yang
diberikan
3. Peran adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan.
Hal pertama yang perlu dijelaskan untuk memahami peran
Pemerintah
Desa adalah konsepsi tentang peran dan Pemerintah Desa. Peran menurut
Soerjono (2002:260) merupakan “aspek Dinamis yang kedudukan (status) apabila
seorang melaksanakan hak-hak dan kewajibankewajibannya sesuai dengan
kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan”. Suatu peran paling sedikit
mencangkup tiga hal:
1. Peran adalah meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan kemasyarakatan ;
2. Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu
dalam masyarakat sebagai organisasi;
3. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial.
Dari pengertian di atas maka penulis menarik kesimpulan tentang
peran adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh sekelompok orang
terhadap orang tertentu yang memilik status atau jabatan untuk menjalankan
perannya. Yang artinya jika seseorang dalam pemerintahan memiliki status atau
jabatan, maka orang-orang memiliki harapan terhadapnya untuk menjalankan
peran serta fungsinya sesuai dengan jabatan yang di embannya.
Pitana dan Gayatri (2005:95), mengemukakan pemerintah daerah
memiliki peran untuk mengembangkan potensi pariwisata daerahnya sebagai:
1. Motivator, dalam pengembangan pariwisata, peran pemerintah daerah
sebagai motivator diperlukan agar geliat usaha pariwisata terus berjalan.
Investor, masyarakat, serta pengusaha di bidang pariwisata merupakan
sasaran utama yang perlu untuk terus diberikan motivasi agar perkembangan
pariwisata dapat berjalan dengan baik.
2. Fasilitator, sebagai fasilitator pengembangan potensi pariwisata peran
pemerintah adalah menyediakan segala fasilitas yang mendukung segala
program yang dilakukan. Adapun pada prakteknnya pemerintah bisa
mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak, baik itu swasta maupun
masyarakat.
3. Dinamisator, dalam pilar good governance, agar dapat berlangsung
pembangunan yang ideal, maka pemerintah, swasta dan masyarakat harus
dapat bersinergi dengan baik. Pemerintah daerah sebagai salah satu
stakeholder pembangunan pariwisata memiliki peran untuk mensinergiskan
ketiga pihak tersebut, agar diantaranya tercipta suatu simbiosis mutualisme
demi perkembangan pariwisata.
C. Pengelolaan
Menurut Leiper dalam Ratna Medi (2018) pengelolaan merujuk pada
seperangkat peranan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang,
atau bisa juga merujuk pada fungsi-fungsi yang melekat pada peran tersebut.
Fungsifungsi manajemen tersebut yaitu:
1. Planning (perencanaan)
2. Directing (mengarahkan)
3. Organizing (termasuk coordina ting)
4. Controlling (pengawasan)
Menurut Terry (2009) pengelolaan (management) adalah sebuah
proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan,
pengorganisasian, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Sejalan dengan Terry, Oey Liang
Lee dalam Suprapto (2009), juga mendefinisikan manajemen sebagai seni
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan
pengontrolan atas human and national resources (terutama human resources)
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan lebih dahulu. Pengelolaan
merupakan suatu proses kegiatan yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
D. Objek Wisata
Obyek wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan
wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke
tempat tersebut. Menurut SK. MENPARPOSTEL No.: KM. 98 / PW.102 /
MPPT-87, obyek wisata adalah semua tempat atau keadaan alam yang memiliki
sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai
daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan.
1. Pariwisata
Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas
yang dapat menarik minat wisatawan atau pengungjung untuk datang ke
suatu daerah atau tempat tertentu. Daya tarik yang tidak atau belum
dikembangkan merupakan sumber daya potensial dan belum dapat dikatakan
sebagai daya tarik wisata. Obyek dan daya tarik wisata merupakan dasar
bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik di suatu daerah kepariwisataan
sulit untuk dikembangkan.
2. Kepariwisataan
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Pasal 1,
Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata
dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud
kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah,
dan pengusaha.
Menurut Blakely dalam Ratna Medi (2018) mengemukakan teori
pengelolaan pariwisata dibagi ke dalam empat: koordinator, fasilitator,
stimulator, motivator.
a. Koordinator
Sebagai koordinator pemerintah daerah dapat menetapkan
kebijaksan atau strategi bagi pembangunan daerah dan merangkul semua
komponen masyarakat untuk menjadi aktor utama dalam pembangunan.
Mencakup peran pemerintah selaku pengkoordinasi dan asosiasi di
bidang pariwisata selaku penyelenggara pariwisata, baik ditingkat lokal,
regional, maupun internasional. Sektor ini biasanya menangani
perencanaan dan fungsi manajerial untuk membuat sistem koordinasi
antara seluruh sektor dalam industry pariwisata.
b. Fasilitator
Pemerintah sebagai fasilitator yaitu menciptakan kondisi yang
kondusif bagi pelaksana pembangunan daerah. Sebagai faslitator
pemerintah bergerak dibidang pendampingan melalui pelatihan,
pendidikan dan peningkatan keterampilan serat dibidang pendanaan atau
permodalan kepada masyarakat yang di berdayakan Dalam membangun
pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Bulukumba bertanggung jawab
memfasilitasi masyarakat untuk bersama mengelola pariwisata sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan dalam hal sarana dan prasarana yang
mendukung efektivitas program atau kegiatan. Pemerintah dalam hal ini
Dinas Pariwisata menyediakan lahan untuk masyarkat sekitar objek
wisata untuk tempat membuka usaha.
c. Stimulator
Menurut Blakely Stimulator adalah pemerintah dapat menciptakan
strategi untuk membangun objek dan daya tarik wisata. Dinas
kebudayaan dan daya tarik wisata menyusun strategiyang akan
dilaksanakan dalam rangkapengembangan objek wisata. Disini
pemerintah melibatkan dan bekerja sama dengan masyarakat, dengan
membangun sarana seperti tempat untuk berjualan sepertikantin sehingga
mendatangkan keuntungan baik untuk pemerintah daerah, masyarakat
setempat, dan wisatawan.
d. Motivator
Dalam pembangunan pariwisata peran pemerintah sebagai motivator
diperlukan agar geliat usaha pariwisata terus berjalan. Investor,
masyarakat serta pengusaha dibidang pariwisata merupakan sasaran
utama yang perlu untuk terus diberikan motivasi agar perkembangan
pariwisata dapat berjalan dengan baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa
proses pengelolaan dan pengembangan pariwisata tidak lepas dari
dukungan masyarakat ataupun pengusaha di bidang pariwisata.
3. Potensi Wisata
Menurut Wiyono dalam Ratna Medi (2018) potensi dapat diartikan
sebagai kemampuan dasar dari sesuatu yang masih terpendam didalamnya
yang menunggu untuk diwujudkan menjadi sesuatu kekuatan nyata dalam
diri sesuatu tersebut. Menurut Prihadi (2004) potensi biasa disebut sebagai
kekuatan, energi, atau kemampuan yang terpendam yang dimiliki dan belum
dimanfaatkan secara optimal.
Potensi wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh daerah
tujuan wisata, dan merupajan daya tarik agar orang-orang mau datang
berkunjung ke tempat tersebut Sedangkan pengertian potensi wisata menurut
Sukardi (1998:67), potensi wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh
suatu daerah untuk daya tarik wisata dan berguna untuk mengembangkan
industri pariwisata di daerah tersebut.Potensi wisata dibagi menjadi tiga
macam, yaitu: potensi wisata alam, potensi kebudayaan dan potensi wisata
buatan manusia.
E. Kerangka Pikir
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan di dukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah, dan pemerinta daerah (Antariksa, 2016). Sedangkan pengertian
pariwisata menurut UU Nomor 10 tahun 2009 adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah (Bab 1,
Pasal 1, Ayat 3).
Pengembangan kegiatan pariwisata diperlukan pengaturan-pengaturan
alokasi ruang yang dapat menjamamin sustnaible development guna
mencapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai dengan prisip-prinsip
dasar dalam pengembangan kepariwisataan nasional yang bertujuan untuk
meningktakan sumberdaya alam buatan secara berdaya guna, berhasil guna
dan tepat guna meningkatkan kwalitas sumber daya manusia, mewujudkan
perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak
negatif terhadap lingkungan dan keamanan, oleh karena itu dibutuhkan
strategi-strategi khusus dari pemerintah kita untuk mengelola kepariwisataan
nasional. Karena dengan itu cara pengelola dapat lebih mudah dilaksanakan
oleh pemerintah atau masyarakat luas.
Penataan ruang untuk menunjang kepariwisataan tidak hanya
memberikan arahan lokasi investasi, tetapi juga haru memberikan arahan
jaminan terpeliharanya ruang/daerah pengembangan pariwisata yang
berkualitas dan mempertahankan keberadaan objek-objek pariwisata.
Keterbatasan dukungan sarana dan prasarana penunjang merupaka juga salah
satu yang perlu diperhatikan. Dimana dukungan sarana dan prasarana
merupakan faktor penting untuk keberlanjutan penyelenggaraan kegiatan
pariwisata, seperti penyediaan akses, akomodasi, sarana prasarana pendukung
lainnya. Masih banyak kawasan wisata yang sangat berpotensi, tetapi masih
belum didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Melalui uraian di
atas, maka peneliti menggambarkan alur berpikir penelitian ini yang menjadi
acuan dalam menyusun penelitian ini.
a. Koordinator
tugasnya.
b. Fasilitator
bidang pariwisata.
c. Stimulator
Yaitu, pemerintah dapat menciptakan strategi untuk membangun
d. Motivator
Kabupaten Bulukumba.
1. Jenis Penelitian
2. Tipe Penelitian
1. Data Primer
2. Data Sekunder
melalui dokumentasi.
D. Informan Penelitian
1. Observasi
Bulukumba.
2. Wawancara
kepada informan yang menjadi objek dari penelitian ini yaitu, pemerintah
daerah terkait.
3. Dokumentasi
dan undang-undang.
analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:
memilih hal-hal yang pokok pada hal-hal yang penting, dengan demikian
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
G. Keabsahan Data
mudah dalam uji keabsahan hasil penelitian adalah dengan melakukan data
1. Triangulasi Sumber
yang ada.
2. Triangulasi Teknik
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini data
atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau
3. Triangulasi Waktu
data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka
waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang
4. Triangulasi Waktu
masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih
dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi
yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka
Regulasi Undang-Undang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10.Tahun 2009