Anda di halaman 1dari 30

STRATEGI PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN OBJEK

WISATA COWINDO DALAM UPAYA MENINGKATKAN


PEREKONOMIAN DI WILAYAH SENDANG KABUPATEN
TULUNGAGUNG

Proposal Skripsi

Oleh :
Doni Nur Safi’i
NIM. 17402153556

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG
2019
STRATEGI PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN OBJEK
WISATA COWINDO DALAM UPAYA MENINGKATKAN
PEREKONOMIAN DI WILAYAH SENDANG KABUPATEN
TULUNGAGUNG
PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada Jurusan Ekonomi Syariah


Guna Menyusun Skripsi

Oleh :
Doni Nur Safi’i
NIM. 17402153556

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG
2019

ii
iii
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang dianugerahi dengan berbagai
macam objek wisata yang melimpah. Hampir di tiap daerah yang ada di
Indonesia pasti memiliki potensi yang bisa dijadikan sebagai objek wisata.
Perkembangan pariwisata di Indonesia sekarang ini semakin pesat.
Perkembangan sektor pariwisata menjanjikan dan memberikan manfaat
kepada banyak pihak dari pemerintah, masyarakat maupun swasta. Hal ini
dikarenakan pariwisata merupakan sektor yang dianggap menguntungkan
untuk dikembangkan sebagai salah satu aset yang di gunakan sebagai
sumber yang menjanjikan bagi pemerintah maupun masyarakat sekitar
obyek wisata. Oleh karena itu membuat banyak daerah berkeinginan untuk
mengadakan pembangunan dibidang pariwisata.
Pembangunan pariwisata pada hakikatnya merupakan upaya untuk
mengembangkan dan memanfaatkan objek dan daya tarik wisata yang
terwujud dalam bentuk kekayaan alam yang indah, keanekaragaman flora
dan fauna, peninggalan purbakala, kemajemukan tradisi serta seni budaya
dan peninggalan sejarah. Hal ini sejalan dengan UU No. 9 Tahun 1990
(Mengenai Kepariwisataan Dan Peraturan Pelaksanaanya) disebutkan
bahwa keadaan alam, flora, fauna, peninggalan purbakala, peninggalan
sejarah serta seni budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan
sumber daya dan modal yang besar bagi usaha pengembangan dan
peningkatan kepariwisataan.1
Dalam pelaksanann pengembangan destinasi pariwisata di jawa timur,
sejak tahun 2012 Dinas kebudayaan dan pariwisata jawa timur sudah
mengupayakan terbentuknya Kelompok sadar wisata (Pokdarwis)
diberbagai kawasan wisata yang berada di sebelas kabupaten/Kota di
bawah badan koordinasi wilayah (Barokwil) madiun, sebelas kabupaten
tersebut antara lain kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan,
Kabupaten Ngawi, Kabupaten Ponorogo Kabupaten Trenggalek,
Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kaupaten Tulungagung, Kabupaten

1
Hany Waluyo, Setrategi Adaptasi Masyarakat Terhadap Program Pengembangan
Pariwisata, (Jakarta : Depdikbud, 1995), hal. 9

1
Nganjuk dan Kabupaten Pacitan, dengan melihat berbagai permasalahan
industri pariwisata di Jawa Timur perkembangan destinasi wisata dan
pemberdayaan masyarakat harus dilakukan antara pemerintah provinsi
dengan pemerintah kabupaten/kota selain itu, peranan pokdarwis sebagai
agen penggerak dalam mendukung terciptanya lingkngan dan suasana
kondusif di daerah harus segera ditinggalkan.2
Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu kabupaten yang berada
di Provinsi Jawa Timur yang selama ini dikenal sebagai kota marmer
karena merupakan salah satu penghasil marmer terbesar di Indonesia.
Tidak hanya dikenal sebagai pusat marmer, tetapi Tulungagung juga
memiliki berbagai macam wisata yang layak untuk dikunjungi seperti
wisata alam, wisata pantai, wisata edukasi, wisata budaya dan sejarah serta
wisata religi.
Destinasi wisata di Tulungagung kembali bertambah. Salah satunya
adalah wisata Cowindo yang terletak di Desa Sendang Kecamatan
Sendang Kabupaten Tulungagung. Cowindo sendiri masih terhitung wisata
baru dan saat ini sedang booming di Tulungagung. Wisata Cowindo ini
dilengkapi dengan tempat bermain anak, kolam renang anak, gazebo, cafe
dan resto, dan spot foto yang bisa dinikmati pengunjung untuk berfoto-
foto.
Untuk pariwisata yang bisa dikatakan sebagai pendatang baru di
wilayah Tulungagung tentunya ada beberapa strategi khusus yang
dilakukan sebagai upaya untuk tetap bisa bersaing dengan wisata-wisata
lain yang ada sebelumnya. Dari fasilitas-fasilitas yang disediakan tersebut
seiring berjalanya waktu tentunya juga dibutuhkan pengelolaan yang baik
bahkan pengembangan kreatifitas juga perlu dilakukan sebagai antisipasi
kejenuhan pengunjung di periode yang akan datang. Untuk itu dibutuhkan
strategi yang tepat agar objek wisata bisa tetap eksis di dunia pariwisata
seiring dengan perkembangan.

2
Adhi Cahya, Study Deskriptif Implementasi Kebijakan Pariwisata di Kabupaten
Tulungagung, dalam Jurnal Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP
Universitas Airlangga, Volume 5 No. 1 Januari-April 2017, hal. 2

2
Dampak dari strategi pengelolaan dan pengembangan yang baik
pastinya juga akan berimbas pada masyarakat sekitar wisata di Desa
Sendang Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung, terutama dalam
sektor perekonomian.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil study kasus untuk diteliti
yaitu meneliti strategi pengelolaan dan pengembangan objek wisata
Cowindo yang berada di Desa Sendang Kecamatan Sendang Kabupaten
Tulungagung, mengingat Cowindo merupakan objek wisata yang
tergolong masih baru, serta bagaimana dampak bagi masyarakat sekitar
dengan adanya objek wisata tersebut. Oleh karena itu peneliti tertarik
meneliti bagaimana strategi pengelolaan dan pengembangan yang
dilakukan dan bagaimana dampaknya bagi perekonomian masyarakat
sekitar, sehingga judul penelitian ini adalah “Strategi Pengelolaan Dan
Pengembangan Objek Wisata Cowindo Dalam Upaya Meningkatkan
Perekonomian Di Wilayah Sendang Kabupaten Tulungagung”.

A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana identifikasi faktor-faktor pendorong dan penghambat
pengembangan Obyek Wisata Cowindo ?
2. Bagaimana strategi pengembangan yang dilakukan dalam upaya
pengembangan Obyek Wisata Cowindo ?
3. Bagaimana kontribusi Obyek Wisata Cowindo dalam upaya
meningkatkan perekonomian desa ?

B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor pendorong dan penghambat
pengembangan Obyek Wisata Cowindo.
2. Untuk mendeskripsikan strategi pengembangan yang dilakukan dalam
pengembangan Obyek Wisata Cowindo.
3. Untuk mengetahui kontribusi Obyek Wisata Cowindo dalam upaya
meningkatkan perekonomian desa.

3
C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini dibatasi pada strategi pengelolaan dan
pengembangan Obyek Wisata Cowindo dalam upaya meningkatkan
perekonomian desa tersebut.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan
bagi pihak yang berkepentingan baik bagi pemerintah, masyarakat,
akademik maupun peneliti.
1. Bagi pihak Pemerintahan, tersedianya berbagai informasi dalam
rangka memberikan rekomendasi mengenai strategi pengelolaan dan
pengembangan tempat wisata yang berkaitan dalam upaya
meningkatkan perekonomian desa wisata.
2. Bagi masyarakat, untuk menggugah kesadaran masyarakat akan
pentingnya menumbuhkan daya kreativitas dan berwirausaha dengan
menghasilkan produk-produk yang bisa dikembangkan di daerah
wisata.
3. Bagi akademik, dapat menambah kepustakaan kampus untuk
dijadikan referensi yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh kalangan
akademisi, baik dosen maupun mahasiswa pada umumnya dan bagi
mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah.
4. Bagi Peneliti, sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan,
wawasan dan pengalaman praktis dalam dunia ekonomi.

E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari adanya kesalahan dalam menafsirkan judul skripsi
ini, maka peneliti perlu memberikan penegasan atau pengertian pada
istilah-istilah dalam judul tersebut yang sekaligus menjadi batasan dalam
pembahasan selanjutnya :

1. Definisi Konseptual

4
a. Strategi adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin
puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi,
disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagimana agar tujuan
tersebut dapat dicapai.3
b. Pengelolaan adalah proses atau cara perbuatan mengelola atau
proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga
orang lain, proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan
tujuan organisasi atau proses yang memberikan pengawasan pada
semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan
pencapai tujuan.4
c. Pengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara
sadar, terencana dan terarah untuk membuat, atau memperbaiki
suatu hal sehingga meningkat kearah yang lebih baik dan
berkualitas.5
d. Objek wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata
hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan
alam yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung.
Dalam membangun objek wisata harus memperhatikan keadaan
sosial ekonomi masyarakat setempat, sosial budaya daerah
setempat, nilai-nilai agama, adat istiadat, lingkungan hidup, dan
objek wisata itu sendiri. Pembangunan objek dan daya tarik wisata
dapat dilakukan oleh Pemerintah, Badan Usaha maupun
Perseorangan yang melibatkan dan bekerjasama dengan pihak-
pihak yang terkait.6

3
Marrus Stephanie K, Desain Penelitian Manajemen Strategik, (Jakarta : Rajawali Press,
2002), hal. 31
4
Daryanto, Kamus Indonesia Lengkap, (Surabaya : Apollo, 1997), hal. 348
5
Alim Sumarno, Perbedaan Penelitian dan Pengembangan, dalam
http://www.blog.alisumarno.com/perbedaan-penelitian-dan-pengembangan, diakses tanggal 2
Januari 2019.
6
Nurfithriani Ridwan, Strategi Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Guruh Gemurai
Desa Kasang Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi, dalam Jurnal Jom Fekon
Vol. 2 No.2. Oktober 2015, hal. 5-6

5
2. Definisi Operasional
Strategi pengelolaan dan pengembangan objek wisata Ori Green
dalam upaya meningkkatkan perekonomian desa Sendang adalah
dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor pendorong dan
penghambat pengembangan, strategi pengelolaan dan pengembangan
apa yang akan dilakukan, serta bagaimana kontribusi dalam
meningkatkan perekonomian desa.

F. Landasan Teori
1. Strategi
Menurut Setiawan, strategi berasal dari bahasa Yunani “strategos”
diambil dari kata stratos yang berarti militer dan “Ag” yang artinya
memimpin. Strategi diartikan sebagai general ship yang artinya
sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal dalam membuat rencana
untuk menaklukkan musuh dan memenangkan perang.7
Sedangkan menurut Stephanie K. Marrus dalam buku Huesein
Umar, strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana
para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan panjang organisasi,
disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan
tersebut dapat dicapai.8
Secara umum strategi merupakan pendekatan secara menyeluruh
yang berkaitan dengan pelaksanaan ide/gagasan, perencanaan, dan
pelaksanaan suatu kegiatan dalam kurun waktu tertentu. Strategi yang
baik lebih menuntut adanya koordinasi tim kerja, memiliki tema,
mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan
memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi juga
merupakan perangkat luas rencana organisasi untuk

7
Setiawan Hari Purnomo, Manajemen Strategi: Sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1996), hal. 8
8
Husein Umar, Strategic Management In Action, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,
2008), hal. 31

6
mengimplementasikan keputusan yang diambil demi mencapai tujuan
organisasi.9
Dari berbagai penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi
merupakan sebuah proses pelaksanaan, perencanaan dan upaya
penyusunan suatu kegiatan agar tujuannya tercapai secara efektif.
2. Pariwisata
Undang-undang no 10 tahun 2009 menyebutkan bahwasanya
pariwisata adalah sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata dengan demikian
pariwisata meliputi :
a. Semua kegiatan yang bersangkutan dengan wisata.
b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata seperti : kawasan
wisata, taman rekreasi, kawasan peningalan sejarah, museum
pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat atau yang
bersifat alamiah : keindahan alam, gunung berapi, danau,
pantai.
c. Pengusahaan jasa dan sarana pariwisata yaitu : usaha jasa
pariwisata (biro perjalanan pariwisata, agen perjalanan wisata,
konvensi, perjalanan insentif, dan pameran, konsultan
pariwisata, informasi pariwisata, informasi pariwisata). Usaha
sarana pariwiasata yang terdiri dari akomodasi, rumah makan,
bar, dan angkutan wisata. Pariwisata berdasarkan daya tariknya
menurut Fandeli dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu:
1) Daya Tarik Alam
Pariwisata daya tarik alam yaitu pariwisata yang
dilakukan dengan mengunjungi daerah tujuan wisata
yang memiliki keunikan daya tarik alam nya, seperti

9
Alyas Dan Muhammad Rakib, Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah Dalam Penguatan Ekonomi Kerakyatan (Studi Kasus Pada Usaha Roti Maros Di
Kabupaten Maros), dalam Jurnal Sosiohumaniora Universitas Negeri Makassar, Volume 19 No. 2
Juli 2017, hal. 115
7
laut, pesisir pantai, gunung, lembah, air terjun, hutan
dan objek wisata lain yang masih alami.
2) Daya Tarik Budaya
Pariwisata daya tarik budaya merupakan suatu wisata
yang dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat
yang memiliki keunikan atau ke khasan budaya, seperti
kampung Naga, tanah Toraja, kampung adat Banten,
keraton Kesepuhan Cirebon, keraton Yogyakarta, dan
obyek wisata budaya lainya.
3) Daya Tarik Minat Khusus
Pariwisata ini merupakan pariwisata yang dilakukan
dengan mengunjungi obyek pariwisata yang sesuai
dengan minat seperti wisata olahraga, wisata rohani,
wisata kuliner, dengan jenis-jenis tertentu seperti
bungee jumping.10
3. Macam-macam Pariwisata
Seorang wisatawan mengadakan perjalanan pariwisata karena
didorong oleh berbagai motif yang tercermin dalam berbagai jenis
pariwisata. Bagi daerah wisata sangat perlu mempelajari motif ini
karena berhubungan dengan aktifitas yang perlu disiapkan dan
program-program promosinya. Beberapa pariwisata yang sudah
dikenal menurut Pendit antara lain:
a. Wisata Budaya yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar
keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan
cara mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke luar negeri,
mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat, gaya
hidup, kebudayaan dan seni mereka.
b. Wisata Kesehatan yaitu perjalanan seseorang wisatawan yang
bertujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-

10
C.Fandeli, Dasar-dasar Managemen Kepariwisataan Alam, (Yogyakarta: Penerbit
Liberty, 1995), hal. 3

8
hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam
arti jasmani maupun rohani.
c. Wisata Olahraga yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan
dengan tujuan untuk berolahraga atau sengaja untuk mengambil
bagian aktif dalam pesta olahraga disuatu tempat atau negara.
d. Wisata Komersial yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan
untuk mengunjungi tempat-tempat pameran dan pekan raya yang
bersifat komersial seperti pameran industri, pameran dagang dan
sebagainya.
e. Wisata Industri yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan
mahasiswa atau pelajar, atau orang-orang awam disuatu tempat
perindustrian dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan
penelitian.
f. Wisata Bahari yaitu perjalanan yang banyak dikaitkan dengan
olahraga air seperti danau, pantai ataupun laut.
g. Wisata Cagar Alam yaitu jenis wisata yang biasanya banyak
diselenggarakan oleh agen ataupun biro perjalanan yang
mengkhususkan usaha-usaha yang mengatur ke tempat atau daerah
cagar alam, taman lindung, hutan daerah, pegunungan dan
sebagainya, yang kelestarianya dilindungi oleh undang-undang.
h. Wisata Bulan Madu yaitu suatu perajalanan yang dilakukan oleh
pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan
fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan
perjalanan.11
4. Tujuan Pariwisata
Tujuan pariwisata telah dijabarkan oleh para ahli di bidang
pariwisata sebagai optimalisasi pemanfaatan dan pengembangan
sumber-sumber daya pariwisata. Daerah tujuan pariwisata menurut
Surjanto yaitu daerah-daerah yang berdasarkan kesiapan prasarana dan
sarana dinyatakan siap menerima kunjungan wisatawan. Daerah tujuan

11
Njoman S. Pendit, Pengantar Ilmu Pariwisata, (Jakarta: Prandjaparamita, 1994), hal.
14.

9
pariwisata diharuskan memiliki objek wisata dan daya tarik wisata
(atraksi wisata) sebagai media untuk menarik minat wisatawan.
Perkembangan pariwisata di suatu daerah akan membawa
perubahan pada daerah tersebut. Perubahan tersebut dapat bernilai
positif jika pengembangan pariwisata dilaksanakan dengan mengikuti
presedur yang benar, yakni melalui perencanaan yang cermat dan
matang supaya sesuai dengan kondisi setempat. Namun demikian, jika
perencanaannya tidak dilaksanakan dengan baik maka justru akan
membawa kerugian dan berdampak negatif bagi daerah tempat
pariwisata berkembang.12
5. Pengelolaan Pariwisata
Pengelolaan pariwisata alam adalah suatu proses yang diterapkan
oleh individu atau kelompok dalam upaya-upaya koordinasi untuk
mencapai tujuan, dimana tujuannya adalah mengelola dan
mengembangkan setiap potensi pariwisata alam yang ada menjadi
suatu objek dan daya tarik pariwisata alam. Kegiatan kepariwisataan di
suatu daerah tidak lepas dari peran dan partisipasi masyarakat setempat
dalam hal pengelolaan tempat pariwisata alam. Pengembangan desa
pariwisata dapat dilihat dari definisinya, yaitu merupakan suatu bentuk
pariwisata dengan objek dan daya tarik pariwisata berupa kehidupan
desa yang memiliki ciri khusus dalam masyarakatnya, panorama alam,
dan hasil budayanya, sehingga mampu menjadi peluang untuk
dijadikan komoditi bagi wisatawan. Salah satu konsep yang
menjelaskan peran komunitas dalam pembangunan pariwisata yang
berbasis masyarakat adalah menempatkan masyarakat lokal sebagai
pelaku utama melalui pemberdayaan masyarakat. Menonjolkan
keindahan alam dan budaya lokal di setiap daerah bisa dimanfaatkan
menjadi tempat pariwisata alam dengan dikelola oleh masyarakat
setempat sebagai upaya untuk memberdayakan masyarakat.
Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan
harkat dan martabat golongan masyarakat yang sedang berada dalam

12
A. Hari Karyono, Kepariwisataan, (Jakarta: Grasindo, 1997), hal. 11

10
kondisi miskin, sehingga mereka dapat melepaskan diri dari perangkap
kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan adalah upaya untuk
membangun kemampuan masyarakat, dengan mendorong, memotivasi,
mengembangkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya
untuk mengembangkan potensi itu menjadi suatu tindakan nyata
dengan bantuan dari pemerintah daerah.
Upaya yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
dalam memfasilitasi masyarakat demi mewujudkan pariwisata berbasis
masyarakat yaitu dengan cara memfasilitasi berbagai macam
kebutuhan masyarakat maupun wisatawan dalam menunjang
kepariwisataan. Adapun dalam menjalankan perannya sebagai
fasilitator Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bekerjasama dengan
masyarakat dalam membangun sarana dan prasarana. Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan selain menyediakan fasilitas yang dibutuhkan dalam
pengembangan pariwisata juga melakukan berbagai kegiatan dalam
rangka membangun pariwisata berbasis masyarakat, diantaranya
adalah gelar kreatifitas pelaku pariwisata.
Gelar kreatifitas pelaku pariwisata merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk memberikan
kesempatan kepada para pelaku wisata untuk mengembangkan
kreatifitasnya. Hal tersebut menjadi salah satu aplikasi peran Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan untuk mengakomodir kreatifitas pelaku
wisata dam bentuk pementasan, promosi wisata, dan lain sebagainya.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan akan memfasilitasi setiap komunitas
yang ingin turut serta dalam kegiatan gelar kreatifitas. Selain
melakukan kegiatan untuk mengakomodir kreatifitas masyarakat
melalui gelar kreatifitas masyarakat, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
melakukan kampanye Sapta Pesona. Kampanye Sapta Pesona
dilakukan sesuai dengan instruksi nasional yang ditetapkan
Kementrian Pariwisata Ekonomi Kreatif untuk seluruh kawasan wisata
di seluruh provinsi di Indonesia. Sapta pesona adalah: 1. Aman, 2.
Tertib, 3. Bersih, 4. Sejuk, 5. Indah, 6. Ramah, 7. Kenangan. Hal ini

11
dapat diciptakan dengan menyediakan akomodasi yang nyaman, baik
dan sehat; atraksi seni budaya yang khas dan mempesona; makanan
dan minuman khas daerah yang lezat dengan penyajian dan
penampilan yang menarik; cinderamata khas daerah yang bermutu
tunggi, mudah dibawa, harganya terjangkau dan mempunyai arti
tersendiri akan tempat yang dikunjungi. Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan memfasilitasi masyarakat untuk membentuk suatu forum
sadar wisata yang biasa dikenal dengan kelompok sadarwisata dan
pengembangan parwisiata (POKDARWIS) yang tersebar di seluruh
kecamatan yang ada di provinsi Indonesia.
Hal tersebut menjadi program kerja bidang pembinaan dan
pengembangan pelaku pariwisata yaitu pendampingan forum sadar
wisata yang bisa meningkatkan kesadaran pariwisata yang baik bagi
masyarakat agar masyarakat bisa lebih sadar akan potensi pariwisata
yang dimilikinya, sehingga diharapkan masyarakat bisa lebih
mengeksplore potensi disekitarnya untuk dijadikan suatu alternatif
objek wisata di Indonesia.13

6. Pengembangan Pariwisata
Pengembangan pariwisata adalah suatu usaha untuk
mengembangkan atau memajukan objek wisata agar objek wisata
tersebut lebih baik dan lebih menarik ditinjau dari segi tempat maupun
benda-benda yang ada di dalamnya untuk dapat menarik minat
wisatawan untuk mengunjunginya. Pengembangan pariwisata tidak
terlepas dari perkembangan politik, ekonomi, sosial dan pembangunan
di sektor lainnya. Maka di dalam pengembangan pariwisata
dibutuhkan perencanaan terlebih dahulu. Pengembangan pariwisata
bertujuan memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga

13
Mauizatul Hasanah, pengelolaan pariwisata alam berbasis masyarakat (Kasus Objek
Wisata Alam Rammang-Rammang Desa Salenrang Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros Provinsi
Sulawesi Selatan), dalam Skripsi Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin Makassar, 2017.

12
setempat. Basis pengembangan pariwisata adalah potensi sumber daya
keragaman budaya, seni, dan alam (pesona alam). Pengembangan
sumber daya tersebut dikelola melalui pendekatan peningkatan nilai
tambah sumber daya secara terpadu antara pengembangan produk
pariwisata dan pengembangan pemasaran pariwisata melalui
pendekatan pemberdayaan masyarakat lokal dalam rangka
pengembangan pariwisata. Pengembangan kepariwisataan tentu tidak
luput dengan pembangunan yang berkelanjutan untuk mendorong
pengembangan objek wisata, dalam hal ini menurut Undang-Undang
No.9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan, pasal (5), menyatakan
bahwa Pembangunan Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW)
dilakukan dengan cara mengusahakan, mengelola, dan membuat
objek-objek baru sebagai objek dan daya tarik wisata, kemudian pasal
(6) menyatakan bahwa, pembangunan objek dan daya tarik wisata
dilakukan dengan memperhatikan: 1. Kemampuan untuk mendorong
peningkatan perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial budaya. 2.
Nilai-nilai agama, adat istiadat, serta pandangan dan nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat. 3. Kelestarian budaya dan mutu lingkungan
hidup. 4. Kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri. Jadi,
pengembangan objek wisata dapat diartikan sebagai usaha atau cara
untuk membuat menjadi lebih baik segala sesuatu yang dapat dilihat
dan dinikmati oleh manusia sehingga semakin menimbulkan perasaan
senang dengan demikian akan menarik wisatawan untuk berkunjung.14

7. Dampak Ekonomi
Pengertian dampak menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,
adalah pengaruh sesuatu yang menimbulkan akibat atau benturan,
benturan yang cukup hebat sehingga dapat menimbulkan perubahan.
Secara etimologis dampak berarti pelanggaran, tubrukan atau benturan.
Peneliti menyimpulkan bahwa dampak adalah segala sesuatu yang

14
Nurfithriani Ridwan, Strategi Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Guruh Gemurai
Desa Kasang Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi, dalam Jurnal Jom Fekon
Vol. 2 No.2. Oktober 2015, hal. 6

13
timbul akibat adanya suatu kejadian atau pembangunan yang ada di
dalam masyarakat dan menghasilkan perubahan yang berpengaruh
positif ataupun negatif terhadap kelangsungan hidup. Pengaruh positif
berarti menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik, sedangkan
pengaruh negatif berarti menunjukkan perubahan ke arah yang lebih
buruk dari sebelum adanya pembangunan yang dilakukan.15
Aktivitas pariwisata menggerakkan pelaku pariwisata dibidang
ekonomi karena adanya supplay (pasokan) dan demand (permintaan)
terhadap produk barang dan jasa. Wisatawan meningkatkan
permintaan terhadap barang dan jasa, masyarakat pelaku bisnis
memasok produknnya untuk menangkap apa yang dibutuhkan
wisatawan. Peredaran uang, barang dan jasa sirkulasinya luas dan
cepat sehingga ekonomi menjadi sangat berkembang. Wisatawan
mancanegara menimbulkan dampak ekonomi yang sangat besar karena
terkait dengan devisa. Pariwisata menimbulkan multiplier effect (efek
berganda) dapat menggerakkan industri dan menstimulasi investor
untuk menanamkan modal pada sektor yang mendukung pariwisata.
Secara umum produk dan jasa yang melibatkan pelaku bisnis
pariwisata adalah jasa transportasi, jasa akomodasi, jasa kuliner, jasa
penjual makanan dan minuman, jasa telekomunikasi, jasa penyedia
hiburan, jasa kemanan, jasa pramuwisata, jasa pramuniaga, jasa
pramusaji, jasa kesehatan, jasa iklan, jasa kerajinan, jasa angkutan
lokal (delman, ojek, becak dan lain-lain). Secara umum dampak
pariwisata terhadap perekonomian adalah:
a. Dampak terhadap penerimaan devisa
b. Dampak terhadap pendapatan masyarakat
c. Dampak terhadap kesempatan kerja
d. Dampak terhadap harga dan tarif
e. Dampak terhadap distribusi manfaat dan keuntungan
f. Dampak terhadap kepemilikan dan pengendalian

15
Ita Riona Dan Puji Lestari, Dampak Sosial Ekonomi Pendirian Pabrik Rokok
Sampoerna Di Desa Giripeni Kecamatan Wates Kabupaten Kulonprogo, t.t.p.

14
g. Dampak terhadap pembangunan
h. Dampak terhadap pajak untuk pemerintah.16

Suwantoro mengemukakan bahwa kontribusi pariwisata yang


penting untuk perekonomian Negara adalah:
1) Pariwisata sering dianggap sebagai sumber penting dari
hard foreign exchange earnings (pendapatan niali tukar
mata uang asing).
2) Sebagai sumber industri ekspor, pariwisata tidak
menghadapi aturan perdagangan dan kuota seperti halnya
barang-barang pabrikan, bahan mentah dan produk-produk
kebutuhan dasar.
3) Wisatawan hanya menggunakan infrastruktur alam,
misalnya iklim, sejarah, kebudayaan dan sebagainya yang
tidak didesain secara khusus. Dari sudut pandang ekonomi
penggunaan pariwisata terhadap infrastruktur alam
mempunyai marginal cost yang rendah.
4) Pariwisata mampu menciptakan lapangan kerja baru baik di
Negara yang berkembang dan sudah maju.
5) Sebagai sebuah aktivitas campuran untuk memenuhi
permintaan akan jasa dan produk sektor lain seperti
makanan, cendera mata dan sebagainya. Pariwisata yang
maju dibanyak Negara akan terjadi permintaan yang
meningkat atas akomodasi dan infrastruktur lainnya.17

G. Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian


Peneliti
1. Angga Strategi Pengembangan Dengan menggunakan analisis SWOT

16
Igusti Bagus Arjana, Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2016), hal. 156-157.
17
Ibid hal. 160

15
Pradikta Obyek Wisata Waduk diperoleh strategi yang bisa dilakukan
(2013) Gunungrowo Indah oleh pemerintah antara lain :
Dalam Upaya Meningkatkan promosi obyek wisata,
Meningkatkan Meningkatkan sarana dan prasarana
Pendapatan Asli Daerah serta infrastruktur yang menunjang
(Pad) Kabupaten Pati seperti membangun wahana
permainan air, outbond, gardu
pandang, kereta wisata dan fasilitas-
fasilitas penunjang lainnya sehingga
menarik dan member kenyamanan
bagi pengunjung, dan Memanfaatkan
potensi yang ada yang dimiliki.18
2. Ian Asriandy Strategi Pengembangan Hasil penelitian ini meliputi
(2016) Obyek Wisata Air Terjun
Bissapu Di Kabupaten -Pengembangan yang dilakukan
Bantaeng terfokus pada satu titik agar kiranya
pengembangan yang dilakukan akan
terlihat hasilnya.
-Melibatkan semua elemen-elemen
yang terkait dengan pengembangan
yang akan dilakukan sehingga
pengembangan tersebut dapat kita
lakukan dengan membuahkan hasil
yang diharapkan bersama.
-Mengidentifikasi secara menyeluruh
terhadap obyek yang akan
dikembangkan agar dapat menyusun
segala perencanaan dengan sebaik-
baiknya.
-Melakukan pelatihan-pelatihan baik
pemandu wisata, pelaku wisata dan
pengelolah wisata.
-Koordinasi yang terus dilakukan
kepada pemerintah dan warga sekitar
kawasan obyek wisata.19
3. Satrio Potensi Ekonomi Obyek Hasil penelitian ini menunjukan
Hutama Putra Wisata Pantai Gemah bahwa :
(2018) Dan Pengaruhnya -Pantai Gemah memiliki potensi alam
Terhadap Perekonomian yang melimpah

18
Angga Pradikta, Strategi Pengembangan Obyek Wisata Waduk Gunungrowo Indah
Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Kabupaten Pati, Dalam Skripsi
Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2013.
19
Ian Asriandy, Strategi Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Bissapu Di Kabupaten
Bantaeng, Dalam Skripsi Program Studi Administrasi Negara Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, 2016.
16
Masyarakat Sekitar Di -Dengan adanya obyek wisata pantai
Kabupaten Tulungagung Gemah berdampak positif terhadap
perekonomian masyarakat, sebanyak
20% masyarakat pantai Gemah
melakukan kegiatan perekonomian
dipantai Gemah dengan berdagang
penyewaan wahana permainan wisata
dan juga bergabung di lembaga
pengelolaan.
-Kendala-kendala yang dihadapi
dalam pengelolaan pantai Gemah
adalah kurangnya fasilitas parkir dan
penginapan, pematokan harga
pedagang yang tidak sesuai dengan
harga yang disepakati, faktor
lingkungan yang tidak mendukung
karena sampah laut yang terdampar di
pinggiran pantai dan pedagang asing
yang memaksa untuk berjualan
dikawasan pantai Gemah.20
4. Lisa Putri Analisis Strategi Hasil dari penelitian ini adalah
Rahmalia Pengembangan Sektor
(2017) Pariwisata Terhadap Strategi yang digunakan oleh
Peningkatan Pendapatan pemerintah kabupaten lampung
Asli Daerah Dalam selatan dalam mengembangkan sektor
Perspektif Ekonomi wisatanya yaitu dengan strategi
Islam (Studi Pada Dinas pendekatan kepada masyarakat sekitar
Pariwisata Kabupaten dan menggunakan tehnik
Lampung Selatan) pengembangan carrying capacity
(daya dukung wisata), mengadakan
penyuluhan dan pelaatihan sadar
wisata, melakukan promosi melalui
media sosial dan elektronik,
mengikuti pameran-pameran di dalam
dan di luar daerah.
Pengemban ganda pengelolaan
pariwisata di Kabupaten Lampung
Selatan telah sesuai dengan prinsip
Islam walaupun masih ada wisatawan

20
Satrio Hutama Putra, Potensi Ekonomi Obyek Wisata Pantai Gemah Dan Pengaruhnya
Terhadap Perekonomian Masyarakat Sekitar Di Kabupaten Tulungagung, dalam Skripsi Jurusan
Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Tulungagung
Juli, 2018.

17
yang melakukan tindakan yang
dilarang agama.21
5. Marceilla Strategi Perencanaan Pantai Pangandaran tengah mencapai
Hidayat Dan Pengembangan fase stagnasi dalam daur siklus hidup
(2011) Objek Wisata (Studi objek wisata, dimana fase stagnasi ini
Kasus Pantai harus dapat diperbaiki sehingga tidak
Pangandaran Kabupaten terjerembab dalam waktu singkat
Ciamis Jawa Barat) dalam fase kemunduran (decline),
Pantai Pangandaran dalam hal
kerusakan sarana dan prasarana
kesemrawutan pantai yang cukup
komplek. Diperlukanya Optimalisasi
penyiapan sarana dan prasarana untuk
mendukung pengembangan wisata
bahari di pantai Pangandaran.22

H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Imam Gunawan,
penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak dimulai dari teori
yang telah dipersiapkan sebelumnya, tetapi dimulai dari lapangan
berdasarkan lingkungan alami.23
2. Lokasi Penelitian
Lokasi yang akan digunakan untuk objek penelitian adalah wisata
Cowindo yang berada di desa Sendang Kecamatan Sendang Kabupaten
Tulungagung.
3. Kehadiran Peneliti

21
Lisa Putri Rahmalia, Analisis Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Terhadap
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Dinas
Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan), dalam Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung, 1438 H / 2017 M.
22
Marceilla Hidayat, Strategi Perencanaan Dan Pengembangan Objek Wisata (Studi
Kasus Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis Jawa Barat), Dalam Jurnal Tourism and
Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. I, No. 1, 2011.
23
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), hal. 88

18
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen utama
dalam pengumpulan data. Sebagai instrumen utama, peneliti bertindak
sebagai pengamat yang mengamati aktivitas-aktivitas yang terjadi di
lapangan dan berhubungan langsung terhadap obyek penelitian secara
aktif.24
Kehadiran peneliti di lokasi penelitian bertujuan untuk mendapat
informasi dan data-data yang terkait strategi pengelolaan dan
pengembangan objek wisata Cowindo dalam upaya meningkatkan
perekonomian desa Sendang Kecamatan Sendang Kabupaten
Tulungagung. Peneliti melakukan observasi langsung secara bertahap
dan aktif menggali informasi yang dibutuhkan dengan melakukan
pengumpulan data serta melakukan wawancara kepada pengelola
wisata Cowindo, dan masyarakat yang ada di desa Sendang Kecamatan
Sendang Kabupaten Tulungagung.
4. Data dan Sumber Data
a. Data Primer
Dalam hal ini data primer diperoleh dari hasil wawancara
dengan beberapa informan sebagai berikut :
1) Pengelola wisata Cowindo yang ada di wilayah
Sendang Kabupaten Tulungagung.
2) Masyarakat sekitar objek wisata Cowindo yang ada di
wilayah Sendang Kabupaten Tulungagung.

b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan cara
melalui penelitian kepustakaan dan melakukan dokumentasi
beberapa data seperti data tentang pengelolaan Wisata Cowindo
yang ada di Desa Sendang, serta dari buku, literatur, koran, majalah
maupun website seperti gambaran umum tentang Wisata Cowindo
yang ada di Desa Sendang.

24
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), hal. 79

19
5. Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
yaitu :
a. Observasi
Observasi merupakan penelitian yang dilaksanakan dengan
melakukan pengamatan secara langsung pada pengelola objek
wisata Cowindo yang terdapat di desa Sendang tersebut. Observasi
dilakukan dengan dua tahapan yaitu pengamatan deskriptif dan
pengamatan terfokus.
Pengamatan deskriptif yaitu pengamatan yang dilaksanakan
pada tahap eksplorasi secara umum dengan merekam sebanyak
mungkin aspek elemen situasi sosial yang diamati, sehingga
diperoleh gambaran yang bersifat umum. Yang dimaksud adalah
peneliti datang hanya meneliti secara umum tentang letak geografis
wisata Cowindo, jumlah pengunjung di kawasan wisata Cowindo,
serta masyarakat yang ada di sekitar objek wisata Cowindo.
Sedangkan pengamatan terfokus yaitu pengamatan yang lebih
terfokus pada rincian-rincian suatu ranah penelitian. Pengamatan
terfokus pada strategi pengelolaan dan pengembangan objek wisata
Cowindo dalam meningkatkan perekonomian desa Sendang. Selain
itu pengamatan juga terfokus pada faktor-faktor yang
mempengaruhi strategi pengelolaan dan pengembangan objek
wisata Cowindo yang ada di wilayah Sendang Kabupaten
Tulungagung.
b. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa
dokumen-dokumen, berita, buku-buku, dan lain sebagainya yang
berkaitan dengan fokus penelitian. Teknik ini dipergunakan sebagai
pendukung dan pelengkap data yang diperlukan dalam penelitian.
Data yang dibutuhkan adalah data-data tentang pengelolaan dan
pengembangan objek wisata Cowindo, struktur organisasi

20
pengelola objek wisata tersebut, dan data lain yang berhubungan
dengan fokus penelitian.
c. Wawancara (Interview)
Teknik ini merupakan suatu jenis pengumpulan data yang
dilakukan dengan mengadakan tanya jawab (interview) dengan
informan yang diteliti untuk mendapatkan data yang diperlukan.
Untuk mempermudah dalam proses wawancara, peneliti membuat
pedoman wawancara yang memuat garis-garis pokok pertanyaan,
dan apabila dianggap perlu, peneliti dapat mengajukan pertanyaan
diluar pedoman interview tersebut, agar diperoleh data yang
semakin lengkap.
Jika data yang diperoleh belum memuaskan, maka akan ada
wawancara lanjutan dengan orang yang berbeda demi sebuah
kelengkapan data. Sehingga informan akan terus bertambah dan
semakin besar sesuai dengan teknik snowball sampling dimana
teknik pengambilan sampel sumber data yang awalnya sedikit lama-
lama menjadi besar.
6. Tekhnik Analisi Data
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum
peneliti memasuki lapangan. Dalam penelitian deskriptif kualitatif,
proses analisis data dilakukan secara terus menerus sejak data awal
dikumpulkan hingga penelitian berakhir.25 Penelitian kualitatif ini
menggunakan teknik analisis data di lapangan dengan menggunakan
model Miles dan Huberman.
Menurut Sugiyono, model Miles dan Huberman, ada tiga tahapan
yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif
yaitu menggunakan analisi reduksi data (data reduction). Reduksi data
adalah kegiatan meringkas atau merangkum, memilah, memilih hal-hal
pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting dari data yang
diperoleh di lapangan.

25
Rokhmat Subagyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam: Konsep dan Penerapan, (Jakarta
: Alim’s Publishing, 2017), hal. 190

21
Selanjutnya yaitu dengan menggunakan analisis paparan data
(data display). Paparan data dipakai untuk lebih meningkatkan
pemahaman kasus yang di dapatkan dalam penelitian dan sebagai
pedoman untuk melakukan tindakan, dan data ditampilkan dalam
bentuk paparan atau uraian yang mudah dipahami berupa grafik,
matrik, dan chart. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan
untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami.
Langkah terakhir yaitu penarikan kesimpulan atau verifikasi. Data
yang sudah direduksi dan disajikan secara sistematis akan disimpulkan
sementara. Kesimpulan yang diperoleh pada tahap awal biasanya
kurang jelas, tetapi pada tahap-tahap selanjutnya akan semakin tegas
dan memiliki dasar yang kuat. Kesimpulan akhir diperoleh
berdasarkan kesimpulan sementara yang telah diferifikasi. Kesimpulan
final ini diharapkan dapat diperoleh setelah pengumpulan data
selesai.26
7. Pengecekan Keabsahan Temuan
Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti menggunakan uji
Kredibilitas (Credibility Test) untuk menguji keabsahan data yang
diteliti. Uji kredibilitas merupakan ukuran kebenaran data yang
dikumpulkan, yang menggambarkan kecocokan konsep peneliti
dengan hasil penelitian. Persyaratan data dianggap memiliki
kredibilitas atau tingkat kepercayaan yang tinggi yaitu terdapat
kesesuaian antara fakta di lapangan yang dilihat dari pandangan atau
paradigma informan, narasumber ataupun partisipan dalam
penelitian.27
Adapun langkah-langkah atau strategi untuk meningkatkan
kredibilitas data yaitu :
a. Triangulasi
1) Triangulasi Sumber

26
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 334-335
27
Ibid., hal. 264

22
Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas
data yang mana dilakukan dengan cara mengecek data yang
telah diperoleh malalui beberapa sumber.
2) Triangulasi Teknik
Pada triangulasi teknik ini peneliti akan menggunakan
teknik wawancara untuk mendapatkan data yang diperlukan
dan dibutuhkan dalam penelitian ini. Dalam uji triangulasi
teknik disini, dilakukan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
3) Triangulasi Waktu
Pada triangulasi waktu ini penelitian akan dilakukan dengan
cara mengumpulkan data pada waktu yang berbeda. Seperti,
peneliti melakukan wawancara pada pagi hari, kemudian
mengulangnya atau melakukan wawancara lanjut pada siang
harinya.28
b. Melibatkan Teman Sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara melibatkan teman yang tidak
ikut dalam penelitian untuk berdisukusi, memberikan masukan,
bahan kritik mulai dari awal kegiatan proses penelitian sampai
tersusunnya hasil penelian. Hal ini diperlukan, mengingat
keterbatasan kemampuan peneliti yang dihadapkan pada
kompleksitas fenomena sosial yang diteliti.
c. Mengadakan memberchecking
Memberchecking adalah proses pengecekan data yang
diperoleh peneliti kepada pemberi data, yang tujuannya adalah agar
informasi yang diperoleh dan yang akan digunakan dalam
penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh
sumber data atau informan.29
8. Tahap-Tahap Penelitian

28
Ibid., hal. 265
29
Rokhmat Subagyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam: Konsep dan Penerapan…, hal.
211-212

23
Dalam melakukan penelitian ini, diperlukan tahap-tahap penelitian
untuk memperoleh data secara sistematis. Menurut Nasution, ada 3
tahapan dalam melakukan penelitian yaitu:
a. Tahap Pra Lapangan
Tahap pra lapangan adalah tahapan dimana seorang peneliti
sebelum memasuki lapangan atau peneliti sebelum mengadakan
penelitian di lapangan. Maka seorang peneliti akan mengadakan
tahapan-tahapan sebagai berikut :
1) Menyusun rancangan penelitian berupa usulan penelitian, yaitu
peneliti membuat proposal.
2) Memilih lapangan penelitian.
3) Mengurus perizinan.
4) Mengamati dan menilai keadaan lapangan.
5) Memilih dan memanfaatkan informan.30
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
Pada tahap pekerjaan lapangan, peneliti memasuki tempat
penelitian dan langkah yang harus dilakukan oleh peneliti yaitu :
1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri.
2) Memasuki lapangan, dengan mengamati berbagai fenomena
dan wawancara dengan beberapa pihak yang bersangkutan.
3) Berperan serta sambil mengumpulkan data.31
c. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian
Laporan penelitian ini disusun berdasarkan dari hasil data yang
telah diperoleh peneliti.32

I. Sistematika Penulisan Skripsi


Dalam penulisan skripsi ini ada 6 bab dimana setiap bab terdiri dari
sub-sub bab sebagai perinciannya, dan untuk menghasilkan suatu

30
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik – Kualitatif, (Bandung: Trasito, 1996), hal.
85-91
31
Ibid., hal. 96
32
Ibid., hal. 103

24
pembahasan yang sistematis antara pembahasan yang satu dengan yang
lain serta agar dalam pembahasan skripsi ini bisa mendapat gambaran
yang jelas dan menyeluruh, maka perlu penulisan skripsi yang benar-benar
mengarah pada bagian pembahasan. Karena itu, perlu kiranya bagi penulis
untuk membuat sistematika penulisan skripsi. Adapun sistematika
penulisan skripsi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, terdiri dari: latar belakang masalah, fokus
penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, kegunaan/manfaat hasil
penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II Landasan Teori, terdiri dari kajian teoritis, penelitian
terdahulu, dan kerangka konseptual.
BAB III Metode Penelitian, terdiri dari: pendekatan dan jenis
penelitian, lokasi penelitian, kehadiran peneliti, data dan sumber data,
teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan
temuan, dan tahap-tahap penelitian
BAB IV Hasil Penelitian, terdiri dari: paparan data dan temuan
penelitian.
BAB V Pembahasan, berisi tentang analisis hasil temuan melalui
teori, penelitian terdahulu dan teori yang ada.
BAB VI Kesimpulan, terdiri dari : kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA

Alyas & Muhammad Rakib. “Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dalam Penguatan Ekonomi Kerakyatan (Studi Kasus Pada
Usaha Roti Maros Di Kabupaten Maros), Jurnal Sosiohumaniora
Universitas Negeri Makassar” Vol. 19 No. 2. Juli 2017.

Arjana, Igusti Bagus. 2016. Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada.

Asriandy, Ian. 2016. “Strategi Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Bissapu
Di Kabupaten Bantaeng”, dalam Skripsi Program Studi Administrasi
Negara Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin.

Cahya, Adhi. 2017. Study Deskriptif Implementasi Kebijakan Pariwisata Di


Kabuaten Tulungagung, Jurnal Mahasiswa Program Studi Ilmu

25
Administrasi Negara FISIP Universitas Airlangga, Volume 5 No. 1
Januari-April 2017.

Daryanto. 1997. Kamus Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo.

Fandeli, C. 1995. Dasar-dasar Managemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta:


Liberty.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta:
PT Bumi Aksara.

Hasanah, Mauizatul. 2017. “Pengelolaan pariwisata alam berbasis masyarakat


(Kasus Objek Wisata Alam Rammang-Rammang Desa Salenrang
Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan)”, dalam
Skripsi Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin Makassar.

Hidayat, Marceilla. “Strategi Perencanaan Dan Pengembangan Objek Wisata


(Studi Kasus Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis Jawa Barat), Jurnal
Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal”, Vol. I. No. 1. 2011.

Karyono, A. Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: Grasindo, 1997.

Nasution. 1996. Metode Penelitian Naturalistik – Kualitatif. Bandung: Trasito.

Pendit, Njoman S. 1994 Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta: Prandjaparamita.

Pradikta, Angga. 2013. “Strategi Pengembangan Obyek Wisata Waduk


Gunungrowo Indah Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(Pad) Kabupaten Pati”, dalam Skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Purnomo, Setiawan Hari. 1996. Manajemen Strategi: Sebuah Konsep Pengantar.


Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Putra, Satrio Hutama. 2018. “Potensi Ekonomi Obyek Wisata Pantai Gemah Dan
Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Masyarakat Sekitar Di Kabupaten
Tulungagung”, dalam Skripsi Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.

Rahmalia, Lisa Putri. 2017. “Analisis Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata


Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Dalam Perspektif
Ekonomi Islam (Studi Pada Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung
Selatan)”, dalam Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas
Islam Negri Raden Intan Lampung.

Ridwan, Nurfithriani. “Strategi Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Guruh


Gemurai Desa Kasang Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan
Singingi, Jurnal Jom Fekon”, Vol. 2 No.2. Oktober 2015.

26
Riona, Ita & Puji Lestari. “Dampak Sosial Ekonomi Pendirian Pabrik Rokok
Sampoerna Di Desa Giripeni Kecamatan Wates Kabupaten Kulonprogo”.
t.t.p.

Stephanie, Marrus. 2002. Desain Penelitian Manajemen Strategik. Jakarta:


Rajawali Press.

Subagyo, Rokhmat. 2017. Metode Penelitian Ekonomi Islam: Konsep dan


Penerapan. Jakarta: Alim’s Publishing, 2017.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Sumarno, Alim. Perbedaan Penelitian dan Pengembangan, dalam


http://www.blog.alisumarno.com/perbedaan-penelitian-dan-pengembangan,
diakses tanggal 2 Januari 2019.

Umar, Husein. 2008. Strategic Management In Action. Jakarta : PT Gramedia


Pustaka Utama.

Usman, Husaini, & Purnomo Setiady Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: Bumi Aksara.

Waluyo, Hany. 1995. Setrategi Adaptasi Masyarakat Terhadap Program


Pengembangan Pariwisata. Jakarta : Depdikbud.

27

Anda mungkin juga menyukai