Anda di halaman 1dari 9

SHIFTING KE DESA

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Aslam : 2021.2.10.1.01996
Bintang : 2021.2.10.1.01834
Novi : 2021.2.10.1.01932
Ratnawati : 2021.2.10.1.01948

Dosen Pengampu :
Hj. Cory Vidiati, S.H., M.M.

UNIVERSITAS ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON


2023
PEMBAHASAN
I. A. Gambaran Desa Secara Umum
Desa, sebagai kontras dari perkotaan, memiliki karakteristik yang unik. Kehidupan di desa
seringkali lebih sederhana, dengan komunitas yang lebih kecil dan hubungan sosial yang lebih
dekat.
B. Perubahab Demografi dan Kondisi Sosial Ekonomi
Data demografis menunjukkan tren menarik terkait pertumbuhan penduduk di beberapa desa.
Kondisi sosial ekonomi di desa juga bervariasi tergantung pada wilayahnya.
c. Tantangan dan Peluang
Desa juga dihadapkan pada tantangan seperti akses terbatas terhadap infrastruktur dan layanan,
tetapi juga menyediakan peluang seperti pertanian yang berkelanjutan dan kualitas hidup yang
lebih baik bagi sebagian orang.

II. Mengenal Shifting Desa


"Shifting" ke desa mengacu pada perpindahan individu atau keluarga dari kota
ke desa dengan maksud untuk menetap dan berpartisipasi dalam kehidupan desa.
Ada beberapa alasan-alasan di Balik Shifting ke Desa yaitu sebagai pencarian
kedamaian, kualitas hidup yang lebih baik, dan koneksi dengan alam.
LANJUTAN PEMBAHASAN
A. Pekerjaan yang Hilang
 Permasalahan ekonomi sangat penting, karena pertumbuhan ekonomi daerah
meningkatkan kesejahteraan. Ini terkait dengan pembangunan ekonomi, yang menurut
Chuzaimah dan Mabruroh (2008), mencakup proses di mana masyarakat menciptakan
lingkungan yang memengaruhi indikator ekonomi seperti kesempatan kerja,
pendapatan, dan taraf hidup. Lingkungan ini mencakup aspek fisik, peraturan, dan
perilaku (Jufriyanto 2019).
 Setiap daerah bereaksi berbeda terhadap dampak globalisasi saat ini, yang sangat
memengaruhi posisi tawar mereka dalam persaingan global yang semakin ketat (Huda et
al., 2014). Oleh karena itu, daerah harus meningkatkan daya saing mereka, yang
merupakan kunci peningkatan daya saing nasional dalam konteks persaingan global
(HARIS, 2019).
 Membangun ekonomi Indonesia harus dimulai dengan pertanian, karena mayoritas
penduduk miskin Indonesia tinggal di pedesaan yang bergantung pada sektor agraris.
Menyelesaikan masalah pertanian akan mengatasi sebagian besar masalah ekonomi
negara ini. Ini menggarisbawahi pentingnya memulai pembangunan dari desa, dengan
dukungan regulasi, dana, dan integrasi program pembangunan desa untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi desa dan mengurangi urbanisasi ke kota.
LANJUTAN PEMBAHASAN
 Globalisasi membawa peluang bagi perusahaan kecil, menengah, dan besar, tetapi juga
meningkatkan persaingan, terutama dalam era digital. Startup seperti GO-JEK, Bukalapak, dan
Kitabisa.com menunjukkan bagaimana inovasi teknologi dapat mengubah bisnis. Internet telah
mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi bisnis dengan menghilangkan kebutuhan akan
gudang dan kantor fisik. Aplikasi seluler akan terus berkembang dan menjadi kunci untuk
meningkatkan penjualan (Kasali, 2019).
 E-commerce telah memfasilitasi ribuan anak muda untuk memulai bisnis mereka sendiri, mulai
dari gadget hingga pertanian. Perangkat seluler yang terhubung dengan berbagai perangkat lain
memungkinkan kendali melalui aplikasi. Adaptasi terus-menerus dan inovasi penting untuk
bertahan dan berkembang dalam era ini.
 Informasi tentang produksi dan pemasaran pertanian sekarang dapat diakses secara online.
Perusahaan rintisan digital seperti yang dikerjakan oleh Prayoga (2015) fokus pada aplikasi yang
membantu petani dengan cepat dan murah. Pembenahan sistem logistik distribusi (Sislogda)
diperlukan untuk mengoptimalkan pasokan dan menghindari surplus yang tidak termanfaatkan
(Wiangga, 2017).
 Pengaruh globalisasi desa (Jati, 2014) dapat dibagi menjadi "soft influence" dan "hard influence."
"Soft influence" melibatkan kerjasama untuk memperkenalkan potensi desa di dunia luar, terutama
melalui pariwisata. "Hard influence" melibatkan eksploitasi sumber daya ekonomi desa, termasuk
perubahan kepemilikan dan penggunaan yang lebih intensif (Era and Industri n.d.).
Kesimpulannya, globalisasi adalah tantangan dan peluang bagi perkembangan ekonomi desa dan
nasional.
LANJUTAN PEMBAHASAN
.
B Membangun Bundes dan Prukades
 Pembentukan BUMDes merupakan langkah penting untuk memanfaatkan undang-
undang yang memberikan wewenang kepada pemerintah desa, terutama dalam
meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa (Saniyah 2019).
Suksesnya pembangunan dalam masyarakat tidak hanya bergantung pada sumber dana
dan manajemen keuangan, tetapi juga pada partisipasi dan peran aktif masyarakat (Feri
et al. 2022).
 BUMDes muncul berdasarkan amanat UU No 6 Tahun 2014 Pasal 87, yang mendorong
pemanfaatan potensi ekonomi, lembaga perekonomian, serta sumber daya alam dan
manusia desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa (Wijaya, 2018).
BUMDes diharapkan dapat mengelola modal internal dan eksternal melalui program-
program pembangunan yang sesuai dengan keunggulan wilayahnya. Misalnya, program
Sarana Olahraga Desa (Sorga Desa) di Kabupaten Wonogiri yang bertujuan
meningkatkan aktivitas ekonomi dengan membangun lapangan sepak bola.
 BUMDes juga mengelola bisnis unit seperti kios, Sekolah Sepak Bola (SSB), dan
pengolahan sampah. Meskipun belum mencapai profit maksimal pada tahun pertama,
mereka telah menetapkan target pertumbuhan setiap tahun. Keberhasilan ini tercermin
dalam perkembangan bisnis Warung Serba Ada (WASERDA) yang menjual
makanan/minuman dan sarana pendukung atlet. Intervensi dana desa oleh BUMDes
telah memberikan dampak positif pada SSB, khususnya di kalangan anak-anak sekolah
SD dan SMP.
LANJUTAN PEMBAHASAN
BUMDes berperan sebagai penghubung antara petani, produsen
pengolah, dan BRI untuk kolaborasi yang menguntungkan dalam skala
ekonomi. Keberhasilan BUMDes berasal dari inovasi, menciptakan
nilai tambah, dan memperkuat organisasi ekonomi desa (Kasali,
2018b). Peran BUMDes dalam berbagai desa di Indonesia telah
mengakselerasi pembangunan desa, dengan setiap desa menyesuaikan
diri dengan perkembangan era 4.0 sesuai dengan kesiapannya.
Beberapa desa telah berhasil meningkatkan kinerja ekonominya
melalui inovasi didukung oleh berbagai sumber dana. Menurut Suyono
(2018), terdapat 157 desa maju yang mencapai Pendapatan Asli Desa
(PADes) di atas Rp 1 miliar pada tahun 2017. Tiga desa yang menonjol
memiliki PADes di atas Rp 5 miliar, yaitu Desa Bukoharjo, Sleman, DI
Yogyakarta (Rp 6,8 miliar); Desa Nglinggis, Trenggalek, Jatim (Rp 5,8
miliar); dan Desa Gempolan, Karanganyar, Jateng (Rp 5,3 miliar).
Dalam perbandingan, PADes rata-rata desa hanya sekitar Rp 41 juta.
LANJUTAN PEMBAHASAN
C. Dinamika Populasi
Penduduk usia produktif di desa sering beralih bekerja ke kota karena
keterbatasan lapangan pekerjaan di tempat tinggal mereka. Program
BUMDes dan Prukades bertujuan membuka peluang pekerjaan dan
meningkatkan pendapatan di desa. Pengembangan Produk Unggulan
Kawasan Perdesaan (Prukades) memberikan harapan terbuka untuk
pekerjaan di perdesaan. Hal ini secara sistemik dapat meningkatkan
daya beli dan mengurangi tingkat kemiskinan di desa. Produk
unggulan juga memfasilitasi akses pasar bagi desa dan mengatasi
hambatan yang dihadapi oleh warga dalam mengembangkan ekonomi
desa. Prukades, terutama Desa Wisata (Deswita), menawarkan potensi
alam dan budaya yang autentik serta lingkungan yang bersih. Desa-
desa dengan potensi ini mulai memanfaatkan Dana Desa (DD) untuk
mengembangkan pariwisata dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
mereka (Andriyani et al., 2014).
LANJUTAN PEMBAHASAN
III. Dampak Shifting Desa
A. Dampak Sosial
Shifting ke desa seringkali berdampak positif pada aspek sosial. Masyarakat desa
cenderung memiliki hubungan sosial yang lebih erat, dan individu yang melakukan
shifting sering merasakan peningkatan dalam kualitas hubungan interpersonal
mereka.
B. Dampak Ekonomi
Secara ekonomi, beberapa orang yang melakukan "shifting" ke desa berhasil dalam
mengembangkan usaha pertanian atau kerajinan tangan yang menghasilkan
pendapatan berkelanjutan. Namun, tantangan ekonomi juga bisa muncul, terutama
jika akses ke lapangan kerja terbatas.
c. Dampak Lingkungan
Shifting ke desa juga dapat berdampak positif pada lingkungan. Banyak individu
yang beralih ke gaya hidup yang lebih berkelanjutan, seperti pertanian organik dan
penggunaan energi terbarukan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makalah ini telah menggambarkan pentingnya fenomena "shifting"
ke desa dalam konteks perkotaan modern dan membahas
implikasinya terhadap masyarakat, ekonomi, dan lingkungan.

B. Saran
Demikianlah makalah dari kelompok kami, semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua, terlepas dari itu penulis juga sadar
bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh
karenanya kritik dan saran yang dapat membangun, sangat penulis
harapkan demi perbaikan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai