Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENELITIAN

“MANAJEMEN ZAKAT PADA BAZNAS KOTA MAGELANG”


Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Zakat dan Wakaf
Dosen Pengampu: Fathan Budiman, S.E., M.E.I.

Disusun oleh:

Yasfillahul Laili (63010170173)


Mirah Zakiyyah (63010170234)
Nining Kurnia (63010170273)
Trisnia Nungki Khotimah (63010170427)
Alip Nurhana (63010170430)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH S1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Zakat merupakan salah satu rukun Islam dan menjadi salah satu unsur pokok
bagi tegaknya syariat Islam. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadits dari Ibnu Umar,
bahwa Rasulullah menyebutkan bahwa “Islam dibangun di atas 5 tiang pokok, yaitu
kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadan, dan naik haji bagi yang
mampu.” Oleh sebab itu hukum zakat adalah fardhu atas setiap muslim yang telah
memenuhi syarat-syarat tertentu. Abdullah bin Mas’ud RA menyebutkan: ”Anda
sekalian diperintahkan menegakkan shalat dan membayar zakat. Siapa yang tidak
mengeluarkan zakat, maka shalatnya tidak diterima.” Zakat termasuk dalam kategori
ibadah seperti shalat, haji, dan puasa yang telah diatur secara rinci berdasarkan
Alquran dan Sunah. Zakat juga merupakan sebuah kegiatan sosial kemasyarakatan
dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia
di mana pun. [ CITATION Wik15 \l 1033 ]
Di Indonesia, ada dua kelembagaan pengelolaan zakat yang diakui oleh
pemerintah, yaitu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Lembaga Amil Zakat
Nasional (LAZNAS). Kedua-duanya telah mendapatkan payung perlindungan dari
pemerintah, wujud perlindungan pemerintah terhadap kelembagaan pengelola zakat
tersebut adalah Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.
[ CITATION Tri17 \l 1033 ]
Di samping memberikan perlindungan hukum pemerintah juga berkewajiban
memberikan pembinaan serta pengawasan terhadap kelembagaan BAZNAS dan
LAZNAS di semua tingkatan. Mulai tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota
sampai kecamatan. Dan pemeritah berhak melakukan peninjauan ulang (pencabutan
ijin) bila lembaga zakat tersebut melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap
pengelolaan dana yang dikumpulkan masyarakat baik berupa zakat, infaq, sedekah
dan wakaf.[ CITATION Hak14 \l 1033 ]
Salah satu fungsi BAZNAS adalah pengumpulan zakat dan dalam
pengumpulan zakat diperlukannya sebuah manajemen. Manajemen sangat penting
digunakan dalam sebuah perusahaan, organisasi ataupun digunakan dalam
melaksanakan sebuah kegiatan. Karena dengan manajemen yang baik, kita dapat
menilai dan menyusun secara rinci kegiatan apa saja yang akan kita
laksanakan,sehingga kegiatan ersebut dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
[ CITATION Ipa13 \l 1033 ]
Menurut James A.F. Stoner manajemen adalah proses perencanaan ,
pengorganisasian, pemantauan, dan pengarahan terhadap usaha anggota-anggota
dalam sebuah organisasi , pemanfaatan sumber daya, dan pencapaian target organisasi
yang sudah ditentukan.[ CITATION Els06 \l 1033 ]
BAZNAS Kota Magelang adalah adalah salah satu badan amil zakat Indonesia
yang bertugas mengumpulkan dan menyalurkan zakat yang ada di wilayah Kota
Magelang. Ada dua jenis penyaluran zakat yang ada di Kota Magelang yaitu
konsumtif dan produktif, dimana pendistribusian zakat diartikan sebagai penyaluran
zakat kepada mustahiq secara konsumtif, sedangkan pendayagunaan zakat diartikan
sebagai penyaluran zakat kepada mustahiq secara produktif. BAZNAS Kota
Magelang telah mengumpulkan dana zakat, infaq, dan sodaqoh (ZIS) tahun 2018
sebanyak Rp. 1.650.927.550 dan telah menyalurkan dana tersebut sebanyak Rp.
1.530.028.450, dana sebanyak ini disalurkan kepada 1.750 penerima. Distribusi dana
ZIS ini melalui program-program dari BAZNAS, seperti program kemanusiaan
bantuan biaya hidup fakir miskin, bantuan bedah rumah, bantuan bencana alam,
hingga bantuan musafir. Kota Magelang merupakan salah satu dari 3 kota di
Indonesia yang sudah melakukan pembayaran zakat secara rutin melaui BAZNAS
setiap bulan. BAZNAS Kota Magelang sudah dua tahun terakhir mampu menjadi
wahana alternatif dalam mengembangkan amil zakat yang amanah, transparan,
profesional, dan terintegrasi.[ CITATION Wak19 \l 1033 ]
Namun, dalam pelaksanaan pengelolaan zakat di Kota Magelang ada beberapa
kendala yang dihadapi, maka dari itu perlu adanya sebuah manajemen. Karena
apabila dengan manajemen yang kurang baik, maka semuanya tidak akan berjalan
dengan lanncar dan tidak mampu meningkatkan jumlah muzakki. Dari hal ini
bagaimanakah Badan Amil Zakat Kota Magelang mampu menerapkan manajemen-
manajemen dengan baik, hal ini menimbulkan keingintahuan penulis tentang
manajemen-manajemen yang diterapkan di BAZNAS Kota Magelang, mengingat
bahwa manajemen adahal hal yang utama jika akan melakukan suatu kegiatan. Jika
manajemen tersebut benar-benar manajemen yang baik maka akan mampu mencapai
tujuan yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan walaupun terdapat berbagai masalah
yang timbul dalam pelaksanaannya.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan observasi tentang
manajemen-manajemen yang diterapkan di BAZNAS Kota Magelang, seperti
manajemen perencanaan, manajemen pengumpulan, manajemen pendistribusian dan
pemberdayaan, manajemen pelaporan/keuangan, maupun manajemen organisasi dan
SDM di lembaga tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana manajemen perencanaan yang diterapkan di BAZNAS Kota
Magelang?
2. Bagaimana manajemen pengumpulan yang diterapkan di BAZNAS Kota
Magelang?
3. Bagaimana manajemen pendistribusian dan pemberdayaan yang diterapkan di
BAZNAS Kota Magelang?
4. Bagaimana manajemen pelaporan /keuangan yang diterapkkan di BAZNAS
Kota Magelang?
5. Bagaimana manajemen organisasi dan SDM yang diterapkan di BAZNAS
Kota Magelang?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui manajemen perencanaan yang diterapkan di BAZNAS
Kota Magelang
2. Untuk mengetahui manajemen pengumpulan yang diterapkan di BAZNAS
Kota Magelang?
3. Untuk mengetahui manajemen pendistribusian dan pemberdayaan yang
diterapkan di BAZNAS Kota Magelang?
4. Untuk mengetahui manajemen pelaporan /keuangan yang diterapkkan di
BAZNAS Kota Magelang?
5. Untuk mengetahui manajemen organisasi dan SDM yang diterapkan di
BAZNAS Kota Magelang?
PEMBAHASAN

Sejarah Singkat BAZNAS Kota Magelang

Sebelum terbitnya UU No. 23/2011, pengelolaan zakat diatur dengan Undang-Undang


Nomor 38 Tahun 2009.

Di era UU No. 38/2009 lembaga pengelola zakat di tingkat daerah (provinsi dan
kabupaten/kota) disebut Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA). Ada beberapa kelemahan
dalam UU 38/2009 yang menyebabkan pengelolaan zakat oleh Pemerintah menjadi
kurang optimal.

Kelemahan ini juga dirasakan di Kota Magelang dan berdampak pada lemahnya
aktivitas Bazda Kota Magelang, kepengurusannya pun ternyata sudah berakhir di tahun
2010 dan tidak diadakan reorganisasi.

Dengan terbitnya UU No. 23/2011 menggantikan UU No. 38/2009 ada beberapa


perubahan diantaranya istilah Bazda diganti menjadi Baznas provinsi/kabupaten/kota,
contoh Baznas Kota Magelang.

Yang tadinya kepengurusan Bazda melibatkan pejabat PNS maka kepengurusan


Baznas provinsi/kabupaten/kota berjumlah maksimal 5 orang kesemuanya harus non-
PNS.

Menyesuaikan diri dengan UU No. 23/2011 dan peraturan-peraturan pelaksanaannya,


Walikota Magelang menerbitkan SK Walikota Magelang Nomor 451.12/215/112 Tahun
2016 tertanggal 19 Agustus 2016menetapkan pimpinan Baznas Kota Magelang yang
kemudian dilantik pada tanggal 23 Agustus 2016.

Pada tanggal 23 Agustus 2016 dilantik UnsurPimpinan Baznas Kota Magelang:

Ketua : Drs. KH.M. Mansyur Siraj, M.Ag.


WakilKetua I : Drs. H. Djamán Muhyiddin
WakilKetua II : Drs. H. Ismudiyono
WakilKetua III : H. Hamdan, ST
WakilKetua IV : Achmad Rifaí.
Setelah dilantik, Unsur Pimpinan Baznas Kota Magelang langsung bergerak cepat
melaksanakan kegiatan-kegiatan diantaranya berusaha mendapatkan kantor,
memperkenalkan diri dan sekaligus sosialisasi tentang pengelolaan zakat ke berbagai
instansi, merekrut amil/pelaksana, menyiapkan segala sistem administrasi, mulai
mengumpulkan zakat dan menyalurkannya, dan kegiatan lain-lainnya.

Alhamdulillah Pemerintah Daerah meminjamkan sebuah bangunan beralamat di Jl.


Pahlawan no. 94 Potrobangsan Kota Magelang untuk dijadikan Kantor Baznas Kota
Magelang yang mana ditempati per awal bulan Rabiul Akhir 1438H/Januari 2017.
Alhamdulillah Bazda Kota Magelang menyerahkan saldo dananya sebesar
Rp.122.816.685,-kepada Baznas Kota magelang yang kemudian dimanfaatkan sebagai
dana operasional awal. Alhamdulillah para PNS di bawah kepemimpinan Walikota
Magelang merespon hadirnya Baznas dengan sangat baik.

Visi dan Misi BAZNAS Kota Magelang:

Visi :

“Terwujudnya Badan Zakat yang Amanah, Transparan dan Profesional.”

Misi :

1. Meningkatkan kesadaran umat untuk berzakat, berinfaq dan bershodaqoh;


2. Meningkatkan penghimpunan dan pendayagunaan zakat infaq dan shodaqoh sesuai
dengan ketentuan syariah dan prinsip manajemen modern;
3. Menumbuh kembangkan pengelola/amil zakat yang amanah, transparan,
profesional, dan terintegritasi;
4. Mewujudkan pusat data zakat Kota Magelang yang valid;
5. Memaksimalkan peran zakat dalam menanggulangi kemiskinan, kebodohan dan
keterbelakangan di Kota Magelang melalui sinergi dan koordinasi dengan lembaga
terkait;

A. Manajemen Perencanaan yang diterapkan di BAZNAS Kota Magelang


Yang pertama dilakukan dalam proses perencanaan di BAZNAS Kota
Magelang adalah dengan membuat RKAT (Rencana Kerja Anggaran Tahunan) yang
dilakukan pada awal periode. Jadi pembuatan perencanaan sesuai dengan aturan zakat
tentang apa yang harus di zakati, siapa yang harus menerima zakat dan juga dasar-
dasar dari zakat tersebut sesuai dengan Al Qur’an dan AS-Sunnah. Tetapi di
BAZNAS Kota Magelang kemudian dikembangkan, ada sesuatu yang tidak terdapat
dalam Al Qur’an maupun As-Sunnah namun ternyata secara Qiyas harus dikeluarkan
zakat.
Secara Qiyas, karena pada zaman dahulu belum ada gaji maka zakat dari gaji
tersebut belum ada dasar hukumnya dalam Al Qur’an maupun As-Sunnah.
Analoginya seperti berikut, petani ketika panen 5,25 kwintal beras (bukan padi) wajib
mengeluarkan zakat 5% kalau disirami dan dipupuk, kalau tidak disirami dan dipupuk
zakatnya menjadi 10% karena ada usyur dan nisful usyur setengah dari 1/10. Nah,
sekarang kita lihat 5,25 kwintal jika beras itu harganya Rp 10.000,- per kilogram,
maka hasilnya Rp 5.250.000,-. Kan sekarang banyak orang yang gajinya Rp
5.250.000,- nyiraminya juga hanya setiap pagi berangkat kemudian apel, duduk,
ngetik, setelah itu pulang. Secara rasional “masak orang kaya gitu tidak keluarkan
zakat?” maka lalu terjadi yang namanya Qiyas. Qiyas disini yaitu Qiyas yang tidak
terdapat dalam Ushul Fiqih, namanya Qiyas Syibh (Qiyas menyesuaikan semakin
berat cara mendapatkannya semakin sedikit pengeluarannya, tapi semakin mudah
mendapatkannya semakin banyak mengeluarkan zakat).
Pekerjaannya para amil zakat di BAZNAS Kota Magelang itu termasuk
kategori pekerjaan yang ringan, ringan tapi berat setiap hari ditepuk, lalu mereka
dengan nisab zakat tidak 5% tapi 2,5% karena Qiyas Syibh tadi. Lalu kemudian di
sekitar Kota Magelang dibuat, orang yang gajinya Rp 5.250.000,- diwajibkan
mengeluarkan zakatnya 2,5% dari Rp 5.250.000,- yang diharapkan take home pay
(penghasilan samapai dirumah) tapi kenyataannya baru di gaji pokok rata-rata. Kalau
di take home pay kan ada misalnya guru mendapatkan sertifikasi kan juga terkumpul.
Inilah yang dikeluarkan zakat dari Qiyas Syibh, yang lainnya dikenakan zakat biasa
seperti pertanian, pedagang, perhiasan, peternakan dan juga sebagainya itu
dikeluarkan zakat sesuai dengan aturan.
Tambahan pengenaan zakat di Kota Magelang hanya terdapat pada gaji dan
juga penghasilan-penghasilan lain yang sudah mencapai nisabnya. Nisab di Kota
Magelang sendiri disesuaikan dengan nisab pertanian yaitu 5,25 kwintal nanti
dikeluarkan zakat tidak 5% tapi 2,5% tiap bulan, karena panennya setiap bulan. Kalau
petani hanya setiap kali panen. Maka setiap bulan para amil di BAZNAS Kota
Magelang membagi-bagi tugas untuk mengingatkan dan mengumpulkan dana zakat
dari masyarakat Kota Magelang yang sudah mencapai nisab tersebut. Para amil di
BAZNAS Kota Magelang itu juga semuanya harus sarjana, kalau tidak sarjana tidak
bisa menjadi amil di BAZNAS Kota Magelang.
Untuk pembagiannya dibagi kepada asnaf, yaitu 8 asnaf (golongan) orang-
orang yang berhak menerima zakat. Dari 8 asnaf tersebut, dibagi lagi, dipecah lagi,
kemudian dirumuskan lagi dari 8 asnaf tersebut dengan macamnya orang. Seharusnya
8 asnaf, namun sekarang misal ada anak sekolah tidak punya uang karena
ketidakmampuan dan kemiskinan, ini bukan karena anak sekolah yang tidak punya
uang namun karena fakirnya atau karena miskinnya. Kemudian ketika ada ibnu sabil
yang kecopetan di terminal namun akan pulang ke Bandung banyak kejadian seperti
itu. Polisi sekarang juga misalnya ada kejadiaan seperti kecopetan itu juga larinya ke
BAZNAS. Bahkan sekarang ada orang yang dating ke rumah sakit mau mengambil
anaknya tidak diperbolehkan karena tidak mampu membayar biaya rumah sakit itu
juga larinya ke BAZNAS kemudian para amil zakat di BAZNAS Kota Magelang lari
ke rumah sakit untuk mengecek dan melakukan negosiasi dengan kepala direktur
rumah sakit bagaimana supaya kita bisa membantu agar permasalahan tersebut cepat
teratasi.
Ada 5 program yang dijalankan di BAZNAS Kota Magelang, yaitu:
1. Program Pemberdayaan Ekonomi (Bantuan Kewirausahaan dan Bantuan
Permodalan).
2. Program Beasiswa Pendidikan (Beasiswa Sekolah Prestasi, Bantuan Biaya
Pendidikan, Lomba, Bantuan Biaya Pendidikan Yatim)
3. Program Pelayanan Kesehatan (Bantuan biaya kesehatan untuk fakir miskin,
dan Bantuan alat kesehatan)
4. Program Pelayanan Dakwah (Pelayanan Da’i Kegiatan Keagamaan untuk
ASN, Bantuan untuk lembaga keagamaan, Bantuan pembangunan
masjid/mushola, Bantuan untuk kegiatan Tarling Ramadhan “Kegiatan masjid-
TPQ-Tokoh Agama-Ustad/ah TPQ-Ponpes dan Panti Asuhan yatim”, Bantuan
untuk pelaksanna pengajian masyarakat, Hadiah untuk mualaf, Pemberdayaan
UPZ, Intensifikasi pengumpulan di bulan Romadhon, Kampanye sadar zakat,
Kegiatan seremonial penyaluran, Dukungan kegiatan/kebutuhan insidentil,
Rakor dengan LAZ. )
5. Program Pelayanan Kemanusiaan ( Bantuan biaya hidup fakir miskin,
Bantuan Pembayaran Hutang, Bantuan Renovasi RLTH, Bantuan Ibnu Sabil,
Bantuan Kebencanaan, Bantuan Kemanusiaan
Regional/Nasional/Internasional, Kepanitiaan Program Pengumpulan
Insidentil, Penyaluran via UPZ. )

Di BAZNAS Kota Magelang sendiri pun punya prinsip yaitu tepat waktu,
tepat jumlah, juga tepat sasaran, dan juga tepat aturan. Jadi waktunya kapan? Setiap
bulan, sasarannya siapa? Asnaf 8, jumlahnya berapa? 2,5%, yang menerima
bagaimana? Yang menerima itu tergantung, bisa saja yang datang itu sama namun
pembagiannya berbeda karena memang BAZNAS Kota Magelang mengukur dan juga
punya hak untuk memutuskan.

B. Manajemen Pengumpulan yang diterapkan di BAZNAS Kota Magelang


Di Indonesia ada dua kelembagaan pengelolaan zakat yang diakui pemerintah
yaitu Badan amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ), kedua lembaga
tersebut mendapatkan payung perlindungan dari pemerintah. Wujud perlindungan
pemerintahbterhadap kelembagaan pengelola zakat terdapat pada Undang-Undang RI
No 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Disamping memberikan perlindungan
hukum pemerintah juga berkewajiban memberikan pembinaan serta pengawasan
terhadap Kelembagaan BAZ dan LAZ di semua tingkatan. Mulai dari tingkat
nasional, provinsi, kabupaten/kota sampai kecamatan. Dan pemerintah berhak
melakukan peninjauan ulang (pencabutan ijin) apabila lembaga zakat tersebut
melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap pengelolaan dana yang dikumpulkan
masyarakat baik berupa zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Salah satu fungsi BAZNAZ
adalah pengumpulan zakat dan dalam pengumpulan zakat diperlukannya sebuah
manajemen, manajemen sangat penting digunakan dalam sebuah perusahaan,
organisasi ataupun digunakan dalam melaksanakan sebuah kegiatan.
BAZNAZ Kota Magelang adalah salah satu badan amil zakat Indonesia yang
bertugas mengumpulkkan zakat yang ada di Kota Magelang. Ada dua jenis
penyaluran zakat yang ada di Kota Magelang yaitu konsumtif dan produktif, dimana
pendistribusian zakat diartikan sebagai penyaluran zakat kepada mustahiq secara
konsumtif sedangkan pendayagunaan zakat diartikan sebagai penyaluran zakat kepada
mustahiq secara poduktif.di BAZNAZ Kota Magelang untuk produktif 60% dan
konsumtif 40%, misalnya dari BAZNAZ memberikan orang fakir zakat konsumtif
250.000/bln dimana kriterianya adalah orang tersebut hanya meminta belas kasihan
dari orang misalnya jompo yang terlantar dan tidak memungkinkan untuk bekerja.
Dan ada kriteria untuk orang miskin dia bisa mencukupi kehidupannya tetapi masih
kurang misalnya orang tersebut hanya mampu makan satu hari 2 kali dimana dari
pihak Badan Amil Zakat sendiri memberikan bantuan berupa zakat produktif.
Kemudian yang diharapkan orang tersebut mau berusaha dan mau berubah untuk
keberlangsungan kehidupannya, target yang diharapkan orang tersebut mampu
berinfaq untuk memancing supaya dapat berproduktif. Ada beberapa hal yang
dilakukan dari pihak Badan Amil Zakat misalnya ada pengajuan dana kemudian dari
pihak BAZNAZ mensurvei kegiatan atau tempat yang memang mebutuhkan,
kemudian misalnya ada laporan dari masyarakat kemudian dari pihak Badan Amil
Zakat juga mensurvei tempat dan keadaan yang sesungguhnya ataupun ketika dari
pihak Badan Amil Zakat jalan-jalan untuk mensurvei langsung ke masyarakat
setempat. Hal yang tidak lupa dilakukan adalah memonitoring, mengawasi
perkembangan orang-orang yang sudah mendapatkan bantuan berupa zakat produktif
maupun konsumtif. Untuk sistem pengumpulan dana yang dilakukan BAZNAZ Kota
Magelang adalah di awal bulan pada tanggal 10 tetapi pada kenyataannya ditanggal
tersebut belum ada yang mengumpulkannya, maka adanya Unit Pengumpul Zakat
(UPZ) yang bekerja sama dengan sekolah-sekolah maupun intansi-instansi sehingga
dapat meminimalisirnya. Sesuai dengan petunjuk dari Al-Quran BAZNAZ adalah
perpanjangan tangan dari pemerintah (ulil amri) yang diberikan kewenangan untuk
melakukan tugas pengelolaan zakat secara nasional yang mendapatkan izin dari
pemerintah. Oleh sebab itu untuk menjalankan Sunnah Nabi Muhammad SAW para
muzakki semestinya menunaikan zakatnya melalui BAZNAZ. Karena seandainya
orang yang mempunyai harta boleh memberikan secara langsung kepada orang-orang
yang berhak yang menerimanya (Mustahiq) maka pastilah tidak dibutuhkan lagi amil
(petugas zakat) untuk mengatur atau mengelolanya dan tentu hal ini bertentangan
dengan firman Allah SWT dalam Surah At-Taubah (9) ayat 103 yang artinya
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka”. Dan inilah yang menjadi pedoman
untuk BAZNAZ kota Magelang sendiri. Ada yang langsung memberikan langsung ke
kantor BAZNAZ ada yang meminta untuk mengambilnya ada dan tentunya orang
yang tersebut tidak sembarangan orang, sudah dipilihkan sesuai dengan kriteria.
1. Pengumpulan zakat dilakukan oleh Badan Amil Zakat dengan cara menerima atau
mengambil dari muzakki atas dasar pemberitahuan muzakki. Badan Amil Zakat
dapat bekerja sama dengan Bank dalam pengumpulan zakat harta muzakki yang
berada di Bank atas permintaan muzakki. Badan Amil Zakat dapat menerima
harta selain zakat, sepertiinfaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris, dan kafarat. Ada
tiga strategi dalam pengumpulan zakat, yaitu: Pembentukan unit pengumpulan
zakat. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pengumpulan zakat, baik kemudahan
bagi lembaga pengelola zakat dalam menjangkau para muzakki maupun
kemudahan bagi para muzakki untuk membayar zakatnya, maka setiap Badan
Amil Zakat dapat membuka Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di berbagai tempat
sesuai tingkatannya, baik nasional, provinsi dan sebagainya.
2. Pembukaan kounter penerimaan zakat. Selain membuka unit pengumpul zakat di
berbagai tempat, lembaga pengelola zakat dapat membuka kounter atau loket
tempat tempat bersangkutan. Kounter atau loket tersebut harus dibuat yang
representatif seperti layaknya loket lembaga keuangan profesional yang
dilengkapi dengan ruang tunggu bagi muzakki yang akan membayar zakat,
disediakan alat tulis an penghitung seperlunya, disediakan tempat penyimpanan
uang atau brankas sebagai tempat pengamanan semetara sebelum disetor ke bank,
ditunggui dan dilayani oleh tenaga-tenaga penerima zakat yang siap setiap saat
sesuai jam pelayanan yang sudah ditentukan.
3. Pembukaan rekening bank. Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa dalam
membuka rekening hendaklah dipisahkan antara masing-masing rekening
sehingga dengan demikian akan memudahkan para muzakki dalam pengiriman
zakatnya.
C. Manajemen Pendistribusian dan Pemberdayaan yang diterapkan di BAZNAS
Kota Magelang

Program Baznas, selain untuk disalurkan dalam bentuk konsumtif juga


diwujudkan melalui program-program yang memberdayakan mustahiq (produktif).
Adapun beberapa subjek yang nantinya akan menerima dana Zakat dan Infaq dari
Baznas Kota Magelang, diantaranya :

1. Ketika ada sebuah pengajuan dari masyarakat, dari pihak Baznas akan menyurvey
terelebih dahulu apakah kriteria yang mengajukan sesuai dengan kriteria yang
diharapkan atau tidak. ketika kriteria tersebut sudah memenuhi dari pihak Baznas
akan menyalurkan dana zakat tersebut.
2. Laporan dari masyarakat tentang keadaan tetangga sekitarnya, maka dari pihak
Baznas akan melakukan survey terlebih dahulu.
3. Para amil Baznas Kota Magelang.
Setelah dilakukanya survey terhadap pelapor atau yang dialporkan, dari pihak
Baznas menyesuaikan kebutuhan dengan kemampuan yang dimilki. Setelah
dilakukanya pendayagunaan serta pendistribusian tersebut dari pihak Baznas tetap
memonitoring subjek penerima tadi.
Ketika ada seorang fakir atau miskin tetapi ia berstatus non islam, maka ia hanya
berhak menerima dana infaq dari Baznas. Ketika ada seorang fakir dengan kondisi ia
tidak bisa apa-apa atau bisa dikatakan jompo terlantar maka dari pihak Baznas kota
Magelang memberi dana zakat konsumtif (Bantuan Sosial Tunai Fakir). Namun,
ketika ada seorang miskin yang bisa mecukupi kebutuhanya tetapi masih kurang dari
pihak Baznas Kota Magelang memancing untuk produktif agar dapat keluar dari
kemiskinan tersebut, maka Baznas Kota Magelang memebrikan dana zakat produktif.
Dalam pendistribusian dana zakat dan infaq Baznas Kota Magelang
mengkasifikasikan tingkat kedaruratan, diantaranya yaitu:
1. Klasifikasi Urgent (Butuh)
Yang termasuk klasifikasi ini adalah ketika ada seseorang yang tengah
mengalami kesulitan atau musibah, kalau tidak dibantu hari ini maka akan
menimbulkan akibat yang sangat fatal ataupun mengancam nyawanya.
2. Klasifikasi Biasa
Dalam klasifikasi ini, dari pihak Baznas mengolah lagi program apa
yang cocok untuk disalurkan kepada orang yang membutuhkan dan kapan
waktu yang tepat akan diberikan dana tersebut
3. Klasifikasi Dibawah Biasa
Seperti halnya pembangunan masjid.

Dalam menjalankan pendistribusian tersebut, Baznas Kota Magelang juga


melakukan sosialisasi terhadap masyarakat seperti halnya, menempelkan stiker di
beberapa rumah warga yang sudah menerima dana zakat dan infaq dari Baznas kota
Magelang.

Baznas kota Magelang dalam mendayagunakan dan mendistribusikan dana


zakat dan infaq, memiliki 5 program agar penyaluran dana tersebut tepat sasaran,
diantaranya yaitu:

1. Kota Magelang Makmur


a. Bantuan Permodalan Bergulir
b. Bantuan Permodalan Tunai
c. Bantuan Permodalan Ketenagakerjaan
2. Kota Magelang Cerdas
a. Beasiswa Sekolah Prestasi (BSP)
b. Beasiswa Sekolah Lancar (BSL)
3. Kota Magelang Sehat
a. Bantuan Biaya Kesehatan
b. Bantuan Alat Kesehatan
4. Kota Magelang Religius
a. Pelayanan dan Kegiatan Keagamaan untuk ASN
b. Bantuan untuk Lembaga Keagamaan
c. Bantuan Masjid/Mushola dan Fasilitas Dakwah Islam
d. Bantuan untuk Kegiatan Masjid
e. Bantuan untuk TPQ/Madin
f. Bantuan untuk Tokoh Agama
g. Bantuan untuk Ustadzah
h. Bantuan untuk Ponpes/Panti Asuhan
i. Bantuan Biaya Operasional BADKOTPQ/LPTQ/FKDT
j. Hadiah untuk Muallaf
k. Pemberdayaan UPZ
5. Kota Magelang Sejahtera
a. Bantuan Sosial Tunai (BST) Fakir
b. Bantuan Anak Yatim/Piatu
c. Bantuan Ghorimin
d. Bantuan Renovasi RTLH (Bedah Rumah)
e. Bantuan Ibnu Sabil
f. Bantuan Kebencanaan
g. Bantuan Kemanusiaan Regional/Nasional/Internasional
D. Manajemen Pelaporan /Keuangan yang diterapkkan di BAZNAS Kota
Magelang
1. Membuat perencanaan anggaran keuangan kegiatan BAZNAS setiap tahun.
Dalam anggaran keuangan didalam suatu instansi salahsatunya di BAZNAS
Kota Magelang perlu adanya perencanaan. Perencanaan anggaran keuangan ini
dilakukan sebelum penyediaan dalam suatu pengeluaran yang biasanya
dikeluarkan secara rutin, misalnya untuk sarana prasarana ataupun persediaan
yang dibutuhkan.
2. Membuat laporan keuangan setiap 1 bulan sekali, 3 bulan sekali, 6 bulan sekali
dan setiap tahun
Hasil observasi kami saat itu bahwasannya Pelaporan yang dilakukan
BAZNAS Kota Magelang dilakukan setiap 1 bulan sekali, 3 bulan sekali, 6 bulan
sekali dan dalam satu tahun sekali secara rutin dan terbuka. Jadi biasannya setiap
pengeluaran atau pun penggunaan dana itu selalu terinci secara detail. Adapun
bentuk laporan keuangannya kami paparkan dalam sebuah lampiran, disana ada
laporan keuangan dalam tiga tahun terakhir ini yang telah dilaporkan di BAZNAS
Kota Magelang.
3. Mengadakan koordinasi kepada UPZ di SKPD, kantor/instansi yang terkait.
Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) adalah tempat dimana zakat yang akan
disetorkan kepada Badan Amil Zakat Nasinal (BZNAS) terkumpul. Jadi, UPZ
harus selalu menyetorkan zakat yang telah terkumpul kepada pihak yang
berwenang atau BAZNAS sekitar. Ketika kemantapan seseorang ingin langsung
menyetorkan di BAZNAS juga diperbolehkan dan tidak wajib untuk ke UPZ
lingkungannya. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Magelang
mengadakan rapat koordinasi pembentukan Unit Pengumpul Zakat (UPZ), di Aula
Adipura Kencana, Rabu (18/1/2017).  Hadir dalam acara ini Sekda didampingi
Kabag Kesra Kota Magelang, jajaran pengurus Baznas Kota Magelang, dan para
calon pelaksana UPZ dari berbagai instansi. Kegiatan ini bertujuan untuk
mempersiapkan pendirian UPZ-UPZ dalam rangka mengoptimalkan pengumpulan
zakat, infaq dan sodaqoh terutama dari para Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai
BUMN, BUMD, Instansi Vertikal, TNI dan Polri di Kota Magelang. KH.
Mansyur Siraj mengatakan, dengan dibentuknya UPZ di tiap instansi nantinya, in
sya Alloh akan memudahkan para muzaki (pembayar zakat) dalam menunaikan
kewajibannya sebagai warga negara yg beragama Islam. Program penyaluran
zakat meliputi bidang pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, ekonomi dakwah dan
advokasi. Sedangkan untuk bentuk kegiatannya antara lain bea siswa terintegrasi,
bantuan  biaya kesehatan, bantuan untuk terdampak bencana, sekolah
kewirusahaan serta kegiatan pemberdayaan da’i dan ustadz. Lebih lanjut ia
menjelaskan, cara menghitung zakat pendapatan diatur dalam Permenag No.
52/2014 dimana nishab zakat pendapatan ditetapkan senilai 653 kg gabah atau 524
kg gabah. Sedangkan untuk kadar zakat pendapatan senilai 2,5 %. Untuk
menghindari kesalahan penetapan seharusnya sudah nishab namun terhitung
belum nishab maka harga beras ditetapkan Rp10.000 per kg. Dikalikan 524 kg
totalnya Rp5.240.000, maka pegawai yang penghasilannya sebesar itu ke atas
wajib bayar zakat sebesar 2,5 % dari jumlah pendapatannya. Selain pengumpulan
zakat, infaq dan sadaqoh melalui UPZ-UPZ, penyetorannya  juga bisa dilakukan
secara langsung ke Kantor Baznas Kota Magelang yang beralamat di jalan
Pahlawan No 94, atau melalui rekening bank yang sudah ditentukan. UPZ yang
dibentuk oleh BAZNAS Kabupaten/Kota terdapat pada:

 Kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah/Lembaga Daerah kabupaten/kota


 Kantor Instansi vertikal tingkat kabupaten/kota
 Badan Usaha Milik Daerah kabupaten/kota
 Perusahaan skala kabupeten/kota
 Masjid, mushalla, langgar, surau atau nama lainnya
 Sekolah/Madrasah dan lembaga pendidikan lain.
 Kecamatan atau nama lainnya
 Desa/Kelurahan atau nama lainnya

4. Memegang buku kas BAZNAS kota Magelang


Badan Amil Zakat Nasinal (BAZNAS) Kota Magelang mempunyai buku kas
yang berisi penggunaan uang dalm pengeluaran sepertihalnya sedekah ataupun
memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan. Baznas Kota Magelang
sendiri selama dua tahun terakhir mampu menjadi wahana alternatif dalam
mengembangkan amil zakat yang amanah, transparan, profesional, dan
terintegrasi. Mansyur Siraj mengatakan, pendistribusian dana zakat infaq sodakoh
(ZIS) tahun 2017 adalah sebesar Rp818.551.311 dengan calon penerima manfaat
sebanyak 675 orang."Adapun rencana pendistribusian dana Zis tahun 2018 adalah
sebesar Rp1.683.900.775 dengan target penerima sebanyak 1.750 orang. Sejak
bulan Januari hingga 22 Mei 2018 telah terdistribusi sebesar Rp600.682.750 dan
jumlah penerima 1.032 orang," terang Mansyur.Distribusi dana Zis tersebut, kata
Mansyur, dilaksanakan melalui program Baznas. Diantaranya Program ekonomi
(sekolah wirausaha, bantuan modal tunai, bantuan modal bergulir dengan
pendampingan), program pendidikan (bantuan beasiswa prestasi tingkat SMP dan
SMA, bantuan biaya sekolah lancar bagi siswa SD, SMP, SMA, Perguruan
Tinggi, dan bantuan biaya pendidikan anak yatim)Selain itu, juga program
dakwah advokasi berupa bantuan masjid, bantuan alim ulama, bantuan
lembaga/organisasi Islam, bantuan panti asuhan, bantuan pelayanan pengajian
masyarakat dan hadiah mualaf. Serta program kemanusiaan berupa bantuan biaya
hidup fakir miskin, bantuan bedah rumah, bantuan bencana alam, bantuan musafir,
bantuan kemanusiaan regional/nasional dan internasional. (humas pemkot
magelang)
5. Mengusulkan gaji pelaksana BAZNAS dan pimpinan BAZNAS serta para
pegawai.
BAZNAS Kabupaten/Kota dibentuk oleh Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam Kementerian Agama atas usul bupati atau wali kota setelah
mendapat pertimbangan BAZNAS. BAZNAS kabupaaten/kota bertanggung jawab
kepada BAZNAS Provinsi dan pemerintah daerah kabupten/kota. Gaji Pegawai
Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah,
khususnya yang beragama Islam, akan dipotong untuk zakat, infak dan sedekah.
Peraturan ini berlaku mulai Januari 2017 menyusul adanya Surat Edaran Walikota
Magelang Nomor 451/404/123 tanggal 20 Oktober 2016 tentang pelaksanaan
Zakat, Infaq dan Sedekah. besaran zakat adalah 2,5 persen dari gaji per bulan,
sedangkan untuk infak dan sedekah besarannya sesuai kemampuan serta
keikhlasan setiap PNS. Zakat, infak dan sedekah yang terkumpul, lanjut
Wagiman, nantinya akan disalurkan melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di tiap
SKPD, kemudian diserahkan ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota
Magelang. Walikota Magelang Sigit Widyonindito menuturkan bahwa zakat,
infak dan sedekah yang dikelola dengan baik maka akan membantu pemerintah
mengurangi angka kemiskinan di Kota Magelang. Dia pun meminta kepada
Baznas agar segera mamfasilitasi pengumpulan, pengelolaan sekaligus
pendistribusian harta zakat, infak dan sedekah secara lebih optimal. Ketua Baznas
Kota Magelang, Mansur Siraj, menjelaskan cara menghitung zakat pendapatan
yakni dianalogikan dengan zakat hasil pertanian yang nisabnya sebesar 524
kilogram makanan pokok. Misalnya, jika harga beras Rp 10.000 per kilogram
dikali 524 kilogram maka hasilnya Rp 5.240.000 sehingga jika pegawai
mempunyai pendapatan kotor sama atau lebih dari hasil perkalian itu maka wajib
berzakat sebesar 2,5 persen dari Rp 5.240.000, yakni Rp. 131.000. Penghitungan
wajib zakat di Kota Magelang biasanya diukur dari segi hasil pertanian masing
masing orang.
6. Menyediakan transport untuk berbagai kegiatan dilingkungan BAZNAS Kota
Magelang sesuai dengan ketentuan.
Dalam setiap kegiatan melayani atau medistribusikan zakat , infaq ataupun
sedekah dari pihak BAZNAS Kota Magelang juga menyediakan transport atau
berupa sarana prasarana penyaluran yang akan dilakukan. Bahwa dalam rangka
meningkatkan manfaat zakat dengan mengakomodir kebutuhan mustahik secara
prima, perlu mendayagunakan zakat di bidang sosial dan ekonomi. Oleh
karenanya, Badan Amil Zakat Nasional melalui program Layanan Aktif BAZNAS
(LAB) sebagai program khusus divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat
(DPP), hadir untuk bisa menyalurkan dana zakat sesuai ketentuan tersebut.
Layanan Aktif BAZNAS (LAB) adalah program layanan darurat sosial untuk
mustahik dengan model penanganan tepat sasaran, tepat waktu (cepat) dan tepat
penanganan.
Untuk melayani mustahik yang diketegorikan dalam keadaan darurat, Layanan
Aktif BAZNAS (LAB) membagi ke dalam beberapa unit, yaitu melalui Unit
Layanan, Unit Respon dan ATM Beras. Terkhusus unit layanan dan unit respon
melayani jenis layanan bantuan akses tempat tinggal (biaya kontrakan dan atau
renovasi rumah), bantuan akses pengobatan dan atau kesehatan, bantuan akses
pendidikan, bantuan akses konsumsi (biaya hidup, pakaian, dan atau ATM Beras),
bantuan akses transportasi, dan bantuan hutang untuk pemenuhan biaya hidup
dasar.
E. Manajemen Organisasi dan SDM yang diterapkan di BAZNAS Kota Magelang
Pentingnya pengorganisasian menyebabkan timbulnya sebuah struktur
organisasi yang dianggap sebagai sebuah kerangka yang masih dapat menggabungkan
usaha-usaha meraka dengan baik. Dengan kata lain salah satu bagian tugas
pengorganisasian adalah mengharmoniskan kelompok orang yang berdeda,
mempertemukan macam-macam kepentingan dan memanfaatkan kemampuan-
kemampuan kesemuanya sesuatu arah tertentu. Sebagaimana disampaikan oleh Wakil
Ketua Bidang Pengumpulan, Drs. H. Djam’an Muhyiddin, M.AgH :
Dalam berkerja tentunya kita memiliki job descnya masing- masing tetapi didalam
BAZNAS Kota Magelang ini kita saling mengkover atau membantu satu sama lain
jika dibutuhkan dengan kata lain saling kerjasama. Kokohnya suatu organisasi itu di
topang oleh kerjasama yang baik dari seluruh sector antara Pimpinan dengan semua
orang yang berada di sekitar kita. Kami sebagai mesin BAZNAS Kota Magelang
akan bekerja semaksimal mungkin agar dapat memberikan kontribusi yang baik
supaya dapat di rasakan oleh seluruh masyarakat.
Manajemen pada prinsipnya bagaimana mengatur kegiatan agar berjalan
dengan baik dalam mencapai tujuan secara optimal sesuai dengan yang diinginkan.
Berikut adalah struktur organisasi di BAZNAS Kota Magelang :
Kepala Kota Baznas Magelang: KH M Mansyur Siroj M.Ag
Wakil Ketua 1 ( Bidang Pengumpulan) : Drs. H. Djam’an Muhyiddin, M.AgH
Wakil Ketua 2 ( Bidang Distribusi Dan Penggunaan ) : Drs. H. Ismudiyono, M.Ag
Wakil Ketua3 (Bidang Perencanaan, Keuangan Dan Pelaporan ) : H Hamdan ST
Wakil Ketua 4 ( Administrasi, SDM Dan Umum ) : KyaiAchmadRifa’i
Manajemen sumber daya manusia adalah perencanan pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, pemberiankompensasi,
pengintergrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan tenaga kerja dengan
maksud untuk membantu mencapai tujuan perusahaan, individu dan masyarakat.
BAZNAS merupakan lembaga yang sudah tersusun dalam UU dan memiliki
dasar Hukum yang baku. Ada beberapa prinsip yang harus dipegang dalam
melaksanakan managemen SDM dalam BAZNAS di antaranya:
b. Perencanaan Sumber Daya Insani
Setiap melakukan sesuatu tentunya diawali dengan perencanaan yang matang
dan terprogram secara maksimal. Perencanaan ini meliputi perencanaan kualitas
dan kuantitas sumber daya insane serta kegiatan perancangan pekerjaan bagi
sumber daya insani (JobDesign). Perekrutan merupakan proses penarikan sejumlah
calon yang berpotensi untuk di seleksi menjadi karyawan. Proses perekrutan
dimulai setelah para recruiter mengidentifikasi kebutuhan dan ketersediaan
Karyawan/pegawai melalui perencanaan sumber daya manusia dan permintaan
manajer. Setelah dilakukan identifikasi, maka dapat diketahui lowongan pekerjaan
atau jabatan. Selanjutnya dapat dirumuskan tentang perekrutan tenaga untuk
mengisi kekosongan jabatan/pekerjaan tersebut, yang meliputi metode perekrutan,
persyaratan pelamar dan berapa jumlah tenaga yang dibutuhkan. Setelah
mengetahui kebutuhan kualitas karyawan, maka dibuat perencanaan kuantitas
yakni merancang berapakah batas minimal jumlah karyawan di masing-masing
jabatan dan wilayah kerja. Setelah itu, baru membuat job description dari masing-
masing jabatan atau posisi sesuai dengan struktur organisasi perusahaan. Pelatihan
dan pengembangan karyawan dianggap sebagai investasi organisasi, suatu kegiatan
yang memberikan manfaat pada masa yang akan datang. Program pelatihan dan
pengembangan diberikan bukan hanya kepada para tenaga baru, akan tetapi
diberikan pula kepada tenaga yang lama, agar kemampuan yang dimilikinya tetap
segar sejalan dengan perubahan lingkungan. Seperti yang sampaikan olehWakil
Ketua Bidang Pengumpulan, Drs. H. Djam’an Muhyiddin, M.AgH :
Perencanaan kualitas ini meliputi tingkat pendidikan, skill, pengalaman, usia dan
lainnya untuk masing-masing jabatan dalam struktur organisasi tersebut. Dalam
proses recruitmen di BAZNAS Kota Magelang semua persyaratan tingkat
pendidikan minimal sarjana dan mempunyai setidaknya pengetahuan mengenai
zakat.

c. Penempatan Hasil Seleksi Karyawan


Setelah melalui beberapa proses panjang dalam perekrutan, hal yang dilakukan
adalah mengumumkan hasil seleksi sesuai dengan criteria penilaian yang sudah
dibuat. Hal ini dilakukan di BAZNAS Kota Magelang, sebagaimana pernyataan
Wakil Ketua BAZNAS Bidang Pengumpulan, Drs. H. Djam’an Muhyiddin,
M.AgH:
Setelah seleksi akan ada pengumuman tentang hasil melalui musyawah dan rapat
pengurus BAZNAS mengenai perekrutan anggota yang disepakati dengan
berbagai kuailifikasi.
Apa yang dlakukan BAZNAS Kota Magelang, menentukan siapa yang terpilih
menjadi karyawan dan penempatannya sesuai kemampuannya telah sesuai syariat
Islam. Hal serupa juga pernah dilakukan oleh Umar r.a kepada para sahabat.
Khalifah Umar r.a.selalu bermusyawarah dan meminta pendapat dari sahabat,
ketika akan menentukan pilihan calon pegawai yang akan mengemban tanggung
jawab besar. Bahkan terkadang, khalifah memberikan kebebasan dan tanggung
jawab pemilihan pegawai kepada para sahabat setelah memberikan penjelasan
tentang karakter pegawai yang diinginkan. Dalam sebuah riwayat Umar bin
Khattab bertanya kepada sahabat, “Berikan isyarat kepadaku, tunjukkan kepadaku
orang yang pantas untuk aku jadikan sebagai pegawai. Sesungguhnya aku
menginginkan seseorang pemimpin dari kaumnya. Jika semula ia bukan pemimpin,
maka ia seperti pemimpin mereka. Dan jika ia adalah pemimpin mereka, maka ia
adalah bagian dari mereka. Kemudian, para sahabat menentukan seseorang sesuai
dengan karakter yang dijelaskan, dan khalifah akan menentukan pilihannya.
d. Penentuan Upah
Suatu pekerjaan pastinya ada hak dan kewajiban yang dilakukan. Pekerjaan
membutuhkan tenaga, waktu dan pikiran untuk menjalaninya sesuai dengan
ketentuan dan aturan yang sudah dibuat oleh perusahaan atau organisasi. Pengurus
dan karyawan adalah orang yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi
yang berperan menghidupkan organisasi atau perusahaan. Sudah semestinya hak
dan kewajiban karyawan terpenuhi dengan diberikan upah untuk mengganti
waktu, tenaga dan pikiran. Sistem pengelolaan BAZNAS Kota Magelang memiliki
aturan sendiri sebagai lembaga amil zakat, terkhusus mengenai penentuan upah.
Drs. H. Djam’anMuhyiddin, M.AgH, mengatakan:
BAZNAS adalah lembaga milik negara yang menghimpun zakat dari PNS dan juga
dari penghasilan yang diwajibkan zakat sebesar 2,5 % terkhusus di BAZNAS Kota
Magelang, sudah ada alokasi dana untuk pengelola zakat (Amil) dengan system
penggajian perbulan. Alokasi dana yang masuk bukan hanya dari zakat tapi juga
infak dan shadaqoh. Walau bagaimanapun yang disebut dengan Amil adalah
lembaga yang sudah ada SK dari pemerintah dan sudah ditopang pendanaan dari
pemerintah, tinggal kita menjalankan sesuai dengan UUD yang berlaku di
BAZNAS.
KESIMPULAN

Dari observasi yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwasannya di BAZNAS
Kota Magelang telah menerapkan sistem manajemen yang sesuai dengan kondisi sekitar Kota
Magelang baik dalam aspek manajemen perencanaan, pengumpulan, manajemen
pendistribusian dan penyaluran, majamenen keuangan serta manajemen organisasi dan SDM.

Di BAZNAS Kota Magelang itu tingkat kedisiplinan para amil zakatnya sangat tinggi,
mereka istiqomah dalam menjalankan amanah walaupun sering mendapatkan tanggapan yang
kurang baik dari masyarakat sekitar Kota Magelang. Pekerja BAZNAS Kota Magelang
semuanya berjenis kelamin laki laki dikarenakan pendaftanya laki laki semua. Dalam
mengelola dana zakat di BAZNAS Kota Magelang melalui proses tahapan didalam setiap
manajemen, karena disana dengan tertib melakukan proses alurnya sesuai dalam setiap
,manajemen.
REFERENSI
Hakim, B. R., Gafur, A., & Faridah, R. (2014). Studi Manajemen Kelembagaan Amil Zakat
di Kalimantan Selatan. Tashwir Vol. 2 No. 3 , 70.

Ipansyah, N., Rahmi, N., & Helmi, R. (2013). Studi Penerapan Akuntansi Zakat pada
BAZNAS Provinsi Kalsel dan BAZNAS Kota Banjarmasin. Tashwir Vol. 1 No. 1 .

Sari, E. K. (2006). Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta: Grasindo.

Triyani, N., Beik, I. S., & Baga, L. M. (2017). Manajemen Risiko pada Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS). Jurnal Al-Muzara'ah Vol. 5 No. 2 .

Wakil Ketua Bidang Pengumpulan, D. H. (2019, Oktober Jumat). Observasi dan Wawancara
Manajemen Zakat. (M. N. Yasfillahul, Interviewer)

Wikaningtyas, S. U., & Sulastiningsih. (2015). Strategi Pengumpulan Dana Zakat pada
Organisasi Pengelola Zakat di Kabupaten Bantul. Jurnal Riset Manajemen , Vol. 2 No. 2 .
Lampiran

Laporan keuangan tiap tahun dalam kurun waktu 3 tahun yang lalu

PENGUMPULAN
BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA MAGELANG
TAHUN 2017

BULAN ZAKAT INFAK JUMLAH


Januari Rp 13.153.771 Rp 6.890.175 Rp 20.043.946
Februari Rp 32.627.524 Rp 20.189.354 Rp 52.816.878
Maret Rp 66.445.719 Rp 44.777.122 Rp 111.222.841
April Rp 80.745.407 Rp 67.066.122 Rp 147.811.529
Mei Rp 71.547.562 Rp 49.343.858 Rp 120.891.420
Juni Rp 91.973.566 Rp 56.895.842 Rp 148.869.408
Juli Rp 101.756.108 Rp 65.102.971 Rp 166.859.079
Agustus Rp 72.890.745 Rp 51.497.879 Rp 124.388.624
September Rp 76.400.775 Rp 55.431.587 Rp 131.832.362
Oktober Rp 67.094.097 Rp 53.975.673 Rp 121.069.770
November Rp 71.523.318 Rp 56.267.385 Rp 127.790.703
Desember Rp 74.844.561 Rp 48.895.571 Rp 123.740.132
TOTAL Rp 821.003.153 Rp 576.333.539 Rp 1.397.336.692

PENYALURAN
BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA MAGELANG
TAHUN 2017

BULAN ZAKAT INFAK JUMLAH


Januari Rp 833.536 Rp 48.830.950 Rp 49.664.486
Februari Rp 3.985.344 Rp 12.215.812 Rp 16.201.156
Maret Rp 10.937.283 Rp 7.210.759 Rp 18.148.042
April Rp 16.590.738 Rp 2.948.516 Rp 19.539.254
Mei Rp 92.953.023 Rp 168.846.932 Rp 261.799.955
Juni Rp 12.982.226 Rp 5.882.260 Rp 18.864.486
Juli Rp 15.844.686 Rp 11.648.627 Rp 27.493.313
Agustus Rp 8.562.066 Rp 23.494.419 Rp 32.056.485
September Rp 34.226.972 Rp 20.805.549 Rp 55.032.521
Oktober Rp 101.438.945 Rp 35.541.906 Rp 136.980.851
November Rp 136.912.839 Rp 57.150.183 Rp 194.063.022
Desember Rp 62.385.847 Rp 47.860.027 Rp 110.245.874
TOTAL Rp 497.653.506 Rp 442.435.940 Rp 940.089.446

PENGUMPULAN
BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA MAGELANG
TAHUN 2018

BULAN ZAKAT INFAK JUMLAH


Januari Rp 83.044.074 Rp 50.403.702 133.447.776
Februari Rp 90.291.965 Rp 55.574.094 145.866.059
Maret Rp 78.853.818 Rp 47.477.731 126.331.549
April Rp 82.551.756 Rp 50.342.183 132.893.939
Mei Rp 78.445.109 Rp 49.404.994 127.850.103
Juni Rp 105.220.767 Rp 50.309.718 155.530.485
Juli Rp 88.099.669 Rp 49.767.185 137.866.854
Agustus Rp 86.368.035 Rp 57.132.632 143.500.667
September Rp 93.339.241 Rp 43.529.750 136.868.991
Oktober Rp 86.527.214 Rp 48.926.037 135.453.251
November Rp 78.566.499 Rp 47.881.402 126.447.901
Desember Rp 93.855.818 Rp 54.834.157 148.689.975
TOTAL Rp 1.045.163.965 Rp 605.583.585 Rp 1.650.747.550

PENYALURAN
BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA MAGELANG
TAHUN 2018

BULAN ZAKAT INFAK JUMLAH


Januari Rp 1.929.000 Rp 7.200.000 Rp 9.129.000
Februari Rp 12.298.000 Rp 39.010.000 Rp 51.308.000
Maret Rp 43.407.000 Rp 37.918.000 Rp 81.325.000
April Rp 30.724.000 Rp 32.169.300 Rp 62.893.300
Mei Rp 197.775.000 Rp 237.486.250 Rp 435.261.250
Juni Rp 34.710.000 Rp 38.694.250 Rp 73.404.250
Juli Rp 176.281.500 Rp 20.663.300 Rp 196.944.800
Agustus Rp 23.224.000 Rp 23.264.000 Rp 46.488.000
September Rp 109.943.000 Rp 36.884.000 Rp 146.827.000
Oktober Rp 21.276.350 Rp 31.064.000 Rp 52.340.350
November Rp 33.059.000 Rp 22.722.000 Rp 55.781.000
Desember Rp 230.530.000 Rp 87.796.500 Rp 318.326.500
TOTAL Rp 915.156.850 Rp 614.871.600 Rp 1.530.028.450

PENGUMPULAN
BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA MAGELANG
TAHUN 2019

BULAN ZAKAT INFAK JUMLAH


Januari Rp 84.235.864 Rp 43.844.233 128.080.097
Februari Rp 83.307.859 Rp 47.903.363 131.211.222
Maret Rp 80.719.266 Rp 48.077.451 128.796.717
April Rp 81.546.104 Rp 53.816.319 135.362.423
Mei Rp 99.297.460 Rp 53.163.771 152.461.231
Juni Rp 92.400.762 Rp 46.183.911 138.584.673
Juli Rp 98.300.610 Rp 47.348.939 145.649.549
Agustus Rp 95.271.352 Rp 47.319.842 142.591.194
September Rp 81.982.999 Rp 41.874.361 123.857.360
Oktober Rp 87.370.225 Rp 52.574.974 139.945.199
November #ERROR! #ERROR! #ERROR!
Desember Rp - Rp - -
TOTAL #ERROR! #ERROR! #ERROR!

PENYALURAN
BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA MAGELANG
TAHUN 2019

BULAN ZAKAT INFAK JUMLAH


Januari Rp 17.904.000 Rp 79.766.000 Rp 97.670.000
Februari Rp 25.689.500 Rp 44.856.000 Rp 70.545.500
Maret Rp 25.870.000 Rp 27.126.125 Rp 52.996.125
April Rp 206.970.000 Rp 192.240.125 Rp 399.210.125
Mei Rp 48.316.400 Rp 62.030.125 Rp 110.346.525
Juni Rp 28.400.000 Rp 20.840.125 Rp 49.240.125
Juli Rp 210.554.000 Rp 31.175.125 Rp 241.729.125
Agustus Rp 79.920.000 Rp 22.722.125 Rp 102.642.125
September Rp 60.858.000 Rp 30.813.125 Rp 91.671.125
Oktober Rp 25.400.000 Rp 36.550.125 Rp 61.950.125
November Rp - Rp - Rp -
Desember Rp - Rp - Rp -
TOTAL Rp 729.881.900 Rp 548.119.000 Rp 1.278.000.900

Penyaluran zakat produktif kepada warga miskin dari BAZNAS Kota Magelang

Lampiran Daftar Pertanyaan


1. Bagaimana sejarah berdirinya BAZNAS Kota Magelang?
2. Apa visi dan misi dari BAZNAS Kota Magelang?
3. Bagaimana perencanaan yang dilakukan BAZNAS Kota Magelang dalam mengelola
dan menyalurkan zakat?
4. Apakah ada obyek lain yang dikenai zakat di BAZNAS Kota Magelang?
5. Apakah dasar hokum yang melandasi penambahan obyek zakat tersebut?
6. Bagaimana perbedaan zakat antara golongan petani dan golongan karyawan?
7. Bagaimana perhitungan nisab untuk golongan karyawan?
8. Bagaimana alur pengumpulan zakat di BAZNAS Kota Magelang?
9. Apakah ada badan pembantu pengumpulan zakat pada tiap instansi atau masjid di
daerah Kota Magelang?
10. Bagaimana saja cara pengumpulan zakat di BAZNASS Kota Magelang?
11. Bagaimana pendistribusian zakat di BAZNAS Kota Magelang?
12. Apa saja jenis-jenis pendistribusian yang disalurkan oleh BAZNAS Kota Magelang?
13. Siapa saja yang menerima dana zakat dari BAZNAS Kota Magelang?
14. Bagaimana program penyaluran di BAZNAS Kota Magelang?
15. Bagaimana manajemen keuangan yang ada di BAZNAS Kota Magelang?
16. Bagaimana proses perencanaan anggaran di BAZNAS Kota Magelang?
17. Bagaimana sistem laporan keuangan yang diterapkan di BAZNAS Kota Magelang?
18. Bagaimana struktur organisasi di BAZNAS Kota Magelang?
19. Apakah ada pemusatan tanggung jawab pada setiap jabatan di BAZNAS Kota
Magelang?
20. Bagaimana pengelolaan SDM di BAZNAS Kota Magelang?
Dokumentasi Kegiatan Observasi

Anda mungkin juga menyukai