Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhamad Abdul Manaf Makul : Analisis laporan Keuangan Syariah

NIM : 63010170353 Dosen : Ekki Satria Jaya, M.si.,Si.Ak.


1. Bank Syariah merupakan suatu entitas yang pada dasar hampir sama dengan bank-bank
pada umumnya, yaitu menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannhya
kembali kepada masyarakat. Hanya saja dalam perbankan syariah sistem
operasionalnya haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip hukum islam, diantaranya
Prinsip keadilan dan keseimbangan, kemaslahatan, universal serta tidak mengandung
unsur gharar, maysir, riba, zalim dan objek yang haram. Negara indonesia merupakan
negara yang mayoritas beragama islam, maka dari itu perbankan syariah hadir
menawarkan sebuah solusi kepada masyarakat undonesia agar mampu menjalankan
kegiatan mu’amalah sesuai dengan aturan islam, dan tidak merugikan salah satu pihak.
walaupun demikian bukan berarti tidak memperhitungkan golongan minoritas (non
muslim) dikarenakan sistemnya yang universal maka bisa dirasakan oleh siapa saja
tentang manfaat dan kegunaan dari perbankan syariah. Setiap lembaga pastilah
memiliki sebuah resiko, contohnya saja banyak orang yang masih berfikiran
bahwasannya perbankan syariah itu sama saja dengan bank-bank pada umumnya. Maka
hal tersebut akan menjadi sebuah resiko terhadap perkembangan perbankan syariah.
Akan tetapi jika sistem operasionalnya mampu dijalankan sebagaimana mestinya dan
sesuai dengan aturan yang ada maka bukan resiko lah yang muncul akan tetapi sebuah
kemanfaatan yang hakiki, bukan hanya muslim saja, kini pun sudah mulai banyak
golongan non muslim yang mulai mengakui tentang keberadaan bank syariah serta
kemanfaatan dari bank syariah, bukan hanya itu sudah banyak golongan non muslim
yang menggunakan kegiatan-kegiatan mu’amalah dengan prinsip-prinsip syariah.
2. Dasar hukum al-qur’an dan hadist tentang perbankan syariah
 Al-qur’an surat Al-Baqarah ayat 283

۞ ُ‫اؤتُ ِمنَ أَ َمانَتَه‬


ْ ‫ض ُك ْم بَ ْعضًا فَ ْليُؤَ ِّد الَّ ِذي‬
ُ ‫ضةٌ ۖ فَإِ ْن أَ ِمنَ بَ ْع‬ َ ‫َان َم ْقبُو‬ ٌ ‫َوإِ ْن ُك ْنتُ ْم َعلَ ٰى َسفَ ٍر َولَ ْم تَ ِجدُوا َكاتِبًا فَ ِره‬
‫ق هَّللا َ َربَّهُ ۗ َواَل تَ ْكتُ ُموا ال َّشهَا َدةَ ۚ َو َم ْن يَ ْكتُ ْمهَا فَإِنَّهُ آثِ ٌم قَ ْلبُهُ ۗ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ َعلِي ٌم‬
ِ َّ‫َو ْليَت‬
Artinya : ”Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang
tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian
kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan
barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang
yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Dari ayat di atas bisa bisa diambil salah satu poin penting yakni
menyampaikan amanat. Dalam bank syariah baik pihak bank maupun nasabah
harus menjaga amanah yang telah disepakati dalam akd sebelumnya hal ini
bertujuan untuk menjaga kepercayaan dan tetap berkegiatan ekonomi tanpa
kecurangan atau kebohongan sedikitpun. Bisa disebut juga dengan harus terbuka
dan transparansi.
 Al-hadist
‫ َح َّر َم‬€‫م إِالَّ شَرْ طًا‬€ْ ‫ن َعلَى ُشرُوْ ِط ِه‬€َ ْ‫ا لصُّ ْل ُح َجائِ ٌز بَ ْينَ ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ إِالَّ ص ُْلحًا َح َّر َم َحاَل الً أَوْ أَ َح َّل َح َرا ًما َو ْال ُم ْسلِ ُمو‬
€‫َحاَل الً أَوْ أَ َح َّل َح َرا ًما {رواه التّرمذي‬
Artinya : “Perdamaian dapat dilakukan diantara kaum muslimin kecuali
perdamaian yang mengharamkan yang halal atau yang menghalalkan yang haram;
dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”

Dari hadist diatas bisa diambil kesimpulan bahwasannya hadist sebagai


pemicu kaum muslimin untuk berjuang mendapatkan materi atau harta dengan
berbagai cara asalkan mengikuti aturan-aturan tersebut diantaranya, carilah yang
halal dan baik, tidak menggunakan cara-cara batil, tidak berlebih-lebihan atau
melampaui batas.

3. Metode dan teknik nalisa laporan keuangan syariah :


 Metode komparatif yaitu digunakan dengan memanfaatkan angka-angka
laporan keuangan dan membandingkannya dengan angka-angka laporan
keuangan lainnya
 Trend analisis yaitu rasio gambaran situasi perusahaan pada suatu waktu
tertentu dan dari gambaran ini sebenarnya dapat kita bayangkan
kecenderungan situasi perusahaan dimasa yang akan datang melalui gerakan
pada masa lalu sampai masa kini.
 Common size financial statement yaitu metode analisis yang menyajikan
laporan keuangan dalam bentuk prestasi
 Metode index time series yaitu metode dengan dihitung index dan digunakan
untuk mengkonversikan angka-angka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan
tahun dasar yang diberi index 100.
 Rasio laporan keuangan yaitu perbandingan antara pos-pos tertentu dengan
pos lain yang memiliki hubungan signifikan. Adapun rasio keuangan yaitu
likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, laverage dan activity
 Analisis sumber penggunaan kas dan dana yaitu dilakukan dengan
menggunakan laporan keuangan 2 periode.

4. Analisis trend adalah suatu metode analisis statistika yang ditujukan untuk melakukan
suatu peramalan pada masa yang akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan
baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi yang cukup banyak dan diamati
dalam periode waktu yang relatif cukup panjang, sehingga dari hasil analisis tersebut
dapat mengetahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi terhadap perubahan tersebut. Tujuan utama dari analisis trend
tersebut adalah untuk mengetahui pola dari masing-masing pos keuangan.

5. Analisis Common Size merupakan suatu analisis yang disusun dengan menghitung tiap-
tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan
atau dari total aktiva. Tujuannya yaitu untuk memperoleh gambaran tentang komposisi
dan proporsi investasi pada setiap jenis aktiva, struktur modal dan pendanaan serta
distribusi hasil penjualan pada biaya dan laba. Sedangkan manfaatnya adalah untuk
menilai tepat atau tidaknya kebijakan (operasi, investasi dan pendanaan) yang diambil
oleh perusahaan dimasa lalu, serta kemungkinan pengaruhnya terhadap posisi dan
kinerja keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.
6.

Jumlah Persentaee per


Rekening komponen
(Rp 000)

Kas 4.000.000 4,00 %


Piutang 7.500.000 7,50 %
Persediaan 16.000.000 16,00 %

Total Aktiva 27,50 %


27.500.000 Dari tabel
Lancar
diatas
Tanah 5.000.000 5,00 % analisis
Gedung (neto) 30.000.000 30,00 %
Mesin (neto) 37.500.000 37,50 %

Total Aktiva 72,50 %


72.500.000
Tetap

Total Aktiva 100.000.000 100,00 %

persentase per komponen didapatkan dari pembagian antara komponen yang


bersangkutan dengan total aktiva. Dari tabel diatas dapat diketahui adanya keganjalan
yang terdapat pada nilai persediaan. Nilai persediaannya terlalu besar dan berbanding
terbalik dengan nilai kas, hal ini menunjukkan berbagai asumsi yang mungkin terjadi
pada perusahaan seperti : produknya tidak laku, tenaga marketing kurang memadai,
layout perusahaan kurang menarik dan penataan barang kurang sesuai. Hal ini
menyebabkan ketika kita investasi diperusahaan tersebut maka uang tidak kan
berjalan karena marketing perusahaan tidak bagus. Selain itu untuk nilai piutang
disana lebih besar dari nilai kas. Artinya, banyak produk yang terjual tetapi tidak
secara tunai. Apabila nilai piutang terlalu besar, maka akan berakibat terjadinya
piutang tidak tertagih pada pos cadangan piutang dan dapat disimpulkan bahwa
perusahaan tersebut kurang sehat.

Jumlah Persentase per


Rekening Komponen
(Rp 000)

Utang Dagang 15,00 %


15.000.000
Utang Gaji dan 7,50 %
7.500.000
Upah
30,00 %
30.000.000
Dari Utang Bank

tabel Total Utang 52.500.000 52,50 %


diatas
Modal Saham 25.000.000 25,00 %
analisis
Agio Saham 2.500.000 2,50 %
Laba Ditahan 20.000.000 20,00 %

Total Modal 47.500.000 47,50 %

Total Utang dan 100,00 %


100.000.000
Modal

persentase per komponen didapatkan dari pembagian antara komponen yang


bersangkutan dengan total passiva. Total hutang pada kolom diatas melebihi dari
modal yang ada. Analisis dari laporan keuangan diatas tidak ada masalah karena
kolom hutang dan modal menunjukkan nilai yang masih standar dan wajar.
Jumlah Persentase per
Rekening Komponen
(Rp 000)

Penjualan 100,00 %
150.000.000
Harga Pokok 60,00 %
90.000.000
Penjualan

Laba Kotor 60.000.000 40,00 %

Biaya Usaha 37.500.000 25,00 %

Laba Usaha 22.500.000 15,00 %


Biaya Bunga 3.750.000 2,50 %

Laba Sebelum 12,50 %


pajak 18.750.000
3,75 %
Pajak 5.625.000
8,75 %
Laba setelah 13.125.000
pajak

Dari tabel diatas analisis persentase per komponen didapatkan dari pembagian antara
komponen yang bersangkutan dengan penjualan. Pada tabel laporan keuangan ditas
tidak ada permasalahan dikarenakan margin dan HPP yang diambil telah sesuai.

7.
2004 2005 2006 2007 2008
Penghasilan 100 115 130 145 160
HPP 100 115 130 145 160
Laba Kotor 100 115 130 145 160
Biaya-Biaya 100 115 135 160 188
Laba Bersih 100 115 125 130 132
Tabel diatas menunjukkan angka indeks yang dihitung dari pembagian antara tahun
yang akan dianalisis dengan tahun dasar. Kesimpulan dari tabel diatas perusahaan
mengalami kenaikan laba kotor setiap tahunnya yaitu ditunjukkan sebesar 100-160.
Artinya. Hampir setiap tahun mengalami kenaikan sebesar 15 %. Tetapi kenaikan ini
tidak diiringi dengan penekanan biayaanya. Karena, biayanya menunjukkan kenaikan
yang sangat signifikan. Dapat dilihat pada tahun 2008, penghasilan menunjukan
angka 160 dan biaya 188. Oleh karena itu, ketika biaya tidak dapat ditekan dan
melonjak tinggi serta tren nya juga mengalami fluktuasi maka dapat menyebabkan
perusahan mengalami kerugian. sehingga perusahaan seharusnya menghindari biaya-
biaya yang tidak dibutuhkan serta melaporkan kepada dewan audit agar dilakukan
croschek dan memaksimalkan tenaga marketing serta meminimalkan biaya maka akan
dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai