Oleh Kelompok 2:
Afnan / 361793301018
BAGIAN PENGANTAR
Halaman Judul............................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah...................................................................................................3
1.4 Manfaat Makalah ................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kebijakan Pembangunan Pariwisata pada wisata Labuan Bajo...........................6
2.2 Upaya pemerintah dalam mengembangkan sektor bisnis di bidang industri
pariwisata pada wisata Labuan Bajo...................................................................7
2.3 Pengelolaan sektor bisnis pada wisata Labuan Bajo............................................8
BAB III PENUTUP
4.1 Saran....................................................................................................................10
4.2 Kesimpulan.........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
diposisikan sebagai sarana penting dalam rangka memperkenalkan budaya dan
keindahan alam daerah terkait. Menurut Norval dalam Spillane (1987), seorang
ahli ekonomi berkebangsaan Inggris memaparkan bahwa pariwisata selain
bermanfaat bagi pendidikan kebudayaan dan sosial juga mempunyai arti yang
lebih penting dari segi ekonomi. Banyak negara di dunia menganggap pariwisata
sebagai Invisible export atas barang dan jasa pelayanan kepariwisataan yang dapat
memperkuat neraca pemasukan.
Labuan Bajo merupakan salah satu objek wisata yang menjadi 10
Destinasi wisata Prioritas. Objek wisata ini berada dalam kawasan Manggarai
Barat, Flores NTT. Labuan Bajo adalah tempat yang berdekatan dengan salah satu
dari 7 keajaiban dunia yaitu Komodo, membuat Labuan Bajo kini makin ramai
dikunjungi dan dikenal oleh banyak orang. Gubernur Nusa Tenggara Timur
(NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menyebutkan bahwa Labuhan Bajo dirancang
untuk menjadi destinasi wisata kelas premium. Berkaitan dengan hal tersebut,
Kepala Badan Otorita Pariwisata Labuhan Bajo Flores (BPLBF) Shana Fatina
Sukarsono mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, setidaknya sejak
tahun 2017 pemerintah memang menggenjot pembangunan destinasi wisata
tersebut. Berbagai pembangunan sarana dan prasarana, seperti dermaga, bandara
internasional, dan perbaikan jalan hingga tahun 2019 pun mulai terlihat hasilnya.
Terlebih lagi, Pulau Komodo yang menjadi salah satu daya tarik Labuan
Bajo masuk kategori World Heritage Site dari UNESCO. Untuk itu, penting sekali
dalam memanfaatkan wilayah timur Indonesia menjadi destinasi wisata prioritas
dan memicu pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan uraian di atas, maka dari itu
kami memberi judul makalah ini “KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PARIWISATA PADA DESTINASI WISATA LABUAN BAJO “BUSSINESS
BASED” ”
2
1.3 Tujuan Makalah
Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki
tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Kebijakan Pembangunan Pariwisata pada wisata Labuan
Bajo.
2. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam mengembangan sektor bisnis di
bidang industri pariwisata pada wisata Labuan Bajo.
3. Untuk mengetahui pengelolaan sektor bisnis pada wisata Labuan Bajo.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Landasan Teori
1. Kebijakan Pembangunan
Dye (1978) mendefinisikan kebijakan public sebagai segala
sesuatu atau apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau
tidak dilakukan, maka harus ada tujuan dan kebijakan publik atau
kebijakan negara itu harus meliputi semua tindakan pemerintah. Dengan
demikian, kebijakan publik bukan semata-mata merupakan pernyataan
atau keinginan pemerintah ataupun pejabat pemerintah saja. Menurut
George C. Edward III Implementasi kebijakan sebagai suatu proses yang
dinamis, dimana terdapat banyak faktor yang saling berinteraksi dan
mempengaruhi implementasi kebijakan. Faktor-faktor tersebut perlu
ditampilkan guna mengetahui bagaimana pengaruh faktor-faktor tersebut
terhadap implementasi. (Edward dalam Widodo, 2011:96-110). Dengan
adanya kebijakan untuk mengembangkan pariwisata Labuan Bajo melalui
rencana strategis pembangunan pariwisata Indonesia, yang kemudian
diimplementasikan oleh pemerintah daerah Labuan Bajo melalui arahan
rencana strateginya, (Kemenparekraf,20014). Dengan upaya-upaya yang
dilakukan seperti penataan destinasi pariwisata dilakukan melalui Rencana
Strategis Pariwisata Nasional yang mana pariwisata Komodo yang terletak
di Labuan Bajo, kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara
Timur merupakan salah satu destinasi wisata yang perlu dikembangkan
lebih lanjut.
2. Perkembangan Pariwisata
Dalam pariwisata konsep perkembangan telah muncul sebagai
paradigma baru. Spangenberg (2005:35-38) “ konsep Perkembangan
dipertentangkan secara ideologis dan politis serta mencakup berbagai
kepentingan yang tidak mudah diidentifikasi”. Perkembangan
berkelanjutan harus melihat dari prospek perkembangan (Development)
dalam mendukung pertumbuhan perkembangan, namun prospek
sustainability lebih mempertimbangkan faktor keselamatan lingkungan.
Jadi, perkembangan berkelanjutan lebih menjaga lingkungan, sosial
budaya dan sosial ekonomi (David Weaver, 2006,9-11).
Konsep perkembangan pariwisata berawal dari konsep
perkembangan berkelanjutan. Menurut Picard (2006:42) “Konsep
perkembangan mencakup usaha untuk melestarikan nilai yang ada serta
4
melibatkan masyarkat / komunitas pada suatu daerah tertentu dan dapat
menciptakan peluang usaha, Peningkatan kualitas hidup masyarakat dan
pemerataan perekonomian”. Sedangkan Ardika (2007:35) menyebutkan:
Perkembangan pariwisata mengimplikasikan pada batas yang ditentukan
organisasi masyarakat dan teknologi serta kemampuan lingkungan dalam
menyerap dampak dari perkembangan tersebut.Picard (2006: 42)
melajutkan bahwa perkembangan tersebut akan melibatkan unsur seperti
sosial budaya, lingkungan dan sosial ekonomi. Berdasarkan Penjelasan di
atas, maka perkembangan pariwisata dapat disebut berkelanjutan apabila
dalam pelaksanaanya menghubungkan semua unsur terkait seperti sosial
budaya, lingkungan dan sosial ekonomi dan penerapannya melibatkan
semua stakeholders (masyarakat, swasta, dan pemerintah) demi
terwujudnya pelestarian terhadap kondisi budaya dan lingkungan
masyarakat.
5
Tenun, Karyawan Hotel, Karyawan Restoran, Usaha Warung. Pariwisata
juga berperan dalam upaya meningkatkan jati diri bangsa dan mendorong
kesadaran dan kebanggaan masyarakat terhadap kekayaan alam dan
budaya. Pada pelaksanaan perkembangan pariwisata di Kelurahan Labuan
Bajo, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat
berperan penting sebagai penyelenggaraan perkembangan kepariwisataan
yang terintegrasi dalam perkembangan daerah yang dilakukan secara
sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan dan bertanggung jawab
dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai kearifan lokal
yang hidup di dalam masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan hidup
serta peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
6
promosi pariwisata, pembinaan industri pariwisata dan penataan
kelembagaan sebagai aspek-aspek dalam pembangunan kepariwisataan
Indonesia. Dalam Penataan destinasi pariwisata dilakukan melalui
penyusuan Rencana Strategis Pariwisata Nasional. Strategi yang
digunakan dalam memasarkan pariwisata Indonesia adalah BAS. BAS
merupakan singkatan dari Branding, Advertising, Selling. Branding dari
Pariwisata Indonesia adalah Wonderful Indonesia Setelah branding dibuat
maka aktivitas selanjutnya adalah advertising. Advertising dilakukan
melalui tv komersial, event marketing, kerja sama dengan website luar
negeri seperti website travel Amerika Serikat TripAdvisor, iklan di media
cetak dan online, maupun billboard. Cara terbaru yang dilakukan adalah
iklan yang ditayangkan di bioskop sebelum pemutaran film. Setelah brand
dan advertising maka tahap selanjutnya adalah selling. Selling adalah
tahapan dimana penjualan wisata Indonesia sendiri seperti wisata alam,
kerajinan tangan ataupun oleh-oleh, kenikmatan pariwisata, maupun dalam
sektor MICE. Contoh kegiatan yang diadakan untuk mendukung selling
adalah “Bali Beyond Travel Fair” yang diadakan setiap tahun di Bali.
7
dengan perilalu yang diharapkan. (Heninda,2015:75) ASEAN Indonesia
sebagai salah satu negara yang tergabung dalam kerja sama regional
tersebut menunjukan adanya kepatuhan dalam mencapai tujuan untuk
membawa peristiwa indonesia menuju pada peningkatan sektor
pariwisata.kepatuhan indonesia akan rezim internasional yaitu berupa
arahan strategis dalam ATSP 2011-2015 sebagai legat standar.
Untuk mencapai tujuan dalam sektor pariwisata, yang kemudin Indonesia
sebagai negara anggota yang menyepakati adanya kerja pariwisata
ASEAN menerapkan kesepakatan tersebut, dalam tingkat nasional dengan
ekesekusi output tersebut berupa kebijakan yaitu rencana strategis (renstra)
kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki arah pembangunan
strategis yang sejalan dengan arah strategis dari ASEAN Tourism
Strategic Plan 2011-2015. Sehingga pemerintah daerah Labuan Bajo
dalam rencana strategis pembangunan pariwisata daerahnya mengacu pada
rencana stategis kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif. Hal tersebut
menunjukan adanya kepatuhan dari kemenparekraf yang bekerjasama
dengan pemerintah daerah labuan bajo dalam sektor pariwisata yang
tertuang dalam pengimplementasian beberapa arahan program yang telah
ditemukan oleh ATSP 2011-2015 dalam perkembangan pariwisata di
labuan bajo,nusa tenggara timur dimana dengan hal tersebut memberikan
outcome berupa peningkatan masuknya jumlah pengunjung ke daerah
tersebut.
8
kuliner, serta dermaga untuk kapal-kapal wisata. Karena itu, Manggarai Barat
menetapkan pariwisata menjadi lokomotif penggerak ekonomi. Semua sektor
bakal berorientasi pada pariwisata, termasuk sektor perkebunan, pertanian dan
penangkapan ikan. Sektor tersebut didorong agar memadai dan mendukung sektor
pariwisata.
9
BAB III
PENUTUP
1.1 Saran
Labuan Bajo yang diusung menjadi destinasi super prioritas tentunya
memerlukan banyak hal untuk dipersiapkan. Mulai dari pembenahan akses,
penambahan fasilitas seperti akomodasi dan transportasi, serta berbagai
macam hal yang tentunya mampu menunjang kegiatan berwisata dan
pemenuhan kebutuhan bagi wisatawan. Dengan adanya kebijakan dari
pemerintah pusat khususnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
serta kebijakan dari daerah yang berlaku di Kabupaten Manggarai Barat
Provinsi Nusa Tenggara Timur, membuat Labuan Bajo menjadi salah satu
destinasi unggulan yang perlu dilakukan pengembangan secara fokus dan
terpusat. Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan
promosi dan memanfaatkan media yang telah ada. Dengan pemanfaatan
media yang tepat, diharapkan Labuan Bajo sebagai destinasi super premium
mampu memberikan citra positif serta menggerakkan roda perekonomian di
daerah sekitar serta sebagai salah satu penyumbang terbesar devisa negara.
1.2 Kesimpulan
Labuan Bajo merupakan pelabuhan kecil yang dijadikan tempat
masuk ketika wisatawan ingin berkunjung ke Pulau Komodo. Terletak di
ujung barat Flores, Nusa Tenggara Timur, Labuan Bajo menyimpan banyak
keindahan alam serta budaya yang mampu mengikat para wisatawan.
Terdapat banyak kegiatan yang bisa dilakukan oleh wisatawa ketika
memutuskan untuk berlibur di Labuan Bajo. Karena beberapa alasan tersebut,
maka Labuan Bajo menjadi salah satu destinasi super prioritas dan ditetapkan
sebagai destinasi super premium. Labuan Bajo yang telah popular di kalangan
wisatawan baik domestik maupun mancanegara tidak lepas dari adanya
tindakan pemerintah pusat serta daerah dalam proses pengembangannya.
Banyak hal yang telah dilakukan, mulai dari penataan kawasan secara
10
terintegrasi, pembangunan infrastruktur, menyiapkan SDM, pengelolaan
sampah, pengadaan air baku, promosi pariwisata serta menjamin keamanan
wisatawan. Salah satu yang memiliki andil besar untuk mengenalkan Labuan
Bajo yaitu melalui pemanfaatan media untuk mempromosikan destinasi
wisata ini kepada wisatawan. Pemanfaatan media yang tepat mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi karena bisa menarik banyak wisatawan
untuk datang dan berkunjung ke Labuan Bajo.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. https://travel.kompas.com/read/2019/10/23/104726127/apa-itu-10-destinasi-
wisata-prioritas-tugas-lama-untuk-wishnutama?page=all (diakses pada tanggal
29 Juli 2020)
2. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/103812/perda-kab-manggarai-barat-
no-2-tahun-2017 (diakses pada tanggal 29 Juli 2020)
3. https://travel.detik.com/domestic-destination/d-4760889/5-destinasi-super-
prioritas-yang-juga-jadi-pr-kemenparekraf (diakses pada tanggal 29 Juli 2020)
4. https://www.pegipegi.com/travel/berkelana-ke-labuan-bajo-destinasi-wisata-
super-prioritas-indonesia/ (diakses pada tanggal 29 Juli 2020)
5. https://www.suara.com/pressrelease/2020/02/08/010000/labuan-bajo-jadi-
destinasi-super-premium (diakses pada tanggal 30 Juli 2020)
6. https://www.pegipegi.com/travel/yuk-intip-pesona-5-destinasi-wisata-super-
prioritas-di-indonesia/ (diakses pada tanggal 30 Juli 2020)
7. https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/93d524bfc0a07053f57c93cb9c8a
5ea7.pdf (diakses pada tanggal 30 juli 2020)
12