Anda di halaman 1dari 15

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PARIWISATA

PADA DESTINASI WISATA LABUHAN BAJO


“BUSINESS BASED”
(Tugas Mata Kuliah Kebijakan Pembangunan Pariwisata)

Oleh Kelompok 2:

Retno Jumila / 361793301008

Sindi Tri Ulandari / 361793301010

Lukman Ardiansyah / 361793301011

Olivia Erdiana / 361793301017

Afnan / 361793301018

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV


MANAJEMEN BISNIS PARIWISATA
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Segala puji hanya bagi Allah Tuhan seluruh alam, shalawat beserta salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Karena atas karunia dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Kebijakan


Pembangunan Pariwisata yang telah membimbing dan mencurahkan ilmu kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun dalam
proses penyusunannya mengalami berbagai kesulitan. Makalah ini akan
membahas tentang KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PARIWISATA
PADA DESTINASI WISATA LABUHAN BAJO “BUSINESS
BASED”

Tetapi sangat dimungkinkan dalam penyusunannya masih banyak


kekurangan, baik dalam penyajian materi maupun dalam penulisan, untuk itu
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan,
demi lebih baiknya karya yang selanjutnya.

Penulis berharap, mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita


semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Banyuwangi, 30 Juli 2020


DAFTAR ISI

BAGIAN PENGANTAR
Halaman Judul............................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah...................................................................................................3
1.4 Manfaat Makalah ................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kebijakan Pembangunan Pariwisata pada wisata Labuan Bajo...........................6
2.2 Upaya pemerintah dalam mengembangkan sektor bisnis di bidang industri
pariwisata pada wisata Labuan Bajo...................................................................7
2.3 Pengelolaan sektor bisnis pada wisata Labuan Bajo............................................8
BAB III PENUTUP
4.1 Saran....................................................................................................................10
4.2 Kesimpulan.........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berkaitan dengan pengembangan kepariwisataan, Pemerintah Indonesia


telah mengeluarkan kebijakan berupa Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009
tentang kepariwisataan. Pada pasal 2 dinyatakan penyelenggaraan kepariwisataan
berasaskan manfaat, keseimbangan, kemandirian, kelestarian, dan berkelanjutan.
Lebih lanjut pada pasal 4 dinayakan tujuan kepariwisaaan adalah : meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menghapus
kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan lingkungan sumber daya
alam, serta memajukan kebudayaan.
Cakupan pembangunan kepariwisaan meliputi : indusri pariwisata,
destinasi pariwisata, pemasaran dan kelembagaan kepariwisataan. Diamanahkan
dalam UU 10 tahun 2009, bahwa pembangunan kepariwisaaan dilakukan
berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional, rencana induk
pembangunan kepariwisataan provinsi dan rencana induk pembangunan
kepariwisataan kanbupaten/kota. Mengacu pada amanah tersebut, untuk
kepentingan nasional, pemerintah menetapkan peraturan pemerinah nomor 50
tahun 2011 tenang rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional
(RIPPARNAS) ahun 2010-2015. PP 50 tahun 2011 pada pasal 2 memuat bahwa
pembangunan kepariwisataan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip
pembangunan berkelanjutan yang berorientasi upaya peningkatan pertumbuhan,
peningkatan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, serta pelestarian
lingkungan.
Sektor pariwisata di Indonesia saat ini dinilai efektif peranannya dalam
menambah devisa negara. Hal tersebut tidak terlepas dari perkembangan
kebutuhan pariwisata, tidak hanya di Indonesia, namun di seluruh dunia.
Pertumbuhan kebutuhan manusia akan pariwisata menyebabkan sektor ini dinilai
mempunyai prospek yang besar di masa yang akan datang. Sektor pariwisata
mampu menghidupkan ekonomi masyarakat di sekitarnya, pariwisata juga

1
diposisikan sebagai sarana penting dalam rangka memperkenalkan budaya dan
keindahan alam daerah terkait. Menurut Norval dalam Spillane (1987), seorang
ahli ekonomi berkebangsaan Inggris memaparkan bahwa pariwisata selain
bermanfaat bagi pendidikan kebudayaan dan sosial juga mempunyai arti yang
lebih penting dari segi ekonomi. Banyak negara di dunia menganggap pariwisata
sebagai Invisible export atas barang dan jasa pelayanan kepariwisataan yang dapat
memperkuat neraca pemasukan.
Labuan Bajo merupakan salah satu objek wisata yang menjadi 10
Destinasi wisata Prioritas. Objek wisata ini berada dalam kawasan Manggarai
Barat, Flores NTT. Labuan Bajo adalah tempat yang berdekatan dengan salah satu
dari 7 keajaiban dunia yaitu Komodo, membuat Labuan Bajo kini makin ramai
dikunjungi dan dikenal oleh banyak orang. Gubernur Nusa Tenggara Timur
(NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menyebutkan bahwa Labuhan Bajo dirancang
untuk menjadi destinasi wisata kelas premium. Berkaitan dengan hal tersebut,
Kepala Badan Otorita Pariwisata Labuhan Bajo Flores (BPLBF) Shana Fatina
Sukarsono mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, setidaknya sejak
tahun 2017 pemerintah memang menggenjot pembangunan destinasi wisata
tersebut. Berbagai pembangunan sarana dan prasarana, seperti dermaga, bandara
internasional, dan perbaikan jalan hingga tahun 2019 pun mulai terlihat hasilnya.
Terlebih lagi, Pulau Komodo yang menjadi salah satu daya tarik Labuan
Bajo masuk kategori World Heritage Site dari UNESCO. Untuk itu, penting sekali
dalam memanfaatkan wilayah timur Indonesia menjadi destinasi wisata prioritas
dan memicu pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan uraian di atas, maka dari itu
kami memberi judul makalah ini “KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PARIWISATA PADA DESTINASI WISATA LABUAN BAJO “BUSSINESS
BASED” ”

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Kebijakan Pembangunan Pariwisata pada wisata Labuan Bajo?
2. Bagaimana upaya pemerintah dalam mengembangkan sektor bisnis di
bidang industri pariwisata pada wisata Labuan Bajo?
3. Bagaimana pengelolaan sektor bisnis pada wisata Labuan Bajo?

2
1.3 Tujuan Makalah
Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki
tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Kebijakan Pembangunan Pariwisata pada wisata Labuan
Bajo.
2. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam mengembangan sektor bisnis di
bidang industri pariwisata pada wisata Labuan Bajo.
3. Untuk mengetahui pengelolaan sektor bisnis pada wisata Labuan Bajo.

1.4 Manfaat Makalah


Hasil penelitian ini diharapkan akan membawa manfaat yang secara
umum dapat diklasifikasikan dalam dua kategori yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan dan pengetahuan terhadap destinasi prioritas tertentu
guna penelitian pada Labuan Bajo yang dapat memberikan informasi
teoritis dan empiris pada suatu kegiatan penelitian yang lebih dalam lagi
atau penelitian baru mengenai destinasi prioritas pariwisata khususnya
bagi Politeknik Negeri Banyuwangi dan juga dapat menjadi tambahan
daftar pustaka suatu penelitian.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis penelitian ini sebagai berikut :
a. Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai destinasi prioritas serta pengaruhnya terhadap
Labuan Bajo akan pariwisata.
b. Bagi lembaga, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan pariwisata khususnya tentang destinasi prioritas
pariwisata.
c. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan
evaluasi untuk meningkatkan pemahaman akan destinasi wisatawan di
Seluruh Indonesia.
d. Bagi masyarakat, penelitian ini berguna untuk membantu baik ekonomi
ataupun sosial akan penambahan kunjungan wisatawan pada destinasi
tersebut.

3
BAB II

PEMBAHASAN

Landasan Teori

1. Kebijakan Pembangunan
Dye (1978) mendefinisikan kebijakan public sebagai segala
sesuatu atau apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau
tidak dilakukan, maka harus ada tujuan dan kebijakan publik atau
kebijakan negara itu harus meliputi semua tindakan pemerintah. Dengan
demikian, kebijakan publik bukan semata-mata merupakan pernyataan
atau keinginan pemerintah ataupun pejabat pemerintah saja. Menurut
George C. Edward III Implementasi kebijakan sebagai suatu proses yang
dinamis, dimana terdapat banyak faktor yang saling berinteraksi dan
mempengaruhi implementasi kebijakan. Faktor-faktor tersebut perlu
ditampilkan guna mengetahui bagaimana pengaruh faktor-faktor tersebut
terhadap implementasi. (Edward dalam Widodo, 2011:96-110). Dengan
adanya kebijakan untuk mengembangkan pariwisata Labuan Bajo melalui
rencana strategis pembangunan pariwisata Indonesia, yang kemudian
diimplementasikan oleh pemerintah daerah Labuan Bajo melalui arahan
rencana strateginya, (Kemenparekraf,20014). Dengan upaya-upaya yang
dilakukan seperti penataan destinasi pariwisata dilakukan melalui Rencana
Strategis Pariwisata Nasional yang mana pariwisata Komodo yang terletak
di Labuan Bajo, kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara
Timur merupakan salah satu destinasi wisata yang perlu dikembangkan
lebih lanjut.

2. Perkembangan Pariwisata
Dalam pariwisata konsep perkembangan telah muncul sebagai
paradigma baru. Spangenberg (2005:35-38) “ konsep Perkembangan
dipertentangkan secara ideologis dan politis serta mencakup berbagai
kepentingan yang tidak mudah diidentifikasi”. Perkembangan
berkelanjutan harus melihat dari prospek perkembangan (Development)
dalam mendukung pertumbuhan perkembangan, namun prospek
sustainability lebih mempertimbangkan faktor keselamatan lingkungan.
Jadi, perkembangan berkelanjutan lebih menjaga lingkungan, sosial
budaya dan sosial ekonomi (David Weaver, 2006,9-11).
Konsep perkembangan pariwisata berawal dari konsep
perkembangan berkelanjutan. Menurut Picard (2006:42) “Konsep
perkembangan mencakup usaha untuk melestarikan nilai yang ada serta

4
melibatkan masyarkat / komunitas pada suatu daerah tertentu dan dapat
menciptakan peluang usaha, Peningkatan kualitas hidup masyarakat dan
pemerataan perekonomian”. Sedangkan Ardika (2007:35) menyebutkan:
Perkembangan pariwisata mengimplikasikan pada batas yang ditentukan
organisasi masyarakat dan teknologi serta kemampuan lingkungan dalam
menyerap dampak dari perkembangan tersebut.Picard (2006: 42)
melajutkan bahwa perkembangan tersebut akan melibatkan unsur seperti
sosial budaya, lingkungan dan sosial ekonomi. Berdasarkan Penjelasan di
atas, maka perkembangan pariwisata dapat disebut berkelanjutan apabila
dalam pelaksanaanya menghubungkan semua unsur terkait seperti sosial
budaya, lingkungan dan sosial ekonomi dan penerapannya melibatkan
semua stakeholders (masyarakat, swasta, dan pemerintah) demi
terwujudnya pelestarian terhadap kondisi budaya dan lingkungan
masyarakat.

3. Perkembangan Pariwisata di Labuan Bajo


Perkembangan aktivitas pariwisata di Kota Labuan Bajo memang
dikatakan sangat meningkat, hal ini dapat diamati dari banyaknya
wisatawan yang masuk setiap pekannya untuk menikmati keindahan alam
di kota ini. Maka perlunya kejelian dari pemerintah daerah, pihak swasta
dan stakeholders untuk memanfaatkan peluang ini yaitu dengan terus
melakukan pengembangan terutama dalam mengembangkan
sarana/fasilitas pariwisata yang menarik dari potensi yang ada dan bisa di
nikmati oleh wisatawan yang berkunjung ke Kota Labuan Bajo.
Pengembangan ini bermaksud untuk menarik perhatian wisatawan yang
berkunjung ke Kota Labuan Bajo ataupun orang yang melakukan transit
untuk menggunakan dan menikmati sarana/fasilitas pariwisata yang
tersedia. Pengembangan pariwisata ini juga bertujuan agar wisatawan
dapat menikmati fasilitas yang ada sehingga wisatawan dapat tinggal lebih
lama, lalu membelanjakan uangnya serta meningkatkan jumlah wisatawan
yang berkunjung ke Kota Labuan Bajo.
Perkembangan pariwisata di Kelurahan Labuan Bajo mempunyai
peranan penting dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja, mendorong
pemerataan kesempatan berusaha, mendorong pemerataan perkembangan
nasional, dan memberikan kontribusi dalam penerimaaan devisa negara
yang dihasilkan dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara serta
berperan dalam mengentaskan kemiskinan yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal tersebut juga mendorong
masyarakat untuk terus memasarkan produk lokal seperti kain tenun
songket dan patung Komodo kepada wisatawan. Perkembangan pariwisata
di Labuan Bajo juga menciptakan peluang dan lapangan pekerjaan yang
sangat besar, seperti; Pengusaha Kuliner, Pengerajin Patung, penjual Kain

5
Tenun, Karyawan Hotel, Karyawan Restoran, Usaha Warung. Pariwisata
juga berperan dalam upaya meningkatkan jati diri bangsa dan mendorong
kesadaran dan kebanggaan masyarakat terhadap kekayaan alam dan
budaya. Pada pelaksanaan perkembangan pariwisata di Kelurahan Labuan
Bajo, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat
berperan penting sebagai penyelenggaraan perkembangan kepariwisataan
yang terintegrasi dalam perkembangan daerah yang dilakukan secara
sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan dan bertanggung jawab
dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai kearifan lokal
yang hidup di dalam masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan hidup
serta peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

1. Kebijakan Pembangunan Pariwisata pada Wisata Labuan Bajo

Taman Nasional Komodo yang terletak di Labuan Bajo, Kabupaten


Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, merupakan salah satu dari
kawasan Taman Nasional di Indonesia yang telah masuk dalam bilangan
world heritage site oleh UNESCO. Tidak hanya alam yang indah dan
budaya yang kaya, tetapi juga terutama berkat keberadaan hewan purba
Varanus komodoensis yang sejauh ini telah menjadi salah satu ikon
pariwisata dunia. Proses ini bermula dari keputusan Menteri Kehutanan
No.66/Dep.Keh/1965 tanggal 21 Oktober 1965 tentang penunjukkan Pulau
Komodo sebagai Suaka Margasatwa seluas 31.000 Ha. Lalu disusul
dengan munculnya amandemen Undang-Undang mengenai penamaan,
peran dan fungsi dari Suaka Marga Satwa menjadi Taman Nasional
melalui pengumuman Menteri Pertanian tanggal 6 Maret 1980 tentang
Pembentukan Taman Nasional Komodo. Seiring dengan pemberlakuan
prinsip-prinsip konservasi, kunjungan wisatawan ke dalam kawasan
Taman Nasional Komodo juga perlahan makin meningkat dari tahun ke
tahun. Pada tahun 1980-1990an kunjungan kedalam kawasan Taman
Nasional Komodo tercatat pernah mengalami Tourism boom. Di Taman
Nasional Komodo sendiri, daya tarik pariwisata itu tidak saja berkat
keberadaan reptil raksasa, Varanus komodoensis, tetapi juga keberadaan
banyak titik lain untuk snorkeling, diving dan juga keindahan alam pada
beberapa pulau. Magnet pariwisata inilah yang memikat perhatian banyak
pihak untuk memperebutkan sumber daya (resources) yaitu keuntungan
ekonomi yang dikondisikan oleh kehadiran sektor pariwisata dalam Taman
Nasional Komodo.
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam
mengembangkan pariwisata Indonesia memiliki upaya-upaya yang
dilakukan seperti penataan destinasi dan pengembangan produk wisata,

6
promosi pariwisata, pembinaan industri pariwisata dan penataan
kelembagaan sebagai aspek-aspek dalam pembangunan kepariwisataan
Indonesia. Dalam Penataan destinasi pariwisata dilakukan melalui
penyusuan Rencana Strategis Pariwisata Nasional. Strategi yang
digunakan dalam memasarkan pariwisata Indonesia adalah BAS. BAS
merupakan singkatan dari Branding, Advertising, Selling. Branding dari
Pariwisata Indonesia adalah Wonderful Indonesia Setelah branding dibuat
maka aktivitas selanjutnya adalah advertising. Advertising dilakukan
melalui tv komersial, event marketing, kerja sama dengan website luar
negeri seperti website travel Amerika Serikat TripAdvisor, iklan di media
cetak dan online, maupun billboard. Cara terbaru yang dilakukan adalah
iklan yang ditayangkan di bioskop sebelum pemutaran film. Setelah brand
dan advertising maka tahap selanjutnya adalah selling. Selling adalah
tahapan dimana penjualan wisata Indonesia sendiri seperti wisata alam,
kerajinan tangan ataupun oleh-oleh, kenikmatan pariwisata, maupun dalam
sektor MICE. Contoh kegiatan yang diadakan untuk mendukung selling
adalah “Bali Beyond Travel Fair” yang diadakan setiap tahun di Bali.

2. Upaya pemerintah dalam mengembangkan sektor bisnis di bidang


industri pariwisata pada wisata Labuan Bajo

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam mengembangkan


pariwisata Indonesia dalam rangka ASEAN Tourism Strategic Plan 2011 –
2015 memiliki upaya – upaya yang dilakukan seperti penataan destinasi
dan penataan kelembagaan sebagai aspek - aspek dalam pembangunan
kepariwisataan Indonesia. Dalam Penataan destinasi pariwisata dilakukan
melalui penyusunan Rencana Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), yang
mana pariwisata komodo yang terletak di Labuan Bajo, Kabupaten
Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu
destinasi yang menjadi prioritas untuk menarik wisatawan ke dalam
Indonesia, sehingga merupakan salah satu destinasi wisata yang perlu
dikembangkan lebih lanjut. Peristiwa merupakan sektor andalan kabupaten
manggarai barat, di dalamnya menyimpan potensi pariwisata yang tinggi
apabila dibandingkan dengan kabupaten - kabupaten lainnya di provinsi
nusa tenggara timur salah satu ciri khasnya yaitu wisata keliling pulau
dengan spesies komodo yang menjadi daya tarik utama di kota Labuan
Bajo, kabupaten Manggarai Barat. Daya tarik utama dari wisata di Labuan
Bajo. Taman Nasional Komodo (TNK) merupakan wisata utama di kota
Labuan Bajo, kabupaten manggarai barat daya tarik utama dari wisata
TNK adalah reptil raksasa purba biawak komodo (varanus komodonesis).
Kepatuhan suatu negara terhadap suatu arahan atau peraturan dalam
organisasi internasional muncul saat adanya perilaku nyata subyek sesuai

7
dengan perilalu yang diharapkan. (Heninda,2015:75) ASEAN Indonesia
sebagai salah satu negara yang tergabung dalam kerja sama regional
tersebut menunjukan adanya kepatuhan dalam mencapai tujuan untuk
membawa peristiwa indonesia menuju pada peningkatan sektor
pariwisata.kepatuhan indonesia akan rezim internasional yaitu berupa
arahan strategis dalam ATSP 2011-2015 sebagai legat standar.
Untuk mencapai tujuan dalam sektor pariwisata, yang kemudin Indonesia
sebagai negara anggota yang menyepakati adanya kerja pariwisata
ASEAN menerapkan kesepakatan tersebut, dalam tingkat nasional dengan
ekesekusi output tersebut berupa kebijakan yaitu rencana strategis (renstra)
kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki arah pembangunan
strategis yang sejalan dengan arah strategis dari ASEAN Tourism
Strategic Plan 2011-2015. Sehingga pemerintah daerah Labuan Bajo
dalam rencana strategis pembangunan pariwisata daerahnya mengacu pada
rencana stategis kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif. Hal tersebut
menunjukan adanya kepatuhan dari kemenparekraf yang bekerjasama
dengan pemerintah daerah labuan bajo dalam sektor pariwisata yang
tertuang dalam pengimplementasian beberapa arahan program yang telah
ditemukan oleh ATSP 2011-2015 dalam perkembangan pariwisata di
labuan bajo,nusa tenggara timur dimana dengan hal tersebut memberikan
outcome berupa peningkatan masuknya jumlah pengunjung ke daerah
tersebut.

3. Pengelolaan sektor bisnis pada wisata Labuan Bajo

Pemerintah mengelola kegiatan bisnis di Labuan Bajo dengan cara


ketersediaan sumber daya alam dan kemampuan dalam industri pariwisata,
masalah sampah plastik di laut yang masih menjadi salah satu penyebab
tercemarnya air. Akan tetapi pihak pengelelo akan terus berbenah . Dula
mengakui, pihaknya tak bisa sekadar membatasi pengunjung. Manggarai Barat
harus berubah untuk mengatasi banyak kekurangan, mulai dari pasokan listrik, air
bersih, infrastruktur dan transportasi. Harus berubah agar kondisi saat ini bisa
mengimbangi popularitas yang tinggi. Bersama dengan pemerintah pusat,
Manggarai Barat kini membangun fasilitas dan utilitas. Manggarai, pada tahun ini,
akhirnya memiliki pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) berkapasitas 20
megawatt (MW). Tahun depan, akan dibangun satu lagi fasilitas water treatment.
Pemda juga ingin memperpanjang landasan pacu (runway) Bandara Komodo
menjadi 400 meter, agar layak menjadi bandara internasional. Pemda juga
mendirikan marina, yaitu area komersil dengan hotel, pusat perbelanjaan dan

8
kuliner, serta dermaga untuk kapal-kapal wisata. Karena itu, Manggarai Barat
menetapkan pariwisata menjadi lokomotif penggerak ekonomi. Semua sektor
bakal berorientasi pada pariwisata, termasuk sektor perkebunan, pertanian dan
penangkapan ikan. Sektor tersebut didorong agar memadai dan mendukung sektor
pariwisata.

9
BAB III

PENUTUP

1.1 Saran
Labuan Bajo yang diusung menjadi destinasi super prioritas tentunya
memerlukan banyak hal untuk dipersiapkan. Mulai dari pembenahan akses,
penambahan fasilitas seperti akomodasi dan transportasi, serta berbagai
macam hal yang tentunya mampu menunjang kegiatan berwisata dan
pemenuhan kebutuhan bagi wisatawan. Dengan adanya kebijakan dari
pemerintah pusat khususnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
serta kebijakan dari daerah yang berlaku di Kabupaten Manggarai Barat
Provinsi Nusa Tenggara Timur, membuat Labuan Bajo menjadi salah satu
destinasi unggulan yang perlu dilakukan pengembangan secara fokus dan
terpusat. Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan
promosi dan memanfaatkan media yang telah ada. Dengan pemanfaatan
media yang tepat, diharapkan Labuan Bajo sebagai destinasi super premium
mampu memberikan citra positif serta menggerakkan roda perekonomian di
daerah sekitar serta sebagai salah satu penyumbang terbesar devisa negara.

1.2 Kesimpulan
Labuan Bajo merupakan pelabuhan kecil yang dijadikan tempat
masuk ketika wisatawan ingin berkunjung ke Pulau Komodo. Terletak di
ujung barat Flores, Nusa Tenggara Timur, Labuan Bajo menyimpan banyak
keindahan alam serta budaya yang mampu mengikat para wisatawan.
Terdapat banyak kegiatan yang bisa dilakukan oleh wisatawa ketika
memutuskan untuk berlibur di Labuan Bajo. Karena beberapa alasan tersebut,
maka Labuan Bajo menjadi salah satu destinasi super prioritas dan ditetapkan
sebagai destinasi super premium. Labuan Bajo yang telah popular di kalangan
wisatawan baik domestik maupun mancanegara tidak lepas dari adanya
tindakan pemerintah pusat serta daerah dalam proses pengembangannya.
Banyak hal yang telah dilakukan, mulai dari penataan kawasan secara

10
terintegrasi, pembangunan infrastruktur, menyiapkan SDM, pengelolaan
sampah, pengadaan air baku, promosi pariwisata serta menjamin keamanan
wisatawan. Salah satu yang memiliki andil besar untuk mengenalkan Labuan
Bajo yaitu melalui pemanfaatan media untuk mempromosikan destinasi
wisata ini kepada wisatawan. Pemanfaatan media yang tepat mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi karena bisa menarik banyak wisatawan
untuk datang dan berkunjung ke Labuan Bajo.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. https://travel.kompas.com/read/2019/10/23/104726127/apa-itu-10-destinasi-
wisata-prioritas-tugas-lama-untuk-wishnutama?page=all (diakses pada tanggal
29 Juli 2020)
2. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/103812/perda-kab-manggarai-barat-
no-2-tahun-2017 (diakses pada tanggal 29 Juli 2020)
3. https://travel.detik.com/domestic-destination/d-4760889/5-destinasi-super-
prioritas-yang-juga-jadi-pr-kemenparekraf (diakses pada tanggal 29 Juli 2020)
4. https://www.pegipegi.com/travel/berkelana-ke-labuan-bajo-destinasi-wisata-
super-prioritas-indonesia/ (diakses pada tanggal 29 Juli 2020)
5. https://www.suara.com/pressrelease/2020/02/08/010000/labuan-bajo-jadi-
destinasi-super-premium (diakses pada tanggal 30 Juli 2020)
6. https://www.pegipegi.com/travel/yuk-intip-pesona-5-destinasi-wisata-super-
prioritas-di-indonesia/ (diakses pada tanggal 30 Juli 2020)
7. https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/93d524bfc0a07053f57c93cb9c8a
5ea7.pdf (diakses pada tanggal 30 juli 2020)

12

Anda mungkin juga menyukai